Bab 2 PENGUJIAN KEKERASAN DAN MIKROSTRUKTUR

57
Laboratorium Pengujian Bahan

BAB II
PENGUJIAN KEKERASAN DAN MIKROSTRUKTUR
2.1. Tujuan Pengujian
1. Mengetahui angka kekerasan suatu bahan.
2. Mengetahui pengaruh perlakuan panas terhadap kekerasan bahan.
3. Mengetahuai salah satu cara pengukuran kekerasan.
4. Mengetahui perubahan struktur pada setiap perlakuan.
2.2. Teori Dasar Pengujian
2.2.1. Definisi Keerasan
Kekerasan adalah kemampuan suatu bahan untuk menahan
gaya berupa penetrasi indentasi dan goresan. Kekerasan merupakan
sifat mekanik yang sangat penting karena dari kekerasan dapat
diperkirakan kekuatan dari material tersebut.
2.2.2. Ma!a"# "a!a" Me$o%e Pengujian Keerasan
Secara garis besar pengukuran kekerasan dibagi menadi 3 enis!
yaitu "
1. Resistance to Cutting or Abration
Mohs Method
#engukuaran kekerasan dilakukan dengan
menggoreskan suatu material dengan mineral standar yang
telah diketahui nilai kekerasannya. $rutan kekerasan
mineral berdasarkan cara Moh%s adalah sebagai berikut"

Laporan Praktikum Uji Material Semester Genap 2012/2013
5&
'abel 2.1 Kekerasan material berdasarkan Mohs Method
(o (ama material Skala kekerasan
1 Kalium! (atrium )!5 * )!+
2 'alk 1
3 Kalsium! Sulfur 2
4 'embaga! ,rsenik 3
5 -lourit! .esi 4
+ ,pasit! Kobalt 5
7 .enlium! Molibdenum 5!5
& 'itanium! Mangan +
/ K0arsa! 1anadium 7
1) 'opas &
11 Kromium &!5
12 Korundum! Silicon /
13 2ntan 1)
Sumber " Anonymous 54" 2)12
3ambar 2.1 Mohs Method
Sumber" Anonymous 57 " 2)12
Skala Mohs arang digunakan karena inter4al
skalanya yang tinggi! sehingga hasilnya kurang tepat!
terutama untuk logam.
2. Resistance to Indentation
a. Brinell Method
#engukuran ini dilakukan dengan cara menekan secara
tegak lurus menggunakan bola baa 5sebagai Indentor6 yang

5/
sudah diketahui diameternya pada permukaan benda ui.
.ekas yang ditimbulkan diukur dan kekerasannya dihitung
dengan rumus "
.7(
8imana"
.7( 9 angka kekerasan .rinell 5kg:mm
2
6
9 beban 5kg6
8 9 diameter Indentor 5mm6
d 9 diameter tapak tahan 5mm6
3ambar 2.2 Brinnel Tester
Sumber" Anonymous 5&" 2)12
$ntuk mendapatkan hasil yang akurat! pengukuran
harus dilakukan pada permukaan yang datar. 'erak dan
kotoran pada permukaan benda sangat mempengaruhi hasil
pengukuran.

+)
b. Vickers Method
#rinsipnya sama dengan penguian Brinell! hanya saa
menggunakan Indentor yang berbentuk piramid beralas buur
sangkar dengan sudut puncak antara dua sisi berhadapan
13+
o
! tapak tekan berbentuk buur sangkar. .eban yang
diberikan antara lain 5! 1)! 2)! 3)! 5)! 1)) atau 12) kg.
,ngka kekerasan dinyatakan oleh "
17( 9
8imana "
17( 9 angka kekerasan 5kg:mm
2
6
; 9 beban yang ditatapkan 5kg6
d 9 panang diagonal tapak tekan 5mm6
3ambar 2.3 Vickers Method
Sumber" Anonymous 5/" 2)12
c. Rockwell Method
#rinsip keranya sama dengan 2 cara diatas hanya
saa Indentor yang dipakai ada 2 enis dan berukuran lebih
kecil dari pada Indentor pada Brinell. Indentor yang
digunakan yaitu "

