Oleh :
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan dan kemampuan kepada penyusun sehingga KKW dengan
judul “Prinsip Kerja dan Pelaksanaan Drill Stem Test (DST) ” dapat terselesaikan
dengan baik tanpa ada hambatan yang berarti. Tidak lupa, sholawat dan salam
selalu tercurah kepada Rosulullah SAW beserta keluarga, sahabat dan
pengikutnya. Amin.
KKW ini penulis susun sebagai persyaratan dalam menyelesaikan program
Bimbingan Profesi Sarjana (BPS). Semoga apa yang tertulis di dalamnya dapat
bermanfaat sebagai salah satu sumber referensi mengenai DST.
Ucapan terimakasih tidak lupa kami ucapkan kepada :
1. Orangtua tercinta atas doa dan kasih sayangnya. Juga untuk istriku tercinta
atas kesabaran dan pengertiannya.
2. Bp. Sutrisno dan Bp. Agus Hermadji sebagai pembimbing kami selama di
Drilling Training Centre. Para tutor dari PT Pertamina dan semua pihak
yang telah berkenan memberikan ilmu kepada kami selama classroom.
Tidak lupa kepada para rigsupt yang telah berkenan membagikan ilmunya
kepada kami. Jazakallah khoiron katsiiro.
3. Bp Supriyatno selaku Ka. Driling Area SBS.
4. Teman-teman seperjuangan di BPS DSH. “Bekerja adalah ibadah”.
5. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya KKW ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
RINGKASAN ....................................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1
1. Latar belakang ........................................................................................1
2. Ruang lingkup.........................................................................................1
3. Maksud dan tujuan..................................................................................2
4. Metode pendekatan.................................................................................2
5. Sistematika..............................................................................................2
BAB II. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN ....................................................3
1. Latar belakang keadaan & permasalahan ...............................................3
2. Tujuan pelaksanaan DST........................................................................3
3. Prinsip pelaksanaan DST........................................................................4
4. Perumusan pokok masalah .....................................................................6
BAB III. PEMBAHASAN .....................................................................................7
1. Fungsi dan prinsip kerja surface equipment ...........................................7
2. Fungsi dan prinsip kerja subsurface equipment...................................10
3. Prosedur pelaksanaan running & release DST tool .............................12
4. Proses yang terjadi selama DST ...........................................................15
5. Hambatan pelaksanaan dan solusinya ..................................................17
BAB IV. PENUTUP .............................................................................................19
1. Kesimpulan ...........................................................................................19
2. Saran-saran/rekomendasi......................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
LAMPIRAN..............................................................................................................
ii
RINGKASAN
DST dapat dilaksanakan pada kondisi open hole atau cased hole. DST
dilaksanakan dengan menggunakan peralatan yang terbagi menjadi dua jenis,
surface equpment dan subsurface equipment, yang dioperasikan oleh
pihak/personel yang berkompeten. Umumnya pelaksanaan DST memerlukan
waktu yang relatif lama tergantung kondisi sumur dan zona formasi yang sedang
diuji.
iii
Prinsip Kerja dan Pelaksanaan Drill Stem Test (DST)
BAB I
PENDAHULUAN
I.5 SISTEMATIKA
Sistematika penyusunan KKW ini terdiri dari empat bab. Bab pertama
merupakan Pendahuluan yang berisi latar belakang, ruang lingkup, maksud &
tujuan, metode pendekatan, serta sistematika penyusunan. Bab kedua merupakan
Identifikasi Permasalahan yang meliputi deskripsi keadaan dan gejala
permasalahan, tujuan dan prinsip pelaksanaan DST, serta perumusan pokok
masalah. Bab ketiga berisi Pembahasan meliputi prinsip kerja peralatan DST,
prosedur pelaksanaan, serta hambatan dan solusi. Bab terakhir berisi kesimpulan
dan saran.
BAB II
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
Fluida dari reservoir yang diuji akan dialirkan ke atas hingga permukaan
dan ditangani oleh surface equipment yang dirancang sedemikian rupa sehingga
aman dan handal selama pengetesan berlangsung. Fungsi surface equipment ini
antara lain :
Sebagai sarana mengontrol tekanan dan shutt-in well secara cepat.
