Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM

MEKANIKA TANAH
Disusun untuk memenuhi sebagian Tugas Terstruktur Mata Kuliah Praktikum
Mekanika Tanah yang dibimbing oleh Dimas Aji Purnomo, S.T., M.T

OLEH KELOMPOK 3 :
CAKRA KRISNA PANGESTU 61201160
CHANDRA EKA KURNIAWAN 61201162
IMAM TANTOWI 61201164
AHMAD SILMI FANANI 61201168
RIZKY SURYANTO 61211331
EKA AYU MUHTARUSILLAH 61221338
DIANA LATIFAH 61221340
YUDHI MURIONO 61221361
HABIB MARJUN SYAFAAT 61221362
PRIHARDAN FIRDAUS HUDA PERDANA 61221366
MUHAMAD BALYA HABIBULLAH 61221414

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
BANYUWANGI
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Disusun untuk memenuhi sebagian Tugas Terstruktur Mata Kuliah


Praktikum Mekanika Tanah, disetujui Pada :

Hari : Kamis
Tanggal : 3 Juli 2023
Tempat : Banyuwangi

Disetujui Oleh,
Dosen Pembimbing

DIMAS AJI PURNOMO, S.T, M.T


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum
Mekanika Tanah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
ketuntasan untuk tugas mata kuliah Praktek Mekanika Tanah, Fakultas Teknik,
Program studi Teknik Sipil Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi.
Tugas ini terwujud atas bimbingan, pengarahandan dukungan dari
berbagai pihak. Dengan selesainya tugas ini tak lupa kami sampaikan ucapan
terimakasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dimas Aji Purnomo, S.T,. M.T selaku pembimbing dan dosen
pengampu mata kuliah Praktek Mekanika Tanah.
2. Rekan- rekan Kelompok 3 yang telah berkerjasama dalam menyelesaikan
laporan praktikum mekanika tanah.
3. Rekan-Rekan Mahasiswa Fakultas Teknik Prodi Teknik Sipil Universitas 17
Agustus 1945 yang telah mendukung, memberi saran dan kritik yang
membangun serta membarikan ide dan pemikiran sehingga dapat
terselesaikannya tugas penelitian ini dengan baik dan tepat waktu.
Serta penulis ucapkan banyak terimakasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu dan mendukung penyusunan laporan ini hingga selesai yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Dalam penulisan laporan ini, penulis menyadari bahwa masih terdapat
kekurangan diluar pengetahuan penulis, untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya laporan ini, semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh kalangan.
Demikian laporan ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi, kami mohon maaf. Akhir
kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tugas ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang Teknik Sipil.

Banyuwangi, 1 Agustus 2023


Penulis

KELOMPOK 3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mekanika tanah merupakan pengetahuan dasar dari teknik pondasi.
Sehingga mekanika tanah adalah ilmu yang sangat penting dalam teknik sipil
yang mempelajari tentang tanah dan aplikasinya dalam bidang teknik sipil.
Mengingat semua pekerjaan bidang teknik sipil berupa konstruksi-konstruksi
seperti konstruksi bangunan, gedung, jalan, jembatan dan lain-lain sehingga
tanah sebagai pendukung kontruksi merupakan material kompleks yang wajib
dipelajari untuk mengetahui sifat mekanis dan teknis dalam rangka
pemecahan masalah kontruksi berupa desain pondasi.
Mempelajari masalah tanah tidak hanya melalui teori yang terdapat
dari buku atau literatur saja, melainkan juga harus dikenal lebih mendalam
melalui pengenalan langsung ke lapangan. Mengetahui mengamati berbagai
jenis tanah di lapangan (tempat pengambilan sampel) dan meneliti
karakteristik dalam hubungan sebagai pendukung tegaknya suatu bangunan
untuk kemudian dibuktikan dengan hasil perhitungan dari laboratorium. Hal
ini merupakan salah satu metode yang terbaik untuk membuktikan kebenaran
teoti yang ada bagi mahasiswa Teknik sipil untuk mengenal masalah tanah.
Mekanika tanah dalam teknik sipil adalah bidang ilmu yang
mempelajari tentang tanah dan permasalahannya. Pentingnya peranan tanah
dalam perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan yang ditangani sarjana teknik
sipil, maka hal-hal yang berkenaan dengan masalah tanah menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari perhitungan perencanaan suatu bangunan.
Tanah dalam mekanika tanah adalah mencakup semua bahan dari
tanah lempung sampai kerikil dan batu-batu besar. Tanah didefinisikan pula
sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran) mineral-mineral padat
yang tidak tersedimentasi (terikat secara kimiawi) satu sama lainnya dan
dapat terbentuk dari bahan-bahan organik yang telah melapuk disertai dengan
zat cair dan gas yang mengisi ruang kosong diantara partikel-partikel pada
tanah. Masalah tanah adalah masalah yang kompleks karena tanah dari
berbagai macam lapisan dan mempunyai sifat yang bermacam-macam pula.