+1
1. Menggunakan kerucut intan! dengan sudut puncak 12)
o
!
uung agak bulat! berari < ari )!2 mm.
2. Menggunakan bola baa berdiameter 1:1+ in! 1:& in dan
1:4 in.
=umus yang digunakan "
7=> 9
8imana "
7=c 9 angka kekerasan rockwell
k 9 konstanta? intan 9 )!2 dan bola baa 9
)!+
h1 9 kedalaman akibat beban mayor 5mm6
h2 9 kedalaman akibat beban minor 5mm6
3ambar 2.4 Rockwell Method
Sumber" Anonymous +)" 2))/
. !lastic "ardness
#hare #clerosco$e Method
Metode ini disebut uga dengan metode pantulan
dengan menggunakan diamond tripped hammers 5palu
beruung intan6 yang dapat dinaikkan pada ketinggian
tertentu dan diatuhkan secara bebas pada permukaan logam.
Setelah menyentuh permukaan logam! intan akan memantul
dan ketinggian pantulan menunukkan nilai kekerasannya.

+2
Semakin tinggi maka kekerasan elastis benda ui semakin
besar.
3ambar 2.5 #clerosco$e
Sumber " Anonymous +1" 2)12
2.2.& '(a$or#fa$or )ang Me"*engaru+i Keerasan
Kekerasan suatu material logam dipengaruhi oleh beberapa
hal! diantaranya
1. Kadar Karbon
Semakin tinggi kadar karbon! maka logam akan semakin
keras namun rapuh. Kadar karbon sebesar )!+ * 1@ merupakan
kadar karbon yang sangat berpengaruh pada kekerasan logam.
Setelah lebih dari 1@ maka kadar karbon tidak berpengaruh
pada nilai kekerasannya
2. $nsur paduan
$nsur paduan akan mempengaruhi sifat mekanik logam.
.eberapa unsur paduan pada logam beserta pengaruhnya pada
sifat mekanik antara lain"
a. (ikel 5(i6
-ungsi " meningkatkan kekerasan! ketahanan erosi! keuletan
dan tahan gesek.

+3
b. Chromium 5>r6
-ungsi " meningkatkan kekerasan! menambah karbida dan
menambah elastisitas.
c. Mangan 5Mn6
-ungsi " meningkatkan kekerasan! ketahanan terhadap
suhu tinggi dan membuat mengkilap.
d. #ilicon 5Si6
-ungsi " meningkatkan kekenyalan dan kekerasan! bersifat
deoksidan! menaikan titik kritis.
e. Molibdenum 5Mb6
-ungsi " dalam umlah )!1*)!+ @ bisa meningkatkan
kekuatan yang dimiliki baa.
f.1anadium 516
-ungsi " menaikkan kekerasan dan kekuatan! menurunkan
kandungan karbon eutectoid
g. Cobalt 5>o6
-ungsi " meningkatkan kekerasan dan tahan aus
h. .oron 5.6
-ungsi " menaikkan kekerasan
i. 'itanium 5'i6
-ungsi " sebagai deoksidasi dan efektif menambah
pertumbuhan butiran serta meningkatkan kekerasan
3. #erlakuan #anas
#engaruh perlakuan panas akan mempengaruhi
kekerasan logam tergantung pada perlakuan yang diberikan.
"ardening akan meningkatkan kekerasan 5paling keras6!
berikutnya tem$ering! lalu normali%ing dan yang paling lunak
adalah annealing.
4. .entuk .utir dan 8imensinya

+4
Material dengan bentuk butir kecil memiliki kekerasan
yang tinggi dibandingkan dengan butiran besar! karena butir
kecil memiliki gaya ikat antar atom yang lebih besar sehingga
membuat material tersebut keras.
5. 7omogenitas.
7omogenitas akan mempengaruhi kekerasan karena
semakin homogen suatu material atau semakin sama arah
orientasi kristalnya maka material tersebut bersifat ulet. .ila
strukturnya heterogen maka materialnya bersifat keras dan
getas.
2.&. Pe,asanaan Pengujian
2.&.1. A,a$ )ang Digunaan Da,a" Pengujian
< Spesifikasi ,lat yang 8igunakan 8alam #enguian Kekerasan
a. $i Kekerasan
1. !lectric Brinell "ardness Tester
Spesifikasi alat "
< Merk " 7auser 7enry S ,
< 8iam. .ola baa " 1!2 mm
< .erat beban " 43!2 kg 51))<5)) .7(6
12!4 kg 53)<12) .7(6
< .uatan " Aerman

