OLEH :
KATA PENGANTAR
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyusun
dan menyelesaikan Laporan Praktek Proyek Pekerjaan Jalan beton ( Rigid
Pavement) PLTU Ropa. Kerja yang telah dilakukan selama 3 (tiga) bulan masa
praktek mahasiswa di tempat kerja Proyek Pembangunan Jalan PLTU Ropa.
Laporan ini akan memaparkan hasil dari praktek mahasiswa yang mengambil
bagian dari Kontraktor pelaksana pada pelaksanaan pekerjaaan pembangunan
sebagai bentuk dari kuliah Kerja Praktek. Laporan Kerja Praktek ini merupakan
salah satu syarat yang harus diselesaikan mahasiswa teknik sipil agar dapat
memperoleh nilai dan menambah pengetahuan serta pengalaman di dunia kerja
bidang teknik pembangunan. Penulisan laporan ini dilakukan setelah mahasiswa
melakukan kerja praktek pada sebuah pekerjaan Pembangunan Jalan PLTU Ropa,
4 cm sehingga isi dari laporan ini berdasarkan hasil dari praktek di lapangaan.
Agar membantu penulis dalam menyelesaikan dan melengkapai Laporan
4 cm
Kerja Praktek “TINJAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN JALAN BETON
(RIGID PAVEMENT) PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN PLTU
ROPA” , penulis berterima kasih kepada beberapa pihak dan sumber yang
telah membantu dalam penyusunan laporan ini baik berupa tenaga maupun
dokumen- dokumen yang sangat berarti bagi penulis. Ucapan terima kasih kepada
pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan Kerja Praktek
ini:
4 cm ii
menyelesaikan Laporan Kerja Praktek
5. Dan kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis baik material dan
moril selama Kerja Praktek berlangsung maupun selama penyelesaian
laporan KerjaPraktek ini.
Akhir kata, semoga Laporan Kerja Praktek Kualitas Material Beton Pada
Item Pekerjaan jalan rigid PLTU Ropa ini dapat memberikan manfaat bagi penulis
maupun pembaca sebagai bahan pembelajaraan dalam menjalankam dan menulis
Laporan Kerja Praktek.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
3.1 Uraian.................................................................................................. 15
3.2 Metode Pekerjaan Perkerasan .............................................................. 15
iv
3.2.1 Kontruksi Perkerasan Kaku (Rigid Pavement) .................................... 16
3.2.2 Beton ................................................................................................. 17
3.3 Peralatan .............................................................................................. 17
3.3.1 Alat Berat........................................................................................... 17
3.4 Peralatan Pendukung ...............................................................................20
3.5 Peralatan Pendukung ...............................................................................20
BAB IV TINJAUAN PELAKSANAAN PERKERASAN KAKU ...................... 27
4.1 Uraian.................................................................................................. 27
4.2 Pekerjaan Pendahuluan ............................................................................. 27
4.3 Pekerjaan Tanah ....................................................................................... 28
4.3.1 Pekerjaan Meratakan Tanah ............................................................... 28
4.3.2 Pekerjaan Penghamparan Agregat ...................................................... 28
4.4 Pekerjaan Struktur .................................................................................... 28
4.4.1 Pekerjaan Lantai Kerja........................................................................... 28
4.4.2 Pekerjaan Baja Tulangan ....................................................................... 29
4.4.3 Pekerjaan Mix beton mutu f”c 30 Mpa (k 350) ...................................... 29
4.4.4 Pekerjaan Rigid Pavement ..................................................................... 30
4.5 Pekerjaan Finishing .................................................................................. 32
4.6 Perawatan Beton (Curring) ....................................................................... 33
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 34
v
Perbaiki link halamannya
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dengan adanya peningkatan jalan Beton ini diharapkan dapat
membantu meningkatkan pelayanan dan dapat mempelancar pembaruan
fasilitas jalan dari sarana transportasi (pengangkutan) bagi perindustrian
yang ada, serta dapat meningkatkan aksesibilitas (kemudahan mencapai
tujuan) bagi semua sarana yang melaluinya.
Kerja praktek merupakan salah satu mata kuliah wajib dalam kuliah
Sarjana (S1) yang berbeda dari mata kuliah wajib lainnya karena lebih
mengarahkan mahasiswa pada situasi dan kondisi nyata di lapangan
sehingga didapatkan kesinambungan antara materi yang didapat selama
proses perkuliahan dengan yang terjadi di lapangan.
