Anda di halaman 1dari 145

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
hanya dengan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas besar dari mata kuliah
Penyelidikan Geoteknik ini dengan baik. Tujuan dari pembuatan tugas ini adalah
untuk mengetahui penyelidikan-penyelidikan geoteknik baik dilapangan maupun
di laboratorium dan untuk mengetahui parameter apa saja yang didapat dari
penyelidikan tersebut.

Penulisan tugas ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang membantu kami
melalui masukan-masukannya. Kami mengucapkan Terima Kasih khususnya
kepada Bapak Ikhya S,T.,M.T.,M.M. selaku dosen mata kuliah Penyelidikan
Geoteknik.

Kami menyadari bahwa rangkuman ini masih banyak kekurangan dan


kesalahan. Oleh kerena itu, kritik dan saran berbagai pihak sangat kami harapkan
untuk perbaikan di masa yang akan datang. Sekian dan Terima kasih.

Bandung, Desember 2020

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
I. PENDAHULUAN..........................................................................................................4
II. PEMBORAN (DRILLING)..............................................................................................7
a. Bor Tangan (Hand Bores).......................................................................................7
b. Pemboran dengan mesin (Machine Drilling)........................................................10
III. TRIAL PITS ( SUMUR PERCOBAAN).......................................................................16
IV. PENGAMBILAN CONTOH TANAH..........................................................................19
a. Contoh tidak asli (Disturbed Samples)..................................................................20
b. Contoh asli (Undisturbed Samples),.....................................................................20
V. STANDARD PENETRATION TEST (SPT)......................................................................26
VI. SONDIR / CONE PENETRATION TEST (CPT)...........................................................30
a. Menurut jenis alatnya Sondir dibagi menjadi 2 bagian yaitu:..............................30
b. Menurut Kapasitasnya Sondir dibagi menjadi 3 bagian yaitu:..............................31
c. Menurut alat pendpenusukannya Sondir dibagi menjadi 2 bagian yaitu:............32
d. Menurut pembacaannya Sondir dibagi menjadi 2 bagian yaitu:..........................32
VII. VANE SHEAR TEST (VST).......................................................................................38
VIII. PRESSUREMETER TEST ( PMT)..............................................................................42
IX. DILATOMETER TEST..............................................................................................46
X. DYNAMIC CONE PENETROMETER (DCP)...................................................................48
XI. ALAT INSTRUMENTASI GEOTEKNIK......................................................................52
a. PIEZOMETER.........................................................................................................52
b. INKLINOMETER.....................................................................................................61
c. SETTLEMENT PLATE..............................................................................................68
XII. GEOFISIKA............................................................................................................71
a. Geoseismik...........................................................................................................73
b. Geolistrik..............................................................................................................75
c. Georadar..............................................................................................................80
XIII. PENELITIAN LABORATORIUM...............................................................................82
a. Percobaan Sifat-sifat Fisik Tanah..........................................................................82
1. KADAR AIR........................................................................................................82
2. BERAT JENIS TANAH.........................................................................................84

2
3. BERAT ISI..........................................................................................................87
4. BATAS-BATAS ATTERBERG................................................................................89
5. PEMERIKSAAN GRADASI (GRAIN SIZE ANALYSIS / UJI UKURAN BUTIRAN).....100
b. Percobaan Sifat-sifat Mekanis Tanah.................................................................108
1. KONSOLIDASI..................................................................................................108
2. KUAT GESER TANAH.......................................................................................112
3. KOMPAKSI......................................................................................................125
4. C.B.R LABORATORIUM....................................................................................130
5. PERCOBAAN PERMEABILITAS.........................................................................133

3
I. PENDAHULUAN

PENYELIDIKAN GEOTEKNIK

Penyelidikan geoteknik adalah suatu usaha untuk mendapatkan informasi


yang akurat, benar, dan langsung tentang kondisi tanah dasar dan lapisan tanah
bawahnya yang sangat diperlukan pada perencanaan pondasi jembatan karena
masalah stabilitas dan keamanan dari sebuah struktur jalan sangat ditentukan oleh
performa pondasinya. Berikut beberapa tujuan dari Penyelidikan Geoteknik ini:

1. Memilih jenis dan kedalaman fondasi yang sesuai dengan rencana


struktur.
2. Mengevaluasi kapasitas dukung pondasi.
3. Melakukan estimasi kemungkinan penurunan struktur.
4. Menentukan potensi permasalahan pada pondasi (misal: tanah
ekspansif, collapsible soil, sanitari landfill, dll).
5. Mengetahui kedalaman muka air tanah.
6. Memprediksi tekanan tanah lateral untuk struktur perkuatan tanah
seperti dinding penahan tanah, turap, dll.
7. Menentukan kondisi tanah.

Selain itu pun ada beberapa jenis-jenis dari Penyelidikan Geoteknik ini,
beberapa hal perlu di pertimbangkan jika akan melakukan Penyelidikan
Geoteknik:

1. Ruang lingkup bangunan rencana.


2. Kemungkinan jenis tanah yang ada.
3. Kemungkinan air tanah yang ada.
4. Jenis percobaan dilapangan dan laboraturium yang di butuhkan
5. Tersedianya peralatan dan perlengkapannya dan kesesuaian dengan
keadaan di lokasi
6. Biaya penyelidikan yang dibutuhkan.

4
7. Kemampuan setiap alat.
8. Kebutuhan tenaga manusia, jumlah, dan kemampuannya.
9. Peta topografi, batasan-batasanpekerjaan dan pekerjaan penunjang
lain yang di butuhkan
10. Kebutuhan alat penunjang.

Penyelidikan Tanah Lapangan


 Tahapan
- Mengolah data sekunder (seperti peta geologi).
- Inspeksi lapangan.
Suatu kegiatan dimana kita mengujungi lapangan dan
mengamati tanah secara visual, dilihat tekstur, warna dll.
- Penyelidikan awal.
Memberi gambaran.
 Sondir
- Penyelidikan lanjut (detail).
 Boring dan pengambilan contoh
 Standard Penetration Test
 Pressuremeter
 Dilatometer
- Penyelidikan Tambahan.
Jika data kurang lengkap.
- Tahapan Konstruksi
Studi kelayakan.
 Kedalaman Penyelidikan Tanah
- Pondasi telapak dan dan lajur :
Atau biasa dikenal juga dengan pondasi setempat adalah salah
satu jenis pondasi dangkal yang bekerja menahan beban secara
terpusat (dari kolom) sehingga penempatannya sama persis
dapa titik-titik penempatan kolom bangunan, ukurannya 3x
lebar pondasi (min. 9 meter).
- Pondasi rakit :

5
(Raft Foundation) adalah pelat beton yang berbentuk rakit
melebar keseluruh bagian dasar bangunan, yang digunakan
untuk meneruskan bebas bangunan ke lapisan tanah dasar atau
batu-batuan dibawahnya, ukurannya 2x lebar pondasi.
- Pondasi tiang pancang:
Salah satu jenis pondasi yang biasa digunakan untuk
membangun rumah skala kecil ataupun bangunan besar seperti
perkantoran dan hotel, material beton bertulang dengan
kekuatan yang sangat baik, ukurannya 2x lebar tiang.
- Pondasi tiang pancang + rakit:
Penggabungan antara 2 macam bentuk pondasi yaitu, pondasi
rakit dan pondasi tiang pancang, ukurannya 2x lebar bangunan
- Dinding penahan tanah:
Suatu konstruksi yang berfungsi untuk menahan tanah lepas
atau alami dan mencegah keruntuhan tanah yang miring atau
lereng yang kemantapannya tidak dapat dijamin oleh lereng
tanah itu sendiri, ukurannya 0,7x lebar galian atau 1x tinggi
galian (terbesar).
- Timbunan tanah:
Digunakan untuk pencapaian elevasi akhir subgrade yang
disyaratkan dalam gambar perencanaan tanpa maksud khusus
lainnya, ukurannya 2x lebar timbunan.
 Jumlah Penyelidikan Tanah
- Penyelidikan awal:
 Tanah normal : setiap 100 s/d 200 m.
 Tanah lunak : setiap 50 s/d 100 m.
- Penyelidikan detail:
 Konstruksi persegi : setiap 15 s/d 25 m
 Konstruksi memanjang : setiap 25 s/d 50m.
- Pada posisi konstruksi yang berat dan penting, jumlah
penyelidikan tanah dapat ditambah.

6
Metoda-metoda yang paling penting untuk melakukan Penyelidikan Tanah
di lapangan adalah sebagai berikut:

II. PEMBORAN (DRILLING)

Lubang-lubang bor (boreholes) hampir selalu merupakan bagian yang


utama dari setiap penyelidikan tanah. Ada bermacam-macam jalan untuk
membuat lubang-lubang bor:

a. Bor Tangan (Hand Bores).


Menggunakan alat Auger Boring, menekan dan memutar Auger
masuk kedalam tanah dengan tenaga manusia. Biasanya dilakukan di
permukaan pondasi dangkal. Pemboran tangan adalah metoda yang cepat
dan murah untuk tanah yang lunak. Percobaan ini dapat dilaksanakan pada
daerah yang terpencil dan sulit untuk transportasi alat besar. Peralatan
yang digunakan :
 Bor jenis jarret diameter 10 cm dengan mata bor berbentuk
spiral.
 Jenis iwan diameter 10 cm dengan mata bor helical.
 Kepala pengambil contoh dengan kuncinya.
 Satu set stang bor.
 Tabung ukuran diameter 6,8 cm, dengan panjang 40 cm.
 Kantong plastik.
 Pisau pemotong contoh, kunci pipa, alas terpal dll.

7
Sumber gambar : Buku Mekanika Tanah ( L. D. Wesley)

Bor tangan mempergunakan berbagai macam “auger” pada ujung


bagian bawah dari serangkaian stang-stang (rods) bor. Bagian atas dari
rangkaian stang bor ini mempunyai tangkai (handle) yang dipakai untuk
memutar alat tersebut.
Dilakukan dengan memasukkan bor kedalam tanah dan memutar
stang bor hingga bor penuh terisi tanah kemudian stang ditarik keatas.
Dalam beberapa hal sering dipakai tripod (kaki tiga) dengan katrol dan tali
yang dipakai untuk mencabut kembali stang-stang dan auger-nya dari
lubang bor tersebut.

8
Hasil yang didapat adalah lubang bor dengan kedalaman
maksimum 6,00-10,00 meter dengan diameter 50-200 milimeter. Bor

tangan hanya datap dilakukan dalam bahan-bahan yang cukup lunak.


terutama dalam lempung lunak (soft clay) sampai teguh (firm clay).
Kegunaan nya untuk mendapatkan keterangan mengenai tanah, jenisnya,
sifat-sifat fisis, dan keadaan tanah itu sendiri.

 Kekurangan dari Hand Boring:


- Kedalamannya terbatas, meskipun tanah nya lunak (4, 6,
dan 8 meter).
- Tidak bisa menembus ditanah keras.
- Akan sulit jika pekerjaan nya di tanah yang terdapat muka air
nya diatas (0,5-1 meter), seperti sungai, rawa-rawa, sawah, dll.
Sumber Gambar : Youtube
 Keuntungan dari Hand Boring:
- Sederhana, murah, dan, mudah di operasikan.
- Gangguan tanah relatif tidak terlalu besar.
- Mendapatkan Sampel UDS dan DS.
Tapi sampel UDS pun dilihat dari jenis tanahnya apakah
sensitif atau tidak jika sensitif maka sampel UDS pun harus
dipertanyakan (agak terganggu).
- Dapat mengidentifikasi dan mendeskripsikan tanah secara
langsung.

9
 CONTOH DATA LAPORAN KELOMPOK MEKANIKA
TANAH 1

b. Pemboran dengan mesin (Machine Drilling)


Bor dalam / Bor mesin. Motor penggerak alat bor pada umumnya
terdiri dari bagian-bagian berikut:
1. Alat yang dapat memutar stang-stang bor dengan kecepatan yang
dapat memberikan gaya kebawah.
2. Pompa, untuk memompakan air pencuci (wash water) kebawah,
melalui bagian dalam stang bor.
3. Roda pemutar (winches) dan derrick atau tripod untuk menaikan
dan menurunkan stang-stang dan alat-alat bor kedalam lubang.

10
Sumber gambar : Buku Geoteknik dan Mekanika Tanah ( Ir. Shirley LH )

11
Sumber gambar : Buku Geoteknik dan Mekanika Tanah ( Ir. Shirley LH )

 Kapasitas Bor Mesin:


- Mampu mengebor hingga 30-an meter.
- Mampu mengebor hingga 60-an meter.
- Mampu mengebor hingga100-an meter.
Secara fisik mesin, secara kapasitas berbeda, makin besar
mesinnya semakin dalam tanah yang mampu di bor oleh mesin
tersebut.
Alat mesin bor geoteknik ini sama dengan bor yang lain,
seperti bor air, mesin bor geologis, dll. hanya saja proses dan
aksesorisnya yang berbeda.

Ada bermacam-macam alat bor (tools) yang dapat dipasang


pada ujung kabel roda pemutar atau stang-stang bor. Dalam
setiap hal, macam alat yang dipergunakan disesuaikan dengan
macam tanah dan maksud pembuatan lubang bor tersebut.

12
Cara-cara, dan macam alat-alat yang dipakai pada penggunaan alat-
alat bor dengan motor penggerak, dapat diutarakan secara ringkas berikut:

 Pemboran tumbuk ( Percussion Drilling).


Pemboran tumbuk dilakukan dengan memakai bermacam-
macam auger dan alat-alat yang biasanya dikenal sebagai
“cable tools”. Pemboran tumbuk biasa dilakukan terhadap
kerikil (gravels) dan pasir (sands) dimana tidak mungkin
dipakai auger atau core barrels.
 Pemboran dengan air (Wash Boring).
Sudah tidak boleh digunakan di geoteknik, khususnya di
soil. Bahan-bahan lunak atau lepas, kadang dilakukan was
boring. Air dipompakan kebawah melalui stang-stang bor
ke alat pemotong atau pemahat dengan tekanan yang cukup
keras dan air pemboran ini mengangkut hancuran tanah
tersebut kembali keatas permukaan tanah. Keuntungannya
cepat, sehari bisa 20 meter. Kelemahan sampel yang
didapat sudah sangat DS, karena bentuknya sudah
hancur oleh air. Dilakukan pada jenis lapisan tanah
keras yang tidak berubah bentuk. Dan hanya pada
lapisan tanah yang tidak terganggu oleh air.
 Flight Auger dan Core Cutters.
Flight Auger baik dipakai bilamana dibutuhkan kemajuan
yang cepat walaupun tanah didapatkan tidak asli
(disturbed), tetapi tanah tersebut masih menunjukkan kadar
air sebagaimana aslinya. Core Cutters dapat dipakai untuk
mendapatkan inti (core) yang menyambung dan dalam
keadaan hampir asli (undisturbed). Dalam bahan yang
lunak core cutter dapat dengan mudah ditekan langsung
kedalam tanah tanpa diputar.
 Core Drilling (Pengeboran Inti).
Dilakukan pada lapisan tanah yang tidak keras dan di
lapisan tanah yang jika terkena air berubah bentuk.

13
Diperkembangkan untuk pemboran dalam batuan. Untuk
mengambil batuan yang hancur juga untuk lempung keras,
kerikil, dan pasir padat.

 Pengeboran yang dilakukan ketika menaikan-turunkan alat/stang


bor pada kedalaman tertentu itu membutuhkan Casing Piles,
fungsi dari Casing Piles ini adalah untuk melindungi dinding
tanah agar tidak terjadi keruntuhan. Sehingga pengujian
berikutnya seperti SPT, pengeboran berikutnya, pengambilan UDS
itu dilakukan di tanah asli bukan tanah runtuhan.
Karena pada pengeboran ada 2 hal fatal yang sering terjadi yaitu,
Terjepitnya proses pengeboran (contoh : ketika sudah mengebor
sampai kedalaman 30 meter lalu pada kedalama 20 meter ada
dinding tanah yang runtuh maka Terjepit tidak bisa naik), lalu
Dasar lubang bor kotor karena reruntuhan dinding tanah
diatasnya, mengakibatkan menumpuknya tanah pada lubang bor
yang kecil, maka pengeboran berikutnya adalah mengebor tanah
reruntuhan bukan mengebor tanah lanjutan.
Runtuhan dinding tanah yang ditoleransi adalah ± 15 cm, tidak
boleh lebih dari 15 cm.
Apakah Casing Piles harus full dipakai sampai akhir
kedalaman pengeboran?
Tidak harus, dilihat dari jenis lapisan tanahnya, jika lapisan tanah
tersebut bisa Stabil hingga belasan bahkan puluhan meter tidak
terjadi keruntuhan maka Casing Piles boleh tidak diturunkan lagi.
Tapi jika jenis lapisannya seperti batuan yang tidak masif, batuan
lepas, pasiran, dll maka wajib menggunakan Casing Piles.

 Kekurangan dari pengujian Bor Mesin:


- Mahal (±1 juta/meter)

14
Dipengaruhi oleh kedalaman, jika membutuhkan kedalaman
yang sangat dalam maka dibutuhkan stang bor yang banyak
dan hal itu mempengaruhi harganya.
Dipengaruhi juga oleh jenis lapisan tanahnya, semakin keras
tanahnya maka pelaksanaannya akan semakin lama.
Sehingga semahal-mahalnya bor adalah makin keras
tanahnya dan semakin dalam kedalamannya.
- Lama waktu persiapan
- Susah pelaksanaannya, tidak praktis banyak aksesorisnya
- Tidak mudah dilakukan karena alatnya berat

 Kelebihan dari pengujian Bor Mesin:


- Kedalaman tidak terbatas tergantung jenis mesin
- Sampel yang didapat relatif lebih baik karena ditusuk
- Tidak dipengaruhi Muka Air Tanah
- Bisa dilakukan diberbagai macam jenis tanah
- Didalam lubang bor dapat dilakukan berbagai macam
Penyelidikan Geoteknik lainnya (Insitu testing), seperti
Pressuremeter, Dilatometer, dll.
- Mendapatkan sampel UDS dan DS
- Dapat mengidentifikasi dan mendeskripsikan tanah secara
langsung
 Contoh data Bor Log

15
Sumber Gambar : Google

III. TRIAL PITS ( SUMUR


PERCOBAAN)

Dengan cara digali dengan lubang yang relatif besar, dimensinya


umumnya 80x80 cm, dan kemampuan kedalaman umumnya 1-2 meter.
Sumur uji berguna untuk daerah timbunan dan secara visual dapat
memberikan gambaran tentang lapisan tanah yang ada. Dengan sumur uji
juga dapat dilihat adanya daerah-daerah patahan, lapisan dasar batuan.

16
Sumur uji dapat diperpanjang menjadi paritan uji (trenches) untuk
mengikuti atau menyilang daerah longsor.

Sumber gambar : Google

Untuk sumur uji sampai kedalaman


5,00 m dapat digunakan alat backhoe, jika sampai kedalaman 1,00-1,50 m
dapat digunakan tenaga manusia. Sumur uji ini biasanya dilaksanakan
untuk daerah yang terpencil dimana peralatan sukar mencapai lokasi.
Berikut adalah kebutuhan peralatan untuk percobaan sumur uji:

- Pensil dan Spidol - Penetrometer


- Penggaris skala manual
- Waterpas - Kipas geser
- Palu biasa manual
- Sekop - Pompa air
- Pisau palet - Alat pemotong
- Batang tekan contoh
Macimtosh - Tabung mould
- Lembaran log - Batang bor
- Papan alas dengan - Kapak
penjepit - Peralatan bor
- Kompas tangan
- Tali - Palu mould
- Palu geologi - Kawat pengangkat
- Pacul - Papan lipat

17
- Patok - dll.