+5
3ambar 2.+ !lectric Brinell "ardness Tester
Sumber" Baboratorium #enguian .ahan 'eknik Mesin -'<$.
2. Centri&ugal #and 'a$er Machine
Spesifikasi alat "
< Merk " Saphir
< .uatan " Aerman
< 8iameter " 15 cm
< #utaran " 12) rpm
3ambar 2.7 Centri&ugal #and 'a$er Machine
Sumber" Baboratorium #enguian .ahan 'eknik Mesin -'<$.
b. $i Mikrostruktur
1. Mikroskop Bogam
Spesifikasi alat "

++
< Merk " (ikon
< .uatan " Aepang
< #embesaran " 45) kali

3ambar 2.& Mikroskop Bogam
Sumber" Baboratorium #enguian .ahan Aurusan Mesin
-akultas 'eknik $ne4ersitas .ra0iaya
2. Kamera
8igunakan untuk memotret hasil ui.

+7
3ambar 2./ Kamera
Sumber" Anonymous +2 ?2)12
3. Ctsa
8igunakan untuk memperelas penampakan struktur
mikro spesimen. Ctsa berupa cairan kimia yang akan
bereaksi dengan atom tertentu pada logam! terutama atom<
atom yang tidak stabil! misalnya atom pada batas butir.
Ctsa yang digunakan pada penguian ini adalah nital! yang
merupakan campuran 1 * 5 ml white nitric acid dalam 1))
ml ethyl : methyl alcohol /5 < 1))@.
3ambar 2.1) Ctsa
4. Kertas 3osok
8igunakan untuk meratakan permukaan spesimen.

+&
3ambar 2.11 Kertas 3osok
5. .atu 7iau
8igunakan untuk menghaluskan dan mengkilapkan
permukaan spesimen.
3ambar 2.12 .atu 7iau
+. Kain -lannel
8igunakan untuk menghaluskan dan membersihkan
spesimen dari batu hiau yang tersisa

+/
3ambar 2.13 Kain -lannel
< Komposisi Kimia Spesimen
Spesimen " .aa ,ssab 7+)
Komposisi " > 9 )!5) @
Mn 9 )!5) @
Si 9 )!25 @
< #ergeseran 'itik !utectoid
'abel 2.2 Komposisi Kimia .ahan
#erhitungan pergeseran titik eutectoid

(o Bogam Komposisi Suhu !utectoid @>
1 Mn )!5@ 725 )!7
2 Si )!25@ 75) )!72
7)

9 737!+
o
>
9 )!71 @
Keterangan " " -e * -e3>

71
" #ergeseran 'itik !utectoid
3ambar 2.14 #egeseran 'itik !utectoid
< .entuk dan 8imensi Spesimen
Skala 9 1"1
Satuan 9 milimeter
3ambar 2.15 .entuk dan dimensi spesimen
2.&.2. Prose%ur Pungujian
a. $i Kekerasan
1. 8ilakukan proses heat treatment.
2. #ermukaan spesimen yang akan diui dibersihkan dahulu dari
terak dan kotoran dengan Centri&ugal #and 'a$er Machine
sampai betul<betul rata dan halus dan siap diui.
3. #emasangan benda kera yang akan diui harus benar<benar
diperhatikan.
4. 8ilakukan penguian kekerasan dengan !lectrical Brinell
"ardness Tester dengan pengambilan data secara acak pada
permukaan benda ui. 8alam penguian kali ini diambil 1)
titik secara acak.
b. $i Mikrostruktur
1. #ermukaan spesimen yang akan difoto diratakan dan
dihaluskan dengan Centri&ugal #and 'a$er Machine.

