Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MAKALAH ILMIAH:

REVIEW PENGUJIAN IMPACT

Oleh:
Nicholas Ego Guarsa
061001800543

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS TRISAKTI
2018
i

ABSTRAK
Universitas Trisakti
Fakultas Teknik Industri
Jurusan Teknik Mesin
2018
MAKALAH ILMIAH : REVIEW PENGUJIAN IMPACT

NICHOLAS EGO GUARSA


NIM : 061001800543

Abstrak
Pengujian impact adalah pengujian yang bersifat Destructive untuk mengetahui
sifat mekanik dari suatu material terutama logam. Sifat mekanik yang dimaksud
adalah sifat dari material untuk meredam beban kejut yang bergerak dinamis. Dari
pengujian impact juga dapat diketahui bahwa material yang diuji bersifat ulet
ataupun getas. Terdapat 2 jenis metode pengujian impact yang umum digunakan,
yaitu Charphy dan Izzod.

Kata Kunci: Beban kejut, Destructive, Charphy, Izzod


ii

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah
Struktur dan Sifat Material dan syarat kelulusan mata kuliah tersebut pada
program kuliah Ekstensi Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Industri,
Universitas Trisakti tahun 2018.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai
pihak sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik, terutama kepada:

1. Semua keluarga besar penulis yang selalu memberikan semangat,


arahan, dukungan dan do’a kepada penulis.
2. Rekan-rekan Ekstensi Teknik Mesin 2018 yang telah memberikan
dukungan, koreksi, bantuan dan kerjasamanya dalam proses pembuatan
makalah ini.
3. Pihak – pihak yang tidak bisa penulis sebutkan yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini secara langsung atau tak langsung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


terdapat kekurangan, oleh karena kritik dan saran dari berbagai pihak terutama
dosen mata kuliah terkait sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca.
Jakarta, Desember 2018
Penulis,

Nicholas Ego Guarsa


iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH..........................................................................1

1.4 TUJUAN...................................................................................................2

1.5 METODE PENELITIAN..........................................................................2

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN.................................................................3

BAB II......................................................................................................................4

PEMBAHASAN..................................................................................................4

2.1 PENGERTIAN IMPACT..............................................................................4

2.2 SEJARAH PENGUJIAN IMPACT..........................................................5

2.3 JENIS-JENIS PENGUJIAN IMPACT......................................................5

2.3.1 METODE CHARPHY.......................................................................5

2.3.2 METODE IZZOD..............................................................................7

2.4 PERPATAHAN IMPACT.............................................................................8

2.5 PATAH GETAS DAN PATAH ULET.............................................................9

2.6. KETANGGUHAN BAHAN...........................................................................10

2.7. DEFORMASI PLASTIS DAN ELASTIS......................................................12

BAB III..................................................................................................................14

PENUTUP.............................................................................................................14
iv

1.1 KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dunia manufaktur pada saat ini semakin berkembang dengan pesatnya.
Para pelaku industri saling berlomba-lomba untuk menghasilkan suatu produk
yang berkualitas namun dengan harga yang bersaing. Hal ini sangat relevan
terhadap tuntutan yang ada di jaman sekarang. Dengan adanya revolusi industri
4.0 maka produsen diharapkan mampu membuat produk dengan variasi yang
beragam namun dengan memanfaatkan sumber daya yang seminimal mungkin.
Goetch dan Davis (1995) kualitas adalah suatu keadaan kondisi dinamis
yang berkaitan dengan produk, pelayanan, orang, proses, dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi apa yang diharapkan. Namun secara teknik, kualitas
adalah kemampuan suatu produk untuk memenuhi standard yang telah ditetapkan
ataupun diinginkan. Standard sendiri adalah batasan yang menyatakan suatu
produk layak atau tidak untuk digunakan. Standard juga dibedakan menjadi 2
yaitu, kualitatif atau kuantitatif. Kualitatif adalah standard yang berupa pernyataan
verbal yang cenderung berdasarkan perspektif dari orang yang terlibat. Sedangkan
untuk kuantitatif adalah standard yang berupa angka yang harus dipenuhi untuk
dinyatakan sesuai dengan standard atau tidak. Sehingga untuk standard dari segi
kuantitatif cenderung bisa diterima oleh semua pihak. Asalkan batasan yang
dibuat standard harus ditetapkan terlebih dahulu secara bersama-sama.
Banyak cara yang dapat digunakan untuk menentukan standard kuantitatif.
Beberapa diantaranya adalah untuk menentukan sifat mekanik dari suatu material
ataupun produk. Contohnya adalah pengujian impact dan pengujian impact.
Penulis ingin menjelaskan beberapa hal terkait pengujian impact untuk
material teknik.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berikut adalah rumusan masalah yang ada pada penulisan makalah ini :
1. Apa pengertian impact dan pengujian impact?
2. Bagaimana sejarah pengujian impact?
2

