Anda di halaman 1dari 55

Knowledge Sharing Forum bersama Bintek Jatan

Perencanaan Teknis Fondasi Jembatan


mengacu pada Panduan Praktis Perencanaan Teknis Jembatan No 02/M/BM/2021

Maret, 2023

Suantoro Wicaksono
Perekayasa Ahli Muda
BGTS
✓ Volume 1 tentang Perencanaan Umum
dan Survei Jembatan
✓ Volume 2 tentang Perencanaan Teknis
Struktur Bangunan Atas Jembatan
✓ Volume 3 tentang Perencanaan Teknis
Struktur Bangunan Bawah dan Fondasi
✓ Volume 4 tentang Perletakan dan
Sambungan Siar Muai, Bangunan
Pengaman dan Tanah Timbunan, Lereng
dan Likuifaksi
✓ Volume 5 tentang Contoh Perhitungan
AASTHO LRFD Bridge Design Specifications 8th Edition
(2017)
Analisis struktur fondasi (ASD)
kombinasi pembebanan yang digunakan berdasarkan SNI 1727:2013
1) D Keterangan:
2) D + L D adalah beban mati
3) D + (0,6W atau 0,7E) L adalah beban hidup
4) D + 0,75L + 0,75(0,6W) W adalah beban angin
5) D + 0,75L + 0,75(0,7E) E adalah beban gempa

Untuk jembatan, kombinasi pembebanan dapat menggunakan SNI


1725:2016
Penyelidikan pendahuluan
➢ sebagai tahap awal untuk mendapatkan data lapangan dalam proses
perencanaan jembatan
➢ sebagai bagian penting bahan kajian kelayakan teknis perencanaan jembatan

survei pendahuluan geologi dan geoteknik:


▪ Mengamati secara visual kondisi lapangan yang berkaitan dengan karakteristik tanah
dan batuan,
▪ Memberikan rekomendasi berkaitan dengan rencana trase jalan dan rencana
jembatan yang akan dipilih,
▪ Melakukan pemotretan pada lokasi-lokasi khusus (rawan longsor, dll),
▪ Mencatat lokasi yang akan dilakukan pengeboran maupun lokasi untuk test pit
Penyelidikan tanah
1) Mengetahui karakteristik tanah,
2) Menentukan stratifikasi tanah,
3) Mengetahui posisi muka air tanah,
4) Mengetahui kedalaman tanah keras,
5) Menentukan tipe, dimensi dan kedalaman fondasi,
6) Mengetahui daya dukung tanah,
7) Memperkirakan besarnya penurunan yang akan terjadi,
8) Menentukan besarnya tekanan tanah terhadap dinding penahan tanah atau
abutment jembatan,
9) Untuk struktur eksisting, diperlukan penyelidikan keamanan suatu struktur tersebut.
SNI 8460:2017,
Alat-alat yang digunakan sudah dikalibrasi
Persyaratan Perancangan Geoteknik
Pelaksanaan penyelidikan tanah di lapangan
Uji penetrasi standar (Standard Penetration Test, SPT)
• untuk menentukan tahanan tanah pada dasar lubang bor terhadap penetrasi dinamis dari
split barrel sampler (atau konus padat) dan memperoleh contoh tanah tidak terganggu
untuk tujuan identifikasi tanah
• SNI 4153:2008

Uji sondir (Cone Penetration Test, CPT)


• untuk memperoleh nilai variasi kepadatan tanah pasir yang tidak padat
• SNI 2827:2008
Pelaksanaan penyelidikan tanah di lapangan
Uji geser baling lapangan (Field Vane Shear Test, FVT)
• untuk mengukur tahanan terhadap rotasi lapangan dari baling-baling yang dipasang di
tanah lunak berbutir halus untuk menentukan kuat geser tak terdrainase dan sensitivitas.
• SNI 03-2487-1991 (ASTM D2573/D2573M-15)

Uji pembebanan pelat (Plate Loading Test, PLT)


