Anda di halaman 1dari 35

LABORATORIUM MEKANIK

PENUNTUN DAN LAPORAN PRAKTIKUM

TOPIK :
PRAKTEK PENGUJIAN BAHAN & METROLOGI II

Sub Topik :
U J I KEKERASAN

Praktikan :

Nama :
NIM :
Kelas :

Jurusan Teknik Mesin


Politeknik Negeri Ujung Pandang

Makassar
2014
1
PENGUJIAN BAHAN & METROLOGI
POLITEKNIK NEGERI
UJUNG PANDANG UJI KEKERASAN / HARDNESS TEST

I. PENDAHULUAN
1.1 Definisi Umum
Kekerasan (Hardness) adalah salah satu sifat mekanik (Mechanical properties) dari
suatu material. Kekerasan suatu material harus diketahui khususnya untuk material
yang dalam penggunaanya akan mangalami pergesekan (frictional force), dalam hal
ini bidang keilmuan yang berperan penting mempelajarinya adalah Ilmu Bahan
Teknik (Metallurgy Engineering). Didunia teknik, umumnya pengujian kekerasan
menggunakan 4 macam metode pengujian kekerasan, yakni :
1. Brinell (HB / BHN)
2. Rockwell (HR / RHN)
3. Vikers (HV / VHN)
4. Micro Hardness (Namun jarang sekali dipakai)
Pemilihan masing-masing skala (metode pengujian) tergantung pada :
a. Permukaan material
b. Jenis dan dimensi material
c. Jenis data yang diinginkan
d. Ketersedian alat uji

1.2 Tujuan Instruksional Khusus


1. Mahasiswa dapat melakukan percobaan uji kekerasan bahan.
2. Mahasiswa dapat menentukan dan membedakan kekerasan antara bahan yang satu
dengan bahan yang lainnya.
3. Mahasiswa dapat menentukan kekerasan bahan berdasarkan metode Brinell,
metode Vickers dan metode Rockwell

2
PENGUJIAN BAHAN & METROLOGI
POLITEKNIK NEGERI
UJUNG PANDANG UJI KEKERASAN / HARDNESS TEST

II. TEORI DASAR

2.1. Arti Kekerasan

Kekerasan adalah tahanan yang dilakukan oleh bahan terhadap desakan


kedalam yang tetap. Desakan ini disebabkan oleh alat pendesak dengan bentuk
tertentu dibawah pengaruh gaya tertentu.

2.2. Cara Pengujian Kekerasan Bahan.

Pada umumnya penentuan kekerasan suatu bahan dapat dilakukan dengan


tiga cara, yaitu:
1. Cara Goresan
Cara ini dilakukan dengan jalan menggoreskan bahan yang lebih keras,
cara ini diperkenalkan oleh Mohs sehingga biasa juga disebut dengan pengujian
kekerasan dengan metode Mohs. Dari pengujian yang dilakukan, Mohs berhasil
membuat skala mineral yang terdiri dari 10 bahan yang merupakan standar
mineral yang disusun secara berurutan dari bahan yang paling lunak hingga
bahan yang paling keras yaitu:

(Alumminium) 1. Talk Mg3 (Si 2 O 5 ) 2 (OH) 2


2. Gips CaSO4 2 H2O
3. Kalsit (Kapur) CaCO3
4. Florit CaF2

(Baja lunak) 5. Apatit Ca5(PO4)3 (F,Cl)


6. Ortoklas KalSi3O8
7. Kwarsa SiO2
8. Topas Al2SiO4 (F, OH)
(Baja dikeraskan) 9. Korundum (Al2O3)
(Logam keras) 10 Intan C

3
PENGUJIAN BAHAN & METROLOGI
POLITEKNIK NEGERI
UJUNG PANDANG UJI KEKERASAN / HARDNESS TEST

Cara ini kurang teliti karena nilai kekerasan suatu bahan tidak dapat ditentukan
secara pasti, tetapi hanya bisa dapat diketahui bahan A lebih keras dari bahan B

2. Cara Dinamik

Cara ini dilakukan dengan cara menjatuhkan bola baja pada permukaan
logam, dimana tinggi pantulan bola menyatakan energi benturan sebagai ukuran
kekerasan logam. Makin tinggi pantulan logam maka makin keras suatu bahan,
namun harga kekerasan tidak dapat diketahui seperti halnya pada metode Mohs.
Cara pengujian kekerasan ini biasa disebut Metode Share Scleroscop.