72
2. #ermukaan spesimen dihaluskan dengan batu hiau dan
digosok dengan kain flannel sampai benar<benar mengkilap
dan halus.
3. #ermukaan spesimen yang sudah mengkilap dibersihkan
dengan alcohol! kemudian ditetesi cairan etsa.
4. Spesimen diletakkan pada mikroskop logam! kemudian focus
diatur sampai didapatkan gambar yang elas dengan
perbesaran 45) kali.
5. 8ilakukan pemotretan dengan kamera! kemudian hasilnya
dicuci dan dicetak.
2.-. .i*o$esa
1. 7eat treatment pada material dapat menyebabkan perubahan tingkat
kekerasan.
2. 'emperatur pemanasan yang semakin tinggi membuat material lebih
keras! karena semakin banyak butiran atom yang terbentuk daripada
temperatur yang tidak mencapai suhu austenit.

73
2./. Pengo,a+an Da$a
8ata dari hasil penguian dihitung dan disusun dalam bentuk 'abel!
masing<masing untuk spesimen tanpa perlakuan dan dengan perlakuan!
selain data tersebut! di ambil pula hasil penguian berupa kekerasan rata<rata
untuk perlakuan panas yang berbeda. 8ari data<data tersebuat dilakukan dua
macam pengolahan data.
2./.1. Da$a Ke,o"*o
8ilakukan perbandingan nilai kekerasan sebelum dengan
sesudah perlakuan panas untuk menentukan ada tidaknya perubahan
nilai kekerasan. $ntuk itu perludigunakan penguian dengan metode
ui standar t
'abel 2.3 8ata spesimen tanpa perlakuan panas
(o D E D * ] E D * ]
2
1 242 3!+ 12!/+
2 245 +!+ 43!5+

74
3 235 <3!4 11!5+
4 232 <+!4 4)!/+
5 235 <3!4 11!5+
+ 24) 1!+ 2!5+
7 234 <4!4 1/!3+
& 244 5!+ 31!3+
/ 235 <3!4 11!5+
1) 242 3!+ 12!/+
F 23&4 ) 1/&!4
-oto mikrostruktur tanpa perlakuan panas
3ambar 2.1+ -oto mikrostruktur tanpa perlakuan panas
#ada foto mikrostruktur tanpa perlakuan panas dapat dilihat
bah0a terdapat persebaran struktur hitam dan putih yang tidak merata!
7al ini teradi dibeberapa titik konsentrasi hitam mupun putih yang
mengelompok.
Kekerasan rata<rata
Standart de4iasi

75
Standart de4iasi rata<rata
db 9 n<1 9 1) * 1 9 /
dengan G 9 5@ maka nilai t 'abel H t 5G:2?db6
t 5)!)25?/6 9 I2!2+
inter4al penduga kekerasan spesimen tanpa perlakuan panas
235!)43/ J K J 241!75+1

235!)43/ 241!75+1
7+
3rafik ui t tanpa perlakuan
Aadi kekerasan spesimen rata<rata tanpa perlakuan panas
berkisar antara 235!)43/ .7( sampai 241!75+1 .7( dengan tingkat
keyakinan /5 @
'abel 2.4 8ata spesimen dengan perlakuan annealing 75)
o
> holding 2)
menit! dapur.
(o D E D * ] E D * ]
2
1 25) <2.& 7!&4
2 252 <)!& )!+4
3 25) <2!& 7!&4
4 24/ <3!& 14!44
5 24/ <3!& 14!44
+ 251 <1!& 3!24
7 24/ <3!& 14!44
& 2+) 7!2 51!&4
/ 2+) 7!2 51!&4
1) 25& 5!2 27!)4
F 252& ) 1/3!+
-oto mikrostruktur dengan perlakuan annealing 75)
o
> holding
2) menit! dapur.
3ambar 2.17 -oto Mikrostruktur #erlakuan Annealing 75)
o
>
"olding 2) menit
8ari hasil foto mikrostruktur terlihat bah0a kandungan &errite
5putih6 lebih banyak di bandingkan $earlite 5hitam6 dimana berarti

