Anda di halaman 1dari 38

LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Teori Dasar


I.1.1 Fluida
Fluida adalah sebuah zat mampu alir yang ketika diberi tekanan sekecil
apa pun akan bergeser.

I.1.2 Kincir air


Kincir air adalah alat yang dapat mengubah atau mengkonversi energi
potensial dari air menjadi energi kinetik. Kincir dapat didefiniskan sebagai
peralatan mekanis berbentuk roda, dengan sudu bucket atau vane pada
sekeliling tepi-tepinya yang diletakkan pada poros horizontal. Kincir air
berarti kincir dengan media kerja air. Data sejarah menunjukkan bahawa
prinsip konversi energi aiar menjadi energi mekanik telah dikenal sejak
lebih 2500 tahun yang lalu dengan memulai digunakannya kincir air
sederhana yang terbuat dari kayu sebagai mesin pembangkit tenaga.
Penggunaan kincir air diawali dari India, kemudian berkembang ke Mesir,
dan berlanjut ke Eropa dan seterusnya meramba ke Amerika.
Rancangan yang sistematik dari kincir air dimulai abad ke 18 dimana
banyak dilakukan riset untuk meningkatkan kinerja kincir air yang
dirancang secara teoritik, dikembangkan oleh Poncelet dan banyak
digunakan di Inggris pada awal abad 19. Kincir dapat didefiniskan sebagai
peralatan mekanis berbentuk roda, dengan sudu bucket atau vane pada
sekeliling tepi-tepinya yang diletakkan pada poros horizontal. Kincir air
berarti kincir dengan media kerja air, disamping ada juga kincir angin
dengan media kerja angin. Pada kincir air, air beroprasi dengan tekanan
atmosfer dan mengalir melalui sudu-sudu, yang mengakibatkan kincir
berputar pada putaran tertentu. Air mengalir dari permukaan atas head race
ke permukaan.

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


6
2
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

a. Klasifikasi kincir air


Kincir air dapat diklasifikasikan berdasarkan sistem aliran air
pendorong yaitu titik dari mana air akan mendorong sudu kincir air.
Berikut adalah klasifikasi kincir air berdasarkan titik penembak air
pipa pesat.
1. Overshot

Gambar 1.1 Kincir Air Overshot

Kincir air overshot bekerja bila air yang mengalir ke


dalam sudu-sudu bagian atas dan karena gaya berat air roda
kincir berputar. Kincir air overshot adalah kincir air yang
paling banyak digunakan dibandingkan dengan jenis kincir air
yang lain.
a) Keuntungan :
1) Tingkat efisiensi dapat mencapai 85 %
b) Kerugian :
1) Daya yang di perlukan harus besar

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


6
3
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

2. Breastshot

Gambar 1.2 Kincir Air Breastshot

Kincir air breastshot merupakan kincir air yang mengalir ke


dalam sudu-sudu bagian tengah.
a) Keuntungan:
1) Dibandingkan tipe overshot tinggi jatuhnya lebih
pendek.
2) Efisiensi pada tipe breastshot sebesar 20%-75%.
b) Kerugian:
1) Sudu-sudu dari tipe ini tidak rata seperti tipe undershot
(lebih rumit).

3. Undershot

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


6
4
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

Gambar 1.3 Kincir Air Undershot

Kincir air undershot bekerja bila air yang mengalir


menghantam dinding sudu yang terletak pada bagian bawah dari
kincir air. Tipe ini cocok dipasang pada perairan dangkal pada
daerah yang rata. Tipe ini disebut juga dengan “vitruvian”.
Disini aliran air berlawanan dengan arah sudu yang memutar
kincir.
a) Keuntungan:
1) Dapat dipasang pada perairan dangkal pada daerah
yang rata.
2) Efisiensi yang dihasilkan pada kincir undershot sebesar
20%-70%.
b) Kerugian:
1) Daya yang dihasilkan relatif kecil

b. Manfaat kincir air di kehidupan sehari-hari

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


6
5
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

1. Pengairan atau irigasi


Irigasi didefenisikan sebagai penggunaan air pada tanah
untuk keperluan penyediaan cairan yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman. Meskipun demikian, suatu definisi yang
lebih umum dan termasuk sebagai irigasi adalah penggunaan air
pada tanah untuk setiap jumlah dalam pengertian sistem irigasi
pertanian (Hansen, 1992).
2. Sebagai pompa atau penyalur air
Tidak hanya untuk irigasi, kincir air juga dapat
dimanfaatkan untuk menyalurkan air ke berbagai tempat yang
membutuhkan seperti ke kolam ikan atau kolam penampungan
dan selanjutnya digunakan untuk berbagai keperluan seperti
untuk sumber air bersih yang didistribusikan ke rumah-rumah
penduduk.
3. Pembangkit listrik tenaga air
Energi pada aliran air juga dapat diubah menjadi energi
listrik dengan memanfaatkan kincir air sehingga lebih terasa
manfaatnya bagi manusia. Bagaimana caranya? Singkatnya
aliran air akan menggerakkan kincir air yang kemudian
menggerakkan generator sehingga dihasilkan energi listrik.
Meskipun masih sangat sederhana dan bergantung pada tekanan
dan aliran air namun energi listrik yang dihasilkan ramah
lingkungan karena memanfaatkan apa yang ada di alam.
Berbeda dengan pembangkit listrik lain seperti pembangkit
listrik yang menggunakan minyak bumi, batu bara, atau gas
alam sebagai bahan bakar yang tidak ramah lingkungan.