3. Cara Penekanan

Cara ini dikenal dan digunakan secara umum karena nilai kekerasannya
sudah dapat diketahui. Metode pengujian kekerasan dengan cara penekanan ada
3 metode yaitu metode Brinell, metode Vickers, dan metode Rockwell.

2.3. Metode Brinell

Tujuan dari cara ini adalah untuk menguji kekerasan bahan logam besi, logam
bukan besi, dan besi tuang.
Pada cara ini dilakukan dengan jalan menekankan bola baja kepada permukaan
benda uji yang licin dengan beban tertentu, maka permukaan benda uji akan ada bekas
penekanan berupa sebagian dari bidang bola. Dengan mengukur bekas penekanan
tersebut, maka kekerasan Brinell (HB) adalah:

HB = BEBAN (F)
Luas bidang bola penekanan (A)

4
PENGUJIAN BAHAN & METROLOGI
POLITEKNIK NEGERI
UJUNG PANDANG UJI KEKERASAN / HARDNESS TEST

Gambar 2.1 Penekanan metode Brinell dengan bola (Ball)

Diameter pendesaknya diukur dan kekerasan (HB) dihitung dari perbandingan antara F
dan luas A dari segmen bola pendesaknya yang dihitung. Rumus yang digunakan untuk
menghitung nilai kekerasan menurut metode Brinell adalah :


Luas bidang bola bekas penekanan (A) = D(D  D 2  d 2 )

F
HB =

D(D  D 2  d 2
)2

Keterangan : HB = nilai kekerasan menurut metode Brinell (Kg/mm2)


F = gaya desakan (Kg)
D = diameter bola penekanan (mm2)
d = diameter segmen bola (mm)

2.4 Metode Vickers


Pengujian cara Vickers dapat dipakai untuk menguji kekerasan hampir semua
jenis bahan baik itu bahan yang lunak dan yang sudah dikeraskan, yang

5
PENGUJIAN BAHAN & METROLOGI
POLITEKNIK NEGERI
UJUNG PANDANG UJI KEKERASAN / HARDNESS TEST

paling cocok adalah untuk bahan yang tipis, terutama untuk bahan yang dikeraskan
permukaan.
Cara kerja pengujian Vickers hampir sama dengan pengujian Brinell, sebagai
penekan dipakai intan yang berbentuk piramida dengan sudut puncak 136 0. Pada
permukaan benda uji akan terjadi bekas penekanan berbentuk piramida. Setelah
diagonal bekas penekanan diukur, maka harga kekerasannya adalah :

Gambar 2.1 Penekanan metode Vickers dengan Diamond Pyramid

Harga kekerasan Vickers (HV)


F
HV =
A

1,8544F
HV =
d2
Keterangan : HV = nilai kekerasan menurut metode Vickers (Kg/mm2)
F = gaya desakkan ( Kg)
A = luas segemen bola dalam dari desakan (mm2)
d = diagonal bekas penekanan (d rata-rata)

6
PENGUJIAN BAHAN & METROLOGI
POLITEKNIK NEGERI
UJUNG PANDANG UJI KEKERASAN / HARDNESS TEST

Luas dari pendesakkannya ditentukan dengan bantuan nilai rata-rata dari


diagonal dx dan dy.

2.5 Metode Rockwell


Berlainan dengan cara Bhinell, Vickers, pengujian cara Rockwell
didasarkan pada kedalaman masuknya penekanan pada bahan yang diuji, makin
keras bahan makin dangkal masuknya penekanan dan sebaliknya makin lunak
bahan, makin dalam masuknya penekanan.
Kedalaman masuknya penekanan itulah yang menunjukkan nilai
kekerasan bahan dan ditunjukkan langsung pada petunjuk (dial), sehingga tidak
ada pengukuran bekas penekanan seperti cara Brinell dan Vickers. Nilai
kekerasan dapat langsung dibaca pada dial, setelah beban utama dilepaskan dan
beban awal masih menahan beban.
Pada metode Rockwell, sebuah benda pendesak ditekankan dalam 2
tingkat pada benda kerja yang dikerjakan licin seperti gambar berikut:

Gambar 2.2 Penekanan dengan metode Rockwell

7
PENGUJIAN BAHAN & METROLOGI
POLITEKNIK NEGERI
UJUNG PANDANG UJI KEKERASAN / HARDNESS TEST

Keterangan : A = Beban utama


B = Beban awal
C = Penekan
* = Dial berputar berlawanan arah jarum jam
** = Dial berputar searah jarum jam, jarum
menunjukkan kekerasan bahan

8
PENGUJIAN BAHAN & METROLOGI
POLITEKNIK NEGERI
UJUNG PANDANG UJI KEKERASAN / HARDNESS TEST

III. ALAT DAN BAHAN


Alat-alat yang digunakan dalam pengujian kekerasan bahan adalah :
1. Mesin Affri Hardness Tester dan kelengkapannya
2. Kunci L
3. Grinding Speeciment
4. Profil Proyektor
5. Lap kasar dan lap halus
Sedangkan bahan-bahan yang digunakan adalah :
1. Baja ST-37
2. Kuningan
3. Tembaga
4. Alumunium

Gambar 3.1 Mesin Affri Hardness Tester

9
PENGUJIAN BAHAN & METROLOGI
POLITEKNIK NEGERI
UJUNG PANDANG UJI KEKERASAN / HARDNESS TEST

IV. LANGKAH KERJA

4.1. Persiapan Sampel


1. Ratakan permukaan sampel dan permukaan
kedua sisinya harus paralel
2. Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang
akurat polis atau amplas salah satu sisi
permukaan sampel yang akan diuji.
Usahakan rata dan mengkilat. (Kekasaran
permukaan sampel yang paling baik Ra <
0,3 µm/N5).
3. Bersihkan sampel dari gemuk, oli, debu dan
kotoran lainnya
4. Jangan melakukan pengujian jika langkah 1
sampai 3 belum dilakukan karena beresiko
dan dapat merusak penetrator. Gambar 4.1 Persiapan Sampel

4.2. Pemilihan Beban Pengujian


Sebelum melakukan pengujian tentukan terlebih dahulu metode pengujian dan
beban penetrasi pengujian dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Kenali jenis material yang akan diuji kekerasannya (misalnya baja st 37, baja
dikeraskan, aluminium dll)
2. Tentukan metode pengujian kekerasan yang akan digunakan (misalnya skala
pembacaan metode Brinell)
3. Tentukan jenis penetrator yang akan digunakan (misalnya Ball Ø 5 mm)
4. Pilih beban pengujian yang akan digunakan berdasarkan tabel pemrograman
(lihat lampiran A)

10
PENGUJIAN BAHAN & METROLOGI
POLITEKNIK NEGERI
UJUNG PANDANG UJI KEKERASAN / HARDNESS TEST

4.3. Pengujian Kekerasan Sampel


Adapun langkah-langkah pengujian sebagai berikut :
1. Setting Beban
Senting beban yang telah pilih dengan menggunakan kunci L(5)
padabagian skalabeban uji (3)

Gambar 4.2 Skala beban uji


2. Pasang Penetrator yang akan digunakan

a. Siapkan penertaror (gambar 8) yang


akan digunakan
b. Lepaskan ring mur (gambar 8.a)
c. Pasang penetrator yang akan
digunakan
d. Pasang ring mur dan kencangkan
dengan tangan

Gambar 4.3 Penetrator dan ring mur

3. Pasang Landasan
a. Pilih landasan yang akan digunakan sesuai dengan bentuk
sampel yang akan diuji
b. Pasang landasan pada dudukan

Gambar 4.4 Landasan Sampel

11
PENGUJIAN BAHAN & METROLOGI
POLITEKNIK NEGERI
UJUNG PANDANG UJI KEKERASAN / HARDNESS TEST

4. Pemrograman Mesin Affri Hardness Tester


Adapun langkah-langka pemrograman mesin uji kekerasan Affri hardness tester
sebagai berikut:
a. Hubungkan kabel power listrik ke power listrik PLN
b. Tekan switch in pada posisi 1 (switch in akan menyala)