Sebelum pekerjaan dimulai semua peralatan yang dibutuhkan harus


disiapkan. Salah satu langkah pertama adalah pemilihan lokasi yang tepat
sehingga data yang diharapkan dapat diperoleh. Setelah lokasi ditemukan,
rencana sumur uji ditandai dengan patok. Lapisan humus dibuang terlebih
dahulu.
Setiap penggalian dilakukan lapis demi lapis setebal ± 30 cm,
untuk sumur uji dengan kedalaman lebih dari 1,50 m harus diberi
kemiringan atau diberi turap pelindung. Untuk tanah lempung kadang
tidak dibutuhkan turap sampai kedalaman 1,50 m.

Sumber gambar : Google

Tanah pasir dan lanau akan


membahayakan terutama jika mengandung air dan terutama jika berada di
bawah muka air tanah. Tanah batuan sering tidak membutuhkan turap
hanya perlu diperhatikan adanya bahaya batu jatuh.
Setelah galian selesai maka diadakan pengukuran dan kemudian
dapat dibuat penampang lapisan tanah. Jika tidak dibutuhkan lagi maka
sumur uji harus ditutup kembali tetapi jika masih dibutuhkan untuk
penelitian maka sumur uji harus dijaga agar tidak tertimbun kembali.

18
Sumber Gambar : Youtube

 Kelebihan dari pengujian Test Pit:


- Bisa semua jenis tanah apapun, jika menemui tanah keras atau
batu bisa menggunakan linggis.
- Sangat sederhana
- Mendapatkan identifikasi tanah secara langsung
- Mendapatkan sampel tanah DS dan UDS yang banyak
(volume) dan ukuran besar (dimensi), setelah digali pada dasar
galian ditekan dengan box test pit sampel (ukuran 40x40 cm
dengan ketebalan 20 cm) atau dengan tabung.

 Kekurangan dari pengujian Test pit:


- Kedalaman terbatas karena menggunakan tenaga manusia.
- Tidak bisa dilakukan di tanah yang terdapat Muka Air Tanah
diatasnya.

19
IV. PENGAMBILAN CONTOH TANAH

Sebagai lanjutan dari catatan-catatan yang telilti tentang lapisan-


lapisan tanah, biasanya perlu melkukan penyelidikan lanjutan mengenai
sifat-sifat dari lapisan tersebut, misalnya mengenai kadar airnya, kekuatan,
daya rembesan air, dsb.

Penyelidikan ini biasanya dilakukan di laboratorium, ma dari itu


kita perlu mendapatkan contoh dari lubang bor atau lubang percobaan, dan
membawanya ke laboratorium. Contoh-contoh:

a. Contoh tidak asli (Disturbed Samples).


Contoh tidak asli diambil tanpa adanya usaha-usaha yang dilakukan
untuk melindungi struktur asli dari tanah tersebut. Contoh-contoh ini
biasanya dibawa) sehingga kadar airnya tidak akan berubah. Contoh
tidak asli ini dapat dipakai untuk segala penyelidikan yang tidak
memerlukan contoh asli (Undisturbed samples).

 Persyaratan pengambilan sampel DS


- Berasal dari proses pengeboran, saat pengeboran yang masuk
ke dalam stang menjadi sampel tanah DS yang disimpan di
core box
- Dari uji SPT, ujungnya SPT itu adalah Split Spoon Sampler
dan tanah masuk kedalam tabung SPT
- Sampel SPT karena proses SPT itu dipukul-pukul

 Perlakuan sampel DS
- Tidak perlu dimasukkan ke tabung baja, cukup
dimasukkan ke kantong plastik atau pipa paralon
- Disimpan ditempat yang sejuk

b. Contoh asli (Undisturbed Samples),

20
Contoh asli adalah suatu contoh yang masih menunjukkan sifat-sifat
asli dari tanah yang ada padanya. Contoh-contoh ini tidak mengalami
perubahan dalam struktur, kadar air, atau susunan kimia. Sampel UDS
didapatkan pada saat, (contohnya, saat melakukan pengeboran
pada kedalaman tertentu lalu ingin mengambil UDS jika lapisan
memungkin kan untuk diambil sampel UDS, stang nya di angkat
keatas lalu ujung stang yang tadinya mata bor itu dilepas dan
diganti dengan tabung UDS, tabung tersebut di turunkan
kebawah sampai dasar lubang, lalu ditekan menggunakan alat
mesin bor, sampai jenis lapisan tanah yang NSPT nya kisaran ± 0-
15, umumnya 12) Contoh asli dapat diambil dengan memakai Jenis
Tabung yang berbeda-beda menyesuaikan dengan jenis tanahnya
dan konsistensinya, yaitu:

 Jenis Tanah liat (Clay) dan Lanau (Silt)


Dengan konsistensi sangat lunak, memliki nilai NSPT 0-2,
Dengan konsistensi lunak, memiliki nilai NSPT 2-5.
Jenis Pasir
Dengan konsistensi sangat lunak, memiliki nilai NSPT 0-
4,
Dengan konsistensi lunak, memiliki nilai NSPT 4-10.
Menggunakan Tabung Tipis (Thin Wall Sampler) +
Piston (Ada Klep unuk menahan supaya sampel yang
lunak tersebut tidak lepas jika diangkat).

21
Sumber Gambar : Google

 Jenis tanah dengan konsistensi sedang, nilai NSPT nya


diatas 4 atau sampai dengan 10.
Menggunakan Tabung Tipis tanpa Piston.
Jika lebih dari 10 maka tabung bisa penyok/rusak.

Sumber Gambar : Google

 Jenis tanah dengan konsistensi Keras sampai Sangat


Keras, dengan nilai NSPT kira-kira 15.
Menggunakan Thick Wall Sampler (tabung yang tebal)
atau Pitcher Sampler (tabung ganda), prosesnya
kadang sering dibantu dengan agak diputar jika

diperlukan.

22
 Apakah tanah lunak boleh menggunakan Thick
Wall Sampler (tabung tebal)?

Makin lunak tanah makin sensitive, tanah yang relatif


lunak dan sedang adalah tanah yang relatif sensitive
terhadap gangguan, proses pengambilan, dll. Maka dari itu
tidak bisa menggunakan
Tabung Sumber Gambar : Google Tebal, sampel
UDS yang didapat bisa
jadi tidak UDS lagi, jika proses pengambilan dan jenis
tabungnya tidak sesuai, yaitu diputar tidak ditekan dan
menggunakan tabung yang tebal, sehingga ketebalan
tabung mengganggu tanah tersebut.

 Jika pengambilan sampel UDS pada konsistensi


tanah lunak sampai sedang yang pengambilannya
tidak boleh diputar tidak berhasil mendapatkan
sampel dengan batas kedalaman yang dibutuhkan
dengan sekali tekan bagaimana?

Mengangkat keatas tabung yang tadi sudah terisi


oleh tanah, lalu lepas tabungnya, dan ganti dengan
tabung yang baru, lalu turunkan lagi dan lanjutkan
mengambil sampel dengan tabung yang kedua dengan
kedalaman yang sama.

Kenapa tidak bisa masuk pada kedalaman yang


dibutuhkan padahal tanahnya masih lunak?

Karena lekatan tanah didinding tabung itu sudah


cukup lengket sehingga dorongan dari mesin itu sudah

23
tidak bisa mendorong tabung lebih dalam, jadi bukan
karena tanahnya sudah keras.

 Tabung Contoh (Sample Tubes).


Alat ini berupa silinder berdinding tipis yang disambung
dengan stang-stang bor dengan suatu alat yang disebut
pemegang tabung contoh (sample tube holding device).
Alat ini dipakai untuk lempung, yang lunak sampai yang
sedang. Tabung ini dimasukkan kedalam dasar lubang bor,
dan kemudian ditekan atau dipukulnkedalam tanah asli
yang akan diambil contohnya pada dasar lubang bor.

 Contoh Core Barrel (Core Barrel Samples).


Dalam bahan-bahan yang keras, tabung contoh seperti yang
diterangkan tadi tidak dapat digunakan. Bila contoh-contoh
asli ini nantinya diperlukan untuk diselidiki lebih lanjut di
laboratorium, maka harus diikat baik-baik dan ditutup pada
kedua ujungnya dengan parafin, untuh mencegah
pengeringan.

 Contoh Bongkah ( Block Samples).


Disini dilakukan pemotongan atau pengambilan tanah
secara langsung dengan tangan, baik pada permukaan
ataupun pada dasar lubang-lubang percobaan. Untuk
membawanya ke laboratorium, contoh ini harus ditutup
seluruhnya dengan parafin, dan ditempatkan dalam tempat
yang kuat. Keuntungan dari pengambilan block sample
adalah:
1. Kerusakan-kerusakan yang terjadi lebih sedikit.
2. Contoh yang diambil dapat lebih besar.
3. Ini memungkinkan kita untuk memilih secara lebih
tepat kedalaman dan posisi darimana contoh tersebut
akan diambil.

24
 Persyaratan pengambilan sampel UDS
- Kondisi tabung harus bulat tidak penyok
Agar tanah yang masuk kedalam tidak terganggu
- Ujung tabung kondisi baik (Tajam) sedikit menguncup
- Tidak boleh mengalami hambatan (tidak mengalami
keruntuhan) di sepanjang lubang bor sebelum pengambilan
sampel
- Jenis tabungnya sesuai dengan jenis tanahnya
- Teknik pengambilan tidak boleh salah

 Teknik penyimpanan sampel UDS dan cara memperlakukan


tabung
- Ditutup dengan lilin parafin (agar kadar airnya tidak
berubah)
- Disimpan ditempat yang teduh (jika di taruh ditempat yang
panas akan mengalami penguapan di dalam sampel, terjadi
pemisahan antara air didalem tanah menjadi keluar)
- Diberi tabel (agar mudah di identifikasi: kedalaman
berapa, dititik bor mana)
- Selama pengangkutan tabung dibungkus busa (agar tidak
terbentur-bentur, nanti sampelnya patah-patah)

25
- Penyimpanan harus tegak (agar ruangan sejuk)
- Pengujian harus dilakukan sesegera mungkin (bisa
berubah kadar air nya).

 Persiapan Sampel UDS untuk uji laboratorium


Perlakuan sampel tanah
- Sampel tanah masih dengan keadaan tertutup
- Sampel tanah disusun dalam peti yang terbuat dari kayu
dengan tumpukan maksimum 4 buah agar tidak rusak
- Bagian dasar peti diberi pelindung agar tidak rusak
sampelnya.

Pengambilan tanah dari tabung

- Segel lilin pada ujung atas dibuka, lalu jarak ujung tabung
dengan sampel tanah sudah diukur dan di catat (agar tidak
hambur, tidak banyak sampel yang terbuang)
- Lilin pada ujung bawah tabung sudah dibuka, sudah
diukur dan di catat masa tabung dan tanah yang kita miliki
- Sampel diletakkan pada alat pengeluar (Extruder)
- Bagian pertama yang kontak dengan lilin, dibuang terlebih
dahulu, lalu sampel dipotong sesuai dengan panjang yang
yang dibutuhkan
- Setelah itu sampel yang telah di ptong di beri tanda dan
dipakai untuk di uji
- Sampel sisanya ditutup lagi agar terjaga.

V. STANDARD PENETRATION TEST (SPT).

Percobaan ini adalah suatu macam percobaan dinamis yang berasal


dari Amerika Serikat. Kegunaannya adalah untuk menentukan kepadatan
dan konsistensi tanah/batuan secara dinamis ditempat (insitu). Dengan
prinsip pelaksanaannya adalah memukul sebuah tabung standar
(Split Spoon Sampler) dengan panjang 45 cm yang dipukul

26
menggunakan hammer. Pelaksanaannya bukan di lakukan di
permukaan tapi dilakukan di kedalaman yang dikehendaki, artinya
harus dilakukan pengeboran hingga kedalaman yang dikehendaki.
Berikut adalah peralatan yang dibutuhkan untuk pengujian ini:
1. Set mesin bor dan aksesorisnya.
2. Split Spoon Sampler (diameter 50 mm, panjang 500 mm).
3. Penumbuk dengan berat 63,5 kg dengan tinggi jatuh 76 cm.
4. Alat peanahan (Tripod)
5. Mesin penarik palu (Konvensional : ditarik memakai tenaga
manusia , Otomatis : ditarik menggunakan mesin).

Dengan prosedur pengujian sebagai berikut:


1. Bersihkan lubang bor sampai dasarnya.
2. Pasang split spoon sampler pada batang bor.
3. Turunkan ujung stang yaitu tabung SPT sampai ke dasar
lubang dan beri tanda 15 cm sebanyak 3 kali pukulan pada
batang bor yang tersisa diatas permukaan tanah. Pengukuran
3 x 15 cm diukur dari muka tanah ke atas.
4. Sambung batang yang tersisa ini dengan unit kepala penumbuk dan
penumbuk serta batangnya.
5. Dengan pertolongan mesin bor tumbuklah batang ini dengan
penumbuk di atas dengan tinggi jatuh bebas 76 cm. Interval
pengujian itu setiap 1,5 m – 2 m. Jumlah tumbukan untuk
setiap 15 cm tadi dicatat, yaitu N1, N2, hingga N3. Yang
disebut dengan nilai N SPT adalah N2 + N3.
Karena N1 dianggap sebagai tanah runtuhan yang ditoleransi
setebal ±15 cm.
Nilai NSPT dikatakan sudah keras jika nilainya lebih besar
dari 50.
6. Angkat split spoon perlahan-lahan agar contoh yang didalamnya
tidak jatuh.

27
Sumber gambar : Buku Sumber gambar : Buku
Mekanika Tanah ( L. D. Geoteknik dan Mekanika
Wesley) Tanah ( Ir. Shirley LH )

Sumber Gambar : Youtube


 Keberhasilan pengujian SPT
- Dasar lubang harus bersih (kalau dasar lubang kotor maka
sesungguhnya kita bukan menguji ke tanah asli tapi kita
menguji ke tanah runtuhan)
- Tinggi jatuh bebas harus standar

28
- Tabung SPT harus standar
- Berat hammer harus standar
- Hammer harus jatuh bebas (jika tidak jatuh bebas maka
nilai NSPT nya tidak valid)

 Kelebihan Pengujian SPT


- Dapat mengidentifikasi jenis tanah karena mendapatkan
sampel tanah yaitu sampel Disturbed/Terganggu
- Mendapatkan parameter tanah melalui korelasi empiris

 Jika ingin melakukan 2 pengujian di dalam lubang bor


yaitu SPT dan Pengambilan sampel UDS, mana yang
terlebih dahulu dilakukan?
Yang pertama adalah Pengeboran lalu Pengambilan
Sampel UDS, setelah itu Pengujian SPT lalu dilakukan
pengeboran kembali, karena jika dilakukan SPT
terlebih dahulu maka sampel tanahnya akan
terganggu/DS.

Sumber gambar : PDF Pa Ikhya

Tingkatan konsistensi
tanah:

29
Sumber gambar : PDF Pa Ikhya

Hubungan tingkat
kepadatan relatif (Dr), sudut geser dalam (f), nilai konus (qc)
dengan NSPT:

Sumber gambar : PDF Pa Ikhya

 Contoh data NSPT

30
Sumber Gambar : Google

VI. SONDIR / CONE


PENETRATION TEST (CPT)

Pengujian sondir atau Cone Penetration Test (CPT) merupakan


salah satu pengujian lapangan yang bertujuan untuk mengetahui profil atau
pelapisan (stratifikasi) tanah dan daya dukungnya. Stratifikasi tanah dan
daya dukung dapat diketahui dari kombinasi hasil pembacaan tahanan
ujung (qc) dan gesekan selimutnya (fs).

a. Menurut jenis alatnya Sondir dibagi menjadi 2 bagian yaitu:


 Sondir Mekanik
Sondir yang menghasilkan nilai tahanan ujung (qc), dan gesekan
selimut (fs) mengacu pada ASTM D3441.

31
Proses pengukuran nya (alat ukur ujungnya/konus ujungnya)
menggunakan proses mekanik. Prosesnya/Pembacaannya manual
tidak memiliki sensor-sensor didalamnya.
 Sondir Elektrik
Sondir yang menghasilkan nilai tahanan ujung (qc), dan gesekan
selimut (fs) dan tekanan air pori (u) mengacu pada ASTM D5778.
Parameter yang didapatkan secara menerus dengan tingkat
akurasi yang lebih baik. Dibaca per 2 cm. Proses pengukuran
nya (alat ukur ujungnya/konus ujungnya) menggunakan proses
elektrik. Saat menyentuh tanah sondir akan memiliki reaksi,
dimana reaksi itu terbaca dengan alat sondir, dimana proses
membacanya dengan elektrik (memiliki kabel). Kabel/sensor
tersebut kontak dengan tanah lalu ada pembacaan yg nanti di bawa
keatas dimasukkan ke alat pengukuran dengan proses elektrik.
Yang membedakan alat Sondir Mekanik dan Sondiri Elektrik
adalah Konusnya.

b. Menurut Kapasitasnya Sondir dibagi menjadi 3 bagian yaitu:


Alat pembantu tenaga untuk menusuk tidak digunakan untuk
pembacaan.
 Sondir Ringan  Sondir 2,5 ton, kemampuan membaca 0-150/250
kg
/cm2. Kedalaman maksimum 30 meter.
Tidak bisa digunakan lebih dari 30 meter meskipun tanahnya
masih bisa diukur, nanti terlalu langsing/tipis nanti hasilnya
diragukan atau kurang akurat.
 Sondir Sedang  Sondir 5 ton, kemampuan membaca 0-300/500
kg
/cm2. Kedalaman maksimum 40 meter. Tidak bisa digunakan lebih
dari 40 meter meskipun tanahnya masih bisa diukur, nanti terlalu
langsing/tipis nanti hasilnya diragukan atau kurang akurat.
 Sondir Berat  Sondir 10 ton, kemampuan membaca 0-
kg
600/1000 /cm2. Kedalaman maksimum 50 meter. Tidak bisa
digunakan lebih dari 50 meter meskipun tanahnya masih bisa

32
diukur, nanti terlalu langsing/tipis nanti hasilnya diragukan atau
kurang akurat.
Jika ingin menghitung tanah yang lebih keras maka gunakanlah
Sondir Berat.

c. Menurut alat pendpenusukannya Sondir dibagi menjadi 2 bagian


yaitu:
 Sondir Manual
Diputar dengan menggunakan tenaga manusia, menggunakan
katrol.
 Sondir Hidraulik
Ditusuk dengan metode sistem hidraulik/ ditusuk dengan tekanan
hidraulik dengan menggunakan alat.
Alat hidraulik membantu ke Sondir Berat.

d. Menurut pembacaannya Sondir dibagi menjadi 2 bagian yaitu:


 Digital
Pembacaan manometernya berupa angka-angka.
 Analog
Pembacaan manometernya menggunakan jarum.

- Peralatan yang digunakan.


1. Mesin sondir.
2. Satu set (30) buah batang stang sondir lengkap dengan stang
dalam yang panjangnya masing-masing 1,0 meter.
3. Satu buah bikonus dan satu buah paten konus.
4. Satu set angker.
5. Perlengkapan: kunci pipa, kunci plunyer, palu, kunci
manometer, waterpas, dll,
6. Minyak hidrolik (Kastrol oli, SAE 10).

