1.1 Pendahuluan
1. Stabilitas
Stabilitas adalah kemampuan beton aspal dalam menerima beban dari
kendaraan tanpa terjadi perubahan bentuk. Yang menyebabkan beton
aspal memiliki stabilitas yang tinggi adalah jika gradasi ukuran
butirnya baik/merata sehingga memiliki rongga yang sedikit.
2. Durabilitas
Durabilitas adalah kemampuan beton aspal menerima repitisi beban
lalu lintas seperti beban kendaraan dan menahan keausan akibat
pengaruh cuaca dan iklim. Supaya Durabilitas nya tinggi maka harus
menggunakan gradasi yang senjang sehingga rongga lebih banyak dan
selimut aspal lebih tebal.
3. Fleksibilitas
Fleksibiltas adalah kemampuan beton aspal untuk bisa kembali ke
bentuk semula jika terjadi penurunan tanah dasar. Ciri-ciri ketika beton
aspal tidak fleksibel adalah ketika terjadi penurunan aspalnya retak.
Jadi supaya aspal tersebut lambat untuk retak maka dibutuhkan selimut
aspal yang tebal.
4. Tahan terhadap geser
Tahan terhadap geser adalah kemampuan beton aspal memberikan
gaya gesek pada roda kendaraan. Jika beton aspal tidak tahan terhadap
geser maka kendaraan mudah slip/mudah tergelincir. Maka tingkat
kekesatan dari beton aspal harus tinggi. Ukuran maksimum butir
agregat dan tebal selimut aspal sangat menentukan kekesatan dari
beton aspal.
5. Tahan terhadap lelah
1
Tahan terhadap lelah adalah kemampuan beton apal menerima
lendutan berulang dari beban kendaraan. Yang mudah lelah adalah
aspalnya karena kehilangan banyak minyak sehingga akan getas atau
mudah retak. Maka harus memilih beton aspal yang minyaknya lama
menguap.
6. Kedap air
Kedap air adalah kemampuan beton aspal agar tidak dapat dimasuki
oleh air. Air dapat membuat penuaan beton aspal menjadi lebih cepat.
Maka aspal pada campuran tersebut harus banyak.
7. Mudah dilaksanakan
Mudah dilaksanakan adalah kemampuan campuran beton aspal mudah
dihamparkan dan dipadatkan. Sifat ini bisa ditentukan oleh ukuran
butir dan suhu aspal. Ukuran butir tidak bisa menggunakan gradasi
seragam seperti pasir pantai karena akan sulit dipadatkannya.
Jadi dari sifat-sifat beton aspal diatas dapat disimpulkan bahwa ada 2 hal
yang sangat menentukan sifat beton aspal yaitu, Ukuran butir yang digunakan dan
Kadar aspal yang diperlukan. Selain sifat beton aspal, ada yang disebutj juga jenis
beton aspal yang di bagi menjadi 3 bagian yaitu, Fungsi, Suhu, dan Gradasi.
Berikut beberapa contoh dari jenis beton aspal:
Menurut fungsinya:
a. Lapisan aus (Wearing Course), lapisan yang berhubungan langsung
dengan roda kendaraan. Lapisan ini biasanya kedap air, tahan
terhadap cuaca dan tahan terhadap geser.
b. Lapisan Pengikat (Binder Course), lapisan yang terletak dibawah
lapisan aus. Harus memiliki stabilitas yang tinggi karena memikul
beban kendaran.
c. Lapis pondasi (Base Course)
2
Menurut Suhu:
a. Beton aspal campuran panas (Hot mix), campuran beton aspal yang
dicampur pada suhu campuran sekitar 140°C.
b. Beton aspal campuran hangat (Wram mix), campuran beton aspal yang
dicampur pada suhu pencampuran sekitar 60°C.
c. Beton aspal campuran dingin (Cold mix), campuran beton aspal yang
dicampur pada suhu ruang sekitar 25°C.
Saat ini ada beberapa jenis beton aspal campuran yang ada di Indonesia,
yaitu:
3
Lapisan Aspal Beton adalah suatu lapisan pada konstruksi jalan yang
terdiri dari campuran aspal keras dan agregat, dicampur dan dihampar dalam
keadaan panas serta dipadatkan pada suhu tertentu (Sukirman, S.,1992).
Laston ini biasanya digunakan untuk jalan dengan bebas lalu lintas 1-10
juta ESA. Sifat beton aspal yang terpenting pada campuran ini adalah Stabilitas.
Laston terdiri dari 3 macam campuran yaitu:
4
No. 50 0,300 9-22 7-20 6-15
No. 100 0,150 6-15 5-13 4-10
No. 200 0,075 4-9 4-8 3-7
Agregat kasar harus bersih, keras, awet, bebas dari tanah lempung atau
bahan lainnya. Agregat halus dapat terdiri dari pasir (maksimum 10%) atau dari
hasil mesin pemecah batu yang bersih, awet, dan bebas dari tanah lempung atau
bahan lainnya. Sementara itu bahan pengisi (filler) dapat menggunakan debu dari
batu kapur, semen portland, abu terbang, atau bahan non plastis lainnya. Dan
Aspal yang digunakan untuk campuran beraspal seperti laston adalah aspal pen
60.
5
(Pa.s)
Penetrasi 25°C, 0,1 mm SNI 06-2456-1991 ≥ 54
Daktilitas 25°C, cm SNI 2432:2011 ≥ 100
Laston (AC)
Sifat Campuran
WC BC Base
Jumlah tumbukan 75 112
Rongga dalam campuran VIM Min 3,0
(%) Maks 5,0
Rasio partikel lolos ayakan 0,075 Min 1,0
mm dengan kadar aspal efektif Maks 1,4
Rongga antar agregat VMA (%) Min 15 14 13
Rongga terisi aspal VFA (%) Min 65 65 65
Min 800 1800
Stabilitas Marshall (Kg)
Maks - -
Min 2 3
Pelelehan (mm)
Maks 4 6
Stabilitas marshall sisa setelah
perendaman selama 24 jam, 60°C Min 90%
pada VIM ± 7%
Rongga dalam campuran (VIM)
(%) pada kepadatan membal Min 2,0
(refusal)
Stabilitas dinamis, lintasan/mm Min 2500
3.1 Kesimpulan
Seperti hal nya campuran Lapisan Aspal Beton (Laston) yang biasanya
bersifat kedap air, awet, dan dapat digunakan untuk jalan-jalan dengan beban lalu
lintas 1-10 juta ESA, yang artinya campuran ini dapat digunakan untuk lalu lintas
ringan, sedang, hingga berat.
6
7