4. Mengolah hasil pertanian

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


6
6
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

Energi yang dihasilkan dari putaran kincir air juga dapat


dimanfaaatkan untuk mengolah hasil pertanian. Contohnya
untuk menggiling gandum, padi, tebu, jagung, dan berbagai
hasil pertanian lainnya. Kincir air menjadikan proses
pengolahan hasil pertanian lebih murah dari segi biaya sehingga
para petani mendapatkan keuntungan yang lebih besar dan
tentunya lebih ramah lingkungan. Apalagi pada zaman sekarang
dimana biaya listrik dan harga minyak begitu mahal.
5. Membantu industri pengolahan kayu
Industri pengolahan kayu juga dapat memanfaatkan energi
yang dihasilkan dari kincir air untuk menggerakkan mesin
pemotong kayu. Hal ini tentu sangat bermanfaat karena
menjadikan proses pemotongan kayu lebih cepat (jika selama
ini dilakukan secara manual), lebih murah karena tidak
menggunakan bahan bakar, serta ramah lingkungan.
6. Menggerakkan sektor industri di pedesaan
Dengan dihasilkannya energi listrik dari kincir air turut
membantu menggerakkan sektor industri di daerah pedesaan.
Jika selama ini di desa belum ada listrik dan segala sesuatunya
masih dikerjakan secara manual kini telah ada energi listrik
yang bisa dimanfaatkan untuk menjalankan berbagai peralatan
sehingga dapat mendukung bergeraknya industri di pedesaan.
7. Meningkatkan produktivitas masyarakat desa
Berbagai teknologi dan manfaat yang dihasilkan dari kincir
air juga dapat meningkatkan produktivitas masyarakat desa
sehingga diharapkan kesejahteraan masyarakat desa turut
meningkat. Masyarakat tidak sebatas mengolah hasil alam
secara sederhana namun bisa lebih meningkatkan cara
pengolahannya sehingga hasil yang didapat lebih besar dan
lebih cepat. Selain itu masyarakat juga bisa menggarap sektor
industri yang sebelumnya hanya ada di perkotaan.

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


6
7
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

8. Sebagai objek wisata


Kincir air juga dapat dijadikan objek wisata sehingga
menjadi potensi pemasukan tambahan bagi suatu daerah.
Apalagi jika pemandangan di sekitar sumber air seperti sungai
dan air terjun sangat indah, dengan penataan dan perawatan
yang baik dapat menarik minat wisatawan untuk
mengunjunginya. Pemerintah daerah juga dapat meningkatkan
infrastruktur menuju tempat wisata seperti memudahkan akses
jalan, membangun penginapan atau hotel yang memadai, dan
lain sebagainya sehingga wisatawan merasa nyaman ketika
berkunjung.
9. Menjaga lingkungan dan turut mencegah efek rumah kaca
Dengan menggalakkan penggunaan kincir air kita dapat
turut serta menjaga lingkungan dan mencegah efek rumah kaca
agar tidak semakin parah karena penggunaan bahan bakar fosil
seperti minyak bumi, gas alam, dan batu bara yang berlebihan.
Sedapat mungkin kita berusaha untuk meminimalisir
penggunaan bahan bakar fosil tersebut selain karena memang
persediaannya semakin lama akan semakin menipis juga untuk

menjaga kondisi lingkungan.


10. Menghasilkan energi listirk yang murah dan ramah lingkungan
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya dengan adanya
kincir air dapat dihasilkan energi listrik yang lebih murah
karena memanfaatkan apa yang ada di alam dan tidak pernah
habis serta sangat ramah lingkungan karena tidak ada zat
buangan seperti pada pembangkit listrik yang menggunakan
bahan bakar seperti minyak dan batu bara.

I.1.3 Turbin air

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


6
8
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

Turbin air merupakan suatu pembangkit mula-mula yang


memanfaatkan energi potensial air menjadi energi mekanik dimana air
memutar roda turbin. Air yang berada pada ketinggian tertentu memiliki
energi potensial. Ketika air mengalir ke tempat yang lebih rendah energi
potensial berubah menjadi energi kinetik. Oleh turbin air, energi kinetik
dirubah menjadi energi mekanik.
Perkembangan turbin air sudah berlangsung lama. Jenis turbin air
yang paling awal dan paling sederhana adalah waterwheel, pertama kali
digunakan oleh orang-orang Yunani dan dipergunakan luas pada abad
pertengahan di Eropa. Selanjutnya berangsur-angsur muncul berbagi jenis
turbin air seperti turbin pelton yang ditemukan oleh Lester A. Pelton pada
abad kesembilan belas dan turbin Kaplan yang ditemukan oleh Viktor
Kaplan pada abad ke-20.

a. Prinsip kerja turbin

Gambar 1.4 Prinsip Kerja Turbin Air

Pada roda turbin terdapat sudu yaitu suatu konstruksi


lempengan dengan bentuk dan penampang tertentu, air sebagai
fluida kerja mengalir melalui ruang diantara sudu tersebut, dengan
demikian roda turbin akan dapat berputar dan pada sudu akan ada
suatu gaya yang bekerja.

