Oleh :
Firmansyah Arifin – 20/BPS-DSH/2007
Jurusan : Drilling Services Hulu
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena oleh berkat dan rahmat-
Nyalah penulis mampu menyelesaikan penulisan Kertas Kerja Wajib (KKW) ini
dengan baik, guna memenuhi salah satu tugas yang diberikan kepada seluruh peserta
pendidikan sebelum menyelesaikan program Bimbingan Profesi Sarjana Pertamina
2007 (BPS – DSH 2007).
Pada kesempatan ini pula, penulis ingin menghaturkan ucapan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tinginya kepada :
1. Vice President Pertamina Drilling Services Indonesia (PDSI) beserta seluruh Staff
dan pekerja.
2. Vice President Pertamina Learning Center (PLC) besrta seluruh Staff dan pekerja.
3. Kepala Drilling Area Jawa PDSI beserta seluruh Staff dan Pekerja
4. Bapak Sutrisno dan Bapak Agus Harmadi selaku pembimbing DTC peserta BPS-
DSH 2007.
5. Bapak Andjar Sutijono selaku pembimbing penulis yang banyak memberikan
arahan dan masukan serta saran-saran kepada penulis sehubungan dengan
penyusunan kertas kerja wajib ini.
6. Bapak – bapak Rig Supt beserta seluruf staf dan krew rig yang telah banyak
memberikan bimbingan dan masukkan selama melaksanakan OJT.
7. Rekan-rekan dan saudara-saudaraku seluruh Peserta Bimbingan Profesi Sarajana
Pertamina Drilling Services Hulu 2007 yang telah banyak membantu dan sama-
sama berjuang selama Pendidikan dan OJT di Pertamina.
8. Secara khusus Kepada Ayahanda dan Ibunda tercinta, kedua saudara terkasih dan
calon pendamping hidup saya Farida Aryani yang telah mendampingi dan banyak
memberikan bantuan, arahan, serta doa restu selama Pendidikan dan OJT hingga
selesainya Kertas Kerja Wajib ini.
9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis
selama masa OJT berlangsung.
Akhirnya penulis menyadari, bahwa dalam tulisan ini masih banyak terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis akan
menerima kritikan berupa saran-saran dan petunjuk demi kesempurnaan tulisan ini.
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pihak yang berkenan untuk membacanya.
Firmansyah Arifin
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. ii
RINGKASAN …………………………………………………………………… iv
ii
RINGKASAN
Latar belakang harus dilaksanakannya squeeze yaitu akibat adanya kegagalan primary
cementing pada liner hanger 7” sehingga disusunlah program penyemenanan desak
(squeeze cementing) dengan membuat titik perforasi ; 1 (2335,0 – 2335,5 m) dan 2
(2280,0 – 2280,5 m) kemudian Block squeeze dengan titik perforasi 3 (2320,0 –
2320,5 m) dan 4 (2300,0 – 2300,5 m) untuk lapisan BRF yang di perforasi pada 2309
– 2313 m. sedangkan untuk lapisan Cibulakan yang diperforasi pada 2228 – 2223 m
juga di lakukan Block squeeze dengan titik perforasi 5 (2238 – 2239) dan 6 (2222 –
2223 m) yang didukung dengan peralatan-peralatan squeeze seperti cement retainer,
stinger, packer dan bridge plug.
Secara umum keseluruhan antara program dan actual sudah seperti yang dihrapkan,
dimana terdapat beberapa masalah yang kemudian dapat dibuatkan perencanaan
solusinya.
iii
Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze Pada Sumur KRB-“X”
BAB I. PENDAHULUAN
Terkait dengan latar belakang & penjelasan tersebut diatas, maka kami memandang
perlu untuk melakukan studi kasus yang kemudian dituangkan dalam sebuah karya
tulis (KKW) dengan judul “ Secondary Cementing Dengan Metode Squeeze pada
Sumur KRB -“X” ”.
I. 5. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan garis besranya terdiri atas pendahuluan, identifikasi
permasalahan, pembahasan masalah dan penutup yang uraiannya sebagai berikut :
• Pendahuluan tulisan antara lain menyajikan latar belakang mengenai secondary
cementing, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penulisan serta
metode dan sistematika penulisan.
• Identifikasi permasalahan dimana disini akan dijelaskan mengenai profil dari
pengeboran pada sumur KRB – “X” tersebut serta alasan utama mengapa harus
dilakukannya secondary (squeeze) cementing dalam hal ini sebagai tindak lanjut
kegagalan penyemenan casing liner 7”.
