Anda di halaman 1dari 33

DAFTAR ISI

COVER .................................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………….. 3

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………………………………… 3

1. 2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 4

1. 3 Tujuan Penelitian ................................................................................................ 4

1.5 Batasan Masalah ................................................................................................. 5

BAB II DATA PERUSAHAAN…………………………………………………..6

2.1 Profil Perusahaan ................................................................................................ 6

2.2 Visi dan Misi Perusahaan.................................................................................... 7

A. Visi Perusahaan ...................................................................................................... 7

B. Misi Perusahaan ..................................................................................................... 7

2.3 Peta Lokasi Proyek.............................................................................................. 7

2.4 Struktur Organisasi Proyek ................................................................................. 8

2.5 Tugas dan Kewajiban dalam Struktur Organisasi ............................................... 9

BAB III TINJUAN PUSTAKA …………………………………………………11

3.1 Penelitian Terdahulu ......................................................................................... 11

3.2 Mutu Beton Karakteristik.................................................................................. 13

3.3 Test Uji Slump .................................................................................................. 15

3.4 Sample Beton Kubus......................................................................................... 17

3.5 Kuat Tekan Beton ............................................................................................. 18

3.6 Tujuan Pentingnya Menjaga Perawatan Kualitas Beton ................................... 20

1
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………….. 21

4.1 Pengendalian Mutu Beton K 350 ...................................................................... 21

4.2 Pengujian Kuat Tekan Beton ............................................................................ 26

4.3 Uji Beton Selama 7 Hari Sampai Dengan 28 Hari ............................................ 27

4.4 Menetapkan nilai deviasi standar (S) ................................................................ 29

BAB IV PENUTUP …………………………………………………………….. 32

5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 32

5.2 Saran ................................................................................................................. 32

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Transportasi mempunyai peranan yang sangat penting dan kedudukannya
sangat menentukan bagi kehidupan masyarakat dan kelangsungan pembangunan.
Seringkali dikatakan bahwa transportasi merupakan urat nadi perekonomian dan
sebagai penunjang pembangunan, maka dari itu penyempurnaan transportasi
adalah mutlak dilaksanakan bukan hanya ditinjau secara sektoral akan tetapi
transportasi yang efektif dan efisien sangat sangat diperlukan untuk melayani
kegiatan transportasi di berbagai sektor ekonomi.

Kebijakan pembangunan trasportasi diarahkan kepada penyediaan sarana


dan prasarana transportasi yang diperlukan untuk menunjang kelancaran arus
barang dan manusia dari tempat asal (pont of origin) ke tempat tujuan (point of
destination) (Rahardjo, 2014).

Kabupaten Mojokerto merupakan salah satu kabupaten yang memiliki


tingkat perekonomian yang sangat dinamis sehingga setiap tahunnya jumlah
pertumbuhan penduduknya mengalami peningkatan. Penambahan jumlah
penduduk tersebut mengakibatkan pertambahan volume pergerakan antar wilayah,
sehingga meningkatkan volume lalu lintas pada ruas jalan. Hal tersebut sebagian
besar terjadi pada beberapa ruas jalan penghubung antar kecamatan, jalan kolektor
bahkan pada beberapa ruas jalan lokal. Kejadian peningkatan kemacetan lalulintas
terutama terjadi pada pada hampir seluruh ruas jalan utama di Kabupaten
Mojokerto terutama pada jalan yang menghubungkan antara ibukota kabupaten
dan ibukota kecamatan (JKP-4) serta jalan penghubung dengan pusat-pusat
kegiatan masyarakat (Permen PU No. 3 tahun 2012). Peningkatan jumlah volume

3
kendaraan tersebut juga terjadi sejalan dengan bertambahnya lokasilokasi wisata
dibeberapa titik yang menyebar di seluruh wilayah Kabupaten Mojokerto .

Dengan adanya peningkatan jumlah volume kendaraan dari tahun ke tahun


yang kurang diimbangi dengan penambahan kapasitas jalan yang ada,
menimbulkan permasalahan-permasalahan yang harus segera diselesaikan.
Permasalahan tersebut apabila dibiarkan akan menghambat aktivias masyarakat
terutama dalam bidang perekonomian dan pariwisata. Contoh dari permasalahan
tersebut diantaranya kepadatan lalu-lintas bahkan memicu terjadinya kemacetan di
beberapa titik pada ruas-ruas jalan penghubung antar kecamatan serta dengan
semakin padatnya volume kendaraan yang tidak sebanding dengan kapasitas ruas
jalan, dengan adanya hal ini akan meningkatkan waktu tempuh perjalanan dan
biaya operasional kendaraan, sehingga menurunkan tingkat efisiensi berkendara.

Oleh karena itu, pelebaran jalan pada saat ini sangat diperlukan, dengan
tujuan mengurangi dari dampak kemacetan serta meningkatkan efektifitas waktu
tempuh perjalanan. Mengingat keterbatasan anggaran pembangunan yang ada,
sehingga pekerjaan pelebaran jalan di ruas Kabupaten Mojokerto juga terbatas
pula pelaksaannya. Selanjutnya harus dilakukan Prioritas Pemilihan Ruas Jalan
yang dilakukan pelebaran, sehingga akan membantu pengambil keputusan untuk
mengalokasikan dana yang terbatas tersebut kepada ruas jalan yang memang perlu
di dahulukan penanganan pelebaran jalan.