Gambar 4.5 Switch in

c. Memulai pemrograman tekan tombol


d. Setting Skala Pembacaan

Untuk memilih skala pembacaan yang tekan tombol


sampai diperoleh skala pembacaan yang akan
digunakan (misalnya skala pembacaan metode Brinell HB10)

e. Setting toleransi dengan menekan tombol

sehingga tampak nilai toleransi tertinggi Hi:80 dan nilai toleransi terendah
Hi: 50. Jika tidak tampak pada layar maka tekan tombol
Untuk menyimpan dan kembali ke skala orginal tekan

f. Setting waktu pengujian/penekanan dengan menekan tombol


sampai tampak Tmr. 2.0

Untuk memilih waktu terbaik tekan dan selanjutnya tekan

Catatan:
Untuk pengujian dengan metode Rockwell waktu penetrasi 4 detik ± 2 detik

12
PENGUJIAN BAHAN & METROLOGI
POLITEKNIK NEGERI
UJUNG PANDANG UJI KEKERASAN / HARDNESS TEST

5. Letakkan sampel diatas landasan.

Hindari permukaan sampel yang tidak paralel


dengan permukaan landasan akibat adanya
debu dan kotoran lainnya pada permukaan
landasan.

Gambar 4.6 Posisi sampel yang salah

6. Putar keatas handwheel (26) hingga sampel benda uji bersentuhan dengan
penetrator. Perhatikan layar display (12) terlihat tanda

(a) (b)
Gambar 4.7 (a) Handwheel berputar keatas; (b) Permukaan sampel bersentuhan
penetrator

7. Setelah sampel bersentuhan dengan penetrator putar pelan-pelan sampai tanda


panah bersentuhan . Setelah bersentuhan stop memutar handwheel dan
tunggu hasil yang dikeluarkan pada layar display.
8. Jika yang terbaca pada display over maka bebaskan sampel dari sentuhan
penetrator dengan cara memutar handwheel ke bawah. Dan geser sampel
beberapa millimeter kemudian ulangi pengoperasian pada langka 6 & 7 secara
perlahan-lahan.

13
PENGUJIAN BAHAN & METROLOGI
POLITEKNIK NEGERI
UJUNG PANDANG UJI KEKERASAN / HARDNESS TEST

9. Apabila pengukuran dilakukan dengan metode Rockwell dan Brinell maka


catat pada tabel pengamatan kekerasan hasil pengujian yang ditunjukkan pada
layar display.

Gambar 4.8 Hasil pengujian kekerasan (64,5)


terbaca pada layar display

10. Untuk pengukuran kekerasan dengan metode Vickers hasilnya tidak dapat
terbaca langsung pada layar display. Sehingga untu mengetahui kekerasannya
maka ukur diameter penekanan d1 pada posisi sumbu x, dan d2 pada posisi
sumbu y dengan menggunakan profil proyektor atau mikroskop yang tersedia.
Selanjutnya hitung kekerasan HV dengan menggunakan rumus.
11. Setelah semua pengujian selesai tekan tombol switch off
12. Tekan tombol power in
13. Untuk pengukuran kekerasan dengan metode Brinell disamping kekerasan dapat
terbaca langsung pada layar display juga tetap dilakukan pengukuran diameter
bekas penetrasi (d1 dan d2) pada profil proyektor. Selajutnya hitung kekerasannya
dengan menggunakan rumus.

4.4. Langkah Kerja Pengoperasian Profil Proyektor


1. Letakkan benda kerja yang akan diukur diatas stage gelas.
2. Hidupkan profil proyektor dengan mengatur posisi panel di “ON” pada kode
“MAIN”
3. Fokuskan benda kerja sehingga tercapai hasil bayangan benda yang paling jelas
pada layar proyeksi.

14
PENGUJIAN BAHAN & METROLOGI
POLITEKNIK NEGERI
UJUNG PANDANG UJI KEKERASAN / HARDNESS TEST

4. Luruskan salah satu garis silang pada layar proyeksi dengan salah satu titik
puncak sampel yang akan diukur.
5. Atur head mikrometer pada posisi nol, dengan memutar baut.
6. Gerakkan mikro stage kearah sumbu x sesuai arah jarak yang diukur, sampai
sumbu vertukal tepat berada pada titik puncak ulir yang diukur.
7. Hasil pengukuran jarak dapat dibaca dari angka pada head mikrometer.