77
baa tersebut termasuk baa karbon rendah. #ada perlakuan annealing
75)
o
> holding 2) menit! struktur yang terbentuk memiliki ukuran
butir yang lebig seragam.
Kekerasan rata<rata
Standart de4iasi
Standart de4iasi rata<rata

db 9 n<1 9 1) * 1 9 /
dengan G 9 5@ maka nilai t 'abel H t 5G:2?db6
t 5)!)25?/6 9 I2!2+
inter4al penduga kekerasan spesimen perlakuan panas

7&
3rafik ui ' perlakuan Annealing 75)
o
> "olding 2) Menit
Aadi kekerasan spesimen rata<rata dengan perlakuan annealing
75)
o
> holding 2) menit berkisar antara 24/!4&4+ .7( sampai
25+!1154 dengan tingkat keyakinan /5@.
$i .eda 8ua =ata<=ata
$ntuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kekerasan pada
spesimen tanpa perlakuan dan dengan perlakuanpanas dilakukan ui
beda dua rata<rata dengan ui standart t.
7ipotesa " 7
o
" L
1
9 L
2
7
1
" L
1
M L
2
8igunakan penguian dua arah dengan
G 9 5@ dan db 9 5n
1
<16 N 5n
2
<16
9 51)<16 N 51)<16 9 1&
Maka nilai t 'abel H t 5)!)25?1&6 9 I2!1)1
#erhitungan t
hitung


7/
Kedudukan t
hitung
pada kur4a distribusi t adalah sebagai berikut
3rafik hitung pada distribusi ui '
8eri kur4a ui t diketahui bah0a t
hitung
terletak didaerah tolak!
berarti terdapat perbedaan yang nyata antara rata<rata kekerasan
spesimen tanpa perlakuan panas dan spesimen dengan perlakuan
panas.
,nalisa 1ariasi 8ua ,rah
'uuan
$ntuk mengetahui pengaruh 4ariasi suhu pemanasan!
media pendingin dan kombinasi keduanya terhadap kekerasan
spesimen

<21!&15
&)
7ipotesa "
7
)1
" G
1
9 G
2
5media pendingin tidak
berpengaruh6
7
11
" G
1
M G
2
5media pendingin berpengaruh6
7
)2
" O
1
9 O
2
5heating tidak berpengaruh6
7
12
" O
1
M O
2
5heating berpengaruh6
7
)3
" 5GO6
1
9 5GO6
2
5media pendingin dan heating tidak
berpengaruh6
7
13
" 5GO6
1
M 5GO6
2
5media pendingin dan heating
berpengaruh6
#erulangan 5P6 9 5 kali
.anyaknya data 5n6 9 2)
.anyaknya data tiap kolom 5u6 9 1)
.anyaknya data tiap baris 546 9 1)
.anyaknya 4ariasi media pendingin 5Q6 9 2
.anyaknya 4ariasi heating 5y6 9 2
'abel2.5 8ata 4ariasi dua arah
-
a
k
t
o
r

#
e
r
l
a
k
u
a
n
-aktor Suhu
,
n
n
e
a
l
i
n
g
75)
o
> &5)
o
> F
r
25) 21& 4+&
252 235 4&7

&1
25) 23& 4&&
24/ 24) 4&/
24/ 2)/ 45&
F
c
125) 114) 23/)
7
a
r
d
e
n
i
n
g
2/) 3)) 5/)
3)) 31) +1)
3)5 3)5 +1)
3)2 31) +12
2// 31) +)/
F
c
14/+ 1535 3)31
F
tot
274+ 2+75 5421
-K
AK' 9 5 a
2
N b
2
Nc
2
N RNt
2
6 < -K
9 525)
2
N 252
2
N 25)
2
N 24/
2
N 24/
2
N 21&
2
N 235
2
N 23&
2
N
24)
2
N 2)/
2
N 2/)
2
N 3))
2
N 3)5
2
N3)2
2
N 2//
2
N 3))
2
N 31)
2
N
3)5
2
N31)
2
N31)
2
6 * 1.4+/.3+2!)5
9 1.4/2.235 * 1.4+/.3+2!)5
9 22.&72!/5

&2
AK,. 9 AK# < AK, < AK.