1.2 Tujuan dan Manfaat Praktikum


Praktikum mekanika tanah adalah suatu praktek yang bertujuan untuk
mengetahui dan mempelajari sifat-sifat atanah dalam fungsinya sebagai
pendukung konstruksi.
Manfaat dari praktikum ini selain sebagai pemenuhan syarat nilai
pembelajaran mata kuliah Praktek Mekanika Tanah, dan juga mengetahu
hasil studi mekanika tanah.

1.3 Batasan Masalah


Batasan – Batasan yang diberikan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah :
1. Lokasi pelaksnaan pengambilan sampel tanah adalah di Jl. Ikan Tongkol
RT 03 RW 01, Kertosari Kecamatan Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi.
2. Pengambilan sampel tanah pada kedalaman 20 cm, 40 cm, 60 cm, 80 cm
dan 100 cm .
3. Pengambilan sampel tanah pada 3 titik.
4. Pengambilan sampel tanah dengan metode handboring.
5. Menguji Kadar air, Analisa saringan, Berat Jenis
1.4 Peta Lokasi

Gambar 1.1 Peta Lokasi Pengumpulan Sampel

Waktu dan Pelaksanaan Praktikum


 Pelaksanaan pengambilan sampel tanah
Hari/Tanggal : Senin, 10 Juli 2023
Pukul : 09.00 WIB
Tempat : Jl. Ikan Tongkol RT 03 RW 01, Kertosari
Kecamatan Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi
 Pelaksanaan praktikum di laboratorium
Hari/Tanggal : Selasa, 11 Juli 2023
Pukul : 12.00 Wib
Tempat : Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Mekanika Tanah


Mekanika Tanah adalah bagian dari Geoteknik yang merupakan salah
satu cabang dari ilmu Teknik Sipil, dalam Bahasa Inggris mekanika tanah
berarti soil mechanics atau soil engineering dan Bodenmechanik dalam
Bahasa Jerman. Istilah mekanika tanah diberikan oleh Karl von Terzaghi
pada tahun 1925 melalui bukunya “Erdbaumechanik auf bodenphysikalicher
Grundlage” (Mekanika Tanah berdasar pada Sifat-Sifat Dasar Fisik Tanah),
yang membahas prinsip-prinsip dasar dari ilmu mekanika tanah modern, dan
menjadi dasar studi-studi lanjutan ilmu ini, sehingga Terzaghi disebut sebagai
“Bapak Mekanika Tanah”.
Mekanika tanah salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari
perilaku tanah dan sifatnya yang diakibatkan oleh tegangan dan regangan
yang disebabkan oleh gaya - gaya yang bekerja. Sedangkan Teknik Pondasi
merupakan aplikasi prinsip - prinsip Mekanika Tanah dan Geologi, yang
digunakan dalam perencanaan dan pembangunan pondasi seperti gedung,
jembatan, jalan, bendung dan lain - lain. Oleh karena itu perkiraan dan
pendugaan terhadap kemungkinan adanya penyimpangan dilapangan dari
kondisi ideal pada mekanika tanah sangat penting dalam perencanaan pondasi
yang benar. Agar suatu bangunan dapat berfungsi secara sempurna, maka
seorang sarjana teknik harus bisa membuat perkiraan dan pendugaan yang
tepat tentang kondisi tanah dilapangan.

