PERENCANAAN KOMPOSISI
KUALITAS CAMPURAN BETON
• Penyediaan Bahan
• Pemeriksaan Bahan
• Perencanaan Campuran Beton
• Produksi Beton
• Pelaksanaan dan
• Pengawasan
BAHAN
• Air
• Semen: OPC / Type I
• Agregat Halus Lolos Saringan 3/8”(9.5 mm) FM 2.6 – 2.9
• Agregat Kasar Tertahan Saringan No 4 (4.75 mm), Ukuran Max. tidak lebih dari 38
mm (disesuaikan dengan ukuran struktur dan tingkat kerapatan tulangan)
• Bahan Tambahan Mineral
- Fly ash Class F
- Granulated Ground Blast Furnished Slag (ggbfs)
- Micro Silica
- Batu Kapur Halus
- Silika Halus
• Bahan Tambahan Kimia
- Type D ( Water reducer & Retarder)
- Type F (High range water reducer)
SEMEN PORTLAND
• Semen yang digunakan : Ordinary Porland Cement OPC) /
Semen Tipe I (Blaine’s specific area ± 350 m2/kg)
PASIR ALAM • Agregat halus adalah agregat yang ukuran maksimumnya 3/8” (9.5 mm)
• Agregat halus yang digunakan dapat terdiri dari:
- Pasir alam
- Abu batu / M-Sand
• Pengujian terhadap agregat halus:
- Analisa saringan
M-SAND - Berat Jenis dan Peresapan
- Berat Isi
- Lolos saringan No 200
- Partikel ringan
- Organic Impuritis
AGREGAT KASAR
• Agregat kasar adalah agregat yang ukuran > saringan No 4 (4.75 mm)
• Ukuran Maksimum disesuaikan dengan ukuran struktur dan jarak tulangan
• Agregat kasar yang digunakan terdiri dari:
- Koral
- Batu Pecah
• Pengujian terhadap agregat kasar:
- Analisa saringan
- Berat Jenis dan Peresapan
- Berat Isi
- Lolos saringan No 200
- Partikel panjang dan pipih
- Los Angeles Abrasion Test
BAHAN TAMBAH KIMIA
• Bahan Tambahan Kimia yang digunakan :
Umumnya Type D dan Type F
• Setiap pengiriman harus dilengkapi
dengan rekomendasi dari produsen
ASTM C 494 Standard Specification for Chemical Admixtures for Concrete • Untuk pekerjaan besar, harus dilakukan
Type A – Water-reducing admixtures pengujian secara berkala
Type B – Retarding admixtures
Type C – Accelerating admixtures • Bahan tambah kimia tidak kadaluarsa
Type D – Water-reducing and retarding admixtures
Type E – Water-reducing and accelerating admixtures • Pengujian terhadap Bahan Tambahan
Type F – Water-reducing, high range admixtures
Type G – Water-reducing, high range, and retarding admixtures
Kimia:
Type S – Specific performance admixtures • Pengaruh terhadap setting time beton
• Sebelum digunakan, pengaruh Bahan Tambahan
Kimia terhadap campuran beton harus diuji melalui
percobaan campuran beton
PENYIMPANAN BAHAN
Tujuan:
• Keseragaman Gradasi
untuk agregat
• Keseragaman Kadar Air
• Tidak terkontaminasi
• Perlindungan dari air dan
kelembaban untuk semen
dan fly ash
PENYIMPANAN SEMEN
Semen , Fly Ash, GGBFS (Semen Slag)
• Semen/Fly Ash yang akan ditumpuk harus berasal
dari satu sumber
• Mulai dari Fabrik / Gudang sampai ketempat
pekerjaan dan selama ditempat pekerjaan semen
harus dijaga tetap dalam keadaan terlindung dan
kering
• Semen yang sudah menggumpal dan tidak dapat
dipecah dengan mudah oleh jari tidak dapat
dipergunakan
• Kuantitas semen harus mencukupi untuk pekerjaan
elemen struktur sampai selesai sesuai dengan yang
sudah ditentukan
• Semen yang masih panas > 600 C belum boleh
digunakan.
