Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KULIAH

SIB-405 PERBAIKAN TANAH

Materi : Study Kasus Permasalahan Tanah Dengan Metode Perkuatan

Disusun Oleh :
1. Yogy Akbar R (22-2018-024)
2. Hafizh Ariq Athallah (22-2018-115)
3. Virginia Teresa B W (22-2018-272)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kontrak Konstruksi”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah SIA-304 Manajemen
Kontruksi. Selain itu, kita diharapkan lebih memahami materi tentang jenis-jenis dan syarat
dalam kontrak konstruksi.
Saya menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, baik
secara materi maupun penulisannya. Namun demikian, saya telah berupaya dengan segala
pengetahuan dan kemampuan yang saya miliki. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan
hati dan tangan terbuka, saya menerima saran untuk penyempurnaan makalah saya di masa
yang akan datang.
Mudah-mudahan dengan adanya makalah ini, dapat memberikan manfaat bagi pembaca
maupun bagi saya sendiri sebagai penyusun.

Bandung, Oktober 2022

2
Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah merupakan komponen penting yang menjadi tempat bertumpunya semua benda
di bumi, salah satunya yaitu konstruksi bangunan. Pada dasar bangunan terdapat pondasi.
Beban-beban pada bangunan akan disalurkan ke tanah melalui pondasi. Bangunan-bangunan
tersebut sangat rentan terhadap kerusakan. Salah satu kerusakan tersebut dikarenakan kondisi
tanah yang tidak baik. Kondisi tanah yang tidak baik ini akan menghasilkan daya dukung
tanah yang tidak baik pula. Oleh sebab itu harus dilakukan usaha-usaha untuk mengatasi
tanah yang tidak baik ini sehingga tidak mengakibatkan kerusakan pada bangunan lagi. Tanah
diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu tanah berbutir kasar dan tanah berbutir halus. Tanah
berbutir halus dikelompokkan menjadi 2 bagian, yakni tanah lempung dan lanau.
Tanah lempung merupakan tanah yang memiliki daya dukung yang rendah , indeks plastisitas
tanah yang tinggi, dan proses penurunan tanah yang lama. Banyak dijumpai berbagai kasus
bencana yang kita ketahui seperti di jalan SoloPuwodadi mengalami retak-retak (cracking),
pembangunan wiswa atlet di Hambalang terjadi amblas, dan kasus terbesar adalah jebolnya
bendungan ST Fransiskus di California Amerika Selatan pada tahun 1928 yang menelan
korban 450 jiwa. Hal itu diakibatkan karena tanah yang menumpu konstruksi-konstruksi
tersebut merupakan tanah lempung.
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, maka diperlukan adanya perbaikan tanah.
Perbaikan tanah dapat dilakukan dengan beberapa metode perbaikan tanah. Contoh dari
metode yang dilakukan di lapangan seperti metode kolom pasir (vertical drain), metode
menggunakan cerucuk bambu (corduroy), metode perbaikan tanah dengan geosintetik, metode
pembebanan (loading test), metode dengan menambahkan atau mencampur bahan lain dengan
tanah itu 2 sendiri, dan metode lainnya. Penelitian ini akan diulas mengenai pengaruh
perkuatan kolom pasir terhadap penurunan pondasi telapak. Penggunaan pasir sebagai kolom
perkuatan tanah ditujukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pasir untuk proses
penurunan yang terjadi pada tanah yang diuji dengan loading test.Metode ini sangat menarik
untuk dilakukan penelitian guna mengetahui hasil dari perkuatan kolom pasir terhadap tanah
lempung lunak apakah baik untuk perkuatan tanah atau tidak.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara stabilisasi tanah dapat tercapai?


2. Menagapa diperlukan stabilisasi dan perkuatan tanah?

3
3. Bagaimana cara mengatasi permasalahan tanah dengan metode yang ada?

1.3 Tujuan dan Manfaat

1. Mengetahui bahwa stabilisasi tanah dapat juga dilakukan dengan beberapa cara
pemadatan atau pemampatan di lapangan, perbaikan dengan cara perkuatan yaitu
dengan pemasangan bahan lain pada lapisan tanah (scperti geotekstil), perbaikan
permukaan tanah dengan menggunakan drainase, pencampuran lapisan dalam dan
dengan cara penurunan air tanah yaitu dilakukan dengan cara menurunkan air tanah
dengan pemompaan.
2. Mengetahui mengapa diperlukan stabilisasi dan perkuatan tanah yang terjadi di
Indonesia.
3. Mengetahui cara-cara mengatasi permasalahan tanah dengan metode-metode yang
sudah di jelaskan.