2.2 Hand Boring Soil


Hand Boring Soil merupakan pengeboran secara manual dengan
menggunakan tangan untuk pengambilan contoh tanah (tanah tidak terganggu
dan terganggu untuk keperluan penyelidikan lebih lanjut di laboratorium).
1. Tujuan
Tujuan Percobaan Untuk mendapatkan gambaran tanah berdasarkan jenis
dan warna tanah melalui pengamatan visual dan plastisitas dari gesekan
dengan tangan. Pengambilan contoh tanah untuk penyelidikan yang lebih
teliti mengenai sifat-sifat lapisan tanah ini tidak mengalami perubahan yang
berarti dalam struktur, kadar air maupun susunan kimianya.
2. Alat Dan Bahan
Mata bor (Auger)
Stang bor atau pipa bor (Rods)
Alat pemutar (Handle)
Kunci pipa
Kop pemukul
Wadah kantong plastik
3. Langkah Percobaan
Pasang mata bor pada stang bor dan Handle bor pada bagian atas.
Kemudian pasang pula batang pemutar pada handle bor.
Pemboran dilakukan dengan keadaan batang bor harus selalu tegak lurus
dengan permukaan tanah dan dilakukan dengan arah putaran searah jarum jam.
Pada batang Handle bor dapat dilakukan penambahan beban (orang) agar mata
bor mudah melakukan penetrasi kedalam tanah.
Pengambilan sample dilakukan setiap kedalaman 20cm mulai dari tanah
permukaan, dengan cara mencabut bor tangan, apabila bor sukar untuk dicabut,
bor dapat diputar sambil diangkat tetap searah jarum jam, atau digali langsung
tanah sekitarnya. Sample tanah dapat langsung dianalisa di tempat. Lakukan
terus pengeboran dan pengambilan sample sampai kedalaman yang diperlukan.
4. Teori Praktikum
Dalam beberapa hal sering digunakan tripot (kaki tiga) dengan katrol dan
tali yang dipakai untuk mencabut kembali stang-stang augernya dari lubang
bor.
Bor tangan hanya dapat dilakukan dalam bahan-bahan yang cukup lunak
terutama dalam lempung (Soft Clay) Adalah tidak mungkin untuk melakukan
pemboran tangan dalam batuan lunak (Soft Rock) atau dalam kerikil padat.
Casing tidak bisa dipakai dalam pemboran tangan, tapi dapat juga kalau
dipandang perlu. Misalnya untuk pemboran dalam bahan bahan yang amat
lunak atau bahan-bahan yang lepas, yang akan mengalami keruntuhan bila
tidak menggunakan casing, juga apabila muka air tanah (Water Level)
ditempat tersebut amat tinggi.
2.3 Kadar Air (Water content)
Kadar air tanah adalah perbandingan antara berat air yang terkandung
dalam masa tanah terhadap berat butiran padat (tanah kering) dan dinyatakan
dalam prosen. Kadar air tanah merupakan salah satu parameter tanah yang
penting untuk menentukan korelasi antara perilakutanah dengan sifat-sifat
fisiknya. Oleh sebab itu, pengujian atas kadar air tanah ini merupakan salah
satu pengujian yang selalu dilakukan setiap penyelidikan tanah. Pengujian
menggunakan metode kering oven (ovendrying method), yaitu memanaskan
benda uji pada suhu (110±5)ºC selama 16 s/d 24 jam. Pada keadaan khusus
apabila tanah yang diuji berupa jenis lempung dari mineral
nonmorolinote/holosite, gypsum atau bahan-bahan organik (misalnya tanah
gambut), maka suhu pengeringan maksimumdibatasi sampai 60ºC dengan
waktu pengeringan yang lebih lama.Penentuan kadar air tanah sedapat
mungkin dilakukan segera setelah penyiapan benda uji, terutama bila cawan
yang digunakan mudah berkarat.
Kadar air yang tersedia dalam tanah didasarkan pada kenyataan bahwa
jumlah air maksimum yang dapat disimpan dalam tanah adalah air yang
ditahan pada saat kapasitas lapang dimana tanaman hanya dapat menurunkan
kandungan air tanah sampai batas titik layu permanen.
Atas dasar itu maka jumlah air yang dapat ditahan. Air dalam tanah
mengalir kebawah dengan gaya perkolasi sesuai dengan gavitasi bumi. Hal
ini disebabkan oleh sifat air yang mengalir dari tempat yang lebih tinggi
ketempat yang lebih rendah.(Syarief, 1986).Persediaan air dalam tanah
tergantung dari banyaknya curah hujan atau air irigasi,kemampuan tanah
menahan air, besarnya evapotraspirasi (penguapan langsungmelalui tanah dan
melalui vegetasi), dan tingginya muka air tanah. Banyaknyakandungan air
dalam tanah berhubungsn erat dengan besarnya tegangan air
(moisturetension) dalam tanah tersebut. Besarnya tegangan air menunjukkan
besarnya tenagayang diperlukan untuk menahan air tersebut di dalam tanah.
Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah.
Tana-tanah bertekstur kasarmempunyai daya menahan air lebih kecil
daripada tanah bertekstur halus. Olehkarena itu, tanaman yang ditanam pada
tanah umumnya lebih mudah kekeringandaripada tanah-tanah bertekstur
lempung atau liat (Hardjowigeno, 2003)2.4 Density Test
2.4 Analisa Ayakan
Analisa ayakan adalah suatu percobaan menyaring contoh tanah
melalui satu set ayakan, dimana lubang-lubang ayakan tersebut makin kecil
secara berurutan kebawa, cara ini biasanya digunakan untuk menyaring
material/partikel berdiameter ≥ 0,075 mm.Ukuran butiran tanah ditentukan
dengan menyaring sejumlah tanah melalui seperangkat saringan yang disusun
dengan lubang yang paling besar berada paling atas dan makin kebawah
makin kecil. Jumlah tanah yang tertahan pada saringan tersebut disebut salah
satu dari ukuran butir contoh tanah itu. Pada kenyataannya pekerjaannya
hanya mengelompokan sebahagian dari tanah terlekat di antara dua ukuran.
Ukuran saringan berhubungan dengan ukuran lubang dari 4,750 mm – 0,075
mm maka saringan tersebut dengan nomor-nomor. Berikut merupakan table
ukuran ayakan standart.
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
(Tujuan, Dasar Teori, Peralatan, Prosedur Kerja )

