COVER .................................................................................................................... i
1
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………….. 21
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
kendaraan tersebut juga terjadi sejalan dengan bertambahnya lokasilokasi wisata
dibeberapa titik yang menyebar di seluruh wilayah Kabupaten Mojokerto .
Oleh karena itu, pelebaran jalan pada saat ini sangat diperlukan, dengan
tujuan mengurangi dari dampak kemacetan serta meningkatkan efektifitas waktu
tempuh perjalanan. Mengingat keterbatasan anggaran pembangunan yang ada,
sehingga pekerjaan pelebaran jalan di ruas Kabupaten Mojokerto juga terbatas
pula pelaksaannya. Selanjutnya harus dilakukan Prioritas Pemilihan Ruas Jalan
yang dilakukan pelebaran, sehingga akan membantu pengambil keputusan untuk
mengalokasikan dana yang terbatas tersebut kepada ruas jalan yang memang perlu
di dahulukan penanganan pelebaran jalan.
1. 2 Rumusan Masalah
Dari uraian diatas dapat teridentifikasi masalah diantaranya sebagai berikut :
1. 3 Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk memperjelas maksud dan tujuan
penulisan laporan ini, serta mengingat luasnya ruang lingkup dan penjelasan
4
karena keterbatasan pengetahuan penulis. Maka tujuan pembahasan yang akan di
bahas adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui metode pengendalian mutu beton.
2. Mengetahui mutu beton pada saat umur beton 7 hari dan 28 hari
5
BAB II
DATA PERUSAHAAN
2.1 Profil Perusahaan
PT PP Presisi Tbk (“PP Presisi”) adalah perusahaan konstruksi terintegrasi
berbasis alat berat terkemuka di Indonesia yang memiliki kapabilitas untuk
menyediakan jasa konstruksi dari tujuh lini bisnis yaitu civil work, ready mix,
foundation, form work, erector, jasa pertambangan dan penyewaan alat berat,
secara terintegrasi yang memberikan value added kepada para konsumen. PP
Presisi menerapkan ERP-SAP dan didukung oleh ISO Management System
9001:2015 - Management Quality, ISO 14001:2007 - Environmental Management
System, serta OHSAS 18001:2015 - Occupational Health and Safety sebagai
bagian dari operational excellence improvement.
6
2.2 Visi dan Misi Perusahaan
A. Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan konstruksi terintegrasi berbasis alat berat terkemuka
di Indonesia dan regional.
B. Misi Perusahaan
1. Menyediakan jasa konstruksi spesialis dengan diferensiasi produk dan
pelayanan prima
2. Meningkatkan bisnis terintegrasi yang memiliki layanan berdaya saing
tinggi dan nilai tambah yang optimal bagi pemangku kepentingan
3. Mengedepankan aspek QSHE dan tata kelola perusahaan yang baik
dalam menjalankan proses bisnis
4. Mengembangkan sumber daya manusia yang profesional dan produktif
dan sesuai dengan nilai-nilai perusahaan.
7
2.4 Struktur Organisasi Proyek
Struktur organisasi adalah sebuah sarana yang berguna untuk membantu
dalam proses pencapaian suatu tujuan dalam proyek. Susunan ini bekerja dengan
cara mengatur dan mengorganisasi semua sumber daya yang ada, material atau
bahan-bahan, tenaga kerja dan peralatan serta modal. Dan pastinya menerapkan
sebuah sistem manajemen yang efektif dan efisien serta disesuaikan dengan
kebutuhan pada proyek tersebut.
8
2.5 Tugas dan Kewajiban dalam Struktur Organisasi
1. Project Manager
Adalah seorang profesional dibidang manajemen proyek,
memiliki tanggung jawab atas perencanaan, pengadaan dan pelaksanaan
proyek, dalam setiap usaha yang memiliki ruang lingkup yang ditentukan
dan penyelesaian yang jelas terlepas dari Industri. Individu ini jarang
berpatisipasi secara langsung dalam kegiatan yang menghasilkan hasil akhir
akan tetapi berusaha mempertahankan kemajuan interaksi timbal balik,
sehingga mengurangi resiko kegagalan secara keseluruhan dengan cara
memaksimalkan manfaat dan meminimalkan biaya.