1. 2 Rumusan Masalah
Dari uraian diatas dapat teridentifikasi masalah diantaranya sebagai berikut :

1. Bagaimana metode pengendalian mutu beton?


2. Bagaimana mutu beton pada saat umur beton 7 hari dan 28 hari?

1. 3 Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memperjelas maksud dan tujuan
penulisan laporan ini, serta mengingat luasnya ruang lingkup dan penjelasan

4
karena keterbatasan pengetahuan penulis. Maka tujuan pembahasan yang akan di
bahas adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui metode pengendalian mutu beton.
2. Mengetahui mutu beton pada saat umur beton 7 hari dan 28 hari

1.4 Manfaat Penelitian


Selain penulis memiliki tujuan peneliti, penulis juga memiliki manfaat
yang hendak di rasakan baik bagi penulis maupun pembaca, dapun manfaat
penelitian kerja praktek industri adalah:
1. Hasil dan pengalaman yang didapat dari praktek industri ini dapat
membantu penulis di masa yang datang dan penulis menguwasahi
tentang bahan-bahan pembuatan beton , pegujian test slump beton
basah, dan perawatan yang baik untuk beton keras.
2. Untuk kedepannya semoga hasil dari peneliti dapat berguna bagi
penelitian kemudian tentang mutu beton k-350.

1.5 Batasan Masalah


Untuk memperjelas maksud dari batasan masalah ini di buat agar penulis
dan pembaca bisa mengetahui masalah-masalah yang di buat dalam laporan
berikut ini:
1. Penelitian dilakukan pada Proyek Peningkatan Mutu Jalan pada
Jalan Empunala
2. Penelitian dikhususkan pada test uji slump beton basah, pengecoran
balok,plat lantai dan kolom kemudian perawatan beton keras
menggunakan plastik cor.
3. Penelitian dikhususkan perhitungan mutu kuat tekan beton pada
saat umur 7 hari sampai 28 hari.

5
BAB II
DATA PERUSAHAAN
2.1 Profil Perusahaan
PT PP Presisi Tbk (“PP Presisi”) adalah perusahaan konstruksi terintegrasi
berbasis alat berat terkemuka di Indonesia yang memiliki kapabilitas untuk
menyediakan jasa konstruksi dari tujuh lini bisnis yaitu civil work, ready mix,
foundation, form work, erector, jasa pertambangan dan penyewaan alat berat,
secara terintegrasi yang memberikan value added kepada para konsumen. PP
Presisi menerapkan ERP-SAP dan didukung oleh ISO Management System
9001:2015 - Management Quality, ISO 14001:2007 - Environmental Management
System, serta OHSAS 18001:2015 - Occupational Health and Safety sebagai
bagian dari operational excellence improvement.

PP Presisi telah bertransformasi bisnis dari bisnis penyewaan alat berat


sejak tahun pendirian pada tahun 2004. PP Presisi berkomitmen melakukan
transformasi bisnis dan inovasi secara berkelanjutan untuk meningkatkan
engineering capacity sebagai bagian dari usaha peningkatan stakeholders value.

PP Presisi hari ini adalah perusahaan konstruksi berbasis peralatan berat


terintegrasi terkemuka. PP Presisi berada pada posisi terdepan untuk mencari
peluang dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia maupun di kawasan.
Engineering capacity kami dibangun di atas kekuatan kami dalam teknologi,
inovasi, dan layanan untuk menghasilkan pertumbuhan yang berkelanjutan,
margin tinggi, dan pengembalian yang tinggi bagi investor. Tim Hubungan
Investor kami sangat senang untuk berbagi update operasional, keuangan, dan
perkembangan terbaru.

6
2.2 Visi dan Misi Perusahaan

A. Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan konstruksi terintegrasi berbasis alat berat terkemuka
di Indonesia dan regional.

B. Misi Perusahaan
1. Menyediakan jasa konstruksi spesialis dengan diferensiasi produk dan
pelayanan prima
2. Meningkatkan bisnis terintegrasi yang memiliki layanan berdaya saing
tinggi dan nilai tambah yang optimal bagi pemangku kepentingan
3. Mengedepankan aspek QSHE dan tata kelola perusahaan yang baik
dalam menjalankan proses bisnis
4. Mengembangkan sumber daya manusia yang profesional dan produktif
dan sesuai dengan nilai-nilai perusahaan.

2.3 Peta Lokasi Proyek


Proyek peningkatan mutu jalan Empunala Kota Mojokerto dilaksanakan
oleh kontraktor PT PP Presisi Pembangunan proyek tersebut dimulai pada bulan
Januari dan akan diselesaikan pada bulan Juni. Lokasi proyek dapat dilihat dari
gambar berikut :

Gambar 3.1 Peta Proyek Peningkatan Mutu Jalan Empunala

7
2.4 Struktur Organisasi Proyek
Struktur organisasi adalah sebuah sarana yang berguna untuk membantu
dalam proses pencapaian suatu tujuan dalam proyek. Susunan ini bekerja dengan
cara mengatur dan mengorganisasi semua sumber daya yang ada, material atau
bahan-bahan, tenaga kerja dan peralatan serta modal. Dan pastinya menerapkan
sebuah sistem manajemen yang efektif dan efisien serta disesuaikan dengan
kebutuhan pada proyek tersebut.

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Proyek Peningkatan Mutu Jalan Empunala

8
2.5 Tugas dan Kewajiban dalam Struktur Organisasi
1. Project Manager
Adalah seorang profesional dibidang manajemen proyek,
memiliki tanggung jawab atas perencanaan, pengadaan dan pelaksanaan
proyek, dalam setiap usaha yang memiliki ruang lingkup yang ditentukan
dan penyelesaian yang jelas terlepas dari Industri. Individu ini jarang
berpatisipasi secara langsung dalam kegiatan yang menghasilkan hasil akhir
akan tetapi berusaha mempertahankan kemajuan interaksi timbal balik,
sehingga mengurangi resiko kegagalan secara keseluruhan dengan cara
memaksimalkan manfaat dan meminimalkan biaya.
2. Manajemen Kontruksi
Adalah layanan yang sangat baik yang disediakan untuk
koordinasi dan komunikasi seluruh proses kontruksi. Sebagai manajemen
kontruksi pada tahap prakontruksi melakukan semua yang diperlukan studi
kelayakan dan penelitian proyek.
3. Logistik
Adalah seseorang atau sebuah tim yang menekan pada segala
proses pengelolahan barang yang strategis terhadap perpindahan atau
penyimpanan barang dan peralatan mencatat maupun pengelolaan bersifat
administrasi.
Tanggung jawab admin logistik :

• Pengambilan data penerimaan barang (GRN) ke sistem ERP


• Melakukan tugas administratif (termasuk dokumen
pendistribusian/collection)
• Memelihara dan memperbarui catatan persedian dan lokasi barang.
• Membantu menjawab panggilan masuk dan pengambilan pesan.

