Konsolidasi adalah suatu proses pengecilan isi tanah jenuh secara perlahanan-
lahan dengan permeabilitas rendah akibat keluarnya air pori. Proses tersebut
berlangsung terus sampai kelebihan tekanan air pori yang disebabkan oleh kenaikan
tegangang total telah benar-benar hilang.
Pada umumnya konsolidasi ini akan berlangsung dalam suatu jurusan saja,
yaitu jurusan vertikal karena lapisan yang terkena tambahan beban itu tidak dapat
bergerak dalam jurusan mendatar (ditahan oleh tanah sekelilingnya).
Dalam keadaan seperti ini pengaliran air juga akan berjalan terutama dalam
arah vertikal saja. Hal yang dimikian ini disebut konsolidasi suatu matra (One
dimensional consolidation) dan perhitungan konsolidasi hampir selalu berdasarkan
teori konsolidasi satu matra. Pada waktu konsolidasi berlangsung, maka konstruksi di
atas lapisan tanah tersebut akan menurunkan (settle).
Contoh yang paling nyata adalah penurunan struktur jalan tol sediatmo (tol
akses ke bandara soekarno - hatta) yang sudah mengalami penurunan hampir 1 meter
selama masa penggunaannya
KONSOLIDASI PADA TANAH SISA (RESIDUAL SOIL)
Residual soil adalah tanah yang berasal dari lapisan di bawahnya yaitu
pembentukannya berlangsung ditempat asalnya dan tanah tersebut tidak mengalami
pemindahan atau pengendapan. Untuk menghitung penurunan pada tanah ini
sebaiknya digunakan persamaan-persamaan seperti pada contoh tanah yang
terkonsolidasi berlebihan.
Daerah pelumas (smear zone) pada draine pasir diperoleh oleh pembentukan
lempung ketika operasi pengeboran dilaksanakan. Pembentukan ini menyebabkan
pengurangan koefesien perma permeabilitas pada arah horizontal/radial.
KONSOLIDASI CONTOH TANAH YANG TERKONSOLIDASI NORMAL
(NORMALLY CONSOLIDATED)
Untuk contoh tanah semacam ini dalam percobaan-percobaan konsolidasi
akan diperoleh hasil-hasil seperti ditunjukkan dalam gambar 8.4.
Jika P0 = tegangan efektif yang di atas tanah di lapangan dan e 0 = angka pori aslinya,
maka titik A menunjukkan keadaan tanah di lapangan tersebut.
Di laboratorium sebelum tegangan mencapai harga = P 0, penurunannya kecil,
tetapi setelah tegangannya melebihi P0 penurunan akan menjadi besar
Apa bila contoh tanah yang dipakai benar-benar asli, maka setelah tegangan P0
dilampaui, penurunan akan berlangsung menurut garis konsolidasi asli yaitu garis
AB.
Dengan kurva seperti dalam gambar 8.4 kita dapat menghitung besarnya
penurunan yang akan terjadi lapangan. Misal tegangan setempat naik dari P0 menjadi
P, maka besar penurunan atau perubahan angka pori dapat dibaca langsung pada
kurva.
Penurunan tiap satuan tebal tanah dapat dituliskan sebagai berikut:
h e0 e
atau .................................................................................. (8.6)
h 1 e0
atau
e0 e e
S H H ..................................................................... (8.8)
1 e0 1 e0
dengan memperhatikan persamaan (8.4) maka persamaan (8.7) dapat di ubah dengan
subtitusi persamaan (8.4) ke dalam persamaan (8.7) maka persamaan (8.7) menjadi:
h H P
S H log e ............................................................................. (8.9)
h C P0
Demikian juga dengan persamaan (8.8) dengan subsitusi persamaan (8.5) ke dalam
persamaan (8.8), maka persamaan ini menjadi:
e0 e H P
S H C c log 10 ......................................................... (8.10)
1 e0 1 e0 P0
Pembangunan Drainase Pasir Vertikel
Drainase pasir vertikal mempercepat kecepatan konsolidasi dan sangat
membantu pembagunan jalan raya atau lapangan terbang dan penimbunan
benndungan tanah yang pemampatannya sangat tinggi. Untuk mambangun drainase
pasir vertikal dengan cara membor tanah di mana bangunan akan dibuat dengan
diameter tertentu dengan kedalaman tertentu pula.