2. Manajemen Kontruksi
Adalah layanan yang sangat baik yang disediakan untuk
koordinasi dan komunikasi seluruh proses kontruksi. Sebagai manajemen
kontruksi pada tahap prakontruksi melakukan semua yang diperlukan studi
kelayakan dan penelitian proyek.
3. Logistik
Adalah seseorang atau sebuah tim yang menekan pada segala
proses pengelolahan barang yang strategis terhadap perpindahan atau
penyimpanan barang dan peralatan mencatat maupun pengelolaan bersifat
administrasi.
Tanggung jawab admin logistik :
9
4. Pelaksana
Adalah mempunyai keahlian dalam bidang pembangunan agar
mengetahui bagaimana mengatur jalannya setiap item pekerjaan sehingga
menghasilkan kualitas bangunan bagus dalam waktu yang cepat.
Tanggung jawab pelaksana proyek:
• Memahami gambar desain dan spesifikasi teknis sebagai pedoman
dalam melaksanakan pekerjaan lapangan
• Menyusun metode pelaksanaan kontruksi dan jadwal pelaksanaan
pekerjaan.
• Memimpi dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan di lapangan
sesuai dengan persyaratan waktu, mutu, dan biaya yang telah di
tetapkan.
• Mengadakan pemeriksaan dan pengukuran hasil pekerjaan di
lapangan.
5. Site Engginer
Adalah seseorang yang membantu tugas manager proyek yang
memiliki tugas dalam perencanaan teknis dan material yang menyediakan
seluruh shop drawing, membuat perhitungan kontruksi yang diperlukan,
menentukan spesifikasi data teknis bahan dan volume pekerjaan. Selain itu
juga membuat metode pelaksanaan yang di perlukan oleh proyek pada
waktu yang diperlukan.
6. Drafter
Adalah seorang ahli dibidang ilmu Drafter, ahli rancang bangun
atau ahli lingkungan binaan. Karena itu lebih tepatnya Drafter disebut juga
seorang ahli rancang bangunan skema atau rencana.
10
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
11
1,372; 1,171;1
12
hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa
Semen Gresik lebih
kuat dari Semen
Padang, namun kedua
merk semen tersebut
dapat digunakan
untuk konstruksi
bangunan.
Meiryato Waktu Alir, Kuat Tekan dan Kuat Pada penelitian yang
(2013) Tarik Pasta Sebagai Bahan Graut dilakukan
Dengan Berbagai Nilai FAS menggunakan nilai
Faktor Air Semen 0,45
;0,50; 0,55; 0,60; 0,65;
0,70. Benda uji kuat
tekan beton berupa
kubus ukuran 50 mm
x 50 mm x 50 mm,
sedangkan kuat tarik
berupa angka delapan
dan alat uji kelecakan
menggunakan corong
air. Dari hasil
penelitian Semen Tiga
Roda yang memeiliki
kuat tekan paling
tinggi dari Semen
Holcim dan Semen
Gresik.
13
Beton dengan mutu K-250 menyatakan kekuatan tekan karakteristik
minimum adalah 250kg/cm2 pada umum beton 28 hari, dengan menggunakan
kubus beton ukuran 15x15x15 cm3 mengacu pada PBI 71 yang merujuk pada
standart Eropa lama.
K.250, kekuatan tekan beton= 250 kg/cm2, dengan benda uji kubus
15x15x15 cm3 F’c= 25 Mpa = kekuatan tekan beton = 25 Mpa dengan benda uji
silinder diameter 15 cm tinggi 30 cm.
14
3.3 Test Uji Slump
SNI 1972 2008 menyatakan bahwa uji slump diperoleh dengan cara
membedakan atara fungsi kerucut abrams dan fungsi beton segar. Pengujian
slump ini dapat dilakukan di laboratorium atau lapangan, dan hasil dari uji slump
beton yaitu nilai slump. Nilai yang tertera dinyatakan dalam Satuan Internasional
dan mempunyai standart. Berikut cara nya uji slump mutu beton:
15
Langkah pengujian :
1) Kerucut Abrams dibasahi, ditempatkan di atas permukaan yang datar,
dalam kondisi lembab, tidak menyerap air dan kaku.