• Pembahasan masalah mengenai data-data teknis baik dari konstruksi sumur
maupun peralatan-peralatan yang digunakan, teori dan prosedur standar squeeze
cementing, disamping itu disajikan juga program squeeze cementing yang telah
disusun oleh drilling engineer, aktual pelaksanaan squeeze cementing dan evaluasi
terhadap pelaksanaan squeeze cementing tersebut.
• Penutup pada akhir tulisan menyajikan kesimpulan dan saran terhadap kegiatan
cementing kedepannya.
indikasi putus, setelah itu dilakukan bled off pressure, lalu diangkat 2 meter
kemudian dilanjutkan dengan set packer dengan mendudukan rangkaian 35 Klbs,
dilanjutkan dengan angkat rangkaian sampai 5 meter dan reverse out didapatkan
kontaminasi semen 3 bbls.
• Terakhir rangkaian dicabut untuk melihat kondisi setting tool sampai permukaan,
kondisi setting tool baik seperti yang diharapkan dimana LWP sudah putus.
Dari aktual kronologis penyemenan liner 7” diatas sudah dapat diambil kesimpulan
bahwa terjadi masalah pada kegiatan penyemenan tersebut, yang kemudian diketahui
ternyata semen mengeras sebelum waktunya (pre set). Setelah penjajakan semen dapat
diketahui puncak semen pada 1714,01 m dimana pada bagian puncak tersebut juga
terdapat DPWP (dengan bahan utama rubber) dan LWP (dengan bahan utama metal).
Akibat dari pre set tersebut penyemenan liner 7” dipastikan gagal karena banyaknya
volume semen yang mengeras didalam casing bukan pada annulus seperti yang
diharapkan sehingga kemudian harus dilaksanakan secondary cementing.
Kondisi pre set / kegagalan penyemenan pada liner 7” tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut :
TOC (1714, 01 m)
Drill pipe wiper plug
Liner wiper plug (DPWP)
(LWP)
Hole 8 ½”
TD = 2387 m
Landing Collar
Shoe Casing
• Wireline Logging, dimana jenis logging dilakukan yaitu logging CCL – GR pada
titik-titik interval perforasi yang telah ditentukan pada program squeeze
cementing.
• Perforasi yaitu dengan menggunakan gun HSD 4 ½” 34B 6 SPF yang nantinya
untuk keperluan membuat perforasi pada casing yang telah diprogramkan dalam
kegiatan squeeze cementing.
Peralatan pendukung squeeze cementing
• Peralatan cementing pada permukaan, seperti umumnya operasi penyemenan pada
sumur KRB – “X” juga menggunakan Cementing unit ( Pompa, prime mover,
mesurement tank, slurry tank), plug container/cementing head, cement silo, bad
mixer, hopper, surge tank, water tank, cotting bottle, kompressor dan line
cementing yang bertekanan tinggi pada saat penyemenan. (gambar pada lampiran.
V)
• Cement retainer, squeeze cementing pad sumur KRB – “X” ini menggunakan
Cement retainer dengan spesifikasi MWR Cement retainer, 5,68” OD, 7”17,.0-
35,0#, wire line set.
Sedangkan stinger yang digunakan adalah jenis MSS stinger seal assembly yaitu
tubing stinger diassembly dengan seal pengancing yang untuk mengoperasikan
sleeve valve pada cemen retainer dengan spesifikasi stinger 2-7/8 OD EU 8 Rd,
sebagai catatan bahwa stinger ini dalam proses hantarannya harus menggunkan
Tubing centralizer untuk memudahkan masuk kedalam cement retainer, pada
sumur KRB – “X” tubing centrlizer dibuat sendiri atau home made (gambar pada
lampiran. IV).
• Bridge plug, jenis bridge plug yang digunakan yaitu jenis MWB atau wire line set
bridge plug dengan spesifikasi 5,68” OD, #20 setting tool, setting range 6,00-
6,538” (gambar pada lampiran. IV).
• Packer yang digunakan pada sumur KRB – “X” ini yaitu jenis mechanical packer
dengan spesifikasi AS1X-HP Mechanical Set Retrievable Production Packer, 7”,
17.0-26.0# (gambar pada lampiran. IV).
(yang gagal) dengan mendesakkan semen ke bagian casing yang sebelumnya telah
dilubangi dengan perforasi gun.
Saat melakukan pendesakkan semen, peralatan yang digunakan ada beberapa macam
yaitu dengan menggunakan penyekat (Packer atau Cement retainer) dan tanpa
penyekat (menggunakan BOP).
