Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
hanya dengan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas besar dari mata kuliah
Penyelidikan Geoteknik ini dengan baik. Tujuan dari pembuatan tugas ini adalah
untuk mengetahui penyelidikan-penyelidikan geoteknik baik dilapangan maupun
di laboratorium dan untuk mengetahui parameter apa saja yang didapat dari
penyelidikan tersebut.
Penulisan tugas ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang membantu kami
melalui masukan-masukannya. Kami mengucapkan Terima Kasih khususnya
kepada Bapak Ikhya S,T.,M.T.,M.M. selaku dosen mata kuliah Penyelidikan
Geoteknik.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
I. PENDAHULUAN..........................................................................................................4
II. PEMBORAN (DRILLING)..............................................................................................7
a. Bor Tangan (Hand Bores).......................................................................................7
b. Pemboran dengan mesin (Machine Drilling)........................................................10
III. TRIAL PITS ( SUMUR PERCOBAAN).......................................................................16
IV. PENGAMBILAN CONTOH TANAH..........................................................................19
a. Contoh tidak asli (Disturbed Samples)..................................................................20
b. Contoh asli (Undisturbed Samples),.....................................................................20
V. STANDARD PENETRATION TEST (SPT)......................................................................26
VI. SONDIR / CONE PENETRATION TEST (CPT)...........................................................30
a. Menurut jenis alatnya Sondir dibagi menjadi 2 bagian yaitu:..............................30
b. Menurut Kapasitasnya Sondir dibagi menjadi 3 bagian yaitu:..............................31
c. Menurut alat pendpenusukannya Sondir dibagi menjadi 2 bagian yaitu:............32
d. Menurut pembacaannya Sondir dibagi menjadi 2 bagian yaitu:..........................32
VII. VANE SHEAR TEST (VST).......................................................................................38
VIII. PRESSUREMETER TEST ( PMT)..............................................................................42
IX. DILATOMETER TEST..............................................................................................46
X. DYNAMIC CONE PENETROMETER (DCP)...................................................................48
XI. ALAT INSTRUMENTASI GEOTEKNIK......................................................................52
a. PIEZOMETER.........................................................................................................52
b. INKLINOMETER.....................................................................................................61
c. SETTLEMENT PLATE..............................................................................................68
XII. GEOFISIKA............................................................................................................71
a. Geoseismik...........................................................................................................73
b. Geolistrik..............................................................................................................75
c. Georadar..............................................................................................................80
XIII. PENELITIAN LABORATORIUM...............................................................................82
a. Percobaan Sifat-sifat Fisik Tanah..........................................................................82
1. KADAR AIR........................................................................................................82
2. BERAT JENIS TANAH.........................................................................................84
2
3. BERAT ISI..........................................................................................................87
4. BATAS-BATAS ATTERBERG................................................................................89
5. PEMERIKSAAN GRADASI (GRAIN SIZE ANALYSIS / UJI UKURAN BUTIRAN).....100
b. Percobaan Sifat-sifat Mekanis Tanah.................................................................108
1. KONSOLIDASI..................................................................................................108
2. KUAT GESER TANAH.......................................................................................112
3. KOMPAKSI......................................................................................................125
4. C.B.R LABORATORIUM....................................................................................130
5. PERCOBAAN PERMEABILITAS.........................................................................133
3
I. PENDAHULUAN
PENYELIDIKAN GEOTEKNIK
Selain itu pun ada beberapa jenis-jenis dari Penyelidikan Geoteknik ini,
beberapa hal perlu di pertimbangkan jika akan melakukan Penyelidikan
Geoteknik:
4
7. Kemampuan setiap alat.
8. Kebutuhan tenaga manusia, jumlah, dan kemampuannya.
9. Peta topografi, batasan-batasanpekerjaan dan pekerjaan penunjang
lain yang di butuhkan
10. Kebutuhan alat penunjang.
5
(Raft Foundation) adalah pelat beton yang berbentuk rakit
melebar keseluruh bagian dasar bangunan, yang digunakan
untuk meneruskan bebas bangunan ke lapisan tanah dasar atau
batu-batuan dibawahnya, ukurannya 2x lebar pondasi.
- Pondasi tiang pancang:
Salah satu jenis pondasi yang biasa digunakan untuk
membangun rumah skala kecil ataupun bangunan besar seperti
perkantoran dan hotel, material beton bertulang dengan
kekuatan yang sangat baik, ukurannya 2x lebar tiang.
- Pondasi tiang pancang + rakit:
Penggabungan antara 2 macam bentuk pondasi yaitu, pondasi
rakit dan pondasi tiang pancang, ukurannya 2x lebar bangunan
- Dinding penahan tanah:
Suatu konstruksi yang berfungsi untuk menahan tanah lepas
atau alami dan mencegah keruntuhan tanah yang miring atau
lereng yang kemantapannya tidak dapat dijamin oleh lereng
tanah itu sendiri, ukurannya 0,7x lebar galian atau 1x tinggi
galian (terbesar).
- Timbunan tanah:
Digunakan untuk pencapaian elevasi akhir subgrade yang
disyaratkan dalam gambar perencanaan tanpa maksud khusus
lainnya, ukurannya 2x lebar timbunan.
Jumlah Penyelidikan Tanah
- Penyelidikan awal:
Tanah normal : setiap 100 s/d 200 m.
Tanah lunak : setiap 50 s/d 100 m.
- Penyelidikan detail:
Konstruksi persegi : setiap 15 s/d 25 m
Konstruksi memanjang : setiap 25 s/d 50m.
- Pada posisi konstruksi yang berat dan penting, jumlah
penyelidikan tanah dapat ditambah.
6
Metoda-metoda yang paling penting untuk melakukan Penyelidikan Tanah
di lapangan adalah sebagai berikut:
7
Sumber gambar : Buku Mekanika Tanah ( L. D. Wesley)
8
Hasil yang didapat adalah lubang bor dengan kedalaman
maksimum 6,00-10,00 meter dengan diameter 50-200 milimeter. Bor
9
CONTOH DATA LAPORAN KELOMPOK MEKANIKA
TANAH 1
10
Sumber gambar : Buku Geoteknik dan Mekanika Tanah ( Ir. Shirley LH )
11
Sumber gambar : Buku Geoteknik dan Mekanika Tanah ( Ir. Shirley LH )
12
Cara-cara, dan macam alat-alat yang dipakai pada penggunaan alat-
alat bor dengan motor penggerak, dapat diutarakan secara ringkas berikut:
13
Diperkembangkan untuk pemboran dalam batuan. Untuk
mengambil batuan yang hancur juga untuk lempung keras,
kerikil, dan pasir padat.
14
Dipengaruhi oleh kedalaman, jika membutuhkan kedalaman
yang sangat dalam maka dibutuhkan stang bor yang banyak
dan hal itu mempengaruhi harganya.
Dipengaruhi juga oleh jenis lapisan tanahnya, semakin keras
tanahnya maka pelaksanaannya akan semakin lama.
Sehingga semahal-mahalnya bor adalah makin keras
tanahnya dan semakin dalam kedalamannya.
- Lama waktu persiapan
- Susah pelaksanaannya, tidak praktis banyak aksesorisnya
- Tidak mudah dilakukan karena alatnya berat
15
Sumber Gambar : Google
16
Sumur uji dapat diperpanjang menjadi paritan uji (trenches) untuk
mengikuti atau menyilang daerah longsor.
17
- Patok - dll.
18
Sumber Gambar : Youtube
19
IV. PENGAMBILAN CONTOH TANAH
Perlakuan sampel DS
- Tidak perlu dimasukkan ke tabung baja, cukup
dimasukkan ke kantong plastik atau pipa paralon
- Disimpan ditempat yang sejuk
20
Contoh asli adalah suatu contoh yang masih menunjukkan sifat-sifat
asli dari tanah yang ada padanya. Contoh-contoh ini tidak mengalami
perubahan dalam struktur, kadar air, atau susunan kimia. Sampel UDS
didapatkan pada saat, (contohnya, saat melakukan pengeboran
pada kedalaman tertentu lalu ingin mengambil UDS jika lapisan
memungkin kan untuk diambil sampel UDS, stang nya di angkat
keatas lalu ujung stang yang tadinya mata bor itu dilepas dan
diganti dengan tabung UDS, tabung tersebut di turunkan
kebawah sampai dasar lubang, lalu ditekan menggunakan alat
mesin bor, sampai jenis lapisan tanah yang NSPT nya kisaran ± 0-
15, umumnya 12) Contoh asli dapat diambil dengan memakai Jenis
Tabung yang berbeda-beda menyesuaikan dengan jenis tanahnya
dan konsistensinya, yaitu:
21
Sumber Gambar : Google
diperlukan.
22
Apakah tanah lunak boleh menggunakan Thick
Wall Sampler (tabung tebal)?
23
tidak bisa mendorong tabung lebih dalam, jadi bukan
karena tanahnya sudah keras.
24
Persyaratan pengambilan sampel UDS
- Kondisi tabung harus bulat tidak penyok
Agar tanah yang masuk kedalam tidak terganggu
- Ujung tabung kondisi baik (Tajam) sedikit menguncup
- Tidak boleh mengalami hambatan (tidak mengalami
keruntuhan) di sepanjang lubang bor sebelum pengambilan
sampel
- Jenis tabungnya sesuai dengan jenis tanahnya
- Teknik pengambilan tidak boleh salah
25
- Penyimpanan harus tegak (agar ruangan sejuk)
- Pengujian harus dilakukan sesegera mungkin (bisa
berubah kadar air nya).
- Segel lilin pada ujung atas dibuka, lalu jarak ujung tabung
dengan sampel tanah sudah diukur dan di catat (agar tidak
hambur, tidak banyak sampel yang terbuang)
- Lilin pada ujung bawah tabung sudah dibuka, sudah
diukur dan di catat masa tabung dan tanah yang kita miliki
- Sampel diletakkan pada alat pengeluar (Extruder)
- Bagian pertama yang kontak dengan lilin, dibuang terlebih
dahulu, lalu sampel dipotong sesuai dengan panjang yang
yang dibutuhkan
- Setelah itu sampel yang telah di ptong di beri tanda dan
dipakai untuk di uji
- Sampel sisanya ditutup lagi agar terjaga.
26
menggunakan hammer. Pelaksanaannya bukan di lakukan di
permukaan tapi dilakukan di kedalaman yang dikehendaki, artinya
harus dilakukan pengeboran hingga kedalaman yang dikehendaki.
