Anda di halaman 1dari 46

Secondary Cementing Dengan Metode

Squeeze Pada Sumur KRB - “X”

Oleh :
Firmansyah Arifin – 20/BPS-DSH/2007
Jurusan : Drilling Services Hulu

PERTAMINA LEARNING CENTER (PLC)


BIMBINGAN PROFESI SARJANA PT PERTAMINA TAHUN 2007
Jakarta, 15 Januari 2007 – 11 Januari 2008
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena oleh berkat dan rahmat-
Nyalah penulis mampu menyelesaikan penulisan Kertas Kerja Wajib (KKW) ini
dengan baik, guna memenuhi salah satu tugas yang diberikan kepada seluruh peserta
pendidikan sebelum menyelesaikan program Bimbingan Profesi Sarjana Pertamina
2007 (BPS – DSH 2007).

Pada kesempatan ini pula, penulis ingin menghaturkan ucapan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tinginya kepada :

1. Vice President Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) beserta seluruh Staff
dan pekerja.
2. Vice President Pertamina Learning Center (PLC) besrta seluruh Staff dan pekerja.
3. Kepala Drilling Area Jawa PDSI beserta seluruh Staff dan Pekerja
4. Bapak Sutrisno dan Bapak Agus Harmadi selaku pembimbing DTC peserta BPS-
DSH 2007.
5. Bapak Andjar Sutijono selaku pembimbing penulis yang banyak memberikan
arahan dan masukan serta saran-saran kepada penulis sehubungan dengan
penyusunan kertas kerja wajib ini.
6. Bapak – bapak Rig Supt beserta seluruf staf dan krew rig yang telah banyak
memberikan bimbingan dan masukkan selama melaksanakan OJT.
7. Rekan-rekan dan saudara-saudaraku seluruh Peserta Bimbingan Profesi Sarajana
Pertamina Drilling Services Hulu 2007 yang telah banyak membantu dan sama-
sama berjuang selama Pendidikan dan OJT di Pertamina.
8. Secara khusus Kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta, kedua saudara terkasih dan
calon pendamping hidup saya Farida Aryani yang telah mendampingi dan banyak
memberikan bantuan, arahan, serta doa restu selama Pendidikan dan OJT hingga
selesainya Kertas Kerja Wajib ini.
9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis
selama masa OJT berlangsung.

Akhirnya penulis menyadari, bahwa dalam tulisan ini masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis akan
menerima kritikan berupa saran-saran dan petunjuk demi kesempurnaan tulisan ini.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pihak yang berkenan untuk membacanya.

Jakarta, 1 Desember 2007


Penulis

Firmansyah Arifin

i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. ii
RINGKASAN …………………………………………………………………… iv

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………….. 1


I.1. Latar belakang …………………………………………………….. 1
I.2. Ruang lingkup masalah ……………………………………………. 1
I.3. Tujuan dan manfaat penulisan …………………………………….. 2
I.4. Metode penulisan ………………………………………………….. 2
I.5. Sistematika penulisan ……………………………………………… 3

BAB II IDENTIFIKASI PERMASALAHAN ……………………………….. 4


II.1. Profil pengeboran sumur KRB – “X” …………………………… 4
II.2. Kegagalan primary cementing liner 7” …………………………. 6
II.3. Pra secondary cementing ………………………………………..... 8

BAB III PEMBAHASAN MASALAH ………………………………………… 9


III.1. Data teknis peralatan dan konstruksi sumur KRB - “X” ………… 9
III.2. Teori dan prosedur standar squeeze cementing …………………. 11
III.3. Program squeeze cementing sumur KRB - “X” …………………. 13
III.4. Aktual proses squeeze cementing sumur KRB-“X” …………….. 16
III.5. Evaluasi dan analisa kesesuaian pelaksanaan squeeze cementing
sumur KRB- “X” ………………………………………………… 18

BAB IV PENUTUP …………………………………………………………….. 20


IV.1. Kesimpulan, saran-saran dan rekomendasi ……………………… 20

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… 21


LAMPIRAN …………………………………………………………………….. v

ii
RINGKASAN

Program secondary cementing pada sumur KRB – “X” ( TD 8 ½” Side Track =


2413,36 m) dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki bonding semen pada
annulus liner hanger 7”, metode perbaikannya yaitu dengan cara squeeze cementing
dimana sebelumnya harus dilakukan perforasi pada casing kemudian semen
didesakkan untuk melalui lubang perforasi tersebut dan mengisi ruang annulus seperti
yang dikehendaki.

Latar belakang harus dilaksanakannya squeeze yaitu akibat adanya kegagalan primary
cementing pada liner hanger 7” sehingga disusunlah program penyemenanan desak
(squeeze cementing) dengan membuat titik perforasi ; 1 (2335,0 – 2335,5 m) dan 2
(2280,0 – 2280,5 m) kemudian Block squeeze dengan titik perforasi 3 (2320,0 –
2320,5 m) dan 4 (2300,0 – 2300,5 m) untuk lapisan BRF yang di perforasi pada 2309
– 2313 m. sedangkan untuk lapisan Cibulakan yang diperforasi pada 2228 – 2223 m
juga di lakukan Block squeeze dengan titik perforasi 5 (2238 – 2239) dan 6 (2222 –
2223 m) yang didukung dengan peralatan-peralatan squeeze seperti cement retainer,
stinger, packer dan bridge plug.

Secara umum keseluruhan antara program dan actual sudah seperti yang dihrapkan,
dimana terdapat beberapa masalah yang kemudian dapat dibuatkan perencanaan
solusinya.

iii
Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

BAB I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Program secondary cementing atau penyemenan kedua merupakan penyemenan yang
dilakukan guna melakukan perbaikan pada penyemenan casing sebelumnya (primary
cementing) tapi belum sempurna sehingga harus dilakukan metode recementing, plug
back cementing atau squeeze cementing.
Dari ketiga metode tersebut pelaksanaannya tergantung pada tujuan dilakukannya
secondary cementing, salah satu yang paling utama adalah squeeze cementing karena
memiliki kompleksitas tahapan tersendiri, dimana squeeze cementing mempunyai
tujuan antara lain :
1. Memperbaiki bonding semen pada primary cementing yang tidak baik, maka
harus dilakukan penyemenan ulang dengan cara squeeze, yaitu dengan melakukan
perforasi pada casing ditempat tertentu, dan melalui lubang tersebut semen
didesakkan (squeeze), sehingga semen dapat masuk ke annulus yang ingin
disemen.
2. Untuk memperbaiki casing yang bocor yaitu pada sumur-sumur lama, ada kalanya
mengalami kebocoran casing. Untuk memperbaiki kondisi sumur tersebut
diadakan penyemenan desak (squeeze) sehingga pada casing yang bocor dapat
tertutup oleh semen.
3. Meninggalkan zona yang tidak produktif, dimana selain plug squeeze cementing
juga digunakan sebagai salah satu cara untuk menutup zona yang tidak produktif.

Terkait dengan latar belakang & penjelasan tersebut diatas, maka kami memandang
perlu untuk melakukan studi kasus yang kemudian dituangkan dalam sebuah karya
tulis (KKW) dengan judul “ Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze pada
Sumur KRB -“X” ”.

I.2. Ruang Lingkup Masalah


Untuk lebih memfokuskan permasalahan pada tujuan penulisan, maka kami
membatasi ruang lingkup masalah pada :
1. Apa latar belakang/penyebab sehingga harus dilakukan squeeze cementing.
2. Apa saja yang harus dipersiapkan sebelum penyemenan.
3. Bagaimana metode dan teknik yang digunakan, agar squeeze cementing berhasil.

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 1


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

4. Evaluasi hasil penyemenan &


5. Tujuan lain yang terkait dari squeeze cementing tersebut.

I.3. Tujuan Dan Manfaat Penulisan


Adapun tujuan penulisan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tahapan, metode & teknik secondary cementing.
2. Untuk mengetahui hubungan antar proses dari kegiatan penyemenan serta analisa
yang dilakukan pada proses squeeze cementing di sumur KRB-X tersebut.
Sedangkan manfaat yang ingin kami capai yaitu sebagai berikut :
1. Sebagai tahap pembelajaran tentang secondary cementing dalam kegiatan
pengeboran, khususnya squeeze cementing.
2. Menambah wawasan kami tentang kegiatan pengeboran disamping banyaknya
kegiatan pemboran lainnya.

I.4. Metode Penulisan


Dalam penelitian ini, metode yang digunakan penulis antara lain :
1. Jenis data yang disajikan bersifat data kuantitatif dan kualitatif serta terdiri dari
data primer dan data sekunder :
a. Data primer, berasal dari data laporan kegiatan pengeboran sumur KRB-X
oleh RIG OW-760 dan pengamatan langsung dilapangan serta buku-buku
referensi yang berkaitan langsung dengan judul ini.
b. Data sekunder, berasal dari catatan hasil diskusi dengan nara sumber dan
pembimbing yang mendampingi selama OJT serta artikel-artikel mengenai
kegiatan cementing.