15
PENGUJIAN BAHAN & METROLOGI
POLITEKNIK NEGERI
UJUNG PANDANG UJI KEKERASAN / HARDNESS TEST

V. KESELAMATAN KERJA

1. Bacalah petunjuk kerja sebelum menggunakan alat ini .

2. Pasang benda kerja dengan hati-hati.

3. Operasikan mesin Affri Hardness Tester dan kelengkapannya dengan hati-hati dan
teliti.

4. Bersihkan mesin Affri Hardness Tester dan simpan dengan rapi seluruh
kelengkapannya pada tempatnya masing-masing setelah melakukan pengujian.

16
PENGUJIAN BAHAN & METROLOGI
POLITEKNIK NEGERI
UJUNG PANDANG UJI KEKERASAN / HARDNESS TEST

VI. DATA PENGAMATAN

6.1. Tabel Data Pengamatan Dengan Pembacaan Langsung

TABEL PENGAMATAN UJI KEKERASAN

Hari/Tanggal :
Kelas :
Kelompok :
Nama Kelompok : 1.
2.
3.
4.
5.
Tabel 6.1. Data Hasil Pengujian Metode Brinell Untuk Material St 37

Waktu Beban Kekerasan


No. Dia. Penetrator
(detik) (Kgf) (N) (HB)
1. Ball ø 2.5 mm 10 s 31. 25 306. 54 145.4
2. Ball ø 2.5 mm 10 s 31. 25 306. 54 168.8
3. Ball ø 2.5 mm 10 s 31. 25 306. 54 142.3
4. Ball ø 2.5 mm 10 s 31. 25 306. 54 157.3
5. Ball ø 2.5 mm 10 s 31. 25 306. 54 146.2
Rata-Rata 152

Tabel 6.2. Data Hasil Pengujian Metode Brinell Untuk Material Aluminium

Waktu Beban Kekerasan


No. Dia. Penetrator
(detik) (Kgf) (N) (HB)
1. Ball ø 2.5 mm 10 s 31. 25 306. 54 59.6
2. Ball ø 2.5 mm 10 s 31. 25 306. 54 66.9
3. Ball ø 2.5 mm 10 s 31. 25 306. 54 62.6
4. Ball ø 2.5 mm 10 s 31. 25 306. 54 65.1
5. Ball ø 2.5 mm 10 s 31. 25 306. 54 68.2
Rata-rata 64.48
17
PENGUJIAN BAHAN & METROLOGI
POLITEKNIK NEGERI
UJUNG PANDANG UJI KEKERASAN / HARDNESS TEST

Tabel 6.3. Data Hasil Pengujian Metode Brinell Untuk Material Tembaga

Waktu Beban Kekerasan


No. Dia. Penetrator
(detik) (Kgf) (N) (HB)
1. Ball ø 2.5 mm 10 s 31. 25 306. 54 87.5

2. Ball ø 2.5 mm 10 s 31. 25 306. 54 86.7


3. Ball ø 2.5 mm 10 s 31. 25 306. 54 85.0
4. Ball ø 2.5 mm 10 s 31. 25 306. 54 89.5
5. Ball ø 2.5 mm 10 s 31. 25 306. 54 90.0
Rata-rata 87.74

Tabel 6.4. Data Hasil Pengujian Metode Brinell Untuk Material Kuningan

Waktu Beban Kekerasan


No. Dia. Penetrator
(detik) (Kgf) (N) (HB)
1. Ball ø 2.5 mm 10 s 31. 25 306. 54 116.9
2. Ball ø 2.5 mm 10 s 31. 25 306. 54 117.6
3. Ball ø 2.5 mm 10 s 31. 25 306. 54 117.6
4. Ball ø 2.5 mm 10 s 31. 25 306. 54 116.4
5. Ball ø 2.5 mm 10 s 31. 25 306. 54 112.4
Rata-rata 101.78

18
PENGUJIAN BAHAN & METROLOGI
POLITEKNIK NEGERI
UJUNG PANDANG UJI KEKERASAN / HARDNESS TEST

TABEL PENGAMATAN UJI KEKERASAN

Hari/Tanggal :
Kelas :
Kelompok :
Nama Kelompok : 1.
2.
3.
4.