9
4. Pelaksana
Adalah mempunyai keahlian dalam bidang pembangunan agar
mengetahui bagaimana mengatur jalannya setiap item pekerjaan sehingga
menghasilkan kualitas bangunan bagus dalam waktu yang cepat.
Tanggung jawab pelaksana proyek:
• Memahami gambar desain dan spesifikasi teknis sebagai pedoman
dalam melaksanakan pekerjaan lapangan
• Menyusun metode pelaksanaan kontruksi dan jadwal pelaksanaan
pekerjaan.
• Memimpi dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan di lapangan
sesuai dengan persyaratan waktu, mutu, dan biaya yang telah di
tetapkan.
• Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan di
lapangan.

5. Site Engginer
Adalah seseorang yang membantu tugas manager proyek yang
memiliki tugas dalam perencanaan teknis dan material yang menyediakan
seluruh shop drawing, membuat perhitungan kontruksi yang diperlukan,
menentukan spesifikasi data teknis bahan dan volume pekerjaan. Selain itu
juga membuat metode pelaksanaan yang di perlukan oleh proyek pada
waktu yang diperlukan.
6. Drafter
Adalah seorang ahli dibidang ilmu Drafter, ahli rancang bangun
atau ahli lingkungan binaan. Karena itu lebih tepatnya Drafter disebut juga
seorang ahli rancang bangunan skema atau rencana.

10
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Penelitian Terdahulu


Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian
terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun
hasil-hasil penelitian yang dijadikan perbandingan tidak terlepas dari topik
penelitian yaitu dengan membandingkan kuat tekan beton dengan beberapa merk
Semen:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Nama
Judul Penelitian Hasil
Peneliti
Dirga Pengaruh Umur Beton Terhadap Nilai Tujuan dari penelitian
(2016) Kuat tekan Beton dengan Agregat ini menggunakan limbah
Kasar Bata Ringan bata ringan untuk
mengetahui kekuatan
beton dan faktor pengali
pada beton dengan
agregat bata ringan pada
umur 3 hari, 7 hari, 14
hari, 21 hari, dan 28
hari.benda uji yang
digunakan adalah
berbentuk slinder
dengan diameter 75 mm
dan tinggi 150 mm
sebanyak 5 benda uji
setiap variasi. Metode
perawatan yang
digunakan yaitu dengan
perendaman.Berdasarkan
persamaan y = 0,0024x2
+ 0,1237x + 6,2499.
Hasil kuat tekan beton
sebesar 6,643 MPa,
7,233 MPa, 8,452 MPa,
9,906 MPa, 11,595
MPa. Faktor pengali
pada umur 3 hari, 7
hari, 14 hari, 21 hari,
dan 28 hari berturut
turut 1,746; 1,603;

11
1,372; 1,171;1

Adnyana Perbedaan Kuat Tekan Beton Tujuan untuk


(2010) Menggunakan Dua Jenis Semen mengetahui pengaruh
dua jenis merk
Semen. Komposisi
campuran yang
dilakukan yaitu
dengan perbandingan
1 PC : 2 Pasir : 3
Kerikil, pengujian ini
dilakukan dengan cara
mencampuran dua
jenis Semen pada
proses pengadukan
dengan berbagai
volume perbandingan.
Perbandingan volume
yang digunakan
adalah perlakuan
dengan Semen Gresik
(I), perlakuan dengan
Semen Padang (II),
Perlakuan dengan
mencampur Semen
Gresik dan Semen
Padang: 3 (III)
perlakuan (IV) 1
Semen Gresik + 1
Semen Padang,
perlakuan (V) 3
Semen Gresik + 1
Semen Padang. Dan
dari hasil penelitian di
dapat kuat tekan
secara berurutan I ᵇᵏ=
209,85kg/cm; pada
perlakuan II ᵇᵏ =
184,12 kg/cm2; pada
perlakuan III ᵇᵏ =
185,18 kg/cm; pada
perlakuan IV ᵇᵏ
=191,99 kg/cm2; dan
pada perlakuan V ᵇᵏ =
202,10 kg/cm2. Dari

12
hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa
Semen Gresik lebih
kuat dari Semen
Padang, namun kedua
merk semen tersebut
dapat digunakan
untuk konstruksi
bangunan.
Meiryato Waktu Alir, Kuat Tekan dan Kuat Pada penelitian yang
(2013) Tarik Pasta Sebagai Bahan Graut dilakukan
Dengan Berbagai Nilai FAS menggunakan nilai
Faktor Air Semen 0,45
;0,50; 0,55; 0,60; 0,65;
0,70. Benda uji kuat
tekan beton berupa
kubus ukuran 50 mm
x 50 mm x 50 mm,
sedangkan kuat tarik
berupa angka delapan
dan alat uji kelecakan
menggunakan corong
air. Dari hasil
penelitian Semen Tiga
Roda yang memeiliki
kuat tekan paling
tinggi dari Semen
Holcim dan Semen
Gresik.