Secara umum prosedur squeeze cementing dengan atau menggunakan penyekat dapat
diuraikan sebagai berikut :
Dengan penyekat (Packer atau Cement retainer)
• Masukkan rangkaian penyemenan desak tubing atau drill pipe + penyekat + tail
pipe dan tubing dengan panjang tail pipe 20-30 m.
• Tempatkan ujung rangkaian 1 - 2 m di atas daerah yang akan di squeeze.
• Sekatkan penyekat, lakukan injection rate test, untuk penentuan jumlah semen
yang digunakan.
• Buka circulating valve yang ada di atas penyekat.
• Pompakan bubur semen dan dorong sampai ujung bubur semen berada 20 meter di
atas penyekat. Tutup circulating valve dan lakukan pendesakan sampai bubur
semen masuk ke dalam formasi. Perhatikan bahwa tekanan pendesakan tidak
melebihi Tekanan Rekah formasi maupun Bursting Pressure casing.
Tekanan Rekah Dasar Lubang (BHFP):
BHFP = D × Fg (psi)
dimana, D = kedalaman (ft)
Fg = fracture gradient (psi/ft).
Fg (fracture gradient) biasanya tergantung pada pengalaman masing-masing
lapangan, untuk suatu daerah yang tidak diketahui anggap 1 psi/ft.
BHFP = Ps + 0,052 × D × MW (Psi),
Ps Surface Pressure.
Biasanya tekanan permukaan dibatasi lebih rendah 300 Psi (untuk sumur dangkal)
atau 500 Psi (untuk sumur dalam) agar tidak melampuai BHFP.
• Ablas tekánan, bebaskan penyekat dan cabut rangkaian penyemenan sampai di
kedalaman yang bebas dari puncak bubur semen.
• Sirkulasi balik.
• Cabut habis rangkaian penyemenan.
Catatan :
- Perhatikan annulus apakah ada kebocoran, selama pendesakan semen.
- Kalau ada kebocoran ke annulus, tambah beban penyekatan. Bila casing di
atas penyekat tidak ada kebocoran, tutup BOP dan berikan tekanan lawan di
annulus (untuk mengimbangi tekanan injeksi).
- Selama pemompaan semen perhatikan jika ada loss untuk menentukan sisa
semen di dalam casing.
Tanpa penyekat (Menggunakan BOP atau Braden head squeeze)
Masuk tubing atau open end drill pipe sampai ujung rangkaian 1 - 2 m di bawah
daerah yang akan di squeeze.
• Tutup BOP, Hitung injection rate dengan air.
• Buka BOP, pompa dan dorong bubur semen sampai kolom semen di annulus dan
dirangkaian seimbang.
• Cabut rangkaian penyemenan sampai ujung rangkaian berada 20 - 30 m di atas
puncak semen dalam casing. Sirkulasi balik, hingga rangkaian penyemenan bebas
dan kontaminasi semen.
• Tutup BOP, lakukan penyemenan desak. Perhatikan agar jangan sampai ada
kebocoran ke annulus (BOP).
• Kalau tidak ada tekanan atau kenaikan tekanan kecil sekali, pendesakan dilakukan
dengan cara hesitasi atau bertahap.
• Tahan tekanan sambil TSK kemudian ablas.
Proses squeeze cementing pada sumur KRB – ”X” menggunakan kedua jenis prosedur
squeeze seperti yang disebutkan diatas dimana penyekat yang digunakan yaitu cement
retainer dan packer dan juga bolck squeeze menggunakan BOP.
• Masuk CR 7” + setting tool pada wire line. Set CR 7” di 2330. uji CR dengan
1000 Psi / 10 menit.
• Perforasi II remedial cementing pada 2280 – 2280,5 m dengan HSD HSD 4 ½”,
34B, 6 SPF.
• Masuk stinger dan set pada CR di 2330 m, lakukan uji komunikasi. Jika uji
komunikasi berhasil, lanjut ke tahap berikutnya. Jika gagal, lakukan prosedur
block squeeze.
• Penyemenan perbaikan bonding (squeeze) pada selang annulus 2335,5 – 2280 m
(Profil penyemenan dapat juga dilihat pada lampiran. I)
• Cabut stinger sampai 2280 m. Sirkulasi balik buang kontaminasi semen bila ada.
Sirkulasi lurus, dilakukan penyemenan perbaikan bonding (squeeze) pada selang
annulus 2280 – 2280,5 m (Profil penyemenan dapat juga dilihat pada lampiran. I).