Gaya tersebut akan terjadi karena ada perubahan momentum


dari fluida kerja air yang mengalir diantara sudunya. Sudu

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


6
9
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

hendaknya dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat terjadi


perubahan momentum pada fluida kerja air tersebut.

b. Daya turbin
Daya turbin adalah kecepatan melakukan kerja dimana
kecepatan melakukan kerja ini diakibatkan oleh turbin. Daya turbin
sangat dipengaruhi paling besar oleh banyak serta tinggi air jatuh,
dikarenakan nlai berat jenis air dan efisiensi turbin adalah konstan,
jadi semakin besar nilai Q dan H, maka daya turbin akan semakin
besar.

c. Efisiensi turbin
Efisiensi turbin tidak tetap nilainya, tergantung dari keadaan
beban dan jenis turbinnya. Kinerja dari suatu turbin dapat
dinyatakan dalam beberapa keadaan: tinggi terjun maksimum,
tinggi terjun minimum, tinggi terjun normal, dan tinggi terjun
rancangan.
Pada tinggi terjun rancangan turbin akan memberikan
kecepatan terbaiknya sehingga efisiensinya mencapai maksimum.
Dalam tabel disajikan efisiensi turbin untuk berbagai kondisi
sebagai gambaran mengenai kisaran nilai efisiensi terhadap beban
dan jenis turbin.
Sampai saat sekarang, penggunaan kincir air masih banyak
ditemui karena sifat-sifatnya yang murah, sederhana, serta mudah
dan murah dalam pembuatan dan perawatannya. Walaupun
mempunyai banyak kekurangan dibandingkan dengan turbin air,
teknologinya yang sangat sederhana ini cocok digunakan didaerah
pedesaan yang terpencil, asalkan daerah tersebut memiliki potensi
sumber tenaga air yang cukup terjamin.
Kincir air adalah yang pembuatannya paling banyak ditiru,
yang bekerjanya memanfaatkan kapasitas air (V). Faktor yang
harus diperhatikan pada kincir air selain energi tempat adalah

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


7
0
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

pengaruh berat air yang mengalir masuk ke dalam sel-selnya. Air


yang mengalir ke dalam dan ke luar dari kincir tidak mempunyai
tekanan lebih, hanya tekanan atmosfir saja. Kecepatan air yang
mengalir ke dalam kincir harus kecil, sebab bila kecepatannya
besar ketika melalui sel air akan melimpah ke luar atau energi yang
ada hilang percuma tak bisa dimanfaatkan airnya berolak.
Meskipun kincir air sudah usang, tapi pada kondisi yang tertentu di
mana kemungkinan-kemungkinan lainnya tidak ada, kincir air tetap
merupakan salah satu pilihan untuk digunakan. Tetapi di lain pihak
kadang-kadang maksud utamanya adalah untuk mendapatkan
energi yang sebesar-besarnya karena itu banyak kincir air yang
diganti dengan turbin air.
Tinggi air jatuh yang bisa digunakan kincir air antara 0,1 m
sampai 12 m (roda kincir yang besar), dan kapasitas airnya 0,05
m3 /s sampai 5 m3 /s. Pemakaian kincir adalah di daerah yang
aliran airnya tidak tentu, berubah-ubah dan tinggi air jatuhnya
kecil, bila perubahan kecepatan putar tidak mengganggu dan
kecepatan putarannya kecil 2 putaran/menit sampai dengan 12
putaran/menit, serta daya pada poros transmisi masih bisa
digunakan, misalnya di unit-unit kecil penggilingan tepung,
minyak dan lain-lain. Randemen kincir antara 20% sampai 80%.
Untuk roda kincir yang kecepatan putarannya pelan bahannya
dibuat dari kayu, tetapi apabila untuk tinggi air jatuh yang besar
roda kincir dibuat dari besi.

d. Jenis- jenis turbin


Pada umumnya turbin air dapat diklasifikasi menjadi 2 jenis
dilihat dan kerja turbin dalam hal mengubah tinggi jatuh yaitu :

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


7
1
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

1. Turbin Impuls

Gambar 1.5 Turbin Impuls

Pada turbin impuls air dengan tinggi jatuh tertentu dirubah


menjadi energi kinetik melalui nosel. Keluar dari nosel,
pancaran air menumbuk sudu dan memutar poros kemudian
mengalir dengan tekanan konstan. Beberapa jenis turbin yang
termasuk turbin impuls adalah turbin turgo, turbin pelton dan
turbin crossflow.

2. Turbin Reaksi

Gambar 1.6 Turbin Reaksi

Turbin reaksi bekerja dengan memanfaatkan perbedaan


tekanan masuk dan keluar turbin. Pada sisi masuknya energi
tekanan sebanding dengan energi kinetik. Pada saat Fluida
melewati sudu turbin, energi tekanan dan energi kinetiknya
dirubah menjadi energi mekanis dan secara bertahap tekanan

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


7
2
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

yang keluar dari turbin berkurang. Jenis-jenis turbin reaksi


diantaranya adalah Turbin Francis dan Propeller.

3. Turbin Pelton

Gambar 1.7 Turbin Pelton

Turbin Pelton adalah turbin untuk tinggi terjun yang tinggi,


yaitu diatas 300 meter, tetapi untuk skala mikro head 20 meter
sudah mencukupi. Teknik mengkonversikan energi potensial air
menjadi energi mekanik pada roda air turbin dilakukan melalui
proses impuls sehingga turbin Pelton juga disebut sebagai turbin
impuls. Bagian-bagian utama turbin Pelton :
a) Pipa nozzle dan lain lain yang diperlukan untuk mengarahkan
aliran jet air.
b) Runner yang menggunakan energi kinetis aliran jet (semburan)
air.
c) Kotak penutup untuk mengamankan runner dan nozzle.
d) Alat pengatur kecepatan (governor) agar kecepatan tetap sama
pada beberapa bahan.

