Anda di halaman 1dari 57

STABILISASI TANAH

Tanah yang Dicampur


bermasalah dg bahan
tertentu
STABILISASI TANAH
Stabilisasi Tanah :
• Adalah Pencampuran tanah dengan
bahan tertentu, guna memperbaiki
sifat-sifat teknis tanah.
• Adalah Suatu usaha untuk
merubah atau memperbaiki sifat-
sifat teknis tanah agar memenuhi
syarat teknis tertentu.
Terdapat 2 istilah
• 1. STABILISASI
• 2. MODIFIKASI
• Stabilisasi:
• Campuran tanah semen dirancang
untuk memenuhi kriteria yang
ditetapkan oleh standar ASTM atau
AASHTO, yang meliputi hubungan
antara kadar air dan kepadatan,
kekuatan serta ketahanan terhadap
pengaruh basah-kering dan beku-cair.
• Modifikasi :
• Tanah ditambah sedikit semen
yang ditujukan untuk mereduksi
plastisitas tanah, potensi
penyembangan, dan perkuatan
tanah sedikit granuler yang
rendah kekuatannya.
Perbedaan Stabilisasi dengan Modifikasi Tanah
Stabilisasi Tanah :
• Menambah Kapasitas kuat dukung
• Menaikan kekuatan tanah
Modifikasi Tanah :
• Memperbaiki sifat-sifat tanah tidak
diutamakan untuk menambah kekuatan
ataupun keawetan tanah.
• - Mereduksi sifat plastisitas
• - Mempertinggi kemudahan dikerjakan
Tujuan Stabilisi Tanah
• Menaikkan kekuatan,
• Mengurangi deformability,
• Mengontrol shrinkage dan swelling ( volume
stability ),
• Mengurangi permeability,
• Menambah durability,
Tanah-tanah yang perlu
distabilisasi :

• Tanah dasar yang CBR nya < 2%


• Tanah Lunak : qu = 12 – 25 kPa
• Tanah sangat lunak qu < 12,5 kPa
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan, bila
tanah di tempat tidakmemenuhi syarat :
• 1. Membongkar material dan mengganti
dengan material baru.
• 2. Merubah atau memperbaiki sifat-sifat tanah
di tempat.
Tipe – tipe Stabilisasi :
• 1. Stabilisasi Mekanis
• 2. Stabilisasi Kimiawi (dengan Bahan
tambah)
• Stabilisasi Mekanis / Stabilisasi
Mekanikal :
• Adalah mencampur atau mengaduk dua
macam tanah atau lebih yang bergradasi
berbeda untuk memperoleh material yang
memenuhi syarat kekuatan tertentu
Stabilisasi dengan Bahan Tambah
• Adalah Stabilisasi yang dilakukan dengan
mencampurkan tanah dengan bahan tambah
(Additives)
• Bahan tambah (Additives) adalah bahan hasil
olahan pabrik yang bila ditambah ke dalam
tanah dengan perbandingan yang tepat akan
dapat memperbaiki sifat-sifat teknis tanah.
• Contoh – contoh Bahan Additive :
• 1. Semen porland (Cement Portland)
• 2. Kapur (Lime)
• 3.Abu Terbang (Fly Ash)
• 4. Aspal, dlll
JENIS-JENIS STABILISASI DENGAN
BAHAN TAMBAH (ADDITIVES)

• 1. TANAH – SEMEN (SOIL – CEMENT)