• Cabut stinger sampai permukaan dan TSK.
• Masuk rangkaian BHA + Tricone bit 6” pada DP 3 ½” + DP 5” untuk jajak
puncak semen , bor semen bila ada di selang perforasi sampai Top CR di 2330 m.
UTS dengan 1000 psi / 10 menit. Pastikan panjang DP 3 ½” lebih panjang + 50 –
100 m dari panjang casing 7”.
• Sirkulasi di dasar, cabut habis L/D rangkaian DP 3 ½” + DP 5” + Tricone bit 6”.
• Ganti pipe rams 3 ½” menjadi pipe rams 2 7/8”. Masuk scraper BHA (scraper + 1
stds DC 4 ¾”) + Tricone bit 6” + rangkaian tubing 2 7/8” sampai Top CR.
Scraping diutamakan pada 2200 – 2300 m. Sirkulasi didasar, ganti isi lubang
dengan CF 1.10/28. selama masuk tubing 2 7/8” dilakukan drift/rabit tubing.
• Cabut rangkaian scraper 7” kemudian di lay down.
• BOP group diganti dari 13 5/8” x 5000 psi + DSAF 7 1/16” x 3000 psi x 13 5/8” x
5000 psi ke 7 1/16” x 5000 psi + THS 7 1/16” x 3000 psi x 7 1/16” x 5000 psi
kemudian diuji 2500 psi untuk RAM dan 5000 psi untuk annular per 10 menit.
• Logging CET-CBL-VDL-CCL-GR, bila hasil logging bonding semen tidak baik
dilakukan squeeze cementing.
• Pasang riser dan BOP (PCE) untuk perforasi. Uji BOP (PCE) 1000 psi / 10 menit.
• Perforasi lapisan BRF dengan HSD 4 ½”, 34B, 5 SPF pada selang 2309 – 2313
mku.
• Persiapan dan masuk rangkaian produksi (RPP) tubing 2 7/8” + packer 7”. Packer
diset pada 2290 m dan UR di 2300 m. Uji tekanan packer 7” 500 psi.
Bongkar BOP dan pasang X-Mastree sesuai program diikuti kegiatan Uji
produksi.
6) Bongkar X-Mastree dan Pasang DSAF + BOP sesuai program.Test BOP 1500
psi/10 menit. Bebaskan dan cabut packer 7" sebelumnya sirkulasi buang gas
pocket.
7) Masuk Wireline Unit. RIH BP 7" sampai TOL @ 1706 m, duduk. Usaha masuk
lebih dalam berulang-ulang, tidak berhasil. Cabut BP 7" sampai permukaan,
ganti shoe BP 7" dengan type kerucut (cone). RIH kembali BP 7", set BP 7" @
2272 mku. Cabut wireline. Test BP 7" dengan 1000 psi/5 menit, OK ; Persiapan
dan perforasi untuk Remedial Cementing perforasi 5 (2238-2239) mku dan
perforasi 7 (2222-2223) mku.
8) Masuk rangkaian penyemenan UR di 2265 mku ; Sirkulasi . Mixing Additive
Penyemenan kemudian Remedial cementing dengan Block Squeeze : Squeeze
semen dengan rate 0.3 bpm, tekanan maksimum 560 psi, volume squeeze 2 bbls
; TSK sambil cabut rangkaian. Pasang DSAF, Ganti ram dari sesuai program. Test
BOP 2000 psi / 5'.
9) Persiapan & Masuk Rangkaian Tricone Bit 6" Bor Semen dari TOC 2213 mku -
2250 mku; Sirkulasi bersih, UTS 1000 psi / 5 menit, OK; Cabut Rangkaian.
10) Pasang THS dan Ganti Ram BOP sesuai program . Test tekanan 1000 psi/ 5 menit.
Masuk rangkaian scraper sampai 2250 mku. Kerik liner 7" berulang selang 2100 -
2250 mku, Sirkulasi bersih lalu cabut Rangkaian, Pasang Riser dan BOP Riser,
test dengan tekanan 1000 psi / 5 menit.
11) Masuk rangkaian perforating gun, Perforasi lap Cibulakan (2228- 2233) mku.
Kemudian Set Packer 7" di 2207.15 mku dengan beban 15000 lbs (down) dan
6000 lbs (up) ; Bongkar BOP pasang X-Mastree sesuai program dan dilanjutkan
dengan Uji produksi (Profil penyemenan dapat juga dilihat pada lampiran. I).