2) Pengisian cetakan di bagi 3kali, masing-masing sekitar 1/3 volume
cetakan tiap lapis di padatkan dengan 25 kali tusukan secara merata dan
menembus ke lapis sebelumnya di bawahnya namun tidak boleh
menyentuh dasar cetakan.
3) Lapis terakhir di lebihkan pengisiannya setelah di padatkan lalu
diratakan dengan batang penusuk di atasnya.
4) Setelah permukaan atas beton di ratakan, cetakan di angkat kecepatan 3-
7 detik, di angkat lurus tegak hati-hati tidak boleh di putar atau pun di
gerakan menyamping selama menarikan slump kerucut
5) Seluruh proses dari awal sampai selesainya pengangkatan cetakan tidak
boleh lebih dari 2,5 menit.
6) Letakkan cetakan disamping beton yang diuji slump-nya (boleh
diletakkan dibalik posisinya) dan ukur nilai slump : penurunan
permukaan atas beton pada posisi titik tengah permukaan atasnya
16
terakhir masih gagal maka beton di nyatakan tidak memenuhi syarat
SNI. Rekomendasi nilai slump untuk pemakaian beton segar pada
elemen-elemen struktur untuk mendapatkan workability yang di
perlukan.
Perbedaan antara PBI 1971 N.I.-2 dan SNI 1972:2008 pada keruntuhan Slump :
17
Gambar 2.4. Benda Uji Sampling Menggunakan Silinder
Sumber Tonyhartonobeton.blogspot.com
18
Tabel 2.5. Konversi Beton
Umur Beton (Hari) Perbandingan Kuat Tekan
3 0.46
7 0.70
14 0.88
21 0.96
28 1.00
19
3.6 Tujuan Pentingnya Menjaga Perawatan Kualitas Beton
Perawatan beton atau bisa disebut dengan curing dilakukan pada saat
beton sudah mulai mengeras yang bertujuan untuk menjaga agar beton tidak cepat
kehilangan air dan sebagai tindakan menjaga kelembaban suhu beton sehingga
beton dapat mencapai mutu beton yang diinginkan. Pelaksaan perawatan beton
pelaksanaan perawatan beton dilakukan setelah beton mengalami atau memasuki
fase hardening (untuk permukaan beton yang terbuka) atau setelah bekisting beton
di lakukan bongkaran dengan durasi tertentu yang di maksudkan untuk tergajanya
kondisi yang di perlukan untuk proses reaksi senyawa kimia yang terkandung
dalam campuran beton. Proses curing pada beton merupakan peran penting pada
perkembangan kekuatan dan daya tahan beton. Proses ini meliputi pemeliharaan
kelembaban dan kondisi suhu, baik dalam beton maupun dalam permukaan beton
dalam periode waktu yang telah ditentukan. Berikut ini adalah tujuan dan medote
utama perawatan beton :
1) Tujuan perawatan beton
a. Menjaga beton dari kehilangan air semen yang banyak pada saat-
saat setting time concrete.
b. Menjaga perbedaan suhu beton dengan lingkungan yang ada di
sekitar gedung.
c. Stabilitas dari dimensi struktur.
d. Mendapatkan kekuatan beton yang tinggi.
e. Menjaga beton dari kehilangan air akibat penguapan pada hari-hari
pertama.
f. Menjaga keretakan pada beton saat umur 3,7,14,21,28 hari.
20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
21
1. Bahan-Bahan Pembuatan Beton K-350
1. Agregat halus menggunakan pasir gunung Kelud sungai Bladak.
2. Agregat kasar menggunakan batu pecah dari Mojokerto.
3. Semen tergantung permintaan ada Semen Tiga Roda, Semen Gresik,
dan Semen Padang.