Standar agar uji Sondir berkualitas adalah sebagai berikut:

33
1) Kondisi Alat :
Alat dan kelengkapannya terkalibrasi dengan baik.
o Konus adalah yang paling utama diperhatikan, harus sangat
baik kondisinya.
- Ujung konus harus tajam.
- Konus tidak dalam kondisi karatan.
- Konus tidak rusak (penyok dll.).
- Dimensi (ukuran) harus standar.
Standar ukuran selimut 150 cm2.
o Manometer
- Kondisi harus bagus.
- Skala harus benar/sesuai (Khusunya Analog).
o Batang Tekan
- Kekuatannya (Harus kuat) karena sering patah.
2) Persiapan :
- Tanahnya harus rata dengan dudukan yang baik.
- Sondir di angkur/di jepit di tanah dengan 2 sisi ( 2-4
angkur).
3) Prosedur Pengujian :
- Kecepatan menusuk
- Pembacaan di Manometer, pembacaan ke 1 dan 2
harus benar jika tidak maka data nya akan meleset.
4) Pengawasan
- Data-data yang didapat dan pengolahan
menggunakan rumus-rumus yang sesuai.

Prosedur dari pengujian Sondir, sebagai berikut:


1. Memasang mesin dengan tegak lurus ditempat yang akan
diselidiki yang diperkuat dengan angker yang ditanam kedalam
tanah.
2. Pasang traker, tekan stang dalam. Pada penekanan pertama
ujung konus akan bergerak kebawah sedalam 4 cm, kemudian

34
baca manometer yang menyatakan perlawanan ujung. Pada
penekanan berikutnya konus dan mantelnya bergerak kebawah
4 cm. Nilai pada manometer yang terbaca adalah nilai tahanan
ujung dan perlawanan lekat.
3. Tekan stang luar sampai kedalaman baru, penekanan stang
dilakukan sampai setiap kedalaman tambahan sebanyak 20 cm.
4. Pekerjaan sondir dihentikan pada keadaan sebagai berikut:
a. Jika bacaan pada manometer tiga kali berturut-turut
menunujukkan nilai > 150 kg/cm2.
b. Jika alat sondir terangkat keatas sedangkan bacaan
manometer belum menunjukkan angka yang maksimum
maka alat sondir diberi pemberat.

Sumber Gambar : Youtube

35
Pembacaan data sondir dilakukan dengan interval pengujian
setiap 20 cm berdasarkan SNI 2827-2008. Pekerjaan sondir ini
dihentikkan bila salah satu dari hal berikut tercapai,
pembaacan nilai konus telah mendapatkan nilai qc ≥ 200
kg/cm2; atau telah terangakatnya jangkar sesuai dengan
keterbatasan kemampuan maksimum alat sondir yang
digunakan.

Sumber gambar : Buku Mekanika Tanah ( L. D. Wesley)

Sumber gambar : PDF Pa Ikhya

36
Alat sondir ini banyak digunakan di Indonesia karena ada beberapa
keuntungan saat menggunakan alat ini, sebagai berikut:

- Mendapatkan angka yang relatif menerus.


- Memberikan gambaran tanah secara cepat karena prosesnya
cepat (sehari 2-4 titik).
- Sederhana, mudah, murah, dan cepat.
- Dengan rumus empiris hasilnya dapat digunakan untuk
menghitung daya dukung tiang.
- Cukup baik untuk digunakan pada lapisan yang berbutir halus.

Tapi ternyata adapun kekurangan daripada Alat sondir ini:

- Tanah berbatu/berkerikil hasilnya tidak akurat.


- Tidak dapat mengetahui jenis tanah secara langsung, jenis
tanah diketahui dengan cara korelasi atau pendekatan/perkiraan
dari nilai parameter.
- Tidak mendapatkan sampel.
- Kedalaman terbatas.
- Akan mentok jika menemui hal yang menghalangi (lapisan
lensa (lapisan tanah keras diantara 2 tanah lunak), batu, bolder,

37
dan tanah keras). Ada prosedur, jika mentok bertemu batu
geser 1-5 meter dengan harapan menghindar dari batu tersebut.
- Tidak mendapati muka air tanah secara langsung.
- Jika terdapat batuan lepas bisa memberikan indikasi lapisan
keras yang salah.
- Jika alat tidak lurus dan konus tidak bekerja dengan baik maka
hasil yang diperoleh bisa meragukan.

Sumber gambar : Buku Mekanika Tanah ( L. D. Wesley)

Korelasi antara data sondir dengan jenis tanah:

38
Sumber gambar : PDF Pa Ikhya

Contoh hasil sondir:

Sumber gambar : PDF Pa Ikhya

 CONTOH DATA LAPORAN


KELOMPOK MEKANIKA TANAH 1

39
VII. VANE SHEAR TEST (VST).

Percobaan yang disebut vane test adalah suatu cara untuk


mengukur kekuatan geser setempat dengan kondisi Undrained hanya
bisa dilakukkan pada tanah berbutir halus, yaitu lempung sangat
lunak - lunak. Yang didapatkan kuat geser tanah Undrained yang Cu.
Dilakukan dengan cara ditusuk lalu di putar seperti baling-baling, maka
bisa dilakukan tanpa harus melakukan pengeboran namun dengan
kedalaman yang terbatas.
 Bagaimana kalau di permukaannya tanah nya keras?
umpamanya sekitar 1 m.
Maka tidak bisa langsung ditusuk harus dilakukan
pengeboran terlebih dahulu, dan penusukan dilakukan
pada dasar lubang bor.

Peralatan yang dibutuhkan dalam pengujian ini adalah sebagai


berikut:
1. Vane 2” untuk pipa pelindung 21 } over {2¿.
2. Vane 21 } over {2¿ untuk pipa pelindung 3”.

3. Vane 3 5 } over {8¿ untuk pipa pelindung 4”.

4. Stang bor ukuran A2.


5. Thurst bearing guide digunakan untuk causelancer stang A.
6. Leher dengan ulir untuk stang A.
7. Adapter untuk stang A dan torque wrench (alat penarik yang
berbentuk cincin yang dapat berputar).
8. Torque wrench kapasitas 0 – 200 inci pound.
9. Torque wrench kapasitas 0 – 600 inci pound.
10. Coupling far.

Prosedur pelaksanaan:

40
1. Setelah pemboran sampai pada kedalaman yang diinginkan,
pipa pelindung diturunkan sampai permukaan dsar bor
sepanjang kedalaman yang dibutuhkan.
2. Setelah itu dasar lubang bor dibersihkan dengan menggunakan
mata bor Iwan. Kipas dipasang pada stang bor A2 dan
dimasukkan kedalam lubang bor sampai mencapai
permmukaan yang akan diuji. Sambungan antara kipas dan
stang bor diusahakan agar berada diatas permukaan tanah. Hal
ini dapat diketahui dengan melihat ball bearing guides
(penunjuk peendukung bola) yang tidak masuk kedalam pipa
pelindung.
3. Sesudah kipas masuk kedalam lubang bor dan mencapai
kedalaman yang dikehandaki maka torque wrench disambung
dengan stang.
4. Stang torque wrench diputar kekiri dan kekanan sehingga
mencapai angka yang maksimum dan kemudian turun lagi dan
mencapai angka yang konstan.
5. Setelah itu kipas dicabut dan diangkat ke atas.

Sumber Gambar : Youtube

Perhitungan :

M
Su/Cu =
k .a

Su/Cu = Harga kuat geser tanah kondidi Undrained

41
Tidak mendapatkan nilai ϕ hanya dapat nilai C yaitu
kohesi dari kuat geser tanah kondisi total buka
efektif.

M = Nilai pembacaan maksimum

k = luas selimut kipas (inci2)

a = diameter kipas (inci).

Sumber gambar : Buku Mekanika Tanah ( L. D. Wesley)

Dengan alat pengukur ini kita dapat menentukan momen torsi yang
bekerja pada saat terjadi keruntuhan (failure). Dari momen torsi ini kita
dapat menetukan kekuataan geser tanah yang diperiksa, yaitu kekuatan
geser “undrained”.

Momen torsi dapat ditentukan dengan menghittung momen


perlawanan dari kekuatan geser ranah, yaitu:

Su π D 2 L [1+ D ]
T=
2 3L

Dimana:

T = momen torsi

Su = kekuatan geser “undrained”

42
D, L, r adalah seperti yang dilihatkan dibawah ini:

Alat vane shear test ini sangat baik untuk menentukan kekuatan
geser pada lapisan lempung yang lunak, karena pengambilan contoh asli
dari tanah semacam ini sering sangat sulit. Berikut beberapa
keuntungan menggunakan alat ini:

 VST dapat menentukan properties tanah lunak sensitif


yang sulit dilakukan dilaboratorium tanpa perlakuan
yang halus.
 Mendapatkan parameter secara langsung tanpa uji di
laboratorium.
 Salah satu metode in-situ yang ekonomis dan cukup cepat
dalam prosedur pengujian lapangan.
 Dapat mengukur kuat geser tanah dalam kapasitas yang
besar hingga 200 kPa.
 Salah satu alat yang sering digunakan dalam menganalisis
kuat geser tak berdrainase.

Namun dari banyaknya keuntungan, ada beberapa kekurangan


yang dimiliki alat ini, diantaranya:

 Tidak mendapatkan sampel


 VST dapat terjadi kesalahan (error) yang diakibatkan oleh
gaya gesek pada batang VST, kalibrasi torsi yang tidak
sesuai, derajat putaran yang tidak memenuhi standar.
 Sangat tergantung pada operator dalam memutar VST
sehingga keakuratan hasil sangat dipengaruhi pada operator
yang melakukan.

VIII. PRESSUREMETER TEST ( PMT)

43
Uji pressuremeter (PMT) adalah uji lapangan yang terdiri atas
probe silinder panjang yang dikembangkan secara radial didalam tanah
sekelilingnya, dengan menggunakan sejumlah cairan bertekanan pada
waktu pemompaan probe. Tidak bisa dilakukan di permukaan tanah,
harus dilakukan penggalian/pengeboran terlebih dahulu. Untuk tanah
Data dapat diinterpretasi sebagai kurva hubungan tegangan-regangan-
kekuatan secara lengkap. Alat pressuremeter diperkenalkan oleh seorang ahli
Perancis Louis Menard pada tahun 1955. Pengujian dapat dilakukan dalam
zona massa tanah yang lebih luas daripada uji lapangan lainnya. Alat
pressuremeter memiliki 3 elemen utama, yaitu:

a. Probe, terdiri dari 3 sel (lubang), yaitu 1 measuring cell (pengukur)


dan 2 guard cell (penjaga).
b. Control panel (monitoring unit)
Monitoring unit mengontrol keseluruhan sistem pengukuran. Alat ini
terdiri dari semua meteran untuk measuring cell dan guard cell,
reservoir, stopwach, volumeter, tombol kontrol (regulator), dan tombol
lainnya. Silinder gas CO2 dan N2 diperlukan untuk menjalankan
pengukuran.
Volumeter untuk mengukur pergantian volume dan pengukur tekanan
untuk mengukur tekanan air di measuring cell dan tekanan gas di
guard cell. Perbedaan tekanan akan dipertahankan antara measuring
cell dan guard cell untuk menjaga measuring cell. Pada lapisan kerikil,
koral maupun batu besar, pengukuran tiidak dapat dilakukan karena
measuring cell dan guard cell akan mengalami kebocoran.
c. Co-axial tube
Co-axial tube memiliki sebuah connector dengan 2 inlet, yaitu untuk
air dan untuk gas. Connector ini terhubung ke control panel. Pipa itu
memiliki sebuah tabung di dalam yang membawa air, dan sebuah
tabung di luar yang membawa gas.

44
Sumber gambar : PDF Pa Ikhya
Prinsip dasar dari pengukuran
ini adalah untuk menghasilkan
tekanan radial terhadap sisi lubang dengan menggunakan tekanan di
measuring cell pada probe dan pembacaan volume terekam di volumeter.

Membran (selaput) dikembangkan berlawanan dengan tanah, air


dan gas minyak dibawah tekanan. Maksud dari pengujian ini adalah untuk
mendapatkan hubungan antara tekanan yang digunakan dengan deformasi
tanah. Deformasi tanah dapat diperoleh dari pencatatan volume fluida
yang dimasukkan ke tengan pressuremeter.

Tekanan dan perpindahan volume akan dipertahankan selama


pengukuran. Data-data itu akan digunakan untuk menghasilkan kurva
tekanan terhadap pergantian volume. Parameter yang dihasilkan dari
pengukuran ini adalah limit pressure dan modulus elastisitas dari tanah.

Pressuremeter digunakan untuk menguji lempung keras, pasir


padat dan batuan lapuk yang tidak dapat diuji dengan peralatan dorong. Ini
memungkinkan para insinyur merancang fondasi yang akan stabil dalam
kondisi ini. Ada tiga jenis pressuremeter. Pressure lubang bor adalah yang
paling umum dan memiliki probe yang diimasukkan ke dalam lubang yang
telah dibentuk sebelumnya (lubang bor). Jenis pressuremeter kedua
disebut pressuremeter self-boring. Pressuremeter self-boring memiliki

45
probe yang self-boring ke tanah untuk mencegah gangguan.
Presseuremeter ketiga disebut cone pressuremeter. Pressuremeter kerucut

memiliki probe berbentuk kerucut yang dimasukan ke dasar lubang bor,


kemudian memindahkan tanah ke dalam kerucut probe yang menyebabkan
lebih sedikit gangguan pada tanah untuk mendapatkan pembacaan yang
lebih akurat. Jenis tanah yang berbeda terkadang memerlukan jenis uji
pressuremeter yang berbeda.

Kelebihan :

1. Bisa untuk semua jenis tanah


2. Dapat dipubikasikan pada berbagai tipe tanah dan batuan lunak.
3. Dapat di interperetsi sebagai kurva hubungan tegangan –regangan-
kekutan secara lengkap.
4. Keakuratan Sumber Gambar : Youtube pengujian dapat di
kontrol dari bentuk kurva.
5. Dari segi teknis percobaan ini dapat mengukur kekuatan dan deformasi
karasteristik.

Kekurangan :

1. Harus dilakukan didalam lubang bor

46
2. Pengujian lebih sulit dan lebih mahal
3. Pengeboran membutuhkan ketelitian dan kehati hatian yang tinggi
4. Tidak cocok digunakan pada kerikil
5. Kelangkaan alat sehingga alat ini jarang digunakan.
6. Hasil pengujian sangat berpengaruh terhadap gangguan tanah yang
akan dikukur.
7. Untuk keperlusn pengecekan parameter tanah yang di dapat dari PMT
sebaiknya tetap di ikuti test laboratorium,uji sondir dan SPT.
Hasil dari uji pressuremeter test

Contoh hasil pembacaan dari uji pressuremeter test sebagai berikut :

IX. DILATOMETER TEST

Flat plate dilatometer atau marchetti dilatometer dan selanjutnya


disingkat DMT, adalah salah satu alat uji penetrasi in-situ yang masih baru
digunakan dalam bidang penyelidikan geotenik dewasa ini. Uji dilato-
meter (DMT) (marchetti 1980, Schmertmann 1988) merupakan uji
penetrasi in-situ yang sederhana untuk mengukur modulus tanah.
Uji dilatometer datar (DMT = Dilatometer Test) adalah suatu
metode uji yang menggunakan alat baca tekanan melalui pelat daun
runcing yang didorong masuk kedalam tanah, untuk membantu
memperkirakan statigrafi tanah dan tegangan lateral dalam keadaan
diam (at rest lateral stresses), modulu elastisitas dan kuat, lanau, dan
lempung. Bisa langsung dilakukan di atas permukaan tanah. Tidak

47
bisa dilakukan di tanah keras atau kerikil karena bisa menyobek
membran.
DMT telah secara luas digunakan dan di kalibrasi terhadap
endapan tanah yang diuji diseluruh dunia. Telah banyak penelitian
dilakukan dengan uji DMT oleh para ahli. Peralatan uji ini terdiri atas
mata pisau nirbaja yang meruncing dengan baji bersudut 180o , yang
didorong masuk secara vertikal ke dalam tanah pada interval kedalaman
200 mm (atau interval alternatif 300 mm) dengan kecepatan 20 mm/det.
Mata pisau (panjang 240 mm, lebar 95 mm dan tebal 15 mm)
dihubungkan ke alat ukur tekanan di permukaan tanah melalui pipa kawat
khusus melewati batang bor (drill rod) atau batang konus (cone rod). Suatu
membran baja fleksibel berdiameter 60 mm yang dipasang pada salah satu
sisi dari mata pisau yang di pompa secara pneumatik, digunakan untuk
menghassilkan dua jenis tekanan.

Sumber gambar : PDF Pa Ikhya

Pengujian dilakukan dengan proses:


a. Perakitan alat-alat DMT (panel pembaca hasil + gas tekanan
batang konus + kabel pneumatic-electric + batang konus +
membran baja pleksibel DMT).
b. Penekanan batang konus yang telah terpasang baja fleksibel
DMT dan terhubung dengan panel pembaca hasil

48
menggunakan kabel pneumatic-electric hingga kedalam
pengujian yang diinginkan.
c. Pembacaan hasil uji DMT pada panel pembaca hasil.
Keuntungan uji DMT adalah:
a. Sederhana, kuat, cepat dan lebih mahal dibanding PMT
b. Dapat langsung dilakukan di permukaan tanah
c. Dapat diulang dengan cepat oleh operator yang berbeda-
beda.
d. Menjaga keaslian tanah (pengaruh disturbansi yang kecil).
e. Menghemat waktu dan biaya, karena tidak diperlukan lagi
pemboran, pengambilan contoh tanah dan pengujian
laboratorium, untuk mendapatkan parameter geoteknik
yang diperlukan

Kerugian uji DMT adalah:

a. Sulit untuk dilakukan material padat dan keras (hanya


cocok pada tipe tanah lunak).
b. Membutuhkan kalibrasi untuk geologi setempat.

Sumber Gambar : Youtube

49
X. DYNAMIC CONE PENETROMETER (DCP)

Kegunaan dari alat ini adalah untuk mengevaluasi subgrade jalan dalam
perencanaan konstruksi jalan. DCP dilakukan untuk mengetahui nilai CBR
tanah berdasarkan ASTM D6951. Yang dicatat dalam pengujian DCP
adalah jumlah pukulan hammer perpenetrasi. Tidak dilakukan didalam
lubang bor. Penetrasi konus dinamis (dynamic cone penetrometer) adalah
suatu alat yang digunakan untuk menguji dengan cepat kekuatan lapisan jalan
tanpa pengikat (tanah dasar, pondasi bahan berbutir). Pengujian dilakukan
menerus sampai kedalaman 100 cm. Dari pengujian ini dapat dikorelasikan
dengan nilai CBR lapangan.
 Kalau nilai CBR nya tinggi, jumlah pukulannya lebih banyak atau
lebih sedikit?
Jumlah pukulan nya makin sedikit maka nilai CBR nya makin
besar.

 Nilai CBR akan berpengaruh terhadap cuaca, akan lebih tinggi


nilai CBR nya jika sedang terjadi musim kemarau di daerah

50
tersebut, karena lebih kering, dan jika sedang terjadi musim
hujan maka nilai CBR nya akan lebih kecil.