Berikut adalah peralatan yang dibutuhkan untuk pengujian ini:
1. Set mesin bor dan aksesorisnya.
2. Split Spoon Sampler (diameter 50 mm, panjang 500 mm).
3. Penumbuk dengan berat 63,5 kg dengan tinggi jatuh 76 cm.
4. Alat peanahan (Tripod)
5. Mesin penarik palu (Konvensional : ditarik memakai tenaga
manusia , Otomatis : ditarik menggunakan mesin).
27
Sumber gambar : Buku Sumber gambar : Buku
Mekanika Tanah ( L. D. Geoteknik dan Mekanika
Wesley) Tanah ( Ir. Shirley LH )
28
- Tabung SPT harus standar
- Berat hammer harus standar
- Hammer harus jatuh bebas (jika tidak jatuh bebas maka
nilai NSPT nya tidak valid)
Tingkatan konsistensi
tanah:
29
Sumber gambar : PDF Pa Ikhya
Hubungan tingkat
kepadatan relatif (Dr), sudut geser dalam (f), nilai konus (qc)
dengan NSPT:
30
Sumber Gambar : Google
31
Proses pengukuran nya (alat ukur ujungnya/konus ujungnya)
menggunakan proses mekanik. Prosesnya/Pembacaannya manual
tidak memiliki sensor-sensor didalamnya.
Sondir Elektrik
Sondir yang menghasilkan nilai tahanan ujung (qc), dan gesekan
selimut (fs) dan tekanan air pori (u) mengacu pada ASTM D5778.
Parameter yang didapatkan secara menerus dengan tingkat
akurasi yang lebih baik. Dibaca per 2 cm. Proses pengukuran
nya (alat ukur ujungnya/konus ujungnya) menggunakan proses
elektrik. Saat menyentuh tanah sondir akan memiliki reaksi,
dimana reaksi itu terbaca dengan alat sondir, dimana proses
membacanya dengan elektrik (memiliki kabel). Kabel/sensor
tersebut kontak dengan tanah lalu ada pembacaan yg nanti di bawa
keatas dimasukkan ke alat pengukuran dengan proses elektrik.
Yang membedakan alat Sondir Mekanik dan Sondiri Elektrik
adalah Konusnya.
32
diukur, nanti terlalu langsing/tipis nanti hasilnya diragukan atau
kurang akurat.
Jika ingin menghitung tanah yang lebih keras maka gunakanlah
Sondir Berat.
33
1) Kondisi Alat :
Alat dan kelengkapannya terkalibrasi dengan baik.
o Konus adalah yang paling utama diperhatikan, harus sangat
baik kondisinya.
- Ujung konus harus tajam.
- Konus tidak dalam kondisi karatan.
- Konus tidak rusak (penyok dll.).
- Dimensi (ukuran) harus standar.
Standar ukuran selimut 150 cm2.
o Manometer
- Kondisi harus bagus.
- Skala harus benar/sesuai (Khusunya Analog).
o Batang Tekan
- Kekuatannya (Harus kuat) karena sering patah.
2) Persiapan :
- Tanahnya harus rata dengan dudukan yang baik.
- Sondir di angkur/di jepit di tanah dengan 2 sisi ( 2-4
angkur).
3) Prosedur Pengujian :
- Kecepatan menusuk
- Pembacaan di Manometer, pembacaan ke 1 dan 2
harus benar jika tidak maka data nya akan meleset.
4) Pengawasan
- Data-data yang didapat dan pengolahan
menggunakan rumus-rumus yang sesuai.
34
baca manometer yang menyatakan perlawanan ujung. Pada
penekanan berikutnya konus dan mantelnya bergerak kebawah
4 cm. Nilai pada manometer yang terbaca adalah nilai tahanan
ujung dan perlawanan lekat.
3. Tekan stang luar sampai kedalaman baru, penekanan stang
dilakukan sampai setiap kedalaman tambahan sebanyak 20 cm.
4. Pekerjaan sondir dihentikan pada keadaan sebagai berikut:
a. Jika bacaan pada manometer tiga kali berturut-turut
menunujukkan nilai > 150 kg/cm2.
b. Jika alat sondir terangkat keatas sedangkan bacaan
manometer belum menunjukkan angka yang maksimum
maka alat sondir diberi pemberat.
35
Pembacaan data sondir dilakukan dengan interval pengujian
setiap 20 cm berdasarkan SNI 2827-2008. Pekerjaan sondir ini
dihentikkan bila salah satu dari hal berikut tercapai,
pembaacan nilai konus telah mendapatkan nilai qc ≥ 200
kg/cm2; atau telah terangakatnya jangkar sesuai dengan
keterbatasan kemampuan maksimum alat sondir yang
digunakan.
36
Alat sondir ini banyak digunakan di Indonesia karena ada beberapa
keuntungan saat menggunakan alat ini, sebagai berikut:
37
dan tanah keras). Ada prosedur, jika mentok bertemu batu
geser 1-5 meter dengan harapan menghindar dari batu tersebut.
- Tidak mendapati muka air tanah secara langsung.
- Jika terdapat batuan lepas bisa memberikan indikasi lapisan
keras yang salah.
- Jika alat tidak lurus dan konus tidak bekerja dengan baik maka
hasil yang diperoleh bisa meragukan.
38
Sumber gambar : PDF Pa Ikhya
39
VII. VANE SHEAR TEST (VST).
Prosedur pelaksanaan:
40
1. Setelah pemboran sampai pada kedalaman yang diinginkan,
pipa pelindung diturunkan sampai permukaan dsar bor
sepanjang kedalaman yang dibutuhkan.
2. Setelah itu dasar lubang bor dibersihkan dengan menggunakan
mata bor Iwan. Kipas dipasang pada stang bor A2 dan
dimasukkan kedalam lubang bor sampai mencapai
permmukaan yang akan diuji. Sambungan antara kipas dan
stang bor diusahakan agar berada diatas permukaan tanah. Hal
ini dapat diketahui dengan melihat ball bearing guides
(penunjuk peendukung bola) yang tidak masuk kedalam pipa
pelindung.
3. Sesudah kipas masuk kedalam lubang bor dan mencapai
kedalaman yang dikehandaki maka torque wrench disambung
dengan stang.
4. Stang torque wrench diputar kekiri dan kekanan sehingga
mencapai angka yang maksimum dan kemudian turun lagi dan
mencapai angka yang konstan.
5. Setelah itu kipas dicabut dan diangkat ke atas.
Perhitungan :
M
Su/Cu =
k .a
41
Tidak mendapatkan nilai ϕ hanya dapat nilai C yaitu
kohesi dari kuat geser tanah kondisi total buka
efektif.
Dengan alat pengukur ini kita dapat menentukan momen torsi yang
bekerja pada saat terjadi keruntuhan (failure). Dari momen torsi ini kita
dapat menetukan kekuataan geser tanah yang diperiksa, yaitu kekuatan
geser “undrained”.
Su π D 2 L [1+ D ]
T=
2 3L
Dimana:
T = momen torsi
42
D, L, r adalah seperti yang dilihatkan dibawah ini:
Alat vane shear test ini sangat baik untuk menentukan kekuatan
geser pada lapisan lempung yang lunak, karena pengambilan contoh asli
dari tanah semacam ini sering sangat sulit. Berikut beberapa
keuntungan menggunakan alat ini:
43
Uji pressuremeter (PMT) adalah uji lapangan yang terdiri atas
probe silinder panjang yang dikembangkan secara radial didalam tanah
sekelilingnya, dengan menggunakan sejumlah cairan bertekanan pada
waktu pemompaan probe. Tidak bisa dilakukan di permukaan tanah,
harus dilakukan penggalian/pengeboran terlebih dahulu. Untuk tanah
Data dapat diinterpretasi sebagai kurva hubungan tegangan-regangan-
kekuatan secara lengkap. Alat pressuremeter diperkenalkan oleh seorang ahli
Perancis Louis Menard pada tahun 1955. Pengujian dapat dilakukan dalam
zona massa tanah yang lebih luas daripada uji lapangan lainnya. Alat
pressuremeter memiliki 3 elemen utama, yaitu:
44
Sumber gambar : PDF Pa Ikhya
Prinsip dasar dari pengukuran
ini adalah untuk menghasilkan
tekanan radial terhadap sisi lubang dengan menggunakan tekanan di
measuring cell pada probe dan pembacaan volume terekam di volumeter.
45
probe yang self-boring ke tanah untuk mencegah gangguan.
Presseuremeter ketiga disebut cone pressuremeter. Pressuremeter kerucut
Kelebihan :
Kekurangan :
46
2. Pengujian lebih sulit dan lebih mahal
3. Pengeboran membutuhkan ketelitian dan kehati hatian yang tinggi
4. Tidak cocok digunakan pada kerikil
5. Kelangkaan alat sehingga alat ini jarang digunakan.
6. Hasil pengujian sangat berpengaruh terhadap gangguan tanah yang
akan dikukur.
7. Untuk keperlusn pengecekan parameter tanah yang di dapat dari PMT
sebaiknya tetap di ikuti test laboratorium,uji sondir dan SPT.
Hasil dari uji pressuremeter test
47
bisa dilakukan di tanah keras atau kerikil karena bisa menyobek
membran.
DMT telah secara luas digunakan dan di kalibrasi terhadap
endapan tanah yang diuji diseluruh dunia. Telah banyak penelitian
dilakukan dengan uji DMT oleh para ahli. Peralatan uji ini terdiri atas
mata pisau nirbaja yang meruncing dengan baji bersudut 180o , yang
didorong masuk secara vertikal ke dalam tanah pada interval kedalaman
200 mm (atau interval alternatif 300 mm) dengan kecepatan 20 mm/det.
Mata pisau (panjang 240 mm, lebar 95 mm dan tebal 15 mm)
dihubungkan ke alat ukur tekanan di permukaan tanah melalui pipa kawat
khusus melewati batang bor (drill rod) atau batang konus (cone rod). Suatu
membran baja fleksibel berdiameter 60 mm yang dipasang pada salah satu
sisi dari mata pisau yang di pompa secara pneumatik, digunakan untuk
menghassilkan dua jenis tekanan.
48
menggunakan kabel pneumatic-electric hingga kedalam
pengujian yang diinginkan.
c. Pembacaan hasil uji DMT pada panel pembaca hasil.