4
BAB II
TEORI PERBAIKAN TANAH

2.1 Prinsip Dasar Perbaikan Tanah


Teknik perbaikan tanah memiliki prinsip dasar bahwa kapasitas tanah yang kurang
baik (dalam berbagai aspek), dapat diperbaiki melalui peningkatan sifat-sifat (properties) dari
pada tanah, sesuai dengan tujuan perbaikan yang diinginkan. Jika yang diinginkan adalah
peningkatan daya dukung dan kuat geser tanah, maka beberapa parameter tanah perlu
diperbaiki, seperti berat volume tanah (), kohesi tanah (c), sudut geser dalam tanah (), dan
tekanan pori dalam tanah (u).
Demikian pula jika yang ingin adalah mendapatkan lapisan tanah yang kedap air
(tanggul), dapat dicapai dengan memperkecil koefisien permeabilitas tanah (k). Tetapi
sebaliknya yang diperlukan adalah lapisan tanah dengan kapasitas infiltrasi yang besar, maka
koefisien permeabilitas tanah (k) harus diperbesar. Teknik memperbesar koefisien
permeabilitas tanah dapat dilakukan dengan urugan pasir pada permukaan (sand lense), atau
pencampuran pasir melalui teknik injeksi (grouting) ke dalam lapisan tanah dalam (sand mix).
Tindakan sand mix dapat juga dilakukan untuk memperkecil kompresibilitas tanah, sehingga
dapat memperkecil penurunan (settlement) pada lapisan tanah yang menerima beban aksial.

2.2 Jenis Perbaikan Tanah


Dalam upaya memperbaiki parameter tanah, maka berbagai teknik perbaikan tanah
yang telah dihasilkan oleh para rekayasawan (engineer). Berbagai jenis perbaikan tanah yang
telah dikembangkan selama ini, antara lain :
1. Perbaikan tanah dengan semen (soil cement) ; yaitu perbaikan tanah dengan
menggunakan bahan semen sebagai pencampur.
2. Perbaikan tanah dengan kapur (soil lime) ; yaitu perbaikan tanah dengan
menggunakan kapur sebagai bahan pencampur tanah yang lemah. Cara ini merupakan
metode paling tua yang dikenal sejak zaman Romawi Kuno, ketika desakan mobilisasi
alat perang dan personil militer mereka semakin tinggi seiring dengan perkembangan
ekspansi kekuasaan pada zaman itu.
3. Perbaikan tanah dengan abu (soil ash) ; yaitu perbaikan tanah dengan menggunakan
bahan abu sebagai pencampur, Bab-2 : Teori Perbaikan Tanah 14 | Dasar-dasar Teknik
Perbaikan Tanah dapat berasal dari abu batu, abu terbang, abu sekam, dan lain
sebagainya.
5
4. Perbaikan tanah dengan larutan kimia (solvent stabilization); yang mana berbagai
bahan kimia yang biasa digunakan untuk meningkatkan parameter tanah, seperti
larutan soda kaustik (NaOH), larutan asam sulfat (H2SO4), dan berbagai larutan lain.
Cairan pencampur yang sekarang banyak digunakan cukup bervarisi, yang mana
beberapa pabrikan telah mengembangkan berbagai jenis cairan additive sebagai bahan
stabilizer untuk perbaikan tanah.
5. Perbaikan tanah dengan pemadatan ; yaitu penyaluran enersi tumbukan dan/atau
vibrasi (dynamic load) secara langsung ke lapisan tanah yang kurang padat (gembur).
Metode ini dimaksudkan untuk memperbaiki parameter tanah yang berhubungan
dengan daya dukung, kuat geser, penurunan, dan permeabilitas tanah.
6. Perbaikan tanah dengan konsolidasi ; yaitu pemberian beban statis secara langsung di
atas lapisan tanah (static load), sehingga tanah akan terkompresi sebelum pelaksanaan
konstruksi dilakukan. Pemberian beban awal semacam ini disebut preloading, dengan
beban yang biasanya diambil lebih besar dari beban konstruksi yang akan bekerja.
Metode konsolidasi pada dasarnya memiliki tujuan yang sama dengan metode
pemadatan, namun bentuk bebannya yang berbeda, dan metode konsolidasi
membutuhkan waktu proses yang lebih lama.
7. Perbaikan tanah dengan teknik pengeringan (dewatering) ; yaitu upaya peningkatan
bearing capacity tanah melalui proses pengeringan tanah, sehingga kadar air tanah
menurun.
8. Perbaikan tanah dengan penggantian tanah (replacement) ; yaitu perbaikan gradasi
dengan cara menambah tanah pada fraksi tertentu yang dianggap kurang baik,
sehingga tercapai gradasi yang rapat dan memiliki parameter yang lebih baik.
9. Perbaikan tanah dengan permeation resin ; yaitu pengaliran bahan perekat (resin) yang
memiliki viskositas rendah ke dalam pori-pori tanah tanpa menggusur atau mengubah
struktur tanah. Karakteristik tanah akan dimodifikasi oleh aliran perekat resin yang
akan menjadi busa atau gel. Metode ini bertujuan untuk :
 Meningkatkan kekuatan dan kohesi tanah granular, sehingga akan
meningkatkan kapasitas bebannya.
 Mengurangi permeabilitas tanah.