3.1 PENGAMBILAN SAMPLE DENGAN HAND BORING


1. Tujuan Percobaan
Tujuannya untuk memperoleh tanah yang relatif tidak terganggu
(undisturbed) guna ditest di laboratorium untuk mengetahui sifat-sifat fisik
dan sifat-sifat mekanisnya. Selain itu juga untuk mendapatkan gambaran
lapisan tanah berdasarkan jenis dan warna tanah melalui pengamatan secara
visual.
2. Dasar teori
Contoh tanah asli dapat di peroleh dengan menggunakan tabung sampel
(tube samples), tabung belah (spoon samples), ataupun yang berbentuk kubus
(block samples). Terdapat dua cara pengambilan contoh tanah, yaitu melalui
pembuatan sumur uji serta pengambilan contoh tanah melalui pemboran
dalam dengan menggunakan mesin. Pada percobaan ini melakukan
pengambilan sampel menggunakan bor yang di gerakkan pakai tangan.
3. Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan pengambilan
sampel dengan handboring ini adalah sebagai berikut :
1. Peralatan bor yang terdiri dari :
 Kop tumbukan.
 Rod (stang bor).
 Stick apparat (pengunci tabung sample).
 Handle (alat pemutar).
 Auger (mata bor).
 dan lain-lain.
2. Tabung sample berupa tabung silinder yang panjang 50 cm, ujung dari
tabung meruncing dengan Ø = 6,8 cm.
3. Kunci pipa paling sedikit 2 buah, untuk memasang atau membuka stick
apparat atau sambungan stang bor.
4. Palu sebagai alat pemukul agar tabung alat dapat masuk ke dalam tanah
waktu akan mengambil sample.
5. Kotak sample tanah terganggu.

4. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dari percobaan pengambilan sample dengan
handboring ini adalah sebagai berikut :
1. Pemasangan mata bor pada stang bor dan pada bagian pipa batang
pemutar handle tersebut.
2. Pemboran dilakukan dengan memutar dan menekan stang bor tepat tegak
lurus dan putaran searah jarum jam.
3. Setiap kedalaman 20 cm bor dicabut, tanahnya dibuang dan diteliti serta
dicatat mengenai warna dan jenis tanahnya.
4. Setelah kedalaman 0,50 meter, mata bor dilepas dan diganti dengan stick
apparat kemudian dipasang tabung untuk pengambilan sample tanah.
5. Kop stang bor dipukul dengan diusahakan tetap tegak.
6. Setelah tabung diperkirakan penuh, stang bor diputar dua putaran untuk
mematahkan contoh tanah pada bagian dasarnya.
7. Pengeboran dilanjutkan kembali setelah tabung silinder diganti dengan
mata bor.
8. Dalam percobaan kali ini sampel diambil pada kedalaman 1 meter.
9. Pada setiap ujung tabung, tanah dibuang ± 3 cm , kemudian diberi lilin.
Gambar 2.1 Peralatan Hand Boring

Gambar 2.2 Peralatan Hand Boring


3.2 PEMERIKSAAN KADAR AIR (WATER CONTENT)
1. Landasan teori
Kadar air tanah ialah perbandingan antara berat air yang terkandung
dalam tanah dengan berat kering tanah tersebut. Kadar air ditentukan
dengan menggunakan rumus :
Ww
W = Ws x 100%
Dimana :
Ww = berat air (weight of water)
Ws = berat butir tanah (weight or soil)

2. Peralatan
1. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110  5)oC.
2. Cawan kedap udara dan tidak berkarat, dengan ukuran yang cukup.
Cawan dapat terbuat dari gelas atau logam misalnya alumunium.
3. Neraca.
a. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram.
b. Neraca dengan ketelitian 0,1 gram
c. Neraca dengan ketelitian 1 gram.

