Oleh :
ARISKI JEREMY BESRIMAS
PSALM 50 : 5
2
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA
Tesis dengan judul Pengaruh Audit Tenure, Komite Audit, Auditor Switching
dan Auditor Spesialization Industry terhadap Audit Delay adalah hasil karya
saya sendiri dan semua sumber, baik yang dikutip maupun yang dirujuk, telah
saya nyatakan dengan benar sesuai sumber aslinya serta memenuhi etika
ilmiah yang berlaku.Apabila di kemudian hari ditemukan kecurangan dan
pelanggaran etika ilmiah dalam karya ilmiah ini, saya bersedia
mempertanggungjawabkan sekaligus menerima sanksi dari Program Magister
Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Unika Atma Jaya berupa pencabutan
gelar kesarjanaan.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan.
Penulis
201900120039
3
PENGARUH AUDIT TENURE, KOMITE AUDIT, AUDITOR
SWITCHING DAN AUDITOR SPECIALIZATION INDUSTRY
TERHADAP AUDIT DELAY
oleh
Ariski Jeremy Besrimas
201900120039
TESIS
Diterima dan Disetujui untuk Diujikan
4
DAFTAR ISI
5
4.2 Analisis Data ....................................................................................... 47
4.2.1 Statistika Deskriptif ....................................................................... 47
4.2.2 Uji Asumsi Klasik .......................................................................... 49
4.2.3 Uji Goodness of Fit Model ............................................................ 54
4.2.4 Koefisien Determinasi (R2) ........................................................... 54
4.3 Pembahasan ...................................................................................... 57
BAB V .......................................................................................................... 18
SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 18
5.1 Simpulan ................................................................................................ 18
5.2 Saran ..................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 20
Lampiran ...................................................................................................... 23
6
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dari banyak pihak sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik, penulis
2. Ibu Dr. Christina, CPMA. selaku Kepala Prodi Magister Akuntansi yang
3. Para Dosen FEB Unika Atma Jaya Magister Akuntansi yang telah
Siagian, serta kakak dan abang yang telah memberikan doa dan
selama perkuliahan.
7
Kiranya penulis berharap tesis ini dapat memberi sumbangsih bagi pendidikan
8
ABSTRAK
9
ABSTRACT
The purpose of this study is to find empirical evidence that Audit Tenure,
The data for this study were collected from manufacturing companies
listed on the Indonesian Stock Exchange (IDX) between 2017 and 2019. In
this study, the sample was determined using a purposive sampling technique
with criteria tailored to the needs of the data. After sampling, the total sample
The findings revealed that the Audit Tenure, Audit comitee, Auditor
can explain 32.8 per cent of the variation in the independent variable to the
dependent variable, while the remaining 67.2 per cent can be influenced and
10
BAB I
PENDAHULUAN
Keuangan paling lambat pada akhir bulan keempat setelah tahun buku
suatu perusahaan dengan sektor publik yang terdaftar di pasar modal adalah
terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terkena sanksi oleh OJK. Pada
perusahan terlambat dalam penyampaian laporan antara lain PT. Tiga Pilar
Sejahtera Food Tbk (AISA), PT. Anugrah Kagum Karya Utama Tbk (AKKU),
PT. Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX), PT. Argo Pantes Tbk (ARGO), PT.
Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk (BORN), PT. Bakrie Telecom Tbk
(BTEL), PT. Cardig Aero Services Tbk (CASS), PT. Cakra Mineral Tbk
11
(CKRA), PT. Cowell Development Tbk (COWL), PT. Bakrieland Development
Tbk (ELTY), PT. Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT. Eterindo
Plantation Tbk (GOLL) PT. Evergreen Invesco Tbk (GREN), PT. Saraswati
Griya Lestari Tbk (HOTL), PT. Trikomsel Oke Tbk (TRIO), PT. Grand Kartech
Tbk (KRAH), PT. Capitalinc Investment Tbk (MTFN), PT. Mitra Pemuda Tbk
(MTRA), PT. Nipress Tbk (NIPS), PT. Sugih Energy Tbk (SUGI), PT. Tira
Austine Tbk (TIRA), dan PT. Sigmagold Inti Perkasa Tbk (TMPI) dan
dikenakan denda oleh OJK. Dari kasus tersebut, dapat dilihat bahwa
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan adanya peraturan dari Otoritas
waktu penyampaian laporan keuangan ini tidak terlepas dari berbagai proses-
proses auditan yang telah dilakukan oleh Akuntan Publik yang telah
12
melakukan pertimbangan manfaat relative antara pelaporan keuangan yang
maka perusahaan tersebut telah melanggar peraturan dan tidak patuh. Hal ini
dengan Audit Tenure. Menurut Giri (2010) dalam Handayani 2016 tenure yang
klien, maka tentu saja auditor mengenali industri bisnis perusahan sehingga
13
sebelumnya tetapi para auditor pelaksananya berbeda maka para auditor
sehingga tidak dapat menghasilkan audit report lag yang lebih singkat.