Profil sumur KRB – “X” (Aktual) dapat dilihat seperti gambar dibawah ini (gambar
juga ada pada lampiran II) :
: 3 November
Gambar III. Profil & aktual secondary cementing sumur KRB – “X”
III.5. Evaluasi & analisa kesesuaian proses squeeze cementing sumur KRB “X”
Dengan melakukan perbandingan & kesesuaian perbandingan antara Teori &
prosedur Ù Program penyemenan (squeeze cementing) Ù Aktual pelaksanaan.
Maka dapat disimpulkan bahwa proses yang hubungan antara Teori & prosedur Æ
Program penyemenan (squeeze cementing) Æ Aktual pelaksanaan sudah seperti yang
diharapkan (target & program yang telah dibuat) walaupun masih terdapat perubahan
program berdasarakan kenyataan yang dihadapi dilapangan.
Hubungan proses & perbandingan dari Teori, program & actual pelaksanaannya :
Teori squeeze Program squeeze cementing Aktual squeeze cementing
Dengan penyekat : - Perforasi 1 pada 2335 – 2335,5 - Perforasi 1 & 2 : sesuai program
- Menentukan posisi penyekat - Perforasi 2 pada 2280 – 2280,5 - Set stinger : sesuai program
- Injection rate test - Set stinger - Uji komunikasi : gagal
- Tekanan squeeze < Tekanan - Lalu uji komunikasi Perforasi 3 act pada 2320 – 2320,5
rekah formasi (BHFP) - Squeeze dari 2335,5 - 2280 Perforasi 4 act pada 2300 – 2300,5
- Ablas tekanan & sirkulasi - Perforasi lap. BRF - Block squeeze perfo 3 & 4 act
Tanpa penyekat : - Set bridge plug - Perfo. lap. BRF : sesuai program
- Buka / tutup BOP - Perforasi 3 pada 2222 - 2223 - Set bridge plug : sesuai program
- Injection rate test - Perforasi 4 pada 2238 – 2239 - Perforasi 3 & 4 (program) Î 5 & 6
- Tekanan squeeze < BHFP - Injectivity rate test : sesuai program
- Tahan tekanan lalau ablas - Block squeeze perfo. 3 & 4 - Injectivity rate test
- Sirkulasi - Perforasi lap. Cibulakan - Block squeeze perfo 5 & 6
- Perforasi lap. Cibulakan
Aktual Pelaksanaan
Berdasarkan chart evaluasi dan analisa kesesuaian disusun seperti diatas, ditemukan
beberapa hal permasalahan sebagai berikut :
Masalah Indikasi penyebab Tindak lanjut
Saat perforasi 1 gun tidak bisa Adanya indikasi scrap semen tidak Cabut kembali perforasi gun,
duduk seperti yang pada titik bersih, sehingga menghambat dan dilaksanakan kembali
diharapkan. masuknya perforasi gun. scrap casing.
Gagal komunikasi antara titik Tertutupnya annulus oleh indikasi Dilaksnakan metode Block
perforasi 1 (2335,0 – 2335,5 m) runtuhan formasi. squeeze dengan menambah
dan 2 (2280,0 – 2280,5 m). titik perforasi 3 (2320 –
2320,5 m) dan 4 (2300,0 –
2300,5 m)
Block squeeze pada titik perforasi Cement slurry yang di squeeze Lanjut TSK dengan harapan
3 dan 4 aliran kembali 1,4 bbl tidak semua masuk ke annulus. ada sebahagian semen yang
pada saat release pressure. masuk ke annulus.
Bridge plug tidak berhasil masuk Jenis bridge plug yang digunakan Bridge plug dicabut, diganti
lebih dalam. berujung datar sehingga tidak bisa dengan jenis Cone (spesifikasi
melewati top of liner pada 1706 m. sama) sebagai guide untuk
melewati top liner.
IV.1. Kesimpulan
1. Pada sumur KRB – “X”, secondary cementing dengan metode squeeze
dilaksanakan karena adanya kegagalan primary cementing pada casing liner 7”.
2. Indikasi penyebab kegagalan antara lain bisa disebabkan oleh :
• Kemungkinan tidak putusnya liner wiper plug (LWP) saat drill pipe wiper
plug (DPWP) latch dengan LWP sampai pressure naik bertahap dari 60 psi ke
2500 psi (tidak ada indikasi putus) kemudian dilakukan pengamatan aliran
presuure dinaikkan lagi 3500 psi dilakukan work pipe string hingga pressure
menjadi 4000 psi baru ada indikasi putus dimana semen telah mengeras.