4. Air menggunakan sumber dari tanah Gresik.
5. Menambahkan zat kimia Superplastizer.
6. Semen: 0.032 M3
7. Aggreagat Kasar: 0.070 M3
8. Aggregat Halus: 0.048 M3
9. Air: 0.017 M3
2. Proses Pencampuran Bahan Beton
Sebelum pencampuran dimulai, bahan-bahan pembuatan beton harus
ditimbang terlebih dahulu sesuai Mix Design. Kemudian bahan-bahan tersebut
dimasukkan kedalam mixer seberti berikut:
Perbandingan kuat tekan beton sesuai umur dan jenis semen
Umur Beton 3 7 14 21 28
(hr)
Semen 0,40 0,65 0,88 0,95 1
Portland
biasa
Semen 0,55 0,75 0,90 0,95 1
Portland
Kekuatan
Awal Tingg
22
3. Pengadukan Beton
Pengandukan beton dikerjakan menggunakan mesin mixer dan
lamanya pengadukan tergantung dari kapasitas mixer tersebut, selesai
pengadukan kemudian adukan beton memperlihatkan susunan dan warna
yang merata pekerjaan ini dilakukan oleh ahli teknisi beton.
4. Penambahan Zat Additive
Zat additive yang digunakan ialah Superplastizer dan penambahan
zat additive ditambahkan dilokasi proyek pengerjaan. Banyaknya zat additive
yang diberikan sesuai dengan mix design 2,3/m3. Setelah zat additive
dimasukan kemudian mixer di putar kembali selama kurang lebih 1.5 menit
karena syarat untuk memenuhi pengadukan di PBI’71.
5. Pengujian Slump Beton Basah
Pengujian slump sebelum dilakukan pelaksanaan pekerjaan beton,
pada adukan beton dilakukan terlebih dahulu pengujian slump agar menjamin
nilai air+semen tetap sesuai yang direncanakan. Nilai slump yang diambil
adalah 9 cm – 12 cm.
23
6. Ketentuan Membuat Benda Uji Kubus
Penggunaan benda uji kubus sudah mulai dikenal pada tahun 1955.
Namun, pemakaian benda uji ini masih sangat terbatas.Pengaplikasian
benda uji kubus biasa digunakan pada proyek lingkup pekerjaan umum.
Selain itu, dapat dimanfaatkan sebagai pengukur kuat tekan beton untuk
struktur pada bangunan.
1. Benda uji berbentuk kubus harus memiliki ukuran 15x15x15 cm. Setiap
cetakan kubus dilakukan pengisian adukan sebanyak 2 lapis. Tiap lapisan
dilakukan pemadatan dengan cara ditusuk sebanyak 32 kali.
2. Pengecekan kuat tekan beton dapat dilakukan dalam selang waktu 7 hari,
14 hari dan 28 hari. Hasil pemeriksaan dapat dihasilkan dari nilai rata-rata
dari ukuran minimum 2 buah benda uji.
3. Apabila bend uji ditujukan untuk perencanaan campuran beton. Proses
pengadukan dapat menggunakan tangan atau manual. pengisian bak
pengaduk memiliki ukuran maksimum 7 liter. Proses pengadukan tidak
boleh dicampuri dengan campuran beton untuk slump.
24
Gambar 4.2. Dok. Pribadi Gambar Sample Beton Silinder
25
4.2 Pengujian Kuat Tekan Beton
Kuat tekan beton adalah besarnya beban persatuan luas yang
menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu,
yang dihasilkan oleh alat uji tekan. Pegujian berat satuan dilakukan dengan cara
menimbang berat bahan yaitu agregat kasar, agregat halus, dan semen setiap 1
liter. Pada tahapan persiapan pengujian, benda uji harus diperlukan sebagai
berikut:
a. Mengambil benda uji dari bak perendaman.
b. Membersihkan kotoran yang menempel pada benda uji dengan lap
basah.
c. Menentukan berat , ukuran benda uji dan umur beton.
d. Benda uji siap diperiksa.
