UNIVERSITAS PAKUAN
LABORATORIUM
MEKANIKA TANAH-
BETON
Jalan Pakuan P.O. Box. 452 BOGOR Hp. 08567170516, Telp./fax. (0251)314136, 311007
MODUL
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2023
i
LEMBAR PENGESAHAN
MODUL PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
Nama : ...........................................................................................................
NPM : ...........................................................................................................
Kelompok : ...........................................................................................................
2..........................................................................................................
3..........................................................................................................
4..........................................................................................................
5..........................................................................................................
6..........................................................................................................
7..........................................................................................................
Kelas : ...........................................................................................................
Semester : ...........................................................................................................
Nilai : ...........................................................................................................
Bogor,.......................................
Menyetujui,
Mengetahui,
Koordinator Laboratorium Teknik Sipil
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan Modul Praktikum Mekanika Tanah I
Modul ini disusun dalam memenuhi kebutuhan akan buku pegangan bagi
mahasiswa dalam melaksanakan Praktikum Mekanika Tanah I di laboratorium Mekanika
Tanah – Beton, Program Studi Teknik Sipil Universitas Pakuan Bogor yang merupakan
pengembangan dari Modul terdahulu.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih dan rasa hormat yang
setinggi-tinggi nya kepada semua pihak yang telah membantu didalam penyusunan Modul
Praktikum Mekanika Tanah I ini baik secara langsung maupun tidak langsung, diantaranya :
1. Budi Arief, Ir., MT. Sebagai Ketua Program Studi Teknik Sipil.
2. Heny Purwanti, ST., MT. Sebagai Sekretaris Program Studi Teknik Sipil.
3. Budiono, Ir., MT. Sebagai Kepala Laboratorium Mekanika Tanah – Beton.
4. Hikmad Lukman, Ir., MT. Sebagai Dosen Mekanika Tanah.
5. Staff Laboratorium Mekanika Tanah – Beton.
6. Rekan-rekan Asisten Mekanika Tanah terdahulu serta Mahasiswa Program
Studi Teknik Sipil Universitas Pakuan Bogor.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penyusun
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I HAND BORING AND SAMPLING
BAB II INDEKS PROPERTIS
II.1 WATER CONTENT (KADAR AIR)
II.2 VOLUMETRIC WEIGHT (BERAT VOLUME)
II.3 SPECIFIC GRAVITY
BAB III ATTERBERG LIMIT
BAB IV DIRECT SHEAR (GESER LANGSUNG)
BAB V UNCONFINED COMPRESSION TEST
BAB VI COMPACTION TEST (KOMPAKSI)
BAB VII CALIFORNIA BEARING RATIO (CBR LAB)
BAB VIII TRIAXIAL TEST
i
BAB I
• Satu bor sekrup yang terdiri dari kepala bor, mata bor danstang bor.
• Pipa-pipa penyambung ulir.
• Kunci alat dan pemutar.
• Tabung silinder yang berdinding tipis tetapi cukup kuat melawan tahanan
tanah sehingga tidak menekuk.
• Ujung silinder meruncing, sedang ujung lain terdapat ring penahan.
• Dipakai palu besi ( hammer ) untuk menekan bor masuk kedalam tanah, ( cat :
akan lebih banyak penekanannya jika dilakukan secara statis ).
a. Penentuan titik yang akan diselidiki berada disekitar titik sondir dengan jarak
1.5 meter dari titik sondir.
b. Lokasi pengeboran dibersihkan dari akar-akar dan tumbuhan.
c. Untuk memudahkan pekerjaan, maka pertama kali dapat dilakukan penggalian
dengan linggis.
d. Pemutar bor dan pipa dipasang pada bor.
e. Kemudian pengeboran dapat dilakukan.
Laboratorium Mekanika Tanah dan Beton
Program studi teknik Sipil
Universitas Pakuan
Bogor
i
a. Jika tanah dalm tabung terlalu penuh, maka tanah dalam tabung diambil
sedikit, kemudian ditutup dengan lilin atau plastik untuk menjaga kondisi
kadar air yang ada didalamnya.
b. Tabung –tabung contoh tanah diberi kode untuk menyatakan kedalaman
contoh tanah tersebut,
0,00
0,20
Coklat Tua
0,40 36,79
0,60
0,80
1,20
1,40
1,80
0,00
0,20
0,40
0,60
0,80
1,00
1,20
1,40
1,60
1,80
2,00
2,20
2,40
BAB II
INDEKS PROPERTIS
C. Prinsip Percobaan
1. Persiapan.
• Contoh tanah diambil dari hasil pelaksanaan Hand Boring and Sampling yang
telah dimasukin kedalam kantong plastik.
• Siapkan dan bersihkan container.