3. Pelaksanaan / Langkah Kerja


1. Benda uji yang mewakili tanah yang diperiksa ditempat dalam cawan
yang bersih, kering dan diketahui beratnya.
2. Cawan dan isinya kemudian ditimbang dan beratnya dicatat.
3. Tutup cawan, kemudian dibuka dan cawan ditempatkan di oven atau
pengerin lainnya paling sedikit 4 jam (untuk oven) atau sampai beratnya
mencapai konstan.
4. Cawan ditutup kemudian didinginkan dalam desikator.
5. Setelah dingin ditimbang dan beratnya dicatat.
4. Data Pengamatan dan Perhitungan
Kadar air dapat dihitung seperti berikut :
Berat cawan + tanah basah ………………… = W1
Berat cawan + tanah kering ………………… = W2
Berat cawan kosong ………………… = W3
Berat air ………………… = (W1 – W2)
Berat tanah kering ………………… = (W2 – W3)
W 1−W 2
x 100 %
Kadar air …………………… = W 2−W 3

Catatan
Jika terdapat oven pengering, maka pelaksanaan pengeringan dapat dilakukan
dengan cara :
1. Jika benda uji yang akan diperiksa kadar airnya tidak mengandung bahan
organic atau bahan yang mudah terbakar, maka pengeringan dapat
dilakukan diatas kompor atau dibakar langsung setelah disiram dengan
spirtus.
2. Penimbangan dan pengeringan dilakukan berulang-ulang, sehingga
setelah 3 kali penimbangan terakhir telah tercapai berat yang konstan.
3. Jika benda yang akan diperiksa mengandung bahan yang udah terbakar,
maka tidak boleh dilakukan pengeringan dengan cara dibakar dengan
spirtus, tapi harus dikeringkan dengan kompor pada temperature tidak
lebih 600C.
3.3 BERAT JENIS TANAH
1. Landasan teori
Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat isi butir tanah
dengan berat isi air. Berat isi tanah merupakan perbandingan antara berat
butir tanah dengan volume butir tanah. Sedangkan berat isi air adalah
perbandingan antara berat air dengan volume air, sehingga berat jenis tanah
didefinisikan sebagai perbandingan berat butir tanah dengan berat air suling
pada suhu tertentu.

2. Peralatan
1. Picnometer 100 ml.
2. Oven.
3. Neraca 0,01 gram.
4. Saringan 2mm.
5. Sprayer.
6. Hot plate.

3. Pelaksanaan / Langkah Kerja


1. Bersihkan picnometer yang akan digunakan dan timbang picnometer (w1).
2. Siapkan 50 gram benda uji yang lolos dari saringan 2 mm dan masukkan
benda uji ke dalam picnometer kemudian ditimbang untuk di cek (w2).
3. Tambahkan air suling ke dalam picnometer sehingga benda uji terendam.
4. Didihkan picnometer dengan hot plate hingga keluar gelembung udara.
5. Tambahkan air sedikit demi sedikit sampai mencapai leher picnometer dan
didihkan kembali.
6. Diamkan picnometer sampai suhu konstan.
7. Bersihkan dan keringkan bagian luar picnometer, kemuadian timbang
picnometer + tanah + air (w3).
8. Cuci picnometer sampai bersih dan isi dengan air suling sampai mencapai
leher picnometer. Timbang berat picnometer + air (w4).
4. Data pengamatan dan perhitungan
Perhitungan berat jenis dengan rumus :
w2 −w 1
GS = ( w 4 −w1 )−( w3 −w 2 )
.Dimana :
w1 = berat picnometer (gr)
w2 = berat picnometer + tanah (gr)
w3 = berat picnometer + tanah + air (gr)
w4 = berat picnometer + air (gr)