2. Teknik pengambilan data yaitu :


a. Teknik kepustakaan, yaitu mencari sumber data dengan membaca referensi
berupa laporan kegiatan pengeboran sumur RIG OW-760, file-file kegiatan
pengeboran RIG OW-760 baik itu soft copy maupun hardcopy dan buku-buku
/ artikel mengenai squeeze cementing.
b. Teknik observasi, yaitu berdasarkan hasil pengamatan langsung serta diskusi
dengan beberapa nara sumber selama kegiatan OJT berlangsung.
c. Teknik analisa, yaitu dengan melakukan analisa perbandingan, evaluasi,
hubungan dan sasaran dari kegiatan cementing sumur KRB-X tersebut.

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 2


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

I. 5. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan garis besranya terdiri atas pendahuluan, identifikasi
permasalahan, pembahasan masalah dan penutup yang uraiannya sebagai berikut :
• Pendahuluan tulisan antara lain menyajikan latar belakang mengenai secondary
cementing, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penulisan serta
metode dan sistematika penulisan.
• Identifikasi permasalahan dimana disini akan dijelaskan mengenai profil dari
pengeboran pada sumur KRB – “X” tersebut serta alasan utama mengapa harus
dilakukannya secondary (squeeze) cementing dalam hal ini sebagai tindak lanjut
kegagalan penyemenan casing liner 7”.
• Pembahasan masalah mengenai data-data teknis baik dari konstruksi sumur
maupun peralatan-peralatan yang digunakan, teori dan prosedur standar squeeze
cementing, disamping itu disajikan juga program squeeze cementing yang telah
disusun oleh drilling engineer, aktual pelaksanaan squeeze cementing dan evaluasi
terhadap pelaksanaan squeeze cementing tersebut.
• Penutup pada akhir tulisan menyajikan kesimpulan dan saran terhadap kegiatan
cementing kedepannya.

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 3


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

BAB II. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

II.1. Profil pengeboran sumur KRB-“X”


Sumur KRB-“X” merupakan sumur eksploitasi terletak di lapangan karang baru yang
akan difungsikan sebagai sumur pengembangan minyak dan gas pada formasi
batugamping Eq. Formasi Baturaja (BRF). Jenis pemboran sumur adalah vertikal
dengan rencana kedalaman akhir 2387 mblb dan diharapkan menembus top lapisan
eq. BRF di 2237 mblb yang akhirnya menjadi pemboran berarah side track sampai
kedalaman akhir 2413 m setelah diketahui lapisan pada pemboran vertikal tersebut
tidak prospektif.
Trayek stove pipe
Sumur KRB-“X” pada lokasi KRB-C mulai ditajak pada tanggal 17 Agustus 2007
dengan menggunakan wing bit 36" untuk trayek stove pipe sampai kedalaman 42 m,
kemudian dilakukan penyemenan stove pipe secara poor boy dan pemasangan bottom
flange 30” – 5000 psi serta Diverter 29 ¼” – 500 psi.
Trayek casing 20”
Dibor dengan tricone bit 26” sampai kedalaman 352 m (casing point), drilling fluid
dengan Lignosoulfunate SG = 1,05 – 1,07 , hasil drop Totco = 0,25°, kemudian
dilanjutkan dengan penyemenan casing dengan metode poor boy dan top job untuk
puncak semen di annulus. Diverter diganti dengan bottom flange 21 ¼” – 2000 psi
dan BOP Group 21 ¼” – 2000 psi.
Trayek casing 13 3/8”
Dibor dengan PDC bit 17 ½” menggunakan mud motor sampai 1101 m, drilling fluid
dengan KCL Polymer SG = 1,07 – 1,15, kemudian run in casing dan setting landing
niple dilanjutkan penyemenan dengan metode perkins, buka jendela pada casing
diikuti top job dan pembongkaran landing niple serta BOP 21 ¼” yang diganti dengan
BOP 13 3/8” – 5000 psi dan RAM 5”.
Trayek casing 9 5/8”
Dibor dengan PDC bit 12 ¼” menggunakan mud motor sampai kedalaman 2261 m,
drilling fluid dengan KCL Polymer SG = 1,18, kemudian penyemenan casing dengan
metode perkins dilanjutkan dengan set casing hanger 9 5/8” lalu pemotongan
kelebihan casing dilanjutkan set CHS 13 5/8” – 5000 psi dan drilling spool 13 5/8” –
5000 psi.

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 4


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

Trayek casing liner 7”


Pengeboran formasi dilaksanakan sampai kedalaman akhir (lubang 8 ½”) 2387 m
pada tanggal 13 September 2007 dengan PDC 8 ½” menggunakan mud motor.
Drilling fluid dengan KCL Polymer SG = 1,18 – 1,16, Pada trayek ini dilakukan
coring pada interval 2263 m – 2272 m.
Logging
Wire line logging dilaksanakan pada interval 2387 m – 2260 m guna melakukan
pengukuran kedalaman, tekanan dan resistivity (hidrokarbon).
Dari hasil logging dan MDT disimpulkan potensi hidrokarbon di BRF pada
pemboran lurus kurang baik sehingga direncanakan sidetrack.
Plug Back OH 8 ½”
Penyemenan plug back-I selang 2317 – 2210 m. Penyemenan plug back-II selang
1850 – 1825 m, menggunakan rangkaian ROE penyemenan 20 jts Tubing 2 7/8” + DP
5”.
Side Track (menggunakan whipstock)
Whipstock masuk sampai kedalaman 1756,45 m yang kemudian diikuti run in gyro
tool sampai 1743 m (UBHO) untuk bisa mengorientasikan arah whipstock ke
N42.83°E, kemudian whipstock di set secara hidrolik 2000 psi.
Pengeboran side track diawali dengan menggunakan tri mill dengan tujuan
milling/membuat window pada casing 9-5/8" dari 1750.5 - 1755.2 m dan bor rat hole
dari 1755.2 - 1757.6 m.
Pengeboran selanjutnya dilanjutkan dengan PDC 8 ½” menggunakan mud motor dan
MWD, kembali menggunakan gyro tool untuk orientasi arah ke N43.44°E. Drilling
fluid dengan KCL Polymer SG = 1,16, pemboran berarah mencapai kedalaman akhir
2413 mMD / 2344 mTVD (TD Casing point) Inc. 37.40° Azimuth N 53.60° E.
Kemudian dilaksanakan run in liner hanger 7” sebanyak 62 jts diset pada kedalaman
float shoe 2412,36mku dan top of liner pada 1706,40 mku dilanjutkan penyemenan
liner dengan menggunakan liner running & setting tool , pengesetan liner hanger
dilakukan secara hidrolik yaitu dengan menaikkan presure sampai 1500 psi sedangkan
untuk melepaskan running tool dari liner dilakukan secara mekanik yaitu dengan
putaran + 30 m kali yang kemudian dicek dengan mengangkat rangkaian setinggi + 5
m.

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 5


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

II.2. Kegagalan primary cementing liner 7” .


Penyemenan trayek side track liner 7” direncanakan pada kedalaman 1706 m – 2412
m dengan menggunakan peralatan seperti pada umumnya penyemenan liner hanger
yaitu rangkaian running tool dan setting tool untuk setting hanger dan packer,
sedangkan untuk keperluan penyemenannya menggunakan sumbat semen drill pipe
wiper plug (DPWP) dan liner wiper plug (LWP) serta cementing colar pada
kedalaman 1920 m dan juga menggunakan 7 centralizer.
Secara umum dapat digambarkan aktual kegiatan penyemenan trayek side track liner
7” sebagai berikut :
• Running in casing 7" 62 jts N-80, K-55 26 ppf BTC R2/R3 spi 420 mku
(direncanakan FS @ 2412 mku, FC : 2388 mku, dan TOL : 1706 mku).
• Kemudian dilakukan set Hanger dengan urutan pekerjaan sebagai berikut : Drop
ball, set hanger dengan 1500 psi, berhasil, lalu tekanan dinaikkan sampai 2600 psi
untuk putuskan shear pin di Landing Collar, berhasil. Release setting tool dengan
putar kanan 30 x, cek dengan angkat 0.5 meter, berhasil.
• Setelah itu dilakukan persiapan penyemenan yaitu mixing slurry di Batch Mixer
dengan campuran antara lain air, mixing fluid dan chemical + additive sehingga
bisa memenuhi volume annulus yang akan disemen sebesar 84,4 bbl dengan SG
1,9.
• Pekerjaan penyemenan casing diawali dengan test line 3000 psi setelah berhasil
dilanjutkan dengan pemompaan 20 bbls Chemical Wash + pemompaan 40 bbls
mud push dan dilanjutkan dengan pemompaan Cement Slurry sebanyak 87.3 bbls.
Saat pemompaan cement slurry aliran pada saat itu normal. Kemudian dilanjutkan
dropping drill pipe wiper plug (DPWP), dan dilanjutkan pemompaan displace mud
sebanyak 80 bbls dengan rate pumping 6 BPM, 19.4 bbls (Total displace DP
String 99.4 bbls), menjelang latcnya DPWP dengan liner wiper plug (LWP) rate
pumping diturunkan menjadi 2 BPM untuk melihat kenaikan pressure pada saat
DPWP latch dengan LWP, ternyata terjadi kenaikan tekanan dari 60 psi sampai
2500 psi, namun belum ada indikasi putus, kemudian dilakukan pengamatan aliran
yang harusnya pada saat itu tidak ada aliran. Kemudian tekanan dinaikkan lagi
sampai 3500 psi dan dilakukan berulang kali sambil lakukan work pipe string,
ternyata belum berhasil. Rekomendasi dari Liner Engineer untuk menggunakan
tekanan maksimum 4000 psi, indikasi putus juga tidak terlihat diulangi sampai ada