• 2. TANAH – KAPUR (SOIL – LIME)
• 3. TANAH – ASPAL (SOIL – ASPHAL)
• 4. TANAH – ABU TERBANG (SOIL –
FLY ASH)
Pertimbangan dalam memilih Bahan Tambah
(Additives)
• 1. Jenis tanah yang akan distabilisasi
• 2. Jenis struktur
• 3. Kekuatan yang harus dicapai.
• 4. Type perbaikan yang diinginkan.
• 5. Dana yang tersedia.
• 6. Kondisi lingkungan
PEMILIHAN BAHAN TAMBAH
(ADDITIVES)
• Sebelum dilakukan Pemilihan bahan yang
cocok untuk stabilisasi, perlu dilakukan
terlebih dahulu uji :
• 1. Analisa Ukuran Butir
– Sieve analisis
– Hydrometer analisis
• 2. Uji Batas-batas Konsistensi tanah
– Atterberg Limits
Jenis Tanah
METODA PEMILIHAN BAHAN
TAMBAH (ADDITIVES)
• 1. Alaska Departement of Transportation and
Public Facilities Research & Technology
Transfer.
• 2. Ingles dan Metcalf (1972)
• 3. Departement of The Army and The Air
Force
• 4. Indiana Departement of Transportation
Departement of The Army and The Air
Force
Tergantung pada :
• Gradasi Tanah
• Indek Plastisitas.
Contoh :
• Tanah lolos  no.4 = 90%
• Tanah lolos  no.200 = 26%
• Uji batas Atterberg :
• LL = 20%
• PL = 11%
• PI = 9%
• 1. Lihat tabel 2 Material lolos saringan no 4
tertahan sar. No 200 = 90 – 27 = 63%
• Didapat Area 1.c
• 2. Perhatikan persyaratan yang ada ditabel
• Aspal : PI < 10%
• Semen PI < 20 +0,25 (50% lolos saringan no
200)
. Indiana Departement of Transportation
(INDOT, 2002)
• Metoda ini mirip dengan metode
Departement of The Army and The Air Force
(1994).
• Yaitu pemilihan bahan tambah yang cocok
berdasarkan :
• Batas-batas Atterberg (LL, PL, PI)
• Gradasi butiran tanah.
1. Stabilisasi Tanah
• 1. Kapur
– PI > 10%
– Kadar Lempung (0,002mm) > 10%
• 2. Semen
– PI  10%
– Persen lolos saringan no 200 < 20%
• 3. Kapur , Semen atau kombinasi dengan abu
terbang
– 10<PI<20
– <10% lolos saringan no 200
2. Modifikasi Tanah
• 1. Kapur
– PI > 5 %
– > 35% Lolos saringan no 200.
• 2. Semen atau Abu terbang (dapat
dikombinasikan)
– PI < 5 %
–  35% Lolos saringan no 200.
Kadar Bahan yang digunakan :
• 1. Kapur = 3 – 9%
• 2. Semen = 3 – 10%
• 3. Abu-Terbang = 10 – 25%
STABILISASI TANAH SEMEN
(SOIL CEMENT )
• Pertama kali digunakan di
JOHNSONVILLE, S.C Amerika 1934.
• Bahan Soil Cement :
• 1. Tanah (Soil)
• 2. Semen (Cement)
• 3. Air (Water)
Porland Cement Association(1979)
• Menyarankan Tanah yang akan distabilisasi
dengan semen sebaiknya:
• 1. 10-35% = Tanah Lolos  No.200(0,075 mm)
• 2. >55% = Lolos  no 4
• 3. > 35% = Lolos  no 10
• 4. Tidak ada meterial yang lebih besar dari 2” (50
mm)
• Meterial yang berada diluar batas ini akan
memerlukan kadar semen yang tinggi.
Highway Research Board of America (HRBA, 1943)
TANAH
• Persyaratan tanah untuk Soil –
Semen :

• A. Tidak Mengandung bahan organik


• B. Tidak Mengandung Sulfat
• 1. Tanah yang mengandung bahan organik
– Bahan organik dapat mereduksi kekuatan tanah
- semen.
– Bahan organik dan kadar garam khususnya
sulfat dapat mencegah hidrasi semen, karena
bahan organik dapat menyerap ion-ion kalsium.
– Kadar bahan organik Max = 2%
– Untuk mendeteksi bahan organiK maka dilakukan
uji PH.
– Dengan perbandingan 10 : 1 dicampur 15 menit
Min PH = 12, MAKA Tanah dapat distabilisasi
• .2. Tanah mengandung Sulfat
• Jika dalam tanah banyak mengandung garam
maka akan berpengaruh buruk pada
campuran.
• - Reaksi mempengaruhi ikatan
• Gangguan struktur tanah, setelah itu karena
kristalisasi dari garam terhidrasi tinggi dalam
pori-pori.
• Kadar sulfat < 1%
SEMEN
• Semen yang digunakan sesuai dengan (SK
SNI S-04-1989-F:Rollings dan Rolling,
1996)
• Fungsi semen adalah sebagai perekat dan
pengikat :
• Reaksi pembentukan media perekat
disebut Hidrasi
Rekomendasi untuk stabilisasi
tanah-semen:

• Kerikil = 20%
• Lanau = 12%
• Lempung = 20%
AIR
• SNI (03-3438-1994)
Waktu Ikat
• 1. Waktu ikat awal (Initial Setting Time)
Yaitu Waktu dari saat pertama bercampurnya
semen dan air sampai kehilangan sifat
keplastisannya. (1 Jam)
• 2. Waktu ikat Akhir (Final setting Time)
– Yaitu waktu dari campuran semen dengan air
yang telah menjadi pasta kemudian berubah
menjadi masa yang kaku. (8 Jam)
PERANCANGAN CAMPURAN
/Prinsip perancangan :
• 1. Pemilihan kadar semen dalam campuran
• 2. Pemilihan banyak Air untuk pencampuran
• 3. Penentuan kepadatan yang akan dicapai
di lapangan.
Effisiensi Campuran ( Mixing Efficiency) = 80%
CARA PENENTUAN KADAR SEMEN
• 1. Uji Klasifikasi Tanah
• 2. Uji pemadatan standar
• 3. Uji kuat tekan bebas
• 4. Buatlah campuran tanah semen sesuai
dengan komposisi yang direncanakan,
bungkus dengan kantong plastik.
• 5. Lakukan uji pemadatan sebelum waktu ikat
awal terjadi.
• 6. Uji kuat tekan bebas 3 contoh untuk setiap
masa pemeraman.dg w.omc dan kepadatan
max.
• 7. Siapkan benda uji u uji CBR sesuai SNI 03-
1744-1989 dengan pukulan 56
• 8. lakukan uji CBR untuk masa pemeraman 3
hari.
• 9. Buat hubungan antara kadar semen dengan
kuat tekan bebas dan CBR.
FE = Faktor efisiensi alat :
Alat penumbuk mekanik : FE = 40 – 50 %
Alat pencampur rotor : FE = 60 – 80 %
Instalasi pencampur : FE = 80 – 100%
UJI LABORATORIUM
• Uji Laboratorium yang dilakukan untuk
stabilisasi Tanah :
• 1. Uji Identifikasi Tanah
• 2. Uji Pemadatan
• 3. Uji Kuat Tekan
• Uji Tambahan :
• 1. Uji daya tahan / keawetan
• 2. Penentuan kadar bahan organik
• 3. Penentuan kadar Sulfat.
METODA PELAKSANAAN LAPANGAN
• Meliputi :
• I. PERSIAPAN AWAL
– 1. Persiapan / perataan area permukaan tanah
yang distabilisasi pada elevasi tertentu.
– 2. Bila perlu tanah dekeruk dan dibasahi terlebih
dahulu.
– 3. Permukaan tanah yang distabilisasi di bentuk
kembali.
ALAT-ALAT YANG DIPAKAI
• ALAT pengeruk
• GREDER
II. Proses stabilisasi.
• 1. Penaburan semen porland dan dicampur
dengan tanah.
• 2. Pemberian air secukupnya dan dicampur.
• 3. Pemadatan campuran tanah-semen
• 4. Perawatan
PROSEDUR LENGKAP
• 1. Material yang akan di stabilisasi air
digemburkan dengan cara dikeruk dan diaduk
dengan mesin.
• 2. Semen ditaburkan dan dicampur dengan
alat pencampur.
• 3. Tambahkan Air 3% dari kadar air omc.
– Alat yang digunakan tangki air)
– Pemadat roda karet (pneumatic roller)
– Dilakukan sebelum ikat awal bekerja
• 4. Pemadatan final
- Alat pemadat smoot roller
• 5. Perawatan
– Pada permukaan tanah semen diletakan jerami
atau pasir untuk menjaga kelembaman
– Sebelum dilakukan pekerjaan lanjutan jerami
ataupun pasir harus diangkat terlebih dahulu.
Alat pengaduk
• WHEAL LOADER
Pemadatan Lapangan
Sheepsfoot Roller

 Cocog Untuk Lempung

51
ALAT - ALAT
• 1. p
Smooth Wheeled Roller

Tebal Lapisan antara 15 s/d 20cm

55
PENGENDALIAN MUTU
• Pekerjaan Persiapan :
• 1. Pemeriksaan kerataan
• 2. Pemeriksaan penggemburan dan
penghancuran
• 3. Pemeriksaan campuran.
• Pelaksanaan Lapangan :
• 1. Kontrol kepadatan di lapangan
• 2. Penentuan kadar air
• 3. Uji kuat tekan bebas
• 4. Pemeriksaan kadar semen.

Anda mungkin juga menyukai