PENYIMPANAN AGREGAT
• Pasir yang ditumpuk harus berasal dari satu
sumber
• Pasir ditumpuk secara berlapis
• Jangan menumpuk material pada sisi timbunan
• Tinggi jatuh serendah mungkin untuk menghindari
segregasi
• Hindari kehancuran agregat akibat loader
• Kuantitas Pasir yang ditumpuk harus mencukupi
untuk pekerjaan elemen struktur sampai selesai
sesuai dengan yang sudah ditentukan
• Sebelum digunakan kadar air pasir harus
diseragamkan dan diuji kadar air
PENYIMPANAN AGREGAT
• Agregat yang ditumpuk harus berasal dari satu sumber
• Penumpukan agregat harus dilakukan secara berlapis
• Jangan menumpuk material pada sisi timbunan
• Tinggi jatuh serendah mungkin untuk menghindari segregasi
• Hindari kehancuran agregat akibat loader
• Agregat kasar harus ditumpuk terpisah sesuai dengan fraksinya. Ukuran fraksi
masing-masing tumpukan adalah sebagai berikut:
Ukuran maksimum agregat kasar 11/2” (38 mm):
¾” – 11/2”, 3/8” – ¾”, No 4 – 3/8”
Ukuran maksimum agregat kasar 1” (25 mm)
1/2” – 1”, No 4 – 1/2”
Ukuran maksimum agregat kasar 3/4” (19 mm)
3/8” – ¾”, No 4 – 3/8”
• Kuantitas Agregat yang ditumpuk harus mencukupi untuk pekerjaan elemen
struktur sampai selesai sesuai dengan yang sudah ditentukan
• Sebelum digunakan, kadar air agreat harus diseragamkan dan diketahui/diuji
kadar airnya.
PENYIMPANAN BAHAN KIMIA
• Penyimpanan Bahan Tambahan Kimia
harus didalam wadah yang kedap air dan
tertutup rapat
• Tumpukan Bahan Tambahan Kimia harus
terlindung dari sinar matahari langsung
• Kuantitas Bahan Tambahan Kimia yang
disimpan harus mencukupi untuk
pekerjaan elemen struktur sampai selesai
sesuai dengan yang sudah ditentukan
• Penggunaan Bahan Tambahan Kimia
harus memperhatikan tanggal
kadaluarsanya
PENGOLAHAN LIMBAH
• Produksi beton secara umum akan
menghasilkan sisa material dari proses
pencucian fasilitas produksi dan sisa
bahan lain yang digunakan pada fasilitas
produksi (sisa, bahan tambah kimia, oli
bekas, dll)
• Air dan bahan padat sisa pencucian harus
ditampung dan/atau diolah sebelum
disalurkan/ dipindahkan/ dibuang/
dimanfaatkan.
• Tidak diijinkan membuang air langsung ke
saluran/ sungai, dan membuang sisa
beton di sembarang tempat.
PRODUKSI BETON
• Sertifikasi
• Rekomendasi Penggunaan
• Pengendalian Mutu Verifikasi
• Ketersediaan lahan dan kondisinya untuk
agregat
• Jumlah dan ukuran Silo untuk masing-masing
bahan pengikat
• Tempat persediaan Admixture
• Tempat persediaan air
TRUK PENGANGKUT BETON
• Terdapat beberapa alternatif
kendaraan pengangkut yang dapat
digunakan, baik dari jenis maupun
kapasitasnya.
• Kendaraan pengangkut beton harus
dipilih yang prima serta sesuai dengan
volume beton, jenis pekerjaan dan
kondisi jalan logistik.
• Kelaikan peralatan pengangkut
termasuk dalam kelaikan peralatan
produksi beton, seperti kondisi mesin,
sistem pengereman, lampu – lampu
dan elektrikal.