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 6


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

indikasi putus, setelah itu dilakukan bled off pressure, lalu diangkat 2 meter
kemudian dilanjutkan dengan set packer dengan mendudukan rangkaian 35 Klbs,
dilanjutkan dengan angkat rangkaian sampai 5 meter dan reverse out didapatkan
kontaminasi semen 3 bbls.
• Terakhir rangkaian dicabut untuk melihat kondisi setting tool sampai permukaan,
kondisi setting tool baik seperti yang diharapkan dimana LWP sudah putus.
Dari aktual kronologis penyemenan liner 7” diatas sudah dapat diambil kesimpulan
bahwa terjadi masalah pada kegiatan penyemenan tersebut, yang kemudian diketahui
ternyata semen mengeras sebelum waktunya (pre set). Setelah penjajakan semen dapat
diketahui puncak semen pada 1714,01 m dimana pada bagian puncak tersebut juga
terdapat DPWP (dengan bahan utama rubber) dan LWP (dengan bahan utama metal).
Akibat dari pre set tersebut penyemenan liner 7” dipastikan gagal karena banyaknya
volume semen yang mengeras didalam casing bukan pada annulus seperti yang
diharapkan sehingga kemudian harus dilaksanakan secondary cementing.
Kondisi pre set / kegagalan penyemenan pada liner 7” tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut :

9 5/8” K-55 40#


BTC R3, 2261 m
Liner hanger
1711, 70 m

TOC (1714, 01 m)
Drill pipe wiper plug
Liner wiper plug (DPWP)
(LWP)

Cement ( pre set )

Hole 8 ½”
TD = 2387 m

Landing Collar

Shoe Casing

Gambar II. Deskripsi gagal cementing liner 7”

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 7


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

II.3. Pra Secondary Cementing


Sebelum merencanakan secondary cementing pada sumur KRB – “X” ada beberapa
hal yang harus dilakasanakan yaitu pengeboran kembali semen yang telah mengeras
ditambah DPWP dan LWP yang berbahan metal dan karet sintetis.
Pengeboran semen dilakukan dengan menggunakan pahat 6” dimana puncak semen
pada 1714,01 m. Pada awal pengeboran puncak semen dari hasil analisa cutting
didapatkan cutting berupa metal gram dari Liner wiper plug (LWP) sebesar 60%
dan rubber dari drill pipe wiper plug (DPWP) sebesar 40% ditambah dengan
kontaminasi semen. Pengeboran dilanjutkan terus dimana cutting semen 100% sampai
mencapai kedalaman akhir pada puncak semen 2350 m yaitu + 38 m diatas float colar.
Setelah mencapai kedalaman 2350 m (top of cement) bagian dalam casing harus
dibersihkan dengan menggunakan scraper dengan BHA pahat 6” + scraper 7” dimana
kegiatan scraping atau kerik dilakukan berulang-ulang kemudian lubang disirkulasi
hingga bersih. Hal ini guna menjamin kelancaran proses kedepannya yaitu logging
CCL dan running in perforation tool agar tidak terjadi sangkutan, dimana aktualnya
yang terjadi pada sumur KRB “X” adalah perforation tool tidak dapat duduk pada
posisi yang diharapkan sehingga rangkaian perforasi harus dicabut dan masuk
rangkaian pahat 6” + scraper 7” kemudian discraping lagi berulang-ulang diikuti
sirkulasi bersih bottom up beberapa kali.
Perbaikan terhadap kegagalan seperti yang terjadi diatas harus dilaksanakan dengan
cara membuat lubang pada casing liner yang kemudian didesakkan cement slurry
dengan tekanan tertentu hingga memasuki ruang annulus yang akan disemen yang
mana metode ini tidak lain adalah metode Squeeze Cementing.
Proses dan kegiatan squeeze cementing pada liner 7” tersebut diatas akan dibahas
pada bab selanjutnya.

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 8


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

BAB III. PEMBAHASAN MASALAH

III.1. Data teknis peralatan dan konstruksi sumur KRB “X”


Sebagai acuan awal dari pembahasan mengenai perbaikan cementing pada sumur
KRB “X” maka beberapa hal yang menjadi perhatian adalah sebagai berikut :
Data casing dan casing point
• Stove pipe ukuran 30” dengan panjang 42 m.
• Casing 20” dengan jumlah 38 joint grade K-55 dengan berat 94 lbs/ft, jenis
coupling BTC. Masuk pada selang 0 – 351,5 m, menggunakan centralizer 6 buah
dan posisi shoe pada kedalaman 351,43 m.
• Casing 13 3/8” dimana 70 joints grade K-55 dengan berat 54,5 lbs/ft, jenis
coupling BTC, masuk pada 0 – 624 mku. Kemudian 37 joints grade K-55 dengan
berat 61 lbs/ft, jenis coupling BTC masuk pada selang 624 – 1100 mku (476 m),
menggunakan centralizer 8 buah dan posisi shoe pada 1098,36 m, collar pada
1068, 78 m.
• Casing 9 5/8” dengan jumlah 204 joints grade K-55 dengan berat 40 lbs/ft, jenis
coupling BTC. Masuk pada selang 0 – 2261 m, menggunakan centralizer 16 buah
dan posisi shoe pada 2260,42 m, collar pada 2225,28 m.
• Casing liner 7” dimana 1 joints grade K-55 + 61 joints N-80 dengan berat 26
lbs/ft, jenis coupling BTC. Masuk pada selang 1700 – 2413 m (713 m),
menggunakan centralizer 8 buah dan posisi shoe pada 2412,36 m, collar pada
2388,51 m. Top window milling (side track) pada casing 9 5/8” yaitu pada
kedalaman 1750,5 m sehingga overlap sebesar 44,10 m.
Data casing liner 7” (running tool & setting tool)
Khusus untuk liner 7” sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya yaitu
dilengkapi dengan rangkaian running tool sebagai penghantar casing liner 7” dan
setting tool untuk set liner hanger dan packer. Untuk penyemenan dilengkapi liner
wiper plug (LWP) pada ujung running tool yang akan released jika drill pipe wiper
plug (DPWP) duduk pada LWP dan diberikan pressure (bumping pressure) sesuai
dengan program yang telah ditetapkan.
Adapun data liner hanger tersebut adalah sebagai berikut :
• Liner hanger dengan panjang 2,02 m pada kedalaman 1711,70 m
• Liner packer dengan panjang 0,74 m pada kedalaman 1709,68 m

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 9


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

Profil dan konstruksi sumur


Profil dan konstruksi sumur KRB – “X” sebelum squeeze cementing secara lengkap
dapat dilihat seperti gambar berikut (gambar juga ada pada lampiran. I):

Gambar II. Konstruksi Liner 7” sumur KRB – “X”

Peralatan perforasi & Logging


• Scraper yang digunakan yaitu BHA pahat 6” + scraper 7” untuk membersihkan
lubang atau bagian dalam casing yang telah dibor agar nantiya tidak terjadi
sangkutan pada alat perforasi, logging, bridge plug dan cement retainer.

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 10


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

• Wireline Logging, dimana jenis logging dilakukan yaitu logging CCL – GR pada
titik-titik interval perforasi yang telah ditentukan pada program squeeze
cementing.
• Perforasi yaitu dengan menggunakan gun HSD 4 ½” 34B 6 SPF yang nantinya
untuk keperluan membuat perforasi pada casing yang telah diprogramkan dalam
kegiatan squeeze cementing.
Peralatan pendukung squeeze cementing
• Peralatan cementing pada permukaan, seperti umumnya operasi penyemenan pada
sumur KRB – “X” juga menggunakan Cementing unit ( Pompa, prime mover,
mesurement tank, slurry tank), plug container/cementing head, cement silo, bad
mixer, hopper, surge tank, water tank, cotting bottle, kompressor dan line
cementing yang bertekanan tinggi pada saat penyemenan. (gambar pada lampiran.
V)
• Cement retainer, squeeze cementing pad sumur KRB – “X” ini menggunakan
Cement retainer dengan spesifikasi MWR Cement retainer, 5,68” OD, 7”17,.0-
35,0#, wire line set.
Sedangkan stinger yang digunakan adalah jenis MSS stinger seal assembly yaitu
tubing stinger diassembly dengan seal pengancing yang untuk mengoperasikan
sleeve valve pada cemen retainer dengan spesifikasi stinger 2-7/8 OD EU 8 Rd,
sebagai catatan bahwa stinger ini dalam proses hantarannya harus menggunkan
Tubing centralizer untuk memudahkan masuk kedalam cement retainer, pada
sumur KRB – “X” tubing centrlizer dibuat sendiri atau home made (gambar pada
lampiran. IV).
• Bridge plug, jenis bridge plug yang digunakan yaitu jenis MWB atau wire line set
bridge plug dengan spesifikasi 5,68” OD, #20 setting tool, setting range 6,00-
6,538” (gambar pada lampiran. IV).
• Packer yang digunakan pada sumur KRB – “X” ini yaitu jenis mechanical packer
dengan spesifikasi AS1X-HP Mechanical Set Retrievable Production Packer, 7”,
17.0-26.0# (gambar pada lampiran. IV).

