Anda di halaman 1dari 19

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................

KATA PENGANTAR.............................................................................

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................

A. Latar Belakang........................................................................
B. Masalah ..................................................................................
C. Tujuan.....................................................................................

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................


A. Kriteria Sumur.........................................................................
B. Konservasi Air Tanah ...................................
C. Konservasi Air tanah berdasarkan PP No. 43 tahun 2008 ...............................
D. Teknik Konservasi Air Tanah Menggunakan Sumur Resapan..............
E. Teknik Konservasi Air Tanah menggunakan Lubang Resapan Biopori ...............

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN.................................................


A. Kesimpulan...............................................................................
B. Saran ........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi ALLAH SWT, atas anugerah dan ridhonya sehingga
penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan judul KRITERIA SUMUR
DAN KONSERVASI AIR TANAH. Kami menyadari sepenuhnya penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi materinya maupun dari
segi teknis penulisannya dengan segala kebesaran hati segala kritikan dan saran
yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan penulisan
makalah berikut. Atas segala perhatian kami ucapkan terimah kasih
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara.
Tiga per empat bagian tubuh manusia terdiri dari air. Manusia tidak dapat
bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air . Air merupakan kebutuhan
pokok bagi kehidupan manusia di bumi ini. Kegunaan air secara konvensial yaitu
sebagai air minum, air untuk mandi dan mencuci, air untuk sanitasi dan air untuk
transportasi, baik di sungai maupun dilaut (Wardhana, 2001:73). Masalah saat ini
yang berkaitan dengan air yaitu kualitas air untuk keperluan domestik yang
semakin menurun akibat pencemaran.
Air yang digunakan harus memenuhi syarat dari segi kualitas maupun
kuantitasnya. Secara kualitas, air harus tersedia pada kondisi yang memenuhi
syarat kesehatan. Kualitas air dapat ditinjau dari segi fisika, kimia, biologi dan
radioaktif. Kualitas air yang baik ini tidak selamanya tersedia dialam. Dengan
adanya perkembangan industri dan pemukiman dapat mengancam kelestarian air
bersih. Sehingga diperlukan upaya perbaikan secara sederhana maupun modern.
(wawan Kurniawan). Air yang dikonsumsi oleh masyarakat haruslah bersumber
dari mata air yang baik dan bebas dari pencemaran fisik, kimia, biologi dan
radioaktif. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :
416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-Syarat Dan Pengawasan Kualitas
Air, persyaratan mikrobiologik kadar maksimum total koliform air perpipaan
10/100 ml sementara bagi air bukan perpipaan 50/100 ml.
Perkembangan penduduk menyebabkan tingginya kebutuhan akan
hunian sarana dan prasarana penduduknya.padahal luas wilayah relatif tetap.hal
ini penyebabkan tingginya ahli fungsi ruang terbuka menjadi terbangun.sehingga
apabila terjadi hujan,selalu terdapat genangan. (Awaliana Kandow)
Saat ini sangat sulit bagi beberapa masyarakat dibeberapa daerah di
Indonesia dalam memenuhi kebutuhan air bersih. Sehingga salah satu upaya yang
dapat dilakukan untuk penyediaan air bersih adalah dengan menggunakan sumber
air yang ada, salah satunya dengan air laut.(Mustakin Djiha)

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang maka rumusan masalahnya adalah:
1. Kriteria Sumur yang bisa dimanfaatkan seperti apa ?
2. Apa defenisi dari konservasi air tanah?
3. Peraturan terkait dengan konservasi air tanah?
4. Apa saja teknik konservasi air tanah?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui kriteria sumur yang dapat dimanfaatkan
2. Mengetahui definisi dari konservasi air tanah ?
3. Mengetahui peraturan terkait dengan konservasi air tanah?
4. Mengetahui teknik konservasi air tanah ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kriteria Sumur

Sudah banyak jenis sumur yang dibangun di Indonesia. Jangan sampai


kamu memilih jenis sumur yang salah. Seperti yang sudah kita ketahui, fungsi
utama sumur adalah sebagai tempat penampungan air. Air bersih di dalam sumur
dapat kita gunakan untuk keperluan sehari-hari mulai dari mencuci, mandi, hingga
untuk diminum. Pada zaman dahulu, hanya terdapat satu jenis sumur yang
digunakan masyarakat Indonesia. Namun, semakin berkembangnya zaman,
semakin banyak juga jenis-jenis sumur yang bermunculan. Kini, selain sumur
galian, sudah ada yang namanya sumur bor, sumur pompa, sumur resapan, dan
sumur artesis. Cara kerja dari tiap sumur di atas pun berbeda-beda.