Kebutuhan Alat Laboratorium Batching Plant
Batching plant harus didukung oleh laboratorium yang
dilengkapi, minimal dengan:
• Alat uji berat jenis agregat halus dan agregat kasar.
• Kontainer untuk pengujian berat isi beton/agregat
• 1 set saringan untuk agregat halus dan agregat kasar: 11/2”, 1”, ¾”, ½”, 3/8”, No 4,
No 8, No 16, No 30, No 50, No 100, No 200
• Timbangan kapasitas 3000 gram (ketelitian 0.1 gram), 30 kg dan 100 kg
(ketelitian 1 gram)
• Pan dengan jumlah dan ukuran sesuai kebutuhan untuk pengujian agregat
• Mixer kecil untuk mix design
• Cetakan silinder dan balok beton sesuai kebutuhan proyek
• Alat dan bahan capping benda uji silinder
• Kompor Gas untuk pengeringan contoh uji agregat dan capping compound
• Tempat perawatan beton dengan ukuran sesuai dengan kebutuhan proyek yang
dilayani batching plant
• Mesin tekan yang sudah dikalibrasi untuk pengujian kuat tekan dan kuat lentur
beton dengan loading rate yang sesuai
• Alat core drill dengan mata core 4 inci atau 6 inci.
SDM BATCHING PLANT
• Pengendalian penimbangan
• Akurasi timbangan sampai 0.2% setiap
seperempat kapasitas timbangan
• Toleransi Penimbangan
• Agregat per fraksi 3%
• Kumulatif timbangan agregat 1%
• Air 1%
• Bahan tambahan kimia 1%
• Cementitious material 1%
BATCHING
• Penimbangan bahan
• Urutan bahan masuk ke mixer
Tipikal urutan bahan masuk ke Mixer statis Tipikal urutan bahan masuk ke Truck Mixer
PENGENDALIAN KESERAGAMAN
PENGADUKAN
Tipe Pengaduk:
• Terpusat
• Kombinasi Terpusat dan Truck
Pengaduk
• Truk Pengaduk
PENGENDALIAN KESERAGAMAN
KONSITENSI
BATCHING
• Operasi alat pengangkut material
konsisten dan bersih
• Penyiraman agregat kasar, (umumnya
dua jam sebelum penggunaan)
• Pengontrolan kadar air agregat
(sedikitnya 2 kali sehari)
• Pengosongan Truck Mixer dari air
pembersih
PENGENDALIAN KESERAGAMAN
Waktu Aduk
• Peralatan
• Komposisi dan material yang digunakan
• Gradasi agregat
• Jumlah dan jenis bahan tambahan
• Temperatur
PENGENDALIAN KESERAGAMAN
PENGANGKUTAN
DAN PENGECORAN
BETON
• Keseragaman beton
• Kelancaran pelaksanaan
PENGENDALIAN KESERAGAMAN
FAKTOR YANG
DIPERTIMBANGKAN
• Waktu tempuh: Jarak dan Waktu Tempuh
• Waktu pengikatan beton dan kehilangan slump
• Kondisi dan jumlah truk/truck mixer
• Koordinasi batching plant dan lapangan
• Pengaturan pencurahan
PENGENDALIAN KESERAGAMAN
FAKTOR YANG
BERPENGARUH
• Variasi material
• Proses di quarry, transport, penumpukan
• Penyesuaian kadar air
• Penyesuaian komposisi
• Perubahan pasokan material
PENGECORAN DALAM CUACA PANAS
PENYESUAIAN LAPANGAN
• Temperatur max. 320C di
Batching Plant dan 350C saat
pencurahan beton
1. Pendinginan agregat dengan
cara menyiram/peneduh
2. Pengaturan buffer semen
Portland
3. Penambahan Es/Pendinginan
air Pencampur
4. Menghindari cahaya matahari
secara langsung
5. Pengecoran malam hari
6. Efektifitas urutan pelaksanaan
VERIFIKASI KESIAPAN
Catatan penting:
• Temperatur maksimum yang diijinkan pada inti beton adalah 71oC dan perbedaan temperatur antara inti dengan permukaan beton tidak melebihi
21oC. (Spesifikasi Umum Bina Marga 2018 revisi 2, pasal 7.1.4.4).g) ).