III.2. Teori dan prosedur standar squeeze cementing


Seperti yang dijelaskan sebelumnya mengenai tujuan utama dilakukannya squeeze
cementing yaitu untuk memperbaiki bonding semen pada saat penyemenan pertama

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 11


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

(yang gagal) dengan mendesakkan semen ke bagian casing yang sebelumnya telah
dilubangi dengan perforasi gun.
Saat melakukan pendesakkan semen, peralatan yang digunakan ada beberapa macam
yaitu dengan menggunakan penyekat (Packer atau Cement retainer) dan tanpa
penyekat (menggunakan BOP).
Secara umum prosedur squeeze cementing dengan atau menggunakan penyekat dapat
diuraikan sebagai berikut :
Dengan penyekat (Packer atau Cement retainer)
• Masukkan rangkaian penyemenan desak tubing atau drill pipe + penyekat + tail
pipe dan tubing dengan panjang tail pipe 20-30 m.
• Tempatkan ujung rangkaian 1 - 2 m di atas daerah yang akan di squeeze.
• Sekatkan penyekat, lakukan injection rate test, untuk penentuan jumlah semen
yang digunakan.
• Buka circulating valve yang ada di atas penyekat.
• Pompakan bubur semen dan dorong sampai ujung bubur semen berada 20 meter di
atas penyekat. Tutup circulating valve dan lakukan pendesakan sampai bubur
semen masuk ke dalam formasi. Perhatikan bahwa tekanan pendesakan tidak
melebihi Tekanan Rekah formasi maupun Bursting Pressure casing.
Tekanan Rekah Dasar Lubang (BHFP):
BHFP = D × Fg (psi)
dimana, D = kedalaman (ft)
Fg = fracture gradient (psi/ft).
Fg (fracture gradient) biasanya tergantung pada pengalaman masing-masing
lapangan, untuk suatu daerah yang tidak diketahui anggap 1 psi/ft.
BHFP = Ps + 0,052 × D × MW (Psi),
Ps Surface Pressure.
Biasanya tekanan permukaan dibatasi lebih rendah 300 Psi (untuk sumur dangkal)
atau 500 Psi (untuk sumur dalam) agar tidak melampuai BHFP.
• Ablas tekánan, bebaskan penyekat dan cabut rangkaian penyemenan sampai di
kedalaman yang bebas dari puncak bubur semen.
• Sirkulasi balik.
• Cabut habis rangkaian penyemenan.

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 12


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

Catatan :
- Perhatikan annulus apakah ada kebocoran, selama pendesakan semen.
- Kalau ada kebocoran ke annulus, tambah beban penyekatan. Bila casing di
atas penyekat tidak ada kebocoran, tutup BOP dan berikan tekanan lawan di
annulus (untuk mengimbangi tekanan injeksi).
- Selama pemompaan semen perhatikan jika ada loss untuk menentukan sisa
semen di dalam casing.
Tanpa penyekat (Menggunakan BOP atau Braden head squeeze)
ƒ Masuk tubing atau open end drill pipe sampai ujung rangkaian 1 - 2 m di bawah
daerah yang akan di squeeze.
• Tutup BOP, Hitung injection rate dengan air.
• Buka BOP, pompa dan dorong bubur semen sampai kolom semen di annulus dan
dirangkaian seimbang.
• Cabut rangkaian penyemenan sampai ujung rangkaian berada 20 - 30 m di atas
puncak semen dalam casing. Sirkulasi balik, hingga rangkaian penyemenan bebas
dan kontaminasi semen.
• Tutup BOP, lakukan penyemenan desak. Perhatikan agar jangan sampai ada
kebocoran ke annulus (BOP).
• Kalau tidak ada tekanan atau kenaikan tekanan kecil sekali, pendesakan dilakukan
dengan cara hesitasi atau bertahap.
• Tahan tekanan sambil TSK kemudian ablas.
Proses squeeze cementing pada sumur KRB – ”X” menggunakan kedua jenis prosedur
squeeze seperti yang disebutkan diatas dimana penyekat yang digunakan yaitu cement
retainer dan packer dan juga bolck squeeze menggunakan BOP.

III.3. Program squeeze cementing sumur KRB “X”


Program squeeze cementing yang telah direncanakan pada sumur KRB – “X” guna
perbaikan bonding semen pada dua titik perforasi lapisan produksi (BRF &
Cibulakan) yaitu sebagai berikut :
• Setelah proses srapping selesai, dilakukan pemasangan riser dan BOP (PCE)
untuk perforasi, uji BOP dengan 1000 psi / 10 menit.
• Perforasi I remedial cementing pada 2335 – 2335,5 m dengan HSD 4 ½”, 34B, 6
SPF.

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 13


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

• Masuk CR 7” + setting tool pada wire line. Set CR 7” di 2330. uji CR dengan
1000 Psi / 10 menit.
• Perforasi II remedial cementing pada 2280 – 2280,5 m dengan HSD HSD 4 ½”,
34B, 6 SPF.
• Masuk stinger dan set pada CR di 2330 m, lakukan uji komunikasi. Jika uji
komunikasi berhasil, lanjut ke tahap berikutnya. Jika gagal, lakukan prosedur
block squeeze.
• Penyemenan perbaikan bonding (squeeze) pada selang annulus 2335,5 – 2280 m
(Profil penyemenan dapat juga dilihat pada lampiran. I)
• Cabut stinger sampai 2280 m. Sirkulasi balik buang kontaminasi semen bila ada.
Sirkulasi lurus, dilakukan penyemenan perbaikan bonding (squeeze) pada selang
annulus 2280 – 2280,5 m (Profil penyemenan dapat juga dilihat pada lampiran. I).
• Cabut stinger sampai permukaan dan TSK.
• Masuk rangkaian BHA + Tricone bit 6” pada DP 3 ½” + DP 5” untuk jajak
puncak semen , bor semen bila ada di selang perforasi sampai Top CR di 2330 m.
UTS dengan 1000 psi / 10 menit. Pastikan panjang DP 3 ½” lebih panjang + 50 –
100 m dari panjang casing 7”.
• Sirkulasi di dasar, cabut habis L/D rangkaian DP 3 ½” + DP 5” + Tricone bit 6”.
• Ganti pipe rams 3 ½” menjadi pipe rams 2 7/8”. Masuk scraper BHA (scraper + 1
stds DC 4 ¾”) + Tricone bit 6” + rangkaian tubing 2 7/8” sampai Top CR.
Scraping diutamakan pada 2200 – 2300 m. Sirkulasi didasar, ganti isi lubang
dengan CF 1.10/28. selama masuk tubing 2 7/8” dilakukan drift/rabit tubing.
• Cabut rangkaian scraper 7” kemudian di lay down.
• BOP group diganti dari 13 5/8” x 5000 psi + DSAF 7 1/16” x 3000 psi x 13 5/8” x
5000 psi ke 7 1/16” x 5000 psi + THS 7 1/16” x 3000 psi x 7 1/16” x 5000 psi
kemudian diuji 2500 psi untuk RAM dan 5000 psi untuk annular per 10 menit.
• Logging CET-CBL-VDL-CCL-GR, bila hasil logging bonding semen tidak baik
dilakukan squeeze cementing.
• Pasang riser dan BOP (PCE) untuk perforasi. Uji BOP (PCE) 1000 psi / 10 menit.
• Perforasi lapisan BRF dengan HSD 4 ½”, 34B, 5 SPF pada selang 2309 – 2313
mku.
• Persiapan dan masuk rangkaian produksi (RPP) tubing 2 7/8” + packer 7”. Packer
diset pada 2290 m dan UR di 2300 m. Uji tekanan packer 7” 500 psi.

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 14


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

• BOP stack diganti ke X-mastree untuk program uji produksi .