3.2 Mutu Beton Karakteristik


Kekuatan tekan karakteristik ialah kekuatan tekan, dimana dari sejumlah
besar hasil-hasil pemeriksaan benda uji, kemungkinan adanya kekuatan tekan
yang kurang dari itu terbatas sampai 5% saja. Yang di artikan dengan kekuatan
tekan beton ialah kekuatan tekan yang di peroleh dari pemeriksaan benda uji
kubus yang bersisi 15 ( cm pada umur 28 hari.
Sedangkan Fc’ adalah kuat tekan beton yang di syaratkan (dalam MPa),
di dapat berdasarkan pada hasil pengujian benda uji silinder berdiameter 15cm dan
tinggi 30 cm. Penentuan nilai fc’ boleh juga di dasarkan pada hasil pengujian pada
nilai fck yang di dapatkan dari hasil uji tekan benda uji kubus berisi 150mm.

13
Beton dengan mutu K-250 menyatakan kekuatan tekan karakteristik
minimum adalah 250kg/cm2 pada umum beton 28 hari, dengan menggunakan
kubus beton ukuran 15x15x15 cm3 mengacu pada PBI 71 yang merujuk pada
standart Eropa lama.
K.250, kekuatan tekan beton= 250 kg/cm2, dengan benda uji kubus
15x15x15 cm3 F’c= 25 Mpa = kekuatan tekan beton = 25 Mpa dengan benda uji
silinder diameter 15 cm tinggi 30 cm.

Tabel 2.2. Uji Mutu Beton


Benda Uji Perbandingan Kekuatan Tekan
Kubus 15x15x15 1.00
Kubus 20x20x20 0.92
Silinder 0.83

Tabel 2.3. Mutu Beton


Mutu Beton Semen Pasir Kerikil
(kg) (kg) (kg)
7,4 MPa K-100 247 869 999
9,8 MPa K-125 276 828 1012
12,2 MPa K-150 299 799 1017
14,5 MPa K-175 326 760 1029
16,9 MPa K-200 352 731 1031
19,3 MPa K- 225 371 698 1047
21,7 MPa K-250 384 692 1039
24,0 MPa K-275 406 684 1026
26,4 MPa K-300 413 681 1021
28,8 MPa K- 325 439 670 1006
31,2 MPa K- 350 448 667 1000

14
3.3 Test Uji Slump
SNI 1972 2008 menyatakan bahwa uji slump diperoleh dengan cara
membedakan atara fungsi kerucut abrams dan fungsi beton segar. Pengujian
slump ini dapat dilakukan di laboratorium atau lapangan, dan hasil dari uji slump
beton yaitu nilai slump. Nilai yang tertera dinyatakan dalam Satuan Internasional
dan mempunyai standart. Berikut cara nya uji slump mutu beton:

Berdasarkan SNI 1972:2008


Pengukuran slump berdasarkan peraturan ini di lakukan dengan alat
sebagai berikut:
a. Kerucut Abrams:
- Kerucut terpacung, dengan bagian atas dan bawah terbuka.
- Diameter atas 102 mm.
- Diameter bawah 203 mm.
- Tinggi 305 mm.
- Tebal plat min 1,5 mm.
b. Batang besi penusuk :
- Diameter 16 mm.
- Panjang 60 cm.
- Memiliki salah satu atau kedua ujung berbentuk bulat setengah
bola dengan diameter 16 mm.
c. Alas : datar, dalam kondisi lembab, tidak menyerap air dan kaku.

Gambar 2.1 Peralatan Untuk Tes Slump


Sumber RumahdanGriya Internet

15
Langkah pengujian :
1) Kerucut Abrams dibasahi, ditempatkan di atas permukaan yang datar,
dalam kondisi lembab, tidak menyerap air dan kaku.
2) Pengisian cetakan di bagi 3kali, masing-masing sekitar 1/3 volume
cetakan tiap lapis di padatkan dengan 25 kali tusukan secara merata dan
menembus ke lapis sebelumnya di bawahnya namun tidak boleh
menyentuh dasar cetakan.
3) Lapis terakhir di lebihkan pengisiannya setelah di padatkan lalu
diratakan dengan batang penusuk di atasnya.
4) Setelah permukaan atas beton di ratakan, cetakan di angkat kecepatan 3-
7 detik, di angkat lurus tegak hati-hati tidak boleh di putar atau pun di
gerakan menyamping selama menarikan slump kerucut
5) Seluruh proses dari awal sampai selesainya pengangkatan cetakan tidak
boleh lebih dari 2,5 menit.
6) Letakkan cetakan disamping beton yang diuji slump-nya (boleh
diletakkan dibalik posisinya) dan ukur nilai slump : penurunan
permukaan atas beton pada posisi titik tengah permukaan atasnya

Gambar 2.2 Gambar Test Uji Slump Beton Basah


Sumber lauwtjunnji.weebly.com

7) Jika terjadi kegagalan slump (tidak memenuhi kisaran slump yang di


syaratkan, keruntuhan benda uji termasuk keruntuhan geser) maka dari
itu pengujian harus di ulang maksimal 3 kali, jika dalam pengujian

16
terakhir masih gagal maka beton di nyatakan tidak memenuhi syarat
SNI. Rekomendasi nilai slump untuk pemakaian beton segar pada
elemen-elemen struktur untuk mendapatkan workability yang di
perlukan.
Perbedaan antara PBI 1971 N.I.-2 dan SNI 1972:2008 pada keruntuhan Slump :

Gambar 2.3 Keruntuhan Slump Beton Basah


Sumber PBI 1971 N.I.-2 Internet

3.4 Sample Beton Kubus


Peraturan tentang desain dan persyaratan mengenai pelaksanaan
kontruksi beton di Indonesia, sampai saat ini yang masih menjadi acuan dalam
pelaksaan pekerjaan adalah 2 peraturan, yaitu :
- Peraturan lama : PBI 1971 N.I.-2
- Peraturan baru : SNI 1972:2008
Secara resmi peraturan baru di sah kan dan peraturan lama tidak berlaku
lagi namun karena proses pelengkapan SNI pendukung peraturan baru SNI 1972-
2008 masih terus dilakukan maka kondisi saat ini PBI 1971 N.I.-2 belum
sepenuhnya ditinggalkan.
Pengujian dapat di lakukan dengan membuat benda uji berbentuk silinder
ukuran diameter 25 cm dengan tinggi 25 cm bisa juga menggunakan benda uji
beton berbentuk kubus ukuran 15cm x 15cm namun hasil pengujiannya harus di
konversikan kedalam bentuk silinder.