Keuntungan uji DMT adalah:
a. Sederhana, kuat, cepat dan lebih mahal dibanding PMT
b. Dapat langsung dilakukan di permukaan tanah
c. Dapat diulang dengan cepat oleh operator yang berbeda-
beda.
d. Menjaga keaslian tanah (pengaruh disturbansi yang kecil).
e. Menghemat waktu dan biaya, karena tidak diperlukan lagi
pemboran, pengambilan contoh tanah dan pengujian
laboratorium, untuk mendapatkan parameter geoteknik
yang diperlukan
49
X. DYNAMIC CONE PENETROMETER (DCP)
Kegunaan dari alat ini adalah untuk mengevaluasi subgrade jalan dalam
perencanaan konstruksi jalan. DCP dilakukan untuk mengetahui nilai CBR
tanah berdasarkan ASTM D6951. Yang dicatat dalam pengujian DCP
adalah jumlah pukulan hammer perpenetrasi. Tidak dilakukan didalam
lubang bor. Penetrasi konus dinamis (dynamic cone penetrometer) adalah
suatu alat yang digunakan untuk menguji dengan cepat kekuatan lapisan jalan
tanpa pengikat (tanah dasar, pondasi bahan berbutir). Pengujian dilakukan
menerus sampai kedalaman 100 cm. Dari pengujian ini dapat dikorelasikan
dengan nilai CBR lapangan.
Kalau nilai CBR nya tinggi, jumlah pukulannya lebih banyak atau
lebih sedikit?
Jumlah pukulan nya makin sedikit maka nilai CBR nya makin
besar.
50
tersebut, karena lebih kering, dan jika sedang terjadi musim
hujan maka nilai CBR nya akan lebih kecil.
51
Kekurangan dari alat DCP :
1. Kedalaman terbatas, hanya sekitar 1 meter
2. Tidak mendapatkan sampel
3. Parameter yang didapat terbatas
4. Tidak dapat digunakan pada batuan keras, aspal, maupun beton
5. DCP dapat rusak bila dilakukan pada lapisan tanah keras
secara berulang – ulang atau pembuangan lapisann yang tidak
sempurna
6. Tidak dapat mengukur kelembaban maupun kepadatan (hanya
untuk mengukur kekakuan).
52
CONTOH DATA LAPORAN KELOMPOK MEKANIKA
TANAH 1
53
Sesungguhnya bukan bagian dari penyelidikan geoteknik karena alat
instrumentasi itu bukan untuk mencari parameter tanah dilapangan.
Kenapa dipelajari? Karena tidak lepas kaitannya dengan penyelidikan
geoteknik.
a. PIEZOMETER
Piezometer merupakan sebuah alat yang berfungsi
mengukur tekanan air pori tanah yang berlebih dan
permukaan air tanah, tekanan air pori adalah suatu peristiwa
didalam tanah lunak yang jenuh air dimana meningkatnya
tekanan air pori karena beban. selain itu Piezometer juga dapat
digunakan sebagai berikut :
- Memprediksi stabilitas lereng
- Merancang untuk teganan lateral
- Mengevaluasi keefektifan drainase
54
ketika kabel terhubung ke alat pembaca. Dan nantinya alat pembaca
tersebut akan menampilkan bacaan pada salah satu bagian digit, frekuensi
(Hz), periode (Mikrodetik) atau microstrain (με). Alat ini juga
menampilkan suhu transduser (tertanam pada thermistor) dengan resolusi
0,1 ° C.
Alat ini memiliki stabilitas pada jangka waktu yang bisa dibilang
cukup sangat lama, alat ini memiliki thermal zero shift yang rendah. Kabel
pada alat ini yang bisa mencapai beberapa kilometer, tidak akan menjadi
permasalahan pada output frekuensi dan juga tidak akan mempengaruhi
pada perubahan resistensi yang akan disebabkan oleh perubahan panjang,
splicing dan lain sebagainya. Syarat Dan Ketentuan Prosedur Pada
Pemasangan Piezometer:
Alat:
- Untuk alat terutama alat bor harus sesuai dengan kedalaman dan
juga kondisi dari lapangan
- Pasir penyaring harus dengan ukuran no.20 dan tertahan pada
saringan no.40
55
- Pipa lindung yang digunakan memiliki diameter 100 milimeter
yang digunakan pada tanah yang mudah roboh
- Untuk diameter tiap-tiap pneumatik dengan ukuran 26 milimeter
dengan panjang 70 milimeter
Lubang Bor:
56
1 meter dengan ketebalan (masing-masing tebal 50 cm untuk area
di bawah dan di atas piezometer). Di atas timbunan pasir, lubang
a. Standpipe Piezometer
57
Piezometer ini mempunyai kekuatan 4-20 mA yang
langsung dapat terhubung dengan data logger industri,
penggunaan piezometer ini umumnya digunakan dalam
penarikan.
Jenis Piezometer
Untuk piezometer
dengan model ini sudah dirancang untuk melakukan
pengukuran tekanan fluida seperti pengukuran pada ketinggian
air pada tanah dan tekanan pori ketika langsung ditanamkan
pada tanggul. Alat ini juga cocok untuk pemasangan pada
lubang bor, sumur pengamat standar pipa riser piezometer.
58
Sumber gambar : Google
59
Sumber gambar : Google
Alat ini sudah di desain
untuk penguburan tanah pada tanggul
dan juga bendungan. Alat ini digunakan bersamaan dengan kabel
lapis baja untuk menahan pergerakan tanah selama berjalannya
konstruksi.
60
Piezometer ini sudah dirancang untuk pengaplikasian
pada suhu yang mencapai hingga 230 derjat C. Hal ini
dikarenakan alat ini sudah dilengkapi dengan kabel berisolasi
dengan mineral dan kabel teflon di dalam tabung stainless steel.
61
Transduser dengan model ini khusus untuk pengukuran
tekanan fluida yang sangat rendah, seperti ketinggian air tanah di
dalam sumur, bendung, flume dll. Perubahan ketinggian air yang
dapat diukur hanya 0,2 mm.
b. INKLINOMETER
Untuk memonitor/ mengukur atau mengetahui
pergerakan tanah atau deformasi tanah arah horizontal.
Dipasang dalam bentuk lubang, dengan kedalaman yang kita
kehendaki, inklinometer ini erat kaitannya dengan kestabilan.
Suatu bangunan sipil yang deformasi arah horizontalnya besar
itu suatu saat akan mengakibatkan keruntuhan. Bahkan alat
ini bisa mengetahui bidang gelincir, bisa digunakan juga untuk
62
memonitor timbunan tanah, untuk menjamin bahwa timbunan
tanah di tanah lunak itu stabil.
Untuk menganalisa karakteristik tanah.
63
Sumber gambar : Google
Probe akan membaca pergerakan
tanah dengan bantuan software yang
ada dilaptop, sehingga pergerakan dapat terbaca dan bisa langsung
dilakukan analisa.
64
Probe inclinometer traversing terdiri beberapa
accelerometer pengindraan gravitasi dalam kereta stainless seel. Ini
berisi dua set roda bertekanan pegas memandu probe secara akurat
pada kedalaman didalam casing. Jarak antara roda umumnya 0.5
m. Pengukuran dilakukan dalam sumbu A yaitu ke arah roda
sumbu B yaitu tegak lurus terhadap sumbu A.Probe untuk casing
horizontal dibuat berbeda. Sensor dipasang untuk mengukur
perpindahan vertikal sambil menjaga roda pelacak bagian bawah
tetap.
Casing Inclinometer
65
Digital / android inclinometer menggunakan ponsel yang
diaktifkan Android sebagai unit pembacaan untuk merekam data
pada setiap interval kedalaman. Ini mampu menyimpan beberapa
set data dan dapat melakukan pemeriksaan lapangan untuk
memverifikasi validitas pengukuran.
In-Place Inclinometer
66
In-Place Inklinometer selanjutnya dibagi menjadi dua jenis –
Uniaksial dan Biaksial. Indikator kemiringan dua arah di tempat terdiri
dari beberapa sensor MEMS yang terpasang pada suhu 90 °.
Jenis Inklinometer
Manual Inklinometer
67
Sistem inclinometer manual terdiri dari komponen berikut :
- Probe inclinometer
- Gulungan kabel inclinometer (ditandai setiap 0.5 m / 1 m)
- Unit pembacaan seluler
- Aksesoris : Baterai kabel reel, pengisi daya baterai, baterai
seluler, pengisi daya seluler
Digital Inklinometer
68
vertical, outpunya berupa secara proposional ke sinus sudut yang
dihasilkan oleh sumbu sensitifnya dari vertikal sejati.
69
Probe Inclinometer horizontal biasanya dipakai untuk
mengukur kemiringan sepanjang bidan vertikal yang melewati
sumbu inclinometer. Accelerometer kedua sering disediakan untuk
kemiringan sepanjang bidang tegak lurus terhadap poros probe
Inclinometer horizontal sehingga setiap rotasi probe horizontal
selama lintasan dapat dideteksi dan koreksi untuk
c. SETTLEMENT PLATE
Settlement Plate merupakan alat instrumentasi yang
biasa digunakan untuk memonitor/mengukur pergeseran
tanah/deformasi arah vertikal, bisa juga untuk pembuatan
timbunan lereng, galian dan mengukur penurunan tanah.
Selain itu, alat ini juga bisa digunakan untuk memantau penurunan
pondasi pada jembatan, menara, gedung bertingkat dan tower.
70
Sumber gambar : Google
Dipasang dikedalaman
yang ingin kita baca, seperti di permukaan atau di kedalaman
yang dikehendaki, dan dengan durasi waktu yang dibutuhkan.
Pada settlement plate terdapat sensor yang bekerja untuk mengukur
penurunan tanah, sensor transducer di tanam pada bagian ujung
settlement plate dan elevasi tanah, sehingga ketika terjadi
pergerakan tanah pada saat proses pekerjaan penimbunan galian
dan pekerjaan lainnya maka akan terbaca oleh sensor tersebut.
71
Sedangkan alat diatas merupakan alat yang ditanam di
dalam tanah dengan kedalaman mengikuti rencana gambar, alat
tersebut berfungsi untuk melihat penurunan tanah yang sudah
dilengkapi dengan sensor agar proses pengamatan menjadi mudah.
