KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
Penyelidikan Geologi Teknik sebagai syarat kelulusan dari mata kuliah ini.
Adapun makalah Penyelidikan Geologi Teknik ini telah kami usahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan dari beberapa pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan
makalah ini sehingga dapat selesai dengan tepat waktu.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu, dengan
lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang
ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah
Penyelidikan Geologi Teknik ini.
Penyusun mengharapkan semoga dari makalah Penyelidikan Geologi Teknik ini dapat
diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap para
pembaca.
Kelompok 6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................................iii
BAB I – PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2 Maksud dan Tujuan …….……………………….………………………....………
1.3 Batasan Penelitian …………………….…..………………….……………………
1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………..……………………….…
BAB II – PERSIAPAN PENYELIDIKAN ……………….…………………………..
2.1 Pendahuluan ……………………….………………………………………………
2.2 Lingkup Penyelidikan …………………………….……………………………….
2.3 Landasan Teori …………………………………………………………………….
2.4 Bahan dan Peralatan Penyelidikan ……………………….……………….……….
BAB III – PENYELIDIKAN LAPANGAN ……………….………………………….
3.1 Pendahuluan ………………….……………………………………………………
3.2 Lokasi dan Deskripsi Lapangan …………………………..….....………....………
3.3 Pengamatan dan Pengukuran Stratigrafi …………………………………….…….
3.4 Pengamatan dan Pengukuran Muka Air Tanah …………………………..……….
BAB IV – HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………..…………………
4.1 Pendahuluan …………………………………………………......………………...
4.2 Stratigrafi Singkapan Eksisting Lokasi 1 ………………………………………….
4.3 Stratigrafi Singkapan Eksisting Lokasi 2 ………………………………………….
4.4 Boring Log Asumsi – Lokasi 1 …………………….....………………….………..
4.4.1 Boring Log Lubang Bor Ke-1 ……………………………………….……..
4.4.2 Boring Log Lubang Bor Ke-2 ………………………………………….….
4.4.3 Boring Log Lubang Bor Ke-3 …………………………………..…………
4.4.4 dst …………………………………………………………….……………
4.5 Boring Log Asumsi – Lokasi 2 …………………….....………………….………..
4.5.1 Boring Log Lubang Bor Ke-1 ……………………………………….……..
4.5.2 Boring Log Lubang Bor Ke-2 ………………………………………….….
4.5.3 Boring Log Lubang Bor Ke-3 …………………………………..…………
4.5.4 dst …………………………………………………………….……………
4.6 Boring Log Asumsi – Lokasi 3, … dst …………………………………………….
4.7 Korelasi Perlapisan antar Boring Log Asumsi …………....………………….……
4.7.1 Korelasi Perlapisan Lokasi 1 ……………………………………………….
4.7.2 Korelasi Perlapisan Lokasi 2 ……………………………………………….
4.7.3 dst …………………………………………………………….……………
4.8 Pembahasan Hasil Penyelidikan …………………………………………………..
4.8.1 Stratigrafi Singkapan Eksisting Versus Boring Log Asumsi – Lokasi 1 …..
4.8.2 Stratigrafi Singkapan Eksisting Versus Boring Log Asumsi – Lokasi 2 …..
4.9 Kondisi Muka Air Tanah ………………………….…………………….…………
BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………………...
5.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………...
5.2 Saran ………………………..……………………………………………………..
BAB VI – PENUTUP ……………………………………………………………..……
REFERENSI …………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
Tanah merupakan dasar sebuah konstruksi yang berperan sebagai pendukung pondasi
pada sebuah konstruksi bangunan. Dalam merencanakan suatu sub structure tentunya
membutuhkan data-data tentang parameter tanah yang didapat dari hasil penyelidikan tanah
baik di lapangan maupun di laboratorium guna memperkirakan daya dukung lapisan tanah
pada lokasi konstruksi. Untuk mendapatkan data yang cukup teliti dan lengkap harus
dilakukan penyelidikan tanah yang terperinci, yang berarti tidak hanya berdasarkan satu
jenis percobaan saja. Guna memperoleh gambaran yang memadai tentang sistematis
penyelidikan tanah maka seorang teknisi harus mampu mengidentifikasi karakteristik tanah
yang nantinya akan dipergunakan sebagai data perancangan pondasi. Karena parameter-
parameter tanah tersebut yang akan sangat diperlukan sebagai data perencanaan awal desain
stabilisasi tanah. Penyelidikan tanah yang biasa digunakan di Indonesia dalam mendesain
pondasi adalah pengujian CPT (Cone Penetration Test) atau pengujian SPT (Standard
Penetration Test).