9 21./)+!15 * 2)544!)5 * 252!)5
9 111)!)5
AK3 9 AK' < AK, < AK. < AK,.
9 22.&72!/5 * 2)544!)5 * 252!)5 < 111)!)5
9 /++!&
8imana "
-K " -rekuensi Komulatif
AK' " Aangkauan Kuartil 'engah
AK, " Aangkauan Kuartil ,tas
AK. " Aangkauan Kuartil .a0ah
AK# " Aangkauan Kuartil 'engah
AK3 " Aangkauan Kuartil 3alat
- 'abel dengan G 9 5@ H - 5G! 4
1
!4
1
6
-
1
'abel 9 4
1
9 5Q<16 9 52<16 9 1
1
2
9 5Q.y6 . 5S<16 9 52.26 . 54.16 9 4 . 4 9 1+

&3
-
1
'abel5 5@! 1! 1+6 9 4!4/
-
2
'abel 9 4
1
9 5Q<16 9 52<16 9 1
1
2
9 5Q.y6 . 5S<16 9 52.26 . 54.16 9 4 . 4 9 1+
-
2
'abel5 5@! 1! 1+6 9 4!4/
-
2
'abel 9 4
1
9 5Q<16 9 52<16 9 1
1
2
9 5Q.y6 . 5S<16 9 52.26 . 54.16 9 4 . 4 9 1+
-
2
'abel5 5@! 1! 1+6 9 4!4/
'abel 2.+ ,nalisa 1arian
Sumber
Keragaman
8b AK K' -
hitung
#engaruh ,
5holding6
5Q<16 9 2 *
1 9 1
AK, 9
2)544!)5

1
2
9 AK,:5Q<16
9 2)544!)5:1
9 2)544!)5
-
1
9
1
2
:
2
9 2)544!)5:+)!425
9 33/!//255
#engaruh.
5heating6
5y<16 9 2 *
1 9 1
AK. 9
252!)5

2
2
9 AK.:5y<16
9 252!)5:1
9 252!)5
-
2
9
2
2
:
2
9 252!)5:+)!425
9 4!1712&
#engaruh
,T .
5holdingTheating6
5Q<165y<16
9 516516
91
AK,. 9
111)!)5

3
2
9 AK,.:5Q<16
5y<16
9 111)!)5:1
9 111)!)5
-
3
9
3
2
:
2
9 111)!)5 :+)!425
9 1&!37)7)
3alat
5Q<y6 5S<16
9 52 . 2655
* 16 9 1+
AK3 9
/++!&

2
9 AK3:5Q<y6 5S<
16
9 /++!&:1+
9 +)!425
Aumlah 56
1/ 22&72!/5

&4
7asil ,nalisa
1. -
1
hitung U -
1
'abel 9 33/!//255 U 4!4/
Keterangan "
1ariasi holding yang diberikan pada spesimen tidak
berpengaruh pada kekerasan! hal ini sesuai dengan hipotesa 7
)1
"
G
1
M G
2 .
2. -
2
hitung J-
2
'abel 9 4!1712& J 4!4/
Keterangan "
1ariasi heating yang diberikan pada spesimen berpengaruh
pada kekerasan! hal ini sesuai dengan hipotesa 7
12
" O
1
M O
2
3. -
3
hitung U -
3
'abel 9 1&!37)7) U 4!4/
Keterangan "
1ariasi holding dan heating yang diberikan pada spesimen
berpengaruh pada kekerasan! hal ini sesuai dengan hipotesa 7
13
"
5GO6
1
M 5GO6
2

&5
2./.2. Da$a An$ar Ke,o"*o
'abel2.7 8ata Kekerasan 'anpa perlakuan
'anpa #erlakuan
(o Kekerasan 5.7(6
1 242
2 245
3 235
4 232
5 235
+ 24)
7 234
& 244
/ 235
1) 242
F 23&4
'abel2.& 8ata Kekerasan Annealing 75)
o
>! 2)%
Annealing 75)
o
>! 2)%
(o Kekerasan 5.7(6
1 25)
2 252