Berikut prosedur pengujiannya:
72
e. Ukur elevasi Datum terhadap Bench Mark local (BM) terdekat,
untuk mendapatkan Initial Reading (nilai elevasi datum
pertama kali). Initial Ready berfungsi untuk mengkut deviasi
elevasi Datum secara “Day to Day”. Deviasi datum inilah yang
memunculkan besaran nilai settlement.
XII. GEOFISIKA
73
Biasanya cara ini sangat membantu dalam menentukan titik
pemboran serta peralatan yang sesuai dengan jenis tanah yang ada.
Percobaan geofisika yang umum adalah:
1. Geoseismik.
2. Geolistrik.
3. Georadar
Kekurangan uji
geofisika:
o Tidak mendapatkan parameter tanah
o Tidak bisa berdiri sendiri / harus didampingi
dengan pengujian geoteknik lainnya
Kelebihan uji geofisika:
o Cukup continue karena bisa memasang patok-patok
tsb dengan cukup rapat
o Tidak menganggu tanah (non destructive)
o Mendapatkan informasi tanah yang cukup dalam
o Dapat mengetahui perlapisan tanah
o Dapat mengetahui Muka Air Tanah
o Relatif mudah, murah, dan cepat
74
a. Geoseismik
Prinsip Dasar Seismik Refraksi:
Perambatan Gelombang
a. Prinsip Fermat : Penjalaran gelombang dari suatu titik
ke titik lainnya akan melewati lintasan dengan waktu
minimum.
b. Prinsip Huygen : Setiap titik yang dilalui muka gelombang akan
menjadi sumber gelombang baru.
c. Prinsip Snellius : Gelombang akan dipantulkan atau dibiaskan pada
bidang batas antara dua medium
d. Prinsip snellius : Gelombang akan dipantulkan atau dibiaskan pada
bidang
Kegunaan:
Percobaan geoseismik dianggap didasarkan pada beberapa keadaan
antara lain:
- Tanah atau batuan dianggap homogen, isotropis, dan elastis.
- Dengan bertambahnya kedalaman tidak ada tambahan
kecepatan.
- Sifat elastis pada lapisan yang bersambungan akan jelas terlihat
perbedaannya.
Pelaksanaan:
- Palu
- Geophone
- Pencatat waktu
- Rolmeter
- Detonator
- Blaster unit
Prosedur pelaksanaan:
75
- Palu dipukulkan atau dibuat ledakan pada sesuatu tempat
tertentu.
- Waktu yang diperlukan untuk mencapai geophone dicatat.
- Kemudian jarak stasiun penimbul suara diperjauh dan proses
tadi diulang lagi.
Contoh penampang:
Gambaran kegiatan
76
Sumber gambar : PDF Pa Ikhya
b. Geolistrik
Kegunaan:
Cara Vertical Electrical Sounding (VES) dapat dipakai dalam
penentuan kedalaman batuan dasar, penyelidikan potensi sumber
bahan, tetapi alat ini tidak bisa membaca ½ meter dari tinggi
pasang patok.
Pelaksanaan:
Cara geolistrik ada beberapa macam antara lain:
77
- Schlumberger
- Wenner
- Three Electrode Schlumberger
- Three Electrode Wenner
- Azimuthaldipole
Yang akan dibicarakan disini adalah cara Wenner, karema cara ini
cukup praktis dengan metode Vertical Electrical Sounding.
78
- Walky-talky
- Kalkulator
- Alat tulis dan papan alas tulis
- Formulir data
- Kompas geologi
- Multitester
Prosedur pelaksanaan:
- Harus diperhatikan:
Medan lapangan harus cukup datar dan rata dalam arah
memanjang ±150 meter.
Lokasi percobaan harus jauh dari bangunan permanen
dari besi dan beton yang bisa mengganggu jalannya
arus listrik.
Pada tempat-tempat dekat tebing, kabel tidak boleh
direntangkan dengan arah memotong arah panjang
tebing.
Rentangkan kabel sejajar kontur.
Alat resistimeter beserta batere dapat diletakkan pada
tempat yang aman, usahakan dapat mencapai jarak
tengan dari rentang kabel.
Alat dapat diletakkan dalam mobil.
Periksa arus listrik dalam batere.
Kabel penghubung diletakkan pada tempat-tempat yang
telah ditentukkan dan jangan sampai terbalik.
Tanah sebuah elektroda didekat alat untuk membuang
arus ketanah.
Patok titik tengah dengan patok besi.
Kabel penunjuk jarak direntangkan pada kedua belah
pihak yang berlawanan dengan mengikat titik 0 pada
patok besi titik R,
79
Rentang kabel harus benar-benar lurus dan tegang,
kemudian arah rentang/orientasi terhadap arah utara
diukur dengan kompas geologi.
Elektroda mulai ditanam separuh dengan jarak-jarak
tertentu dihitung dari titik tengah patok besi.
Setelah elektroda ditanam hubungkan dengan kabel
lapangan (field cable) hubungan harus benar-benar
kuat.
Semua petugas di daerah elektroda kemudian menjauh
± 1 meter sebab arus listrik segera akan dijalankan.
Dalam keadaan normal arus listrik 150 volt. Dalam
keadaan agak susah ditembus arus listrik 300 volt,
sedang dalam keadaan betul-betul susah 600 volt.
Petugas amat berbahaya jiika memegang/menyinggung
elektroda.
Kenop arus listrik ditekan jarum akan bergerak.
Pembacaan benar jika jarum bergerak ke kanan.
Piringan skala mula-mula harus 0, kemudian setelah ada
gerakan jarum diputar sedemikian rupa sampai
mencapai posisi tengah. Setelah jarum kembali tepat
pada posisi tengah, arus dihentikkan dan kenop dilepas,
baca angka R pada piringan skala.
Tulis nilai R.
Jarak kemudian dirubah dan percobaan diulang
kembali.
- Perhitungan/interpretasi:
Interpretasi dilakukan dalam 3 tahap:
Curba Matching, yaitu menganalisa kurva lapangan
yang digambar diatas kalkir dengan cara mencocokkan
kurva dengan “Auxillary Curve”. Kemudian diadakan
perhitungan kembali dengan memakai diagram double
log cycle.
80
Interpretasi nilai (tahanan jenis) Barnes. Dari tahanan
jenis semu diadakan perhitungan dengan
memasukkannya ke dalam rumus Barnes diperoleh nilai
tahanan jenis sesungguhnya.
Nilai Barnes dihitung sesuai dengan pengukuran di
lapangan misalnya interval kedalaman 0,50 – 1,00 m.
Kombinasi “Curve Matching” dengan “Barnes” akan
menghasilkan ketelitian yang baik setelah ada
penglompokan unit dari kurva matching.
Hasil pengukuran titik R digambar pada setiap profil
yang dikehendaki. Pengukuran profil dilakukan benar-
benar terukur untuk memperoleh hasil maksimal.
Beberapa titik geolistrik (R) kemudian dikorelasikan
untuk menggambarkan hubungan ke arah lateral
maupun vertikal.
Contoh penampang:
Gambaran kegiatan
81
Sumber gambar : PDF Pa Ikhya
82
Sumber Gambar : Youtube
c. Georadar
Ground Penetrating Radar (GPR) adalah salah satu metode survey
untuk soil, bangunan dan kondisi bawah permukaan (dalam interval
beberapa centimeter hingga kedalaman 60 meter). Secara umum
peralatan GPR terdiri dari dua komponen utama yaitu peralatan
pemancar gelombang radar (transmitter) dan peralatan penerima
pantulan/ refleksi gelombang radar (tranceiver).
Sistem yang digunakan adalah merupakan sistem aktif dimana
dilakukan ‘penembakan’ pulsa pulsa gelombang elektromagnetik (pada
interval gelombang radar) untuk kemudian dilakukan perekaman
intensitas gelombang radar yang berhasil dipantulkan kembali ke
permukaan (Quan dan Haris, 1997).
Ground Penetrating Radar (GPR) pada bidang geofisika sering
dikenal sebagai Ground Radar atau Georadar, metode geofisika ini
menggunakan sinyal gelombang elektromagnetik akan dipancarkan ke
dalam bumi dan direkam oleh antena pada saatgelombang telah
mencapai kepermukaan. Gelombang elektromagnetik diteruskan,
dipantulkan dan dihamburkan oleh struktur permukaan dan anomali
jika terdapat dibawah permukaan.
Gelombang elektromagnetik yang dipantulkan dan di hamburkan
akan direkam oleh antena dipermukaan. Metode ini menghasilkan
gambaran bawah permukaan dengan resolusi yang tinggi, karena
gelombang yang dipancarkan oleh GPR memilik frekuensi sekitar 10-
1000Mhz.
83
Sumber Gambar : Youtube
PERBANDINGAN
METODE GEOFISIKA SEISMIK REFRAKSI VS GEOLISTRIK
84
kekerasan lapisan, pengolahan
data geolistrik dikorelasikan
dengan jenis lapisan sesuai
dengan nilai resisitivitasnya.
85
kadar air nya tidak terganggu). Parameter yang
didapatkan adalah W (Kadar air) dengan satuan %,
Pengujian inipun bisa dilakukan untuk jenis Tanah
Pasir dan Lempung/semua jenis tanah dengan kondisi
UDS. Berikut peralatan yang dibutuhkan dari pengujian
ini yaitu:
Oven pemanas dengan suhu mencapai 110oC.
Cawan kedap udara.
Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
Desikator.
Prosedur pelaksanaan:
Perhitungan:
86
W 1−W 2
- Kadar air (W) = x 100 %
W 2−W 3
o CONTOH DATA LAPORAN KELOMPOK
MEKANIKA TANAH 1
87
2. BERAT JENIS TANAH
Untuk mendapatkan niali berat jenis suatu tanah. .
Pengujian ini membutuhkan sampel DS, tapi bisa
menggunakan sampel UDS juga, karena dilihat dari
prosedurnya, pengujian ini tidak menjaga kondisi
tanahnya. Parameter yang didapatkan adalah GS
(Spesific Gravity), Pengujian inipun bisa dilakukan
untuk jenis Tanah Pasir dan Lempung. Peralatan yang
dibutuhkan dari pengujian ini yaitu:
Prosedur pelaksanaan:
88
Masukkan contoh tanah.
Timbang contoh tanah + piknometer (W2).
Didihkan contoh tanah tersebut untuk
menghilangkan udara yang terperangkap
dalam contoh tanah atau dengan mengisap
udara yang terperangkap dalam pompa
vakum.
