DI PT WGK
Oleh:
Guruh Pratama Keliat
NRP: 12-2014-166
dengan judul :
Disusun Oleh:
Guruh Pratama Keliat
NRP: 12-2014-166
Albertus H.T.
Head Section of Process Engineering
i
ABSTRAK
Kerja Praktik merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diambil oleh
calon sarjana teknik mesin Itenas. Tujuan diadakannya mata kuliah kerja praktik
adalah untuk membuka wawaswan mahasiswa terhadap dunia kerja. Pengalaman
yang didapatkan dari kerja praktik tidak bisa didapatkan dari kuliah dikampus.
Dalam kesempatan kali ini, penulis dapat merasakan kerja praktik di PT.WGK.
PT.WGK merupakan salah satu perusahan pembuat motor ternama di Indonesia.
Kualitas dari produk PT.WGK tidak perlu dipertanyakan lagi karena PT.WGK telah
membuat motor sejak tahun 1971. Dalam setiap harinya, PT.WGK mampu
memproduksi motor dengan kapasitas produksi sebanyak 2300 buah sepeda motor.
Kegiatan kerja praktek ini dapat memberikan wawasan bagi mahasiswa tentang
bagaimana memproduksi suatu sepeda motor dari barang mentah sampai menjadi
produk jadi, termasuk didalamnya proses-proses manufaktur dan assembly. Di
dalam PT.WGK, penulis mengamati proses machining dari mission case sepeda
motor matic. Penelitian yang penulis lakukan adalah untuk mengamati produksi
dari mission case pada sepeda motor matic. Penelitian dilakukan dengan wawancara
dan pengambilan data.
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis diberikan kemudahan
dalam menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini tepat pada waktunya.
Laporan ini sebagai hasil dari Kerja Praktek yang penulis lakukan, merupakan
bentuk pertanggungjawaban kepada pihak kampus dan perusahaan serta untuk
memenuhi salah satu mata kuliah wajib dan juga merupakan salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan Tahap Sarjana di Jurusan Teknik Mesin ITENAS.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
ABSTRAK...............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
Sistematika Penulisan........................................................................... 4
BAB II ..................................................................................................................... 6
DASAR TEORI ...................................................................................................... 6
Proses Manufaktur................................................................................ 6
iv
Rotary Milling OP-10 .................................................................... 23
Tapping Center OP 20 A/B ........................................................... 24
Tapping Center OP 30 A/B ........................................................... 25
Turning OP 40 ............................................................................... 26
Cleaning OP 50 .............................................................................. 27
Leak Tester OP 60.......................................................................... 27
Press Sleeve OP 70 ........................................................................ 28
Penyebab Reject Pada Produksi Mission Case.................................. 29
BAB IV ................................................................................................................. 33
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 33
Kesimpulan......................................................................................... 33
Saran....................... ............................................................................ 33
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................35
LAMPIRAN...........................................................................................................36
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Data jenis pahat sesuai dengan kode yang berlaku................................11
Tabel 3.1 Tabel hasil Effective working time PT.WGK.........................................31
Tabel 3.2 Tabel hasil produksi Mission Case dalam 3 shift...................................32
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
orang. PT.WGK memiliki 5 plant yang setiap tahunnya memiliki kapasitas
produksi 4,2 juta sepeda motor dengan berbagai tipe. Tipe yang diproduksi
pada plant 1 PT.WGK adalah berfokus pada produksi motor tipe matic.
Setiap plant terdiri dari beberapa divisi yang saling terintegrasi dan
adalah untuk memproduksi part yang ada pada mesin atau engine. Process
langsung ilmu yang sudah didapat pada bangku kuliah. Kegiatan kerja
2
Rumusan Masalah
Sesuai dengan judul laporan Kerja Praktek ini, maka yang menjadi
case.
Batasan Masalah
automatic.
3
b. Metode Interview,adalah metode pengumpulan data dengan
cara melakukan tanya jawab langsung kepada pihak petugas
perusahaan di lapangan.
c. Metode Literatur, adalah pengambilan data dengan
mempelajari literatur, yang berupa buku-buku,diktat ataupun
bentuk lain yang berhubungan dengan objek yang dipelajari
guna mendukung penyelesaian persoalan yang dihadapi.
Sistematika Penulisan
BAB I. PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang, tujuan, rumusan masalah,
bab ini berisi tentang penjelasan teori yang penulis ambil dalam kerja
praktek ini,antara lain adalah diagram alir proses pembuatan mission case,
proses machining mission case, penyebab rejectnya mission case, cycle time,
4
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang dapat penulis rangkum
DAFTAR PUSTAKA
5
BAB II
DASAR TEORI
Proses Manufaktur
diturunkan dari bahasa latin manu factus, yang berarti buatan tangan.kata
manufacture pertama muncul pada tahun 1683, dan kata “produksi”, yang
mentah dalam skala yang besar. Dalam konteks yang lebih modern,
proses untuk menghasilkan suatu produk dalam skala besar atau massal
Produk ini sendiri ada yang dijual ke konsumen namun ada juga produk
yang memang sengaja dibuat untuk membuat produk yang lain. Contohnya
6
yang baru. Contoh lain adalah mesin jahit yang digunakan untuk
Proses Machining
mengurangi atau membuang bagian yang tidak dibutuhkan dari part yang
dari proses sebelumnya yaitu proses pengecoran (Casting) atau dari proses
beragam serta memiliki bentuk yang dapat dibilang rumit, maka dalam
7
Proses Bubut (Turning)
spindel. Gerakan putar dari benda kerja disebut gerak potong relatif
B
C
Keterangan gambar :
8
Proses bubut juga memiliki berbagai aplikasi penerapan dalam
pahat ulir.