• untuk menentukan deformasi vertikal dan kekuatan dari suatu massa tanah dan batuan di lapangan
melalui pencatatan beban dan penurunan saat pelat kaku yang dimodelkan sebagai fondasi
membebani tanah
• EN ISO 22476-13 (ASTM D1195/D1196 dan AASHTO T221/T222)
jumlah minimum penyelidikan tanah
a) Struktur memanjang (jalan raya, rel kereta, kanal, tanggul, runway dan taxiway):
• Satu titik per 50 sampai 200 meter, kecuali runway atau taxiway jarak max 100 m.,
• Tambah titik apabila hasil investigasi awal menunjukkan adanya variasi tanah yang
perlu diinvestigasi lebih detail.
b) Jembatan
• Untuk jembatan konvensional dengan bentang < 50 meter, minimum 1 titik pada
tiap abutmen dan pilar per 2 jalur lalu lintas,
• Untuk jembatan khusus dengan bentang ≥ 50 meter atau jembatan di laut,
ditentukan oleh tenaga ahli geoteknik.
Jumlah pengujian sampel tanah di laboratorium
a) Jumlah benda uji harus ditetapkan berdasarkan homogenitas tanah,
kualitas dan jumlah pengalaman pada tanah tersebut dan kategori
permasalahan geoteknik,
b) Benda uji tambahan harus disediakan, bila memungkinkan, untuk
mengakomodir tanah bermasalah, benda uji yang rusak dan faktor-faktor
lain,
c) Jumlah minimum benda uji harus diselidiki tergantung pada jenis ujinya,
d) Jumlah minimum uji laboratorium dapat dikurangi jika perencanaan
geoteknik tidak butuh optimisasi dan menggunakan parameter tanah yang
konservatif, atau jika sudah memiliki pengalaman atau informasi setempat
yang cukup.
Penyelidikan tanah pada sungai
Penyelidikan tanah yang cocok
untuk pengujian daya dukung
yang terdapat di dasar sungai
adalah uji penetrasi standar
(SPT), hal ini disebabkan
karena pengujian SPT
mempunyai jangkauan
kedalaman yang sangat dalam.
fondasi dangkal dan sumuran
✓jika tanah keras berada dekat dari permukaan tanah,
✓beban struktur yang dipikul tidak terlalu berat,
✓perbandingan kedalaman tertanam (D) fondasi terhadap diameter (d)
kurang dari 4 (𝐷⁄𝑑<4)
Adapun kriteria desain untuk fondasi dangkal dan sumuran yaitu:
1) Fondasi memiliki kestabilan terhadap geser,
2) Fondasi memiliki kestabilan terhadap guling (rotasi terangkat),
3) Tanah pendukung fondasi harus memberikan daya dukung yang
memadai,
4) Penurunan pada fondasi tidak boleh lebih dari yang diizinkan.
Perencanaan fondasi dangkal
• Fondasi dangkal umumnya terbuat dari beton bertulang dan terletak di atas
lapisan batuan atau lapisan tanah yang mempunyai daya dukung yang cukup
pada kedalaman yang dangkal dari permukaan tanah.
• Keuntungan dari penggunaan fondasi dangkal adalah ekonomis dalam desain,
konstruksi dan pengendalian kontrol, pelaksanaan pekerjaan fondasi dangkal
relatif mudah dan cepat, serta tidak memerlukan peralatan khusus.
Pokok perencanaan fondasi dangkal
• Faktor keamanan:
• daya dukung, FK minimum 3, SNI
• geser, FK minimum 1,5 (statik) dan 1,1 (seismik atau gempa),
8460-
• guling, FK minimum 2. 2017
• Penurunan harus masih dalam batas-batas yang ditoleransikan
• bebas dari pengaruh scouring, kedalaman maksimum 3 m (Surat
Edaran Ditjen Bina Marga Nomor 05/SE/Db/2017)
• tidak disarankan digunakan pada daerah dengan morfologi sungai yang
berubah-ubah
• sebisa mungkin diletakkan di atas batuan atau material yang tidak
mudah tererosi (Surat Edaran Menteri PUPR No 07/SE/M/2015)
Kapasitas daya dukung ultimit fondasi dangkal
• Untuk tipe bujur sangkar di atas tanah kohesif atau tanah nonkohesif:
Vol. 3 hal 137
Perkiraan penurunan pada fondasi dangkal
Vol. 3 hal 143

Penurunan izin < 15 cm + 𝑏⁄600 (dimana: b adalah


diameter atau lebar fondasi dalam satuan cm)
Penurunan segera
Lapisan tanah pendukung fondasi dibatasi
Tanah homogen: lapisan keras

Janbu, Bjerrum dan Kjaernsli (1956)