Rendam dan diamkan piknometer sampai
batas leher. Bersihkan bagian luar
piknometer dan keringkan kemudian
timbang (W3).
Perhitungan:
W 2−W 1
Gs =
( W 2−W 1 ) +(W 4−W 3)
89
3. BERAT ISI
Untuk mendapatkan berat isi tanah yang merupakan
perbandingan antara berat tanah basah dengan volumenya.
Pengujian ini membutuhkan sampel UDS (Supaya
kondisi tanahnya tidak terganggu). Parameter yang
didapatkan adalah ɤ (Berat Isi) dengan satuan ton/m 3,
Pengujian inipun bisa dilakukan untuk jenis Tanah
Pasir dan Lempung. Peralatan yang dibutuhkan dalam
pengujian ini yaitu:
Cincin uji dengan diameter 6 cm dan tinggi
2 cm.
90
Pisau pemotong contoh.
Timbangan denga ketelitian 0,01 gram.
Prosedur pelaksanaan:
Perhitungan:
W 2−W 1
Berat isi (ɤ) = gr /cm3
V
91
4. BATAS-BATAS ATTERBERG
Pengujian ini membutuhkan sampel DS, tapi
bisa menggunakan sampel UDS juga, karena dilihat
dari prosedurnya, pengujian ini tidak menjaga kondisi
tanahnya, Pengujian ini hanya bisa dilakukan untuk
jenis Tanah Lempung/yang berbutir halus.
92
a. Batas cair (Liquid Limit)
Batas cair adalah kadar air dimana tanah
berada dalam batas keadaan plastis dan cair.
Peralatan yang dibutuhkan dalam pengujian ini
yaitu:
Cawan porselen, berdiameter 115
mm untuk mencampur tanah dengan
air.
Spatula dengan panjang 75 mm dan
lebar 20 mm.
Alat batas cair.
Grooving tool.
Cawan penguap.
Timbangan dengan ketelitian 0,01
gram.
Oven dengan suhu 1100C.
Prosedur pelaksanaan:
93
sebanyak 15-20 ml. Campur dengan
merata dengan batuan spatula.
Ambil contoh tanah yang telah
tercampur dengan homogen dan
taruh dalam cawan batas cair.
Ratakan permukaan contoh dalam
cawan sehingga sejajar dengan alas.
Buat alur pada contoh tanah tersebut
dengan menggunakan grooving tool.
Cara membuat alur adalah dengan
memegang alat grooving tool tegak
lurus permukaan contoh.
Dengan bantuan alat pemutar, angkat
dan turunkan cawan tersebut dengan
kecepatan 2 putaran/detik.
Hentikan aksi tersebut jika alur
sudah tertutup sepanjang ±1,25 cm
dan hitung berapa ketukan yang
dibutuhkan.
Ambil contoh tersebut sebagian
untuk diperiksa kadar airnya.
Ulangi percobaan diatas dengan
kadar air yang berbeda.
Perhitungan:
94
Sumber gambar : PDF Pa Ikhya
95
b. Batas Plastis (Plastic Limit)
Untuk mengetahui batas plastis suatu contoh
tanah, yaitu nilai kadar air terendah dari sutau
contoh tanah dimana tanah tersebut masih dalam
keadaan plastis. Peralatan yang dibutuhkan dalam
pengujian ini yaitu:
Cawan penguap.
Spatula.
Pelat kaca.
Cawan pencampur.
Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
Oven pengering,
Prosedur pelaksanaan:
96
maka tanah terlalu basah dan perlu
dikeringkan dengan jalan didiamkan/diaduk-
aduk dalam cawan pencampur.
97
c. Batas Susut (Shrinkage Limit)
Untuk
mengetahui batas susut suatu contoh tanah.
Peralatan yang dibutuhkan untuk pengujian yaitu:
Cawan pencampur.
Cawan penguap dengan diameter 150
mm.
Spatula.
Cawan susu porselen dengan dasar rata,
dan berdiamete 45 mm dan tinggi 12,5
mm.
Mistar pelurus baja.
Cawan gelas berdiameter 50 mm, tinggi
15 mm.
Pelat transparan.
Gelas ukur kapasitas 25 ml dengan
pembagian tiap 0,2 ml.
Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
Air raksa (Hg).
Oven pengering.
Prosedur pelaksanaan:
98
tidak terdapat geelembung udara. Kadar
air yang dibutuhkan minimal sama
dengan kadar air batas cair.
Lapisi bagian bawah cawan susu dengan
vaselin untuk mencegah tanah menempel
pada dinding cawan. Tempatkan contoh
tanah sampai kira-kira 1/3 bagian cawan
susu dan ketuk-ketuk perlahan-lahan
sehingga seluruh cawan terisi.
Isi lagi 1/3 bagiannya dan ketuk-ketuk
kembali. Terakhir isi sampai penuh dan
sampai ada yang tertumpah keluar.
Ratakan permukaan tanah benar-benar
rata.
Timbang contoh dan cawan.
Diamkan tanah dalam suhu udara sampai
warnanya berubah menjadi lebih muda,
kemudian masukkan dalam oven sampai
kering.
Timbang tanah dalam keadaan kering
dan kemudian keluarkan tanh dari cawan
susu tersebut.
Ukur volume cawan susu dengan
menuangkan air raksa sampai penuh dan
rata dan tuang isi air raksa tersebut
dalam gelas ukur.
Tempatkan cawan gelas dalam cawan
penguap dan isi cawan gelas dengan air
raksa sampai penuh rata permukaan.
Tutup cawan gelas dengan pelat kaca,
sehingga kelebihan air raksa akibat
99
dimasukkannya contoh tanah akan
tumpah dalam cawan.
Tuang air raksa yang kelebihan dalam
gelas ukur yang menunjukkan volume
tanah kering.
Perhitungan :
V 1−V 2
SL =w− x 100 %
W
Dimana ;
SL = Batas Susut
100
101
5. PEMERIKSAAN GRADASI (GRAIN SIZE
ANALYSIS / UJI UKURAN BUTIRAN)
a. Analisa Saringan
Untuk
menentukkan pembagian ukuran butir suatu contoh
tanah. Pengujian ini membutuhkan sampel DS, tapi
bisa menggunakan sampel UDS juga, karena dilihat
dari prosedurnya, pengujian ini tidak menjaga
kondisi tanahnya, Pengujian ini hanya bisa
dilakukan untuk jenis Tanah Pasir/yang berbutir
kasar. Peralatan yang dibutuhkan dalam pengujian ini
yaitu:
Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2%
dari benda uji.
Satu set saringan dengan ukuran: 1,5”; 1”; 3/4”;
3/8”; No. 4; No. 8; No. 30; No. 50; No. 100 dan
No. 200.
Oven dengan pengatur suhu sampai dengan
110oC.
Alat pemisah contoh.
Mesin pengguncang saringan.
102
Talam-talam.
Kuas, sikat, kuningan, sendok, dan alat-alat
lainnya.
Prosedur pelaksanaan:
Perhitungan:
103
b. Analisa Hidrometer
104
Sumber gambar : Google
Untuk
menentukaan pembagian ukuran butir dari tanah yang
lewat saringan N0. 200. Pengujian ini membutuhkan
sampel DS, tapi bisa menggunakan sampel UDS
juga, karena dilihat dari prosedurnya, pengujian ini
tidak menjaga kondisi tanahnya, Pengujian ini
hanya bisa dilakukan untuk jenis Tanah
Lempung /yang berbutir halus lolos saringan
No.200. Peralatan yang dibutuhkan dalam pengujian ini
yaitu:
Hidrometer dengan skala-skala konsentrasi 95 –
60 gram/liter) atau untuk pembacaan berat jenis
campuran (0,995 – 1,038).
Tabung-tabung gelas ukuran kapasitas 1.000 ml,
berdiameter 6,5 cm.
Thermometer 0 – 50oC, ketelitian 0,1oC.
Pengaduk mekanis dan mangkuk dispersi,
Saringan No. 10; No. 20; No. 40; No. 80; No.
100 dan No. 200.
Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
Oven dengan pengatur suhu sampai 110oC.
Tabung-tabung gelas dengan ukuran 50 ml dan
100 ml.
Batang pengaduk dari gelas.
Stopwatch.
Prosedur pelaksanaan:
105
Rendam 50 gram contoh tanah yang lolos saringan No.
100 dengan bahan dispersi Waterglass. Aduk sampai
merata dan biarkan 24 jam.
Sesudah perendaman, campuran dipindahkan dalam
mangkuk pengaduk dan tambahkan air suling
secukupnya. Aduk dengan pengaduk mekanis selama
15 menit.
Pindahkan campuran kedalam tabung gelas ukuran dan
tambahkan air suling ssampai 1.000 ml.
Mulut tabung ditutup rapat dengan telapak tangan dan
kocok dalam arah horizontal selama 1 menit.
Setela dikocok, tabung diletakkan dan masukkan
hidrometer dengan hati-hati dan biarkan b=terapung
bebas, lalu jalankan stopwatch. Angka hidrometer
dibaca pada waktu-waktu: 0,5; 1; 2 menit dan dicatat
pembacaan-pembacaan itu sampai 0,5 gram/liter yang
terdekat atau mendekati 0,001 berat jenis.
Sesudah pembacaan pada menit kedua, hidrometer
diangkat hati-hati. Kemudian dicuci dengan air suling
dan masukkan kedalam tabung yang berisi air suling
yang bersuhu sama seperti suhu tabung percobaan.
Hidrometer dimasukkan kembalii dengan hati-hati
kedalam tabung berisi campuran tadi dan lakukan
pembacaan hidrometer pada saat-saat 5; 15; 30 menit;
1; 4 dan 24 jam. Setiap setela pembacaan hidrometer
dicuci dan dikembalikan ke dalam tabung air suling.
Suhu campuran diuukur pada 15 menit pertama dan
kemudian pada setiap pembacaan berikut nya.
Sesudah pembacaan yang terakhir, campuran
dipindakkan kedalam saringan No. 200 dan dicuci
sampai air pencucian jerni dan biarkan air yang
mengalir terbuang.
106
Fraksi yang tertinggal diatas saringan No. 200
dikeringkan dan dilakukan pemeriksaan dengan cara
pemeriksaan analisa saringan.
107
Perhitungan:
a ( Rh+ k )
P= x 100 %
Wa
108
109
b. Percobaan Sifat-sifat Mekanis Tanah.