bahwa hubungan yang lama antara auditor dan kliennya berpotensi untuk
Komite Audit dalam Pasal 4 diatur bahwa Komite Audit paling sedikit terdiri
peran yang penting dalam proses pelaporan keuangan. Komite audit memiliki
komisaris.
14
Pergantian auditor pada suatu perusahaan dilakukan dengan tujuan
untuk menjaga independensi dari auditor agar tetap bersikap objektif dalam
Akuntan Publik Dalam Kegiatan Jasa Keuangan dimana dalam Pasal 16 ayat
tahunan dari AP yang sama paling lama untuk periode audit sekama 3 (tiga)
telah berakhirnya kontrak kerja yang disepakati antara Kantor Akuntan Publik
suatu industri tersebut. Solomon (1999 dalam Primantara dan Ketut 2015)
15
pelatihan yang terfokus di suatu indutri tertentu dapat disebut sebagai
(BEI)?
16
5. Apakah terdapat pengaruh secara bersama-sama antara Audit Tenure,
(BEI).
17
1.4 Manfaat Penelitian
Penulis memiliki harapan agar hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat
1. Manfaat Teoristis
2. Manfaat Praktis
18
BAB II
Teori Legitmasi
masyarakat (Gray at el, 1996). Hal ini mengindikasi adanya kontrak sosial
dengan nilai dan norma yang berlaku agar berjalan dengan selaras. Teori
legitimasi yang didasarkan pada adanya kontak sosial antara sebuah institusi
dengan nilai yang ada didalam sebuah masyarakat. Menurut teori ini, tindakan
sebuah institusi haruslah mempunyai aktivitas dan kinerja yang dapat diterima
oleh masyarakat.
kegiatan operasional perusahaan yang sesuai dengan norma dan nilai yang
19
atau pembangunan kesejahteraan dan kehidupan lingkungan tempat
perusahaan beroperasi.
Teori Kepatuhan
Pada teori kepatuhan menurut Tyler (1990) dinyatakan bahwa organisasi wajib
telah diteliti dalam ilmu-ilmu sosial khususnya di bidang psikologi dan sosiologi
Saleh dan Wahab, 2004) terdapat dua perspektif dasar mengenai kepatuhan
pribadi mereka.
Audit Tenure
Audit Tenure adalah lamanya masa perikatan auditor dengan klien dalam
memberikan jasa audit yang telah disepakati atau jangka waktu penugasan
audit antara pihak auditor dengan perusahaan yang diaudit secara terus
menerus tanpa mengganti pihak auditor yang lain (Nurwulan,2019). Lama atau
20
kinerja auditor pada perusahaan klien seperti hubungan emosional auditor
dengan klien, independensi, fee, dan lain-lain. Kantor Akuntan Publik sendiri
Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik. KAP dapat berbentuk
usaha perseorangan, persekutuan perdata, firma atau bentuk usaha lain yang
Undang-Undang.
jasa audit oleh Kantor Akuntan Publik. Pembatasan pemberian jasa audit
Kantor Akuntan Publik Dalam Kegiatan Jasa Keuangan dimana dalam Pasal
historis tahunan dari AP yang sama paling lama untuk periode audit sekama
Komite Audit
Dalam Pasal 1 ayat (1) Peraturan OJK 55/2015, komite audit adalah
komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada dewan komisaris
21
dalam membantu melaksanakan tugas dan fungsi dewan komisaris. Komite
4 “Komite Audit paling sedikit terdiri dari 3 (tiga) orang anggotayang berasal
dari Komisaris Independen dan Pihak dari luar” selanjutnya pada pasal 5
satu atau lebih anggota dewan komisaris dan dapat meminta kalangan luar
dapat dikatakan bahwa komite audit ialah salah satu komite yang dibentuk
Auditor Switching
22
dalam dua kategori yaitu pergantian auditor yang diberi mandat atau bersifat
(BPK) yang dalam pekerjaannya telah diatur pemerintah dan bersifat wajib,
bersifat sukarela adalah pergantian auditor yang tidak diatur atau secara
pangsa pasar dalam industri tersebut sehingga kualitas auditnya sangat baik.