• Siapkan timbangan dengan ketelitian 0.01 gram.
• Siapkan ruang dalam oven untuk penempatan contoh tanah.
2. Prosedur Percobaan
• Timbang container dalam keadaan kosong, kering dan bersih, catat dari beri
kode misal A1, berat ( W1 ).
• Masukan tanah asli kedalam container dan ditimbang kembali dan catat misal
kode A1, berat ( W2 ).
• Masukan container berisi tanah tadi kedalam oven, hidupkan oven selama 24
jam pada suhu 110 5⁰ C.
• Timbanglah kembali tanah dan container yang telah dioven tadi misal A1 (
W3 ).
D. Contoh Laporan.
WATER CONTENT
MATERIAL : SOIL Bore Hole BH – 1
Date
Team Work : Kelompok 1 Date Started
Finished
Check by : Hikmad Lukman, Ir., MT.
04-Nov-15 14-Nov-15
Approv : Budiono, Ir., MT.
Rumus :
Water Weight W4 = W3 – W2
Dry Soil Weight W5 = W3 – W1
W4
Water Content ω = W5 × 100%
WATER CONTENT
MATERIAL : SOIL Bore Hole
Date
Team Work : Date Started
Finished
Check by :
Approv :
F. Lembar Asistensi
D. Prinsip Percobaan
1. Persiapan.
• Contoh tanah diambil dari hasil pelaksanaan Hand Boring and Sampling
pada kedalaman tertentu.
• Siapkan dan bersihkan alat yang akan dipakai..
2. Prosedur Percobaan
• Timbang ring yang sudah dibersihkan, diberi kode misal A1, berat W1.
• Pasang tabung pada alat untuk mengeluarkan contoh tanah kemudian
dikencangkan agar tidak berubah kedudukannya.
• Keluarkan sedikit tanah pada ujungnya dan diratakan dengan pisau.
• Cetak tanah dengan menggunakan ring yang sudah diberi kode dan
ditimbang tadi, kemudian bersihkan dan ratakan kelebihan tanah pada ring.
• Timbang ring dan tanah diberi kode misal A1 dan W2.
• Keluarkan tanah secara hati-hati dari dalam ring, usahakan tidak ada yang
tertinggal, kemudian ditimbang diberi kode misal A1, berat W3.
• Bersihkan ring kembali kemudian diukur untuk mencari volume dari ring
tersebut, diberi kode misal A1, Volume V1.
• Lakukan percobaan ini beberapa kali untuk masing-masing contoh tanah,
minimal 2 contoh tanah dari masing-masing tabung.
E. Contoh Laporan.
VOLUMETRIC WEIGHT
MATERIAL : SOIL Bore Hole BH – 1
No Kode Sample A1 A2 A3
Explaination
:
Rumus :
Berat tanah, ( gram ) W4 = W2 – W1
Berat isi tanah keluaran (gram/ cm³) δ1 = W3 / V
Berat tanah asli (gram/ cm³) δ2 = W4 /V
W4–W3
Kehilangan Berat Setelah Dikeluarkan ( % ) =
W3 × 100%
VOLUMETRIC WEIGHT
MATERIAL : SOIL Bore Hole BH – 1
No Kode Sample A1 A2 A3
Explaination
:
G. Lembar Asistensi
D. Kalibrasi Percobaan
• Timbang Pycnometer dalam keadaan bersih dan kering ( W1 ).
• Isi pycnometer dengan air suling dalam suhu ruangan, kemudian timbang ( W2
) dan ukur suhu air tersebut ( T ).
Wt = k x ( W2 – W1 ) + W1
Dimana,
Wt = berat Pycnometer dan air pada suhu t.
W1 = berat pycnometer
W2 = berat pycnometer dan air pada suhu ta.
K = perbandingan kerapatan air pada suhu standar dibanding kerapatan.
T = air pada suhu tertentu ( suhu ruang ).
E. Prosedur Percobaan
• Siapkan benda uji yang lolos saringan no. 40 lalu keringkan dalam oven pada
suhu 110 5⁰ C selama 24 jam.
• Cuci pycnometer dengan air suling lalu keringkan.
• Timbang pycnometer yang telah di keringkan ( W1 ).
• Masukan benda uji kedalam pycnometer 25 gram, lalu timbang ( W2 ).