1. KONSOLIDASI
Untuk menentukkan sifat pemampatan suatu jenis
tanah, yaitu sifat-sifat perubahan isi dan proses keluarnya
air dari dalam tanah yang diakibatkan adanya perubahan
tekanan vertikal pada tanah tersebut. Pengujian ini
membutuhkan sampel UDS, karena dilihat dari
prosedurnya, pengujian ini harus menjaga kondisi
tanahnya. Parameter yang didapat dari pengujian ini
adalah Cc (Kompresi/pemampatan), Cv (Waktu
Konsolidasi), Cs, dan E (kompresibilitas dari tanah).
Pengujian inipun hanya bisa dilakukan untuk jenis
Tanah Lempung/yang berbutir halus (karena tanah
lempung memiliki sifat konsolidasi mengalami
pemampatan akibat keluarnya air dari tanah). Peralatan
yang dibutuhkan dalam pengujian ini yaitu:
Satu set alat konsolidasi yang terdiri dari alat
pembebanan dan sel konsolidasi.
Arloji pengukur dengan ketelitian 0,01 mm dan panjang
gerak minimal 1,0 m.
Beban-beban.
Alat pengeluar contoh dari tabung (extruder).
Pemotong yang terdiri dari pisau tipis dan tajam serta
pisau kawat.
Pemegang cincin contoh.
Neraca denga ketelitian 0,1 gram.
Oven dengan pengatur suhu sampai 110oC.
Stopwatch.
110
Sumber gambar : Google
Benda uji:
Prosedur pengujian:
111
terapit ole dua buah batu pori, lalu dimasukkan kedalam
sel konsolidasi.
Sel konsolidasi yang sudah berisi benda uji diletakkan
pada alat konsolidasi, sehingga bagian runcing dari plat
penumpu menyentuh tepat pada alat pembeban.
Kedudukan arloji diatur, kemudian dibaca dan dicatat.
Beban pertama dipasang sehingga tekanan pada beenda
uji sebesar 0,25 kg/cm2, kemudian arloji dibaca pada
saat-saat: 9,6”; 21,6”; 38,4; 1’; 2 ¼’; 4’; 9’; 16’; 25’;
36’; 49’ dan 24 jam. Beban ini dibiarkan bekerja sampai
24 jam. Sesudah 1 menit pembacaan, sel konsolidasi
diisi air.
Setelah pembacaan menunjukkan angka yang tetap atau
stelah 24 jam, catatlah pembacaan arloji yang terakhir.
Kemudian dipasang beban yang kedua sebesar 2 x
beban pertama, sehingga tekanan menjadi 2 x nya.
Bacalah arloji sesuai waktu diatas.
Untuk beban-beban selanjutnya dilakukan cara yang
sama. Beban-beban tersebut harus menimbulkan
tekanan normal terhadap benda uji masing-masing
sebesar: 0,25; 0,50; 1,0; 4,0 dan 8,0 kg/cm2.
Besarnya beban maksimum ini sebetulnya tergantung
pada kebutuhan, yakni sesuai dengan beban yang akan
bekerja terhadap lapisan tanah tersebut.
Setelah pembebanan maksimum dan sudah
menunjukkan pembacaan tetap pembebanan dikurangi
dalam 2 langkah yaitu 4,0 dan 1/4 kg/cm 2 (beban
rebound).
Pada waktu beban dikurangi setiap pembeban harus
dibiarkan bekerja sekurang-kurangnya selama 5 jam.
Arloji penunjuk hanya perlu dibaca sesudah 5 jam yaitu
sesaaat sebelum beban dikurangi lagi.
112
Segera setelah pembacaan terakhir dicatat, cincin dan
benda uji dikeluarkan dari sel konsolidasi dan ambil
batu pori tersebut dari permukaan atas dan bawah dari
benda uji lalu dikeringkan.
Benda uji dikeluarkan dari cincin, masukkan dalam
oven dan tentukan berat keringnya.
Perhitungan:
113
CONTOH DATA LAPORAN KELOMPOK MEKANIKA TANAH 2
114
a. Kuat Tekan Bebas (Unconfined Compression Test)
Untuk mendapatkan nilai kekuatan tanah tersebut dalam
keadaan bebas sampai mencapai keruntuhan. Diberikan
tekanan arah vertikal, tidak ada tegangan keliling.
Hanya mendapatkan parameter Cu (Kohesi dari tanah
dengan kondisi Undrained), dengan satuan Kg/cm2.
Pengujian ini membutuhkan sampel UDS, karena
dilihat dari prosedurnya, pengujian ini harus menjaga
kondisi tanahnya. Pengujian ini hanya bisa dilakukan
untuk jenis Tanah Lempung /yang berbutir halus.
Peralatan yang dibutuhkan dalam pengujian ini yaitu:
Alat tekan.
Alat pengeluar contoh.
Arloji pembacaan.
Alat pencatat waktu.
Oven pengering.
Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
Prosedur Pelaksanaan:
115
Sumber gambar : Google
Perhitungan:
ΔL
- Regangan axial: ɛ =
Lo
ΔL = perubahan panjang.
Lo = panjang contoh awal
- Luas penampang rata-rata:
Ao
A=
1−ɛ
Ao = luas penampang awal
- Beban/luas
P
π=
A
qu
- Cu =
2
116
CONTOH DATA LAPORAN KELOMPOK
MEKANIKA TANAH 2
117
Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram.
Oven pengering.
Prosedur pelaksanaan:
118
Setelah tanah terkonsolidasi kunci bingkai
dilepas dan mulai diadakan penggeseran dengan
rata-rata pembebanan = 50tso dimana: tso
adalah waktu untuk mencapai 50% konsolidasi.
Beban normal kedua pada benda uji diberikan
sebesar 2 x beban normal yang pertama.
Beban normal ketiga sebesar 3 x beban normal
pertama.
Perhitungan:
119
c. Triaxial
Untuk mengetahui kekuatan tanah dengan Tegangan
Keliling menggunakan air (kenapa menggunakan air?
Supaya bidang kontak nya terkena semua/ sama rata).
Mendapatkan parameter C (Kg/cm2) dan ϕ (°).
Pengujian ini membutuhkan sampel UDS, karena
dilihat dari prosedurnya, pengujian ini harus menjaga
kondisi tanahnya. Pengujian inipun bisa dilakukan
untuk jenis Tanah Pasir dan Lempung. Ada 3 macam
percobaan triaxial:
1. U.U. (Unconsolidated Undrained)
Tidak konsolidasi dan tidak mengalir
(Pengujian paling cepat).
-Pada tahap pertama kran air nya tidak
terbuka
-Tahap kedua kran air masih tidak terbuka
Mendapatkan parameter Cu dan ϕu (kondisi
total).
2. C.U. (Consolidated Undrained)
Konsolidasi tetapi tidak mengalir
-Pada tahap pertama kran air nya terbuka
-Tahap kedua kran air nya ditutup
Mendapatkan parameter C’ dan ϕ’ (Kondisi
efektif).
3. C.D. (Consolidated Drained).
Konsolidasi dan mengalir (Pengujian paling
lama).
-Pada tahap pertama kran air nya terbuka
-Tahap kedua kran nya tetap terbuka
Mendapatkan parameter C’ dan ϕ’ (Kondisi
efektif).
1. Unconsolidated Undrained
120
Peralatan yang digunakan:
Alat triaxial
Silinder contoh
Mold contoh
Penumbuk untuk memadatkan pasir
Membran karet
Pengatur ketinggian
Pengatur hampa udara
Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
Oven pengering
Cawan penguap yang besar
Plester karet untuk pengikat
Sendok
Pencatat waktu.
Prosedur pelaksanaan:
121
Tutup semua katup (a -m) kecuali k dane dibiar-kan
terbuka.
Contoh dijenuhkan dengan menutup saluran atas
dan membuka a, b dan g dan kemudian menutup a
dan b dan membuka j.
Setelah jenuh, buka saluran atas dan air dibiarkan
mengalir dan setelah air mencapai ketinggian
contoh, saluran atas ditutup.
Alirkan Hg sebanyak 5 inci dengan membuka b, d,
j, dan g dan menutup e dan perlahan-lahan buka a.
Dengan contoh berada di bawah ruang hampa
pindahkan klep atas, periksa ketinggian katup dan
pindahkan contoh tanah hati-hati.
Setelah mold dipindahkan, ruang hampa dinaikkan
menjadi 10 inci dengan membuka a sedikit.
Ukur panjang contoh dengan ketelitian 0,1 mm dan
ukur keliling contoh pada atas, tengah dan bawah.
Buka katup dan batang vertikal yang tertinggal,
dibautkan pada dasar.
Basahi gasket karet bawah dan tempatkan silinder
"lucite" pada tengah gasket, basahi karet gasket atas
dan tempatkan di sebelah atas silinder. Dengan hati-
hati tempatkan peralatan mesin pada tempatnya dan
periksa
apakah plunyer menyentuh contoh tanah tepat pada
tengahnya
Kencangkan semua baut atas pada batang vertikal
Periksa apakah plat atas sejajar plat bawah
Alirkan air ke ruang tersebut dengan membuka
katup m sampai penutup tertutup kemudian katup m
ditutup.
122
Tutup k, buka drum tekanan dan atur tekanan yang
diinginkan pada alat pengatur tekanan.
Dengan hati-hati beri tekanan pada ruang sampai 5
psi dengan membuka katup h, yang pada waktu
bersamaan buka katup c untuk membuang
kehampaan udara.
Catat pembacaan buret, perlahan-lahan tekanan
pada ruang ditambah sampai penuh dan catat lagi
pembacaan buret.
Pada saat ini, periksa apakah ada kebocoran pada
membran. Bocoran bisa diketahui dengan naiknya
bacaan pada buret.
Turunkan plunyer sehingga menyentuh tutup
contoh.
Catat bacaan awal pada arloji cincin penguji,
pencatat putaran buret dan waktu dan kemudian
mulai dengan pembebanan.
Untuk awal tegangan axial 2%, baca setiap regang
an 0,2%, selanjutnya setiap 0,5-1%.
Lanjutkan percobaan sampai gaya tegangan konstan
untuk beberapa pembacaan atau contoh telah
tertekan 1.k. 15%-nya.
Hentikan gaya tegangan dan periksa lagi apakah ada
kebocoran.
Baca buret, tutup h, buang tekanan ruang melalui k
sampai 5 psi dan baca buret lagi. Selisih bacaan
adalah perubahan volume akibat pengurangan
tekanan lateral.