17
Gambar 2.4. Benda Uji Sampling Menggunakan Silinder
Sumber Tonyhartonobeton.blogspot.com

3.5 Kuat Tekan Beton


Beton akan mengalami pengerasan secara sempurna setelah 28 hari
sehingga pada hari-hari sebelumnya akan mempunyai kuat tekan berbeda yang
untuk mengetahuinya dapat menggunakan rumus tabel konversi beton umur
3,7,14,21, dan 28 hari. Nilai ini biasanya di perlukan ketika hendak menetapkan
waktu pembongkaran bekisting sehingga tidak perlu menunggu 28 hari dan
bekisting bisa di gunakan untuk bagian pekerjaan beton yang lainnya. Kuat Tekan
merupakan besarnya beban persatuan luas yang menyebabkan beban uji beton
hancur dibebani dengan gaya tekan tertentu, yang dihasilkan oleh mesin tekan
(SNI-03-1974-2011).

Pegujian kuat tekan beton dilakukan dengan menggunakan mesin tekan,


hasil tekan maksimum akan terbaca dengan satuan ton. Prinsip pengujian kuat
tekan beton dengan alat mesin adalah pengukur besarnya yang didapat dapat
dipikul oleh satuan luas beton sampai benda uji beton hancur. Bentuk benda uji
berbentuk silinder dengan ukuran 15 cm dan tinggi 30 cm.

18
Tabel 2.5. Konversi Beton
Umur Beton (Hari) Perbandingan Kuat Tekan
3 0.46
7 0.70
14 0.88
21 0.96
28 1.00

Keteranga rumus kuat tekan beton


= Kuat tekan beton (Mpa)
= Beban berat maksimum (N)
A = luas permukaan benda uji (mm2)
m = massa beban maksimum (kg)
g = percapatan gravitasi bumi (=10 m/s2)

Gambar 2.5. Keretakan Sampling Yang Di Uji Kuat Tekan

19
3.6 Tujuan Pentingnya Menjaga Perawatan Kualitas Beton
Perawatan beton atau bisa disebut dengan curing dilakukan pada saat
beton sudah mulai mengeras yang bertujuan untuk menjaga agar beton tidak cepat
kehilangan air dan sebagai tindakan menjaga kelembaban suhu beton sehingga
beton dapat mencapai mutu beton yang diinginkan. Pelaksaan perawatan beton
pelaksanaan perawatan beton dilakukan setelah beton mengalami atau memasuki
fase hardening (untuk permukaan beton yang terbuka) atau setelah bekisting beton
di lakukan bongkaran dengan durasi tertentu yang di maksudkan untuk tergajanya
kondisi yang di perlukan untuk proses reaksi senyawa kimia yang terkandung
dalam campuran beton. Proses curing pada beton merupakan peran penting pada
perkembangan kekuatan dan daya tahan beton. Proses ini meliputi pemeliharaan
kelembaban dan kondisi suhu, baik dalam beton maupun dalam permukaan beton
dalam periode waktu yang telah ditentukan. Berikut ini adalah tujuan dan medote
utama perawatan beton :
1) Tujuan perawatan beton
a. Menjaga beton dari kehilangan air semen yang banyak pada saat-
saat setting time concrete.
b. Menjaga perbedaan suhu beton dengan lingkungan yang ada di
sekitar gedung.
c. Stabilitas dari dimensi struktur.
d. Mendapatkan kekuatan beton yang tinggi.
e. Menjaga beton dari kehilangan air akibat penguapan pada hari-hari
pertama.
f. Menjaga keretakan pada beton saat umur 3,7,14,21,28 hari.

20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengendalian Mutu Beton K 350


Berhasil atau gagalnya sebuah proyek sangat bergantung pada peran
pengendalian dan pengawasan. Sebuah proyek yang sedang berjalan pasti akan
mengalami penyimpangan atau perbedaan dari rencana yang sudah ditetapkan.
Disinilah di butuhkan campur tangan pengendalian dan pengawasan proyek.
Peningkatan mutu jalan Empunala yang berlokasi di Jl Empunala Kota Mojokerto,
Jawa Timur di peroleh data sebagai berikut:
Spesifikasi Beton K-350
Pada Proyek Peningkatan Mutu Jalan pada Jalan Empunala Mojokerto ini
menggunakan beton dengan mutu K-350 yaitu kekuatan tekan karakteristik
minimum adalah 350 kg/cm2 pada umur beton 28 hari, dengan menggunakan
silinder beton ukuran 15 x 15 cm. Besarnya nilai slump di lokasi adalah 9 cm-12
cm.