Vol. 3 hal 144 Vol. 3 hal 147
Penurunan segera dari hasil pengujian di
lapangan

Penurunan segera dari hasil pengujian


beban pelat (Terzaghi dan Peck (1967)) Penurunan segera dari hasil
pengujian SPT (Schultze dan Sherif
(1973), Meyerhof (1974))
Vol. 3 hal 148 Vol. 3 hal 149
Penurunan konsolidasi primer

Vol. 3 hal 149


Penurunan konsolidasi sekunder
• terjadi pada tegangan efektif yang
konstan, yaitu setelah penurunan
konsolidasi primer berhenti
• faktor yang dapat mempengaruhi
proses penurunan konsolidasi
sekunder:
1. pengurangan volume tanah pada
tegangan efektif konstan, dan
2. regangan vertikal akibat gerakan tanah
secara lateral di bawah strukturnya.
Vol. 3 hal 150
Perencanaan struktural

Vol. 3 hal 157


Perencanaan fondasi sumuran
• Faktor keamanan:
• daya dukung, FK minimum 3, SNI
• geser, FK minimum 1,5 (statik) dan 1,1 (seismik atau gempa),
8460-
• guling, FK minimum 2. 2017
• Material dinding fondasi sumuran dibuat dari beton bertulang dan
bahan pengisi sumuran adalah beton siklop
• Fondasi harus mempunyai keawetan memadai untuk penggunaan
yang dipilih
Pemeriksaan stabilitas terhadap geser
Tanah nonkohesif
Vol. 3 hal 170

Tanah kohesif:
Tahanan tanah untuk kondisi ‘undrained’, boleh diambil sebagai berikut: Vol. 3 hal 170
Pemeriksaan stabilitas terhadap geser
• Tekanan tanah pasif harus diabaikan
bila tanah pendukung dapat hilang oleh
pengaruh gerusan (scouring).
• Bila beban-beban rencana melebihi
rencana tahanan geser horizontal
ultimit maka dapat digunakan baji
(keystone) pada dasar fondasi langsung,
dapat pula menggunakan jangkar untuk
meningkatkan tahanan geser tanah
Pemeriksaan stabilitas terhadap guling
Vol. 3 hal 181
Pemeriksaan stabilitas terhadap daya
dukung ultimit
Vol. 3 hal 185
Pemeriksaan daya layan: Penurunan
Vol. 3 hal 200

Perbedaan penurunan (Differential settlement)


harus dicek untuk menjamin bahwa beda
penurunan tersebut masih memenuhi kriteria
kekuatan dan kemampulayanan sebesar 1/300.
Pemeriksaan daya layan: Pergeseran

Perpindahan lateral fondasi akibat gaya geser


tergantung pada karakteristik tegangan regangan
tanah. Besaran tersebut diukur dan digunakan pada
perkiraan perpindahan lateral.
Pemeriksaan daya layan: Rotasi terangkat
• pada fondasi pelat dangkal jarang menjadi kriteria
perencanaan karena jika daya dukung maksimum
rencana tidak melebihi daya dukung izin maka
umumnya gerakan yang terjadi hanya kecil
• Perbandingan lebar dengan kedalaman fondasi yang
rendah dapat menyebabkan terjadinya guling pada
fondasi sumuran.
• Fondasi sumuran dianggap berada pada keadaan batas
layan yang cenderung menyebabkan guling jika momen
terhadap pertengahan dasar fondasi dapat ditahan oleh
bahan urug tanah nonkohesif.
Kapasitas geser dan momen dari fondasi
sumuran
• Tulangan spiral geser yang Vol. 3 hal 210

diperlukan, Av sebagai berikut


Rencana hubungan antara dinding
sumuran dan gelagar cap sumuran
harus mampu menahan rencana gaya lateral ultimit, SL
Vol. 3 hal 210

kapasitas momen penuh dari dinding sumuran pada gelagar cap, tulangan
dinding sumuran harus dijangkar ke dalam gelagar cap, panjang jangkar
minimal ditentukan dalam peraturan jembatan.
Fondasi tiang (fondasi dalam)
✓tanah keras terletak sangat dalam dari permukaan tanah dasar
✓Jika perbandingan kedalaman tertanam (D) fondasi terhadap
diameter (d) lebih dari 4 (𝐷⁄𝑑>4)
Perencanaan fondasi tiang
Perancangan fondasi tiang harus memenuhi 3 kondisi berikut:
1) Faktor keamanan terhadap keruntuhan, baik untuk tiang maupun untuk
tanah pendukungnya,
2) Penurunan total dan beda penurunan dari fondasi akibat beban kerja,
3) Keamanan dan stabilitas dari bangunan di sekitarnya.
Nilai korelasi