1. Sumur Bor

Sumur bor biasanya terletak di daerah metropolitan. Sumur ini biasanya


digunakan untuk bangunan berskala besar seperti sekolah, kantor, rumah makan,
hotel, dan sebagainya. Meskipun begitu, kedalaman sumur bor tergantung dengan
kapasitas air dan kondisi geologis bangunan yang membutuhkan sumur tersebut.
Banyak bangunan yang hanya membuat sumur bor sedalam 30 meter, tapi banyak
juga bangunan lebih besar yang membangun sumur bor yang berkedalaman
hingga 200 meter. Sumur bor memiliki keunggulannya tersendiri, di antaranya
adalah prosesnya yang lebih cepat, tingkat kegagalan yang lebih kecil dan
lebihnya jumlah air bersih yang bisa ditampung. Untuk membuat sumur bor,
diperlukan proses pengeboran menggunakan mesin canggih sampai kedalaman
sumur mencapai 100 hingga 150 meter.
Gambar 1. Sumur Bor

2. Sumur Artesis

Sama seperti sumur bor, sumur artesis merupakan jenis sumur modern
yang dibangun menggunakan peralatan canggih. Mesin pembangun sumur artesis
dapat menembus lapisan tanah, kerikil, hingga batu yang susah ditembus dengan
secara manual. Mata bor akan ditancapkan secara vertikal ke dalam tanah hingga
menyentuh lapisan aquifer, atau lapisan di mana sumber air mengalir dengan
lancar. Kedalaman sumur ini dapat mencapai 250 meter tergantung dengan
kapasitas air yang dibutuhkan. Biasanya, sumur artesis dibangun di tengah
perkomplekan sebagai sumber utama air bersih setempat. Cara kerja sumur artesis
tidak membutuhkan pompa untuk menaikan air ke permukaan tanah karena
tenakan air alami pada lapisan aquifer sudah tinggi. Untuk memiliki sumur ini,
kamu harus mengandalkan jasa para profesional karena prosesnya yang tidak
mudah dan cukup berbahaya. Apabila kalkulasi sumur tidak dihitung dengan
benar, resiko kebocoran dan meluapnya air keluar dari sumur sangatlah tinggi.
Gambar 2 . Sumur Artesis

3. Sumur Resapan

Jenis sumur berikutnya adalah sumur yang berfungsi sebagai alat


penampung air hujan yang turun ke dalam tanah, yaitu sumur resapan. Cara
membangun sumur satu ini tidak jauh berbeda dengan cara membuat sumur galian
yaitu dengan cara manual menggunakan tenaga manusia. Normalnya sumur ini
dibangun di daerah dengan curah hujan yang tinggi demi memaksimalkan
fungsinya sebagai alat peresap hujan. Manfaatnya banyak. Sumur resapan dapat
meresap air hujan dengan baik sehingga mencegah terjadinya banjir dan genangan
air, menyuburkan tanah, mengurangi sedimentasi, dan mencegah longsor. Selain
itu, sumur resapan juga dapat mengurangi pencemaran air tanah dan menahan
intrusi air laut.

Gambar 3. Sumur Resapan


4. Sumur Pompa

Apabila anda mencari solusi sumur yang ekonomis, mungkin sumur ini
bisa jadi pilihan anda. Sumur ini dibuat dengan cara mengebor lapisan tanah
hingga mencapai lapisan aquifer atau lapisan sumber air, jadi kedalamannya dapat
beragam tergantung dengan lokasi pembangunan. Untuk menaikan airnya ke
permukaan tanah, sumur ini menggunakan pipa hisap yang disambung dengan
pompa air manual pada ujung atasnya.Setelah itu, kamu masih harus mengayuh
tuas pompa agar air dapat mengalir keluar melalui lubang pompa. Walaupun
terlihat repot, sumur pompa memiliki kelebihannya sendiri. Pompa yang
digunakan ramping dan tidak memakan banyak ruang pada pekarangan rumah
anda. Sumur pompa juga tidak membutuhkan listrik untuk berfungsi secara
maksimal. Sumur ini banyak digunakan di daerah pedesaan atau wisata air hangat.
Apabila kamu berniat untuk membangun jenis sumur ini, pastikan untuk
merawatnya secara rutin karena bahan pompanya mudah berlumut dan dapat
mengkontaminasi sumber air.