23
jasa audit terbesar dalam suatu industri begitu pula terbesar kedua dan
ketiga.
banyak klien dalam industri yang sama. Auditor spesialis indutri diukur dengan
cara yang digunakan oleh Craswell et al. (1995) dalam Andreas (2012).
Pertama, sampel industri yang digunakan adalah indutri yang minimal memiliki
mengaudit 15% dari total perusahaan yang ada dalam industri tersebut.
Audit Delay
tahunan sejak tanggal tutup buku perusahaan sampai tanggal yang tertera
oleh auditor.
24
Audit delay disebabkan oleh beberapa faktor yang dibagi menjadi faktor
Sedangkan faktor eksternal yaitu opini auditor atas laporan keuangan, kualitas
auditor, ukuran KAP dan jenis industri. Lawrence dan Glovert (1998)
menjelaskan bahwa audit delay merupakan lamanya waktu yang ada antara
25
Raya,Laksikto 2018 Auditor Audit Auditor Spesialisasi
Spesialisasi Delay Industry berpengaruh
Industri terhadap Audit Delay
Audit Delay
keuangan secara tepat waktu (mentaati norma) karena audit tenure yang telah
terjadi lebih dari satu kali, maka KAP mendapatkan kepercayaan dari
26
perusahaan. Audit tenure merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
proses audit akan semakin mudah dan akan lebih singkat waktunya. Seorang
auditor yang memiliki penugasan cukup lama dengan perusahaan klien akan
untuk merancang program audit yang efektif dan laporan keuangan audit yang
berikut
27
Komite Audit dalam Pasal 4 diatur bahwa Komite Audit paling sedikit terdiri
keuangan agar pelaporan tidak terlambat dan terhindar dari denda. Potensi
diselesaikan dengan jumlah komite audit yang lebih besar atau yang
banyak anggota komite audit maka pengawasannya akan semakin detail dan
efektif. Atas dasar tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
perusahaan dengan auditor yang baru. Banyaknya prosedur audit yang harus
28
dilakukan akan mengakibatkan auditor baru memerlukan waktu yang lebih
lama dalam penyelesaian tugasnya dan auditor baru memerlukan waktu untuk
peraturan ini didasari Standar audit seksi 315 dalam Standar Profesional
publik harus memiliki dasar norma dan etika yang selaras dengan
29
lebih besar dibandingkan dengan non-speisalis karena penerimaan dan
besar di dalam suatu industry. Auditor yang memiliki spesialisasi pada suatu
dalam melakukan audit terhadap laporan audit suatu Industri tertentu. Auditor
keuangan klien dapat dipahami dengan lebih cepat dan masalah akuntansi
yang kompleks dapat lebih cepat diselesaikan (Habib dan Bhuiyan, 2011).
terlebih jika terjadi salah saji material terhadap laporan keuangan karena
30
BAB III
METODE PENELITIAN
diperoleh secara lengkap dari laporan resmi yang telah di publikasikan BEI
sebagai berikut:
Dalam tesis ini, variabel yang digunakan terdiri dari variabel dependen,
dependen antara lain Audit Tenure, Komite Audit, Auditor Switching dan Audit
Audit delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari
Audit Tenure adalah lamanya masa perikatan auditor dengan klien dalam
memberikan jasa audit yang telah disepakati atau jangka waktu penugasan
audit antara pihak auditor dengan perusahaan yang diaudit secara terus
Komite Audit
Dalam Pasal 1 ayat (1) Peraturan OJK 55/2015 Komite audit adalah komite
yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada dewan komisaris dalam
Auditor switching
auditor switching dalam penelitian ini diukur dengan variabel dummy, yaitu jika
dilakukan pergantian auditor maka diberikan nilai 1 dan jika tidak dilakukan
tertentu dan juga sebagai KAP yang menguasai pangsa pasar dalam suatu
Metode Pengumpulan data dan informasi yang digunakan dalam penelitian ini
data dengan cara menyimpan dan mencatat dokumen yang terkait dengan
ini diuji dengan menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi regresi klasik, uji
dilakukan juga uji statistik deskriptif dan uji asumsi regresi klasik.