3. Sebutkan jenis-jenis pengujian impact?


4. Bagaimana penjelasan detail dan rinci terkait 2 pengujian impact yang
umum digunakan?
5. Bagaimana mekanisme pengujian impact?
6. Bagaimana cara perhitungan pengujian impact?
7. Bagaimana aturan pengujian impact?

1.4 TUJUAN
Berikut adalah tujuan dari pembuatan makalah ini:
1. Pembaca mampu mengetahui pengertian dari pengujian impact
2. Pembaca mampu mengetahui sejarah pengujian impact
3. Pembaca mampu mengetahui jenis-jenis pengujian impact
4. Pembaca mampu mengetahui penjelasan detail dan rinci terkait 2
pengujian impact yang umum digunakan
5. Pembaca mampu mengetahui mekanisme pengujian impact
6. Pembaca mampu mengetahui cara perhitungan pengujian impact
7. Pembaca mampu mengetahui aturan pengujian impact

1.5 METODE PENELITIAN


Metode penelitian dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Studi Kepustakaan
Yaitu metode penelitian untuk memperoleh data dari
penelusuran literatur yang bersumber terpercaya dari manual
book mesin, buku, media lainnya maupun hasil penelitian orang
lain yang berhubungan dengan alat yang ingin penulis buat.
3

1.6 SISTEMATIKA PENULISAN


Sistematika penulisan laporan pada proyek ini adalah sebagau berikut:
BAB 1 (PENDAHULUAN)
Merupakan bab yang berisi mengenai latar belakang,
perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian serta
sistematika penulisan.
BAB 2 (PEMBAHASAN)
Merupakan bab yang berisi tentang dasar – dasar isi materi
dan pembahasan apa yang menjadi rumusan masalah yang
bersumber dari referensi yang berkaitan sebagai acuan penulisan
makalah.
BAB 3 (PENUTUPAN)
Merupakan bab yang berisi tentang data kesimpulan dan
saran dari penulis dari apa yang telah dijadikan rumusan masalah.
4

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN IMPACT


Bagi seorang yang menggeluti bidang teknik pasti tidak asing dengan
istilah keras-lunak, kuat-lemah, ulet-getas, dan masih banyak yang lainya. Semua
merupakan sifat sifat yang dimiliki oleh suatu material teknik terutama material
logam.

Pada kesempatan ini penulis akan membahas apa itu impact. Impact adalah
salah satu sifat mekanik (Mechanical Properties) dari suatu material. Pengujian
impact adalah pengujian dengan menggunakan pembebanan yang cepat (rapid
loading). Agar dapat memahami uji impact terlebih dahulu mengamati fenomena
yang terjadi terhadap suatu kapal yang berada pada suhu rendah ditengah laut,
sehingga menyebabkan materialnya menjadi getas dan mudah patah. Disebabkan
laut memiliki banyak beban (tekanan) dari arah manapun. Kemudian kapal
tersebut menabrak gunung es, sehingga tegangan yang telah terkonsentrasi
disebabkan pembebanan sebelum sehingga menyebabkan kapal tersebut terbelah
dua.

Dalam pengujian mekanik, terdapat perbedaan dalam pemberian jenis


beban kepada material. Uji tarik, uji tekan, dan uji punter adalah pengujian yang
menggunakan beban statik. Sedangkan uji impact menggunakan jenis beban
dinamik. Pada uji impact, digunakan pembebanan yang cepat (rapid loading).
Perbedaan dari pembebanan jenis ini dapat dilihat pada strain rate. Pada
pembebanan cepat atau disebut dengan beban dampak, terjadi proses penyerapan
energi yang besar dari energi kinetik suatu beban yang menumbuk ke spesimen.
Proses penyerapan energi ini, akan diubah dalam berbagai respon material seperti
deformasi plastis, efek histerisis, gesekan, dan efek inersia.
5