21
1. Bahan-Bahan Pembuatan Beton K-350
1. Agregat halus menggunakan pasir gunung Kelud sungai Bladak.
2. Agregat kasar menggunakan batu pecah dari Mojokerto.
3. Semen tergantung permintaan ada Semen Tiga Roda, Semen Gresik,
dan Semen Padang.
4. Air menggunakan sumber dari tanah Gresik.
5. Menambahkan zat kimia Superplastizer.
6. Semen: 0.032 M3
7. Aggreagat Kasar: 0.070 M3
8. Aggregat Halus: 0.048 M3
9. Air: 0.017 M3
2. Proses Pencampuran Bahan Beton
Sebelum pencampuran dimulai, bahan-bahan pembuatan beton harus
ditimbang terlebih dahulu sesuai Mix Design. Kemudian bahan-bahan tersebut
dimasukkan kedalam mixer seberti berikut:
Perbandingan kuat tekan beton sesuai umur dan jenis semen
Umur Beton 3 7 14 21 28
(hr)
Semen 0,40 0,65 0,88 0,95 1
Portland
biasa
Semen 0,55 0,75 0,90 0,95 1
Portland
Kekuatan
Awal Tingg

1. Tahap pencampuran beton dalam mobil mixer.


2. Air takeran dari semen W/C = 0,48
3. Agregat halus .
4. Agregat kasar .
5. Bahan additiv di masukkan dilokasi pembangunan tersebut.
6. Pengurangan dan penambahan bahan acuan dari PBI/SNI.

22
3. Pengadukan Beton
Pengandukan beton dikerjakan menggunakan mesin mixer dan
lamanya pengadukan tergantung dari kapasitas mixer tersebut, selesai
pengadukan kemudian adukan beton memperlihatkan susunan dan warna
yang merata pekerjaan ini dilakukan oleh ahli teknisi beton.
4. Penambahan Zat Additive
Zat additive yang digunakan ialah Superplastizer dan penambahan
zat additive ditambahkan dilokasi proyek pengerjaan. Banyaknya zat additive
yang diberikan sesuai dengan mix design 2,3/m3. Setelah zat additive
dimasukan kemudian mixer di putar kembali selama kurang lebih 1.5 menit
karena syarat untuk memenuhi pengadukan di PBI’71.
5. Pengujian Slump Beton Basah
Pengujian slump sebelum dilakukan pelaksanaan pekerjaan beton,
pada adukan beton dilakukan terlebih dahulu pengujian slump agar menjamin
nilai air+semen tetap sesuai yang direncanakan. Nilai slump yang diambil
adalah 9 cm – 12 cm.

Gambar 4.1. Dok. Pribadi Gambar Test Slump Beton Basah

23
6. Ketentuan Membuat Benda Uji Kubus
Penggunaan benda uji kubus sudah mulai dikenal pada tahun 1955.
Namun, pemakaian benda uji ini masih sangat terbatas.Pengaplikasian
benda uji kubus biasa digunakan pada proyek lingkup pekerjaan umum.
Selain itu, dapat dimanfaatkan sebagai pengukur kuat tekan beton untuk
struktur pada bangunan.

Pembuatan benda ini dikarenakan semakin berkembangnya


teknologi dalam penggunaan bahan material baru serta masalah
lingkungan sekitar dan alam. Berdasarkan peraturan SNI 03-1974-1990,
terdapat beberapa aturan khusus yang wajib diikuti. Aturan tersebut
meliputi :

1. Benda uji berbentuk kubus harus memiliki ukuran 15x15x15 cm. Setiap
cetakan kubus dilakukan pengisian adukan sebanyak 2 lapis. Tiap lapisan
dilakukan pemadatan dengan cara ditusuk sebanyak 32 kali.
2. Pengecekan kuat tekan beton dapat dilakukan dalam selang waktu 7 hari,
14 hari dan 28 hari. Hasil pemeriksaan dapat dihasilkan dari nilai rata-rata
dari ukuran minimum 2 buah benda uji.
3. Apabila bend uji ditujukan untuk perencanaan campuran beton. Proses
pengadukan dapat menggunakan tangan atau manual. pengisian bak
pengaduk memiliki ukuran maksimum 7 liter. Proses pengadukan tidak
boleh dicampuri dengan campuran beton untuk slump.

Proses pembuatan sesuai dengan rencana membuat campuran beton


normal. Cara pengujian dilakukan dengan melakukan penimbangan pada
benda uji. Namun, sebelum ditimbang benda uji perlu perendaman hingga
mencapai ukur yang sudah disyaratkan. Setelah itu, benda uji dapat
dilakukan pengujian dengan meletakkannya pada mesin penekan. Benda
uji yang ditekan dilakukan penambahan besaran gaya tetap hingga benda
uji retak dan pecah. Saat hancur perlu mencatat besaran gaya tekan
maksimal pada benda uji.

24
Gambar 4.2. Dok. Pribadi Gambar Sample Beton Silinder

7. Proses Perawatan Beton


Perawatan beton dilakukan segera setelah beton mengering atau
setelah bekisting dilepas, selama durasi tertentu yang bertujuan untuk
terjaganya kebutuhan yang diperlukan untuk proses pengubahan bahan kimia
yang terkandung dalam campuran beton tersebut. Waktu dan pelaksanaan
perawatan beton(curing) tergantung dari:
• Jenis atau tipe semen dan beton yang digunakan, termasuk bahan
tambahan yang digunakan.
• Jenis elemen bangunan yang dilakukan.
• Kondisi cuaca, suhu dan kelembaban dilokasi proyek.
• Penetapan nilai dan waktu yang digunakan untuk kuat tekan
karakteristik beton 28hari atau bisa kurang dari 28 hari tergantung dari
spesifikasi yang ditentukan oleh konsultan perencana.

Kualitas perawatan beton dituju pada:


• Mutu/kekuatan beton.
• Keawetan struktur beton.
• Kedapan air beton.
• Tehan permukaan beton.
• Volume kestabilan beton yang terkait akan susut atau perkembangan
beton

25
4.2 Pengujian Kuat Tekan Beton
Kuat tekan beton adalah besarnya beban persatuan luas yang
menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu,
yang dihasilkan oleh alat uji tekan. Pegujian berat satuan dilakukan dengan cara
menimbang berat bahan yaitu agregat kasar, agregat halus, dan semen setiap 1
liter. Pada tahapan persiapan pengujian, benda uji harus diperlukan sebagai
berikut:
a. Mengambil benda uji dari bak perendaman.
b. Membersihkan kotoran yang menempel pada benda uji dengan lap
basah.
c. Menentukan berat , ukuran benda uji dan umur beton.
d. Benda uji siap diperiksa.