4. Turbin Turgo

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


7
3
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

Gambar 1.8 Turbin Turgo

Dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin pelton


turbin turgo merupakan turbin impuls, tetapi sudunya berbeda.

5. Turbin Crossflow.

Gambar 1.9 Turbin Crossflow

Salah satu jenis turbin impuls ini juga dikenal dengan nama
Turbin Michell-Banki yang merupakan penemunya. Selain itu
juga disebut Turbin Osberger yang merupakan perusahaan yang
memproduksi turbin crossflow. Turbin crossflow dapat
dioperasikan pada debit 20 litres/sec hingga 10m33/sec dan head
antara 1 s/d 200 m.

6. Turbin Francis

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


7
4
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

Gambar 1.10 Turbin Francis

Turbin Francis paling banyak digunakan di Indonesia. Turbin


ini digunakan pada PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) dengan
tinggi terjun sedang, yaitu antara 20-400 meter, Turbin Francis
digunakan untuk memanfaatkan energi potensial pada ketinggian
menengah (dari beberapa puluh meter sampai 100 m). Selain itu
turbin Francis dapat menghasilkan kecepatan putaran poros tinggi
yang biasanya digunakan untuk menggerakkan generator. Teknik
mengkonversikan energi potensial air menjadi energi mekanik pada
roda air turbin dilakukan melalui proses reaksi sehingga turbin
Francis juga disebut sebagai turbin reaksi.

e. Pemilihan jenis turbin


Pemilihan Jenis turbin dapat ditentukan berdasarkan kelebihan
dan kekurangan dari jenis-jenis turbin untuk desain yang sangat
spesifik. Tahap awal, 18 pemilihan jenis turbin dapat
diperhitungkan dengan memperhitungkan parameterparameter
khusus yang mempengaruhi sistem operasi turbin, yaitu :
Faktor tinggi jatuhan efektif air (tinggi jatuh net) atau aliran air
(kecepatan) dan debit air yang akan mempengaruhi pemilihan jenis
turbin. Sebagai salah satu contoh turbin pelton. yang beroperasi
pelton yang beroperasi pada tinggi jatuh yang tinggi, sedangkan
pada turbin propeller sangat efektif beroperasi pada tinggi jatuh
yang rendah (percepatan aliran air) dengan jumlah debit air yang
besar.

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


7
5
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

Faktor daya yang diinginkan berkaitan dengan debit dan tinggi


jatuh yang tersedia. Faktor kecepatan putar turbin yang akan
ditransmisikan ke generator. Sebagai contoh, untuk system
transmisi derect couple antara generator dan turbin pada tinggi
jatuh rendah, sebuah turbin reaksi (propeller) dapat mencapai
putaran yang diinginkan, sementara turbin pelton dan crossflow
berputar sangat lambat (low speed) yang akan menyebabkan sistem
tidak beroperasi.
Ketiga faktor diatas sering digunakan untuk menentukan
(kecepatan spesifik turbin). Pemilihan jenis turbin dapat dilakukan
dengan melihat grafik karakteristik hubungan antara tinggi jauh net
(m) dan debit aliran (m3/s) agar didapatkan jenis turbin yang cocok
sesuai dengan kondisi pengoperasiannya.

I.I.4 Persamaan yang Digunakan


a. Debit (m3/s)
V
Q= (1)
t
Keterangan:
Q= Debit air (m3/s)
V= Volume penampungan (m3)
t = Waktu yang diperlukan air untuk memenuhi penampungan (s)

b. Daya fluida
NFluida = ρ x g x Q x H (2)
Keterangan:
NFluida = Daya fluida (Watt)
ρ = Massa jenis air (Kg/m3)
g = Percepatan gravitasi (m/ s2)
Q = Debit (m3/s)
H = Head (mH2O)

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


7
6
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

c. Kecepatan sudut
2x π x nx r
ɷ ¿
60
(3)
Keterangan:
ɷ = Kecepatan sudut (m/s)
n = Putaran poros roda air (rpm)
r = Jari-jari pulley pembebanan (m)
π = 3,14

d. Torsi
=Fxr (4)
Keterangan:
 = Torsi (N.m)
F = Gaya beban (N)
r = Jari-jari pulley pembebanan (m)

e. Daya output
Noutput = ɷ x  (5)
Keterangan:
ɷ = Kecepatan sudut (m/s)
 = Torsi (N.m)

f. Efisiensi total
N output
Ƞtot ¿ x 100% (6)
Nfluida
Keterangan:
Ƞtot = Efisiensi total
Noutput = Daya output (Watt)
Nfluida = Daya fluida (Watt)

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


7
7
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

I.2 Tujuan Penelitian


a. Menghitung besarnya debit air berdesarkan pembukaan katup 25%, 50%,
75%, dan 100%.
b. Menghitung besarnya efisiensi total berdasarkan variasi beban dengan
pembukaan katup 75% yaitu; 3 N, 4 N, 5 N, 7 N, 8 N , dan pembukaan
katup 100% yaitu; 3N, 4 N, 6 N, 8 N, dan 9 N.

