0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
55 tayangan4 halaman
PLTA mengubah energi potensial air menjadi energi listrik melalui proses air jatuh dari bendungan untuk memutar turbin dan generator. Kapasitas daya tergantung head dan debit air, dengan 678 GW kapasitas terpasang global yang menghasilkan lebih dari 22% listrik dunia. PLTA memiliki keunggulan seperti respon cepat dan emisi rendah, namun juga kerugian seperti dampak lingkungan dan biaya besar.
PLTA mengubah energi potensial air menjadi energi listrik melalui proses air jatuh dari bendungan untuk memutar turbin dan generator. Kapasitas daya tergantung head dan debit air, dengan 678 GW kapasitas terpasang global yang menghasilkan lebih dari 22% listrik dunia. PLTA memiliki keunggulan seperti respon cepat dan emisi rendah, namun juga kerugian seperti dampak lingkungan dan biaya besar.
PLTA mengubah energi potensial air menjadi energi listrik melalui proses air jatuh dari bendungan untuk memutar turbin dan generator. Kapasitas daya tergantung head dan debit air, dengan 678 GW kapasitas terpasang global yang menghasilkan lebih dari 22% listrik dunia. PLTA memiliki keunggulan seperti respon cepat dan emisi rendah, namun juga kerugian seperti dampak lingkungan dan biaya besar.
Pada prinsipnya PLTA mengolah energi potensial air diubah menjadi energi kinetis dengan adanya head, lalu energi kinetis ini berubah menjadi energi mekanis dengan adanya aliran air yang menggerakkan turbin, lalu energi mekanis ini berubah menjadi energi listrik melalui perputaran rotor pada generator. Jumlah energi listrik yang bisa dibangkitkan dengan sumber daya air tergantung pada dua hal, yaitu jarak tinggi air (head) dan berapa besar jumlah air yang mengalir (debit).
Gambar 4. Proses kerja PLTA
Laju q dimana air jatuh dari ketinggian efektif h tergantung dari besarnya luas penampang kanal. Jika luas penampang kanal terlalu kecil, daya keluaran akan lebih kecil dari daya optimal karena laju air q dapat lebih besar. Di lain pihak, ukuran kanal tidak dapat dibuat besar secara sembarangan karena laju air q yang melalui kanal tergantung dari laju pengisian air pada reservoir air di belakang bendungan. Volume air pada reservoir dan ketinggian h yang bersangkutan, tergantung dari laju air yang masuk ke dalam reservoir. Selama musim kering, ketinggian air pada reservoir dapat berkurang karena jumlah air dalam reservoir lebih sedikit. Selama musim hujan, ketinggiannya dapat naik kembali karena air yang masuk dari berbagai aliran air yang mengisi bendungan. Fasilitas pembangkit listrik tenaga air harus di desain untuk menyeimbangkan aliran air yang digunakan untuk membangkitkan energi listrik dan jumlah air yang mengisi reservoir melalui sumber alami seperti curahan hujan, salju, dan aliran air lainnya. Pembangkit listrik tenaga air merupakan aplikasi energi terbarukan yang terbesar dan paling matang secara teknologi, dimana terdapat 678.000 MW kapasitas daya listrik yang terpasang di seluruh dunia, yang menghasilkan lebih dari 22% listrik dunia (2564 TWh/tahun pada 1998). Dalam hal ini, 27.900 MW merupakan pembangkit skala kecil yang menghasilkan listrik 115 TWh/tahun. Di eropa barat, pembangkit listrik tenaga air berkontribusi sebesar 520 TWh listrik pada tahun 1998, atau sekitar 19% dari energi listrik di Eropa (sehingga menghindari emisi dari sejumlah 70 juta ton CO2 per tahun-nya). Pada sejumlah negara di Afrika dan Amerika Selatan, pembangkit listrik tenaga air merupakan sumber listrik yang menghasilkan lebih 90% kebutuhan energi listriknya. Gambar 2 memperlihatkan pembangkitan energi listrik dari air dunia yang meningkat secara dinamis tiap tahunnya. Di samping pembangkit listrik tenaga air yang berkapasitas besar yang telah ada, masih terdapat ruang untuk pengembangan lebih jauh dimana diperkirakan hanya sekitar 10% dari total potensi air di dunia yang telah digunakan. Kelebihan dan Kekurangan PLTA Ada beberapa keunggulan dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang dapat dirangkum secara garis besar sebagai berikut :
1. Respon pembangkit listrik yang cepat dalam menyesuaikan kebutuhan beban.
Sehingga pembangkit listrik ini sangat cocok digunakan sebagai pembangkit listrik tipe peak untuk kondisi beban puncak maupun saat terjadi gangguan di jaringan. 2. Kapasitas daya keluaran PLTA relatif besar dibandingkan dengan pembangkit energi terbarukan lainnya dan teknologinya bisa dikuasai dengan baik oleh Indonesia. 3. PLTA umumnya memiliki umur yang panjang, yaitu 50-100 tahun. 4. Bendungan yang digunakan biasanya dapat sekaligus digunakan untuk kegiatan lain, seperti irigasi atau sebagai cadangan air dan pariwisata. 5. Bebas emisi karbon yang tentu saja merupakan kontribusi berharga bagi lingkungan. 6. Selain keunggulan yang telah disebutkan diatas, ada juga efek negatif pembangunan PLTA
kerugiannya yaitu sebagai berikut:
1. Pada lingkungan, yaitu mengganggu keseimbangan ekosistem sungai/danau
akibat dibangunnya bendungan. 2. Biaya investasi paling mahal. 3. Pembangunan bendungan memakan waktu yang lama. 4. Memerlukan lahan yang luas. 5. Di samping itu terkadang, kerusakan pada bendungan dapat menyebabkan resiko kecelakaan dan kerugian yang sangat besar.