Gambaran umum ini dapat dijadikan pedoman untuk melihat karakteristik data
deskriptif yaitu nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, nilai minimum,
Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi regresi klasik
1) Uji Normalitas
Sebelum melakukan analisis data lebih lanjut, maka terlebih dahulu dilakukan
uji normalitas data. Menurut Ghozali (2013), uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini
terdapat dua alat uji normalitas data yang dapat digunakan yaitu uji statistik
(1-sample K-S), data dapat dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi
(p value) lebih besar dari nilai signifikansi yang ditetapkan (α) yaitu sebesar
5%. Sebaliknya, jika nilai signifikansi (p value) lebih kecil dari nilai signifikansi
yang ditetapkan (α) yaitu sebesar 5% maka data dapat dikatakan berdistribusi
tidak normal. Selain itu digunakan uji analisis grafik untuk menguji data
berdistribusi normal atau tidak yang dapat dilihat dari grafik plot linear.
2) Uji Multikolinearitas
Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak memiliki korelasi
oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance rendah sama dengan nilai VIF
tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama
dengan nilai VIF di atas 10. Jika nilai Tolerance lebih kecil dari 0,1 atau nilai
VIF lebih besar dari 10 maka dapat disimpulkan terjadi gejala multikolinearitas
yang tinggi. Sebaliknya, jika nilai Tolerance lebih besar dari 0,1 atau nilai VIF
lebih kecil dari 10 maka korelasi antar variabel independen masih dapat
ditolerir.
3) Uji Heteroskedastisitas
bertujuan untuk menguji apakah varian dalam model regresi dari residual satu
Glesjer. Uji ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat data yang
merupakan selisih antara nilai aktual variabel terikat dengan nilai estimasi
signifikansi yang ditetapkan (α) yaitu sebesar 5%, maka dapat disimpulkan
nilai signifikansi dari variabel independen lebih besar dari nilai signifikansi
yang ditetapkan (α) yaitu sebesar 5%, maka dapat disimpulkan variabel
acak dan tidak membentuk pola yang teratur maka dapat disimpulkan tidak
4) Uji Autokorelasi
Uji asumsi regresi klasik terakhir adalah uji autokorelasi. Menurut Ghozali
regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk
batas bawah yang dapat diperoleh dari tabel Durbin-Watson. Jika nilai DW
berada pada daerah autokorelasi positif atau autokorelasi negatif maka dapat
nilai DW berada pada daerah tidak dapat disimpulkan maka tidak dapat
tidak. Jika nilai DW berada pada daerah tidak ada autokorelasi maka dapat
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda
pengungkapan sukarela.
Pengujian model dalam penelitian ini menggunakan uji statistik regresi linier
determinasi (nilai adjusted R2) dan uji signifikasi parameter individual (uji-t).
Berikut ini kriteria pengujian model yang digunakan dalam penelitian ini
koefisien determinasi berada di antara nol dan satu. Apabila nilai R2 yang
Uji Goodness of Fit Model dapat dilakukan dengan uji statistik F yang
2. Jika nilai signifikansi yang diperoleh > α, maka H0 tidak dapat ditolak
Uji statistik (t) bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing-
Delay?
Audit Tenure
Komite Audit
Audit Delay.
Delay.
Audit Switching
Audit Delay.
Delay.
Jika nilai signifikansi yang diperoleh < α, maka H0 ditolak dan Ha diterima,
yang berarti Audit Tenure, Komite Audit, Audit Switching dan Audit
signifikansi yang diperoleh > α, maka H0 tidak dapat ditolak dan Ha ditolak,
yang berarti Audit Tenure, Komite Audit, Audit Switching dan Audit
terhadap persamaan regresi penelitian, yaitu uji goodness-of-fit dan uji statisik
–t.