2.2 SEJARAH PENGUJIAN IMPACT


Asal mula pengujian sifat mekanik adalah terjadi pada tahun 1820an.
Pada era tersebut terdapat suatu perkumpulan international untuk bahan pengujian
yang mengadakan pertemuan setiap 2-3 tahun di berbagai kota di seluruh penjuru
dunia. Pada 1913 memiliki 2682 anggota termasuk nama-nama terkenal seperti
Brinell (Uji kekerasan), Martens (Martensit), Heyn (Ukuran butir), Bauschinger,
Le Chatelier dan Charphy (Uji impact).
Georges Aaugustin Albert Charphy, adalah seorang perancis yang lahir
pada tahun 1865 dan lulus dari Ecole Polytechnique pada tahun 1887 dengan gelar
insinyur jurusan metalurgi dan kemudian menjadi professor. Pada tahun 1901
Charphy mempresentasikan hasil tes untuk pengujian impact dengan bantuan
pendulum. Namun pada saat itu, pengujian yang dipresentasikan Charphy belum
termasuk pengaruh suhu terhadap kemampuan material. Karena pengujian yang
dilakukan di suhu kamar. Baru setelah pada 14 April 1912 terjadi kecelakaan pada
kapal yang berlayar di Samudra Atlantik dengan suhu -20C menabrak bongkahan
es dan seketika lambung kapal langsung pecah. Hal ini menjadi dasar pemikiran
bahwa pengaruh suhu terhadap tingkat ulet atau getasnya suatu material sangatlah
besar.

2.3 JENIS-JENIS PENGUJIAN IMPACT

Secara umum metode pengujian impak terdiri dari 2 jenis yaitu:

 Metode Charpy

 Metode Izod

2.3.1 METODE CHARPHY

Benda uji Charphy memiliki luas penampang lintang bujur sangkar


(10 x 10)mm dengan panjang 55 mm dan memiliki takik (notch) berbentuk
V dengan sudut 450, dengan jari-jari 0,25 mm dan kedalaman 2 mm. Pada
pengujian kegetasan bahan dengan cara impact charphy, pendulum
6

diarahkan pada bagian belakang takik dari benda uji. Dengan meletakkan
posisi spesimen uji pada tumpuan dengan posisi horizontal/ mendatar.

Gbr 2.1. Ilustrasi skematik pembebanan impak pada benda uji Charpy

Adapun kelebihan dari pengujian impact metode Charphy adalah:

-Hasil pengujian lebih akurat

-Pengerjaannya lebih mudah dipahami dan dilakukan

-Menghasilkan tegangan uniform di sepanjang penampang

-Harga alat lebih murah

-Waktu pengujian lebih singkat

Setiap ada kelebihan pasti ada kekurangan. Berikut adalah


kekurangan dari pengujian impact dengan metode charphy:

-Hanya dapat dipasang pada posisi horizontal

-Spesimen dapat bergeser dari tumpuannya karena tidak dicekam

-Pengujian hanya dapat dilakukan pada specimen yang kecil

-Hasil pengujian kurang atau tepat dimanfaatkan dalam


perancangan karena level tegangan yang diberikan tidak rata.
7

2.3.2 METODE IZZOD


Benda uji izzod lazim digunakan di Inggris, namun sekarang mulai
jarang digunakan. Benda uji izzod mempunyaipenampang lintang bujur
sangkar atau lingkaran dan bertakik v di dekat ujung yang dijepit. Pada
pengujian impact metode izzod, pukulan pendulum diarahkan pada jarak 22
mm dari penjepit dan takikannya menghadap pada pendulum.

  Gbr 2.2. Ilustrasi skematik pembebanan impak pada benda uji Izzod

Adapun kelebihan dari pengujian impact dengan menggunakan


metode izzod adalah:

-Tumbukan tepat pada takikan karena benda kerja dicekam dan specimen
tidak mudah bergeser karena dicekam pada salah satu ujungnya.

-Dapat menggunakan specimen dengan ukuran yang lebih besar


8

Sedangkan untuk kerugian dari pengujian impact dengan metode


Izzod adalah:

-Biaya pengujian yang lebih mahal

-Pembebanan yang dilakukan hanya pada satu ujungnya, sehingga hasil


yang diperoleh kurang baik

-Proses pengerjaan pengujiannya lebih sukar

-Hasil pepatahan yang kurang baik.