I.3 Alat dan bahan

Gambar 1.11 Kincir air tampak depan

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


7
8
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

Gambar 1.12 Kincir air tampak belakang

Gambar 1.13 Kincir air tampak belakang


Keterangan :
1. Roda air, sebagai alat yang akan diuji dalam penelitian dengan bentuk
sudu lengkung.
2. Pulley pada poros roda air, tempat mengaitkan tali pulley.
3. Tali pulley, untuk memutar generator.
4. Pipa penyalur, digunakan untuk mengalirkan air dari pompa ke
reservoir.
5. Dial gauge,mengukur kecepatan pompa.
6. Reservoir, digunakan untuk menampung air yang kemudian akan
disalurkan kembali ke penampungan air.
7. Sudu, merubah gerak pancar air menjadi gerak rotasi/putaran.
8. Pembeban, memberi beban.
9. Air dalam bak, digunakaan saat memompa air menuju roda air.
10. Katup, untuk mengatur debit yang akan diuji.
11. Pompa air, untuk memompa air dari reservoir ke roda air.
12. Ember, untuk menampung air yang keluar dari pipa penyalur.
13. Tachometer, mengukur kecepatan putar roda air.
14. Stopwatch, menghitung waktu.

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


7
9
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

I.4 Metode Pengambilan Data

1. Memeriksa keadaan alat yang akan digunakan pada pengujian Roda air
serta memeriksa keadaan katup apakah dalam kondisi baik.
2. Menghubungkan pompa dengan sumber listrik.
3. Mempersiapkan ember berkapasitas 0,004 m3 dalam keadaan kosong dan
stopwatch.
4. Menampung air yang keluar dari pompa dan menghitung waktu air
memenuhi ember dengan stopwatch.
5. Mengulangi prosedur percobaan pada point 4 sebanyak dua kali untuk
pembukaan yang sama.
6. Setelah itu, mengubah katup dengan bukaan 25%, 50%, 75%, dan 100%.
Kemudian mengulangi prosedur percobaan pada point 3 sampai 6.
7. Mengatur debit air dengan bukaan 75%.
8. Mengatur variasi beban pada roda air, yaitu 3N, 4N, 5N, 7N, dan 8N.
9. Setelah itu menghitung jumlah putaran roda air dengan tachometer.
10. Setelah itu mengubah katup dengan bukaan 100%.
11. Mengatur variasi beban pada roda air, yaitu 3N, 4N, 6N, 8N, dan 9N.
12. Mengulang langkah 9.
13. Setelah pengambilan data selesai matikan pompa dengan memutuskan
sumber listrik.
14. Membersihkan dan mengembalikan alat yang digunakan dalam pengujian
pada tempat semula

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


8
0
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

BAB II
PENGUJIAN

II.1. Data Hasil Pengamatan


Tabel 2.1 Tabel hasil pengamatan
Pembukaan T1 T2 T3 V
katup (%) (detik) (detik) (detik) (m3)
25 10,35 10,08 10,44 0,004
50 8,53 8,57 8,57 0,004
75 7,65 7,37 7,20 0,004
100 7,03 6,66 7,00 0,004

II.1.1 Debit (m 3 /s )
a. Pembukaan katup 25%
t 1+t 2+t 3
t= 3
10,35+ 10,08+10,44
=
3
= 10,29 s
V
Q=
t
0,004
=
10,29
= 0,000388 m 3 /s

b. Pembukaan katup 50%


t 1+t 2+t 3
t= 3
8,53+8,57+ 8,57
= 3
= 8,56 s

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


8
1
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

V
Q =
t
0,004
Q =
8,56
= 0,000467 m 3 /s

c. Pembukaan katup 75%


t 1+t 2+t 3
t= 3
7,65+7,37+7,20
= 3
= 7,415 s
V
Q=
t
0,004
=
7,41
= 0,000539 m 3 /s

d. Pembukaan katup 100%


t 1+t 2+t 3
t= 3
7,03+6,66+7,00
= 3
= 6,90 s
V
Q=
t
0,004
=
6,90
= 0,000579 m 3 /s

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


8
2
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

Tabel 2.2. Data hasil percobaan


Q
No. BK(%) F(N) D(m) N(rpm) T(0C) Ht(m)
(m 3 /s )
1 3 0,22 42 20 0,8 0,000539
2 4 0,22 40,2 20 0,8 0,000539
3 75 5 0,22 38,6 20 0,8 0,000539
4 7 0,22 35,6 20 0,8 0,000539
5 8 0,22 34,2 20 0,8 0,000539
6 3 0,22 43,8 20 0,8 0,000579
7 4 0,22 42 20 0,8 0,000579
8 100 6 0,22 38,9 20 0,8 0,000579
9 8 0,22 35,9 20 0,8 0,000579
10 9 0,22 34,5 20 0,8 0,000579

II.2 Perhitungan
II.2.1 Daya fluida
a. Pembukaan katup 75%
NFluida = ρ x g x Q x H
NFluida = 997 x 9,81 x 0,000539 x 0,8
= 4,22 Watt
b. Pembukaan katup 100%
NFluida = ρ x g x Q x H
NFluida = 997 x 9,81 x 0,000579 x 0,8
= 4,53 Watt