Peralatan yang digunakan:


1) Hammer/penumbuk beban (9.07kg).
2) Konus dan stang/stick untuk penetrasi kedalam tanah.
3) Mistar ukur yang dilekatkan pada stang/stick

Diukur: mm/jumlah pukulan  dikorelasikan dengan nilai CBR (%)

Korelasi hasil pengujian DCP dengan nilai CBR:

51
 Kekurangan dari alat DCP :
1. Kedalaman terbatas, hanya sekitar 1 meter
2. Tidak mendapatkan sampel
3. Parameter yang didapat terbatas
4. Tidak dapat digunakan pada batuan keras, aspal, maupun beton
5. DCP dapat rusak bila dilakukan pada lapisan tanah keras
secara berulang – ulang atau pembuangan lapisann yang tidak
sempurna
6. Tidak dapat mengukur kelembaban maupun kepadatan (hanya
untuk mengukur kekakuan).

 Kelebihan dari alat DCP :


1. Menentukan kekakuan dalam mm/pukulan
2. Perubahan lapisan tanah dapat diketahui melalui perubahan
kemiringan
3. Meminimalisir gangguan permukaan tanah
4. Informasi kekuatan dan desain dapat dikorelasikan dengan uji
lain (CBR)
5. Biaya murah dan waktu yang dibutuhkan sedikit (cepat)

Sumber Gambar : Youtube

52
 CONTOH DATA LAPORAN KELOMPOK MEKANIKA
TANAH 1

XI. ALAT INSTRUMENTASI GEOTEKNIK

53
Sesungguhnya bukan bagian dari penyelidikan geoteknik karena alat
instrumentasi itu bukan untuk mencari parameter tanah dilapangan.
Kenapa dipelajari? Karena tidak lepas kaitannya dengan penyelidikan
geoteknik.

a. PIEZOMETER
Piezometer merupakan sebuah alat yang berfungsi
mengukur tekanan air pori tanah yang berlebih dan
permukaan air tanah, tekanan air pori adalah suatu peristiwa
didalam tanah lunak yang jenuh air dimana meningkatnya
tekanan air pori karena beban. selain itu Piezometer juga dapat
digunakan sebagai berikut :
- Memprediksi stabilitas lereng
- Merancang untuk teganan lateral
- Mengevaluasi keefektifan drainase

Jika kita ingin mendirikan suatu bangunan di atas permukaan


tanah, maka kita harus mengetahui kandungan pori dan tekanan air di
dalam tanah agar struktur tanah tidak terlalu lunak dan bisa dijadikan
landasan pondasi bangunan. Disinilah dibutuhkan alat khusus untuk
mendeteksi tekanan air tanah yang bernama Piezometer. Instrument ini
sering digunakan kontraktor untuk mengukur dan menganalisa air
tanah pada titik tertentu.

Pengertian Piezometer secara definisi yaitu alat untuk


memverifikasi fluktuasi muka air tanah dan mengukur tekanan air pori
tanah pada setiap tahap penggalian dan pembebanan. Bahan dasar yang
digunakan piezometer yaitu bahan baja dan konektor untuk menunjukkan
tekanan air Ketika Kabel terhubung ke alat baca. Nantinya alat baca
tersebut menampilkan bacaan di salah satu digit, frekuensi (Hz), periode
(mikrodetik), atau microstrain (με). Juga menampilkan suhu transduser
(tertanam thermistor) dengan resolusi 0,1 ° C.

Bahan dasar yang digunakan pada piezometer terbuat dari bahan


baja dan konektor yang berfungsi sebagai penunjuk pada tekanan air

54
ketika kabel terhubung ke alat pembaca. Dan nantinya alat pembaca
tersebut akan menampilkan bacaan pada salah satu bagian digit, frekuensi
(Hz), periode (Mikrodetik) atau microstrain (με). Alat ini juga
menampilkan suhu transduser (tertanam pada thermistor) dengan resolusi
0,1 ° C.

Pengukuran dengan menggunakan pada piezometer biasanya


digunakan pada bendungan dan juga tanggul, alat ini juga termasuk ke
dalam salah satu instrumen standar keselamatan pada bendungan.

Alat ini memiliki stabilitas pada jangka waktu yang bisa dibilang
cukup sangat lama, alat ini memiliki thermal zero shift yang rendah. Kabel
pada alat ini yang bisa mencapai beberapa kilometer, tidak akan menjadi
permasalahan pada output frekuensi dan juga tidak akan mempengaruhi
pada perubahan resistensi yang akan disebabkan oleh perubahan panjang,
splicing dan lain sebagainya. Syarat Dan Ketentuan Prosedur Pada
Pemasangan Piezometer:

Persyaratan pada pemasangan alat ini memang bisa dibilang terlalu


banyak, namun hal itu sangat penting, jika tidak proses pada pemasangan
tidak akan lancar terlaksanakan.

- Piezometer pneumatik harus dikalibrasikan dalam kurun waktu dua


tahun sekaligus dengan melihat kondisi dari alat.
- Dalam hal seperti ini pasti lebih dibutuhkan seorang yang menjadi
penanggung jawab, seorang penanggung jawab ini harus memiliki
pengalaman kerja yang sudah mumpuni.
Ketentuan :

Alat:
- Untuk alat terutama alat bor harus sesuai dengan kedalaman dan
juga kondisi dari lapangan
- Pasir penyaring harus dengan ukuran no.20 dan tertahan pada
saringan no.40

55
- Pipa lindung yang digunakan memiliki diameter 100 milimeter
yang digunakan pada tanah yang mudah roboh
- Untuk diameter tiap-tiap pneumatik dengan ukuran 26 milimeter
dengan panjang 70 milimeter

Lubang Bor:

- Lebar lubang bor yang akan ditempati pneumatik sebesar 100 mm


tergantung dengan seberapa besarnya tip pneumatik.
- Lubang bor yang akan ditaruh piezometer pnematik harus dalam
keadaan lurus dengan bagian dasar lubang lebih dalam dari 30 mm.

Sumber gambar : PDF Pa Ikhya

Prinsip Cara Kerja Piezometer

a. Melakukan pengeboran tanah sampai kedalaman yang sudah


ditetapkan. Setelah itu, kedalaman lubang diverifikasi dan
dibersihkan, dilanjutkan dengan pemasangan pipa sampai
kedalaman tertentu. Kemudian, masukan pasir di sekitar sisi lubang
bor yang sudah dimasukan pipa. Pada titik ini, bor casing atau
berongga bagian batang auger diangkat.
b. Lalu dilanjutkan dengan tahap pengisian lubang pipa memakai
bahan pasir urug secara perlahan. Pengisian harus stabil dan untuk
mencegah migrasi yang tidak diinginkan (intrusi) dari tanah ke
zona instalasi zona piezometer. Bahan mengisi ini memiliki sekitar

56
1 meter dengan ketebalan (masing-masing tebal 50 cm untuk area
di bawah dan di atas piezometer). Di atas timbunan pasir, lubang

diisi dengan bahan grouting (semen-bentonit) hingga elevasi


permukaan tanah.

Bagian yang Terdapat di Piezometer:

a. Standpipe Piezometer

Piezometer jenis ini memiliki karakteristik tegak lurus,


yang terdiri dari ujung filter bergabung ke pipa riset yang
meluas ke permukaan. Air akan mengalir melalui ujung filter
kedalam pipa Sumber Gambar : Youtube riser dan dengan
alat indicator akan
mendapatkan nilai atau bacaan.

b. Vibrating Wire Piezometer


Piezometer ini cocok digunakan untuk dipasangkan
kedalam tanah, bisa gunakan dalam berbagai macam aplikasi.
Dengan bantuan data logger nilai dari pengujan piezometer
akan muncul di layar laptop.
c. Pneumatic Piezometer
Piezometer Pneumatic ini dapat dioperasikan dengan
tekanan gas, bisa dipasangkan pada pipa dan ditanam kedalam
tanah. Pembacaan dapat dilakukan dengan menggunakan
Pneumatic Indicator.
d. Titanium Piezometer

57
Piezometer ini mempunyai kekuatan 4-20 mA yang
langsung dapat terhubung dengan data logger industri,
penggunaan piezometer ini umumnya digunakan dalam
penarikan.

Jenis Piezometer

 Model 4500S/SV/SH/AL/ALV Standard Piezometers

Sumber gambar : Google

Untuk piezometer
dengan model ini sudah dirancang untuk melakukan
pengukuran tekanan fluida seperti pengukuran pada ketinggian
air pada tanah dan tekanan pori ketika langsung ditanamkan
pada tanggul. Alat ini juga cocok untuk pemasangan pada
lubang bor, sumur pengamat standar pipa riser piezometer.

Alat ini juga dibuat untuk rentang tekanan rendah, versi


vented akan memberikan kompensasi otomatis untuk perubahan
barometrik. Termistor akan disertakan untuk pengukuran pada
suhu.

 Model 4500B/BV/C Small Diameter Piezometers

58
Sumber gambar : Google

Piezometer ini di desain agar


memungkinkan untuk otomatisasi standpipes piezometer yang
memiliki diameter yang kecil. Alat ini cocok untuk pipa yang
memiliki diameter 19mm dan 12mm.

 Model 4500DP Drive Point Piezometers

Sumber gambar : Google

Piezometer dengan jenis ini


memiliki tranduser yang terletak di dalam housing dengan ulir
batang bor EW dan nose cone yang dapat diliepas. Ketika berulir
menuju batang bor EW, unit dapat didorong langsung menuju ke
tanah lunak dengan menggunakan sinyal yang terletak di dalam
batang bor.

Untuk model ini sangat cocok digunakan pada tanah liat


lunak dan tempat pembuangan sampah. Piezometer ini dapat
dipulihkan pada akhir waktu pengerjaan. Model yang lain juga
tersedia yang serupa dengan alat ini namun dengan menggunakan
benang metrik standar yang memungkinkan untuk melakukan
pemasangan menggunakan cone penetrometer dengan
menggunakan adaptor.

 Model 4500HD Heavy Duty Piezometer

59
Sumber gambar : Google
Alat ini sudah di desain
untuk penguburan tanah pada tanggul
dan juga bendungan. Alat ini digunakan bersamaan dengan kabel
lapis baja untuk menahan pergerakan tanah selama berjalannya
konstruksi.

 Model 4500H/HH Pressure Transducers

Sumber gambar : Google

Disuplai dengan 18-18


female NPT dan 7⁄16-20 60 tekanan medium female untuk
memungkinkan tranduser dapat disambungkan langsung menuju
saluran tekanan hidrolik atau pneumatic.

 Model 4500HT High Temperature Piezometer

Sumber gambar : Google

60
Piezometer ini sudah dirancang untuk pengaplikasian
pada suhu yang mencapai hingga 230 derjat C. Hal ini
dikarenakan alat ini sudah dilengkapi dengan kabel berisolasi
dengan mineral dan kabel teflon di dalam tabung stainless steel.

 Model 4500Ti Titanium Piezometer

Sumber gambar : Google


Di desain khusus untuk di
lingkungan yang sangat korosif contoh seperti tempat
permbuangan sampah dan bidang resapan. Alat ini juga
digunakan pada daerah kritis yang membutuhkan ketahanan
dalam jangka panjang seperti di dalam penyimpanan limbah
nuklir dan tailing tambang yang agresif. Semua permukaan nya
terbuat dari titanium.

 Model 4580 Barometer & Pressure Transducers

Sumber gambar : Google

61
Transduser dengan model ini khusus untuk pengukuran
tekanan fluida yang sangat rendah, seperti ketinggian air tanah di
dalam sumur, bendung, flume dll. Perubahan ketinggian air yang
dapat diukur hanya 0,2 mm.

 Model 4500AR Autoresonant Piezometer

Sumber gambar : Google


Piezometer dengan jenis ini
digunakan dengan sistem akuisisi
data yang sudah ada sebelumnya, sehingga tidak mampu
melakukan pembacaan standar pada kawat sensor getar. Alat ini
juga dapat digunakan pada dinamis frekuensi rendah.

Model ini diberdayakan dengan menggunakan pasokan 6-


24 VDC, yang menghasilkan output gelombang 5 V persegi pada
frekuensi sensor. Output ini menawarkan kekebalan noise yang
sangat baik, dan transmisi sinyal yang ditingkatkan melalui kabel
panjang.

b. INKLINOMETER
Untuk memonitor/ mengukur atau mengetahui
pergerakan tanah atau deformasi tanah arah horizontal.
Dipasang dalam bentuk lubang, dengan kedalaman yang kita
kehendaki, inklinometer ini erat kaitannya dengan kestabilan.
Suatu bangunan sipil yang deformasi arah horizontalnya besar
itu suatu saat akan mengakibatkan keruntuhan. Bahkan alat
ini bisa mengetahui bidang gelincir, bisa digunakan juga untuk

62
memonitor timbunan tanah, untuk menjamin bahwa timbunan
tanah di tanah lunak itu stabil.
Untuk menganalisa karakteristik tanah.

Sumber gambar : Google

Cara Kerja Inklinometer :


- Pasang probe tersebut kedalam pipa khusus yang telah di desain
untuk pengujian inklinometer, pipa tersebut memiliki jalur yang
dapat dilalui oleh probe. Probe inclinometer mempunyai kekuatan
terhadap gesekan dan terdapat sensor servo-accelerometer untuk
mengukur kemiringan.
- Pipa dipasang kedalam tanah harus tegak dan lurus dengan ke
dalaman yang telah ditentukan dan dipasang menghadap ke arah
tempat pembacaan
- Pasangakan probe lalu hubungkan kabel probe dengan alat untuk
pembaca pergerakan tanah yang terjadi, kemudian lakukan
grouting untuk metupi rongga-rongga pada pipa. Grouting dapat di
kerjakan menggunakan pipa tremie atau katup grouting.
- Mixer, pompa nat, pipa atau selang adalah alat alat yang di
butuhkan untuk mengalirkan bahan grouting itu sendiri . Jika ada
ruang untuk pipa tremie di anulus antara pipa dan dinding lubang
bor, proses grouting bisa di lakukan dengan cara memasukkan
selang ke dalam lubang antara dinding tanah dan pipa.

63
Sumber gambar : Google
Probe akan membaca pergerakan
tanah dengan bantuan software yang
ada dilaptop, sehingga pergerakan dapat terbaca dan bisa langsung
dilakukan analisa.

Sumber gambar : Google

Pengujian akan dilakukan dalam


beberapa hari untuk mendapatkan hasil yang maksimal pada pergerakan
tanah, setelah itu lakukan analisa dan perhitungan untuk mengetahui
karakteristik dari sifat tanah untuk pembuatan pondasi apakah mendukung
atau tidak. Komponen – Komponen Inklinometer

 Melintasi Probe Inclinometer

64
Probe inclinometer traversing terdiri beberapa
accelerometer pengindraan gravitasi dalam kereta stainless seel. Ini
berisi dua set roda bertekanan pegas memandu probe secara akurat
pada kedalaman didalam casing. Jarak antara roda umumnya 0.5
m. Pengukuran dilakukan dalam sumbu A yaitu ke arah roda
sumbu B yaitu tegak lurus terhadap sumbu A.Probe untuk casing
horizontal dibuat berbeda. Sensor dipasang untuk mengukur
perpindahan vertikal sambil menjaga roda pelacak bagian bawah
tetap.

 Casing Inclinometer

Casing inclinometer digunakan untuk memandu probe


dalam casing dengan empat alur roda longitudinal, spasi 90 derajat
terpisah. Hanya satu set alur yang digunakan berlawanan dengan
arah perpindahan yang digunakan. Casing inclinometer umumnya
dipasang ditanah, didalam lubang yang bor dan ruang annular
digerus. Namun ada intalasi lai dimana casing tertanam dalam
struktur beton. Sambung casing menyegel tanah, nat dan bahan
lainnya sambil menjaga alur tetap bersih.

 Gulungan Kebel Inclinometer

Gulungan kabel inclinometer terpasang di probe pengukur


kemiringan dan perangkat pembacaan. Digunakan untuk
mengirimkan sinyal listrik selama pengukuran dan berfungsi
sebagai kontrol kedalaman yang tepat dan berulang untuk probe.
Kebel memiliki desain yang berbeda dan dibangun untuk
memberikan stabilitas longitudinal jangka panjang. Berfungsi
sebagai pita pengukur, dibuat agar tahan lama, tahan air, tidak
melar, tidak menyusut dengan resistensi torsi tinggi.

 Android Mobile Readout Unit

65
Digital / android inclinometer menggunakan ponsel yang
diaktifkan Android sebagai unit pembacaan untuk merekam data
pada setiap interval kedalaman. Ini mampu menyimpan beberapa
set data dan dapat melakukan pemeriksaan lapangan untuk
memverifikasi validitas pengukuran.

 In-Place Inclinometer

Sumber gambar : Google

Inclinometer In-Place terdiri dari


komponen berikut :

- Perakitan roda bawah


- Di tempat sensor Inclinometer
- Space tubing (panjang : perlu ditentukan sesuai kebutuhan)
- Penempatan tabung (bagian paling atas)
- Kit suspensi
- Penutup pelindung
- Kotak persimpangan
- Data Logger : ESDL-30

66
In-Place Inklinometer selanjutnya dibagi menjadi dua jenis –
Uniaksial dan Biaksial. Indikator kemiringan dua arah di tempat terdiri
dari beberapa sensor MEMS yang terpasang pada suhu 90 °.

Komponen Sistem Inklinometer:

Kabel Kontrol Gulungan Kabel

Gulungan Kabel Listrik Katrol Kabel


Inklinometer

Probe Dummy Inklinometer

Sumber gambar : Google

Jenis Inklinometer

 Manual Inklinometer

67
Sistem inclinometer manual terdiri dari komponen berikut :

- Probe inclinometer
- Gulungan kabel inclinometer (ditandai setiap 0.5 m / 1 m)
- Unit pembacaan seluler
- Aksesoris : Baterai kabel reel, pengisi daya baterai, baterai
seluler, pengisi daya seluler
 Digital Inklinometer

Sistem inklinometer digital merupakan inclinometer yang


paling umum digunakan. Untuk probe inclinometer manual, kedua
sensor MEMS dipasang 90 derajat satu sama lain (biaksial). Probe
berkisar ke kurang lebih 30 derajat dari vertikal. Data diambil
menggunakan aplikasi traversing.

Probe Inclinometer menggunakan accelerometer untuk


mengukur sudut kemiringan dari haris vertical bidang horizontal
yang sebenarnya sehubungan dengan permukaan bumi.
Accelerometer itu sendiri mengukur perubahan akselerasi karena
gravitasi yang dirasakan saat berputar pada sumbu horizontal.

Accelerometer mengalami akselerasi maksimum ketika


sumbu sensitifnya benar-benar vertical dan akselerasi minimum
ketika sumbu sensitifnya benar-benar horizontal.

Dalam probe inclinometer vertical, accelerometer internal


dipasang sedemikian rupa sehingga ketika probe inclinometer
benar-benar verika, sumbu sensitive accelerometer disejajarkan
secara verikal.

Dalam prove inclinometer horizontal, sumbu sensitif


akselerometer disejajarkan secara vertical ketika probe disejajarkan
sepanjang bidang horizontal yang sebenarnya. Ketika
accelerometer berputar pada sumbu horizontal sepanjgan bidang

68
vertical, outpunya berupa secara proposional ke sinus sudut yang
dihasilkan oleh sumbu sensitifnya dari vertikal sejati.