-Waktu yang digunakan cukup banyak karena prosedur pengujiannya yang


banyak, mulai dari menjepit benda kerja sampai tahap pengujian.

-Memerlukan mesin uji berkapasitas 10000 ton.

2.4 PERPATAHAN IMPACT


Secara umum sebagai mana analisis perpatahan pada benda hasil uji tarik
maka perpatahan impak digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Perpatahan berserat (fibrous fracture), yang melibatkan mekanisme


pergeseran bidang-bidang kristal di dalam bahan (logam) yang ulet
(ductile). Ditandai dengan permukaan patahan berserat yang berbentuk
dimpel yang menyerap cahaya dan berpenampilan buram.
2. Perpatahan granular/kristalin, yang dihasilkan oleh mekanisme
pembelahan (cleavage) pada butir-butir dari bahan (logam) yang rapuh
(brittle). Ditandai dengan permukaan patahan yang datar yang mampu
memberikan daya pantul cahaya yang tinggi (mengkilat).
3. Perpatahan campuran (berserat dan granular). Merupakan kombinasi dua
jenis perpatahan di atas.
9

Informasi lain yang dapat dihasilkan dari pengujian impak adalah


temperatur transisi bahan. Temperatur transisi adalah temperatur yang
menunjukkan transisip perubahan jenis perpatahan suatu bahan bila diuji pada
temperatur yang berbeda-beda. Pada pengujian dengan temperatur yang berbeda-
beda maka akan terlihat bahwa pada temperatur tinggi material akan bersifat ulet
(ductile) sedangkan padat temperatur rendah material akan bersifat rapuh atau
getas (brittle).
Fenomena ini berkaitan dengan vibrasi atom-atom bahan pada temperatur
yang berbeda dimana pada temperatur kamar vibrasi itu berada dalam kondisi
kesetimbangan dan selanjutnya akan menjadi tinggi bila temperatur dinaikkan
(ingatlah bahwa energi panas merupakan suatu driving force terhadap pergerakan
partikel atom bahan). Vibrasi atom inilah yang berperan sebagai suatu penghalang
(obstacle) terhadap pergerakan dislokasi pada saat terjadi deformasi kejut/impak
dari luar. Dengan semakin tinggi vibrasi itu maka pergerakan dislokasi mejadi
relatif sulit sehingga dibutuhkan energi yang lebih besar untuk mematahkan benda
uji. Sebaliknya pada temperatur di bawah nol derajat Celcius, vibrasi atom relatif
sedikit sehingga pada saat bahan dideformasi pergerakan dislokasi menjadi lebih
sangat mudah dan benda uji menjadi lebih mudah dipatahkan dengan energi yang
relatif lebih rendah.

2.5 PATAH GETAS DAN PATAH ULET


Secara umum perpatahan dapat digolongkan menjadi dua golongan umum yaitu :
1.      Patah Getas
Merupakan fenomena patah pada material yang diawali terjadinya retakan
secara cepat dibandingkan patah ulet tanpa deformasi plastis terlebih dahulu dan
dalam waktu yang singkat. Dalam kehidupan nyata, peristiwa patah getas dinilai
lebih berbahaya dari pada patah ulet, karena terjadi tanpa disadari begitu saja.
Biasanya patah getas terjadi pada material berstruktur martensit, atau material
yang memiliki komposisi karbon yang sangat tinggi sehingga sangat kuat namun
rapuh.
Ciri-cirinya:
a.     Permukaannya terlihat berbentuk granular, berkilat  dan  memantulkan   cahaya.
10

b.    Terjadi secara tiba-tiba tanpa ada deformasi plastis terlebih dahulu sehingga tidak
tampak gejala-gejala material tersebut akan patah.
c.     Tempo terjadinya patah lebih cepat
d.    Bidang patahan relatif tegak lurus terhadap tegangan tarik.
e.     Tidak ada reduksi luas penampang patahan, akibat adanya tegangan multiaksial.