Memisahkan fluida menjadi fase gas, minyak dan air, serta mengukur dan
mencatat suhu dan tekanan.
Sebagai tempat untuk mengambil sampel fluida reservoir.
Membuang fluida reservoir secara aman ke lingkungan sekitar.
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH
4. Drain Valve. Drain valve ditempatkan diantara dua valve, yaitu antara RD
Safety Circulating Valve dan LPR-N yang berfungsi sebagai pressure trapped
jika terjadi perbedaan tekanan antara valve di atas dan di bawahnya. Sebuah
pipa DC juga diletakkan diantara RD Safety Circulating Valve dan LPR-N
sebagai pemberi ruang bila terjadi beda tekanan. Beda tekanan di antara dua
valve ini harus diatasi karena dapat mempengaruhi unjuk kerja peralatan DST
yang lain.
5. LPR-N (Low Pressure Responsif Nitrogen) Valve. LPR-N merupakan valve
(ball valve) yang berfungsi menyekat/menghubungkan fluida di dalam string
(menyekat fluida di atas dan di bawah valve). Pada saat pertama kali di-run,
valve dalam keadaan tertutup (normaly closed) dan string di atas LPR-N diisi
dengan bantalan air (water cushion) sehingga ketika string DST sampai di
zona yang ditentukan, valve ini akan memisahkan antara fluida bantalan dan
fluida formasi. Pengaturan kapan fluida formasi akan dikeluarkan untuk
pengambilan contoh fluida Reservoir di chamber serta kapan valve akan di
shut-in diatur melalui buka-tutup valve ini.
Pembukaan/penutupan LPR-N valve dikendalikan melalui pemberian tekanan
di anulus. Valve akan terbuka jika diberikan tekanan di anulus sebesar
operating pressure (1500 - 1700 psi), dan tertutup jika tekanan di-bleed off
hingga 0 psi. Saat menerima tekanan, tekanan akan mendorong piston, dan
mengaktifkan nitrogen di dalam nitrogen chamber sehingga mendorong top
piston dan pin untuk membuka ball valve. Terdapat mekanisme relief safety
valve yang berfungsi mengatasi fluktuasi tekanan hingga 400 psi dan
memastikan ball valve bekerja stabil (lihat lampiran 4).
Penggunaan LPR-N sebagai test valve yang dioperasikan melalui tekanan
menjadikan peralatan DST dinamakan sebagai PCT (Pressure Controlled
Test). Sebelum PCT, digunakan MFE (Multi Flow Evaluator) sebagai test
valve. MFE dioperasikan dengan mekanisme mekanik, yaitu memberi gerak
rotasi dan angkat string untuk membuka valve.
6. RD Sampler. RD Sampler berfungsi menangkap sampel fluida formasi ke
dalam chamber. RD sampler ini teraktifkan saat diberikan tekanan di anulus
String DST yang digunakan umumnya memiliki diameter dalam (ID) sama
atau lebih besar dari 2 1/4" yang bertujuan sebagai sarana apabila dilakukan
running wireline tool atau coiled tubing di dalam string sehingga program
pengujian sumur menjadi fleksibel. Susunan string DST tool beserta program
DST dapat dilihat pada lampiran 3.
7. Flare yang dilengkapi dengan burner dan water sprayer. Flare dilengkapi
dengan Filter yang akan memisah antara minyak dan gas untuk kemudian di
buang (minyak) atau dibakar (gas) apabila tes unit tidak dilengkapi dengan
separator. Jika tes unit menggunakan separator, maka yang dibuang adalah
fase gas. Penyalaan dilakukan melalui burner. Pada burner, terdapat elektroda
yang tersambung dengan aliran listrik 220 V, serta gas elpiji yang
disemprotkan ke dalam burner. Saat terjadi aliran listrik, timbul loncatan
listrik pada elektroda, yang akan membakar gas elpiji. Api yang menyala
diharapkan bisa memantik gas yang keluar dari mufler flare hingga terbakar.