Tanah memiliki peran penting untuk keperluan pembangunan suatu pondasi. Suatu
bangunan yang berdiri di atas permukaan akan menimbulkan beban kedalam bawah tanah.
Sehingga tanah mengalami perubahan tegangan yang mengakibatkan terjadinya perubahan
bentuk dan menimbulkan penurunan terhadap bangunan tersebut. Istilah pondasi dibidang
teknik sipil merupakan bangunan dasar yang berfungsi sebagai penopang bangunan utama.
Selain itu apabila ditinjau dari segi pelaksanaannya, ada beberapa keadaan dimana
kondisi lingkungan tidak memungkinkan adanya pekerjaan yang baik dan sesuai dengan
kondisi yang diasumsikan dalam perencanaan meskipun pondasi yang sesuai telah dipilih
dengan perencanaan yang memadai. Jika tidak diketahui sama sekali tentang kondisi di
bawah permukaan tanah atau di dekat lokasi baru, tidak bijak hanya bergantung pada tes
penetrasi saja. Jika pertimbangan tipe material di bawah permukaan tanah hanya berdasarkan
hasil tes tanpa memeriksa atau tanpa tampilan tes indek maka akan menyebabkan kesalahan.
Oleh karena itu, berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang seringkali timbul dalam
suatu sistematika penyelidikan tanah adalah dimana suatu penyelidikan tanah tidak hanya
berdasarkan asumsi perencanaan tetapi kondisi lapangan ikut berpengaruh untuk diperlukan
data yang cukup teliti dan lengkap.
1.2 Maksud dan Tujuan
2.1 Pendahuluan
Penyelidikan merupakan proses investigasi yang dilakukan secara aktif and sistematis.
Penyelidikan memiliki tujuan untuk menemukan, menginterpretasikan, dan merevisi fakta-
fakta. Penyelidikan ini dilakukan untuk mencari sample dari beberapa contoh jenis batuan dan
tanah didalam suatu lapisan tanah, yang kemudian diteliti untuk mengetahui ciri-ciri dan sifat-
sifat dari setiap jenis batuan dan tanah yang ada disetiap lapisan tanah yang berbeda.
Penentuan lapisan batuan, berdasarkan singkapan yang berada di lokasi, singkapan sendiri
merupakan data geologi yang digunakan untuk mengumpulkan jenis jenis batuan. Singkapan
inilah yang akan menjadi bahan untuk penelitian lapisan tanah.
Penyelidikan dimulai dengan pengambilan sample di lokasi. Lokasi yang kelompok
kami survey dimulai dari dekat SMAN 10 Samarinda Jl. Perjuangan, dilokasi pertama
kelompok kami mendapat – lapisan dan untuk lokasi kedua kami survey dari Lempake
Perumahan Bukit Kapur, dilokasi kedua kelompok kami mendapat – lapisan.
Ruang lingkup penyelidikan adalah serangkaian tindakan penyelidikan untuk mencari
dan menemukan suatu sample dari contoh lapisan di lokasi penyelidikan lapisan. Untuk
kriteria sample yang layak untuk diteliti, kami mengambil batuan yang berukuran sedang, agar
mudah dibawa dan mudah diteliti. Kemudian untuk tanah sendiri, kami mengambil sample
tanah yang terhindar dari campuran partikel tanah yang lain. Hal ini digunakan untuk
menghindari kesalahan penelitian akibat sample yang rusak. Penyelidikan tanah di lapangan di
butuhkan untuk data perancangan fondasi bangunan – bangunan.
Bergantung pada maksud dan tujuannya, penyelidikan dapat dilakukan dengan cara-
cara: menggali lubang uji (test pit), pengeboran, dan uji secara langsung di lapangan (is-situ
test). Dari data yang diperoleh sifat-sifat teknis tanah dipelajari, kemudian digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam menganalisa kapasitas dukung dan penurunan. Tuntutan ketelitian
penyelidikan tanah tergantung dari besarnya beban bangunan, tingkat keamanan yang
diinginkan, kondisi lapisan tanah, dan biaya yang tersedia untuk penyelidikan. Oleh karena itu,
untuk bangunan-bangunan sederhana atau ringan, kadang-kadang tidak dibutuhkan
penyelidikan tanah, karena kondisi tanahnya dapat diketahui berdasarkan pengalaman
setempat.