• Adanya temperatur yang cukup tinggi pada bottom hole, walaupun telah
dilakukan pengujian dan pengukuran di laboratorium.
• Macetnya flapper pada shoe casing sehingga menghambat aliran semen masuk
ke annulus.
3. Prosedur Block squeeze dilaksanakan bila terjadi kegagalan komunikasi, seperti
halnya yang terjadi pada perforasi 1 dan 2 (tidak ada komunikasi) sehingga
dilaksanakan perforasi 3 dan 4 untuk kegiatan Block squeeze.
4. Injection rate dilakukan untuk menentukan banyaknya volume semen yang akan
digunakan sehingga merupakan penentu kesuksesan squeeze cementing.
5. Tekanan pendesakkan (squeeze) tidak boleh melebihi tekanan rekah formasi
(BHFP) maupun bursting pressure casing sehingga sebelumnya harus dihitung.
DAFTAR PUSTAKA
Nelson, Erick.B
Well Cementing, Schlumberger Educatinal Services, Sugar land Texas, 1990
Sclumberger
Squeeze Cementing Module 231M012, Schlumberger, 2000
Mirza, Rawan
Casing Liner & Sementasi, PDSI, Cirebon, 2007
Subardjo, H
Penyemenan Casing, Cirebon, 2007
LAMPIRAN :
LAMPIRAN I : Hal v
LAMPIRAN II : Hal vi
LAMPIRAN III : Hal vii
LAMPIRAN IV : Hal viii
LAMPIRAN V : Hal ix
LAMPIRAN VI : Hal x
LAMPIRAN VII a : Hal xi
VII b : Hal xii
VII c : Hal xiii
VII d : Hal xiv
LAMPIRAN VIII a : Hal xv
VIII b : Hal xvi
VIII c : Hal xvii
LAMPIRAN IX : Hal xviii
LAMPIRAN I
LAMPIRAN II
: 3 November
Penampang / profil akhir sumur setelah perforasi squeeze dan set packer
LAMPIRAN III
Running tool :
- Handling nipple
- Liner hanger junk screen
- Top set running tool
- Liner hanger running
tool
- Retrievable pack of
bushing
- Slick joint
Integral Packer
Liner Hanger 7”, Drill pipe wiper plug & Liner wiper plug
LAMPIRAN IV
Centralizer, Stinger & Cement Retainer yang digunakan pada Sumur KRB – “X”
Top sub
Upper slip
Packer
Lower slip
Bottom sub
LAMPIRAN V
LAMPIRAN VI
LAMPIRAN VII a
LAMPIRAN VII b
LAMPIRAN VII c
LAMPIRAN VII d
LAMPIRAN VIII a
LAMPIRAN VIII b
Perforasi Lap.
Cibulakan pada 2228 –
2233 m
Perforasi 5 actual pada
2238 – 2239 m
Interval Coring
LAMPIRAN VIII c
LAMPIRAN IX
Features/Description
Many of the outstanding features of our wireline plugs and packers have been incorporated into the Models 'MMR' and 'MWR'
Sleeve Valve Cement Retainers. Both are rugged, compact units engineered for fast running downhole on either tubing or electric
wireline. Both models feature a positive, pressure-balanced sleeve valve which is opened or closed simply by lowering or raising
the tubing. Positively-secured packing element and one piece slips combine to resist premature setting due to well debris or rough
handling and assures protection from the hazards of high-speed running in the well. The metal backup rings prevent extrusion of
the rubber at high pressure and temperature. Because of their design, the metal-to-metal contact developed by these backup rings
is made more secure by pressure increases. An internal ratchet lock ring retains the dynamic force induced in the retainers during
the setting operation. This simple mechanism assures continued compression of the packing elements regardless of pressure
differentials. Case-hardened, one piece slips, designed to bite into the hardest casing, are located at each end of retainer - final
assurance of retainer pack-off security. When the need arises, these slips are easily drilled out.
These Sleeve-Valve Cement Retainers provide a new horizon in dependability, with the economy of all of our tools.
Operating Instructions
The sleeve-valve retainers can be set with Baker wireline pressure setting tools. The setting adapters-contain Baker adapter kits.
Kit part numbers are listed in the retainer specification outline.
An adapter rod attached to the setting tool and run through the retainer seal bore attaches to a mild steel release stud located in
the shoe at the lower end of the retainer. A setting sleeve attached to the setting tool pushes against the top slip of the retainer.