2.      Patah Ulet


Patah ulet merupakan patah yang diakibatkan oleh beban statis yang
diberikan pada material, jika beban dihilangkan maka penjalaran retakakan
berhenti. Patah ulet ini ditandai dengan penyerapan energi disertai adanya
deformasi plastis yang cukup besar di sekitar patahan, sehingga permukaan
patahan nampak kasar, berserabut (fibrous), dan berwarna kelabu. Selain itu
komposisi material juga mempengaruhi jenis patahan yang dihasilkan, jadi bukan
karena pengaruh beban saja. Biasanya patah ulet terjadi pada material berstruktur
bainit yang merupakan baja dengan kandungan karbon rendah (duta, 2011).
Ciri-cirinya  :
a.     Ada reduksi luas penampang patahan, akibat tegangan uniaksial
b.     Tempo terjadinya patah lebih lama.
c.     Pertumbuhan retak lambat, tergantung pada beban
d.     Permukaan  patahannya  terdapat  garis-garis  benang  serabut  (fibrosa),  berserat,
menyerap cahaya, dan penampilannya buram.

2.6. KETANGGUHAN BAHAN

Ketangguhan suatu bahan adalah kemampuan suatu bahan material untuk


menyerap energi pada daerah plastis atau ketahanan bahan terhadap beban
tumbukan atau kejutan. Penyebab ketangguhan bahan adalah pencampuran antara
satu bahan dengan bahan lainnya. Misalnya baja di campur karbon akan lebih
tangguh dibandingkan dengan baja murni. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi ketangguhan bahan adalah :

1.        Bentuk takikan


Bentuk takikan amat berpengaruh pada ketangguahan suatu material,
karena adanya perbedaan distribusi dan konsentrasi tegangan pada masing-masing
11

takikan tersebut yang mengakibatkan energi impak yang dimilikinya berbeda-


beda pula. Ada beberapa jenis takikan berdasarkan kategori masing-masing.
Berikut ini adalah urutan energi impak yang dimiliki oleh suatu bahan
berdasarkan bentuk takikannya. Takikan dibagi menjadi beberapa macam antara
lain adalah sebagai berikut :
a. Takikan segitiga
Memiliki energi impak yang paling kecil, sehingga paling mudah patah. Hal ini
disebabkan karena distribusi tegangan hanya terkonsentrasi pada satu titik saja,
yaitu pada ujung takikan.
b. Takikan segi empat
Memiliki energi yang lebih besar pada takikan segitiga karena tegangan
terdistribusi pada dua titik pada sudutnya.
c. Takikan Setengah lingkaran
Memiliki energi impak yang terbesar karena distribusitegangan tersebar pada
setiap sisinya, sehingga tidak mudah patah.

2.        Beban
Semakin besar beban yang diberikan , maka energi impak semakin kecil
yang dibutuhkan untuk mematahkan specimen, dan demikianpun sebaliknya. Hal
ini diakibatkan karena suatu material akan lebih mudah patah apabila dibebani
oleh gaya yang sangat besar.

3.      Temperatur
Semakin tinggi temperatur dari spesimen, maka ketangguhannya semakin
tinggi dalam menerima beban secara tiba-tiba, demikinanpun sebaliknya, dengan
temperatur yang lebih rendah. Namun temperatur memiliki batas tertentu dimana
ketangguhan akan berkurang dengan sendirinya.

4.        Transisi ulet rapuh


Hal ini dapat ditentukan dengan berbagai cara, misalnya kondisi struktur
yang susah ditentukan oleh sistem tegangan yang bekerja pada benda uji yang
bervariasi, tergantung pada cara pengusiaannya

5.        Efek komposisi ukuran butir


12

Ukuran butir berpengaruh pada kerapuhan, sesuai dengan ukuran besarnya.


Semakin halus ukuran butir maka bahan tersebut akan semakin rapuh sedangkan
bila ukurannya besar maka bahan akan ulet.

6.        Perlakuan panas dan perpatahan


Perlakuan panas umumnya dilakukan untuk mengetahui atau mengamati
besar-besar butir  benda uji dan untuk menghaluskan butir.