BAB IV
PEMBAHASAN
versi 25. Data yang digunakan berasal dari laporan keuangan yang diperoleh
Tabel 4.1
136 408
Outlier (167)
1. Audit Tenure
Audit Tenure dalam penelitian ini diukur dengan model seperti dalam
2. Komite Audit
Dalam penelitian ini, Komite Audit diukur dengan melihat jumlah anggota
3. Auditor Switching
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Unit Observasi Berdasarkan Auditor Specialization
Industry
Auditor Spesializaton Industry Jumlah Persentase
0-5% 107 44,39%
5%-10% 81 33,61%
10%> 53 22,00%
Total 241 100%
Sumber: Hasil Olahan Penulis
5. Audit Delay
Dalam penelitian ini, Audit Delay diukur dengan menghitung jumlah waktu dari
auditnya.
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Unit Observasi Berdasarkan Audit Delay
Audit Delay Jumlah Persentase
50-76 59 24,48%
77-84 82 34,02%
85-87 67 27,80%
88> 33 13,69%
Total 241 100%
Sumber: Hasil Olahan Penulis
dari suatu data. Alat yang digunakan adalah nilai minimum, maksimum, rata-
rata, dan standar deviasi untuk variabel Audit Tenure, Komite Audit, Auditor
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Audit Delay 241 50.0 108.0 81.349 8.4928
Audit Tenure 241 1 10 5.90 3.243
Komite Audit 241 2 4 3.03 .221
Auditor Switching 241 0 1 .13 .340
Spesialisasi_Industri 241 .005555555555 .198717948717 .071060751143 .058777935911
556 949 739 296
Valid N (listwise) 241
Statistika Deskriptif
Sumber: Olahan Penulis menggunakan SPSS 25
standar deviasi sebesar 8.49. Nilai maksimum dari variabel Audit Delay adalah
108 yaitu ALTO 2019 sedangkan nilai minimum dari variabel Audit Delay
standar deviasi sebesar 3.243. Nilai maksimum dari variabel Audit Tenure
sebesar 10 yaitu DPNS 2019 sedangkan nilai minimum dari Audit Tenure
standar deviasi sebesar 0.221. Nilai maksimum dari variabel Komite Audit
sebesar 4 yaitu SMGR 2019 sedangkan nilai minimum dari variabel Komite
0,071 dengan standar deviasi sebesar 0.058. Nilai maksimum dari variabel
Auditor Industry Specialization sebesar 0,19 yaitu INDF 2018 sedangkan nilai
Tabel 4.9
Auditor Switching
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 0 209 86.7 86.7 86.7
1 32 13.3 13.3 100.0
Total 241 100.0 100.0
Variable ini adalah dummy dengan yang mengganti auditor diukur dengan
Uji asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas,
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data yang digunakan dalam
Tabel 4.10
Uji Normalitas
lebih besar dari nilai signifikansi yang ditetapkan (α = 5%), maka data
terdistribusi normal.
2) Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4.12
Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 14.011 4.896 2.862 .005
Audit Tenure -.014 .134 -.008 -.105 .916
Komite Audit -2.001 1.591 -.081 -1.258 .210
Auditor Switching 1.902 1.214 .118 1.566 .119
Spesialisasi_Industri -9.534 6.367 -.102 -1.497 .136
a. Dependent Variable: RES_ABS
Sumber: Hasil Olahan Penulis Menggunakan SPSS 25
diteliti menunjukkan nilai yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan nilai
Tabel 4.11
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 Audit Tenure .657 1.522
Komite Audit .997 1.003
Auditor Switching .723 1.383
Spesialisasi .881 1.136
a. Dependent Variable: Audit Delay
Sumber: Hasil Olahan Penulis Menggunakan SPSS 25
variabel independen lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF yang diperoleh seluruh
variabel independen lebih kecil dari 10, maka dapat disimpulkan tidak terjadi
multikolinearitas.
4) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya), jika terjadi korelasi maka
Tabel 4.13
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model Durbin-Watson
1 1.831
a. Predictors: (Constant), Spesialisasi, Komite Audit, Auditor Switching, Audit Tenure
b. Dependent Variable: Audit Delay
Sumber: Olahan Penulis menggunakan SPSS 25
sebesar 5%, jumlah sampel 241 data dan jumlah variabel independen
berada di antara nilai du dan 4-du (1,765 < 1,831< 2,162), maka dapat
Tabel 4.15
Koefisien Determinasi
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 .582 .339 .328 6.9632
a. Predictors: (Constant), Spesialisasi_Industri, Komite Audit, Auditor
Switching, Audit Tenure
Sumber: Olahan Penulis menggunakan SPSS 25
Tabel 4.15 menunjukkan nilai Adjusted R Square (R2) sebesar 0,328 atau
Uji goodness of fit model menggunakan uji statistik dengan nilai signifikansi
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5867.867 4 1466.967 30.255 .000b
Residual 11442.855 236 48.487
Total 17310.722 240
a. Dependent Variable: Audit Delay
b. Predictors: (Constant), Spesialisasi_Industri, Komite Audit, Auditor Switching, Audit Tenure
Sumber: Hasil Olahan Penulis menggunakan SPSS 25
Tabel 4.14 terlihat bahwa nilai signifikansi yang diperoleh sebesar 0,000.
Dikarenakan nilai signifikansi yang diperoleh (0,000) lebih kecil dari nilai
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 137.048 6.267 21.868 .000
Audit Tenure .371 .171 .142 2.167 .031
Komite Audit -19.098 2.036 -.497 -9.380 .000
Auditor Switching 8.946 1.554 .358 5.756 .000
Spesialisasi_Industri -16.123 8.149 -.112 -1.979 .049
a. Dependent Variable: Audit Delay
Sumber: Olahan Penulis menggunakan SPSS 25
a. Audit Tenure
lebih besar dari nilai signifikansi yang ditetapkan (α = 5%), maka Ha1
b. Komite Audit
lebih kecil dari nilai signifikansi yang ditetapkan (α = 5%), maka H0 ditolak
dan Ha2 diterima. Hal ini menunjukkan Komite Audit berpengaruh terhadap
Audit Delay.
c. Auditor Switching
Delay.
Audit Delay.
diperoleh (0,049) lebih kecil dari nilai signifikansi yang ditetapkan (α = 5%),
maka H0 ditolak dan Ha4 diterima. Hal ini menunjukkan Auditor Industry
4.3 Pembahasan
Tabel 4.17
Simpulan Hipotesis
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 137.048 6.267 21.868 .000
Audit Tenure .371 .171 .142 2.167 .031
Komite Audit -19.098 2.036 -.497 -9.380 .000
Auditor Switching 8.946 1.554 .358 5.756 .000
Spesialisasi_Industri -16.123 8.149 -.112 -1.979 .049
a. Dependent Variable: Audit Delay
Sumber: Olahan Penulis menggunakan SPSS 25
Variabel
Parameter Sig. Simpulan Interpretasi
Independen
H0 ditolak Audit Tenure
Audit Tenure 0,371 0,031 Ha1 berpengaruh terhadap
diterima Audit Delay
H0 ditolak Komite Audit
Komite Audit -19,098 0,000 Ha2 berpengaruh terhadap
diterima Audit Delay
H0 ditolak Auditor Switching
Auditor
8,946 0,000 Ha3 berpengaruh terhadap
Switching
diterima Audit Delay
H0 ditolak Auditor Industry
Auditor Industry Specialization
-16,123 0,049 Ha4
Specialization berpengaruh terhadap
diterima Audit Delay
Sumber: Hasil Olahan Penulis
value < α (0,031 < 0,05) menunjukan bahwa Audit Tenure berpengaruh
Delay.