Tabel 6.5. Data Hasil Pengujian Metode Brinell Untuk Rockwell St 37

Waktu Beban Kekerasan


No. Dia. Penetrator
(detik) (Kgf) (N) (HB)
1. Diamond 120o 10 s 60 588.6 87.9

2. Diamond 120o 10 s 60 588.6 88.4


3. Diamond 120o 10 s 60 588.6 87.2
4. Diamond 120o 10 s 60 588.6 88.2
5. Diamond 120o 10 s 60 588.6 88.2
Rata-rata 93.98

Tabel 6.6. Data Hasil Pengujian Metode Rockwell Untuk Material Aluminium

Waktu Beban Kekerasan


No. Dia. Penetrator
(detik) (Kgf) (N) (HB)
1. Diamond 120o 10 s 60 588.6 44.6

2. Diamond 120o 10 s 60 588.6 46.9


3. Diamond 120o 10 s 60 588.6 47.5
4. Diamond 120o 10 s 60 588.6 51.8
5. Diamond 120o 10 s 60 588.6 50.7
Rata-rata 48.3

19
PENGUJIAN BAHAN & METROLOGI
POLITEKNIK NEGERI
UJUNG PANDANG UJI KEKERASAN / HARDNESS TEST

Tabel 6.7. Data Hasil Pengujian Metode Rockwell Untuk Material Tembaga

Waktu Beban Kekerasan


No. Dia. Penetrator
(detik) (Kgf) (N) (HB)
1. Diamond 120o 10 s 60 588.6 72.6

2. Diamond 120o 10 s 60 588.6 73.0


3. Diamond 120o 10 s 60 588.6 71.0
4. Diamond 120o 10 s 60 588.6 71.5
5. Diamond 120o 10 s 60 588.6 71.5
Rata-rata 71.92

Tabel 6.8. Data Hasil Pengujian Metode Rockwell Untuk Material Kuningan

Waktu Beban Kekerasan


No. Dia. Penetrator
(detik) (Kgf) (N) (HB)
1. Diamond 120o 10 s 60 588.6 79.7
2. Diamond 120o 10 s 60 588.6 79.1
o
3. Diamond 120 10 s 60 588.6 78.6
4. Diamond 120o 10 s 60 588.6 78.8
5. Diamond 120o 10 s 60 588.6 79.2
Rata-rata 79.08

20
PENGUJIAN BAHAN & METROLOGI
POLITEKNIK NEGERI
UJUNG PANDANG UJI KEKERASAN / HARDNESS TEST

6.2. Tabel Data Pengamatan Dengan Pembacaan diameter pada mikroskop atau
profil proyektor

TABEL PENGAMATAN UJI KEKERASAN

Hari/Tanggal :
Kelas :
Kelompok :
Nama Kelompok : 1.
2.
3.
4.
Tabel 6.9 Data Pengujian Brinell untuk ST-37
No. D F t d1 d2 d Ket.
(mm) (Kg) (s) (mm) (mm) (mm)
1.
2.
3.
4.
5.
d rata-rata =
Tabel 6.10 Data Pengujian Brinell untuk Aluminium
No. D F t d1 d2 d Ket.
(mm) (Kg) (s) (mm) (mm) (mm)
1.
2.
3.
4.
5.
d rata-rata =

21
UJUNG PANDANG
POLITEKNIK NEGERI
PENGUJIAN BAHAN &
METROLOGI UJI KEKERASAN / HARDNESS TEST

Tabel 6.11 Data Pengujian Brinell untuk Kuningan


No. D F t d1 d2 d Ket.
(mm) (Kg) (s) (mm) (mm) (mm)
1.
2.
3.
4.
5.
d rata-rata =

Tabel 6.12 Data Pengujian Brinell untuk tembaga


No. D F t d1 d2 d Ket.
(mm) (Kg) (s) (mm) (mm) (mm)
1.
2.
3.
4.
5.
d rata-rata =

22
PENGUJIAN BAHAN & METROLOGI
POLITEKNIK NEGERI
UJUNG PANDANG UJI KEKERASAN / HARDNESS TEST

TABEL PENGAMATAN UJI KEKERASAN

Hari/Tanggal :
Kelas :
Kelompok :
Nama Kelompok : 1.
2.
3.
4.
5.
Tabel 6.13 Data Pengujian Vickers untuk ST-37
No. D F t d1 d2 d Ket.
(mm) (Kg) (s) (mm) (mm) (mm)
1.
2.
3.
4.
5.
d rata-rata =
Tabel 6.14 Data Pengujian Vickers untuk Aluminium
No. D F t d1 d2 d Ket.
(mm) (Kg) (s) (mm) (mm) (mm)
1.
2.
3.
4.
5.
d rata-rata =