Hasil uji produksi menunjukkan bahwa lapisan BRF tidak produktif, sehingga
program selanjutnya yaitu perforasi uji produksi pada lapisan Cibulakan. Yang mana
sebelumnya juga harus dilaksanakan perbaikan bonding semen pada interval tersebut
dengan cara squeeze, dengan program perbaikan bonding semen sebagai berikut :
• Setelah X-mastree dibongkar, pasang DSAF 7 1/6” x 13 5/8” – 5000 psi dan BOP
13 5/8” – 5000 psi, kemudian di uji 1500 psi / 5 menit.
• Release / cabut packer 7” dilanjutkan buang gas sambil mengkondisikan CF SG
1,10/28.
• Masuk Bridge plug BP 7” yang dirunning dengan wire line diset pada 2270 mku.
Kemudian diuji dengan 1000 psi / 10 menit.
• Perforasi untuk remedial cementing (squeeze) dimana perforasi I pada selang
2222 – 2223 mku dan perforasi II pada selang 2238 – 2239 mku dengan
menggunakan perforasi gun HSD 4 ½” 6 SPF.
• Masuk rangkaian penyemenan OE tubing 2 7/8” sampai UR di 2265 mku,
kemudian dilakukan Injectivity rate test. Baru kemudian dilaksanakan Block
squeeze (Program penyemenan pada lampiran. Xx) diikuti cabut rangkaian dan
TSK.
• THS 11” x 7 1/16 dilepas, Ram diganti dari 2 7/8” ke 5”. Tes BOP 2000 psi / 10
menit. Kemudian masuk rangkaian tricone bit 6” + DP 3 ½” + DP 5” sampai
TOC, kemudian semen dibor sampai 2250 m, UTS 1000 psi sebelum dan setelah
bor semen tiap selang formasi dan sirkulasi bersih di dasar.
• Cabut habis dan L/D rangkaian pengeboran, pasang kembali THS 11” x 7 1/16,
Ram diganti kembali dari 5” ke 2 7/8”. Tes dengan 1500 psi / 5 menit.
• Masuk rangkaian scrapper 7” + 1 DC + 4 ¾” + tubing 2 7/8” sampai 2250 mku,
scraping diutamakan pada selang 2100 – 2250 mku. Sirkulasi bersih, cabut
scraper.
• Perforasi lapisan cibulakan (2228 – 2233) mku dengan HSD 4 ½”, 34B, 12 SPF.
• Masuk dan set packer 7” di 2210 mku, kemudian dites 500 psi / 5 menit.
• Bongkar BOP + DSAF, pasang X-mastree 3 1/8” x 2 1/16” – 5000 psi. Uji
produksi.

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 15


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

III.4. Aktual proses squeeze cementing sumur KRB “X”


Proses eksekusi program squeeze cementing aktualnya secara umum dapat diuraikan
sebagai berikut :
1) Setelah proses scraper selesai, dilakukan Log CCL-GR selang 2050 - 2356 (depth
log); Pasang BOP riser, test 750 psi/10 menit. Masuk perforasi gun sampai 2304
m, duduk, naikkan logging tool. dicoba menurunkan logging tool tetap duduk di
tempat yang sama ada indikasi scrap semen tidak bersih. Cabut perforasi gun dan
scrap ulang dari TOL 1706 m sampai dasar lubang 2350 m; Sirkulasi bersih dasar
lubang 2 x BU. Masuk kembali perforasi gun, Perforasi-1 : 2335-2335.5 m.
2) Masuk Cement Retainer (CR 7") + setting tool wire line. Set di 2330 m, Uji
CR7" 500 psi/10 menit. Masuk perforasi gun Perforasi-2 : 2280-2280.5 m.
Masuk rangkaian stinger sampai CR 7" di 2330 m, dudukkan dengan 5 klbs, test
dengan overpull 1 klbs. Dudukkan rangkaian kembali 5 klbs. Uji komunikasi
dengan rate 0,2 bpm, tek pompa naik sampai 1000 psi, stop pompa, tidak ada
indikasi komunikasi (cabut, tes diulangi lagi). (Profil penyemenan dapat juga
dilihat pada lampiran. I)
3) Perforasi-3 selang (2320-2320,5) m dan peforasi-4 selang (2300-2300,5) m.
Masuk rangkaian penyemenan sampai UR di 2324 m; Test line cementing 2000
psi/10 menit. Injectivity Rate Test dengan 0,2 bpm, tekanan naik sampai 1000
psi, tidak mendapat rate injeksi. Total pemompaan 1,5 bbls; sirkulasi. Mixing
cement + additive; Remedial cementing dengan Block Squeeze. Reverse
Circulation dengan pompa Rig sampai 2x volume rangkaian penyemenan,
Squeeze semen dengan 1.4 bbls sampai tek maks 1000 psi; TSK sambil tahan
tek 1000 psi kemudian Ablas tekanan sampai 0 psi, aliran kembali 1.4 bbls.
Cabut rangkaian penyemenan, masuk rangkaian bit 6" dari 1702 m sampai TOC di
2244 m.Sirkulasi, UTS 1000 psi/5 menit.Bor semen dari 2244 - 2295 mku.(UTS
dengan 1000 psi/5 menit di kedalaman 2278 mku, 2285 mku,).
4) Bor semen dari 2295-2326 mku, blong. Washdown sampai 2320 mku (UTS
dengan 1000 psi/5 menit di kedalaman 2298 mku , 2305 mku , 2318 mku, 2322
mku). Cabut rangkaian sampai permukaan. Ganti Ram BOP sesuai program.
Masuk rangkaian scraper sampai 2330 mku. Sirkulasi bersih di dasar.
5) Pasang THS dan Test BOP sesuai program. Perforasi lapisan BRF (2309 - 2313)
mku. Masuk dan Set packer 7" di 2291 mku dengan beban 12000 lbs.(Rabbit
setiap tubing 2 7/8" yang masuk) kemudian test Packer 7" dengan 500 psi/5 menit.

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 16


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

Bongkar BOP dan pasang X-Mastree sesuai program diikuti kegiatan Uji
produksi.
6) Bongkar X-Mastree dan Pasang DSAF + BOP sesuai program.Test BOP 1500
psi/10 menit. Bebaskan dan cabut packer 7" sebelumnya sirkulasi buang gas
pocket.
7) Masuk Wireline Unit. RIH BP 7" sampai TOL @ 1706 m, duduk. Usaha masuk
lebih dalam berulang-ulang, tidak berhasil. Cabut BP 7" sampai permukaan,
ganti shoe BP 7" dengan type kerucut (cone). RIH kembali BP 7", set BP 7" @
2272 mku. Cabut wireline. Test BP 7" dengan 1000 psi/5 menit, OK ; Persiapan
dan perforasi untuk Remedial Cementing perforasi 5 (2238-2239) mku dan
perforasi 7 (2222-2223) mku.
8) Masuk rangkaian penyemenan UR di 2265 mku ; Sirkulasi . Mixing Additive
Penyemenan kemudian Remedial cementing dengan Block Squeeze : Squeeze
semen dengan rate 0.3 bpm, tekanan maksimum 560 psi, volume squeeze 2 bbls
; TSK sambil cabut rangkaian. Pasang DSAF, Ganti ram dari sesuai program. Test
BOP 2000 psi / 5'.
9) Persiapan & Masuk Rangkaian Tricone Bit 6" Bor Semen dari TOC 2213 mku -
2250 mku; Sirkulasi bersih, UTS 1000 psi / 5 menit, OK; Cabut Rangkaian.
10) Pasang THS dan Ganti Ram BOP sesuai program . Test tekanan 1000 psi/ 5 menit.
Masuk rangkaian scraper sampai 2250 mku. Kerik liner 7" berulang selang 2100 -
2250 mku, Sirkulasi bersih lalu cabut Rangkaian, Pasang Riser dan BOP Riser,
test dengan tekanan 1000 psi / 5 menit.
11) Masuk rangkaian perforating gun, Perforasi lap Cibulakan (2228- 2233) mku.
Kemudian Set Packer 7" di 2207.15 mku dengan beban 15000 lbs (down) dan
6000 lbs (up) ; Bongkar BOP pasang X-Mastree sesuai program dan dilanjutkan
dengan Uji produksi (Profil penyemenan dapat juga dilihat pada lampiran. I).

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 17


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

Profil sumur KRB – “X” (Aktual) dapat dilihat seperti gambar dibawah ini (gambar
juga ada pada lampiran II) :

: 3 November

Gambar III. Profil & aktual secondary cementing sumur KRB – “X”

III.5. Evaluasi & analisa kesesuaian proses squeeze cementing sumur KRB “X”
Dengan melakukan perbandingan & kesesuaian perbandingan antara Teori &
prosedur Ù Program penyemenan (squeeze cementing) Ù Aktual pelaksanaan.
Maka dapat disimpulkan bahwa proses yang hubungan antara Teori & prosedur Æ
Program penyemenan (squeeze cementing) Æ Aktual pelaksanaan sudah seperti yang
diharapkan (target & program yang telah dibuat) walaupun masih terdapat perubahan
program berdasarakan kenyataan yang dihadapi dilapangan.