Gambar 4. Sumur Pompa

5. Sumur Gali

Sumur ini merupakan sumur yang sistemnya sudah dipakai sejak lama.Ya,
apabila kamu tinggal di daerah pedesaan atau pernah mengunjungi sebuah desa,
kamu pasti pernah melihat sumur ini.Seperti namanya, sumur ini dibangun dengan
proses penggalian secara menual menggunakan tenaga manusia.
Kedalaman sumur ini mencapai 10 meter, namun pada wilayah yang masih
kesusahan air, biasanya sumur ini dapat mencapai kedalaman sehingga 20 meter.
Di sisi galian sumur akan diberi dinding yang dibuat dari batu dan semen
sehingga tanahnya tidak akan kembali rembes setelah dipenuhi oleh air. Proses
pembuatannya terbilang mudah dibandingkan dengan jenis sumur lainnya,
sayangnya efisiensi sumur satu ini bergantung pada musim karena tidak
tergantung pada alat modern penghasil air. Sumur galian menghasilkan air dengan
cara menarik air tanah dangkal. Hal ini juga merupakan kelemahan sumur galian
karena airnya yang rentan terkontaminasi septic tank dan limbah di sekitaran
rumah. Itu lah mengapa lokasi penggalian sumur harus berada jauh dari saluran air
WC dan irigasi air sawah sehingga tidak akan mengangkut kotoran dan pestisida.

Gambar 5. Sumur Gali

B. Konservasi Air Tanah

Konservasi air tanah adalah upaya penggunaan air yang jatuh ke


permukaan tanah seefisien mungkin dan pengaturan waktu alirannya, sehingga
tidak terjadi banjir dan terdapat cukup air pada musim kemarau. Oleh karena itu,
tindakan konservasi tanah dapat berarti pula tindakan konservasi air. Pada
dasarnya konservasi tanah dan air dilakukan dengan cara memperlakukan tanah
agara mempunyai ketahanan terhadap gaya yang menghancurkan agregat dan
pengangkutan oleh aliran permukaan, serta mempunyai kemampuan untuk
menyerap menyerap air lebih besar, (Sukrianto,1990).

Konservasi air tanah adalah upaya melindungi dan memelihara


keberadaan, kondisi dan lingkungan air tanah guna mempertahankan
kelestarian atau kesinambungan ketersediaan dalam kuantitas dan kualitas yang
memadai, demi kelangsungan fungsi dan kemanfaatannya untuk memenuhi
kebutuhan makhluk hidup, baik waktu sekarang maupun pada generasi yang akan
datang (Danaryanto, et al., 2005).

Menurut Arsyad (2010) Metode konservasi tanah dan air dapat


digolongkan ke dalam tiga golongan utama, yaitu:
1) Metode vegetatif
Metode vegetatif adalah penggunaan tanaman dan tumbuhan, atau bagian
tumbuhan atau sisa-sisanya untuk mengurangi daya tumbuk butir hujan yang
jatuh, mengurangi jumlah dan kecepatan aliran permukaan yang pada
akhirnya mengurangi erosi tanah. Dalam konservasi tanah dan air, metode
vegetatif mempunyai fungsi (a) melindungi tanah terhadap daya perusak
butir-butir hujan yang jatuh, (b) melindungi tanah terhadap daya perusak air
yang mengalir di permukaan tanah, (c) memperbaiki kapasitas infiltrasi
tanah dan penahanan air yang langsung mempengaruhi besarnya aliran
permukaan.

2) Metode mekanik
Metode mekanik adalah semua perlakuan fisik mekanis yang diberikan
terhadap tanah dan perbuatan bangunan untuk mengurangi aliran
permukaan dan erosi, dan meningkatkan kemampuan penggunaan tanah.
Termasuk dalam metode mekanik dalam konservasi tanah dan air adalah :

(1) pengolahan tanah (tillage),

(2) pengolahan tanah menurut kontur (countour cultivation),

(3) guludan dan guludan bersaluran menurut kontur,

(4) parit pengelak,


(5) teras,

(6) dam penghambat (check dam), waduk, kolam atau balon (farm ponds),
rorak, tanggul,

(7) perbaikan drainase, dan

(8) irigasi.

3) Metode kimia
Metode kimia dalam konservasi tanah dan air adalah penggunaan preparat
kimia baik berupa bahan alami yang telah diolah, dalam jumlah yang relatif
sedikit, untuk meningkatkan stabilitas agregat tanah dan mencegah erosi.