Jari pada dasarnya alat ini sebanding dengan sinus sudut


kemiringan dari pada sudut kemiringan probe inclinometer itu
sendiri. Namun, variasi hokum sinus dari keluaran probe
inclinometer ini lebih berfungsi bagi kami karena perhitungan
selanjutnya untuk menentukan progfil pentanahan menggunakan
sinus sudut kemiringan daripada sudut kemiringan itu sendiri.

Probe Inclinometer vertikal uniaksial mampu mengukur


kemiringan sepanjang bidang vetikal yang melewati sumbu probe.
Probe Inclinometer biaksial dapat mengukur kemiringan secara
independen di sepanjang dua bidang vertikal yang orthogonal satu
sama lain, dengan gari persimpangan mereka bertepatan dengan
sumbu probe Inclinometer.

69
Probe Inclinometer horizontal biasanya dipakai untuk
mengukur kemiringan sepanjang bidan vertikal yang melewati
sumbu inclinometer. Accelerometer kedua sering disediakan untuk
kemiringan sepanjang bidang tegak lurus terhadap poros probe
Inclinometer horizontal sehingga setiap rotasi probe horizontal
selama lintasan dapat dideteksi dan koreksi untuk

Sumber Gambar : Youtube

c. SETTLEMENT PLATE
Settlement Plate merupakan alat instrumentasi yang
biasa digunakan untuk memonitor/mengukur pergeseran
tanah/deformasi arah vertikal, bisa juga untuk pembuatan
timbunan lereng, galian dan mengukur penurunan tanah.
Selain itu, alat ini juga bisa digunakan untuk memantau penurunan
pondasi pada jembatan, menara, gedung bertingkat dan tower.

Tujuan pengamatan menggunakan settlement plate yaitu


untuk memantau deformasi tanah atau penurunan tanah ketika
sedang dilakukan pengerjaan. Pengamatan ini bertujuan agar tanah
yang mengalami penurunan tidak terlampau jauh dari standar yang
sudah ditentukan.

70
Sumber gambar : Google

Dipasang dikedalaman
yang ingin kita baca, seperti di permukaan atau di kedalaman
yang dikehendaki, dan dengan durasi waktu yang dibutuhkan.
Pada settlement plate terdapat sensor yang bekerja untuk mengukur
penurunan tanah, sensor transducer di tanam pada bagian ujung
settlement plate dan elevasi tanah, sehingga ketika terjadi
pergerakan tanah pada saat proses pekerjaan penimbunan galian
dan pekerjaan lainnya maka akan terbaca oleh sensor tersebut.

Nantinya, data dari settlement plate ini apakah penurunan


tanah masih berlangsung atau sudah berakhir. Sayangnya, data
yang didapat bisa saja salah jika terjadi kerusakan pada settlement
plate atau kesalahan pada pemasangan settlement plate itu sendiri.

Sumber gambar : Google

71
Sedangkan alat diatas merupakan alat yang ditanam di
dalam tanah dengan kedalaman mengikuti rencana gambar, alat
tersebut berfungsi untuk melihat penurunan tanah yang sudah
dilengkapi dengan sensor agar proses pengamatan menjadi mudah.
Berikut prosedur pengujiannya:

- Membuat galian menggunakan bantuan alat berat atau dengan


cara manual hingga kedalaman tertentu, kemudian letakkan alat
tersebut kedalam tanah. Timbun alat tersebut dengan tanah
yang bekas galian tadi kemudian beri tanda di sekitar pipe cap
agar tidak terkena material ataupun terkena benturan karena
akan mempengaruhi nilai dari pemantauan.
- Sambungkan kabel dari sensor ke dalam datalogger dan
sambungkan pada perangkat laptop untuk membatu
pemantauan pergerakan tanah. Pemantauan dapat dilakukan
setiap hari pada saat proses pengerjaan ataupun ketika tidak ada
proses pengerjaan.

Dengan begitu setiap ada perubahan dan penurunan pada


tanah bisa langsung diketahui sehingga bisa segera dilakukan
penanganan yang tepat. Pastikan Anda menggunakan settlement
plate dengan kualitas terbaik. Adapun poin-poin yang dapat
diperhatikan saat pemasangan settlement plate sebagai berikut:

a. Settlement Plate dipasang pada bidang tanah dasar yang akan


ditimbun Preload.
b. Tiang Settlement Plate dicek vertikalitasnya dengan waterpass.
c. Kaki / Telapak Settlement Plate diurung supaya Settlement
Plate berdiri dengan kokoh & tidak roboh.
d. Tiap Settlement Plate diberi kode & ditempeli Datum.

72
e. Ukur elevasi Datum terhadap Bench Mark local (BM) terdekat,
untuk mendapatkan Initial Reading (nilai elevasi datum
pertama kali). Initial Ready berfungsi untuk mengkut deviasi
elevasi Datum secara “Day to Day”. Deviasi datum inilah yang
memunculkan besaran nilai settlement.

Sumber Gambar : Youtube

XII. GEOFISIKA

Metoda geofisika merupakan percobaan pendahuluan untuk


dapat mengetahui keadaan perlapisan tanah secara akurat, dan
dilakukan di atas permukaan tanah, biasa disebut uji indirect (uji
tidak langsung). Pengujian ini pun tidak mengganggu tanah (non
destructive) karena yang dirambatkan hanya gelombang, tapi
pengujian ini tidak mendapatkan parameter tanah secara langsung,
dengan demikian uji geofisika ini harus didampingi dengan pengujian
geoteknik lainnya. Penggunaan survey geofisika dapat meningkatkan
efisiensi dan efektifitas (lebih murah dan lebih cepat) dalam memetakan
sebaran litologi batuan secara vertikal dan horizontal dibandingkan
penyelidikan menggunakan pengeboran.

73
Biasanya cara ini sangat membantu dalam menentukan titik
pemboran serta peralatan yang sesuai dengan jenis tanah yang ada.
Percobaan geofisika yang umum adalah:
1. Geoseismik.
2. Geolistrik.
3. Georadar

Sumber gambar : PDF Pa Ikhya

 Kekurangan uji
geofisika:
o Tidak mendapatkan parameter tanah
o Tidak bisa berdiri sendiri / harus didampingi
dengan pengujian geoteknik lainnya
 Kelebihan uji geofisika:
o Cukup continue karena bisa memasang patok-patok
tsb dengan cukup rapat
o Tidak menganggu tanah (non destructive)
o Mendapatkan informasi tanah yang cukup dalam
o Dapat mengetahui perlapisan tanah
o Dapat mengetahui Muka Air Tanah
o Relatif mudah, murah, dan cepat

74
a. Geoseismik
 Prinsip Dasar Seismik Refraksi:
Perambatan Gelombang
a. Prinsip Fermat : Penjalaran gelombang dari suatu titik
ke titik lainnya akan melewati lintasan dengan waktu
minimum.
b. Prinsip Huygen : Setiap titik yang dilalui muka gelombang akan
menjadi sumber gelombang baru.
c. Prinsip Snellius : Gelombang akan dipantulkan atau dibiaskan pada
bidang batas antara dua medium
d. Prinsip snellius : Gelombang akan dipantulkan atau dibiaskan pada
bidang
Kegunaan:
Percobaan geoseismik dianggap didasarkan pada beberapa keadaan
antara lain:
- Tanah atau batuan dianggap homogen, isotropis, dan elastis.
- Dengan bertambahnya kedalaman tidak ada tambahan
kecepatan.
- Sifat elastis pada lapisan yang bersambungan akan jelas terlihat
perbedaannya.

Pelaksanaan:

Peralatan yang digunakan:

- Palu
- Geophone
- Pencatat waktu
- Rolmeter
- Detonator
- Blaster unit

Prosedur pelaksanaan:

75
- Palu dipukulkan atau dibuat ledakan pada sesuatu tempat
tertentu.
- Waktu yang diperlukan untuk mencapai geophone dicatat.
- Kemudian jarak stasiun penimbul suara diperjauh dan proses
tadi diulang lagi.

Contoh penampang:

Sumber gambar : PDF Pa Ikhya

Gambaran kegiatan

lapangan dan peralatan:

76
Sumber gambar : PDF Pa Ikhya

Sumber Gambar : Youtube

b. Geolistrik
Kegunaan:
Cara Vertical Electrical Sounding (VES) dapat dipakai dalam
penentuan kedalaman batuan dasar, penyelidikan potensi sumber
bahan, tetapi alat ini tidak bisa membaca ½ meter dari tinggi
pasang patok.

Sumber gambar : Buku Geoteknik dan Mekanika Tanah ( Ir. Shirley LH )

Pelaksanaan:
Cara geolistrik ada beberapa macam antara lain:

77
- Schlumberger
- Wenner
- Three Electrode Schlumberger
- Three Electrode Wenner
- Azimuthaldipole

Yang akan dibicarakan disini adalah cara Wenner, karema cara ini
cukup praktis dengan metode Vertical Electrical Sounding.

Sumber gambar : Buku Geoteknik dan Mekanika Tanah ( Ir. Shirley LH )

Peralatan yang dibutuhkan:

- Earth resistancetester Yokogawa Tpe Y – 3244


- Batere basah 12 volt
- Elektroda baja
- Kabel penunjuk jarak, interval 0,25 m; 0,50 m dengan panjang
200 m
- Kabel listrik field cables dengan panjang 100 m
- Kabel penghubung batere dengan resistimeter
- Kabel penghubung resistimeter dengan gulungan kabel
lapangan
- Kabel penghubung resistimeterdengan elektroda
- Kabel pembuang aliran listrik ke tanah
- Palu

78
- Walky-talky
- Kalkulator
- Alat tulis dan papan alas tulis
- Formulir data
- Kompas geologi
- Multitester

Prosedur pelaksanaan:

- Harus diperhatikan:
 Medan lapangan harus cukup datar dan rata dalam arah
memanjang ±150 meter.
 Lokasi percobaan harus jauh dari bangunan permanen
dari besi dan beton yang bisa mengganggu jalannya
arus listrik.
 Pada tempat-tempat dekat tebing, kabel tidak boleh
direntangkan dengan arah memotong arah panjang
tebing.
 Rentangkan kabel sejajar kontur.
 Alat resistimeter beserta batere dapat diletakkan pada
tempat yang aman, usahakan dapat mencapai jarak
tengan dari rentang kabel.
Alat dapat diletakkan dalam mobil.
Periksa arus listrik dalam batere.
Kabel penghubung diletakkan pada tempat-tempat yang
telah ditentukkan dan jangan sampai terbalik.
Tanah sebuah elektroda didekat alat untuk membuang
arus ketanah.
 Patok titik tengah dengan patok besi.
 Kabel penunjuk jarak direntangkan pada kedua belah
pihak yang berlawanan dengan mengikat titik 0 pada
patok besi titik R,

79
Rentang kabel harus benar-benar lurus dan tegang,
kemudian arah rentang/orientasi terhadap arah utara
diukur dengan kompas geologi.
 Elektroda mulai ditanam separuh dengan jarak-jarak
tertentu dihitung dari titik tengah patok besi.
 Setelah elektroda ditanam hubungkan dengan kabel
lapangan (field cable) hubungan harus benar-benar
kuat.
 Semua petugas di daerah elektroda kemudian menjauh
± 1 meter sebab arus listrik segera akan dijalankan.
Dalam keadaan normal arus listrik 150 volt. Dalam
keadaan agak susah ditembus arus listrik 300 volt,
sedang dalam keadaan betul-betul susah 600 volt.
Petugas amat berbahaya jiika memegang/menyinggung
elektroda.
 Kenop arus listrik ditekan jarum akan bergerak.
Pembacaan benar jika jarum bergerak ke kanan.
Piringan skala mula-mula harus 0, kemudian setelah ada
gerakan jarum diputar sedemikian rupa sampai
mencapai posisi tengah. Setelah jarum kembali tepat
pada posisi tengah, arus dihentikkan dan kenop dilepas,
baca angka R pada piringan skala.
 Tulis nilai R.
 Jarak kemudian dirubah dan percobaan diulang
kembali.
- Perhitungan/interpretasi:
Interpretasi dilakukan dalam 3 tahap:
 Curba Matching, yaitu menganalisa kurva lapangan
yang digambar diatas kalkir dengan cara mencocokkan
kurva dengan “Auxillary Curve”. Kemudian diadakan
perhitungan kembali dengan memakai diagram double
log cycle.

80
 Interpretasi nilai (tahanan jenis) Barnes. Dari tahanan
jenis semu diadakan perhitungan dengan
memasukkannya ke dalam rumus Barnes diperoleh nilai
tahanan jenis sesungguhnya.
Nilai Barnes dihitung sesuai dengan pengukuran di
lapangan misalnya interval kedalaman 0,50 – 1,00 m.
Kombinasi “Curve Matching” dengan “Barnes” akan
menghasilkan ketelitian yang baik setelah ada
penglompokan unit dari kurva matching.
 Hasil pengukuran titik R digambar pada setiap profil
yang dikehendaki. Pengukuran profil dilakukan benar-
benar terukur untuk memperoleh hasil maksimal.
Beberapa titik geolistrik (R) kemudian dikorelasikan
untuk menggambarkan hubungan ke arah lateral
maupun vertikal.

Contoh penampang:

Sumber gambar : PDF Pa Ikhya

Gambaran kegiatan

81
Sumber gambar : PDF Pa Ikhya

82
Sumber Gambar : Youtube

c. Georadar
Ground Penetrating Radar (GPR) adalah salah satu metode survey
untuk soil, bangunan dan kondisi bawah permukaan (dalam interval
beberapa centimeter hingga kedalaman 60 meter). Secara umum
peralatan GPR terdiri dari dua komponen utama yaitu peralatan
pemancar gelombang radar (transmitter) dan peralatan penerima
pantulan/ refleksi gelombang radar (tranceiver).
Sistem yang digunakan adalah merupakan sistem aktif dimana
dilakukan ‘penembakan’ pulsa pulsa gelombang elektromagnetik (pada
interval gelombang radar) untuk kemudian dilakukan perekaman
intensitas gelombang radar yang berhasil dipantulkan kembali ke
permukaan (Quan dan Haris, 1997).
Ground Penetrating Radar (GPR) pada bidang geofisika sering
dikenal sebagai Ground Radar atau Georadar, metode geofisika ini
menggunakan sinyal gelombang elektromagnetik akan dipancarkan ke
dalam bumi dan direkam oleh antena pada saatgelombang telah
mencapai kepermukaan. Gelombang elektromagnetik diteruskan,
dipantulkan dan dihamburkan oleh struktur permukaan dan anomali
jika terdapat dibawah permukaan.
Gelombang elektromagnetik yang dipantulkan dan di hamburkan
akan direkam oleh antena dipermukaan. Metode ini menghasilkan
gambaran bawah permukaan dengan resolusi yang tinggi, karena
gelombang yang dipancarkan oleh GPR memilik frekuensi sekitar 10-
1000Mhz.

83
Sumber Gambar : Youtube

PERBANDINGAN
METODE GEOFISIKA SEISMIK REFRAKSI VS GEOLISTRIK

Seismik Refraksi Geolistrik


1. Salah satu metode geofisika 1. Salah satu metode geofisika
untuk memperkirakan kondisi untuk memperkirakan kondisi
geologi bawah permukaan geologi bawah permukaan
bumi berdasarkan sifat bumi berdasarkan sifat
pembiasan gelombang penghantaran /resistivitas arus
2. Implementasi pengukuran listrik.
seismik refraksi dilakukan 2. Implementasi pengukuran
dengan memberikan getaran di geolistrik dilakukan dengan
suatu titik tertentu kemudian di memberikan arus listrik /
titik lain diukur waktu menyetrum tanah di suatu titik
ketersampaian gelombangnya. dan mengukur responnya di
3. Seismik memberikan informasi titik lain.
lapisan tanah berdasarkan atas 3. Geolistrik memberikan
kemampuan tanah dalam informasi lapisan tanah
menghantarkan gelombang berdasarkan atas kemampuan
yang berkorelasi langsung tanah dalam menghantarkan
dengan kekerasan lapisannya. arus listrik yang berkaitan
dengan langsung dengan
kandungan mineral, porositas,
dan kandungan fluida di
dalamnya.
4. Untuk mendapatkan tingkat

84
kekerasan lapisan, pengolahan
data geolistrik dikorelasikan
dengan jenis lapisan sesuai
dengan nilai resisitivitasnya.

XIII. PENELITIAN LABORATORIUM

Untuk mendapatkan ketelitian yang lebih akurat maka diperlukan


penelitian laboratorium guna mendapatkan data tentang jenis dan sifat
tanah baik dalam keadaan asli maupun akibat adanya pembebanan.
Sehubungan hal tersebut jenis percobaan di laboratorium dapat
dibagi menjadi 2 bagiam, yaitu:
a. Sifat fisik tanah (Index Properties): yaitu sifat tanah
dalam keadaan asli yang digunakan untuk menentukan jenis
tanah.
Suatu uji dilaboratorium yang menghasilkan parameter
sifat-sifat fisis dari tanah.
b. Sifat mekanis tanah (Engineering Properties): yaitu sifat
tanah jika memperoleh pembebanan dan digunakan sebagai
parameter dalam perencanaan pondasi.
Suatu uji dilaboratorium yang menghasilkan parameter
sifat-sifat mekanis dari tanah.

a. Percobaan Sifat-sifat Fisik Tanah


1. KADAR AIR
Untuk menentukan kadar air tanah yaitu
perbandingan berat air yang terkandung dalam tanah
dengan berat kering tanah dinyatakan dalam persen.
Pengujian ini membutuhkan sampel UDS (Supaya

85
kadar air nya tidak terganggu). Parameter yang
didapatkan adalah W (Kadar air) dengan satuan %,
Pengujian inipun bisa dilakukan untuk jenis Tanah
Pasir dan Lempung/semua jenis tanah dengan kondisi
UDS. Berikut peralatan yang dibutuhkan dari pengujian
ini yaitu:
 Oven pemanas dengan suhu mencapai 110oC.
 Cawan kedap udara.
 Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
 Desikator.

Prosedur pelaksanaan:

 Tanah yang akan diperiksa ditempatkan dalam


cawan yang bersih, kering dan telah diketahui
beratnya.
 Cawan dan isinya kemudian ditimbang dan
beratnya dicatat.
 Tutup cawan kemudian ditimbang/dibuka dan
cawan ditempatkan dioven pengering sampai
berat contoh tanah konstan.
 Cawan dan isinya ditutup, kemudian
didinginkkan dalam desikator.
 Setelah dingin, timbang dan beratnya dicatat.

Perhitungan:

- Berat cawan + tanah basah = W1 (gram)


- Berat cawan + tanah kering = W2 (gram)
- Berat cawan kosong = W3 (gram)
- Berat air = (W1 – W2)
(gram)
- Berat tanah kering = (W2 – W3)
(gram)

86
W 1−W 2
- Kadar air (W) = x 100 %
W 2−W 3
o CONTOH DATA LAPORAN KELOMPOK
MEKANIKA TANAH 1

87
2. BERAT JENIS TANAH
Untuk mendapatkan niali berat jenis suatu tanah. .
Pengujian ini membutuhkan sampel DS, tapi bisa
menggunakan sampel UDS juga, karena dilihat dari
prosedurnya, pengujian ini tidak menjaga kondisi
tanahnya. Parameter yang didapatkan adalah GS
(Spesific Gravity), Pengujian inipun bisa dilakukan
untuk jenis Tanah Pasir dan Lempung. Peralatan yang
dibutuhkan dari pengujian ini yaitu:

 Piknometer kapasitas 100 ml.