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 18


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

Hubungan proses & perbandingan dari Teori, program & actual pelaksanaannya :
Teori squeeze Program squeeze cementing Aktual squeeze cementing
Dengan penyekat : - Perforasi 1 pada 2335 – 2335,5 - Perforasi 1 & 2 : sesuai program
- Menentukan posisi penyekat - Perforasi 2 pada 2280 – 2280,5 - Set stinger : sesuai program
- Injection rate test - Set stinger - Uji komunikasi : gagal
- Tekanan squeeze < Tekanan - Lalu uji komunikasi Perforasi 3 act pada 2320 – 2320,5
rekah formasi (BHFP) - Squeeze dari 2335,5 - 2280 Perforasi 4 act pada 2300 – 2300,5
- Ablas tekanan & sirkulasi - Perforasi lap. BRF - Block squeeze perfo 3 & 4 act
Tanpa penyekat : - Set bridge plug - Perfo. lap. BRF : sesuai program
- Buka / tutup BOP - Perforasi 3 pada 2222 - 2223 - Set bridge plug : sesuai program
- Injection rate test - Perforasi 4 pada 2238 – 2239 - Perforasi 3 & 4 (program) Î 5 & 6
- Tekanan squeeze < BHFP - Injectivity rate test : sesuai program
- Tahan tekanan lalau ablas - Block squeeze perfo. 3 & 4 - Injectivity rate test
- Sirkulasi - Perforasi lap. Cibulakan - Block squeeze perfo 5 & 6
- Perforasi lap. Cibulakan

Program Secondary cementing Teori & Prosedur


Sumur KRB – “X”

Aktual Pelaksanaan

Gambar IV. Chart proses evaluasi & analisa kesesuaian

Berdasarkan chart evaluasi dan analisa kesesuaian disusun seperti diatas, ditemukan
beberapa hal permasalahan sebagai berikut :
Masalah Indikasi penyebab Tindak lanjut
Saat perforasi 1 gun tidak bisa Adanya indikasi scrap semen tidak Cabut kembali perforasi gun,
duduk seperti yang pada titik bersih, sehingga menghambat dan dilaksanakan kembali
diharapkan. masuknya perforasi gun. scrap casing.
Gagal komunikasi antara titik Tertutupnya annulus oleh indikasi Dilaksnakan metode Block
perforasi 1 (2335,0 – 2335,5 m) runtuhan formasi. squeeze dengan menambah
dan 2 (2280,0 – 2280,5 m). titik perforasi 3 (2320 –
2320,5 m) dan 4 (2300,0 –
2300,5 m)
Block squeeze pada titik perforasi Cement slurry yang di squeeze Lanjut TSK dengan harapan
3 dan 4 aliran kembali 1,4 bbl tidak semua masuk ke annulus. ada sebahagian semen yang
pada saat release pressure. masuk ke annulus.
Bridge plug tidak berhasil masuk Jenis bridge plug yang digunakan Bridge plug dicabut, diganti
lebih dalam. berujung datar sehingga tidak bisa dengan jenis Cone (spesifikasi
melewati top of liner pada 1706 m. sama) sebagai guide untuk
melewati top liner.

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 19


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

BAB IV. PENUTUP

IV.1. Kesimpulan
1. Pada sumur KRB – “X”, secondary cementing dengan metode squeeze
dilaksanakan karena adanya kegagalan primary cementing pada casing liner 7”.
2. Indikasi penyebab kegagalan antara lain bisa disebabkan oleh :
• Kemungkinan tidak putusnya liner wiper plug (LWP) saat drill pipe wiper
plug (DPWP) latch dengan LWP sampai pressure naik bertahap dari 60 psi ke
2500 psi (tidak ada indikasi putus) kemudian dilakukan pengamatan aliran
presuure dinaikkan lagi 3500 psi dilakukan work pipe string hingga pressure
menjadi 4000 psi baru ada indikasi putus dimana semen telah mengeras.
• Adanya temperatur yang cukup tinggi pada bottom hole, walaupun telah
dilakukan pengujian dan pengukuran di laboratorium.
• Macetnya flapper pada shoe casing sehingga menghambat aliran semen masuk
ke annulus.
3. Prosedur Block squeeze dilaksanakan bila terjadi kegagalan komunikasi, seperti
halnya yang terjadi pada perforasi 1 dan 2 (tidak ada komunikasi) sehingga
dilaksanakan perforasi 3 dan 4 untuk kegiatan Block squeeze.
4. Injection rate dilakukan untuk menentukan banyaknya volume semen yang akan
digunakan sehingga merupakan penentu kesuksesan squeeze cementing.
5. Tekanan pendesakkan (squeeze) tidak boleh melebihi tekanan rekah formasi
(BHFP) maupun bursting pressure casing sehingga sebelumnya harus dihitung.

IV.2. Saran dan Rekomendasi


1. Agar dalam proses penyemenan casing jangan sampai terjadi kegagalan karena
akan membutuhkan waktu yang lebih lama dan kerugian yang tinggi.
2. Kegiatan Penyemenan agar lebih memperhatikan aspek penyemenan antara lain :
• Jenis Formasi
• Temperature bottom hole.
• Volume & SG semen
• Properties cement
• Thickening time
• Peralatan pendukung ; centralizer, shoe, casing colar, DSCC dsb semuanya
harus diperiksa dan dipastikan dalam kondisi baik.
• Injection Rate (squeeze)

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 20


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

DAFTAR PUSTAKA

Nelson, Erick.B
Well Cementing, Schlumberger Educatinal Services, Sugar land Texas, 1990

Sclumberger
Squeeze Cementing Module 231M012, Schlumberger, 2000

Pertamina Drilling Services Indonesia


Standar Operasional Prosedur Pengeboran, Jakarta, 2004

Mirza, Rawan
Casing Liner & Sementasi, PDSI, Cirebon, 2007

Subardjo, H
Penyemenan Casing, Cirebon, 2007

Adm. Rig OW – 760


Laporan Penyelesaian Sumur KRB –“X”, Rig OW-760, Sukra, 2007

Adm. Rig OW – 760


Laporan Harian Rig, Rig OW – 760, Sukra, 2007

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 21


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

LAMPIRAN :
LAMPIRAN I : Hal v
LAMPIRAN II : Hal vi
LAMPIRAN III : Hal vii
LAMPIRAN IV : Hal viii
LAMPIRAN V : Hal ix
LAMPIRAN VI : Hal x
LAMPIRAN VII a : Hal xi
VII b : Hal xii
VII c : Hal xiii
VII d : Hal xiv
LAMPIRAN VIII a : Hal xv
VIII b : Hal xvi
VIII c : Hal xvii
LAMPIRAN IX : Hal xviii

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 iv


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

LAMPIRAN I

Penampang sumur sebelum proses sequeeze cementing

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 v


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

LAMPIRAN II

: 3 November

Penampang / profil akhir sumur setelah perforasi squeeze dan set packer

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 vi


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

LAMPIRAN III

LWP DPWP Deskripsi posisi menjelang


latch

Running tool :
- Handling nipple
- Liner hanger junk screen
- Top set running tool
- Liner hanger running
tool
- Retrievable pack of
bushing
- Slick joint

Integral Packer

Hydraulic / Mechanical liner


Hanger

Liner Hanger 7”, Drill pipe wiper plug & Liner wiper plug

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 vii


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

LAMPIRAN IV

Stinger centralizer Stinger Cement Retainer

Centralizer, Stinger & Cement Retainer yang digunakan pada Sumur KRB – “X”

Top sub Uppe Upper Packing Lower Lowe Bottom Nipple


r slip cone element cone r slip sub
Packer yang digunakan pada Sumur KRB – “X”

Top sub
Upper slip

Packer

Lower slip

Bottom sub

Jenis Bridge Plug yang digunakan pada Sumur KRB – “X”

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 viii


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

LAMPIRAN V

Wire Line Unit SILO

Prime mover cementing unit Slurry Tank

Water Tank Cementing Hooper

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 ix


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

LAMPIRAN VI

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 x


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

LAMPIRAN VII a

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 xi


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

LAMPIRAN VII b

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 xii


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

LAMPIRAN VII c

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 xiii


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

LAMPIRAN VII d

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 xiv


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

LAMPIRAN VIII a

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 xv


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

LAMPIRAN VIII b

Perforasi 6 actual pada


2222 – 2223 m

Perforasi Lap.
Cibulakan pada 2228 –
2233 m
Perforasi 5 actual pada
2238 – 2239 m

Interval Coring

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 xvi


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

LAMPIRAN VIII c

Perforasi 2 actual pada


2280 – 2280,5 m

Perforasi 4 actual pada


2300 – 2300,5 m
Perfo. Lap. BRF actual
pada 2309 – 2313 m
Perforasi 3 actual pada
2320 – 2320,5 m
Interval Wire line
logging (suhu, tekanan
& resistivity)
Perforasi 1 actual pada
2335 – 2335,5 m

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 xvii


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

LAMPIRAN IX

Product Product Description: Tech Sheet


Part Number: Number:
062-0568-001 MWR Sleeve-Valve Cement Retainer, 5.68"OD, 7"17.0-35.0#, Wireline Set 062-0568-001

Features/Description

• Sets securely in any hardness casing, including premium grades


• Ratchet lock ring secures dynamic setting force
• One-piece packing element and flat metal backup rings which combine for superior seal
• Rated to 10,000 psi at 300 Deg F(70 durometer nitrile element)
• Rated to 10,000 psi at 350 Deg F(80 durometer nitrile element)
• Rated to 10,000 psi at 400 Deg F(90 durometer nitrile element)
• Can be simply converted to MMR Cement Retainer
• Case-hardened, one piece slips virtually eliminate premature setting, yet are easily drilled out
• Locked together design and extra clearance safely speeds run-in
• Fin bottom to aid in preventing "Spinning" during drillout
• Can be set directly with Baker Wireline setting tools
• Pressure-balanced sleeve valve is opened and closed from the surface for better control
• Shear studs are Baker style and connect directly to Baker Adjuster Sub
• Crossovers are not required

Many of the outstanding features of our wireline plugs and packers have been incorporated into the Models 'MMR' and 'MWR'
Sleeve Valve Cement Retainers. Both are rugged, compact units engineered for fast running downhole on either tubing or electric
wireline. Both models feature a positive, pressure-balanced sleeve valve which is opened or closed simply by lowering or raising
the tubing. Positively-secured packing element and one piece slips combine to resist premature setting due to well debris or rough
handling and assures protection from the hazards of high-speed running in the well. The metal backup rings prevent extrusion of
the rubber at high pressure and temperature. Because of their design, the metal-to-metal contact developed by these backup rings
is made more secure by pressure increases. An internal ratchet lock ring retains the dynamic force induced in the retainers during
the setting operation. This simple mechanism assures continued compression of the packing elements regardless of pressure
differentials. Case-hardened, one piece slips, designed to bite into the hardest casing, are located at each end of retainer - final
assurance of retainer pack-off security. When the need arises, these slips are easily drilled out.