During setting, the sleeve holds the retainer outside components and the rod pulls the retainer central mandrel up; this action sets
the slips and packs off the sealing element. The retainer, thus, is set by compression (instead of tension on vital components). At
a predetermined tension it releases stud parts and allows the setting tool and adapters to be removed from the well.
To rig the retainer for running, first screw the adjuster sub to the setting tool and make wrench tight. Then, tighten tension
mandrel on the adjuster sub. Next,attach the setting sleeve to the setting tool and screw it completely back.
Slide the retainer (and top slip) over the tension mandrel until the tension mandrel bumps the top of the shear stud in the retainer.
Thread the tension mandrel to the shear stud by rotating the retainer clockwise (wrench on the valve shoe or shoe of the retainer).
Occasionally, due to rough handling, the collet valve will shift downward thus not allowing the tension mandrel to reach
the shear stud. Should this happen, first remove the set screw in the valve shoe then unscrew and remove the valve shoe.
Push the collet valve fully upward inside the retainer body then re-attach the valve shoe and set screw.
The retainer is run to setting depth in the same manner as a conventional drillable packer or bridge plug. The packer components
are shear pinned as a safety measure against premature setting caused by well conditions. Line speed should not exceed 200 feet
per minute while running. During setting there may be at least one "kicks" shown on the weight indicator. The kick will indicate
the shear stud parting. After setting the retainer, pick up the setting tool a few feet then set back down and tag the retainer to
assure the retainer is in place.
The MSS Stinger Seal Assembly is used for sealing into, cementing thru and closing the slide valve on a MWR Cement Retainer
when approximately 3,000 to 5,000 pounds of set down weight is landed on the Cement Retainer.
Two inches of upward workstring movement at the Cement Retainer will close the slide valve for fluid containment above or
below the Cement Retainer and will allow tubing testing. Two inches of downward movement at the Cement Retainer will open
the slide valve and allow fluid to be pumped through the Cement Retainer. Approximately 5,000 to 10,000 pounds tension at the
Cement Retainer is required to snap-out. Each time the seal assembly is snapped out, the snap-out force is reduced. The snap-out
force will stablize at about 5,000 pounds.Snap in force will stablize at about 2,500 pounds. The stinger seal assembly can also be
released from Cement Retainer by pulling 1,000 pound tension over string weight at the tool and rotating 8 to 10 turns to right.
Specifications
Setting
Casing Seal Nipple / Shifter
Retainer Range Seal Shear Wireline Setting Kits For Baker 20#
Wt OD Bore Force Setting Tools
OD Min. Max. Part Number
(T&C)
062-0568-010
(MSS Snap-Latch
17.0- Type)
7" 5.681 6.004 6.538 2.000 50,000# 066-0568-001
35.0#
062-0568-011
(MTC Centralizer)
Force created by applied press to the casing and tubing act upon the stinger sub and tubing during cementing and pressure testing
opreations. These force are variable and are affected by the area of the cement retainer seal bore, casing and tubing pressure
changes at the Cement Retainer,tubing sze and weight and fluid weight.An increase in casing pressure at the cement retainer
tends to lift tubing which cansause the slide valve to close. The force generated by a casing pressure increase is calculated by
multiplying the csing pressure increase by outside area of the tubing minus the seal bore area of the tool.
A pressure increase in the tubing exerts a listing force at the top of the string which will reduce the effective hook load. A
pressure increase in the tubing at the Cement Retainer will tend to hold the stinger sub in the tool and keep the slide valve open.
The net of these two forces is upward and is equal to the increase in tubing pressure multiplied by the area of seal bore in cement
retainer. When this force is equal to the tubing weight, any additional pressure will lift the tubing and allow the slide valve to
close. Therefore, the minimum setting depth will depend on applied pressure changeds in the tubing and casing acting to
lift the avaliable tubing weight.
The amount of tubing and annulus pressure that can be applied are limited for any size and length of tubing. When total of the
forces is equal to the weight of the tubing in fluid, an increase in either tubing or casing pressure will raise the tubing and close
the slide valve. Howeverm the cementing pressure may be increased if the casing pressure is decrease and vice versa. The sanp
latch feature of the stinger sub has no effect on either opening or closing the slide valve. The stinger sub will remain in the
cement retainer as long as the snap-out force is not exceeded. If excess tension is pulled on tubing while pressure testing the
snap-out force may be overcome and stinger sub will be pumped out.