 Timbangan dengan ketelitian 0,001 gram.
 Desikator
 Oven pengering.
 Termometer dengan kapasitas 0 – 500C.
 Bak untuk merendam.

Prosedur pelaksanaan:

 Timbang piknometer dalam keadaan bersih


dan kering (W1).
 Isi piknometer dengan air suling dalam suhu
ruang, kemudian timbang beratnya (Wa) dan
ukur suhu air tersebut (ta).
W4 = k x Wa
Dimana:
W4 = berat piknometer dan air pada suku t.
Wa = berat piknometer dan air pada suhu ta.
W1 = berat piknometer.
k = perbandingan kerapatan air pada suhu
standar (25o) dibanding kerapatan air pada
suhu tertentu (suhu ruang).
 Siapkan contoh tanah sebanyak ±25 gram
dan kemudian keringkan dalam oven.

88
 Masukkan contoh tanah.
 Timbang contoh tanah + piknometer (W2).
 Didihkan contoh tanah tersebut untuk
menghilangkan udara yang terperangkap
dalam contoh tanah atau dengan mengisap
udara yang terperangkap dalam pompa
vakum.
 Rendam dan diamkan piknometer sampai
batas leher. Bersihkan bagian luar
piknometer dan keringkan kemudian
timbang (W3).

Perhitungan:

W 2−W 1
Gs =
( W 2−W 1 ) +(W 4−W 3)

o CONTOH DATA LAPORAN KELOMPOK


MEKANIKA TANAH 1

89
3. BERAT ISI
Untuk mendapatkan berat isi tanah yang merupakan
perbandingan antara berat tanah basah dengan volumenya.
Pengujian ini membutuhkan sampel UDS (Supaya
kondisi tanahnya tidak terganggu). Parameter yang
didapatkan adalah ɤ (Berat Isi) dengan satuan ton/m 3,
Pengujian inipun bisa dilakukan untuk jenis Tanah
Pasir dan Lempung. Peralatan yang dibutuhkan dalam
pengujian ini yaitu:
 Cincin uji dengan diameter 6 cm dan tinggi
2 cm.

90
 Pisau pemotong contoh.
 Timbangan denga ketelitian 0,01 gram.

Prosedur pelaksanaan:

 Cincin dalam keadaan bersih ditimbang


(W1).
 Benda uji disiapkan dengan menekan cincin
pada tabung contoh sampai cincin terisi
penuh.
 Ratakkan kedua permukaan dan bersihkan
cincin sebelah luar.
 Timbang cincin dan contoh dengan
ketelitian 0,01 gram (W2).
 Hitung volume tanah dengan mengukur
ukuran dalam cincin dengan ketelitian 0,01
cm.
 Berat tanah W = W2 – W1.

Perhitungan:

W 2−W 1
Berat isi (ɤ) = gr /cm3
V

o CONTOH DATA LAPORAN KELOMPOK


MEKANIKA TANAH 1

91
4. BATAS-BATAS ATTERBERG
Pengujian ini membutuhkan sampel DS, tapi
bisa menggunakan sampel UDS juga, karena dilihat
dari prosedurnya, pengujian ini tidak menjaga kondisi
tanahnya, Pengujian ini hanya bisa dilakukan untuk
jenis Tanah Lempung/yang berbutir halus.

Sumber gambar : PDF Pa Ikhya

92
a. Batas cair (Liquid Limit)
Batas cair adalah kadar air dimana tanah
berada dalam batas keadaan plastis dan cair.
Peralatan yang dibutuhkan dalam pengujian ini
yaitu:
 Cawan porselen, berdiameter 115
mm untuk mencampur tanah dengan
air.
 Spatula dengan panjang 75 mm dan
lebar 20 mm.
 Alat batas cair.
 Grooving tool.
 Cawan penguap.
 Timbangan dengan ketelitian 0,01
gram.
 Oven dengan suhu 1100C.

Prosedur pelaksanaan:

 Ambil contoh tanah ±150 - 200


gram.
 Tempatkan dalam cawan porselen
dan campurkan dengan air suling

93
sebanyak 15-20 ml. Campur dengan
merata dengan batuan spatula.
 Ambil contoh tanah yang telah
tercampur dengan homogen dan
taruh dalam cawan batas cair.
 Ratakan permukaan contoh dalam
cawan sehingga sejajar dengan alas.
 Buat alur pada contoh tanah tersebut
dengan menggunakan grooving tool.
Cara membuat alur adalah dengan
memegang alat grooving tool tegak
lurus permukaan contoh.
 Dengan bantuan alat pemutar, angkat
dan turunkan cawan tersebut dengan
kecepatan 2 putaran/detik.
 Hentikan aksi tersebut jika alur
sudah tertutup sepanjang ±1,25 cm
dan hitung berapa ketukan yang
dibutuhkan.
 Ambil contoh tersebut sebagian
untuk diperiksa kadar airnya.
 Ulangi percobaan diatas dengan
kadar air yang berbeda.

Perhitungan:

o Buat grafik dimana absis adalah


jumlah ketukan (N) dan ordinat
adalah kadar air contoh tanah yang
bersangkutan.
o Yang disebut dengan Batas Cair
adalah kadar air dimana N = 25.

94
Sumber gambar : PDF Pa Ikhya

 CONTOH DATA LAPORAN


KELOMPOK MEKANIKA TANAH 1

95
b. Batas Plastis (Plastic Limit)
Untuk mengetahui batas plastis suatu contoh
tanah, yaitu nilai kadar air terendah dari sutau
contoh tanah dimana tanah tersebut masih dalam
keadaan plastis. Peralatan yang dibutuhkan dalam
pengujian ini yaitu:
 Cawan penguap.
 Spatula.
 Pelat kaca.
 Cawan pencampur.
 Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
 Oven pengering,

Prosedur pelaksanaan:

 Ambil contoh tanah campur dengan air


suling sampai merata dengan bantuan
spatula.
 Jika tanah sudah homogen, ambil contoh ± 8
gram dan buat gulungan tanah diatas pelat
kaca sampai mencapai batangan-batangan
dengan diameter 3 mm. Contoh tanah yang
tepat pada diameter 3 mm mulai
menunjukkan retak-retak menunjukkan
tanah dalam keadaan batas plastis.
 Ambil contoh tanah tersebut dan periksa
kadar airnya.
 Jika batangan tanah belum mencapai
diameter 3mm sudah menunjukkan retak
maka tanah tersebut terlalu kering dan
percobaan harus diulang dengan
menambahkan kadar airnya dan sebaliknya
jika batangan tanah sudah mencapai
diameter 3 mm dan menunjukkan retak

96
maka tanah terlalu basah dan perlu
dikeringkan dengan jalan didiamkan/diaduk-
aduk dalam cawan pencampur.

Sumber gambar : PDF Pa Ikhya

 CONTOH DATA LAPORAN


KELOMPOK MEKANIKA TANAH 1

97
c. Batas Susut (Shrinkage Limit)

Sumber gambar : PDF Pa Ikhya

Untuk
mengetahui batas susut suatu contoh tanah.
Peralatan yang dibutuhkan untuk pengujian yaitu:
 Cawan pencampur.
 Cawan penguap dengan diameter 150
mm.
 Spatula.
 Cawan susu porselen dengan dasar rata,
dan berdiamete 45 mm dan tinggi 12,5
mm.
 Mistar pelurus baja.
 Cawan gelas berdiameter 50 mm, tinggi
15 mm.
 Pelat transparan.
 Gelas ukur kapasitas 25 ml dengan
pembagian tiap 0,2 ml.
 Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
 Air raksa (Hg).
 Oven pengering.

Prosedur pelaksanaan:

 Tempatkan contoh dalam cawan


pencampur dan campurkan dengan air
suling sehingga contoh tanah jenuh dan

98
tidak terdapat geelembung udara. Kadar
air yang dibutuhkan minimal sama
dengan kadar air batas cair.
 Lapisi bagian bawah cawan susu dengan
vaselin untuk mencegah tanah menempel
pada dinding cawan. Tempatkan contoh
tanah sampai kira-kira 1/3 bagian cawan
susu dan ketuk-ketuk perlahan-lahan
sehingga seluruh cawan terisi.
Isi lagi 1/3 bagiannya dan ketuk-ketuk
kembali. Terakhir isi sampai penuh dan
sampai ada yang tertumpah keluar.
Ratakan permukaan tanah benar-benar
rata.
 Timbang contoh dan cawan.
 Diamkan tanah dalam suhu udara sampai
warnanya berubah menjadi lebih muda,
kemudian masukkan dalam oven sampai
kering.
 Timbang tanah dalam keadaan kering
dan kemudian keluarkan tanh dari cawan
susu tersebut.
 Ukur volume cawan susu dengan
menuangkan air raksa sampai penuh dan
rata dan tuang isi air raksa tersebut
dalam gelas ukur.
 Tempatkan cawan gelas dalam cawan
penguap dan isi cawan gelas dengan air
raksa sampai penuh rata permukaan.
 Tutup cawan gelas dengan pelat kaca,
sehingga kelebihan air raksa akibat

99
dimasukkannya contoh tanah akan
tumpah dalam cawan.
 Tuang air raksa yang kelebihan dalam
gelas ukur yang menunjukkan volume
tanah kering.

Perhitungan :

V 1−V 2
SL =w− x 100 %
W

Dimana ;

SL = Batas Susut

w = kadar air tanah basah

V1 = Isi tanah basah

V2 = isi tanah kering

W = berat tanah kering.

Sumber gambar : PDF Pa Ikhya

 CONTOH DATA LAPORAN


KELOMPOK MEKANIKA TANAH 1

100
101
5. PEMERIKSAAN GRADASI (GRAIN SIZE
ANALYSIS / UJI UKURAN BUTIRAN)
a. Analisa Saringan

Sumber gambar : PDF Pa Ikhya

Untuk
menentukkan pembagian ukuran butir suatu contoh
tanah. Pengujian ini membutuhkan sampel DS, tapi
bisa menggunakan sampel UDS juga, karena dilihat
dari prosedurnya, pengujian ini tidak menjaga
kondisi tanahnya, Pengujian ini hanya bisa
dilakukan untuk jenis Tanah Pasir/yang berbutir
kasar. Peralatan yang dibutuhkan dalam pengujian ini
yaitu:
 Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2%
dari benda uji.
 Satu set saringan dengan ukuran: 1,5”; 1”; 3/4”;
3/8”; No. 4; No. 8; No. 30; No. 50; No. 100 dan
No. 200.
 Oven dengan pengatur suhu sampai dengan
110oC.
 Alat pemisah contoh.
 Mesin pengguncang saringan.

102
 Talam-talam.
 Kuas, sikat, kuningan, sendok, dan alat-alat
lainnya.

Prosedur pelaksanaan:

 Benda uji dikeringkan dalam oven.


 Saring benda uji lewat susunan saringan dengan
ukuran saringan paling besar ditempatkan paling
atas.
Saringan diguncang dengan tangan atau dengan
mesin pemgguncang selama ± 15 menit.
 Benda uji yang tertahan pada masing-masing
saringan ditimbang.

Perhitungan:

o Jumlah berat tertahan untuk masing-masing


ukuran saringan secara kumulatif.
o Jumlah presentase berat benda uji tertahan
dihitung terhadap berat total secara kumulatif.
o Jumlah presentase berat benda uji yang melalui
masing-masing saringan dihitung.

 CONTOH DATA LAPORAN KELOMPOK


MEKANIKA TANAH 1

103
b. Analisa Hidrometer

104
Sumber gambar : Google
Untuk
menentukaan pembagian ukuran butir dari tanah yang
lewat saringan N0. 200. Pengujian ini membutuhkan
sampel DS, tapi bisa menggunakan sampel UDS
juga, karena dilihat dari prosedurnya, pengujian ini
tidak menjaga kondisi tanahnya, Pengujian ini
hanya bisa dilakukan untuk jenis Tanah
Lempung /yang berbutir halus lolos saringan
No.200. Peralatan yang dibutuhkan dalam pengujian ini
yaitu:
 Hidrometer dengan skala-skala konsentrasi 95 –
60 gram/liter) atau untuk pembacaan berat jenis
campuran (0,995 – 1,038).
 Tabung-tabung gelas ukuran kapasitas 1.000 ml,
berdiameter 6,5 cm.
 Thermometer 0 – 50oC, ketelitian 0,1oC.
 Pengaduk mekanis dan mangkuk dispersi,
 Saringan No. 10; No. 20; No. 40; No. 80; No.
100 dan No. 200.
 Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
 Oven dengan pengatur suhu sampai 110oC.
 Tabung-tabung gelas dengan ukuran 50 ml dan
100 ml.
 Batang pengaduk dari gelas.
 Stopwatch.

Prosedur pelaksanaan:

 Siapkan benda uji. Benda uji adalah tanah yang lewat


saringan No. 100.

105
 Rendam 50 gram contoh tanah yang lolos saringan No.
100 dengan bahan dispersi Waterglass. Aduk sampai
merata dan biarkan 24 jam.
 Sesudah perendaman, campuran dipindahkan dalam
mangkuk pengaduk dan tambahkan air suling
secukupnya. Aduk dengan pengaduk mekanis selama
15 menit.
 Pindahkan campuran kedalam tabung gelas ukuran dan
tambahkan air suling ssampai 1.000 ml.
Mulut tabung ditutup rapat dengan telapak tangan dan
kocok dalam arah horizontal selama 1 menit.
 Setela dikocok, tabung diletakkan dan masukkan
hidrometer dengan hati-hati dan biarkan b=terapung
bebas, lalu jalankan stopwatch. Angka hidrometer
dibaca pada waktu-waktu: 0,5; 1; 2 menit dan dicatat
pembacaan-pembacaan itu sampai 0,5 gram/liter yang
terdekat atau mendekati 0,001 berat jenis.
Sesudah pembacaan pada menit kedua, hidrometer
diangkat hati-hati. Kemudian dicuci dengan air suling
dan masukkan kedalam tabung yang berisi air suling
yang bersuhu sama seperti suhu tabung percobaan.
 Hidrometer dimasukkan kembalii dengan hati-hati
kedalam tabung berisi campuran tadi dan lakukan
pembacaan hidrometer pada saat-saat 5; 15; 30 menit;
1; 4 dan 24 jam. Setiap setela pembacaan hidrometer
dicuci dan dikembalikan ke dalam tabung air suling.
 Suhu campuran diuukur pada 15 menit pertama dan
kemudian pada setiap pembacaan berikut nya.
 Sesudah pembacaan yang terakhir, campuran
dipindakkan kedalam saringan No. 200 dan dicuci
sampai air pencucian jerni dan biarkan air yang
mengalir terbuang.

106
 Fraksi yang tertinggal diatas saringan No. 200
dikeringkan dan dilakukan pemeriksaan dengan cara
pemeriksaan analisa saringan.

Kalibrasi Hidrometer dan Silinder ukur

 Volume kepala hidrometer (VH) ditentukan dengan


menimbang idrometer sampai 0,1 gram yang terdekat.
Berat ini dicatat sebagai volume dalam ml dari kepala
hidometer.
 Luas penampang silinder 1.000 ml di tentukan dengan
mengukur jarak antara 2 garis pembagi skala. Volume
dalam ml antara kedua garis pembagi skala dibagi
dengan jarak yang diukur untuk mendapatkan luas
penampang (A).
 Jarak H diukur dari tanda kalibrasi yang terendah pada
tangkai hidrometer ketiap tanda kalibrasi utama lainnya
(Rh).
 Jarak R diukur dari leher kepala sampai tanda kalibrasi
yang terdekat.
 HI = H + r dihitung untuk masing-masing tanda
kalibrasi Rh.
 Tinggi kepala diukur dari leher sampai dasar kepala.
Karena kepalanya simetris, catat jarak; H = 2 x jarak
dari leher sampai ke pusat volume.
Vh
 Hr = HI + 0,5 (h- )
A
Dimana :
HI = jarak dari pembacaan Rh keleher hidrometer.
h = tinggi kepala dari leher sampai dasar kepala, cm.
Vh = volume kepala hidrometer; ml.
A = luas penampang silinder ukur, cm 2, yang didapat
dengan membagi volume silinder (1.000 cc) dengan
jarak antara tanda 0 – 1.000.

107
Perhitungan:

Hitung % berat dan butiran yang lebih kecil dari diameter


(D) dengan rumus:

a ( Rh+ k )
P= x 100 %
Wa

o CONTOH DATA LAPORAN KELOMPOK


MEKANIKA TANAH 1

108
109
b. Percobaan Sifat-sifat Mekanis Tanah.
1. KONSOLIDASI
Untuk menentukkan sifat pemampatan suatu jenis
tanah, yaitu sifat-sifat perubahan isi dan proses keluarnya
air dari dalam tanah yang diakibatkan adanya perubahan
tekanan vertikal pada tanah tersebut. Pengujian ini
membutuhkan sampel UDS, karena dilihat dari
prosedurnya, pengujian ini harus menjaga kondisi
tanahnya. Parameter yang didapat dari pengujian ini
adalah Cc (Kompresi/pemampatan), Cv (Waktu
Konsolidasi), Cs, dan E (kompresibilitas dari tanah).
Pengujian inipun hanya bisa dilakukan untuk jenis
Tanah Lempung/yang berbutir halus (karena tanah
lempung memiliki sifat konsolidasi mengalami
pemampatan akibat keluarnya air dari tanah). Peralatan
yang dibutuhkan dalam pengujian ini yaitu:
 Satu set alat konsolidasi yang terdiri dari alat
pembebanan dan sel konsolidasi.
 Arloji pengukur dengan ketelitian 0,01 mm dan panjang
gerak minimal 1,0 m.
 Beban-beban.
 Alat pengeluar contoh dari tabung (extruder).
 Pemotong yang terdiri dari pisau tipis dan tajam serta
pisau kawat.
 Pemegang cincin contoh.
 Neraca denga ketelitian 0,1 gram.
 Oven dengan pengatur suhu sampai 110oC.
 Stopwatch.

110
Sumber gambar : Google
Benda uji:

Cincin (bagian dari sel konsolidasi) dibersihkan dan


dikeringkan, kemudian ditimbang dengan ketelitian 0,1
gram.

- Sebelum conto dikeluarkan dari tabung, ujungnya


diratakan dulu dengan jalan mengeluarkan contoh 1-
2 cm, kemudian dipotong dengan pisau. Permukaan
ujung contoh harus rata dan tegak lurus sumbu
benda uji.
- Cincin dipasang pada pemegangnya, kemudian
diatur sehingga bagian yang tajam berada 0,5 cm
dari ujung tabung contoh.
- Contoh dikeluarkan dari tabung dan langsung
dimasukkan kedalam cincin dan ujungnya diratakan.
Perataan harus dilakukan dengan hati-hati sehingga
tidak menekan benda uji.