Jarak-jarak lubang bor (drainase pasir) dapat dihitung dengan persamaan:
a. pola/bentuk bujur sangkar:
R
S = 0,564 1,773 R.. (8.59)
b. Pola segitiga:
R
S = 0,525 1,905 R.. (8.60)
Pada studi ini dilakukan verifikasi vertikal drain yang terpasang dilapangan
dari kondisi setempat-setempat kekondisi plane strain, dianalisis excess pore water
pressure, penurunan veriikal, horizontal displacement, tegangan, regangan terhadap
waktu, dan tegangan-regangan, dengan menggunakan model Soft soil (Cap),
dibandingkan dengan perhitungan analitis, dan kuantitatif yang terukur dilapangan.
Hasil studi menunjukan bahwa : adanya kesesuaian dari respons program Plaxis,
terhadap kuantitatif yang terukur dilapangan dan perhitungan analitis, diperoleh :
excess pore water pressure yang dibangkitkan pada respons Plaxis hari ke-215,
24,725 kPa, lapangan 24,53 kPa dan analitis 3204 kPa, dengan derajat konsolidasi
rata-rata yang dicapai sampai hari ke320, Plaxis 88,95 %, lapangan 88,08 % dan
analitis 90,00 %. Deformasi vertikal respons Plaxis 0.835 m, lapangan 0.80 m dan
analitis 0.786 m, horizontal displacement respons Plaids 0.179 m, lapangan 0.30 m.
Berdasarkan keadaan tersebut, maka untuk selanjutnya pada pekerjaan yang sejenis
bisa digunakan Model Soft-soil.
Bila suatu massa tanah diberikan tambahan beban, maka tanah tersebut akan
mengalami penyusutan volume yang akan mengakibatkan keluarnya sebagian air pori
tanah. Proses ini biasanya disebut sebagai konsolidasi tanah yang besarnya tergantung
dari jenis tanah yang dibebani tersebut. Tanah lempung merupakan jenis tanah yang
banyak dijumpai di kota Jakarta ini dimana tanah ini sering digunakan untuk
menimbun /mengurug lokasi bangunan yang akan didirikan. Tanah lempung ini
sangat peka terhadap air dan walaupun telah dipadatkan maksimum akan tetap mudah
dimasuki oleh air. Hal ini akan meyebabkan proses konsolidasi yang terjadi akan
berlangsung sangat lama.
Untuk studi ini sampel tanah yang ditest dibuat dilaboratorium dengan cara
membuat campuran kaolinite dan bentonite dengan harga batas cair yang berbeda-
beda yaitu 60%, 80% dan 100% dan kadar air yang berbeda pula yaitu 40%, 47% dan
55%. Beban yang dipilih untuk test konsolidasi metoda konvensional adalah: 0,2; 0,4;
0,8; 1,6; 3,2; 6,4; 12,8 dan 25,6 kg/cm2; tiap-tiap beban diberikan selama 24 jam.
Kecepatan regangan (strain rate) yang dipilih untuk test konsolidasi metoda CRS
adalah: 0,02 ; 0,01 dan 0,005 ( %/menit ). Jadi total jumlah sampel yang ditest adalah
36 buah; dengan rincian 9 sampel untuk test konsolidasi metoda konvensional dan 27
sampel untuk test konsolidasi metoda CRS.