Saat terjadi pembakaran di flare, water sprayer diaktifkan dengan tujuan
untuk melindungi flare unit dari panas berlebih. Dari asap yang dihasilkan dari
pembakaran, dapat diketahui jenis fluida yang terbakar. Jika asap berwarna
putih, maka gas yang terbakar. Jika asap berwarna hitam, fluida yang terbakar
adalah minyak atau campuran minyak dan gas.
1. Pastikan semua DST tool sudah di-redress, function test dan pressure test
berdasarkan SOP dari service company yang bersangkutan
2. Pastikan ukuran ID, OD dan panjang dari masing-masing tool DST sudah
benar dan disablon.
3. Sesuaikan ukuran dan tipe thread DST tool, crossover dengan dengan
tubing/DP yang akan digunakan.
4. Pastikan jumlah tubing/DP yang akan dipakai/masuk. Sesuaikan jumlah
DC dengan beban untuk set packer.
5. Buat tool string. Sambung beberapa tool maksimal panjang 4 meter
sebelum diangkat ke rigfloor oleh crane.
6. Pre job safety meeting.
7. Make up DST tool berdasarkan urutan masuk sumur.
8. Isi rangkaian DST tool di atas LPR-N dengan fresh water sampai di ujung
rangkaian DST tool (atau sesuai permintaan reservoir engineer.) dan
lakukan pressure test sebelum masuk sumur. LPR-N valve dalam posisi
tertutup.
9. RIH rangkaian DST. Ketika memasuki liner 7” turunkan string perlahan-
lahan dan jangan sampai posisi packer terduduk yang akan mengakibatkan
rubber packer akan rusak/pecah.
10. Setelah packer sampai pada kedalaman yang ditentukan, lakukan set
packer. Setelah set packer dilaksanakan, lakukan Pressure test untuk
memastikan packer ter-set dengan baik.
11. Make-up flowhead dan sambungkan ke line manifold test dan line pompa.
12. Lakukan pressure test flowhead (5000 psi/10 menit), line dari flowhead ke
manifold (7000 psi/15 menit), serta line dari manifold ke separator (700
psi/10 menit).
13. Pastikan pressure recorder terpasang di BPM rig.
14. Tutup pipe RAM. Setelah pipe RAM tertutup, LPR-N siap difungsikan
(dibuka) untuk Initial Flow (Clean Up) dengan memberikan tekanan di
anulus sesuai operating pressure(1700 psi).
15. Lakukan tahap-tahap DST sesuai dengan program dari reservoir engineer.
16. Selama pelaksanaan DST, bila LPR-N valve dalam keadaan terbuka,
pastikan pressure di anulus tetap terjaga sesuai operating pressure-nya
(1700 psi). Bila LPRN dalam keadaan tertutup, yakinkan tekanan di dalam
string adalah 0 psi melalui pengamatan di manifold.
BAB IV
PENUTUP
IV.1 KESIMPULAN
1. DST merupakan metode komplesi sementara yang bertujuan mendapatkan
sampel fluida formasi dan parameter-parameter fluida formasi (tekanan,
temperatur, SG, dll) sehingga bisa diketahui permeabilitas formasi, radius
formasi, wellbore damage, serta rate produksi. Pelaksanaan DST melibatkan
pihak/personel yang ahli dalam bidangya.
2. DST dapat dilakukan pada kondisi open hole atau cased hole. Jika DST
dilakukan pada open hole, hasil DST akan menentukan apakah akan dilakukan
pemasangan casing pada zona yang bersangkutan, atau dilakukan sumbat
semen dan dilakukan perforasi pada zona di atasnya. Dari beberapa DST yang
dilakukan, akan didapatkan bahan masukan untuk mengambil keputusan
apakah sumur akan dijadikan sumur produksi atau abandoned well.
3. Susunan string DST ditentukan oleh DST engineer. Dalam pelaksanaan di
lapangan, tidak terdapat perbedaan tool string yang digunakan baik untuk
open hole maupun cased hole.
4. Peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan DST terbagi menjadi dua jenis,
yaitu surface equipment dan subsurface equipment. Sebelum pelaksanaan DST
dimulai, masing-masing peralatan harus dilakukan function test dan Pressure
test untuk memastikan alat bekerja dengan baik dan menghindari terjadinya
hambatan yang dapat menggagalkan hasil yang diinginkan.