Prosedur pengujian:

 Benda uji dan cincin ditimbang dengan ketelitian 0,01


gram.
 Batu pori ditempatkan dibagian atas dan bawah cincin,
sehingga benda uji yang sudah dilapisi kertas saring

111
terapit ole dua buah batu pori, lalu dimasukkan kedalam
sel konsolidasi.
 Sel konsolidasi yang sudah berisi benda uji diletakkan
pada alat konsolidasi, sehingga bagian runcing dari plat
penumpu menyentuh tepat pada alat pembeban.
 Kedudukan arloji diatur, kemudian dibaca dan dicatat.
 Beban pertama dipasang sehingga tekanan pada beenda
uji sebesar 0,25 kg/cm2, kemudian arloji dibaca pada
saat-saat: 9,6”; 21,6”; 38,4; 1’; 2 ¼’; 4’; 9’; 16’; 25’;
36’; 49’ dan 24 jam. Beban ini dibiarkan bekerja sampai
24 jam. Sesudah 1 menit pembacaan, sel konsolidasi
diisi air.
 Setelah pembacaan menunjukkan angka yang tetap atau
stelah 24 jam, catatlah pembacaan arloji yang terakhir.
Kemudian dipasang beban yang kedua sebesar 2 x
beban pertama, sehingga tekanan menjadi 2 x nya.
Bacalah arloji sesuai waktu diatas.
 Untuk beban-beban selanjutnya dilakukan cara yang
sama. Beban-beban tersebut harus menimbulkan
tekanan normal terhadap benda uji masing-masing
sebesar: 0,25; 0,50; 1,0; 4,0 dan 8,0 kg/cm2.
 Besarnya beban maksimum ini sebetulnya tergantung
pada kebutuhan, yakni sesuai dengan beban yang akan
bekerja terhadap lapisan tanah tersebut.
 Setelah pembebanan maksimum dan sudah
menunjukkan pembacaan tetap pembebanan dikurangi
dalam 2 langkah yaitu 4,0 dan 1/4 kg/cm 2 (beban
rebound).
Pada waktu beban dikurangi setiap pembeban harus
dibiarkan bekerja sekurang-kurangnya selama 5 jam.
Arloji penunjuk hanya perlu dibaca sesudah 5 jam yaitu
sesaaat sebelum beban dikurangi lagi.

112
 Segera setelah pembacaan terakhir dicatat, cincin dan
benda uji dikeluarkan dari sel konsolidasi dan ambil
batu pori tersebut dari permukaan atas dan bawah dari
benda uji lalu dikeringkan.
 Benda uji dikeluarkan dari cincin, masukkan dalam
oven dan tentukan berat keringnya.

Perhitungan:

 Berat tanah basah dihitung sebelum dan sesudah


percobaan dan hitung berat keringnya (Bk), berat isi
dan kadar air benda uji dihitung sebelum dan sesudah
percobaan selesai.
 Tinggi efektif benda uji:
Bk
Ht =
A .G
A = luas benda uji
G = berat jenis tanah
 Angka pori awal (eo) dihitung dengan rumus:
Ho−Ht
e0 =
Ht
 Angka pori pada setiap pembebandan e = eo – e.
 Derajat kejenuhan sebelum dan sesudah percobaan:
w.G
Sr =
e
 Koefisien konsolidasi:
0,848 H 2
Cv =
t 90
Dimana:
H = jalan air terpanjang
Cv = koefisien konsolidasi
t90 = waktu untuk mencapai konsolidasi 90%.

113
 CONTOH DATA LAPORAN KELOMPOK MEKANIKA TANAH 2

2. KUAT GESER TANAH


Kuat geser tanah adalah kemampuan tanah yang
berbicara tentang daya dukung, memikul beban dan
kestabilan.
Berkaitan dengan daya dukung pondasi, kalau
tanah dengan kuat geser tanah yang tinggi maka bisa
memikul pondasi dengan baik, begitu pula dengan
tanah yang kuat geser nya rendah, maka dia tidak bisa
memikul pondasi dengan baik.
Berhubungan kestabilan, tanah yang kuat
gesernya tinggi, maka dia tidak akan longsor baik
galian maupun timbunan.
Parameter yang di dapat dari Kuat Geser Tanah
ini adalah C (Kohesi dari tanah) dan ϕ (Sudut Geser
dalam dari tanah).

114
a. Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression Test)
Untuk mendapatkan nilai kekuatan tanah tersebut dalam
keadaan bebas sampai mencapai keruntuhan. Diberikan
tekanan arah vertikal, tidak ada tegangan keliling.
Hanya mendapatkan parameter Cu (Kohesi dari tanah
dengan kondisi Undrained), dengan satuan Kg/cm2.
Pengujian ini membutuhkan sampel UDS, karena
dilihat dari prosedurnya, pengujian ini harus menjaga
kondisi tanahnya. Pengujian ini hanya bisa dilakukan
untuk jenis Tanah Lempung /yang berbutir halus.
Peralatan yang dibutuhkan dalam pengujian ini yaitu:
 Alat tekan.
 Alat pengeluar contoh.
 Arloji pembacaan.
 Alat pencatat waktu.
 Oven pengering.
 Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.

Prosedur Pelaksanaan:

 Ambil cetakan benda uji dengan ukuran tinggi 13,6


cm dan ø 6,8 cm, kemudian beri pelumas pada
dinding sebelah dalamnya.
 Keluarkan contoh tanah dengan alat pengeluar
contoh dan kemudian potong sehingga rata.
Letakkan cetakan di depan contoh dan keluar-kan
contoh tanah tersebut sehingga masuk kedalam
cetakan.
 Ratakan kedua ujung dalam cetakan dan kemudian
keluarkan contoh tanah dari dalam cetakan.
 Timbang contoh tersebut dan kemudian letakkan
pada alat penekan.

115
Sumber gambar : Google

Perhitungan:

ΔL
- Regangan axial: ɛ =
Lo
ΔL = perubahan panjang.
Lo = panjang contoh awal
- Luas penampang rata-rata:
Ao
A=
1−ɛ
Ao = luas penampang awal
- Beban/luas

P
π=
A

qu
- Cu =
2

116
 CONTOH DATA LAPORAN KELOMPOK
MEKANIKA TANAH 2

b. Kuat Geser Langsung (Direct Shear)


Untuk dapat mengetahui kekuatan tanah terhadap
gaya horisontal. Mendapatkan parameter C (Kg/cm2)
dan ϕ (°). Pengujian ini membutuhkan sampel UDS,
karena dilihat dari prosedurnya, pengujian ini harus
menjaga kondisi tanahnya. Pengujian inipun bisa
dilakukan untuk jenis Tanah Pasir dan Lempung.
Peralatan yang dibutuhkan dalam pengujian ini yaitu:
 Alat geser
 Batu pori
 Alat pembebanan
 Alat pemotong contoh

117
 Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
 Oven pengering.

Prosedur pelaksanaan:

 Pasang alat dan kunci dalam posisi yang benar.


Beri pelumas tipis untuk mencegah keluarnya
air selama konsolidasi dan mengurangi gaya
gesek selama geseran.
 Tempatkan contoh tanah dengan hati-hati dan
pasang alat pembebanan.
 Konsolidasikan contoh tanah pada beban
normal. Segera setelah pembebanan normal
pertama. Isi bak contoh dengan air sampai
menutup contoh tanah dan jaga supaya
permukaan air tetap selama percobaan dan
biarkan tanah terkonsolidasi.

118
 Setelah tanah terkonsolidasi kunci bingkai
dilepas dan mulai diadakan penggeseran dengan
rata-rata pembebanan = 50tso dimana: tso
adalah waktu untuk mencapai 50% konsolidasi.
Beban normal kedua pada benda uji diberikan
sebesar 2 x beban normal yang pertama.
 Beban normal ketiga sebesar 3 x beban normal
pertama.

Perhitungan:

 Gaya geser P: pembacaan arloji geser x angka


kalibrasi cincin penguji
Pmaks
Tegangan geser π =
A
Π = σ tan Ø + c

 CONTOH DATA LAPORAN


KELOMPOK MEKANIKA TANAH 2

119
c. Triaxial
Untuk mengetahui kekuatan tanah dengan Tegangan
Keliling menggunakan air (kenapa menggunakan air?
Supaya bidang kontak nya terkena semua/ sama rata).
Mendapatkan parameter C (Kg/cm2) dan ϕ (°).
Pengujian ini membutuhkan sampel UDS, karena
dilihat dari prosedurnya, pengujian ini harus menjaga
kondisi tanahnya. Pengujian inipun bisa dilakukan
untuk jenis Tanah Pasir dan Lempung. Ada 3 macam
percobaan triaxial:
1. U.U. (Unconsolidated Undrained)
Tidak konsolidasi dan tidak mengalir
(Pengujian paling cepat).
-Pada tahap pertama kran air nya tidak
terbuka
-Tahap kedua kran air masih tidak terbuka
Mendapatkan parameter Cu dan ϕu (kondisi
total).
2. C.U. (Consolidated Undrained)
Konsolidasi tetapi tidak mengalir
-Pada tahap pertama kran air nya terbuka
-Tahap kedua kran air nya ditutup
Mendapatkan parameter C’ dan ϕ’ (Kondisi
efektif).
3. C.D. (Consolidated Drained).
Konsolidasi dan mengalir (Pengujian paling
lama).
-Pada tahap pertama kran air nya terbuka
-Tahap kedua kran nya tetap terbuka
Mendapatkan parameter C’ dan ϕ’ (Kondisi
efektif).

1. Unconsolidated Undrained

120
Peralatan yang digunakan:
 Alat triaxial
 Silinder contoh
 Mold contoh
 Penumbuk untuk memadatkan pasir
 Membran karet
 Pengatur ketinggian
 Pengatur hampa udara
 Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
 Oven pengering
 Cawan penguap yang besar
 Plester karet untuk pengikat
 Sendok
 Pencatat waktu.

Prosedur pelaksanaan:

 Ukur ketebalan membran.


 Gulung membran dan pasang pada sisi luar silinder
dengan salah satu ujung 1/2 inci lebih panjang dari
silinder.
 Basahi ujung ini dan tempatkan di luar plat dasar
yang terdiri dari batu pori.
 Ikat membran ke plat dasar dengan plester karet dan
keluarkan silinder.
 Jepit mold sekeliling membran dan putar ujung
akhir membran ke sebelah atas mold.
 Timbang cawan dan tanah kering yang akan diuji
dengan ketelitian 0,1 gram.
 Tempatkan pasir (tanah) dalam membran dengan
menumbuk setiap sendok.
 Kemudian timbang lagi tanah dan cawan, selisihnya
adalah berat tanah yang diuji.

121
 Tutup semua katup (a -m) kecuali k dane dibiar-kan
terbuka.
 Contoh dijenuhkan dengan menutup saluran atas
dan membuka a, b dan g dan kemudian menutup a
dan b dan membuka j.
 Setelah jenuh, buka saluran atas dan air dibiarkan
mengalir dan setelah air mencapai ketinggian
contoh, saluran atas ditutup.
 Alirkan Hg sebanyak 5 inci dengan membuka b, d,
j, dan g dan menutup e dan perlahan-lahan buka a.
 Dengan contoh berada di bawah ruang hampa
pindahkan klep atas, periksa ketinggian katup dan
pindahkan contoh tanah hati-hati.
 Setelah mold dipindahkan, ruang hampa dinaikkan
menjadi 10 inci dengan membuka a sedikit.
 Ukur panjang contoh dengan ketelitian 0,1 mm dan
ukur keliling contoh pada atas, tengah dan bawah.
 Buka katup dan batang vertikal yang tertinggal,
dibautkan pada dasar.
 Basahi gasket karet bawah dan tempatkan silinder
"lucite" pada tengah gasket, basahi karet gasket atas
dan tempatkan di sebelah atas silinder. Dengan hati-
hati tempatkan peralatan mesin pada tempatnya dan
periksa
 apakah plunyer menyentuh contoh tanah tepat pada
tengahnya
 Kencangkan semua baut atas pada batang vertikal
 Periksa apakah plat atas sejajar plat bawah
 Alirkan air ke ruang tersebut dengan membuka
katup m sampai penutup tertutup kemudian katup m
ditutup.

122
 Tutup k, buka drum tekanan dan atur tekanan yang
diinginkan pada alat pengatur tekanan.
 Dengan hati-hati beri tekanan pada ruang sampai 5
psi dengan membuka katup h, yang pada waktu
bersamaan buka katup c untuk membuang
kehampaan udara.
 Catat pembacaan buret, perlahan-lahan tekanan
pada ruang ditambah sampai penuh dan catat lagi
pembacaan buret.
 Pada saat ini, periksa apakah ada kebocoran pada
membran. Bocoran bisa diketahui dengan naiknya
bacaan pada buret.
 Turunkan plunyer sehingga menyentuh tutup
contoh.
 Catat bacaan awal pada arloji cincin penguji,
pencatat putaran buret dan waktu dan kemudian
mulai dengan pembebanan.
 Untuk awal tegangan axial 2%, baca setiap regang
an 0,2%, selanjutnya setiap 0,5-1%.
 Lanjutkan percobaan sampai gaya tegangan konstan
untuk beberapa pembacaan atau contoh telah
tertekan 1.k. 15%-nya.
 Hentikan gaya tegangan dan periksa lagi apakah ada
kebocoran.
 Baca buret, tutup h, buang tekanan ruang melalui k
sampai 5 psi dan baca buret lagi. Selisih bacaan
adalah perubahan volume akibat pengurangan
tekanan lateral.
 Tutup f dan c, buka b, j dan d, alirkan Hg sampai 10
inci melalui a dan hilangkan tekanan ruang sampai 0
melalui k.
 Buang air dalam ruang dengan menurunkan botol

123
 penyalur dan buka m.
 Lepas peralatan.
 Gambarkan bidang keruntuhan contoh.
a. Consolidated Undrained
Prosedur Pelaksanaan:
Benda Uji:
 Lindungi contoh dengan membran dengan
menggunakan alat penarik membran.
Hal ini dilakukan dengan menempatkan ujung
membran di atas alat penarik dan kemudian diisap
melalui tabung (gambar). Membran dan penarik
akan dengan mudah dimasuki contoh, lepaskan
pengisap dan membran akan membungkus contoh.
 Timbang contoh dan membran dengan ketelitian 0,1
gram.
 Hilangkan udara pada plat bawah dan penghubung
plat dengan buret dengan jalan menyemprot dengan
air mendidih.
 Alirkan air melalui plat dasar untuk menghindarkan
terperangkapnya udara, tempatkan contoh di
atasnya. Kemudian basahi membran, lewatkan pada
dasar dan ikat dengan menggunakan plaster karet.
 Basahi ujung membran dan tutupi dengan penutup
atas.
 Ikat pada batang vertikal dan kemudian tutupi
penutup dengan membran dan ikat. Basahi gasket
karet bawah, tempatkan pada tengah ruang.
 Basahi gasket atas dan tempatkan di atas silinder.
 Tempatkan peralatan mesin sebelah atas dan periksa
apakah plunyer telah menyentuh contoh.
 Pada saat ini semua katup (a – m) ditutup kecuali
k.

124
 Alirkan air ke ruang dengan membuka m sampai
mencapai penutup dan kemudian tutup m.
 Tutup katup k, buka tabung tekanan dan atur sampai
tekanan yang diinginkan. Naikkan tekanan pada
ruang dengan membuka h perlahan-lahan.
 Turunkan plunyer sehingga tepat pada keadaan
mulai menyentuh.
 Biarkan contoh berkonsolidasi pada tekanan ruang
dengan membuka katup saluran g dan f. Jumlah air
yang keluar selama konsolidasi dapat
diukur di buret.
 Setelah konsolidasi selesai (terlihat bahwa aliran air
sudah berhenti). Sentuhkan lagi plunyer pada
contoh.
Jarak yang harus diberikan pada plunyer
untukmencapai lagi permukaan contoh tanah adalah
perubahan panjang tanah akibat konsolidasi.
 Setelah itu tutup katup g dan f.
 Catat bacaan awal cincin uji, dan begitu alat
penggerak mulai digerakkan, alat pencatat waktu
dimulai pula.
 Pembacaan dilakukan setiap tekanan 0,01 inci
sampai 0,05 inci pertama dan kemudian 1.k. 0,02
inci sampai 0,1 inci dan kemudian dilanjutkan
sampai regangan mencapai 1.k. 15%.
 Tentukan tekanan dan angkat beban as. Tutup katup
h dan melalui katup k hilangkan tekanan ruang
perlahan-lahan.
 Keringkan ruang dengan merendahkan botol
penyalur dan buka katup m.
 Gambar bidang runtuhan yang terjadi dan timbang
contoh tanahnya.

125
o CONTOH DATA LAPORAN KELOMPOK
MEKANIKA TANAH 2

126
3. KOMPAKSI
Pengujian ini membutuhkan sampel DS, karena dilihat
dari prosedurnya, pengujian ini tidak menjaga kondisi
tanahnya. Pengujian inipun bisa dilakukan untuk jenis
Tanah Lempung dan Tanah Pasir.

o 2 Uji Kompaksi

127
a. Standard Proctor
Suatu pemadatan yang dipadatkan dengan
Energi yang lebih rendah dibandingkan dengan
Modified Proctor dengan tanah yang sama.
Digunakan untuk Tanah Lempung dan Tanah
Pasir.

b. Modified Proctor
Suatu pemadatan yang dipadatkan dengan
Energi yang jauh lebih besar dibandingkan
dengan Standard Proctor dengan tanah yang
sama.
Digunakan untuk Tanah Lempung dan Tanah
Pasir.
Kepadatan standar
Untuk menentukan hubungan antara kadar air dan
kepadatan tanah sehingga bisa diketahui kepadatan
maksimum dan kadar air optimum. Peralatan yang
dibutuhkan pada pengujian ini yaitu :
 Cetakan dengan diameter102 mm dan tinggi
11,5 cm.
 Alat tumbuk tangan dengan diameter 50,8 mm
dan berat 2,5 kg serta tinggi jatuh 30 cm dengan
selubung yang mempunyai paling tidak 4 buah
lubang udara dengan diameter 9,5 mm.
 Alat pengeluar contoh.
 Timbangan kapasitas 11,5 kg dengan ketelitian
5 gram.
 Oven pengering.
 Alat perata dari besi dengan panjang 25 cm
dengan salah satu sisi memanjang tajam dan
lainnya rata.
 Saringan 50 mm, 19 mm dan 4,75 mm.

128
 Talam, alat pengaduk dan sendok.

Prosedut pelaksanaan:

 Contoh tanah dikeringkan sehingga menjadi


gembur kemudian ditumbuk dengan palu karet.
 Tanah yang sudah gembur disaring dengan
saringan No. 4. Jumlah tanah yang harus disiap-
kan 15 kg.
 Benda uji dibagi menjadi 6 bagian dan tiap-tiap
bagian dicampur air yang sudah ditentukan dan
diaduk sampai rata. Penambahan air diatur
sehingga didapat benda uji sebagai berikut:
o 3 contoh dengan kadar air kurang lebih di
bawah w optimum
o 3 contoh dengan kadar air kurang lebih di
atas w optimum.
Perbedaan kadar air benda uji masing-
masing 1-3%. Masing-masing benda uji
dimasukkan dalam kantong plastik dan
disimpan selama 12 jam atau sampai tanah
jenuh. Timbang cetakan dan alasnya dengan
ketelitian 5 gram.
 Cetakan leher dan keping dijadikan satu dan
tempatkan pada alas yang kokoh.
 Ambil salah satu dari contoh tanah diaduk dan
dipadatkan dengan cara:
Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk
standar 2,5 kg dengan tinggi jatuh 30,5 cm.
Tanah dipadatkan dalam 3 lapisan dan tiap
lapisan dipadatkan dengan 25 tumbukan.
 Potong kelebihan tanah dari bagian keliling
leher dengan pisau dan lepaskan leher sambung.