2.3 Tujuan Dan Sasaran Tindakan Perbaikan Tanah


Tujuan umum dari perbaikan tanah adalah untuk :
1. Meningkatkan daya dukung tanah.
2. Meningkatkan kuat geser tanah.
3. Memperkecil kompresibilitas dan penurunan tanah.
4. Memperkecil permeabilitas tanah.
5. Memperbesar permeabilitas tanah.
6. Memperkecil potensi kembang-susut pada tanah (swelling potential).
7. Menjamin kelestarian dan keberlanjutan sumberdaya alam dan lingkungan.

6
2.4 Pemilihan Jenis Perbaikan Tanah
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan di dalam memilih jenis dan tipe
perbaikan tanah yang akan diterapkan dalam setiap tindakan perbaikan tanah, antara lain :
1. Jenis dan karaktersitik tanah, termasuk sifat-sifat kimia dan fisik, termasuk minerologi
tanah yang akan diperbaiki.
2. Jenis dan karakteristik konstruksi yang akan dibangun, terutama beban konstruksi.
3. Parameter tanah yang perlu diperbaiki, sesuai kebutuhan konstruksi.
4. Kedalaman lapisan tanah yang akan diperbaiki.
5. Sifat kimia dan sifat fisik dari bahan stabilizer yang akan digunakan.
6. Harga bahan stabilizer yang akan digunakan, terutama dikaitkan dengan efisiensi
biaya perbaikan.
7. Kondisi lingkungan di sekitarnya (existing environmental).

7
BAB III
PERBAIKAN TANAH DENGAN CARA PERKUATAN

3.1 Penjelasan
Metode perbaikan tanah ini prinsipnya yaitu tanah dipasang perkuatan, sehingga
gesekan antar tanah dan perkuatan akan menimbulkan ikatan diantara keduanya dan berfungsi
menahan tarikan yang terjadi dalam tanah. Tanah hanya memiliki kekuatan terhadap tekan,
dengan adanya perkuatan maka tanah yang dipasang perkuatan memiliki kekuatan tarik.
Jenis-jenis perbaikan tanah :
1. Perbaikan Tanah dengan Cara Stone Columns.
2. Perbaikan Tanah dengan Cara Sand Pile.
3. Perbaikan Tanah dengan Cara Sand Compaction Pile.
4. Perbaikan Tanah dengan Cara Mixing Pile (Kapur).
5. Perbaikan Tanah dengan Cara Mixing Pile (Semen).
6. Perbaikan Tanah dengan Cara Cerucuk.
7. Perbaikan Tanah dengan Cara Grouted Pile.
8. Perbaikan Tanah dengan Cara Grouting.
9. Perbaikan Tanah dengan Cara Soil Nailing.
10. Perbaikan Tanah dengan Cara Material Geosynthetic (Geotextile, Geomembran,
Geogrid).