5. DST biasanya dilakukan pada sumur eksplorasi/wild cat, sehingga aspek
kesehatan, keselamatan kerja, dan lindungan lingkungan harus benar-benar
diperhatikan. Bila fluida reservoir diperkirakan berupa gas, maka bahaya yang
ditimbulkan harus diantisipasi sejak awal. Harus disediakan peralatan untuk
keadaan emergency seperti : APAR, SCBA (self contained breathing
IV.2 SARAN-SARAN/REKOMENDASI
1. Perlu dilakukan kajian tersendiri mengenai DST dilihat dari sudut pandang
reservoir engineer sehingga didapatkan analisa data yang diperoleh selama
DST berlangsung. Dengan demikian akan didapatkan gambaran secara
jelas maksud dan tujuan dilakukannya DST berdasarkan karakteristik
formasi yang diuji.
2. Terdapat beberapa jenis pengujian (well testing) yang dilakukan pada
sumur. Perlu dilakukan kajian dan perbandingan antara metode DST dan
metode Wireline Formation Tester.
DAFTAR PUSTAKA
Widiarso, Lukas Djoko Widiarso,2007. Drill Stem Test : Materi training BPS Bor
2007.
Catatan
1. Jika hasil tes pada selang 2924.5 - 2930.5 m ini tidak mengalir atau rate gas < 0.5 MMscfd, dilakukan
perforasi di selang 2917 - 2923 m dan lakukan UKL secara commingle (program menyusul).
Sebaliknya jika hasil tes ini berhasil, program langsung lanjut ke UKL 4 untuk menguji formasi TAF
(Program menyusul).
2. Jika dari tes ini tidak mengalir, baik pada tahap initial flow dan 1st flow, program di atas tidak
berlaku lagi. Dan setelah dilakukan 1st flow langsung dilakukan shut-in selama 2 kali waktu 1st flow
atau maksimal 48 jam. Kalau memungkinkan setelah shut in dilakukan cabut kering dan ambil
sampel fluida di dalam string.
Lampiran 3.e. Gauge Plot DST 3
Lampiran 4. a. BJ Jar
3 Kebocoran pada pipa bor. Terlihat tekanan awal yang tinggi ketika alat dibuka
pertama kali. Perolehan terutama berupa lumpur bor dan sedikit fluida reservoir
karena tekanan balik dari lumpur.
5 Gambar kurva yang tidak rata sebagai akibat getaran jarum pencatat (stylus).
Getaran ini dapat disebabkan oleh gelombang laut, pergerakan kapal dan
lainlain. UKL ini dapat dikatakan normal, kecuali bagian-bagian kurva yang
tidak rata.
10 Adanya kelebihan fluida didalam pipa. Tekanan alir di bagian hulu baik jepitan
di permukaan atau di bawah permukaan akan tetap sampai tekanan balik sebagai
akibat akumulasi fluida menjadi sangat besar, sehingga laju aliran berkurang.
11 Pengaruh dua lapisan. Disebabkan oleh dua zone lensa pasir yang tidak
berhubungan dengan baik, patahan, discontinuity, batas fluida, dan lain-lain.
Kurva berubah sudut kemiringannya sering terjadi pada saat pengaliran dan
penutupan dan perubanan mungkin terjadi dalam arah yang berlawanan,
tergantung pada keadaan.
13 Pencatat tekanan tersumbat selama pengaliran dan terbuka pada saat penutupan
lanjut (buildup). Perolehan fluida reservoir normal.
14 Perubahan ukuran rangkaian pipa. Perubanan kemiringan selama pengaliran
tergantung pada letak pipa yang lebih besar di dalam rangkaian. Perolehan fluida
reservoir normal.
16 Jarum pencatat merobek chart dan tidak dapat bergerak. Perolehan fluida
reservoir normal.
18 Dua pengujian dengan alat pencatat tekanan yang sama. Tekanan ekstrapolasi
buildup kedua lebih kecil dari buildup pertama. Mungkin juga reservoir kecil
dengan tekanan yang terus menerus (depletion).