129
 Pergunakan alat perata untuk meratakan kele-
bihan tanah sehingga betul-betul rata dengan
permukaan cetakan.
 Timbang cetakan berisi benda uji dengan keteli-
tian 5 gram.
 Keluarkan benda uji tersebut dan ambil sebagian
kecil untuk pemeriksaan kadar air.
Kepadatan Berat
Untuk menentukan hubungan antara kadar air dan
kepadatan tanah. Peralatan yang dibutuhkan dalam
pengujian ini yaitu:
 Cetakan dengan diameter 102 mm.
 Alat penumbuk berdiameter 50,8 mm, berat 4,5
kg dan tinggi jatuh 45 cm.
 Alat pengeluar contoh.
 Timbangan kapasitas 11,5 kg dengan ketelitian
5 gram dan kapasitas 1 kg dengan ketelitian 0,1
gram.
 Oven pengering.
 Alat perata dari besi dengan panjang 25 cm.
 Saringan 50 mm, 19 mm dan 4,75 mm.
 Talam, alat pengaduk dan sendok.

Prosedur pengujian:

 Keringkan contoh dan kemudian disaring


dengan saringan No. 4.
 Siapkan contoh sebanyak 20 kg.
 Benda uji dibagi menjadi 6 bagian dan masing-
masing dicampur dengan kadar air tertentu
sehingga didapat sebagian kurang lebih di atas
w optimum dan sebagian di bawah w optimum.

130
 Masing-masing benda uji didiamkan selama 12
jam atau sampai jenuh.
 Timbang cetakan dan keping alas dengan keteli-
tian 5 gram.
 Ambil salah satu dari keenam contoh diaduk dan
dipadatkan dengan cara:
Tanah dipadatkan dengan alat pemadat 4,5 kg
dan tinggi jatuh 45,7 cm dalam 5 lapisan dimana
tiap lapisan mendapat 25 tumbukan.
 Potong kelebihan tanah dan lepaskan leher
sambungan.
 Ratakan kelebihan tanah sehingga rata dengan

1.8
1.6
Berat Isi Kering (gram/cm3)

1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Kadar Air (%)

permukaan.
 Timbangan cetakan berisi benda uji dengan
ketelitian 5 gram.
 Ambil sebagian kecil contoh tanah untuk
pemeriksaan kadar air.

Perhitungan:

Sama dengan kepadatan standar.

 CONTOH DATA LAPORAN KELOMPOK MEKANIKA


TANAH 2

131
Nomor Sampel
Keterangan Satuan
1 2 3 4
Penambahan Air (%) 10 11 12 13
Berat Mold + Tanah Basah (gr) 5459 5933 5835 5786
Berat Mold (gr) 2847 2509 2509 2847
Berat Tanah Basah (gr) 2612 3424 3326 3939
Volume Tanah Basah (cm3) 2142.04 2032.21 2032.21 2142.04
Berat Isi Normal (gr/cm3) 1.22 1.61 1,56 1.37
Kadar Air (%) 25.81 27.64 29.78 33.50
Berat Isi Kering (gr/cm3) 0.97 1.26 1.20 1.03
Z A.V.C (gr/cm3) 1.57 1.52 1.48 1.40
A.V.C. (Sr=80%) (gr/cm3) 1.42 1.38 1.33 1.25

4. C.B.R LABORATORIUM
Untuk mendapatkan nilai daya dukung tanah dalam
keadaan padat maksimum. Pengujian ini membutuhkan
sampel DS, karena dilihat dari prosedurnya, pengujian
ini tidak menjaga kondisi tanahnya. Pengujian inipun
bisa dilakukan untuk jenis Tanah Lempung. Peralatan
yang dibutuhkan dalam pengujian ini yaitu:
 Mold berbentuk silindris dengan diameter dalam
15 cm, tinggi 17,8 cm dengan leher sambungan
yang dapat dilepas setinggi 5 cm dan pelat dasar
yang berlubang.
 Piringan pemisah berdiamter 15 cm dan tinggi 6
cm.
 Alat penumbuk dengan berat 2,5 kg,
berdiameter 5 cm dengan tinggi jatuh 30,5 cm.
 Alat untuk mengukur pengembangan yang
terdiri dari pelat pengembangan $ 15 cm dan
berlubang dengan diameter lubang 1,6 mm dan
tripod untuk menyanggah arloji pembacaan
yang dipasang pada leher sambungan.
 Arloji pembacaan.

132
 Beban permukaan pelat bulat dengan lubang di
tengah berdiameter 5,4 cm dan pelat setengah
bulatan yang kesemuanya berdiameter 15 cm
dengan berat 2,25 kg.
 Piston penetrasi berdiameter 5 cm dan panjang
10 cm.
 Alat penekan.
 Bak perendaman.
 Oven pengering.
 Perlengkapan lain seperti baki pencampur,
sendok, filter dll.

Prosedur pelaksanaan:

 Pasang mold pada pelat dasar, leher


penyambung dan timbang beratnya (siapkan dua
buah mold).
 Campur contoh tanah pada kadar air optimum
3%.
 Padatkan tanah dalam mold sebanyak 5 lapisan
dengan tumbukan sejumlah 15 x untuk setiap
lapisan.
 Periksa kadar airnya.
 Lepaskan leher penyambung dan ratakan
permukaannya.
 Ambil salah satu mold untuk direndam.
 Tempatkan pelat pengembangan dan pasang
arloji pembebanan dan rendam selama 4 x 24
jam.
 Contoh yang lain dan juga contoh yang sudah
direndam 4 x 24 jam akan diperiksa nilai daya
dukungnya sebagai berikut:
• Pasang beban di atas permukaan tanah

133
• Pasang piston penetrasi pada alat penekan.
• Bebani dengan kecepatan 1,3 mm/menit.
Catat beban setiap penetrasi mencapai: 0,64;
1,27;1,91; 2,54; 5,08 dan 7,62 mm.

CATATAN:

Untuk mendapatkan nilai CBR rencana maka perco


baan ini diulangi lagi dengan jumlah tumbukan 25 x
dan 56 x, sehingga didapat 3 nilai CBR. Ketiga nilai
CBR tersebut dibuat grafik untuk mendapatkan nilai
CBR rencana tersebut.

Penetrasi Tegangan Standar


(m (inch) (Mpa) (Ibs)
m)
2,5 0,1 6,9 1000
5.0 0,2 10,3 1500
7.5 0,3 13,0 1900
10.0 0,4 16,0 2300
12,7 0,5 18.0 2600
Catatan
1 kPa = 0.01 kQ/cm2

1 Mpa = 10,0 kg/cm2

Nilai CBR G U USCS AASHTO


e s
n e
e s
r
a
l
R
a
ti
n
g
0 V Sub OH. CH, MH, A5, A6, A7
- e grade OL

134
3 r
y
P
o
o
r
3 Poor to Sub OH, CH, MH. A4, AS, A6,
- Fair grade OL A7
7
7 F Sub OL, CL, ML, SC. A2. A4, A6.
- a grade SM. SP A7
2 i
0 r
2 G B GM, GC, SW, SM, SP, Alb. A2-5.A3.A2, A2-
0- o a GP 6
5 o s
0 d e

S
u
b

b
a
s
e

> E B GW, GM Ala, A2 -4,


5 x a A3
0 c s
e e
ll
e
n
t

135
 CONTOH DATA LAPORAN KELOMPOK MEKANIKA
TANAH 2

5. PERCOBAAN PERMEABILITAS
Untuk mendapatkan nilai rembesan k yaitu nilai
yang menyatakan kemudahan aliran air melalui suatu
contoh tanah. Pengujian ini membutuhkan sampel UDS,
karena dilihat dari prosedurnya, pengujian ini harus
menjaga kondisi tanahnya. Parameter yang didapatkan
dari pengujian ini adalah K (Permeabilitas dari tanah)
dengan satuan Cm/dt. (Pengujian inipun bisa dilakukan
untuk jenis Tanah Pasir dan Lempung.

o 2 Uji Permeabilitas

a. Constant Head
Beda ketinggian/ beda tekanan (Head)
dipertahankan atau tidak mengalami
perubahan.

136
Kenapa tetap konstan? Padahalkan air mengalir,
karena air nya selalu ditambahkan dengan debit
yang sama dengan air yang keluar, sehingga
head nya bertahan/ konstan.
Cocok untuk Tanah Pasir, karena airnya keluar
dengan cepat sehingga mudah saat
menambahkan air nya.

b. Falling Head
Beda ketinggian/ beda tekanan (Head) turun
pelan-pelan atau dari waktu ke waktu berubah.
Kenapa turun? Karena air mengalir, dan tidak
ada penambahan air sehingga head nya tidak
konstan.
Cocok untuk Tanah Lempung, karena jika
menguji lempung dengan Constant Head itu air
yang keluar itu terlampau sedikit, sehingga
menammbahkan airnya pun sulit.
Tidak cocok untuk Tanah Pasir, karena terlalu
cepat head itu turun menyebabkan tidak bisa
dihitungnya delta/ selisih nya.

Permeabilitas tergantung beberapa faktor:


1. Ukuran butir
2. Sifat aliran pori, yaitu kekentalan air
3. Angka pori tanah
4. Bentuk dan tata letak pori
5. Derajat kejenuhan
a. Percobaan Permeabilitas dengan Permukaan Variabel
Peralatan yang digunakan:
 Tabung permeameter:
-Batu pori (2 buah)

137
-Penyumbat karet (2 buah)
-Pegas
 Pipa vertikal
 Klep pengatur udara dan air
 Palu kayu
 Tabung gelas untuk tempat air dengan volume tetap
 Alat pengisap udara
 Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
 Desikator
 Skala
 Alat pencatat waktu
 Cawan penguap
 Klep-klep pengatur
 Pipa karet.

Prosedur Pelaksanaan:

 Ukur diameter dalam pipa vertikal dan permea-


Meter.
 Timbang permeameter kosong, pori, penyumbat dan
pegas.
 Isi permeameter dengan tanah kering dengan cara
menuangnya.
 Pasang batu pori atas, pegas dan penyumbat. Pegas
harus ditekan sehingga memberi beban pada tanah
dan membantu menjaga tanah tetap pada tempatnya
jika tanah menjadi jenuh.
 Timbang permeameter yang sudah diisi contoh
tanah; selisih yang terjadi adalah berat tanah yang
digunakan.
 Tempatkan permeameter yang sudah.
 Bebankan contoh dengan tekanan absolut

138
 Setelah dibiarkan selama 10 – 15 menit untuk
pengeluaran udara, tanah dijenuhkah
 Ukur panjang contoh: L dan ukur permukaan ho dan
hi
 Batas atas h, adalah ujung atas tabung, sedang h,
beberapa cm di atas ujung bawah pipa.
 Dengan katup d dan n tertutup, isi pipa vertikal
dengan air destilasi yang tidak mengandung udara
sampai beberapa cm di atas h, dengan membuka
katup q, c dan a. Tutup katup c dan biarkan a
terbuka.
 Periksa bahwa tidak ada udara pada garis antara
pipa vertikal dan permeameter dengan bak air
konstan.
 Awali percobaan dengan membuka katup p, tekan
pengatur waktu selagi permukaan air jatuh ke batas
h, dan catat selang waktu sampai permukaan air
mencapai ketinggian Vh, h, dan hı
 Jika waktu yang tercatat tidak mencapai 2 – 3%
ulangi percobaan.
 Jika waktu yang diinginkan sudah tercapai, kurangi
angka pori dengan memukul sisi permeameter
dengan palu kayu.
b. Percobaan Permeabilitas dengan Permukaan Tetap
Peralatan yang digunakan:
 Penyalur air
 Termometer
 Permeameter dengan batu pori dan penyumbat.
 Bak penampung dengan permukaan tetap.
 Penampung pelimpahan.

Prosedur Pelaksanaan:

139
 Tempatkan tanah dalam cell permeameter dan
timbang beratnya.
 Ukur tinggi h dan panjang contoh L.
 Setelah dibiarkan beberapa menit untuk mencapai
keadaan setimbang, tampung pelimpahan dan catat
waktunya (*)
 Setelah air yang ditampung cukup, catat pelimpahan
dan waktu pengamatannya (**)
 Kurangi waktu (**) dengan waktu (*) sehingga
didapat Q dan t.
 Catat suhu setiap selang beberapa menit.
 Ubah angka pori seperti pada percobaan tinggi
 variabel dan ulangi lagi percobaannya.

o CONTOH DATA LAPORAN KELOMPOK


MEKANIKA TANAH 1

140
DAFTAR PUSTAKA

LH, Ir. Shirley. 1987. Geoteknik dan Mekanika Tanah. Bandung : Nova.

Dr. Ir. Wesley. 1972. Mekanika Tanah. Jakarta : Badan Penerbit Pekerjaan
Umum.

https://www.google.com/search?
safe=strict&sxsrf=ALeKk02nFiG9skS2jRXbfoFvrsUcK7HZCQ
%3A1607319751505&ei=x8DNX8-
YHs_HrQG1s5boCQ&q=constant+head+dan+falling+head&oq=konstan+head&gs_lcp=Cg
Zwc3ktYWIQAxgBMgQIABANMgQIABANMgQIABANMgQILhANMgQIABANMgQIABANMg
QIABANMgQIABANMgQIABANMgQIABANOgQIIxAnOggIABCxAxCDAToFCAAQsQM6BAgA
EEM6AggAOgoIABCxAxCDARBDOgUILhCxAzoFCAAQywE6DQgAELEDEIMBEEYQ_wE6CAg
AEBYQChAeOgYIABAWEB5QuzdYzlNgpGNoAHABeACAAYICiAGhCpIBBTYuNS4xmAEAoAE
BqgEHZ3dzLXdpesABAQ&sclient=psy-ab

https://www.google.com/search?
safe=strict&sxsrf=ALeKk00rb1OYp9gJLnJug6RYhPhLZq0DmQ
%3A1607319286479&ei=9r7NX4DUHM7n9QPLt6bACQ&q=2+uji+permeabilitas&oq=2+
+uji+permea&gs_lcp=CgZwc3ktYWIQAxgAMgUIIRCgAToFCAAQsQM6CAgAELEDEIMBOgII

141
ADoFCC4QsQM6BAgjECc6CAguELEDEIMBOgQIABBDOgQIABADOgIIJjoGCAAQFhAeOgcIIR
AKEKABOgQIIRAVUNz1G1iPoBxgqqocaAFwAXgBgAGpAogB2xSSAQU1LjUuNpgBAKABAao
BB2d3cy13aXrAAQE&sclient=psy-ab

https://www.google.com/search?
safe=strict&sxsrf=ALeKk03iTRuOXp25MJGvt68sJEvNwMB4Vg
%3A1607319118836&ei=Tr7NX6_NMsKy9QPYwon4Cg&q=parameter+uji+konsolidasi&o
q=parameter+uji+kon&gs_lcp=CgZwc3ktYWIQAxgAMgUIIRCgAToECCMQJzoECAAQQzoF
CAAQsQM6CAgAELEDEIMBOgIIADoICC4QsQMQgwE6BQguELEDOgcIABCxAxBDOgoIABCx
AxCDARBDOgUIABDLAVCi8wZY_psHYJenB2gAcAF4AIABnwGIAcsMkgEEMTAuN5gBAKAB
AaoBB2d3cy13aXrAAQE&sclient=psy-ab

https://www.google.com/search?
safe=strict&sxsrf=ALeKk01w0kStJpPfWcrk8dCKCUmU4AZ3Ow
%3A1607318497363&source=hp&ei=4bvNX5XtE6OYmgfP4KrYDA&q=immediately+cons
olidation&oq=immediately+consolida&gs_lcp=CgZwc3ktYWIQAxgAMgUIIRCgATIFCCEQo
AE6BAgjECc6BAguECc6CAgAELEDEIMBOgUIABCxAzoCCAA6CAguELEDEIMBOgUILhCxAzo
FCAAQywE6BwgAEAoQywE6BwgAELEDEAo6CggAELEDEIMBEAo6BAgAEAo6CQgAEA0QR
hD_AToECAAQDToKCAAQsQMQRhD_AToFCC4QywE6BggAEBYQHjoICAAQCBANEB5QkQ
FY6G9gg3poA3AAeACAAYgDiAGuFpIBCDE3LjMuMy4xmAEAoAEBqgEHZ3dzLXdpeg&sclie
nt=psy-ab

https://www.youtube.com/watch?v=j-5aqCdFsY4

https://www.youtube.com/watch?v=IFc8KK48m6E

https://www.youtube.com/watch?v=BpR3yhWDIfY

https://www.youtube.com/watch?v=qq1mjiOr17Y

https://www.youtube.com/watch?v=bMDlAlEjqfo

https://www.youtube.com/watch?v=cUD0yNBBqMU

142
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JMHMS/article/view/10244

https://www.youtube.com/watch?v=kcMNwkk9aWo

https://www.youtube.com/watch?v=E8hq-dLN1Fo

https://www.youtube.com/watch?v=2_16AJ7jQqw

https://www.youtube.com/watch?v=X8DMeuX2ryw

https://www.youtube.com/results?search_query=vane+shear+test

https://www.youtube.com/watch?v=Rdqhk_-Ix8E

https://www.youtube.com/watch?v=ynRrHsfhAQU

https://www.youtube.com/results?search_query=spt

https://www.youtube.com/results?search_query=test+pit

https://www.google.com/search?
safe=strict&sxsrf=ALeKk00fRTCx8MSX4sfT441jTrR46xCO5A
%3A1606127810143&ei=wpC7X5yfCK7Xz7sPg6eD-
Aw&q=gpr&oq=gpr&gs_lcp=CgZwc3ktYWIQAzIECCMQJzIECAAQQzIFCAAQsQMyAggAMg
IIADICCAAyAggAMgIIADICCAAyBAgAEEM6CAgAELEDEIMBOgcIABCxAxBDUM2CXVi9i11g
0Y9daABwAHgAgAGNAYgBsAKSAQMyLjGYAQCgAQGqAQdnd3Mtd2l6wAEB&sclient=psy-
ab&ved=0ahUKEwiciNmsvJjtAhWu63MBHYPTAM8Q4dUDCAw&uact=5

143
https://www.slideshare.net/fauziahpieter/geolistrik-ppt

https://www.google.com/search?q=nilai+cbr+pada+dcp&sxsrf=ALeKk02-
yQ54Cokj1bC4JCcFjyUwzlwGjQ:1606047945890&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2a
hUKEwiRgbrqkpbtAhXV7HMBHW2_AYkQ_AUoAXoECAgQAw&biw=1536&bih=722#imgr
c=6fxhC64x3vL5NM

https://www.google.com/search?sxsrf=ALeKk005y8hAUqQh4m-
SjyZhvyX0nX7SeQ:1606042531750&q=dynamic+cone+penetrometer+test&sa=X&ved=2
ahUKEwjq9-TU_pXtAhXGdCsKHe6_AmsQ7xYoAHoECAQQNQ&biw=1536&bih=722

apat diperoleh dari


pengujian DMT sangat
banyak, antara lain
mendapatkan parameter
geoteknik sepanjang
kedalaman pengujian
dalam keadaan asli,
mengurangi pengaruh
disturbansi pada tanah
yang diuji di laboratorium.
144
Keuntungan yang dapat
diperoleh dari pengujian
DMT sangat banyak,
antara lain
mendapatkan parameter
geoteknik sepanjang
kedalaman pengujian
dalam keadaan asli,
mengurangi pengaruh
disturbansi pada tanah
yang diuji di laborat

145

Anda mungkin juga menyukai