II.2.2 Kecepatan sudut


a. 75%

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


8
3
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

2x π x nx r
 ɷ = 60
2 x 3,14 x 42 x 0,11
=
60
= 0,48 m/s

2x π x nx r
 ɷ = 60
2 x 3,14 x 40,2 x 0,11
=
60
= 0,46 m/s

2x π x nx r
 ɷ = 60
2 x 3,14 x 38,6 x 0,11
=
60
= 0,44 m/s

2x π x nx r
 ɷ = 60
2 x 3,14 x 35,6 x 0,11
=
60
= 0,41 m/s

2x π x nx r
 ɷ = 60
2 x 3,14 x 34,2 x 0,11
=
60
= 0,39 m/s

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


8
4
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

b. 100%
2x π x nx r
 ɷ = 60
2 x 3,14 x 43,8 x 0,11
=
60
= 0,50 m/s

2x π x nx r
 ɷ = 60
2 x 3,14 x 42 x 0,11
=
60
= 0,48 m/s

2x π x nx r
 ɷ = 60
2 x 3,14 x 38,9 x 0,11
=
60
= 0,44 m/s

2x π x nx r
 ɷ = 60
2 x 3,14 x 35,9 x 0,11
=
60
= 0,41 m/s

2x π x nx r
 ɷ = 60
2 x 3,14 x 34,5 x 0,11
=
60
= 0,40 m/s

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


8
5
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

II.2.3 Torsi
a. 75%
 F =3
 =Fxr
= 3 x 0,11 = 0,33 N.m

 F =4
 =Fxr
= 4 x 0,11 = 0,44 N.m

 F =5
 =Fxr
= 5 x 0,11 = 0,55 N.m

 F =7
 =Fxr
= 7 x 0,11 = 0,77 N.m

 F =8
 =Fxr
= 8 x 0,11 = 0,88 N.m

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


8
6
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

b. 100%
 F=3
 =Fxr
= 3 x 0,11 = 0,33 N.m

 F=4
 =Fxr
= 4 x 0,11 = 0,44 N.m

 F=6
 =Fxr
= 6 x 0,11 = 0,66 N.m

 F=8
 =Fxr
= 8 x 0,11 = 0,88 N.m

 F=9
 =Fxr
= 9 x 0,11 = 0,9 N.m

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


8
7
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

II.2.4 Daya output


a. 75%
 Nout1 = ɷ x T
= 0,48 x 0,33
= 0,1584 Watt

 Nout 2 = ɷ x T
= 0,46 x 0,44
= 0,2024 Watt

 Nout3 = ɷ x T
= 0,44 x 0,55
= 0,242 Watt

 Nout4 = ɷ x T
= 0,41 x 0,77
= 0,3157 Watt

 Nout5 = ɷ x T
= 0,39 x 0,88
= 0,3423 Watt

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


8
8
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

b. 100%
 Nout1 = ɷ x T
= 0,50 x 0,33
= 0,165 Watt

 Nout2 = ɷ x T
= 0,48 x 0,44
= 0,2112 Watt

 Nout3 = ɷ x T
= 0,48 x 0,66
= 0,3168 Watt

 Nout4 = ɷ x T
= 0,41 x 0,88
= 0,3608 Watt

 Nout5 = ɷ x T
= 0,40 x 0,99
= 0,396 Watt

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


8
9
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

II.2.5 Efisiensi total


a. 75%
N output 1
 Ƞtot = N 100%
fluida

0,1584
Ƞtot1 = 100%
4,22
= 3,7 %

N output 2
 Ƞtot = N 100%
fluida

0,5024
Ƞtot2 = 100%
4,22
= 4,8 %

N output 3
 Ƞtot = N 100%
fluida

0,242
Ƞtot3 = 100%
4,22
= 5,7 %

N output 4
 Ƞtot = N 100%
fluida

0,3157
Ƞtot4 = 100%
4,22
= 7,5 %

N output 5
 Ƞtot = N 100%
fluida

0,3432
Ƞtot5 = 100%
4,22

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


9
0
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

= 8,1 %

b. 100%
N output 1
 Ƞtot = N 100%
fluida

0,16 5
Ƞtot1 = 100%
4,53
= 3,6 %

N output 2
 Ƞtot = N 100%
fluida

0,2112
Ƞtot2 = 100%
4,53
= 4,7 %

N output 3
 Ƞtot = N 100%
fluida

0,3168
Ƞtot3 = 100%
4,53
= 6,9 %

N output 4
 Ƞtot = N 100%
fluida

0,3608
Ƞtot4 = 100%
4,53
= 7,9 %

N output 5
 Ƞtot = N 100%
fluida

0,396
Ƞtot5 = 100%
4,53

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


9
1
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

= 8,7 %

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


9
2
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

II.3. Tabel Perhitungan

Tabel 2.3 Hasil Perhitungan


Nfluida
BK ρair g v Ht Nstopwatch η
No. F(N) n(rpm) Q(m3/s) r(m) τ (n.m) ω(rad/s) (watt
(%) (kg/m3) (m/s2) (m3) (m) (watt) (%)
)
1 3 42 0,000539 0,11 997 9,81 0,004 0,8 0,22 0,48 4,22 0,1584 3,7
2 4 40,2 0,000539 0,11 997 9,81 0,004 0,8 0,33 0,46 4,22 0,2024 4,8
3 5 38,6 0,000539 0,11 997 9,81 0,004 0,8 0,55 0,44 4,22 0,242 5,7
75
4 7 35,6 0,000539 0,11 997 9,81 0,004 0,8 0,77 0,41 4,22 0,3157 7,5
5 8 34,2 0,000539 0,11 997 9,81 0,004 0,8 0,88 0,39 4,22 0,3423 8,1
6 3 43,8 0,000579 0,11 997 9,81 0,004 0,8 0,33 0,50 4,53 0,165 3,6
7 4 42 0,000579 0,11 997 9,81 0,004 0,8 0,55 0,48 4,53 0,2112 4,7
8 100 6 38,9 0,000579 0,11 997 9,81 0,004 0,8 0,77 0,48 4,53 0,3168 6,9
9 8 35,9 0,000579 0,11 997 9,81 0,004 0,8 0,88 0,41 4,53 0,3608 7,9
10 9 34,5 0,000579 0,11 997 9,81 0,004 0,8 0,99 0,40 4,53 0,396 8,7