Maka dari itu dilaksanakan kerja praktek ini selama kurang lebih 3
(tiga) bulan untuk mengamati suatu proyek yang menjadi sasaran dan
meninjau salah satu bagian struktural dari bangunan proyek itu sendiri lalu
menuliskannya dalam bentuk laporan.
2
1.3 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek
3
Tambahkan peta
petunjuk lokasi di
pulau flores
Gambara 1.1 Lokasi Proyek
4
1.5.2 Data Teknis Proyek
5
BAB II
6
2.2.1 Pemilik Proyek / Owner
7
2. Dapat mengambil alih pekerjaan secara sepihak dengan cara
memberitahukan secara tertulis lepada kontraktor jika telah
terjadi hai – hal diluar kontrak yang ditetapkan.
3. Pemilik proyek pada proyek peningkatan kualitas jalan dalam
ruang Lingkup PLTU Ropa. adalah PT. PLN persero
8
Struktur Organisasi Pelaksana PT. Putra Perdana Pribumi
Adapun tugas dan tanggung jawab dari struktur organisasi kontraktor antara
lain :
A. Direktur Utama
sebagai pemimpin perusahaan bertanggung jawab tinggi secara
umum atas semua kegiatan dan sebab akibat yang dilakukan
sehubungan perusahaan yang dipimpin, yang juga mempunya tugas
sebagai :
1. Pengambil keputusan tertinggi dalam perusahaan
2. Membuat keputusan dan kebijakan atas semua masalah/persoalan
yang dihadapi oleh level yang dibawahnya.
9
3. Melaksanakan Manajemen perusahaan, Penandatanganan
terhadap seluruh yang berhubungan dengan kontrak kerja
B. General Superintendent
memiliki fungsi umum mengawasi dan mengendalikan mutu
terhadap pelaksanaan proyek serta bertanggung jawab :
10
C. Kepala Pelaksana
bertujuan secara umum untuk Membatu GS dalam
mengendalikan pelaksanaan pekerjaan tepat waktu. Serta memiliki
tanggung jawab sebagai berikut :
11
D. Logistik
1. Tujuan jabatan logistic
Untuk teselenggaranya kebutuhan bahan dan peralatan proyek
secepat mungkin (Tepat waktu) dan jumlahnya sesuai dengan yang
sudah direncanakan
2. Tanggung jawab logistik
Tesedianya bahan dan peralatan sesui dengan jadwal pelaksanaan
yang telah ditetapkan.
3. Uraian tugas
a. Merinci secara detail kebutuhan bahan dan peralatan
sebagaimana yang telah ditetapkan.
b. Menyusun permintaan bahan dan peralatan sesuai dengan
kebutuhan pelaksanaan pekerjaan.
c. Mengontrol rincian bahan dan peralatan sesuai dengan
perencanaan baik terhadap jumlah maupun mutunya.
d. Menyimpan serta mengamankan dengan benar bahan dan
peralatan yang ada diproyek.
12
3. Pelaksana Struktur
a. Tujuan jabatan pelaksana :
Memimpin pengawasanpelaksanaan kegiatan agar dapat
berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
b. Tanggung jawab :
Terlaksananya kegiatan pekerjaan yang telah menjadi
tanggung jawabnya sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan yakni :
13
Membuat laporan lengkap hasil pekerjaan (Progres
proyek) yang telah serta catatan kondisi tingkat
penyelesaian.
F. Pelaksana Lapangan
bertujuan secara umum untuk melaksanakan seluruh kegiatan
yang berhubungan langsung dengan pekerjaan dilapangan, Serta
memiliki tanggung jawab sebagai berikut :
1. Bertanggung jawab kepada GS dan terhadap bahan, alat serta
atas penyelesaian keseluruhan maupun terhadap kebutuhan
perhari kegiatan harian pada pelaksanaan laporan harian.
2. Melakukan koordinasi dengan Mitra Usaha di lapangan
3. Melakukan evaluasi dan membuat laporan hasil pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.
4. Menyiapkan tenaga kerja sesuai jadwal pengadaan tenaga kerja
dan mengatur pelaksanaan tugas tenaga kerja tiap harinya.
5. Merencanakan dan mengendalikan pelaksanaan Keselamatan
& Kesehatan Kerja ( K3 ).
6. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan kegiatan
pekerjaan di lapangan.
7. Melakukan koordinasi dengan bagian administrasi dan
keuangan.
8. Melakukan koordinasi pekerjaan dari pihak proyek Serta
memelihara bukti-bukti kerja.
2.3 Hubungan Kerja Pelaksanaan Proyek
14
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Uraian
15
atas dari badan jalan. Lapis tambahan ini dibuat dari bahan khusus yang
lebih baik dan dapat menyebarkan beban roda yang lebih luas diatas
permukaan tanah, sehingga tegangan yang terjadi karena beban lalu lintas
menjadi lebih kecil dari tegangan ijin tahan. Bahan ini selanjutnya disebut
bahan lapis perkerasan
Sumber : PD T-14-2003
16
lekakuan dan stiffnes, akan mendistribusikan beban pada daerah
yang relatif luas pada subgrade, beton sendiri bagian utama yang
menanggung beban struktural. Sedangkan pada perkerasan lentur
karena dibuat dari material yang kurang kaku, maka persebaran
beban yang dilakukan tidak sebaik pada beton. Sehingga
memerlukan ketebalan yang lebih besar.
3.2.2 Beton
3.3 Peralatan
17
terutama proyek-proyek konstruksi.
Pada proyek Peningkatan Jalan PLTU Ropa digunakan alat
berat sebagai berikut :
1. Dump truck
Dump Truck berfungsi sebagai alat angkut material-
material bangunan (tanah, besi tulangan, semen) jarak jauh,
namun dapat juga mengangkut material untuk jarak sedang.
Gambar 3. 4 Excavator
Sumber : Dokumentasi Penulis, 2023
18
3. Water Tank
19
Gambar 3. 6 Truck Mixer
20
1. Urugan Tanah
2. Agregat kasar
21
3. Agregat Halus
Digunakan untuk pekerjaan konstruksi bangunan. Pasir ini
digunakan sebagai salah satu bahan utama campuran beton dan
lainnya yang berhubungan dengan konstruksi.
22
hanya sekitar 10%, namun karena fungsinya sebagai bahan pengikat
maka peranan semen menjadi penting. Semen yang digunakan untuk
pekerjaan beton harus disesuaikan dengan rencana kekuatan dan
spesifikasi teknik yang diberikan.
Gambar 3. 9 Semen
6. Papan Bekisting
Bekisting merupakan suatu konstruksi pendukung pada
pekerjaan konstruksi beton dan biasanya terbuat dari bahan kayu,
allmunium dan sebagainya. Berbagai material dapat digunakan
namun pemilihan jenisnya harus mempertimbangkan dari segi teknis
dan nilai ekonomisnya. Berdasarkan cara pengerjaannya bekisting
dapat dibentuk secara konvensional yang langsung dikerjakan
dilapangan maupun dengan sistem pabrikasi atau merupakan
pengembangan dari sebuah sistem bekisting yang mudah dipasang,
kuat, awet dan mudah dibongkar.
23
7. Tulangan Baja
24
8. Plastic Sheet
Digunakan sebagai alas cor beton agar air tidak mudah
meresap ke dalam tanah.
25
Gambar 3. 12 Flay Ash
26
BAB IV
4.1 Uraian
1. Mobilisasi Pekerjaan
Mobilisasi pekerjaan proyek dimulai dengan membuat tempat
peristirahatan pekerja didekat lapangan pekerjaan. Tenaga kerja
yang di perlukan tergantung dari besar kecilnya ruang lingkup
pekerjaan dan sangat berpengaruh dalam proses cepat atau
lambatnya pekerjaan.
2. Mobilisasi Peralatan
Mobilisasi peralatan merupakan apa saja yang akan
digunakan dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Dan persiapan
peralatan tersebut harus dilakukan secepat mungkin agar
27
pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar. Peralatan yang
digunakan terdiri dari peralatan ringan dan peralatan berat.
1. Pemasangan bekisting
28
beton sesuai dengan ukuran, bentuk, rupa ataupun posisi yang
direncanakan. Acuan sendiri memiliki arti bagian dari konstruksi
bekisting yang berfungsi sebagai pembentuk beton yang
diinginkan atau bagian yang kontak langsung dengan beton.