3.4 Analisa Saringan


Analisis ayakan (sieve analisis) adalah suatu percobaan menyaring
contoh. atau partikel berdiameter ≥ 0,075 mm. ukuran (Hanafiah,2010).
adalah deskripsi mengenai tanah yang agak longsor. Analisis ayakan dipakai
untuk menentukan gradasi agregat. Analisis ayakan menggunakan
serangkaian ukuran ayakan dari yang besar sampai yang kecil.
Sejumlah sample yang mewakili sample tertentu ditimbang dan ditaruh
diatas ayakan dengan ukuran tertentu, ayakan disusun berdasarkan ukuran,
ukuran yang besar ditempatkan pada bagian atas dan pada bagian paling
bawah ditempatkan pan (wadah) sebagai tempat penerimaan/penampungan
terakhir.
a. Langkah-langkah Kegiatan, rumus dan formulir
1. Mengeringkan contoh tanah yang akan ditest di dalam oven. Apabila tanah
tersebut mempunyai ukuran butir terbesar = 4,75 mm (ayakan no 4), berat
contoh tanah yang ditest harus sebanyak 500 gram; sedangkan apabila ukuran
butir terbesarnya adalah lebih besar dari 4,75 mm, berta contoh tanah yang
ditest harus lebih dari 500 gram
2. Memecahkan gumpalan tanah dengan menggunakan penumbuk berujung
karet hingga butir-butir tanah terpisah satu sama lain. Perlu diperhatikan
disini bahwa butir-butir tanah tidak boleh pecah selama penumbukan
(diameter butiran tanah tidak boleh bertambah kecil).
3. Menentukan berat tanah yang akan ditest, (W1)
4. Menyusun rangkaian ayakan-ayakan yang diperlukan berdasarkan urutan
nomornya. Ayakan dengan ukuran lubang besar diletakan diatas ayakan
dengan ukuran lubang lebih kecil. Ayakan nomor 200 diletakan paling
bawah; lengser (pan) diletakan di bawah ayakan no 200. untuk standart
analisa ayakan; ayakan-ayakan yang digunakan adalah no 4, 10, 20, 40, 60,
140, dan 200, kalau ayakan dengan no lain ingin di tambahkan ayakan
tersebut dapat disisipkan diantara ayakan-ayakan yang telah disusun
berdasarkan no urutnya.
5. Meletakan semua contoh tanah yang telah disisipkan pada langkah no 3
didalam ayakan yang diletakan paling atas dari susunan ayakan yang telah
disisipkan pada langkah no 4.
6. Menutup ayakan yang telah diisi dengan contoh tanah (pada langkah no 5).
7. Dengan menggunakan mesin pengguncang, guncang susunan ayakan
berdasarkan contoh tanahnya selama 10 menit sampai dengan 15 menit.
8. Menghentikan mesin pengguncang dan ambil susunan ayakan beserta contoh
tanah yang diayak dari mesin pengguncang.
9. Menentukan berat dari contoh tanah yang tertahan pada masing-masing
ayakan dan pada lengser.
10. Kalau contoh tanah yang tertahan pada ayakan no 200 cukup banyak, maka
tanah yang tertahan pada ayakan tersebut harus dicuci dengan air. Pencucian
dari tanah tersebut bisa dilakukan dengan mengalirkan air kran kedalam
ayakan no 200 tersebut. Kalau air yang melalui ayakan (air bekas ayakan)
sudah cukup bening atau bersih, pencucian contoh tanah yang tertahan diatas
ayakan kedalam mangkok dengan cara mengalirkan air melalui bagian bawah
dari ayakan. Contoh tanah yang telah ditaruh didalam mangkok kemudian
dikeringkan kedalam oven. Tentukan berat tanah yang telah dikeringkan
didalam oven; perbedaan berat antar tanah yang sudah dioven dan tanah yang
tertahan diatas ayakan no 200 sebelum dicuci adalah berat tanah lolos lewat
ayakan no 200.
b. Peralatan & Bahan
1. Ayakan tidak berlubang (lengser) yang diletakan pada urutan paling
bawah dari susunan ayakan, tutup ayakan dan sejumlah ayakan dari
ayakan no 4 (paling besar) sampai ayakan no 200 (paling kecil)
2. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
3. Mangkok keramik yang tebal
4. Penumbuk yang mempunyai ujung dari karet.
5. Oven
6. Mesin pengguncang ayakan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Hand Boring Soil


Berdasarkan penilaian visual, secara umum jenis tanah yang
diamati adalah lanau. Hal ini didasarkan pada butir-butirnya yang tidak
tampak oleh mata telanjang dan permukaannya agak kasar, dan ketika sampel
tanah dipilih di tangan patah-patah. Selain itu sampel tanah juga terasa agak
lunak.
a. Hasil Perhitungan
Lokasi : Jl. Ikan Tongkol RT 03 RW 01, Kertosari
Kecamatan Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi
Tanggal Praktikum : 10 Juli 2023
Kelompok :3
Waktu : 09.00 Wib
Tabel 4.1 Jenis Tanah Titik Sampel 1
Deskripsi

Kedalaman (m) Kolom Tanah Jenis


Warna Plastisitas Tekstur
Tanah
0,2 Coklat Tua Ya Gembur Humus
0,4 Coklat Tua Ya Gembur Humus
0,6 Coklat Ya Lembek Lanau
0,8 Coklat Muda Ya Lembek Clay
1 Coklat Muda Ya Lembek Clay
b. Foto Kegiatan
No Foto Keterangan