C. Konservasi Air tanah berdasarkan PP No. 43 tahun 2008

Konservasi air tanah menurut Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2008 tentang
Air Tanah adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan,
sifat, dan fungsi air tanah agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas
yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu
sekarang maupun yang akan datang.
Gambar 6. Diagram Alir untuk Konservasi Air Tanah

Konservasi air tanah, berdasarkan PP No. 43 Tahun 2008, dilakukan secara


menyeluruh pada cekungan air tanah yang mencakup daerah imbuhan dan daerah
lepasan air tanah, melalui:
1. perlindungan dan pelestarian air tanah;
2. pengawetan air tanah; dan
3. pengelolaan kualitas dan pengendalian pencemaran air tanah.

Bentuk kegitan yang dapat dilakukan sebagai upaya perlindungan dan


pelestarian di daerah imbuhan air tanah (recharge area) Cepogo Boyolali,
antara lain:
1. Penetapan zona penambangan bahan tambang golongan C, dan
menghentikan kegiatan penambangan Galian C di wilayah prioritas
2. Melakukan kegiatan konservasi secara agronomis
3. Melkukan kegiatan konservasi secara mekanis
4. Pengaturan daerah sempadan sumber air
5. Pengendalian pengolahan tanah.
6. Pembuatan sumur resapan

Pengawetan air tanah ditujukan untuk menjaga keberadaan dan kesinambungan


ketersediaan air tanah. Pengawetan air tanah dilaksanakan dengan cara:
1. menghemat penggunaan air tanah;
2. meningkatkan kapasitas imbuhan air tanah; dan/atau
3. mengendalikan penggunaan air tanah

Salah satu cara peningkatan kapasitas imbuhan air tanah melalui imbuhan buatan
yang dapat dilakukan adalah dengan membuat sumur resapan.

D. Teknik Konservasi Air Tanah Menggunakan Sumur Resapan

Masuknya air hujan kedalam tanah secara alami terjadi pada daerah-
daerah yang porus misalnya sawah, tanah lapangan, permukaan tanah yang
terbuka, Hutan, halaman rumah yang tidak tertutup dll. Air hujan yang jatuh ke
permukaan tanah pada awalnya akan membasahi tanah, bangunan, tumbuh-
tumbuhan dan batuan. Ketika air hujan tersebut jatuh pada daerah yang berpori
maka akan meresap kedalam tanah sebagai air infiltrasi, air tersebut semakin
lama akan meresap lebih dalam lagi sampai memasuki daerah akuifer dan
akirnya menjadi air tanah.

Teknologi sumur resapan dapat dibagi menjadi dua yaitu yang bersifat
pasif dan aktif. Pada teknologi sumur resapan pasif air hujan dibiarkan meresap
secara alami melalui sumur buatan, sedangkan pada sumur resapan yang bersifat
aktif air dipompa (diinjeksikan) kedalam lapisan akuifer menggunakan pompa
tekanan tinggi.

Sumur resapan merupakan salah satu cara konsercasi air tanah. Caranya dengan
membuat bangunan berupa sumur yang berfungsi untuk memasukkan air hujan
kedalam tanah. Beberapa manfaat sumur resapan yaitu:
1. Sumur resapan mempunyai manfaat untuk menambah jumlah air yang
masuk ke dalam tanah.
2. Sumur resapan dapat menambah jumlah air yang masuk kedalam tanah
sehingga dapat menjaga kesetimbangan hidrologi air tanah sehingga dapat
mencegah intrusi air laut.
3. Mereduksi dimensi jaringan drainase dapat sampai nol jika diperlukan.
4. Menurunkan konsentrasi pencemaran air tanah.
5. Mempertahankan tinggi muka air tanah.
6. Sumur resapan mempunyai manfaat untuk mengurangi limpasan permukaan
sehingga dapat mencegah banjir.
7. Mencegah terjadinya penurunan tanah.
8. Melestarikan teknologi tradisionil.
9. Sumur resapan dapat menambah jumlah air yang masuk kedalam tanah dan
mengisi pori-pori tanah hal ini akan mencegah terjadinya penurunan tanah.