These Sleeve-Valve Cement Retainers provide a new horizon in dependability, with the economy of all of our tools.

Operating Instructions

WIRELINE SETTING INSTRUCTIONS

The sleeve-valve retainers can be set with Baker wireline pressure setting tools. The setting adapters-contain Baker adapter kits.
Kit part numbers are listed in the retainer specification outline.

An adapter rod attached to the setting tool and run through the retainer seal bore attaches to a mild steel release stud located in
the shoe at the lower end of the retainer. A setting sleeve attached to the setting tool pushes against the top slip of the retainer.
During setting, the sleeve holds the retainer outside components and the rod pulls the retainer central mandrel up; this action sets

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 xviii


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

the slips and packs off the sealing element. The retainer, thus, is set by compression (instead of tension on vital components). At
a predetermined tension it releases stud parts and allows the setting tool and adapters to be removed from the well.

To rig the retainer for running, first screw the adjuster sub to the setting tool and make wrench tight. Then, tighten tension
mandrel on the adjuster sub. Next,attach the setting sleeve to the setting tool and screw it completely back.

Slide the retainer (and top slip) over the tension mandrel until the tension mandrel bumps the top of the shear stud in the retainer.
Thread the tension mandrel to the shear stud by rotating the retainer clockwise (wrench on the valve shoe or shoe of the retainer).
Occasionally, due to rough handling, the collet valve will shift downward thus not allowing the tension mandrel to reach
the shear stud. Should this happen, first remove the set screw in the valve shoe then unscrew and remove the valve shoe.
Push the collet valve fully upward inside the retainer body then re-attach the valve shoe and set screw.

The retainer is run to setting depth in the same manner as a conventional drillable packer or bridge plug. The packer components
are shear pinned as a safety measure against premature setting caused by well conditions. Line speed should not exceed 200 feet
per minute while running. During setting there may be at least one "kicks" shown on the weight indicator. The kick will indicate
the shear stud parting. After setting the retainer, pick up the setting tool a few feet then set back down and tag the retainer to
assure the retainer is in place.

The MSS Stinger Seal Assembly is used for sealing into, cementing thru and closing the slide valve on a MWR Cement Retainer
when approximately 3,000 to 5,000 pounds of set down weight is landed on the Cement Retainer.

Two inches of upward workstring movement at the Cement Retainer will close the slide valve for fluid containment above or
below the Cement Retainer and will allow tubing testing. Two inches of downward movement at the Cement Retainer will open
the slide valve and allow fluid to be pumped through the Cement Retainer. Approximately 5,000 to 10,000 pounds tension at the
Cement Retainer is required to snap-out. Each time the seal assembly is snapped out, the snap-out force is reduced. The snap-out
force will stablize at about 5,000 pounds.Snap in force will stablize at about 2,500 pounds. The stinger seal assembly can also be
released from Cement Retainer by pulling 1,000 pound tension over string weight at the tool and rotating 8 to 10 turns to right.

Specifications
Setting
Casing Seal Nipple / Shifter
Retainer Range Seal Shear Wireline Setting Kits For Baker 20#
Wt OD Bore Force Setting Tools
OD Min. Max. Part Number
(T&C)
062-0568-010
(MSS Snap-Latch
17.0- Type)
7" 5.681 6.004 6.538 2.000 50,000# 066-0568-001
35.0#
062-0568-011
(MTC Centralizer)

Hydraulic Forces Acting On MWR Cement Retainer

Force created by applied press to the casing and tubing act upon the stinger sub and tubing during cementing and pressure testing
opreations. These force are variable and are affected by the area of the cement retainer seal bore, casing and tubing pressure
changes at the Cement Retainer,tubing sze and weight and fluid weight.An increase in casing pressure at the cement retainer
tends to lift tubing which cansause the slide valve to close. The force generated by a casing pressure increase is calculated by
multiplying the csing pressure increase by outside area of the tubing minus the seal bore area of the tool.

A pressure increase in the tubing exerts a listing force at the top of the string which will reduce the effective hook load. A
pressure increase in the tubing at the Cement Retainer will tend to hold the stinger sub in the tool and keep the slide valve open.
The net of these two forces is upward and is equal to the increase in tubing pressure multiplied by the area of seal bore in cement
retainer. When this force is equal to the tubing weight, any additional pressure will lift the tubing and allow the slide valve to
close. Therefore, the minimum setting depth will depend on applied pressure changeds in the tubing and casing acting to
lift the avaliable tubing weight.

The amount of tubing and annulus pressure that can be applied are limited for any size and length of tubing. When total of the
forces is equal to the weight of the tubing in fluid, an increase in either tubing or casing pressure will raise the tubing and close
the slide valve. Howeverm the cementing pressure may be increased if the casing pressure is decrease and vice versa. The sanp
latch feature of the stinger sub has no effect on either opening or closing the slide valve. The stinger sub will remain in the
cement retainer as long as the snap-out force is not exceeded. If excess tension is pulled on tubing while pressure testing the
snap-out force may be overcome and stinger sub will be pumped out.

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 xix


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

How To Use The Area Pressure Chart:

The values given in the following chart are shown asarea in square inches affected by pressuer cahnge and the direction of
resulting force. A positive area and a pressure increase will creat a force tending to keep the slide valve open. A negative area and
a pressure increase will tend to keep the slide valve closed. When the net force is negative (-), addtional set-down weight must be
applied to keep the slide valve open.

1.Multiply the Change un tubing pressure at the cement retainer by column 1,4 or 6, whichever is applicable.

2.multiply the change in casing pressure at the ceent retainer by column 2,5, or 7, whichever is applicable.

IF the result of these two force is tending to close the slide valve (a negative figure), addtional set-down weight is required to
overcome the new upward force.

3.Multiply the tubing gage pressure by column 3. Thsi area is always negative and tending to closing the slide vave by li1fing the
tubing at the surface.

If by adding all three forces the result is a negative force tending to close the slide valve and is great than the total hook load of
the tubing, the tubing will raise and the slide valve will close . Since the hook load is the limited factor, high pressure at shallow
depths may not be possible.

AREAS (in sq. ins.) ACTED ON BY TUBING AND CASING PRESSURES

Casing Pressure Greater than


Tubing Pressure Greater Tubing Casing Pressure Greater
Tubing Pressure at the Cement
than Casing Pressure at than Tubing Pressure at
Cement Retainer due to Swabbing the
the Cement Retainer the Cement Retainer
Tubing ID Tubing
Retainer
OD Tubing Casing Area Tubing Casing Tubing Casing
Size
Area Area Area Area Area Area
Column
Column 1 Column 2 Column 4 Column 5 Column6 Column 7
3
1.660 + 0.1 - 0.7 - 1.5 + 0.1 - 0.7 - 0.1 + 0.7
450
1.900 + 0.6 - 1.4 - 2.0 + 0.6 - 1.4 - 0.6 + 1.4

to 2.063 + 1.0 - 1.9 - 2.4 + 1.0 - 1.9 - 1.0 + 1.9

2.375 + 1.7 - 3.0 - 3.1 + 1.7 - 3.0 - 1.7 + 3.0


575
2.875 + 3.3 - 5.1 - 4.7 + 3.3 - 5.1 - 3.3 + 5.1
658 2.375 + 0.0 - 1.3 - 3.1 + 0.0 - 1.3 - 0.0 + 1.3

2.875 + 1.5 - 3.4 - 4.7 + 1.5 - 3.4 - 1.5 + 3.4


to

3.500 + 3.9 - 6.5 - 7.0 + 3.9 - 6.5 - 3.9 + 6.5


2000

Suggested Drilling Technique for Sleeve Valve Retainers

The following is a general guide for the most successful drill out technique

Bit New, short tooth, medium hard formation


Rotary
75-125 RPM is recommended.
Speed
Apply 5,000 - 7,000# until the top end of the center body of retainer is drilled away (3 - 5 in for 4-1/2" - 7"
Weight tools and 5 - 9 in for 7-5/8" and larger tools). Additional weight can now be applied across the full bit
on Bit diameter. The weight increase is 2,000 - 3,000# per inch of bit diameter (i.e. 4-3/4" bit use 12,000 -
14,500# weight).

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 xx


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

8 minimum for 4-1/2" and 5-1/2" tools


Drill
Collars
12 or more for 7" and larger tools for weight.