F. Contoh Laporan.
IDENTIFICATION
1 1 2
PYCNOMETER
2 WEIGHT OF PYCNOMETER + SAMPLE A 81,0 81,0
3 WEIGHT OF PYCNOMETER B 50,0 51,0
4 WEIGHT OF SAMPLE C=A– 31,0 30,0
B
5 TEMPERATURE
WEIGHT OF PYCNOMETER + WATER +
6 D 169,1 167,2
SAMPLE
7 WEIGHT OF PYCNOMETER + WATER E 157,2 155,7
SPECIFIC GRAVITY OF
8 F
WATER
CxF
9 SPECIFIC GRAVITY OF SOIL 1,623 1,622
C-D+E
10 AVERAGE 1,622
EXPLAINATION :
Rumus :
𝐴–𝐵
Berat jenis ( Gs ) =
( ( 𝐸−𝐵 ))−( 𝐷−𝐵 ))
F = Specific Gravity
Laboratorium Mekanika Tanah dan Beton
Program studi teknik Sipil
Universitas Pakuan
Bogor
i
IDENTIFICATION
1 1 2
PYCNOMETER
2 WEIGHT OF PYCNOMETER + SAMPLE A
3 WEIGHT OF PYCNOMETER B
4 WEIGHT OF SAMPLE C=A–
B
5 TEMPERATURE
WEIGHT OF PYCNOMETER + WATER +
6 D
SAMPLE
7 WEIGHT OF PYCNOMETER + WATER E
SPECIFIC GRAVITY OF
8 F
WATER
CxF
9 SPECIFIC GRAVITY OF SOIL
C–D+E
10 AVERAGE
EXPLAINATION :
H. Lembar Asistensi
BAB III
ATTERBERG LIMIT
Untuk menentukan angka-angka konsistensi atterberg yaitu batas cair, batas plastis,
dan batas susut. Dari data-data tersebut kita dapat mengetahui sifat-sifat fisik dari tanah
berbutir halus dalam berbagai kadar air, dengann menggunakan cassagrande platicity chart
dapat ditentukan sifat-sifat kemampatan tanah tersebut. Juga dapat diketahui pula apakah
tanah tersebut mengandung bahan-bahan organik atau tidak.
A. Liquid Limit
• Liquid Limit Device
• Cassagrande Grooving Tool
• Timbangan
• Oven
• Container
• Plat kaca
• Pisau pengaduk
• Saringan no. 20 ASTM
B. Plastic Limit
• Plat kaca
• Container
• Oven
• Saringan no. 20 ASTM
ATTERBERG LIMIT
Bore
MATERIAL : SOIL BH-1
Hole
CONSISTENCY
PLASTIC LIMIT LIQUID LOIMIT
TEST
TRIAL NUMBER 1 2 1 2 3 4
CONTAINER NUMBER 1 2 3 4 5 6
NUMBER OF
BLOW 11 18 29 41
WT.SAMPLE + CONTAINER WET. 33,00 37,00 28,00 34,00 37,00 32,00
WT.SAMPLE + CONTAINER DRY 25,00 28,00 18,00 23,00 26,00 23,00
WEIGHT CONTAINER 8,00 8,00 3,00 3,00 3,00 3,00
WEIGHT OF
8,00 9,00 10,00 11,00 11,00 9,00
WATER
WT. OF DRY
17,00 20,00 15,00 20,00 23,00 20,00
SOIL
WATER
47,06 45,00 66,67 55,00 47,83 45,00
CONTENT
70 FLOW CURVE
60
50
WATER CONTENT ( % )
40
30
20
10
0
1 10F 25 100
NUMBER O
BLOW
TEST RESULT SOIL CLASIFICATION
LL PL PI Organic clays of medium to high plasticity, organic silts and
Inorganic silts, micaceous or diatomaceous fine sandy or silty soils,
53,62 46,03 7,59 elastic silts
Oven
i
DOKUMENTASI PADA SAAT PRAKTIKUM
BAB IV
DIRECT SHEAR
IV.1. Maksud dan Tujuan Percobaan
Pecobaan ini dimaksudkan mencari besarnya parameter tanah yaitu kohesi ( c ) dan sudut geser ( ϕ )
dengan menyelidiki secara langsung.
• Persiapkan pesawat Direct Shear, benda uji dan bahan lainnya sebelum percobaan dimulai.
• Pasang batu pori pada bagian bawah slinder pada alat Direct Shear.
• Masukan benda uji kedalam slinder pada alat Direct Shear dengan cara menekan pelan.
• Pasang batu pori pada bagian atas benda uji, lalu letakan pada alat Direct Shear,
• Pasang alat sebagaimana mestinya dan letakan beban 4 kg untuk benda uji yang pertama.
• Lakukan pemeriksaan, pada awal pembacaan proving ring harus dimulai pada angka 0 dan sesuaikan
dengan pembacaan waktu stopwatch.
• Lakukan percobaan dengan cara memutar stang alat pada Direct Shear sesuai dengan arah jarum jam
dengan kecepatan yang konstan.
• Baca pembacaan proving ring setiap 15 detik sampai tanah tergeser telah mencapai batas maksimum.