Tutup f dan c, buka b, j dan d, alirkan Hg sampai 10
inci melalui a dan hilangkan tekanan ruang sampai 0
melalui k.
Buang air dalam ruang dengan menurunkan botol
123
penyalur dan buka m.
Lepas peralatan.
Gambarkan bidang keruntuhan contoh.
a. Consolidated Undrained
Prosedur Pelaksanaan:
Benda Uji:
Lindungi contoh dengan membran dengan
menggunakan alat penarik membran.
Hal ini dilakukan dengan menempatkan ujung
membran di atas alat penarik dan kemudian diisap
melalui tabung (gambar). Membran dan penarik
akan dengan mudah dimasuki contoh, lepaskan
pengisap dan membran akan membungkus contoh.
Timbang contoh dan membran dengan ketelitian 0,1
gram.
Hilangkan udara pada plat bawah dan penghubung
plat dengan buret dengan jalan menyemprot dengan
air mendidih.
Alirkan air melalui plat dasar untuk menghindarkan
terperangkapnya udara, tempatkan contoh di
atasnya. Kemudian basahi membran, lewatkan pada
dasar dan ikat dengan menggunakan plaster karet.
Basahi ujung membran dan tutupi dengan penutup
atas.
Ikat pada batang vertikal dan kemudian tutupi
penutup dengan membran dan ikat. Basahi gasket
karet bawah, tempatkan pada tengah ruang.
Basahi gasket atas dan tempatkan di atas silinder.
Tempatkan peralatan mesin sebelah atas dan periksa
apakah plunyer telah menyentuh contoh.
Pada saat ini semua katup (a – m) ditutup kecuali
k.
124
Alirkan air ke ruang dengan membuka m sampai
mencapai penutup dan kemudian tutup m.
Tutup katup k, buka tabung tekanan dan atur sampai
tekanan yang diinginkan. Naikkan tekanan pada
ruang dengan membuka h perlahan-lahan.
Turunkan plunyer sehingga tepat pada keadaan
mulai menyentuh.
Biarkan contoh berkonsolidasi pada tekanan ruang
dengan membuka katup saluran g dan f. Jumlah air
yang keluar selama konsolidasi dapat
diukur di buret.
Setelah konsolidasi selesai (terlihat bahwa aliran air
sudah berhenti). Sentuhkan lagi plunyer pada
contoh.
Jarak yang harus diberikan pada plunyer
untukmencapai lagi permukaan contoh tanah adalah
perubahan panjang tanah akibat konsolidasi.
Setelah itu tutup katup g dan f.
Catat bacaan awal cincin uji, dan begitu alat
penggerak mulai digerakkan, alat pencatat waktu
dimulai pula.
Pembacaan dilakukan setiap tekanan 0,01 inci
sampai 0,05 inci pertama dan kemudian 1.k. 0,02
inci sampai 0,1 inci dan kemudian dilanjutkan
sampai regangan mencapai 1.k. 15%.
Tentukan tekanan dan angkat beban as. Tutup katup
h dan melalui katup k hilangkan tekanan ruang
perlahan-lahan.
Keringkan ruang dengan merendahkan botol
penyalur dan buka katup m.
Gambar bidang runtuhan yang terjadi dan timbang
contoh tanahnya.
125
o CONTOH DATA LAPORAN KELOMPOK
MEKANIKA TANAH 2
126
3. KOMPAKSI
Pengujian ini membutuhkan sampel DS, karena dilihat
dari prosedurnya, pengujian ini tidak menjaga kondisi
tanahnya. Pengujian inipun bisa dilakukan untuk jenis
Tanah Lempung dan Tanah Pasir.
o 2 Uji Kompaksi
127
a. Standard Proctor
Suatu pemadatan yang dipadatkan dengan
Energi yang lebih rendah dibandingkan dengan
Modified Proctor dengan tanah yang sama.
Digunakan untuk Tanah Lempung dan Tanah
Pasir.
b. Modified Proctor
Suatu pemadatan yang dipadatkan dengan
Energi yang jauh lebih besar dibandingkan
dengan Standard Proctor dengan tanah yang
sama.
Digunakan untuk Tanah Lempung dan Tanah
Pasir.
Kepadatan standar
Untuk menentukan hubungan antara kadar air dan
kepadatan tanah sehingga bisa diketahui kepadatan
maksimum dan kadar air optimum. Peralatan yang
dibutuhkan pada pengujian ini yaitu :
Cetakan dengan diameter102 mm dan tinggi
11,5 cm.
Alat tumbuk tangan dengan diameter 50,8 mm
dan berat 2,5 kg serta tinggi jatuh 30 cm dengan
selubung yang mempunyai paling tidak 4 buah
lubang udara dengan diameter 9,5 mm.
Alat pengeluar contoh.
Timbangan kapasitas 11,5 kg dengan ketelitian
5 gram.
Oven pengering.
Alat perata dari besi dengan panjang 25 cm
dengan salah satu sisi memanjang tajam dan
lainnya rata.
Saringan 50 mm, 19 mm dan 4,75 mm.
128
Talam, alat pengaduk dan sendok.
Prosedut pelaksanaan:
129
Pergunakan alat perata untuk meratakan kele-
bihan tanah sehingga betul-betul rata dengan
permukaan cetakan.
Timbang cetakan berisi benda uji dengan keteli-
tian 5 gram.
Keluarkan benda uji tersebut dan ambil sebagian
kecil untuk pemeriksaan kadar air.
Kepadatan Berat
Untuk menentukan hubungan antara kadar air dan
kepadatan tanah. Peralatan yang dibutuhkan dalam
pengujian ini yaitu:
Cetakan dengan diameter 102 mm.
Alat penumbuk berdiameter 50,8 mm, berat 4,5
kg dan tinggi jatuh 45 cm.
Alat pengeluar contoh.
Timbangan kapasitas 11,5 kg dengan ketelitian
5 gram dan kapasitas 1 kg dengan ketelitian 0,1
gram.
Oven pengering.
Alat perata dari besi dengan panjang 25 cm.
Saringan 50 mm, 19 mm dan 4,75 mm.
Talam, alat pengaduk dan sendok.
Prosedur pengujian:
130
Masing-masing benda uji didiamkan selama 12
jam atau sampai jenuh.
Timbang cetakan dan keping alas dengan keteli-
tian 5 gram.
Ambil salah satu dari keenam contoh diaduk dan
dipadatkan dengan cara:
Tanah dipadatkan dengan alat pemadat 4,5 kg
dan tinggi jatuh 45,7 cm dalam 5 lapisan dimana
tiap lapisan mendapat 25 tumbukan.
Potong kelebihan tanah dan lepaskan leher
sambungan.
Ratakan kelebihan tanah sehingga rata dengan
1.8
1.6
Berat Isi Kering (gram/cm3)
1.4
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Kadar Air (%)
permukaan.
Timbangan cetakan berisi benda uji dengan
ketelitian 5 gram.
Ambil sebagian kecil contoh tanah untuk
pemeriksaan kadar air.
Perhitungan:
131
Nomor Sampel
Keterangan Satuan
1 2 3 4
Penambahan Air (%) 10 11 12 13
Berat Mold + Tanah Basah (gr) 5459 5933 5835 5786
Berat Mold (gr) 2847 2509 2509 2847
Berat Tanah Basah (gr) 2612 3424 3326 3939
Volume Tanah Basah (cm3) 2142.04 2032.21 2032.21 2142.04
Berat Isi Normal (gr/cm3) 1.22 1.61 1,56 1.37
Kadar Air (%) 25.81 27.64 29.78 33.50
Berat Isi Kering (gr/cm3) 0.97 1.26 1.20 1.03
Z A.V.C (gr/cm3) 1.57 1.52 1.48 1.40
A.V.C. (Sr=80%) (gr/cm3) 1.42 1.38 1.33 1.25
4. C.B.R LABORATORIUM
Untuk mendapatkan nilai daya dukung tanah dalam
keadaan padat maksimum. Pengujian ini membutuhkan
sampel DS, karena dilihat dari prosedurnya, pengujian
ini tidak menjaga kondisi tanahnya. Pengujian inipun
bisa dilakukan untuk jenis Tanah Lempung. Peralatan
yang dibutuhkan dalam pengujian ini yaitu:
Mold berbentuk silindris dengan diameter dalam
15 cm, tinggi 17,8 cm dengan leher sambungan
yang dapat dilepas setinggi 5 cm dan pelat dasar
yang berlubang.
Piringan pemisah berdiamter 15 cm dan tinggi 6
cm.
Alat penumbuk dengan berat 2,5 kg,
berdiameter 5 cm dengan tinggi jatuh 30,5 cm.
Alat untuk mengukur pengembangan yang
terdiri dari pelat pengembangan $ 15 cm dan
berlubang dengan diameter lubang 1,6 mm dan
tripod untuk menyanggah arloji pembacaan
yang dipasang pada leher sambungan.
Arloji pembacaan.
132
Beban permukaan pelat bulat dengan lubang di
tengah berdiameter 5,4 cm dan pelat setengah
bulatan yang kesemuanya berdiameter 15 cm
dengan berat 2,25 kg.
Piston penetrasi berdiameter 5 cm dan panjang
10 cm.
Alat penekan.
Bak perendaman.
Oven pengering.
Perlengkapan lain seperti baki pencampur,
sendok, filter dll.
Prosedur pelaksanaan:
133
• Pasang piston penetrasi pada alat penekan.
• Bebani dengan kecepatan 1,3 mm/menit.
Catat beban setiap penetrasi mencapai: 0,64;
1,27;1,91; 2,54; 5,08 dan 7,62 mm.
CATATAN:
134
3 r
y
P
o
o
r
3 Poor to Sub OH, CH, MH. A4, AS, A6,
- Fair grade OL A7
7
7 F Sub OL, CL, ML, SC. A2. A4, A6.
- a grade SM. SP A7
2 i
0 r
2 G B GM, GC, SW, SM, SP, Alb. A2-5.A3.A2, A2-
0- o a GP 6
5 o s
0 d e
S
u
b
b
a
s
e
135
CONTOH DATA LAPORAN KELOMPOK MEKANIKA
TANAH 2
5. PERCOBAAN PERMEABILITAS
Untuk mendapatkan nilai rembesan k yaitu nilai
yang menyatakan kemudahan aliran air melalui suatu
contoh tanah. Pengujian ini membutuhkan sampel UDS,
karena dilihat dari prosedurnya, pengujian ini harus
menjaga kondisi tanahnya. Parameter yang didapatkan
dari pengujian ini adalah K (Permeabilitas dari tanah)
dengan satuan Cm/dt. (Pengujian inipun bisa dilakukan
untuk jenis Tanah Pasir dan Lempung.
o 2 Uji Permeabilitas
a. Constant Head
Beda ketinggian/ beda tekanan (Head)
dipertahankan atau tidak mengalami
perubahan.