The values given in the following chart are shown asarea in square inches affected by pressuer cahnge and the direction of
resulting force. A positive area and a pressure increase will creat a force tending to keep the slide valve open. A negative area and
a pressure increase will tend to keep the slide valve closed. When the net force is negative (-), addtional set-down weight must be
applied to keep the slide valve open.
1.Multiply the Change un tubing pressure at the cement retainer by column 1,4 or 6, whichever is applicable.
2.multiply the change in casing pressure at the ceent retainer by column 2,5, or 7, whichever is applicable.
IF the result of these two force is tending to close the slide valve (a negative figure), addtional set-down weight is required to
overcome the new upward force.
3.Multiply the tubing gage pressure by column 3. Thsi area is always negative and tending to closing the slide vave by li1fing the
tubing at the surface.
If by adding all three forces the result is a negative force tending to close the slide valve and is great than the total hook load of
the tubing, the tubing will raise and the slide valve will close . Since the hook load is the limited factor, high pressure at shallow
depths may not be possible.
The following is a general guide for the most successful drill out technique
Spudding the work string and variations in bit speed and bit weight should be made to help break up debris to re-establish
penetration should it cease while drilling. One or more junk baskets should be used above the bit when normal circulation is to be
used.If reverse circulation is planned,the casing scraper or other equipment in the tubing string should have an inside fluid
passage as large as the passage through the bit so cuttings will not bridge.
NOTE: Drilling times are directly related to tool size, bit stability, drilling weight, pump rate, bit RPM, type of bit, drillong fluid,
etc. The same considerations should be used when drilling Cement Retainers as would be used when drilling medium hard
formations.
SPECIFICATIONS
Click on Setting Range
Casing Casing Tool
Part Number Min Max
OD Wt OD
for Part List and Technical Information ID ID
062-0359-001 4 1/2 9.5-16.6 3.826 4.090 3.59
062-0393-001 5 11.5-20.8 4.156 4.560 3.93
062-0431-001 5 1/2 13-23 4.580 5.044 4.31
062-0470-001 5 3/4 14-26 4.890 5.290 4.70
062-0537-001 6 5/8 17-32 5.595 6.135 5.37
062-0568-001 7 17-35 6.004 6.538 5.68
062-0631-001 7 5/8 20-39 6.625 7.125 6.31
062-0712-001 8 5/8 24-49 7.511 8.097 7.12
062-0812-001 9 5/8 29.3-58.4 8.435 9.063 8.12
062-0943-001 10 3/4 32.75-60.7 9.660 10.192 9.43
062-1043-001 11 3/4 38-60 10.772 11.150 10.43
062-0994-001 11 3/4 60-83 10.192 10.772 9.94
062-1188-001 13 3/8 48-80.7 12.175 12.715 11.88
062-1412-001 16 65-118 14.576 15.250 14.12
062-1837-001 20 94-133 18.730 19.124 18.37
• Provide positive control when the work string is picked up to close the sleeve-valve. Re-engages
each time the work string is lowered to open sleeve-valve
• Helps prevent seal from pumping out during pumping operations or tubing testing
• One size operates several sizes of retainers
• Rotate or Snap-out release
• Can Run with Baker Cement Retainers
SPECIFICATIONS
Click on
Casing
Part Number Threads Box up
OD
for part List and Technical Information
062-0359-010 4-1/2 - 5-3/4 2-3/8 OD EU 8 Rd
062-0568-010 6-5/8 - 20 2-7/8 OD EU 8 Rd
SPECIFICATIONS
Click on Setting Range
Casing Casing Setting Tool
Part Number Min Max
OD Wt Tool OD
for Part List and Technical Information ID ID
062-0175-008 2 3/8 4.0-5.8 1.780 2.074 #5 1.75
062-0222-008 2 7/8 6.4-6.5 2.340 2.525 #5 2.22
062-0275-008 3 1/2 5.7-10.3 2.867 3.258 #5 2.75
062-0243-008 3 1/2 12.8-15.8 2.548 2.764 #5 2.43
062-0314-008 4 5.6-14 3.340 3.732 # 10 3.14
062-0359-008 4 1/2 9.5-16.6 3.826 4.090 # 10 3.59
062-0393-008 5 11.5-20.8 4.154 4.560 # 20 3.93
062-0393-007 5 11.5-20.8 4.154 4.560 # 10 3.93
SPECIFICATIONS
Click on Setting Range Threads
Casing Casing Tool Tool
Part Number Min Max Box Up
OD Wt OD ID
for Part List and Technical Information ID ID Pin Down