23
UJUNG PANDANG
POLITEKNIK NEGERI
PENGUJIAN BAHAN &
METROLOGI UJI KEKERASAN / HARDNESS TEST

Tabel 6.15 Data Pengujian Vickers untuk Kuningan


No. D F t d1 d2 d Ket.
(mm) (Kg) (s) (mm) (mm) (mm)
1.
2.
3.
4.
5.
d rata-rata =

Tabel 6.16 Data Pengujian Vickers untuk tembaga


No. D F t d1 d2 d Ket.
(mm) (Kg) (s) (mm) (mm) (mm)
1.
2.
3.
4.
5.
d rata-rata =

24
PENGUJIAN BAHAN & METROLOGI
POLITEKNIK NEGERI
UJUNG PANDANG UJI KEKERASAN / HARDNESS TEST

VII. ANALISA DATA

7.1. Metode Brinell

25
PENGUJIAN BAHAN & METROLOGI
POLITEKNIK NEGERI
UJUNG PANDANG UJI KEKERASAN / HARDNESS TEST

7.2. Metode Vickers

26
PENGUJIAN BAHAN & METROLOGI
POLITEKNIK NEGERI
UJUNG PANDANG UJI KEKERASAN / HARDNESS TEST

VIII. TABEL HASIL PERHITUNGAN

27
PENGUJIAN BAHAN & METROLOGI
POLITEKNIK NEGERI
UJUNG PANDANG UJI KEKERASAN / HARDNESS TEST

IX. PEMBAHASAN

28
PENGUJIAN BAHAN & METROLOGI
POLITEKNIK NEGERI
UJUNG PANDANG UJI KEKERASAN / HARDNESS TEST

X. KESIMPULAN DAN SARAN

10.1. KESIMPULAN

29
PENGUJIAN BAHAN & METROLOGI
POLITEKNIK NEGERI
UJUNG PANDANG UJI KEKERASAN / HARDNESS TEST

10.2. SARAN-SARAN

30
PENGUJIAN BAHAN & METROLOGI
POLITEKNIK NEGERI
UJUNG PANDANG UJI KEKERASAN / HARDNESS TEST

XI. DAFTAR PUSTAKA

...........................,”Manual Book Precission Hardness Tester GNEHM

………………………..,”Manual Book Affri Hardnest Tester

OM-150”Inustrial Training Service, 1985. “Teori Perlakuan Panas ( Modul ).


Bandung. Politeknik Manufaktur Bandung,Institut Teknologi Bandung.

Raffei, Moch, 1978. Bagian-bagian Mesin, jilid 1. Jakarta. Direktorat Pendidikan


Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Rochim, Taufik, 1980. Teknik Pengukuran ( Metrologi Industri ). Jakarta.


Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.

Vliet,Van. 1984. Teknologi untuk Bangunan Mesin ( Bahan-bahan 1 ).Jakarta.


Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.

Pengetahuan Bahan ( PBH1), 1992, Politeknik Manufaktur Bandung, Institut


Teknologi Bandung.

Pengetahuan Bahan, Polyteknik Mekanik Swiss, Institut Teknologi Bandung.

31
PENGUJIAN BAHAN & METROLOGI
POLITEKNIK NEGERI
UJUNG PANDANG UJI KEKERASAN / HARDNESS TEST

XII. TUGAS
12.1 Pertanyaan
1. Jelaskan tujuan pengujian kekerasan !
2. Sebutkan alat-alat yang digunakan dalam pengujian kekerasan dan jelaskan
fungsi serta cara pemakainnya ?
3. Sebutkan langkah-langkah pengujian dan keselamatan kerja pada pengujian
kekerasan ?
4. Jelaskan pengertian dari kekerasan !
5. Sebutkan perbedaan pengujian kekerasan dengan Brinnel, Vickers, dan
Rockwell.?
6. Sebutkan keuntungandan kerugian dari ketiga metode pengujian kekerasan ?
* Pertanyaan 1, 2, 3, dan 4 dijawab sebelum dan 5, dan 6 setelah melakukan
pengujian.