4.1 Gambar Pengambilan


1 Sampel Tanah Hand
Boring

4.2 Gambar Pengambilan


2 Sampel Tanah Hand
Boring

4.3 Gambar Pengambilan


3 Sampel Tanah Hand
Boring
4.2 KADAR AIR (WATER CONTENT)
a. Hasil Dan Pembahasan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui kadar air tanah, dimana
kadar air adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah
dengan berat tanah tersebut dalam persen.
Pemeriksaan Kadar Air Tanah
Lokasi : Sobo
Fakultas : Teknik Sipil
Universitas : 17 Agustus 1945 Banyuwangi
No. Contoh : Titik Sampel 3
Tanggal : 11 Juli 2023
Dikerjakan : Kelompok 3
Tabel 4.2 Pemeriksaan Kadar Air Tanah

Nomor Contoh Sat. 80 cm 100 cm

A Berat Cawan + Tanah Basah Gr. 340 340

B Berat Cawan + Tanah Kering Gr. 290 287

C Berat Cawan Gr. 40 40

D Berat Air (A – B ) Gr 50 53

E Berat Tanah Kering ( B – C ) Gr. 250 247

( A−B)
F Kadar Air × 100 % % 20 % 21,4 %
( B−C)

Kadar Air Rata – Rata % 20,7 %


b. Foto Kegiatan

Keterangan
No Foto

4.4 Gambar Penimbangan Berat


1 Tanah Basah

2 4.5 Gambar Tanah Kering

3 4.6 Gambar Pengeringan Tanah


dengan Oven
4.3 BERAT JENIS TANAH
c. Pembahasan
Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat isi butir tanah
dengan berat isi air. Berat isi tanah merupakan perbandingan antara berat
butir tanah dengan volume butir tanah. Sedangkan berat isi air adalah
perbandingan antara berat air dengan volume air, sehingga berat jenis tanah
didefinisikan sebagai perbandingan berat butir tanah dengan berat air suling
pada suhu tertentu.
Pemeriksaan Berat Jenis Tanah
Lokasi : Sobo
Fakultas : Teknik Sipil
Universitas : 17 Agustus 1945 Banyuwangi
No. Contoh : Titik Sampel 3
Tanggal : 11 Juli 2023
Dikerjakan : Kelompok 3
Tabel 4.3 Pemeriksaan Berat Jenis Tanah Titik Sampel 3

No. URAIAN Keterangan

1 Nomor Piknometer A ( gr ) B ( gr )
2 Berat Piknometer ( W1) 32,3 34,4
3 Berat Piknometer + Tanah (W2) 70 55
4 Berat Piknometer + Tanah + Air (W3) 130 136
5 Temperatur (℃ ) 30 30
6 Berat Tanah (WT = W2 - W1) 37,7 20,6
7 Berat Piknometer + Air Pada 30℃
130,5 135,5
(W4)
8 W5 = W2 – W1 + W4 168,2 156,1
9 Volume Tanah (W5 – W3) 38,2 20,1
10 WT
Berat Jenis Tanah = 0,987 1,02
W 5−W 3
11 Berat Jenis Tanah Rata Rata 1,005
d. Foto Kegiatan

No Foto Keterangan

4.7 Gambar Uji Berat


1 Jenis

4.8 Gambar Penimbangan


Berat Jenis
2

3
4.9 Gambar Penimbangan
Berat Jenis
3.4 ANALISA SARINGAN
a. Pembahasan
Analisis ayakan (sieve analisis) adalah suatu percobaan menyaring
contoh. atau partikel berdiameter ≥ 0,075 mm. ukuran (Hanafiah,2010).
adalah deskripsi mengenai tanah yang agak longsor. Analisis ayakan dipakai
untuk menentukan gradasi agregat. Analisis ayakan menggunakan
serangkaian ukuran ayakan dari yang besar sampai yang kecil.
Pemeriksaan Analisa Saringan
Lokasi : Sobo
Fakultas : Teknik Sipil
Universitas : 17 Agustus 1945 Banyuwangi
No. Contoh : Titik Sampel 3
Tanggal : 11 Juli 2023
Dikerjakan : Kelompok 3
1. Kedalaman 60 cm
Tabel 4.4 Pemeriksaan Berat Jenis Tanah Titik Sampel 3
Agregrat Halus
Ayakan Tertinggal Komulatif
Nomor mm Gram Prosentasi Tertahan Lolos
2" 0 0.00 0.00 100.00
1" 0 0.00 0.00 100.00
3/8" 0.005 2.70 2.70 97.30
4 0.035 18.92 21.62 78.38
10 0.06 32.43 54.05 45.95
40 0.045 24.32 78.38 21.62
200 0.025 13.51 91.89 8.11
PAN 0.015 8.11 100.00 0.00
Jumlah 0.185 100.00
Modulus Kehalusan (FM) 3.48648649

Grafik Analisa Saringan Agregat Halus Zona 1


100 Batas
Bawah
90
Batas
80 Atas
an (%)

70
s (%)