Hasil studi yang diperoleh menunjukkan bahwa besarnya strain rate yang
dipilih dalam test, besarnya batas cair dan kadar air, berpengaruh terhadap harga Cv
dari tanah tersebut. Harga batas cair dan kadar air tanah berpengaruh terhadap
besarnya harga Cc, sedangkan besarnya strain rate yang dipilih berpengaruh terhadap
tegangan prakonsolidasi. Tanah yang mempunyai batas cair 60% dan batas cair 80%
yang di test memakai strain rate 0.005 %/menit memberikan hasil yang memuaskan.
Sedangkan untuk tanah dengan batas cair 100% belum memberikan hasil yang
memuaskan (strain rate yang dipilih harus lebih kecil dari 0.005 %/menit).
Pemodelan embankment di atas tanah lunak dengan variasi ketebalan
[permalink] Penimbunan embankment pada kenyataannya di lapangan seringkali
mengalami penurunan, terutama terjadi pada tanah dasar lunak, misalnya tanah
lempung. Hal ini dikarenakan tidak dipelajarinya terlebih dahulu spesifikasi tanah
dasar tersebut dan tidak diperhitungkannya konsolidasi yang bakal terjadi pada
penimbunan tersebut.Skripsi ini merupakan study tahapan penimbunan embankment
yang tepat supaya tidak terjadi penurunan pada tanah dasar khususnya tanah
lempung.
Dimana didalam perhitungan ini selain digunakan data tanah dasar ,tanah
asli Surabaya ( yang diperoleh dari laboratorium tanah ) dipakai juga simulasi
spesifikasi tanah lempung. Simulasi spesifikasi tanah lempung tersebut dengan
memvariasi nilai kohesi ( C ),modulus elastisitas ( E ),dan sudut geser ( O ). Selain itu
ketebalan tanah lempung dan kemiringan embankment yang divariasi. Secara umum
dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa semakin besar nilai C dan E suatu tanah
lempung maka ketinggian embankment yang mampu ditahan dan angka
keamanannya semakin besar, sedangkan waktu konsolidasi dan penurunan yang
terjadi semakin kecil.
PENGARUH KADAR AIR, ANGKA PORI, DAN BATAS CAIR TANAH
LEMPUNG TERHADAP HARGA INDEKS PEMAMPATAN KONSOLIDASI,
Cc, DAN INDEKS PENGEMRANGAN, Cs
Secara umum kita ketahui bahwa nilai Cc ini memiliki hubungan kuat
dengan sifat fisik tanah yaitu plastisitas yang lebih diwakili oleh nilai LL (Batas Cair)
seperti yang telah disarankan oleh Terzaghi dan Peck (1967). Namun dari banyak
hasil uji konsolidasi terhadap tanah ash dari hasil pemboran dijumpai bahwa
umumnya lapisan tanah yang sebelah bawah, dimana kadar air dan angka pori juga
lebih kecil, memberikan harga Cc yang lebih kecil dari pada lapisan tanah yang
sebelah atas. Didalam kenyataannya tanah lempung dengan nilai Batas Cair yang
sama namun memiliki kedalaman yang berbeda, ini berarti kadar air dan angka pori
awal juga biasanya berbeda pula, umumnya akan memberikan besaran Indeks
Pemampatan yang berbeda.
Apabila lapisan tanah lembek sangat dalam, maka lapisan tanah tersebut di
bagi menjadi beberapa bagian sehingga setiap lapisan dapat di hitung penurunannya.
(Lihat gambar 8.31)
Kemudian penurunan masing-masing lapisan dijumlahkan, maka jumlah
penurunan itu merupakan penurunan seluruh lapisan tanah tersebut.
Langkah-langkah perhitungan:
1) hitung tekanan mula-mula ditengah-tengah fondasi.
(titik pusat fondasi = C)
Missal tekanan mula-mula P0
2) jika diketahui
X
lebar fondasi = X meter, maka: B = meter.
2
Y
Panjang fondasi = Y, maka; L = meter
2
Kedalaman fondasi = Df = hf meter.