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


9
2
Putaran (rpm) vs Ƞoutput (Watt)
0.45
0.4
0.35

N output (Watt)
0.3
0.25 75% FT-UNHAS
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN
0.2 100%
0.15
0.1 BAB III
0.05
ANALISA
0
32 34 36 38 40 42 44 46
DATA
Putaran (rpm)
GRAFIK
DAN
PEMBAHASAN

III.1 Grafik Putaran (rpm) vs N Roda air (Watt)

Gambar 3.1 Hubungan antara putaran (rpm) terhadap Ƞoutput (Watt)

Pada grafik hubungan antara putaran dengan daya output (Proda air) didapati
grafik yang turun dan didapati data-data pada pembukaan katup 75%, yaitu
pada saat nilai putaran kincir n= 42 rpm maka didapatkan nilai daya output
0,1584 watt, pada saat nilai putaran kincir air, n= 40,2 rpm maka didapatkan
nilai daya output 0,2024 watt, saat nilai putaran kincir air n= 38,6 rpm maka
didapatkan nilai daya output 0,242 watt, saat nilai putaran kincir air n= 35,6
rpm maka didapatkan nilai daya ouput 0,3157 watt dan pada saat nilai putaran
kincir air n= 34,2 rpm maka didapatkan nilai daya output 0,3423 watt. Pada
pembukaan katup 100%, yaitu pada saat nilai putaran kincir air n= 43,8 rpm
maka didapatkan nilai daya output sebesar 0,165 watt, pada saat nilai putaran
kincir n= 42 rpm maka didapatkan nilai daya output 0,2112 watt, pada saat
nilai putaran kincir n= 38,9 rpm maka didapatkan nilai daya output 0,3168

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


9
4
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

watt, pada saat nilai putaran kincir n= 35,9 rpm maka nilai daya output yang
didapatkan sebesar 0,3608 watt, dan pada saat putaran kincir air n= 34,5 rpm
maka didapatkan nilai daya output sebesar 0,396 watt.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang menjadi faktor pengali untuk
faktor pengali untuk menghasilkan nilai daya outputnya, jika kita lihat
persamaan daya output sama dengan besarnya kecepatan sudut kincir dikali
dengan torsi, besarnya kecepatan sudut sendiri sangat dipengaruhi oleh
besarnya nilai putaran kincir dan torsi sendiri sangat dipengaruhi oleh besarnya
nilai gaya yang bekerja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin besar
gaya yang bekerja maka semakin besar nilai daya output yang dihasilkan,
putaran kincir berbandig terbalik dengan besarnya gaya dan besarnya daya
output yang dihasilkan.
Seperti data yang ditampilkan pada grafik, besarnya nilai putaran (rpm)
berbanding terbalik dengan besarnya nilai N roda air. Hal ini dikarenakan besar
nilai putaran (rpm) ini diakibatkan oleh kecilnya nilai pembebanan atau gaya
yang diberikan terhadap poros pada roda air. Sedangkan nilai pembebanan atau
gaya yang diberikan terhadap poros pada roda air sangat berpengaruh besar
karena akan merubah besar nilai torsi pada rumus N roda air. Hal ini dapat
dilihat pada data yang ditampilkan oleh grafik yaitu pembukaan katup 75%
dengan putaran (rpm): 42 rpm; 40,2 rpm; 38,6 rpm; 35,6 rpm; dan 34,2 rpm.
Dari penjelasan diatas dapat dipastikan besarnya nilai pembebanan atau gaya
yang diberikan pada poros roda air dengan putaran (rpm) 42,8 rpm<40,2
rpm<38,6 rpm<35,6 rpm<34,2 rpm. Sehingga nilai N roda air pada masing-
masing putaran yaitu: 0,11 Watt, 0,16 Watt, 0,24 Watt , 0,27 Watt dan 0,33
Watt. Selain pembukaan 75% kita juga dapat melihat data yang ditampilkan
oleh grafik yaitu pembukaan katup 100% dengan putaran (rpm): 46 rpm; 42,5
rpm; 38,8 rpm; 37,3 rpm; dan 35,7 rpm. Dari penjelasan diatas dapat dipastikan
besarnya nilai pembebanan atau gaya yang diberikan pada poros roda air
dengan putaran (rpm) 46 rpm<42,5 rpm<38,8 rpm<37,3 rpm<35,7 rpm.
Sehingga nilai N roda air pada masing-masing putaran yaitu: 0,1584 Watt,

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


9
5
Putaran (rpm) vs Ƞ total (%)
10
9
8
7

Ƞ total (%)
6
LABORATORIUM
5
MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN
75% FT-UNHAS
4 100%
3 0,2024
2
1 Watt,
0 0,242
32 34 36 38 40 42 44 46
`Putaran ( rpm ) Watt,
0,3423
Watt , dan 0,2112 Watt. Dengan meningkatkan pembukaan katup maka akan
meningkatkan putaran (rpm) dikarenakan banyaknya fluida yang mengalir.