Lolos
50

Jumlah Butiran

Jumlah Butiran Te
40
30
20
10
0
Pan 200 40 10 4 3/8 1 2
No. Saringan

Grafik 4.1 Grafik Analisa Saringan Kedalaman Tanah 60 cm

2. Kedalaman Tanah 80 cm

Agregrat Halus
Ayakan Tertinggal Komulatif
Gra
Nomor mm Prosentasi Tertahan Lolos
m
2" 0 0.00 0.00 100.00
1" 0 0.00 0.00 100.00
3/8" 0.01 5.71 5.71 94.29
4 0.05 28.57 34.29 65.71
10 0.055 31.43 65.71 34.29
40 0.04 22.86 88.57 11.43
200 0.015 8.57 97.14 2.86
PAN 0.005 2.86 100.00 0.00
Jumlah 0.175 100.00
Modulus Kehalusan
3.91428571
(FM)

Grafik Analisa Saringan Agregat Halus Zona 1


100
Batas
90 Bawah
80
ahan (%)

Batas
los (%)

70
Atas
50 Lolos

Jumlah Butira

Jumlah Butiran
saring
40 an
30
20
10
0
Pan 200 40 10 4 3/8 1 2
No. Saringan

Grafik 4.2 Grafik Analisa Saringan Kedalaman Tanah 80 cm

3. Kedalaman Tanah 100 cm


Agregrat Halus
Ayakan Tertinggal Komulatif
Nomor mm Gram Prosentasi Tertahan Lolos
2" 0 0.00 0.00 100.00
1" 0 0.00 0.00 100.00
3/8" 0 0.00 0.00 100.00
4 0.025 15.63 15.63 84.38
10 0.055 34.38 50.00 50.00
40 0.055 34.38 84.38 15.63
200 0.02 12.50 96.88 3.13
PAN 0.005 3.13 100.00 0.00
Jumlah 0.16 100.00
Modulus Kehalusan (FM) 3.46875

Grafik Analisa Saringan Agregat Halus Zona 1


100
Batas
90 Bawah

80
Batas
70 Atas
(%)

)
saringa

Jumlah Butiran Tertah


50

Jumlah Butiran
n
40
30
20
10
0
Pan 200 40 10 4 3/8 1 2
No. Saringan

Grafik 4.3 Grafik Analisa Saringan Kedalaman Tanah 100 cm

b. Foto Kegiatan
No Foto Keterangan
1

4.10 Gambar Uji Analisa


Saringan

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari Pratikum Mekanika Tanah ini
didadapatkan data hasil nilai dari beberapa kegiatan yang dilakukan sebagai
berikut dibawah ini :
Hasil dari pratikum dari hand boring soil mendaptakan nilai dari ke 3
zona mempunyai kesamaan karena lokasi yang berdekatan, maka hasil
tersebut adalah :
1. Pada kedalaman 0,2 m bewarna coklat tua, dengan tekstur gembur dan
jenis tanah humus.
2. Pada kedalaman 0,4 m bewarna coklat tua, dengan tekstur gembur dan
jenis tanah humus.
3. Pada kedalaman 0,6 m bewarna coklat, dengan tekstur lembek dan jenis
tanah lanau.
4. Pada kedalaman 0,8 m bewarna coklat muda, dengan tekstur lembek dan
jenis tanah clay.
5. Pada kedalaman 1 m bewarna coklat muda, dengan tekstur lembek dan
jenis tanah clay.
Dari pengujian kadar air pada tanah yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa kadar air rata-rata pada sampel tanah adalah pada titik 3
pada kedalaman 80 cm = 20%, pada kedalaman 1 m 21,4 dengan rata-rata
kadar air adalah 20,7 %, Hal ini menunjukan bahwa kadar air dari sampel
tanah cukup rendah. Kemudian pada pengujian berat jenis pada sampel tanah
gr
titik 3 menunjukkan hasil pada kedalaman 80 cm sebesar 0,987 dan
cm3
gr
pada kedalaman 1 m sebesar 1,02 , dengan rata-rata berat jenis sebesar
cm3
gr
1,005 . Hasil dari Analisa ayakan sejumlah sample yang mewakili
cm3
sample tertentu ditimbang dan ditaruh diatas ayakan dengan ukuran tertentu,
ayakan disusun berdasarkan ukuran, ukuran yang besar ditempatkan pada
bagian atas dan pada bagian paling bawah ditempatkan pan (wadah) sebagai
tempat penerimaan/penampungan terakhir dan didadaptkan hasil dari titik ke
3 zona memenuhi Zona 1 sesuai dengan tabel gradasi Agregat Halus SNI 03-
2834-2000 dan ASTM C-33.

Anda mungkin juga menyukai