• CATATAN - Nilai korelasi tidak dapat


diandalkan. Penggunaan hanya untuk
perkiraan awal.
• Analisis statik menghasilkan kapasitas
tiang ultimit.
Faktor Keamanan
• Tujuan memberikan faktor aman
1) ketidakpastian metode hitungan,
2) variasi kuat geser dan kompresibilitas dari tanah,
3) bahan tiang cukup aman untuk mendukung beban yang bekerja,
4) penurunan total yang terjadi masih dalam batas-batas toleransi,
5) penurunan tidak seragam di antara tiang-tiang yang masih dalam batas-batas toleransi.
• Faktor keamanan daya dukung fondasi yaitu 2,5 untuk kondisi tanpa gempa
dan 1,67 untuk kondisi gempa (konsensus Komisi Keamanan Jembatan dan
Terowongan Jalan (KKJTJ))
kapasitas ultimit tiang

Vol. 3 hal 217


Kapasitas aksial tiang pancang dalam tanah
nonkohesif (metode Meyerhof berdasarkan data
SPT)
Tahanan gesek:
a) Untuk tiang dengan perpindahan (tiang pipa ujung tertutup dan tiang beton pracetak)
Vol. 3 hal 217

b) Untuk tiang tanpa perpindahan (tiang baja H):

Tahanan ujung:
Untuk tiang pancang yang berada pada tanah nonkohesif seragam:
Vol. 3 hal 218

Nilai N-SPT koreksi (N’):


Kapasitas aksial tiang pancang dalam tanah
kohesif menggunakan metode alpha
Tahan gesek Vol. 3 hal 222

Tahanan ujung
Kapasitas aksial tiang bor pada tanah
nonkohesif
• Tahanan gesek pada tanah nonkohesif dengan metode β
Vol. 3 hal 229

• Untuk tanah berpasir:


Kapasitas aksial tiang bor pada tanah
nonkohesif
Untuk pasir berkerikil dan kerikil (metode β):
Vol. 3 hal 230

Tahanan ujung tiang, pada tanah nonkohesif menurut metode O’Neil


and Reese (1999):
Vol. 3 hal 230

harus diperlakukan sebagai Intermediate Geo-Material


(IGM): tanah dengan sifat-sifat kekuatan yang berada
antara tanah dan batuan
Nilai N-SPT terkoreksi

Vol. 3 hal 231

ER adalah efisiensi hammer dalam persen (%):


ER = 60% untuk convensional drop hammer
ER = 80% untuk automatic trip hammer
Kapasitas aksial tiang bor pada tanah kohesif

Vol. 3 hal 234


Kapasitas aksial tiang berdasarkan data CPT
atau sondir
Tahanan ujung Metode Nottingham dan Schmertmann:

Vol. 3 hal 238


Kapasitas aksial tiang berdasarkan data
CPT atau sondir
Tahanan gesek untuk tiang yang
dipancangkan pada tanah nonkohesif

Vol. 3 hal 239


Kapasitas aksial tiang berdasarkan data
CPT atau sondir
Tahanan gesek untuk tiang pada tanah nonkohesif: Tahanan gesek pada tanah kohesif:

Vol. 3 hal 240 Vol. 3 hal 241


Gesek dinding negatif (negative skin friction)

• disebabkan oleh penurunan tanah akibat


penambahan beban setelah tiang dipancangkan,
• sebagian atau seluruh tanah di sepanjang
dinding tiang bergerak ke bawah relatif terhadap
tiang (tanah bergerak ke bawah sedangkan tiang
diam),
• gaya yang menyebabkan seret ke bawah ini
disebut downdrag
Gesek dinding negatif (negative skin friction)
• Gaya gesek dinding negatif bergantung pada bebarapa faktor:
a) Gaya relatif antara tanah timbunan dengan tiang,
b) Gaya relatif antara tanah yang mampat dengan tiang,
c) Kompresi (pemendekan) elastis tiang akibat beban struktur,
d) Karakteristik tanah (tipe tanah, kuat geser, kompresibilitas, kedalaman lapisan, dan kekakuan tanah pendukung tiang),
e) Kecepatan konsolidasi lapisan tanah yang mampat.