136
Kenapa tetap konstan? Padahalkan air mengalir,
karena air nya selalu ditambahkan dengan debit
yang sama dengan air yang keluar, sehingga
head nya bertahan/ konstan.
Cocok untuk Tanah Pasir, karena airnya keluar
dengan cepat sehingga mudah saat
menambahkan air nya.
b. Falling Head
Beda ketinggian/ beda tekanan (Head) turun
pelan-pelan atau dari waktu ke waktu berubah.
Kenapa turun? Karena air mengalir, dan tidak
ada penambahan air sehingga head nya tidak
konstan.
Cocok untuk Tanah Lempung, karena jika
menguji lempung dengan Constant Head itu air
yang keluar itu terlampau sedikit, sehingga
menammbahkan airnya pun sulit.
Tidak cocok untuk Tanah Pasir, karena terlalu
cepat head itu turun menyebabkan tidak bisa
dihitungnya delta/ selisih nya.
137
-Penyumbat karet (2 buah)
-Pegas
Pipa vertikal
Klep pengatur udara dan air
Palu kayu
Tabung gelas untuk tempat air dengan volume tetap
Alat pengisap udara
Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
Desikator
Skala
Alat pencatat waktu
Cawan penguap
Klep-klep pengatur
Pipa karet.
Prosedur Pelaksanaan:
138
Setelah dibiarkan selama 10 – 15 menit untuk
pengeluaran udara, tanah dijenuhkah
Ukur panjang contoh: L dan ukur permukaan ho dan
hi
Batas atas h, adalah ujung atas tabung, sedang h,
beberapa cm di atas ujung bawah pipa.
Dengan katup d dan n tertutup, isi pipa vertikal
dengan air destilasi yang tidak mengandung udara
sampai beberapa cm di atas h, dengan membuka
katup q, c dan a. Tutup katup c dan biarkan a
terbuka.
Periksa bahwa tidak ada udara pada garis antara
pipa vertikal dan permeameter dengan bak air
konstan.
Awali percobaan dengan membuka katup p, tekan
pengatur waktu selagi permukaan air jatuh ke batas
h, dan catat selang waktu sampai permukaan air
mencapai ketinggian Vh, h, dan hı
Jika waktu yang tercatat tidak mencapai 2 – 3%
ulangi percobaan.
Jika waktu yang diinginkan sudah tercapai, kurangi
angka pori dengan memukul sisi permeameter
dengan palu kayu.
b. Percobaan Permeabilitas dengan Permukaan Tetap
Peralatan yang digunakan:
Penyalur air
Termometer
Permeameter dengan batu pori dan penyumbat.
Bak penampung dengan permukaan tetap.
Penampung pelimpahan.
Prosedur Pelaksanaan:
139
Tempatkan tanah dalam cell permeameter dan
timbang beratnya.
Ukur tinggi h dan panjang contoh L.
Setelah dibiarkan beberapa menit untuk mencapai
keadaan setimbang, tampung pelimpahan dan catat
waktunya (*)
Setelah air yang ditampung cukup, catat pelimpahan
dan waktu pengamatannya (**)
Kurangi waktu (**) dengan waktu (*) sehingga
didapat Q dan t.
Catat suhu setiap selang beberapa menit.
Ubah angka pori seperti pada percobaan tinggi
variabel dan ulangi lagi percobaannya.
140
DAFTAR PUSTAKA
LH, Ir. Shirley. 1987. Geoteknik dan Mekanika Tanah. Bandung : Nova.
Dr. Ir. Wesley. 1972. Mekanika Tanah. Jakarta : Badan Penerbit Pekerjaan
Umum.
https://www.google.com/search?
safe=strict&sxsrf=ALeKk02nFiG9skS2jRXbfoFvrsUcK7HZCQ
%3A1607319751505&ei=x8DNX8-
YHs_HrQG1s5boCQ&q=constant+head+dan+falling+head&oq=konstan+head&gs_lcp=Cg
Zwc3ktYWIQAxgBMgQIABANMgQIABANMgQIABANMgQILhANMgQIABANMgQIABANMg
QIABANMgQIABANMgQIABANMgQIABANOgQIIxAnOggIABCxAxCDAToFCAAQsQM6BAgA
EEM6AggAOgoIABCxAxCDARBDOgUILhCxAzoFCAAQywE6DQgAELEDEIMBEEYQ_wE6CAg
AEBYQChAeOgYIABAWEB5QuzdYzlNgpGNoAHABeACAAYICiAGhCpIBBTYuNS4xmAEAoAE
BqgEHZ3dzLXdpesABAQ&sclient=psy-ab
https://www.google.com/search?
safe=strict&sxsrf=ALeKk00rb1OYp9gJLnJug6RYhPhLZq0DmQ
%3A1607319286479&ei=9r7NX4DUHM7n9QPLt6bACQ&q=2+uji+permeabilitas&oq=2+
+uji+permea&gs_lcp=CgZwc3ktYWIQAxgAMgUIIRCgAToFCAAQsQM6CAgAELEDEIMBOgII
141
ADoFCC4QsQM6BAgjECc6CAguELEDEIMBOgQIABBDOgQIABADOgIIJjoGCAAQFhAeOgcIIR
AKEKABOgQIIRAVUNz1G1iPoBxgqqocaAFwAXgBgAGpAogB2xSSAQU1LjUuNpgBAKABAao
BB2d3cy13aXrAAQE&sclient=psy-ab
https://www.google.com/search?
safe=strict&sxsrf=ALeKk03iTRuOXp25MJGvt68sJEvNwMB4Vg
%3A1607319118836&ei=Tr7NX6_NMsKy9QPYwon4Cg&q=parameter+uji+konsolidasi&o
q=parameter+uji+kon&gs_lcp=CgZwc3ktYWIQAxgAMgUIIRCgAToECCMQJzoECAAQQzoF
CAAQsQM6CAgAELEDEIMBOgIIADoICC4QsQMQgwE6BQguELEDOgcIABCxAxBDOgoIABCx
AxCDARBDOgUIABDLAVCi8wZY_psHYJenB2gAcAF4AIABnwGIAcsMkgEEMTAuN5gBAKAB
AaoBB2d3cy13aXrAAQE&sclient=psy-ab
https://www.google.com/search?
safe=strict&sxsrf=ALeKk01w0kStJpPfWcrk8dCKCUmU4AZ3Ow
%3A1607318497363&source=hp&ei=4bvNX5XtE6OYmgfP4KrYDA&q=immediately+cons
olidation&oq=immediately+consolida&gs_lcp=CgZwc3ktYWIQAxgAMgUIIRCgATIFCCEQo
AE6BAgjECc6BAguECc6CAgAELEDEIMBOgUIABCxAzoCCAA6CAguELEDEIMBOgUILhCxAzo
FCAAQywE6BwgAEAoQywE6BwgAELEDEAo6CggAELEDEIMBEAo6BAgAEAo6CQgAEA0QR
hD_AToECAAQDToKCAAQsQMQRhD_AToFCC4QywE6BggAEBYQHjoICAAQCBANEB5QkQ
FY6G9gg3poA3AAeACAAYgDiAGuFpIBCDE3LjMuMy4xmAEAoAEBqgEHZ3dzLXdpeg&sclie
nt=psy-ab
https://www.youtube.com/watch?v=j-5aqCdFsY4
https://www.youtube.com/watch?v=IFc8KK48m6E
https://www.youtube.com/watch?v=BpR3yhWDIfY
https://www.youtube.com/watch?v=qq1mjiOr17Y
https://www.youtube.com/watch?v=bMDlAlEjqfo
https://www.youtube.com/watch?v=cUD0yNBBqMU
142
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JMHMS/article/view/10244
https://www.youtube.com/watch?v=kcMNwkk9aWo
https://www.youtube.com/watch?v=E8hq-dLN1Fo
https://www.youtube.com/watch?v=2_16AJ7jQqw
https://www.youtube.com/watch?v=X8DMeuX2ryw
https://www.youtube.com/results?search_query=vane+shear+test
https://www.youtube.com/watch?v=Rdqhk_-Ix8E
https://www.youtube.com/watch?v=ynRrHsfhAQU
https://www.youtube.com/results?search_query=spt
https://www.youtube.com/results?search_query=test+pit
https://www.google.com/search?
safe=strict&sxsrf=ALeKk00fRTCx8MSX4sfT441jTrR46xCO5A
%3A1606127810143&ei=wpC7X5yfCK7Xz7sPg6eD-
Aw&q=gpr&oq=gpr&gs_lcp=CgZwc3ktYWIQAzIECCMQJzIECAAQQzIFCAAQsQMyAggAMg
IIADICCAAyAggAMgIIADICCAAyBAgAEEM6CAgAELEDEIMBOgcIABCxAxBDUM2CXVi9i11g
0Y9daABwAHgAgAGNAYgBsAKSAQMyLjGYAQCgAQGqAQdnd3Mtd2l6wAEB&sclient=psy-
ab&ved=0ahUKEwiciNmsvJjtAhWu63MBHYPTAM8Q4dUDCAw&uact=5
143
https://www.slideshare.net/fauziahpieter/geolistrik-ppt
https://www.google.com/search?q=nilai+cbr+pada+dcp&sxsrf=ALeKk02-
yQ54Cokj1bC4JCcFjyUwzlwGjQ:1606047945890&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2a
hUKEwiRgbrqkpbtAhXV7HMBHW2_AYkQ_AUoAXoECAgQAw&biw=1536&bih=722#imgr
c=6fxhC64x3vL5NM
https://www.google.com/search?sxsrf=ALeKk005y8hAUqQh4m-
SjyZhvyX0nX7SeQ:1606042531750&q=dynamic+cone+penetrometer+test&sa=X&ved=2
ahUKEwjq9-TU_pXtAhXGdCsKHe6_AmsQ7xYoAHoECAQQNQ&biw=1536&bih=722
145