1. Perbaikan Tanah dengan Cara Stone Columns


Teknik kolom batu (stone column technique) merupakan pengembangan dari teknik
vibroflotation, dengan menggunakan material pengisi dari kerikil besar atau batu. Jika
dikatakan bahwa teknik vibroflotation efektif diterapkan untuk tanah granuler yang belum
konsiten, maka teknik stone column dapat digunakan untuk pemadatan tanah yang
mengandung lempung dan lanau yang bergradasi halus sampai tanah organik, dimana
partikel-partikelnya tidak dapat diatur ulang oleh getaran. Kolom-kolom batu memungkinkan
perlakuan terhadap jenis tanah ini melalui penggabungan bahan granular (kadang-kadang
disebut pemberat) yang dipadatkan dengan sistem tahap yang meningkat (ascending steps).
Untuk penerapan stone column material batu bisa digantikan dengan blok-blok beton
atau mortar dari adukan semen dengan material tanah sebagai bahan pengisi. Stone column

8
juga bisa berfungsi sebagai saluran pembuangan, dan membantu percepatan konsolidasi pada
tanah di sekitarnya. Untuk daerah pada kawasan rawan gempa (seismic area), stone column
juga dapat mengurangi risiko likuifaksi pada tanah.

Gambar 1. Pengoperasioan Alat Stone Column


Metode ini digunakan untuk meningkatkan daya dukung, mengurangi penurunan
pondasi, memperbaiki stabilitas lereng, mengurangi penurunan seismik, mengurangi potensi
penyebaran dan likuifaksi lateral, sehingga memungkinkan konstruksi dapat dibuat pada tanah
lepas atau tanah lunak.

2. Perbaikan Tanah dengan Cara Sand Pile


Perbaikan tanah dengan cara Sand Pile dilakukan secara dinamis untuk lapisan
permukaan dan lapisan dalam tanah. Cara tumbukan ini juga disebut tipe kompaksi.
Tumbukan dengan berat khusus dan getar yang bekerja simultan dinamakan tumbukan
dinamis atau dynamic konsolidation. Cara ini diutamakan untuk tanah yang berbutir agar
kasar, sangat tebal lapisannya dan basah, misalnya pada suatu deposit pasir atau tanah
berpasir. Prinsip cara kerja pemadatan dengan tumbukan adalah pemadatan secara paksa
dimana akan terjadi pemampatan seketika. Caranya adalah dengan menjatuhkan beban seberat
3 sampai 20 ton dari ketinggian 4 sampai 20 m. Sehingga energi yang besar memaksa
terjadinya kepadatan langsung. Beban dapat dibuat dari baja atau beton bertulang yang
dikatrol dengan mekanisme khusus sehingga mampubekerja efisien dan cepat.

3. Perbaikan Tanah dengan Cara Sand Compaction Pile (SCP)


Metode Sand Compaction Pile menggunakan vibro-hammer yang menggunakan
teknik vibrasi untuk memadatkan pasir pada tanah. Alat yang digunakan biasanya terdiri
dari mesin pemancang SCP yang akan digunakan sebagai basis dari alat tersebut, dan alat
yand dapat menjadi pengangkut dan pemancang yang memiliki mesin rotari atau hidrolik

9
untuk menggerakan casing cetakan pasir. Casing cetakan memiliki diameter 400-500 mm
yang dapat menghasilkan SCP padat dengan diameter 700 mm. Terdapat juga dua jenis mesin
pengangkat dan pemancang.
Terdapat beberapa tahap dalam Metode Vibratory SCP. Diantaranya adalah :
1. Pipa Casing dipasang pada tempat yang sudah ditentukan.
2. Dengan menggunakan alat pemancang, Pipa dipasang ke dalam tanah dengan gerakan
memutar.
3. Saat Pipa sudah mencapai kedalaman yang ditentukan. Pasir diisi ke dalam pipa
menggunakan alatpengisi (Hopper)
4. Pipa Casing kemudian ditarik keluar, dimana kompresi udara akan memadatkan pasir
didalam Casing keluar.
5. Casing ditarik keluar sambil pemadatan dilakukan untuk memperbesar diameter SCP.
6. Ulangi metode tersebut hingga mencapai permukaan tanah.