Gambar 4.3. Dok. Pribadi Pelaksanaan Uji Tekan Beton


Setelah benda uji siap, prosedur pengujian dapat dimulai dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Meletakkan benda uji pada mesin kuat tekan.
b. Menjalankan mesin tekan.
c. Kemudian ditekan sampai benda uji menjadi hancur.
d. Mencatat beban maksimum yang terjadi pergerakan tekanan.
e. Mendokumentasikan bentuk kehancuran benda uji
f. Mencatat keadaan benda uji.
g. Menghitung kuat tekan beton.

26
Gambar 4.4. Bentuk Kehancuran Pada Benda Uji

4.3 Uji Beton Selama 7 Hari Sampai Dengan 28 Hari

Tabel 4.1 Hasil Uji Beton 7 Hari

Tanggal Umur Dimensi contoh Surface KT (FC) Keterangan


Kelas Slump Berat
No. Kode contoh Area
contoh (kg/cm 2) (cm) (Kg) Beban
Produksi Tes L W /φ H/d (cm 2) kg/cm 2 Mpa % Spec
(hari) (kN)
1 17-May-22 18-May-22 1 PPRE - TJM EMPU NALA 350.0 12.0 8.351 15 15 225.00 45633 202.8 20.28 57.95 350.0
2 17-May-22 18-May-22 1 PPRE - TJM EMPU NALA 350.0 12.0 8.355 15 15 225.00 43255 192.2 19.22 54.93 350.0
Rata - Rata 197.5 19.75 56.44

3 17-May-22 24-May-22 7 PPRE - TJM EMPU NALA 350.0 12.0 8.271 15 15 225.00 67900 301.8 30.18 86.22 350.0
4 17-May-22 24-May-22 7 PPRE - TJM EMPU NALA 350.0 12.0 8.221 15 15 225.00 68290 303.5 30.35 86.72 350.0
Rata - Rata 302.6 30.26 86.47

5 17-May-22 14-Jun-22 28 PPRE - TJM EMPU NALA 350.0 12.0 8.391 15 15 225.00 88019 391.2 39.12 111.77 350.0
6 17-May-22 14-Jun-22 28 PPRE - TJM EMPU NALA 350.0 12.0 8.209 15 15 225.00 87092 387.1 38.71 110.59 350.0
49.798 Rata - Rata 389.1 38.91 111.18
400189.0
1 kN = 100 kg (P*100) x L' Note : P = Beban (kN) Beban x 100
KUAT LENTUR ( KL / FS ) = W x H = Surface Area Kuat Tekan =
1 Mpa = 10.0 kg Wx H L' = Jarak tumpuan (standar = 46 cm) Surface area

Sumber: data lapangan pada proyek peningkatan mutu jalan Empunala

Tabel 4.2 Hasil Uji Beton 7 Hari dengan Konversi Beton 28 Hari
Luas benda Kuat Angka
No Jenis Berat Beban konversi Mpa
uji Tekan konversi
. benda uji (28 hari)
(A) (mm)2 (gram) (KN) KN= kg Mpa (0.70)

1. Kubus 20.28 28.97


8.351 45633 0.70

2 22.50 8.355 100


19.22 27.45
Kubus 43255 0.70

3 8.271 30.18 43.11


Kubus 67900 0.70

27
4 8.221 30.35 43.35
Kubus 68290 0.70

8.391 88019 39.12


5 Kubus 0.70 55.94

6 Kubus 8.209 87092 38.71 0.70 55.300

Rata-rata 8.299 66698.16 29.643 0.70 42.348


Sumber: data lapangan pada proyek pembangunan dengan konversi umur beton 28 hari

a. Bentuk Perhitungan Luas Benda Uji


=
b. Bentuk Perhitungan Uji Beton 7 Hari (di ambil dari 2 semple beton)
20,28 MPa (Semple 1)

19,22 MPa (Semple 2)

Perhitungan 2 sempel tersebut adalah hasil kuat tekan alat dengan


menggunakan perhitungan secara manual dengan rumus kuat tekan beton yang
kemudian menghasilkan nilai kuat tekan sebesar 20,28 Mpa dan 17,07 Mpa dari
benda uji umur 7 hari.

Tabel 4.3 Hasil Uji Beton 28 Hari

Tanggal Umur Dimensi contoh Surface KT (FC) Keterangan


Kelas Slump Berat
No. Kode contoh Area
contoh (kg/cm 2) (cm) (Kg) Beban
Produksi Tes L W /φ H/d (cm 2) kg/cm 2
Mpa % Spec
(hari) (kN)
1 08-Jul-22 09-Jul-22 1 PPRE - TJM EMPU NALA 350.0 12.0 8.228 15 15 225.00 50291 223.5 22.35 63.86 350.0
2 08-Jul-22 09-Jul-22 1 PPRE - TJM EMPU NALA 350.0 12.0 8.184 15 15 225.00 51455 228.7 22.87 65.34 350.0
Rata - Rata 226.1 22.61 64.60

3 08-Jul-22 15-Jul-22 7 PPRE - TJM EMPU NALA 350.0 12.0 8.185 15 15 225.00 66277 294.6 29.46 84.16 350.0
4 08-Jul-22 15-Jul-22 7 PPRE - TJM EMPU NALA 350.0 12.0 8.382 15 15 225.00 65391 290.6 29.06 83.04 350.0
Rata - Rata 292.6 29.26 83.60