&+
3 25)
4 24/
5 24/
+ 251
7 24/
& 2+)
/ 2+)
1) 25&
F 252&
'abel2./ 8ata Kekerasan (ormali%ing 75)
o
>! 2)%
(ormali%ing 75)
o
>! 2)%
(o Kekerasan 5.7(6
1 237
2 25+
3 255
4 25)
5 2+2
+ 25/
7 2+)
& 2+)
/ 2+)
1) 252
F 2551
'abel2.1) 8ata Kekerasan "ardening 75)
o
>! 2)%
"ardening 75)
o
>! 2)%
(o Kekerasan 5.7(6
1 2/)
2 3))
3 3)5
4 3)2
5 2//
+ 3))
7 3)5
& 3)2
/ 3)2
1) 3)2
F 3))7

&7
'abel2.11 8ata Kekerasan Martem$ering 75)
o
>! 2)%
Martem$ering 75)
o
>! 2)%
(o Kekerasan 5.7(6
1 25)
2 22)
3 227
4 24&
5 242
+ 24&
7 252
& 2+4
/ 24)
1) 243
F 2434
'abel 2.12 8ata Kekerasan =ata<rata #erlakuan #anas
(o #erlakuan
Kekerasan =ata < =ata
5.7(6
1 "ardening 75)
o
>! 2)% 3))!7
2 (ormali%ing 75)
o
>! 2)% 255!1
3 Annealing 75)
o
>! 2)% 252!&
4 Martem$ering 75)
o
>! 2)% 243!4
5 'anpa #erlakuan 231!5

&&


3
r
a
f
i
k

2
.
1

7
u
b
u
n
g
a
n

#
e
r
l
a
k
u
a
n

#
a
n
a
s

d
e
n
g
a
n

'
i
n
g
k
a
t

K
e
k
e
r
a
s
a
n

#
a
d
a

S
p
e
s
i
m
e
n

A
n
n
e
a
l
i
n
g

5
7
5
)

)
>

?

2
)
V

?
8
a
p
u
r

6

d
a
n

'
a
n
p
a

#
e
r
l
a
k
u
a
n
&/
2.0 Pe"1a+asan
8ata Kelompok
#emberian perlakuan panas pada spesimen dapat merubah sifat
mekanik suatu spesimen. Spesimen tanpa perlakuan panas memiliki sifat
kekerasan yang berbeda dengan spesimen yang mendapatkan perlakuan
panas tergantung dari perlakuan panas yang diberikan.
#ada penguian kali ini kelompok kami menggunaka spesimen baa
,ssab 7+) yang diberikan perlakuan annealing 75)
o
> dengan holding 2)
menit. 8ari perlakuan tersebut dan diui kekerasannya didapatkan nilai
kekerasan rat<rata 252!& .7(. 8engan perhitungan menggunakan rumus
inter4al penduga kekerasan spesimen diperoleh bah0a nilai kekerasan dari
spesimen tersebut berkisar antara 24/!4&4+ .7( sampai 25+!1154 .7(
dengan tingkat keyakinan /5@! sedangkan pada spesimen tanpa perlakuan
didapatkan nilai kekerasan rata<rata 23&!4 .7(.8engan perhitungan
menggunakan rumus inter4al penduga kekerasan spesimen diperoleh
bah0a nilai kekerasan dari spesimen tersebut berkisar antara 235!)43/
.7( sampai 241!75+1 .7( dengan tingkat keyakinan /5@.
8ari hasil tersebut dapat diketahui bah0a nilai kekerasan spesimen
tanpa perlakuan memiliki kekerasan yang lebih kecil dibandingkan dengan
spesimen dengan perlakuan annealing. Secara teoritis! seharusnya
spesimen tanpa perlakuan memiliki nilai kekerasan yang lebih tinggi
dibanding spesimen dengan perlakuan annealing. 7al ini bisa disebabkan
pada spesimen tanpa perlakuan! struktur butirannya lebih heterogen yang
membuat butirannya ada yang besar dan ada yang kecil! sehingga nilai
kekerasannya lebih rendah dibanding spesimen dengan perlakuan
Annealing.