Gambar 2. Detail Non-Vibratory SCP Method

4. Perbaikan Tanah dengan Cara Mixing Pile (Kapur)


8. Perbaikan Tanah Dengan Cara Grouting
Definisi grouting adalah teknik perbaikan tanah dengan menginjeksikan material cair
ke dalam rongga tanah diantara tanah dan struktur, umumnya melalui boreholes dan
underpressure. Material grouts didesain untuk setting/mengeraskan setelah injeksi, baik
instant maupun dalam periode tertentu.
Tujuan grouting adalah menghasilkan tanah yang lebih kuat, padat dan mengurangi
permeabilitasnya serta untuk menahan tegangan yang ditransfer di dalam tanah atau tegangan
dari struktur terhadap tanah.
Komponen Grouting:

10
 Grout mixer
 Grout pump
 Alat pengendali dan pencatat
 Grout pipe
 Agitator (Pengaduk)

Komponen Grouting:
 Grout mixer: mencampur binder, air, dan material lainnya.
 Grout pump: memberikan tekanan saat melakukan penyuntikkan material grouting
 Alat pengendali dan pencatat: mengendalikan, menjaga dan mencatat tekanan pompa
yang dibutuhkan serta tingkatan injeksi dari grouting
 Grout pipe: dimasukkan ke dalam lubang hasil pengeboran sebelumnya.

Perbaikan Tanah dengan Grouting :


Berdasarkan cara pelaksanaannya :
1. Permeation grouting, mengisi rongga di dalam tanah
2. Compaction grouting, memadatkan tanah lepas dengan cara memasukkan stiff and low
mobility grout

11
3. Hydrofracture grouting, menyuntikan stiff grout dengan tekanan tinggi (hingga 4
Mpa)
4. Compensation grouting, mengganti tanah yang hilang akibat kegiatan konstruksi
(seperti galian dan terowongan)
5. Jet grouting, mengikis tanah di kedalaman dan kemudian mencampur tanah yang
terkikis dengan grout untuk membentuk kolom atau dinding yang mengeras

Tujuan utama grouting :


1. Pemadatan untuk mencegah penurunan dan atau likuifaksi
2. Untuk meningkatkan kohesi pada tanah granular
3. Mengurangi permeabilitas dan dan pengendalian air
4. Meningkatkan kestabilan dan mengurangi ekspansi pada tanah lempung
5. Mengganti bagian tanah yang hilang dan mengisi rongga yang besar di dalam tanah
6. Sebagai tambahan perkuatan pada struktur yang sudah ada

Kegunaan :

Pengaplikasian :
1. Memadatkan tanah granular
2. Pemeliharaan struktur
3. Mengendalikan penurunan
4. Mendasari suatu pondasi yang sudah ada
5. Membantu dalam proses penggalian
6. Melindungi stukrur yang sudah ada saat proses pembuatan terowongan

12
7. Mitigas likuifaksi
8. Mengendalikan air

Keuntungan :
1. Tidak diperlukan penggalian dan penggantian material
2. Efektif untuk mendasari dan memproteksi strukutr yang sudah ada
3. Mudah diakses dan dioperasikan pada area yang terbatas
4. Biaya mobilisasi rendah
Keterbatasan :
1. Kuantitas dari penggunaan grout sulit untuk diestimasi
2. Efektivitas dalam beberapa penggunaannya sulit diprediksi
3. Terkadang luas area yang akan diperbaiki tidak tentu
4. Grouting dapat menyebabkan pergerakan tanah dan mengganggu struktur yang ada
5. Bahan kimia tertentu dapat mengandung racun dan memiliki dampak negatif terhadap
air tanah dan lingkungan bawah tanah
6. Kontraktor spesialis dibutuhan untuk pengoperasian lebih baik

https://www.researchgate.net/profile/Darwis-Panguriseng/publication/
322343447_Dasar-dasar_Teknik_Perbaikan_Tanah/links/5a553fa8a6fdcc30f86b995d/
Dasar-dasar-Teknik-Perbaikan-Tanah.pdf

https://blog.ub.ac.id/mydiarys/2017/09/27/metode-perbaikan-tanah-dalam-ilmu-sipil/

13
14

Anda mungkin juga menyukai