parameter yang dapat menjadi acuan suatu proses bubut tersebut baik
9
sesuai dengan keinginan, berikut adalah parameter yang digunakan dalam
proses pembubutan :
turning juga mempunyai jenis pahat yang berbeda setiap proses. Jenis
10
Data jenis pahat sesuai dengan kode yang tertera :
Tabel 2.1 Data jenis pahat sesuai dengan kode yang berlaku
banyak tugas bila dibandingkan dengan mesin perkakas yang lain. Hal
11
permukaan bidang rata yang cukup halus, tetapi proses ini
benda kerja diam atau tidak bergerak pada meja kerja, sedangkan yang
jika dikenakan pada benda kerja yang telah dicekam maka akan terjadi
bagian benda kerja, hal ini dapat terjadi karena material penyusun
12
dalam proses pemesinan menurut letak posisi spindel utama dan
yang digunakan dalam proses milling yaitu dengan metode Climb Mill
tersebut.
13
Gambar 2. 3 Proses Conventional Mill
dimulai dengan beram yang tipis dan metode ini digunakan untuk
searah dengan gerakan benda kerja. Gaya potong menarik benda kerja
14
2.2.2.1. Jenis-jenis Pahat Frais (Milling)
mata pahat yang baik. Berbagai jenis pengerjaan milling yang khusus,
juga memerlukan mata pahat yang khusus pula, berikut adalah jenis
jenis pahat atau alat potong yang dipakai pada proses milling :
15
Gambar 2. 6 Pahat Slot Drill
16
4. Pahat Slab Mill
lebih besar diameter awal. Proses pengerjaan lubang ini juga sangat
variatif bila dilihat dari macam-macam fungsi lubang hasil dari proses
gurdi.
17
Gambar 2.9 Perbedaan Drilling dengan Boring
potong dan gerakan makan, tidak ada gerakan meja mesin atau
gerakan benda kerja karena berlawanan arah jarum jam. Huruf B pada
untuk huruf A adalah gerakan potong yaitu mata bor berputar searah
jarum jam.
18
Pada dasarnya proses Drilling dan Boring dibedakan menjadi
besar namun dengan presisi dan tingkat kehalusan lubang yang tinggi.
huruf dan simbol) sesuai standart ISO. Sistem kerja teknologi CNC ini
CNC lebih teliti, lebih tepat lebih fleksibel dan cocok dapat menunjang
19
produksi yang membutuhkan tingkat kerumitan yang tinggi dan dapat
CNC.
dan fisik) harus tersedia alat ukur yang memadai dan program
kelangsungan produksi.
20
Utility : kelengkapan sarana pabrik (udara-tekanan, air, listrik
handal.
21
BAB III
METODELOGI
Diagram Alir Proses Pembuatan Machining Mission Case
START
Input (Dari
Hasil Casting)
OP 10 (Rotary Milling)
OP 50 (Cleaning)
OP 60 (Leak Tester)
OP 70 (Press Sleeve)
Output
(dibawa ke Assembly)
22
Proses Machining Mission Case
ban agar proses pengaliran energy putar dapat berjalan dengan baik.
Pada Proses machining, mission case akan diproses oleh 7 mesin yang
contractor yang membuat mission case dari proses casting. Mission case
dari pemasok lalu dilakukan proses machining agar mission case memiliki
yang sesuai dengan spesifikasi yang telah didesain oleh engineer agar part
yang dibuat dan diproses bisa dipasang dan memberikan performa yang
optimum untuk kendaraan yang telah diproduksi. Lalu hasil dari proses
Milling Pada Mission Case yang dipasok oleh vendor, permukaan yang
23
diproses berfungsi sebagai pertemuan permukaan part lainnya. Tipe Mesin
setiap 50 benda per satu kali pengecekan. Barang reject (gagal) yang ada
diproses ini biasanya adalah kecacatan yang tidak terdeteksi pada proses
Casting. Dan jumlah rata-rata barang reject pada proses ini sekitar 1-3 benda
Boring dan Tapping. Pada nomor 1 dan 2 dilakukan proses milling hingga
24
memakai lubang yang tidak ditandai sebagai base koordinat. Lalu
Kecacatan yang terjadi akibat proses ini sangat jarang terjadi. Namun
proses quality control yang dilakukan sangat ketat. Standar pengecekan dari
satu yang masuk control desk. Tetapi pada kenyataannya quality control
yang dilakukan ada satu dari setiap 15 parts yang telah diproses. Tipe Mesin
25
terakhir adalah milling untuk menambah besar diameter pada lubang 5 dan
6 dengan kedalaman tertentu.