/)


3
r
a
f
i
k

2
.
2

7
u
b
u
n
g
a
n

#
e
r
l
a
k
u
a
n

#
a
n
a
s

d
e
n
g
a
n

'
i
n
g
k
a
t

K
e
k
e
r
a
s
a
n

#
a
d
a

S
p
e
s
i
m
e
n

/1
8ata ,ntar Kelompok
#ada grafik perbandingan nilai kekerasan dengan berbagai macam
perlakuan menerangkan hubungan antara berbagai macam perlakuan
panas dengan kekerasan rata<ratanya. Spesimen yang memiliki nilai
kekerasan dari yang tinggi sampai yang terendah "ardening 75)
o
>
holding 2) menit! (ormali%ing 75)W> holding 2) menit! Annealing

/2
75)W> holding 2) menit! Martem$ering 75)W> holding 2) menit dan
'anpa perlakuan.
"ardening 75)W> dengan holding 2) menit media pendingin air
mempunyai kekerasan yang tertinggi yaitu 3))!7 .7(. 7al ini
disebabkan pada pendinginannya yang cepat dan mengunakan media
pendingin air. 8engan pendingian cepat maka akan terbentuk banyak
martensit yang mempunyai sifat keras. .erikutnya! (ormali%ing 75)W>
dengan holding 2) menit media pendingin udara mempunyai kekerasan
yaitu 255!1 .7(. Secara teoritis! nilai kekerasan perlakuan panas
(ormali%ing berada diurutan keempat! yaitu diba0ah 'anpa #erlakuan.
7al ini bisa disebabkan karena pada saat proses pembersihan spesimen!
permukaannya tidak rata! sehingga pada saat indentor menekan
spesimen! tepat mengenai bagian yang menonol! sehingga nilai
kekerasannya cukup tinggi dan berada diba0ah perlakuan panas
"ardening. Spesimen dengan perlakuan Annealing 75)W> holding 2)
menit mempunyai kekerasan sebesar 252!& .7(. Secara teoritis! nilai
kekerasan perlakuan Annealing berada diurutan terakhir. 7al ini
disebabkan karena pada spesimen dengan perlakuan Annealing
butirannya lebih homogen! yaitu butirannya lebih kecil! sehingga nilai
kekerasannya berada diurutan ketiga. Spesimen dengan perlakuan
Martem$ering 75)W> holding 2) menit mempunyai kekerasan sebesar
243!4 .7(. Secara teoritis! perlakuan Martem$ering berada diurutan
kedua! yaitu diba0ah perlakuan "ardening. 7al ini bisa disebabkan pada
saat proses pengambilan data kurang teliti! sehingga nilai kekerasannya
berada diurutan keempat. #ada spesimen tanpa perlakuan memiliki nilai
kekerasan sebesar 23&!4 .7(. Secara teoritis! nilai kekerasan spesimen
tanpa perlakuan berada diurutan ketiga! yaitu setelah perlakuan
Martem$ering. 7al ini bisa disebabkan homogenitasnya lebih elek
dibanding perlakuan panas lainnya! sehingga nilai kekerasannya paling
rendah.

/3
2.2 Kesi"*u,an %an Saran
2.2.1 Kesi"*u,an
1. 8engan perlakuan panas yang berbeda<beda didapatkan nilai
kekerasan yang berbeda<beda pula.
2. 'emperatur pemanasan pada spesimen dengan perlakuan panas
tertentu akan mempengaruhi kekerasan spesimen tersebut.
2.2.2 Saran
1. 7endaknya alat penguian kekerasan sudah mulai diperbaharui
karena berpengaruh dalam keakuratan data yang kita ambil.
2. #raktikan harus lebih teliti dalam membaca skala kekerasan pada
alat ui dan menghaluskan permukaan spesimen dengan konsisten
untuk mendapatkan data penguian yang lebuh akurat.


Bab 2 PENGUJIAN KEKERASAN DAN MIKROSTRUKTUR

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Bab 2 PENGUJIAN KEKERASAN DAN MIKROSTRUKTUR

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

57

Laboratorium Pengujian Bahan

AK,. 9 AK# < AK, < AK.

Anda mungkin juga menyukai