• Temperatur beton tidak boleh melebihi 35oC. (SNI 6881:2016 pasal 4.2.2.6)
PENGENDALIAN TEMPERATUR (2)
Catatan penting :
The temperature of concrete of usual proportions can be reduced by 0.5oC if any of the following
reductions are made in material temperatures :
• 4oC reduction in cement temperature;
• 2oC reduction in water temperature; or
• 1oC reduction in the temperature of the aggregates.
Sumber : ACI 305R – Hot Weather Concreting
COMMON MISTAKES
DI LOKASI
PRODUKSI BETON
COMMON MISTAKES
X
COMMON MISTAKES
LESSONS LEARNED
X
COMMON MISTAKES
Common Mistakes :
Menggunakan semen yang sangat halus untuk mengejar target kekuatan
awal.
Catatan Penting ! :
• Increasing the fineness increases the rate of hydration of cement, which
increases the rate of gain in strength and also the rate at which heat is
liberated as in Type III compared with Type I cement (ASTM C150).
(https://www.concrete.org/tools/frequentlyaskedquestions.aspx)
COMMON MISTAKES
X
COMMON MISTAKES
COMMON MISTAKES :
• Tidak mengambil/mengevaluasi benda uji yang sesuai dengan LESSONS LEARNED
persyaratan kontrak
• Target kekuatan pada rancangan campuran kekuatan tidak
mempertimbangkan kebutuhan margin (k x Sr)
• Tidak melakukan uji komparasi kuat tekan dengan kuat lentur beton
saat mix design dan trial mix.
• Mengkonversi hasil uji tekan coredrill menggunakan rumus empiris
k : 0,7 – 1,1
COMMON MISTAKES
DI LOKASI PELAKSANAAN
PENGECORAN
COMMON MISTAKES
COMMON MISTAKES :
• Membawa beton di dalam drum truk mixer
dengan volume semaksimal mungkin,
sehingga beton segar tumpah di jalan pada
daerah tanjakan/tikungan.
PENCEGAHAN
• Survey jalur logistik sebelum pengecoran
• Volume muatan disesuaikan dengan
kemampuan alat dan kondisi tanjakan jalan.
• Memastikan kondisi mesin dan rem
kendaraan pengangkut dalam keadaan
prima
COMMON MISTAKES
X
COMMON MISTAKES
COMMON MISTAKES
● Penggunaan batang pengikat yang tidak sesuai dapat menyebabkan adanya celah
terbuka pada sambungan memanjang
● Penggergajian sambungan kontraksi yang terlambat (akibat penggergajian dilakukan
terlalu lama setelah final setting beton) dapat menyebabkan retak di dekat sambungan
gergajian (sawcut joints)
● Sambungan yang tidak terisi dapat menyebabkan air masuk ke dalam perkerasan
Celah memanjang akibat batang pengikat (tie bar) tidak Retak di dekat Sambungan tidak terisi sealant
berfungsi sambungan gergajian
COMMON MISTAKES
● Posisi dowel bar dan tie bar tidak sesuai sehingga fungsi dowel sebagai perlengkapan pemidahan beban
(load transfer devices) dan tie bar sebagai penahan/pengikat tidak bekerja dengan baik
COMMON MISTAKES COMMON MISTAKES COMMON MISTAKES LESSONS LEARNED
Posisi dowel tidak di ½ tebal Penutup dowel menggunakan pipa PVC Pemasangan tie bar tidak terukur
Pemasangan dowel bar dan tie bar menggunakan chair