26
Gambar 4.4. Bentuk Kehancuran Pada Benda Uji
3 17-May-22 24-May-22 7 PPRE - TJM EMPU NALA 350.0 12.0 8.271 15 15 225.00 67900 301.8 30.18 86.22 350.0
4 17-May-22 24-May-22 7 PPRE - TJM EMPU NALA 350.0 12.0 8.221 15 15 225.00 68290 303.5 30.35 86.72 350.0
Rata - Rata 302.6 30.26 86.47
5 17-May-22 14-Jun-22 28 PPRE - TJM EMPU NALA 350.0 12.0 8.391 15 15 225.00 88019 391.2 39.12 111.77 350.0
6 17-May-22 14-Jun-22 28 PPRE - TJM EMPU NALA 350.0 12.0 8.209 15 15 225.00 87092 387.1 38.71 110.59 350.0
49.798 Rata - Rata 389.1 38.91 111.18
400189.0
1 kN = 100 kg (P*100) x L' Note : P = Beban (kN) Beban x 100
KUAT LENTUR ( KL / FS ) = W x H = Surface Area Kuat Tekan =
1 Mpa = 10.0 kg Wx H L' = Jarak tumpuan (standar = 46 cm) Surface area
Tabel 4.2 Hasil Uji Beton 7 Hari dengan Konversi Beton 28 Hari
Luas benda Kuat Angka
No Jenis Berat Beban konversi Mpa
uji Tekan konversi
. benda uji (28 hari)
(A) (mm)2 (gram) (KN) KN= kg Mpa (0.70)
27
4 8.221 30.35 43.35
Kubus 68290 0.70
3 08-Jul-22 15-Jul-22 7 PPRE - TJM EMPU NALA 350.0 12.0 8.185 15 15 225.00 66277 294.6 29.46 84.16 350.0
4 08-Jul-22 15-Jul-22 7 PPRE - TJM EMPU NALA 350.0 12.0 8.382 15 15 225.00 65391 290.6 29.06 83.04 350.0
Rata - Rata 292.6 29.26 83.60
5 08-Jul-22 05-Aug-22 28 PPRE - TJM EMPU NALA 350.0 12.0 8.270 15 15 225.00 86737.0 385.5 38.55 110.14 350.0
6 08-Jul-22 05-Aug-22 28 PPRE - TJM EMPU NALA 350.0 12.0 8.211 15 15 225.00 83993.0 373.3 37.33 106.66 350.0
Rata - Rata 379.4 37.94 108.40
28
c. Bentuk Perhitungan Uji Beton 28 hari (diambil dari 2 sempel beton)
Tabel 4.4 Nilai Deviasi Standar untuk berbagai Tingkat Pengendalian Mutu
Pekerjaan
29
Menghitung nilai tambah Nilai tambah dapat dihitung menggunakan persamaan
3.3, adapun hasilnya sebagai berikut ini.
M = k.S
M = 1,64 x 3,5 = 5,74 MPa ≈ 6 MPa
Menghitung kuat tekan beton rata-rata yang ditargetkan (f’cr), maka
f’cr = f’c + M
= 38,15+ 6
= 44,15 MPa
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Standar Deviasi
Sumber: SNI 03-2847-2002
Sd =
Sd =
30
=(
Jadi Sd = 5,2
31
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan untuk mengendalikan mutu beton
K-250 pada proyek Peningkatan Mutu Jalan Empunala :
a) Spesifikasi Beton K-350
b) Bahan-Bahan Pembuatan Beton K 350
c) Penambahan Zat Additive
d) Pengujian Slump Beton Basah
e) Pembuatan Sampel Beton Menggunakan Silinder
f) Proses Perawatan Beton
5.2 Saran
Dalam penelitian ini menyadari bahwasanya penulis masih jauh dari kata
sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan
tentang laporan di atas sumber-sumber yang lebih banyak tentunya dan dapat di
pertanggung jawabkan. Kekurangan dalam penelitian ini antara lain:
1. Ada baiknya baching plant memilih tempat yang paling dekat dengan
proyek untuk menghemat waktu dan biaya operasional.
2. Sebaiknya di utamakan K3 di dalam proyek agar keselamatan terjaga.
3. Perlu adanya ketegasan dalam di displinnya waktu
32
33