2.2 Lingkup Penyelidikan
Dalam rangka pelaksanaan pencatatan dan identifikasi tanah serta batuan yang dilakukan di
lapangan, maka diperlukan beberapa bahan dan peralatan, antara lain yaitu:
Bahan penyelidikan:
1. Pasir
2. Batu
3. Air
4. Tanah
Alat penyelidikan:
1. Penggaris
2. Tali
3. Meteran
4. Pipa 1 Meter
5. Plastik
6. Sekop
7. Sendok makan
BAB III
PENYELIDIKAN LAPANGAN
3.1 Pendahuluan
Kalimantan memiliki banyak sekali lahan kosong yang dapat digunakan untuk
kepentingan tertentu. Selain luasnya hutan, kalimantan juga memiliki banyak daerah sebagai
lahan yang belum berpenghuni. Lahan ini juga berfungsi sebagai daerah resapan air hujan
karena sifatnya yang masih alami belum terganggu struktur dan morfologinya. Terlebih lagi
terdapat banyak tempat sebagai spot peristiwa geologi yang membentuk keindahan dari
penampakan bentang alam kalimantan. Berbagai lapisan yang terdapat pada tanah di daerah
kalimantan memiliki banyak kandungan batubara. Karena hal ini menyebabkan kalimantan
sebagai pulau penghasil batubara bagi ekspor Indonesia.
Adanya lahan yang masih belum tercampuri mendorong masyarakat untuk
mengeksplorasi berbagai daerah untuk mengambil berbagai sumber daya alam dari tanah. Selain
itu, pembangunan perumahan menjadi hal yang umum bagi masyarakat pada daerah ini. Untuk
mengetahui hal itu semua, perlu diadakan penyelidikan mengenai tanah yang akan dijadikan
tempat kegiatan tersebut. Sebagai tujuan dari teknik sipil bahwa geologi berguna dalam hal
penentuan jenis pondasi dan karakteristik tanah untuk membangun sebuah rumah, maka
penyelidikan sederhana untuk mengetahui lapisan tanah pada bagian tertentu dilakukan untuk
menggambarkan bagaimana halnya penerapan ilmu geologi untuk kepentingan teknik sipil.
Pada lokasi sampel kedua berada di Lempake Perumahan Bukit Asri. Lokasi tersebut
tidak terperinci karena wilayah yang menjadi tempat singkapan tidak berada pada tempat yang
strategis. Alasan dipilihnya lokasi ini karena singkapan termasuk dalam kriteria yaitu memiliki
panjang 15 meter dengan tinggi lebih dari 5 meter. Pada singkapan memiliki jumlah lapisan
yang lebih dari 1 lapisan dan garis lapisan yang tidak hanya satu arah atau membentuk lapisan
yang linear. Singkapan memiliki panjang yang tepat 15 meter sehingga bagus untuk dijadikan
objek penyelidikan. Selain itu, kondisi pada permukaan bawah singkapan merupakan tanah
datar yang sangat membantu dalam proses pengukuran ketinggian untuk menjelaskan lapisan-
lapisan setiap ketinggan tertentu. Hal ini juga menambah ketepatan acuan untuk menghitung
tinggi dari singkapan karena memiliki dasar asumsi yang jelas dan batas yang teridentifikasi.
Pengamatan mengenai sampel yang diambil dari lokasi pertama yaitu singkapan yang
berada di dekat SMAN 10 Samarinda Jl. Perjuangan. Pada sampel tersebut dapat dilihat dari
unsur-unsur penyusun dari singkapan tersebut. Menurut hasil pengambilan sampel di lapangan,
penyusun singkapan berupa batuan dan tanah. Pengambilan sampel dilakukan di dekat
singkapan yang memuliki batuan dan tanah yang sama dengan yang terdapat pada singkapan.
Untuk bagian tertentu dari singkapan seperti pada bagian ke atas tidak memungkinkan untuk
diambil sampel secara langsung, namun dapat terwakilkan dari pecahan-pecahan yang terdapat
di bawah singkapan. Perwakilan pengambilan sampel yang dilakukan pada bagian bawah ini
didasarkan atas pengamatan yang berupa jenis batuan yang terdapat pada bagian atas dengan
yang terdapat pada bagian bawah yang berupa pecahan memiliki warna dan tekstur yang sama.
Pada pengamatan batuan dari sampel pertama, menunjukan batuan yang memiliki ciri
khas berupa ……………………..
Dari hasil pengidentifikasian mengenai batuan yang terdapat pada sampel pertama
dengan rujukan berupa karakteristik batuan yang bersumber dari …………….. ,maka dapat
diketahui batuan yang terdapat pada singkapan merupakan batuan …………………, dan batuan
lain yang diktahui merupakan batuan ……………….