Turning OP 40
diletakkan pada chuck lalu part akan berputar dengan kecepatan yang telah
dilakukan quality control Tipe Mesin OKUMA CNC dengan Cycle Time 25
detik/ 1 part.
26
Gambar 3. 4 Proses Rotary Turning OP 40
Cleaning OP 50
Pada bagian ini mission case yang telah di proses turning selanjutnya
benda kerja dari sisa-sisa proses permesinan. Tahap ini adalah salah satu
tahap yang menjamin kualitas dari produk yang akan dipasarkan. Cleaning
mengunakan nozel biasa dari kompresor pusat dengan Cycle Time 85 detik/4
part.
Leak Tester OP 60
untuk memeriksa kebocoran pada mission case yang telah melalui proses
adalah dari casting yang terlalu tipis pada salah satu bagian part.
27
Pada tahap ini mission case ditempatkan pada dudukan yang ada pada
mesin leak tester. Setelah itu air akan memenuhi bak mesin proses
108 Mpa kedalam mission case. Apabila terdapat gelembung udara maka
part akan direject, jika tidak ada gelembung udara maka part akan lolos
Press Sleeve OP 70
sleeve atau bushing dan karet seal ke salah satu lubang pada mission case.
Karet seal ini sendiri berfungsi sebagai pencegah keausan pada sleeve dan
mesin, dimana kedua part tersebut diletakkan di poros hidrolik, lalu meng-
press keduan part tersebut ke lubang pada mission case yang telah ditandai
28
Penyebab Reject Pada Produksi Mission Case
menjadi dua kategori : reject karena die casting dan reject karena
machining. Dalam produksi Mission Case K61, kebanyakan dari reject yang
terjadi adalah karena kesalahan saat proses die casting, sedangkan reject
seperti rambut.
29
Part jatuh : Part jatuh adalah merupakan
Cycle time merupakan waktu total yang dibutuhkan dari awal hingga
akhir proses. Bisa juga didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan untuk
membuat suatu produk dari awal sampai akhir dalam satu line produksi.
1. Maching time
2. Idle time
program ke mesin.
30
Kapasitas produksi merupakan jumlah atau volume produk yang
dapat dibuat oleh suatu perusahaan dalam satu hari. Kapasitas produksi ini
ditentukan oleh kapasitas dari tiap tiap mesin yang digunakan selama proses
31
Kapasitas Produksi Mission Case
Keterangan :
S1 = Shift 1
S2 = Shift 2
S3 = Shift 3
3.2.Tabel Hasil Proses Produksi Mission Case Dalam 3 Shift
Capacity
Cycle
Time
Total
No Process Time (sec) S1 S2 S3 S1-S2 S1-S2-S3
Rotary Milling OP 10
mesin dapat mengerjakan
1 1 part 25.00 938 816 694 1754 2448
TC Twin SP KIRA OP
20 A mesin dapat
2 mengerjakan 2 part 120.00
TC Twin SP KIRA 0P 20
B mesin dapat
mengerjakan 2 part 121.00 880 779 667 1659 2336
TC Twin SP KIRA OP
30 A mesin dapat
3 mengerjakan 2 part 113.00
TC Twin SP KIRA OP
30 B mesin dapat
mengerjakan 2 part 121.00 908 803 698 1711 2409
Turning OP 40 mesin
4 dapat mengerjakan 1 part 25.00 938 816 694 1754 2448
Cleaning OP 50 mesin
5 dapat mengerjakan 4 part 85.00 1104 960 816 2064 2880
leak tester OP 60 mesin
6 dapat mengerjakan 2 part 42.00 1117 971 826 2089 2914
press sleeve OP 70 mesin
7 dapat mengerjakan 2 part 26.00 1805 1569 1334 3374 4708
32
BAB IV
Kesimpulan
dengan ban agar proses pengaliran energi putar dapat berjalan dengan
baik.
HD2
4. Reject atau Cacat yang sering terjadi pada proses machining mission
Saran
1. Sebaiknya pada semua lantai line produksi pada divisi machining diberi
part, cairan coolant yang menetes tidak menjadikan lantai licin seperti
33
2. Sebaiknya pada semua line produksi pada divisi machining memberi
keselamatan operator.
operator dapat lebih teliti memasang sleeve atau bushing dan karet seal
operator dari pemasangan karet seal pada salah satu lubang mission
34
DAFTAR PUSTAKA
http://www.engr.mun.ca/~hinch/9211/PARTS.
http://mesinnews.blogspot.com/2015/05/pengertian-mesin-bubut-
lengkap.html diakses pada18 Agustus 2017
http://jane.blog.uns.ac.id/2009/08/21/cnc-computer-numerically-
controlled/ diakses pada 18 Agustus 2017
http://an-tika.blogspot.co.id/2012/02/jenis-jenis-pisau-mesin-frais.html
diaskes pada 18 Agustus 2017
Kalpakjian, Serope.2009.Manufacturing Engineering and Technology.
New York: Pearson
35
LAMPIRAN
36