32
PENGUJIAN BAHAN & METROLOGI
POLITEKNIK NEGERI
UJUNG PANDANG UJI KEKERASAN / HARDNESS TEST

12.2 Jawaban

33

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG


PENGUJIAN BAHAN &
METROLOGI UJI KEKERASAN / HARDNESS TEST

LAMPIRAN - LAMPIRAN

Lampiran A. Tabel Pemrograman

PROGRAMMING TABLE for direct reading


DISPLAY READING PRE LOAD
PENETRATOR NEWTON APPLICATION FIELD
SYMBOL TEST SCALE LOAD Kgf

HRA Rockwell HRA Diamont 120° 10 60 588,6 Cemented steel > 0,7 mm
HRB Rockwell HRB Ball 1/16” 10 100 981 Soft steel and non ferrous metals
HRC Rockwell HRC Diamond 120° 10 150 1471,5 Hardened steel> 1,2 mm
HRD Rockwell HRD Diamond 120° 10 100 981 Hardened steel> 1 mm
HRE Rockwell HRE Ball 1/8” 10 100 981 Soft steel and non ferrous
HRF Rockwell HRF Ball 1/16” 10 60 588,6 metals Soft steel and non
HRG Rockwell HRG Ball 1/16” 10 150 1471,5 ferrous metals Soft steel and
HRL Rockwell HRL Ball 1/4” 10 60 588,6 non ferrous metals Plastic
HRM Rockwell HRM Ball 1/4” 10 100 981 Plastic

HR15 Rockwell S HRN(15) Diamond 120° 3 15 147 Hardened steel > 0,2
N Rockwell S HRN(30) Diamond 120° 3 30 294 mm Hardened steel >
HR30 Rockwell S HRN(45) Diamond 120° 3 45 441 0,35 mm Hardened
N Rockwell S HRT(15) Ball Ø 1/16” 3 15 147 steel > 0,5 mm All soft
HR45 Rockwell S HRT(30) Ball Ø 1/16” 3 30 294 metals > 0,2 mm
N Rockwell S HRT(45) Ball Ø 1/16” 3 45 441 All soft metals > 0,35
HR15T mm
HR30T All soft metals > 0,5 mm
HR45T

HBT 5(1) Brinell HBTW 5 Ball Ø 5 mm 10 125 1226,25 Light alloy, bronze copper
HBT 5(2) Brinell HBTW 5 Ball Ø 2,5 mm 10 31,25 306,54 Light alloy, bronze copper
HBT10(1) Brinell HBTW 10 Ball Ø 2,5 mm 10 62,5 613,12 Light alloy, bronze copper
HBT30(1) Brinell HBTWc 30 Ball Ø 2,5 mm 10 187,5 1839,37 Cast Iron
HBT30(2) Brinell HBTWcs 30 Ball Ø 2,5 mm 10 187,5 1839,37 Carbon steel
HBT30(3) Brinell HBTWs 30 Ball Ø 2,5 mm 10 187,5 1839,37 Steel
HV30<HR Rockwell- HV30~HRA Diamond 120° 10 60 588.6 Cemented steel > 0,7 mm
A Vickers

34
PENGUJIAN BAHAN & METROLOGI
POLITEKNIK NEGERI
UJUNG PANDANG
UJI KEKERASAN / HARDNESS TEST

PROGRAMMING TABLE for microscope reading


HB30 Brinell HB30 Ball Ø 2,5 mm 10 187,5 1839,37 Cast iron
HB:30 Brinell HB30 Ball Ø 2,5 mm 10 187,5 1839,37 Carbon steel
HB10 Brinell HB10 Ball Ø 2,5 mm 10 62,5 613,12 Light alloy, bronze copper
HV3 Vickers HV3 Diamond 136° 10 60 588,6 Cemented steel > 0,7 mm
HV15 Vickers HV15 Diamond 136° 10 100 981 Soft steel & non ferrous metals
HV45 Vickers HV45 Diamond 136° 10 150 1471,5 Hardened steel > 2 mm
HV10 Vickers HV10 Diamond 136° 10 100 981 Hardened steel > 1 mm
HV60 Vickers HV60 Diamond 136° 10 100 981 Soft steel & non ferrous metals
HV100\ Vickers HV100 Diamond 136° 10 60 588,6 Soft steel & non ferrous metals

35

Anda mungkin juga menyukai