Pada pengamatan tanah dari sampel pertama, menunjukan tanah yang memiliki ciri
khas berupa ……………………..
Dari hasil pengidentifikasian mengenai tanah yang terdapat pada sampel pertama
dengan rujukan berupa karakteristik tanah yang bersumber dari lampiran yang telah
disediakan ,maka dapat diketahui tanah yang terdapat pada singkapan merupakan tanah
…………………, dan tanah lain yang diktahui merupakan tanah ……………….
Pengamatan mengenai sampel yang diambil dari lokasi kedua yaitu singkapan yang
berada di Lempake Perumahan Bukit Asri. Pada sampel tersebut dapat dilihat dari unsur-unsur
penyusun dari singkapan tersebut. Menurut hasil pengambilan sampel di lapangan, penyusun
singkapan berupa batuan dan tanah. Pengambilan sampel dilakukan di dekat singkapan yang
memuliki batuan dan tanah yang sama dengan yang terdapat pada singkapan juga secara
langsung pada bagian permukaan singkapan. Untuk bagian tertentu dari singkapan seperti pada
bagian ke atas tidak memungkinkan untuk diambil sampel secara langsung, namun dapat
terwakilkan dari bagian yang terdapat di bawah singkapan. Perwakilan pengambilan sampel
yang dilakukan pada bagian bawah ini didasarkan atas pengamatan yang berupa jenis batuan
dan tanah yang terdapat pada bagian atas dengan yang terdapat pada bagian bawah yang berupa
material yang memiliki warna dan tekstur yang sama.
Pada pengamatan batuan dari sampel kedua, menunjukan batuan yang memiliki ciri
khas berupa:
Warna : oren sampai keemasan dengan bercak hitam
Tekstur : Halus dan dengan permukaan yang tidak rata
Butiran : Ukuran butiran penyusun memiliki ukuran yang sama dengan penyusun lempung
Dari hasil pengidentifikasian mengenai batuan yang terdapat pada sampel kedua dengan
rujukan berupa karakteristik batuan yang bersumber dari (google lense) ,maka dapat diketahui
batuan yang terdapat pada singkapan merupakan batuan lempung, dan batuan lain yang diktahui
merupakan batuan ……………….
Pada pengamatan tanah dari sampel pertama, menunjukan tanah yang memiliki ciri
khas berupa :
Warna : Putih cerah (Zona tercuci atau pemutihan)
Ukuran butir : 0,2 - 0,6 mm
Kelembaban : Basah (Tanah basah dengan jelas, air terlihat Ketika sampel diremas)
Bau :
Keberadaan bahan organik : Tidak ada
Dari hasil pengidentifikasian mengenai tanah yang terdapat pada sampel kedua dengan
rujukan berupa karakteristik tanah yang bersumber dari lampiran yang telah disediakan ,maka
dapat diketahui tanah yang terdapat pada singkapan merupakan tanah pasir, dan tanah lain yang
diktahui merupakan tanah ……………….
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.3 Pendahuluan
Menurut Sandi Stratigrafi Indonesia (1998), stratigrafi adalah ilmu yang membahas
aturan, hubungan dan kejadian (genesa) macam-macam batuan di alam dalam ruang dan waktu
sedangkan dalamartian sempit ialah ilmu pemerian lapisan - lapisan batuan. Stratigrafi
singkapan berarti macam - macam batuan dan tanah yang terdapat pada singkapan dengan
penjabaran setiap bagian dari singkapan. Stratigrafi singkapan berguna untuk menjelaskan
setiap lapisan yang menyusun singkapan untuk setiap ketinggian tertentu. Dalam artian
penjelasan stratigrafi, maka singkapan yang telah diidentifikasikan untuk setiap penyusunnya
dijelaskan berdasarkan hasil pengidentifikasian batuan dan tanah dengan pencocokan setiap
lapisan yeng terdapat pada singkapan dengan memerhatikan setiap kejelasan motif, warna,
karakteristik lainnya.
Jadi dari data rujukan di atas jenis tanah pada lokasi 2 memiliki sifat, yaitu:
1. Warna : Cerah (Zona tercuci atau pemutihan)
2. Kelembaban : Basah (Tanah basah dengan jelas, air terlihat Ketika sampel diremas)
3. Ukuran butir : < 0.02 mm
4. Jenis tanah/batuan : Batu Lempung
5. Bau :
6. Keberadaan bahan organik : Tidak ada
7. Tinggi :
8. Sebaran muka air :
Gambar 4. Batuan
Gambar 5. Dokumentasi