Gambar 7. Siklus Air dan Pemanfaatan Sumur Resapan

Infiltrasi diperlukan untuk menambah jumlah air yang masuk kedalam


tanah dengan demikian maka fluktuasi muka air tanah pada waktu musim hujan
dan kemarau tidak terlalu tajam. Adanya sumur resapan akan memberikan
dampak berkurangnya limpasan permukaan. Air hujan yang semula jatuh keatas
permukaan genteng tidak langsung mengalir ke selokan atau halaman rumah
tetapi dialirkan melalui seng terus ditampung kedalam sumur resapan. Akibat
yang bisa dirasakan adalah air hujan tidak menyebar ke halanman atau selokan
sehingga akan mengurangi terjadinya limpasan permukaan.

Tahap-tahap pembuatan sumur resapan adalah :

1. Persiapan awal berupa penyiapan lahan dan bahan.


2. Penggalian baik untuk sumur itu sendiri maupun jaringan yang baerasal dari
atap rumah.
3. Pemasangan meliputi pemasangan bis beton atau batu bata dan pemasangan
jaringan dari rumah ke rumah.

Gambar 8. Potongan Tegak Pemasangan Sumur Resapan

E. Teknik Konservasi Air Tanah menggunakan Lubang Resapan Biopori

Teknologi Biopori menggunakan lubang silindris vertikal dengan


diameter relatif tidak terlalu besar namun efektif untuk meresapkan air tanah.
Teknologi ini dianggap lebih efektif dan mudah untuk meresapkan air ke dalam
tanah dibandingkan dengan sumur resapan. Sumur resapan memiliki ukuran
cukup besar serta bahan pengisinya tidak dapat dimanfaatkan oleh biota tanah
sebagai sumber energi dalam penciptaan biopori. Bahan-bahan halus yang
terbawa air dan tersaring oleh bahan pengisi menyumbat rongga bahan pengisi
sehingga menyebabkan laju serapan menjadi lebih lamban. Selain itu, diameter
lubang yang besar menyebabkan beban resapan meningkat dan menurunkan laju
serapan (Alimaksum, 2010)

Pembuatan lubang resapan biopori (LRB) memberikan manfaat tidak


hanya bagi manusia, tetapi juga tumbuhan, tanah, organisme bawah tanah dan
komponen lingkungan lainnya. Tumbuhan mampu tumbuh subur karena
didukung oleh pupuk kompos hasil pelapukan sampah organik.

Ketersediaan air di dalam tanah menjadi hal yang penting sebagai penopang
daratan dan kelembaban tanah. Dengan teknologi biopori, upaya manusia untuk
menyimpan air saat musim hujan dan mengambilnya kembali pada musim
kemarau sangatlah mudah. Secara lebih rinci, manfaat LRB yaitu:
(1) Meningkatkan laju resapan air dan cadangan air tanah;
(2) Meningkatkan peran biodiversitas tanah dan akar tanaman;
(3) Mencegah terjadinya kerusakan tanah yang menyebabkan longsor dan
kerusakan bangunan;
(4) Memanfaatkan sampah organik menjadi kompos yang dapat menyuburkan
tanah dan akar tanaman;
(5) Mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit
demam berdarah; dan
(6) Mengurangi emisi gas rumah kaca CO2 dan Metan.

Prinsip utama LRB adalah menghindari air hujan mengalir ke daerah


yang lebih rendah dan membiarkannya terserap ke dalam tanah melalui lubang
serapan tersebut (Brata dan Nelistya, 2008). Untuk meminimalkan beban
lingkungan oleh adanya pengumpulan air dan sampah organik di dalam lubang,
maka dimensi lubang tidak boleh terlalu besar.
Gambar 9. Penampakan Samping Lubang Resapan Biopori di Dalam
Tanah (sumber: Hakim, 2011)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Konservasi air tanah menurut Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2008


tentang Air Tanah adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan
keadaan, sifat, dan fungsi air tanah agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan
kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada
waktu sekarang maupun yang akan datang.

B. Saran

1. kegiatan pengelolaan air tanah yang dapat dilakukan adalah dengan


konservasi.

2. Konservasi air tanah dapat dilakukan dengan menggunakan sumur resapan atau
lubang resapan biopori.
DAFTAR PUSTAKA

Fakhrurroja, Hanif, 2010, Membuat Sumur Air Di Berbagai lahan, Griya Kreasi,
Jakarta.

Joko, Tri, 2010, Unit Air Baku Sistem Penyediaan Air Minum, Graha Ilmu,
Yogyakarta.

https://www.99.co/blog/indonesia/jenis-sumur/

https://foresteract.com/sumur-resapan/3/

Anda mungkin juga menyukai