19 & 20 Satu pengujian menggunakan dua pencatat tekanan. Pencatat tekanan sebelah
kiri menandakan formasi berpermeabilitas tinggi dengan skin kecil, nol, bahkan
mungkin negatif. Kurva sebelah kanan memperlihatkan pencatat tekanan yang
tersumbat ketika sampai di dasar sumur, kemudian terbuka kembali ketika mulai
diangkat dari dasar sumur. Apabila pencatat tekanan (untuk kasus alat di sebelah
kanan) ada dasar sumur, kemungkinan tersumbat oleh partikel.
24 & 25 Satu pengujian menggunakan dua perekam tekanan. Kedua kurva identik
(kecuali perbedaan kecil yang disebabkan oleh beda letak kedua perekam
tersebut). Kedua kurva ini normal karena alat bekerja baik, tidak ada
penyumbatan atau hal lainnya.
28 Jam berhenti ketika penutupan sumur. UKL normal. Perolehan fluida normal.
29 Jarum perekam terhambat jalannya (terseret-seret). Tekanan yang terekam
menunjukkan karakteristik tangga (stair-step character). Jarum pencatat perlu
diatur kembali kedudukannya. UKL normal.
30 Rangkaian pipa tepat di atas alat pencatat tersumbat. Perolehan fluida sedikit,
terutama lumpur. Tekanan naik dengan cepat mencapai tekanan reservoir.
31 Produksi air dan sumur mati. Berat air dan sedikit lumpur pada rangkaian pipa
melebihi tekanan reservoir sehingga sumur tersebut mati.
32 Pengaruh dari tekanan yang sangat tinggi. Kenaikan tekanan selama periode
pengaliran dan periode buildup lebih cepat dari biasanya. Perolehan lumpur juga
mungkin lebih besar. Tekanan tertingi kemungkinan melebihi atau tidak
melebihi tekanan reservoir normal.
33 Pelarutan kembali gas dalam pipa bor ketika sumur ditutup di permukaan.
Pengujian ini mungkin normal.
34 Lapisan tidak permeabel. Sejumlah kecil lumpur dan fluida formasi mungkin
diperoleh.
36 Aliran tersumbat kemudian terbuka kembali pada beberapa lokasi di atas alat
pencatat tekanan. Perolehan fluida reservoir dalam jumlah yang berkurang.
39 Aliran dalam jepitan berasal dari lapisan berpermeabilitas tinggi. Tekanan alir
(dasar sumur atau permukaan, Pwf) dan laju aliran tergantung pada
transmissibility, tekanan reservoir, perbedaan tekanan, ukuran jepitan dan
berbagai karakteristik fluida, formasi dan sistem aliran. Peningkatan tekanan
selama penutupan dan pengaliran terjadi sangat cepat, ``sehingga sulit
memperoleh harga skin dan permeabilitas yang dapat dipertanggung jawabkan.
43 Jam mengalami kerusakan. Pegas jam terlepas ketika alat dibuka. Perolehan
termasuk fluida reservoir dalam jumlah normal.
44 Alat gagal ditutup. Tidak didapat buildup. Perolehan termasuk fluida formasi.
45 Alat gagal dibuka. Tidak ada perolehan fluida kecuali sejumlah kecil lumpur
bor. Tekanan yang diukur cenderung berkurang mendekati harga tekanan
reservoir.
47 Jam berhenti pada saat alat dibuka dan berjalan kembali ketika alat ditutup.
Diperoleh fluida reservoir dalam jumlah normal.
48 Penyekat tidak bekerja dan tidak dapat dipasang. Perolehan lumpur dan
sejumlah kecil fluida formasi.
49 Penyekat tidak bekerja pada saat penutupan. Perolehan fluida reservoir dalam
jumlah normal dan lumpur sebanyak yang diperlukan untuk mengimbangi
tekanan.
50 Adanya kerusakan pada peralatan jam. Skala waktu tidak benar. Diperoleh fluida
reservoir dalam jumlah normal.
51 Jam berhenti ketika alat mencapai dasar dan bekerja kembali pada saat alat
diangkat keluar dari lubang. Diperoleh fluida reservoir dalam jumlah normal.