29
Untuk membuat 2,5 m3 beton mutu f”c 30 Mpa (k 350)
diperlukan material :
30
Setelah diberi lapisan plastik barulah diatasnya diberikan
kerangka besi tulangan beton / wiremesh sebagai lapisan beton
decking. Umumnya ketebalan besi kerangka ini adalah sekitar 8
mm yang dibentuk S. Pemasangan tulangan ini bertujuan untuk
memberikan batasan sekaligus pengikat wiremesh pada lapisan
bawah dan atasnya.
31
Setelah beton sudah dicor maka tutup kembali menggunakan
plastik ataupun karung goni pada permukaannya. Hal ini
bertujuan agar proses pengerasan dapat terbentuk dengan
sempurna, setelah mengeras biasanya beton masih mempunyai
gundukan-gundukan kecil. Karenanya diperlukan proses
perlukaan untuk menghaluskan dan meratakannya agar jalan
lebih nyaman dilalui.
1. Perkerjaan Grooving
Pekerjaan ini membuat permukaan beton tidak licin (macrotexturing)
dengan cara membuat alur melintang.
2. Pembongkaran Bekisting
Pada prinsipnya pembongkaran bekisting dilakukan dengan
ketentuan – ketentuan yang terdapat dalam peraturan PBI-1971.
Adapun ketentuan – ketentuannya adalah sebagai berikut :
a. Untuk bekisting bagian struktur hanya boleh dibongkar
setelah mencapai kekuatan yang cukup untuk memikul
berat sendiri dan beban – beban pelaksanaan yang bekerja
padanya selama pembangunan. Cetakan dapat dibongkar
setelah beton berumur 3 minggu atau menurut ketentuan
lain.
b. Bekisting harus tetap dipasang selama paling sedikit 8 jam
32
c. setelah penghamparan beton.
d. Setelah acuan dibongkar, permukaan beton yang terbuka
harus segera dirawat.
4.6 Perawatan Beton (Curring)
Setelah pengecoran beton selesai, beton perlu dirawat agar mutu beton
tidak berubah atau berkurang. Perawatan beton dimaksudkan untuk
mencegah pengerasan bidang – bidang beton secara mendadak akibat terik
matahari. Pengerasan mendadak dapat menimbulkan retak – retak pada
permukaan beton, karena beton belum meningkat secara sempurna.
33
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan yang dilaksanakan Pada Proyek
Pembangunan Jalan PLTU Ropa.
1. Dari hasil pelaksanaan dilapangan pekerjaan proyek ini membuat saya
jadi mengerti perihal mekanisme yang di laksanakan untuk
mensukseskan kegiatan proyek tersebut, mulai dari pekerjan
persiapan, material, pengecoran, perawatan hingga alat yang
digunakan.
2. Dalam pelaksanaan suatu proyek, kerjasama dan koordinasi antar
pihak kontraktor, pihak konsultan, dan pihak pimpinan proyek harus
terjalin dengan baik. Demikian pun dalam tubuh kontraktor, setiap
personil harus menciptakan suasana kerja yang tentram dan menjadi
satu team work yang baik.
3. Tidak adanya beberapa alat berat yang seharusnya penting dalam
suatu pekerjaan jalan, yaitu untuk membantu proses pekerjaan seperti
alat pemerataan permukan tanah (Motor Grader) dan alat untuk
pemadatan tanah atau agregat (Tandem roller, VibratorRoller).
4. Tidak sesuainya waktu yang telah ditentukan dalam Time Schedule
sehingga pekerjaan terhambat yang disebabkan beberapa faktor seperti
faktor cuaca, lingkungan dan teknis.
5.2 Saran
1. Bagi mahasiswa agar benar-benar mengikuti Kerja Praktek sehingga
bisa membantu mempertajam ilmu yang didapat dari proses
perkuliahan.
2. Sebelum melakukan suatu pekerjaan proyek maka terlebih dahulu
melakukan persiapan yang akan dibutuhkan dalam proyek seperti alat
berat, material, dan kondisi lapangan sehingga tidak menghambat
proses pekerjaan.
34
DAFTAR PUSTAKA
Janarutjita, Eka, 2011, Peraturan Dirjen. BIMA No. 13/ 1970 tentang Klasifikasi
dan Fungsi Jalan, Jakarta.
Damayanti, I., dan Rochman, A.. (2006). “Tinjauan Penambahan Microsilica dan
Fly Ash Terhadap Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi”, Jurnal Eco Rekayasa
UMS, Vol. 2, No. 1, pp. 24-30.
35