• kriteria untuk mengidentifikasi kapan gaya gesek dinding negatif terjadi:


a) Penurunan total dari permukaan tanah > 100 mm,
b) Penurunan total dari permukaan tanah sesudah pemancangan tiang > 10 mm (0,4 in),
c) Tinggi timbunan yang diletakkan di atas permukaan tanah > 2 m,
d) Ketebalan lapisan lempung lunak > 10 m (33 ft),
e) Muka air tanah terendah > 4 m (13 ft),
f) Panjang tiang > 25 m (82 ft).
Alternatif penanggulangan Gesek dinding
negatif
• Penggunaan coating bitumen pada tiang,
• Penggunaan tiang yang lebih panjang,
• Perbaikan tanah dengan metode pembebanan awal dan drainase
vertikal untuk mengurangi penurunan sebelum instalasi tiang,
• Penggunaan timbunan ringan untuk mengurangi gaya gesek dinding
negatif dll.
Kapasitas gaya angkat
kelompok tiang

Vol. 3 hal 248

Metode Tomlinson, 1994


Kapasitas ultimit untuk pengaruh kelompok
tiang

Faktor kapasitas dukung (Nc)


untuk kelompok tiang persegi
panjang umumnya 9, namun
untuk tiang yang tertanam kecil
atau dengan lebar yang besar:

Vol. 3 hal 252


Kapasitas lateral dari tiang tunggal
• Deformasi fondasi akibat beban lateral harus berada dalam kriteria kinerja untuk struktur: 12 mm
untuk gempa rencana dan 25 mm untuk gempa kuat (SNI 8460-2017:Persyaratan perancangan
geoteknik)
• Faktor yang mempengaruhi Kapasitas lateral dari tiang tunggal:
• Parameter tanah
➢ Tipe tanah dan sifat-sifat fisik dari tanah seperti • Parameter beban lateral
kuat geser, sudut geser, kepadatan, level muka air, ➢ Statik atau dinamik,
dan kadar air, ➢ Eksentrisitas,
➢ Koefisien reaksi subgrade horizontal ➢ Metode perencanaan kapasitas lateral.
• Parameter tiang
➢ Sifat-sifat fisik seperti bentuk, material dan dimensi, Panduan Praktis Perencanaan Teknis Jembatan No
➢ Kondisi kepala tiang, 02/M/BM/2021 hanya membahas metode Broms untuk
➢ Metode penempatan tiang seperti dipancang menentukan kapasitas lateral tiang, namun metode ini
hanya dipakai untuk perkiraan awal, untuk tahap lanjut
(driving), semprotan (jetting),
bisa digunakan metode lainnya, seperti Metode Evans dan
➢ Aksi kelompok tiang. Duncan, Metode Reese, dll
Penurunan kelompok tiang pada tanah
nonkohesif
Pada pasir homogen: pada pasir berlanau:
Vol. 3 hal 274

Metode berdasarkan data uji


SPT, Meyerhof (1976)
Penurunan kelompok tiang pada tanah
nonkohesif

Vol. 3 hal 274

Metode berdasarkan data uji


CPT, Meyerhof (1976)
Perbedaan Penurunan (Differential Settlement)
• adalah penurunan bangunan yang tidak merata
• dapat terjadi bila sifat tanah di bawah bangunan tidak homogen.
• Menurut SNI 8460 : 2017 Persyaratan Perancangan Geoteknik:
✓ beda penurunan harus ditentukan secara saksama dan konservatif, serta
pengaruhnya terhadap bangunan di atasnya
✓ harus dicek untuk menjamin bahwa masih memenuhi kriteria kekuatan dan
kemampulayanan sebesar 1/300.
Perencanaan kepala tiang (pile cap)
• Pile cap merupakan bagian struktur yang menghubungkan bangunan struktur atas dan
struktur bawah.
• Gaya- gaya yang bekerja pada bangunan atas akan diteruskan ke abutmen dan pilar, kemudian
gaya-gaya tersebut disalurkan ke fondasi tiang melalui pile cap.

Vol. 3 hal 291

Anda mungkin juga menyukai