Kedalaman air tanah dari permungkaan tanah = hw meter
Berat isi air = Yw t/m3
Berat isi tanah lempung = Ys t/m3
3) tekanan mula-mula sebelum ada konstruksi, dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut:
P0 = (hf + Zi) Ys (hf + Zi hw) Yw(8.82)
P0 = t/m2+
4) harga tambahan tekanan = Dp dihitung pada pertengahan masing-masing lapisan
di bawah titik pusat fondasi.
5) Hitung harga m pada pertengahan masing-masing lapisan, demikian juga harga n.
Tambahan tekanan:
pi = 4I q( 8.83)
6) Tekanan total:
Pi = p0 + pi.............................................................................( 8.84)
7) Untuk menghitung besar penurunan hi digunakan kurva gambar 8.32.
Untuk; P0 = .kg/cm2 h0 = .mm
Untuk; Pi = .kg/cm2 hi = ..mm
PENURUNAN KONSOLIDASI KEDUA (SECONDARY CONSOLIDATION
SETTLEMENT)
1. Pendahuluan
Analisis penurunan dimaksudkan untuk memperkirakan penurunan suatu
konstruksi sebagai akibat tanah yang mengalami konsolidasi.
Pada umumnya tanah lempung besar penurunannya yang harganya jauh lebih
besar kalau dibandingkan dengan pasir atau lanau.
d. Penurunan dengan beban luasan fleksibel pada elastis dengan tebal terbatas.
Dalam terdahulu dianggap bahwa lapisan tanah elastis mempunyai ketebalan
tidak terbatas. Di sini tebal tanah elastis terbatas = H dan di bawah lapisan
elastis ini terdapat tanah keras/kaku.
Persamaan penurunan;
Si = Si (Z = 0) Si (Z = H). (8.75)
Dalam hal ini :
Si(Z = 0) = penurunan di permungkaan
Si(Z = H) = penurunan pada kedalaman Z = H
Kondisi lain untuk menghitung penurunan segera juga diperlukan
pertimbangan-pertimbangan.
Fondasi-fondasi pada umumnya tidak terletak di permungkaan tanah, tetapi terletak di
kedalaman tertentu = Df (Lihat Gambar 8.25)
Gambar 8.25. Beban fleksibel di atas tanah elastis dengan tebal terbatas
Oleh Fox (1948) diberi faktor koreksi yang merupakan fungsi-fungsi: D f/B; L/B dan
angka Poisson = V, maka:
Si(Rata-rata) = I6.Si(rata-rata) ..........................................................(8.76)
Dalam hal ini:
Si = Penurunan fondasi elastis setelah dikoreksi
Si = penurunan fondasi di permungkaan tanah
I6 = faktor koreksi kedalaman fondasi: Df
(Lihat gambar 8.26)
Dengan pemrograman komputer persamaan yang dianjurkan oleh Fox, Bowles (1977)
memperoleh harga-harga I6 dengan berbagai harga Df/B dan L/B serta angka Poisson
dalam lapisan tanah. Harga-harga ini dapat dilihat dalam gambar 8.26.
Janbut et. al. (1956) mengusulkan persamaan umum penurunan segera rata-rata
dengan beban terbagi rata = q untuk fondasi fleksibel sebagai berikut:
qB
Si (rata-rata) = U1U0 E .(8.77)
Dalam hal ini :
U1 = faktor koreksi lapisan tanah elastis dengan tebal terbatas = H.
(Lihat gambar 8.27)
U0 = faktor koreksi kedalaman = Df (lihat gambar yang sama).
B = lebar untuk luasan beban persegi dan diameter untuk luasan beban lingkaran.
Menurut teori konsolidasi Terzaghi, konsolidasi seluruhnya terdiri dari dua bagian,
yaitu:
b. konsolidasi pertama (primary consolidation).
Konsolidasi ini terjadi kerena adanya air yang mengalir ke luar dan berarti adanya
perubahan tegangan efektif
c. konsolidasi kedua (secondary consolidation)