5 08-Jul-22 05-Aug-22 28 PPRE - TJM EMPU NALA 350.0 12.0 8.270 15 15 225.00 86737.0 385.5 38.55 110.14 350.0
6 08-Jul-22 05-Aug-22 28 PPRE - TJM EMPU NALA 350.0 12.0 8.211 15 15 225.00 83993.0 373.3 37.33 106.66 350.0
Rata - Rata 379.4 37.94 108.40

1 kN = 100 kg (P*100) x L' Note : P = Beban (kN) Beban x 100


KUAT LENTUR ( KL / FS ) = W x H = Surface Area Kuat Tekan =
1 Mpa = 10.0 kg Wx H L' = Jarak tumpuan (standar = 46 cm) Surface area

Sumber: data lapangan pada proyek Peningkatan Mutu Jalan Empunala

28
c. Bentuk Perhitungan Uji Beton 28 hari (diambil dari 2 sempel beton)

38,55 MPa (Semple 1) = 385, 49

37,33 MPa (Semple 2) = 373,30

Perhitungan 2 semple tersebut adalah hasil kuat tekan alat dengan


menggunakan perhitungan secara manual dengan rumus kuat tekan beton yang
kemudian menghasilkan nilai kuat tekan sebesar 385,49 Mpa dan 373,30 Mpa
dari benda uji umur 28 hari.

4.4 Menetapkan nilai deviasi standar (S)


Metode perhitungan yang digunakan dalam perencanaan campuran beton
adalah metode SNI 03-2834-2000. Adapun tahapan yang dilakukan dalam
perencanaan campuran beton adalah sebagai berikut ini.
1. Menetapkan kuat tekan beton (f’c) pada umur 28 hari Kuat tekan
beton yang direncanakan pada umur 28 hari adalah 50 MPa.
2. Menetapkan nilai deviasi standar (S) Tabel 3.4 Nilai Deviasi Standar
untuk berbagai Tingkat Pengendalian Mutu Pekerjaan

Tabel 4.4 Nilai Deviasi Standar untuk berbagai Tingkat Pengendalian Mutu
Pekerjaan

Deviasi standar dihitung berdasarkan volume pembetonan yang akan


dibuat dan mutu pekerjaan. Nilai deviasi standar yang digunakan dalam
perencanaan campuran ini sebesar 3,5 Mpa yaitu tingkat pengendalian mutu
pekerjaan Memuaskan karena sudah terpecaya dan perusahaan BUMN

29
Menghitung nilai tambah Nilai tambah dapat dihitung menggunakan persamaan
3.3, adapun hasilnya sebagai berikut ini.
M = k.S
M = 1,64 x 3,5 = 5,74 MPa ≈ 6 MPa
Menghitung kuat tekan beton rata-rata yang ditargetkan (f’cr), maka
f’cr = f’c + M
= 38,15+ 6
= 44,15 MPa
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Standar Deviasi
Sumber: SNI 03-2847-2002

Kuat Tekan (F’c - F’cr)


No. (F’c-F’cr)2
F’c F’cr = 44,15 Mpa
1. 22.35 -21.8 475.24
2. 22.87 -21.28 452.8384
3. 29.46 -14.69 215.7961
4. 29.06 -15.09 227.7081
5. 38.55 -5.6 31.36
6. 37.33 -6.82 46.5124
Rata-rata 241.57
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Standar Deviasi
Sumber: SNI 03-2847-2002
a. Bentuk Perhitungan Standar Deviasi
Rumus Standar deviasi adalah
Fc = kuat tekan benda uji.
F’cr = kuat tekan rata-rata seluruh benda uji.
n = jumlah benda uji.
Sd = nilai deviasi standar.

Sd =

Sd =

30
=(

Jadi Sd = 5,2

b. Bentuk perhitungan F’c yang di syaratkan di cari yang paling


besar.
a) F’cr = F’c + 1,34 Sd
F’cr = 38,55 + 1,34 (5,2)
= 45,51
b) F’cr = 38,55 + 2,33 Sd – 3,5
= 38,55 + 2,33 (5,2) – 3,5
= 47,166
Mutu Beton K 350 di ubah menjadi F’c
350 x 0,083
= 29,55 Mpa 30 Mpa
= 47,16 MPa K?
47,166 : 0,083 = 39,52
Jadi K – 400

31
BAB IV

PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan untuk mengendalikan mutu beton
K-250 pada proyek Peningkatan Mutu Jalan Empunala :
a) Spesifikasi Beton K-350
b) Bahan-Bahan Pembuatan Beton K 350
c) Penambahan Zat Additive
d) Pengujian Slump Beton Basah
e) Pembuatan Sampel Beton Menggunakan Silinder
f) Proses Perawatan Beton

2. Berdasarkan hasil penelitian dihasilkan hubungan antara mutu beton yaitu


umur beton 7 hari kuat tekan 29.46 MPa dengan konversi umur 28 hari
38.55 MPa dan kuat tekan umur beton 28 hari dari uji lab ialah 37.94 Mpa.
Sehingga menunjukan peningkatan kuat tekan beton, dimana kuat tekan
maksimum sempurna terjadi pada umur beton 28 hari.
Dari keseluruhan penelitian dan perhitungan didapatkan mutu beton K-400
Sehingga mutu beton yang ada pada proyek pembangunan gudang air
mineral cleo ini telah memenuhi kriteria yang diinginkan.

5.2 Saran
Dalam penelitian ini menyadari bahwasanya penulis masih jauh dari kata
sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan
tentang laporan di atas sumber-sumber yang lebih banyak tentunya dan dapat di
pertanggung jawabkan. Kekurangan dalam penelitian ini antara lain:
1. Ada baiknya baching plant memilih tempat yang paling dekat dengan
proyek untuk menghemat waktu dan biaya operasional.
2. Sebaiknya di utamakan K3 di dalam proyek agar keselamatan terjaga.
3. Perlu adanya ketegasan dalam di displinnya waktu

32
33

Anda mungkin juga menyukai