7.         Pengerasan kerja dan pengerjaan radiasi


Pengerasan kerja terjadi yang ditimbulkan oleh adanya deformasi plastis yang
kecil pada temperatur ruang yang melampaui batas atau tidak luluh dan
melepaskan sejumlah dislokasi serta adanya pengukuran keuletan pada temperatur
rendah

2.7. DEFORMASI PLASTIS DAN ELASTIS

Suatu material dapat bertahan dari energi tekan di karenakan energi tekan


tidak melebihi energi material itu.  Deformasi elastis adalah perubahan bentuk
material yang di beri gaya tarik atau tekan sehingga dapat berubah bentuk dan bila
energi tarik atau tekan di hilang kan benda tersebut akan kembali ke bentuk
semula, contohnya saja pada waktu kita maelakukan uji tarik, pada saat material
yang kita uji di tarik maka aka ada perubahan panjang pada material itu tetapi
material itu akan kembali pada bentuk semula apa bila gaya tarik di hilangkan. 
Sedangkan pada deformasi plastis material yang sudah di beri gaya tarik hingga
mengalami perubahan panjang atau bentuk tidak akan kembali pada bentuk
semula setelah gaya tarik di hilangkan. Seperti diperlihatkan dalam grafik
tegangan-regangan terdapat yang namanya batas luluh (yield strength) nah untuk
deformasi elastis itu berada di bawah batas luluh sedangkan untuk deformasi
plastis berada/melewati batas luluh suatu material, di mana untuk setiap material
memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Mengenai tentang struktur mikro, pada saat di deformasi elastis tidak ada
perubahan perubahan mikro begitu juga ketika deformasi elastis itu hilang. Secara
sederhana deformasi elastis itu dapat kita gambarkan dengan dua buah atom Fe
13

yang diikat dengan sebuah pegas. Ketika kita deformasi elastis maka pegas akan
berusaha melawan Fe yang kita tarik.  Untuk deformasi plastis struktur mikro
sudah berubah.  Sebagai inisiasinya adalah sudah putusnya ikatan antara Fe,
kemudian adanya pembentukan ukuran butir yang baru (biasanya ukuran butir
menjadi lebih kecil dan gepeng karena deformasi plastis akibat tekanan).
Pembentukan butir butir baru terbutlah yang menyebabkan terjadinya perubahan
struktur mikro.
Biasanya daerah elastik itu dibatasi oleh garis proporsioanal antara
tegangan san tegangan, nah ujung dari titik proporsioanl ini disebut sebagai yield
point. Setelah keluar dari daerah ini, disebut sebagai daerah plastic yang tidak
akan kembali   kebentuk semula.  Alasannya karena sudah terjadi perubahan,
sedangkan di daerah elastic tidak terjadi perubahan secara drastis, hal ini
disebabkan ketika masih di daerah elastis, logam dapat menahan beban yg
diberikan yg disebabkan oleh bertemunya dengan batas butir dengan dislokasi.
sehingga menghambat pergerakkan dari dislokasi, sedangkan ketika sudah
memasuki daerah plastik, dislokasi sudah memotong batas butir.
14

BAB III

PENUTUP
1.1 KESIMPULAN DAN SARAN
Untuk menentukan suatu produk layak pakai tentu harus andanya standard
yang harus ditetapkan. Standard sendiri harus ada yang bersifat kualitatif maupun
kuantitatif. Maka, untuk meminimalisir adanya perbedaan pendapat maka sebisa
mungkin standard dibuat kuantitatif. Untuk material logam sendiri diperlukan
adanya standard yang harus ditetapkan supaya dapat diketahui logam yang
digunakan tersebut masuk standard atau tidak. Untuk menentukan standard pada
material logam maka dibutuhkan suatu pengujian. Salah satunya adalah pengujian
impact pada logam. Ada dua metode yang umum digunakan untuk menentukan
nilai impact dari suatu logam yang diuji. Tergantung standard mana yang
digunakan sebagai referensi.
Untuk pembaca, dari penulis menyarankan agar ketika pembaca akan
melakukan pengujian impact maka membaca dulu referensi yang sesuai untuk
menentukan metode yang sesuai untuk pengujian impact terhadap material logam
yang akan diuji. Berikutnya adalah pentingnya factor suhu lingkungan dalam
pengujian impact. Material apabila diuji pada suhu yang berbeda maka hasilnya
akan berbeda pula. Semakin dingin maka material cenderung semakin getas.
15

DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/97950-ID-none.pdf
https://www.academia.edu/19670778/Laporan_Praktikum_Material-Uji_Impact
http://abdi94.blogspot.com/2014/06/pengujian-impact.html

D. Callister, William, “Materials Science and Engineering”, Willey

Anda mungkin juga menyukai