Dari hasil tersebut hal ini memiliki interpretasi bahwa semakin lama
sebagai audit tenure maka akan semakin mengurangi lamanya waktu antara
merancang program audit yang efektif dan laporan keuangan audit yang
berkualitas tinggi. Seperti dalam data Perusahaan yang baru 1 tahun atau
waktu 101 hari untuk menyelesaikannya, ALTO 2019 membutuhkan 100 hari
data dari rata-rata penyelesai jika baru tahun pertama atau sekali diaudit oleh
perusahaan yang telah diaudit oleh perusahaan yang sama selama sepuluh
tahun tersebut adalah 84,25. Hal in sejalan dengan teori legitimasi perusahaan
audit tenure yang telah terjadi lebih dari satu kali, maka KAP mendapatkan
sebuah KAP menjadi lebih diterima oleh peursahaan karena perusahaan telah
percaya dengan kinerja dari KAP. Namun pada statistic penelitian memiliki
arah positif hal ini dikarenakan adanya PSAK 71 terbaru yang menggantikan
laporan keuangan ini dapat terjadi karena dengan semakin lamanya tenure
yang terjalin antara KAP dengan perusahaan klien, maka KAP akan
cenderung familiar dengan informasi dan proses bisnis yang dilakukan oleh
value < α (0,001 < 0,05) menunjukan bahwa Komite Audit berpengaruh
keuangan. Pada penelitian ini Komite Audit memiliki pengaruh terhadap Audit
Delay,semakin banyak jumlah komite audit yang dimiliki perusahan maka audit
komite audit diatur dalam Peraturan Jasa otoritas Keuangan (OJK) Nomor
Komite Audit dalam Pasal 4 diatur bahwa Komite Audit paling sedikit terdiri
MBTO tahun 2019 dan MRAT 2019, selain itu penyelesain laporan audit
perusahaan tersebut diatas rata-rata sample yaitu 86 hari dan 108 hari, selain
itu perusahaan yang memiliki jumlah komite audit diatas tiga orang yaitu KAEF
2017 dan ASII 2017 dengan rata-rata penyelesaian audit laporan keuangan
Dalam sample penelitian ini perusahaan yaitu memiliki anggota komite audit
cepat dibanding yang tidak patuh terhadap Peraturan Jasa otoritas Keuangan
semakin banyak anggota komite audit, maka akan semakin singkat tenggang
p-value < α (0,00 < 0,05) menunjukan bahwa Auditor Switching tidak
lama atau pergantian partner dengan auditor baru yang bertanggung jawab
satunya JECC 2019 dengan penyelesaian audit laporan selama 108 hari dan
ALTO 2019 dengan penyelesain laporan audit selama 108 hari, perusahaan
auditor sebesar 209 sample salah satunya KAEF 2018 dengan penyelesaian
audit laporan keuangan 53 hari dan SMGR 2017 dengan penyelesaian audit
laporan keuangan 54 hari, perusahaan yang tidak melakukan pergantian
auditor memiliki rata-rata penyelesaian laporan audit sebesar 81,34 hari. Dari
waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan proses auditnya karena auditor
perlu memahami klien dan berdasarkan Standar audit seksi 315 dalam
auditor sebelumnya yang melakukan audit laporan keuangan, tentu saja hal
laporan keuangan.
value < α (0,049 < 0,05) menunjukan bahwa Auditor Industry Specialization
mengaudit 15 persen dari total perusahaan yang ada dalam industry tersebut
memiliki pangsa pasar industri Auditor yaitu Ernest and Young(EY) karena
industry manufaktur. Sepertinya contohnya JPFA 2018 dan FPNI 2019 diaudit
keuangan selama 64 hari dan 65 hari, ini dibawah rata-rata sample yang
industri mampu menyelesaikan proses audit dengan lebih cepat dan tepat
keuangan perusahaan secara efisien. Hal ini sejalan dengan teori legitimasi
Raharja, 2012). KAP yang sepsialisasi telah menguasai cara atau metode
yang lebih mendalam. Selain itu auditor spesialis industri dinilai lebih
Evan (2017) dan Raya, Laksito (2020) yang mengemukakan bahwa Auditor
manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2017-
untuk melihat komite audit yang menaati peraturan pojk 3 atau lebih
lebih cepat
5. Saran untuk perusahaan diharapkan yaitu menaati pojk terkait komite audit
5.3 Saran
penelitan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, terdapat beberapa saran
Audit Delay.
DAFTAR PUSTAKA
Rusmin, R., dan J. Evans. 2017. Audit Quality and Audit Report Lag: Case of
No. 2, h. 1-30.https://doi.org/10.1108/ARA-06-2015-0062
Sutikno, Yosua Martin. 2015. "Analisis Faktor Internal dan Eksternal yang
Habib, A., Bhuiyan, M. B. U., Huang, H. J., & Miah, M. S. (2018). Determinants
Raya, Laksikto. 2017. " Sutikno, Yosua Martin. 2015. "Analisis Faktor Internal
dan Eksternal yang Berpengaruh terhadap Audit Report Lag (Studi Empiris
Lampiran