III.2 Putaran (rpm) vs Ƞ total (%)

Gambar 3.2 Hubungan antara putaran (rpm) terhadap Ƞ total (%)

Pada grafik hubungan antara putaran dengan efisiensi roda air didapat
grafik yang turun dan didapati data-data pada pembukaan katup 75%,
yaitu pada saat nilai n= 42 rpm dengan pemberian beban sebesar 3N maka
efisiensi yang diperoleh adalah 3,7%; pada saat nilai n= 40,2 rpm dengan
pemberian beban sebesar 4N maka efisiensinya menurun menjadi 4,8%; pada
saat nilai n= 38,6 rpm dengan pemberian beban sebesar 5N maka efisiensi yang
diperoleh menjadi 5,7%; pada saat nilai n= 35,6 rpm dengan pemberian beban
sebesar 7N maka nilai efisiensinya turun lagi menjadi 7,5%; dan pada saat nilai
n= 34,2 rpm dengan pemberian beban sebesar 8N maka didapatkan efisiensi
8,1%. Dan pada pembukaan katup 100%, yaitu pada saat nilai n= 43,8 rpm
dengan pemberian beban sebesar 3N maka didapatkan efisiensi 3,6%; pada saat
nilai n= 42 rpm dengan pemberian beban sebesar 4N maka efisiensinya sebesar

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


9
6
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

4,7%; pada saat nilai n=38,9 rpm dengan pemberian beban sebesar 6N maka
efisiensi yang diperoleh sebesar 6,9%; pada saat nilai n= 35,9 rpm dengan
pemberian beban sebesar 8N maka nilai efisiensinya sebesar 7,9%; dan pada
saat nilai n= 34,5 rpm dengan pemberian beban sebesar 9N maka didapatkan
efisiensi sebesar 8,7%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa putaran kincir air
berbanding terbalik dengan nilai efesiensi yang dihasilkan kincir air. Hal ini
disebabkan oleh nilai gaya, jika kita lihat persamaan efisiensi total itu adalah
daya out dibagi dengan daya fluida, daya out itu sendiri adalah kecepatan sudut
kincir dikali dengan torsi, kecepatan sudut kincir dipengarungi oleh besarnya
putaran kincir, sedangkan pada torsi sangat dipengaruhi oleh gaya. Pada
pembukaan katup 75% pada putaran n= 34,2 rpm dengan nilai efisiensi sama
dengan 8,1% yang merupakan efisiensi tertinggi pada pembukaan katup 75%
hal ini disebabkan oleh gaya yang bekerja merupakan gaya yang tertinggi pada
pembukaan katup tersebut, sehingga faktor pengalinya besar sehingga
mencapai nilai efisiensi yang maksimal pada pembukaan katup 75%. Pada
putaran n=35,6 rpm dengan nilai efisiensinya sama dengan 7,5% efisiensi ini
mengalami penurunan, hal ini disebabkan gaya yang bekerja yang menjadi
faktor pengali lebih kecil dari 8N yakni 5N. Begitu seterusnya sampai pada
efisiensi terendah yakni 3,7% hal ini karena gaya yang bekerja yang
merupakan faktor pengali yakni sebesar 3N. Begitu juga dengan pembukaan
katup 100% pada saat nilai putaran n= 34,5 rpm dengan nilai efisiensi 8,7%
dan ini merupakan nilai efisiensi tertinggi hal ini dipengaruhi oleh nilai gaya
yang bekerja yang merupakan faktor pengali dengan nilai gaya sama dengan
8N dan merupakan beban terbesar, sehingga menghasilkan nilai efisiensi
terbesar, saat nilai n= 35,9 rpm dengan nilai efisiensi 7,9% jika kita lihat
nilainya mengalami penurunan hal ini disebabkan gaya yang bekerja yang
merupakan faktor pengali lebih kecil dari 8N yakni 9N sehingga efisiensi turun
dari 8,7% ke 7,9%. Begitu seterusnya sampai pada nilai efisiensi terendah
pada pembukaan katup 100% yakni efisiensi 3,6% hal ini gaya yang bekerja
yang merupakan faktor pengali berada pada nilai terendah pada pembukaan

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


9
7
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

katup 100% yakni sebesar 3N. Dan perlu diketahui bahwa putaran berbanding
terbalik dengan gaya yang bekerja. Dan gaya berbanding lurus dengan
efisiensi. Pada grafik di atas juga dapat dilihat bahwa pada pembukaan katup
75% memiliki efisiensi yang lebih rendah dibandingkan dengan pembukaan
katup 100%. Hal ini disebabkan semakin besar debit semakin besar daya
fluida.

BAB IV

PENUTUP

IV.1. Kesimpulan
1. Pembukaan katup berbanding lurus dengan debit air yang mengalir,
semakin besar pembukaan katup maka debit air yang mengalir
akan semakin besar pula
2. Semakin besar pembukaan katup maka efisiensi kincir air akan semakin
besar juga, hal ini disebabkan karena adanya pertambahan jumlah air
yang mengalir maka kecepatan putaran kincir air semakin tinggi.
Semakin besar pembebanan pada roda air maka semakin kecil efisiensi
yang di hasilkan roda air

IV.2. Saran
IV.2.1 Laboratorium
 Memperbaiki dudukan tachometer pada poros roda air
 Mengganti tachometer dengan yang baru
 Menambahkan saluran pembuangan pada reservoir
IV.2.2 Asisten
 Mempertahankan ketelitian saat asistensi
 Mempertahankan metode penjelasan materi
 Mempertahankan metode asistensi (diselipkan dengan candaan) agar
tidak terlalu tegang

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


9
8
LABORATORIUM MESIN-MESIN FLUIDA JURUSAN TEKNIK MESIN FT-UNHAS

Muhammad Irvin Alif Hasan D021 18 1501


9
9

Anda mungkin juga menyukai