Spudding the work string and variations in bit speed and bit weight should be made to help break up debris to re-establish
penetration should it cease while drilling. One or more junk baskets should be used above the bit when normal circulation is to be
used.If reverse circulation is planned,the casing scraper or other equipment in the tubing string should have an inside fluid
passage as large as the passage through the bit so cuttings will not bridge.

NOTE: Drilling times are directly related to tool size, bit stability, drilling weight, pump rate, bit RPM, type of bit, drillong fluid,
etc. The same considerations should be used when drilling Cement Retainers as would be used when drilling medium hard
formations.

Cement Retainer Model MWR


Model MWR Wireline Set Sleeve Valve Cement Retainers are used for secondary cementing
operations. These drillable retainers set securely in any hardness casing. A ratchet lock ring
stores the setting force in the retainer. The one piece packing element and metal back up
rings combine for a superior seal. The case hardened, one piece slips virtually eliminate
premature setting, yet can be easily drilled out. They are available for 4 1/2" through 20"
casing.

• Sets securely in any hardness casing, including premium grades


• Ratchet lock rings secure dynamic setting force
• One piece packing element and rocker action metal back up rings combine for a
superior seal
• Compact, easy running
• Can be set directly with Baker wireline setting tools
• Shear studs are Baker style and connect directly to the Baker Adjuster Sub
• These bridge plugs can be run directly on Baker Setting Sleeves and Adjuster Subs
• Crossovers are not required

SPECIFICATIONS
Click on Setting Range
Casing Casing Tool
Part Number Min Max
OD Wt OD
for Part List and Technical Information ID ID
062-0359-001 4 1/2 9.5-16.6 3.826 4.090 3.59
062-0393-001 5 11.5-20.8 4.156 4.560 3.93
062-0431-001 5 1/2 13-23 4.580 5.044 4.31
062-0470-001 5 3/4 14-26 4.890 5.290 4.70
062-0537-001 6 5/8 17-32 5.595 6.135 5.37
062-0568-001 7 17-35 6.004 6.538 5.68
062-0631-001 7 5/8 20-39 6.625 7.125 6.31
062-0712-001 8 5/8 24-49 7.511 8.097 7.12
062-0812-001 9 5/8 29.3-58.4 8.435 9.063 8.12
062-0943-001 10 3/4 32.75-60.7 9.660 10.192 9.43
062-1043-001 11 3/4 38-60 10.772 11.150 10.43
062-0994-001 11 3/4 60-83 10.192 10.772 9.94
062-1188-001 13 3/8 48-80.7 12.175 12.715 11.88
062-1412-001 16 65-118 14.576 15.250 14.12
062-1837-001 20 94-133 18.730 19.124 18.37

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 xxi


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

Stinger Seal Assembly Model MSS


Model MSS Stinger Seal Assembly is a tubing conveyed latching seal assembly that is used to operate
the sleeve-valve in an MWR Cement retainer previously set on wireline line. The MSS should always be
run with a MTC Tubing Centralizer to provide for easier entry into the Cement retainer.

• Provide positive control when the work string is picked up to close the sleeve-valve. Re-engages
each time the work string is lowered to open sleeve-valve
• Helps prevent seal from pumping out during pumping operations or tubing testing
• One size operates several sizes of retainers
• Rotate or Snap-out release
• Can Run with Baker Cement Retainers

SPECIFICATIONS
Click on
Casing
Part Number Threads Box up
OD
for part List and Technical Information
062-0359-010 4-1/2 - 5-3/4 2-3/8 OD EU 8 Rd
062-0568-010 6-5/8 - 20 2-7/8 OD EU 8 Rd

Bridge Plug Model MWB


Model MWB Wireline Set Bridge Plugs are compact, small OD and designed for easy drill out.
These Bridge Plugs will set securely in all but the very highest tensile casing. A ratchet lock
ring stores the setting force in the Plug. The one piece packing element and metal back up
rings combine for a superior seal. The case hardened, one piece slips virtually eliminate
premature setting, yet can be easily drilled out. They are available for 2 3/8" through 20"
casing.

• Sets securely in most casing, including many premium grades


• Ratchet lock rings secure dynamic setting force
• One piece packing element and rocker action metal back up rings combine for a superior
seal
• Compact, easy running
• Can be set directly with Baker wireline setting tools
• Shear studs are Baker style and connect directly to the Baker Adjuster Sub
• These bridge plugs can be run directly on Baker Setting Sleeves and Adjuster Subs
• Crossovers are not required

SPECIFICATIONS
Click on Setting Range
Casing Casing Setting Tool
Part Number Min Max
OD Wt Tool OD
for Part List and Technical Information ID ID
062-0175-008 2 3/8 4.0-5.8 1.780 2.074 #5 1.75
062-0222-008 2 7/8 6.4-6.5 2.340 2.525 #5 2.22
062-0275-008 3 1/2 5.7-10.3 2.867 3.258 #5 2.75
062-0243-008 3 1/2 12.8-15.8 2.548 2.764 #5 2.43
062-0314-008 4 5.6-14 3.340 3.732 # 10 3.14
062-0359-008 4 1/2 9.5-16.6 3.826 4.090 # 10 3.59
062-0393-008 5 11.5-20.8 4.154 4.560 # 20 3.93
062-0393-007 5 11.5-20.8 4.154 4.560 # 10 3.93

062-0431-008 5 1/2 13-23 4.580 5.044 # 20 4.31

062-0431-007 5 1/2 13-23 4.580 5.044 # 10 4.31


062-0470-008 5 3/4 14-25.2 4.890 5.290 # 20 4.70

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 xxii


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

062-0537-008 6 5/8 17-32 5.595 6.135 # 20 5.37


062-0568-008 7 17-35 6.000 6.538 # 20 5.68
062-0631-008 7 5/8 20-39 6.625 7.125 # 20 6.31
062-0712-008 8 5/8 24-49 7.310 8.097 # 20 7.12
062-0812-008 9 5/8 29.3-58.5 8.435 9.063 # 20 8.12
062-0943-008 10 3/4 32.7-60.7 9.660 10.192 # 20 9.43
062-1043-008 11 3/4 38-60 10.772 11.150 # 20 10.43
062-0994-008 11 3/4 60-83 10.192 10.772 # 20 9.94
062-1188-008 13 3/8 48-84.5 12.175 12.715 # 20 11.88
062-1412-008 16 65-118 14.576 15.250 # 20 14.12
062-1837-008 20 94-133 18.730 19.124 # 20 18.37

Mechanical Set Retrievable Production Packers Model AS1X-HP


The Model AS1X-HP single string Mechanical Production Packer is a retrievable, double-grip
compression or tension-set production packer that holds pressure from above or below. Once set the
tubing string can be left in tension, compression, or in a neutral position. A large internal bypass
reduces the swabbing effect during run-in and retrieval, and closes when the packer is set. When the
packer is released, the bypass opens first, allowing the pressure to equalize before the upper slips are
pulled from the casing. The Model AS1X-HP also features an upper slip releasing system that reduces
the force required to release the packer. A non-directional slip is released first, making it easier to
release the other slips. These flexible features allow the AS1X-HP to be run in a variety of applications
ranging from Production Packer to Bridge Plug to Service Packer.

• Internal bypass reduces swabbing.


• Tension or compression set
• Holds high pressure differentials from above or below.
• Can be set using tension or compression.
• Only one-quarter right rotation is required to set and release.
• Tubing string can be held in tension, compression or neutral set while the packer remains engaged.
• Optional shear release features available upon request.
• Packing element options are available for hostile environments.
• Bypass valve is below upper slips so the debris is washed from slips when the valve is opened.

SPECIFICATIONS
Click on Setting Range Threads
Casing Casing Tool Tool
Part Number Min Max Box Up
OD Wt OD ID
for Part List and Technical Information ID ID Pin Down

054-5340-002 9.5-13.5 3.920 4.090 3.750 1.938 2 -3/8"EU 8RD


4 1/2
054-5340-003 13.5-15.1 3.826 3.920 3.680 1.938 2 -3/8"EU 8RD
054-5340-006 18.0-20.8 4.156 4.276 4.00 1.938 2 -3/8"EU 8RD
5
054-5340-007 11.5-15.0 4.408 4.560 4.125 1.938 2 -3/8"EU 8RD
2-3/8" EU
054-5341-001 20.0-23.0 4.670 4.778 4.500
8 RD
1.938
2-3/8" EU
054-5341-002 13.0-20.0 4.778 5.044 4.625
8 RD
5 1/2
2-7/8" EU
054-5341-006 20.0-23.0 4.670 4.778 4.500
8 RD
2.375
2-7/8" EU
054-5341-007 15.5-17.0 4.892 5.044 4.750
8 RD
2-7/8" EU
054-5342-004 26.0-35.0 6.004 6.276 5.875
8 RD
7 2.500
2-7/8" EU
054-5342-005 17.0-26.0 6.276 6.538 6.125
8 RD
054-5343-001 7 5/8 33.7-39.0 6.625 6.765 6.453 2.500 2-7/8" EU 8 RD
054-5345-001 9 5/8 43.5-53.5 8.535 8.755 8.250 4.000 4-1/2"EU 8RD

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 xxiii


Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”

Kertas Kerja Wajib BPS-DSH Pertamina 2007 xxiv

Anda mungkin juga menyukai