• Ulangi prosedur diatas untuk beban 8 kg dan 12 kg.
0,60
SHEAR TENSION (Kg/Cm2)
0,50
0,40
0,30
0,20
0,10
0,00
0 0,1 0,2 0,3 0,4
NORMAL TENSION (Kg/Cm2)
Data
Team Work : Yugha, Yadi, Bambang Date Started
Finished
Tested by : Akhmad Didit F
Check by : Hikmad Lukman, Ir., MT. 12-Jan-16 20-Jan-16
: Budiono, Ir., MT.
Approv
Load, L T G
T² TxG
( kg ) ( kg/cm² ) ( kg/cm² )
4 0,1206 0,291 0,0145 0,035
8 0,2412 0,325 0,0582 0,078
12 0,3618 0,377 0,1309 0,137
Σ 0,7236 0,994 0,2036 0,250
Penjelasan Perhitungan :
Load ( L )
Normal Tension = AS
උ( 3 x Z ( T x G ))–( Z ( G ) x Z ( T ))]
Φ ( sudut geser tanah ) = 𝑎𝑟𝑐 𝑡𝑔 { }
[( 3 x Z ( T2))–( Z T )2]
Φ = C = Kg/cm2
BAB V
UNCONFINED COMPRESSION TEST
(UJI KEKUATAN TEKAN BEBAS)
PB-0114-76
(AASHTO T-208-70)
(AASHTO D-2166-66)
V.1 Maksud dan Tujuan Percobaan
Yang dimaksud dengan kekuatan bebas adalah besarnya beban persatuan luas pada saat
benda uji mengalami keruntuhan.
• Tanah dikeluarkan dari tabung 1-2 cm dengan extruder, kemudian dipotong dengan pisau
kawat dan ratakan dengan pisau.
• Pasang alat pencetak benda uji didepan tabung tanah, keluarkan tanah dengan alat pengeluar
extruder sepanjang alat cetak, kemudian dipotong dengan pisau tipis tajam.
• Alat cetak yang berisi benda uji didirikan dengan ujung sebelah atas diratakan dengan pisau.
• Keluarkan benda uji dari alat cetak.
• Ambil beberapa sampel tanah atau benda uji untuk bisa membandingkan nilai ketelitian dari
hasil pelaksanaan percobaan tersebut dengan cara seperti diatas.
• Untuk menentukan berat volume optimum pada suatu kadar air optimum untuk suatu jenis
tanah apabila tanah tersebut mengalami pemadatan.
• Untuk menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan tanah sehingga dapat diketahui
kepadatan maksimum dan kadar air optimum.
• Mould
• Alat penumbuk
• Spayer disk sebagai alas mould
• Silinder atas
• Kertas alas
• Gelas pengukur
• Palu dan pahat
• Dongkrak hidrolik
• Pisau
• Container
• Timbangan
• Oven
• Diambil contoh tanah yang tidak asli sebanyak 40 kg kemudian dikeringkan dengan panas
matahari.
• Dari tanah ini diambil 25 kg untuk percobaan, yang diagi menjadi 5 bagian yang masing-
masing beratnya 5 kg.
• Masing-masing bagian ditambahkan dengan air yang berbeda, yaitu: 200 cc, 400 cc, 600 cc,
800 cc, 1000 cc.
• Masing-masing diaduk hingga merata kemudian didiamkan selama 24 jam untuk meratakan
kebasahannya.
• Tiap-tiap bagian dilakukan percobaan pemadatan sendiri-sendiri.
• Benda uji dimasukkan kedalam mould sedemikian rupa sehingga percobaan dilakukan 5 tahap.
• Setiap lapis ditumbuk sebanyak 55 kali, diusahakan setiap lapis setelah dipadatkan
memiliki ketebalan yang sama yaitu 2,5 cm.
• Setelah pemadatan selesai, mould dikeluarkan dari alat penumbuk kemudian silinder atas
dilepaskan, cara pelepasan silinder atas harus dilakukan dengan hati-hati agar permukaan
tanah masih diatas permukaan mould.
• Permukaan tanah diratakan dengan pisau sesuai dengan permukaan mould.
• Kemudian benda uji dikeluarkan dari mould dengan menggunakan pompa hidrolik dan tiap
bagian diambil untuk diperiksa kadar airnya.
• Pesawat penetrasi
• Mould CBR (Mould pada Modified AASHTO)
• Hammer
• Stopwatch
• Pahat
• Pisau
• Timbangan
• Saringan nomor 4
• Oven
• Diambil contoh tanah yang sama dengan Modified AASHTO sebanyak 3 takar
dengan masing-masing takaran diperkirakan 5kg kemudian disaring dengan saringan
nomor 4.
• Contoh tanah ini kemudian ditambahkan air sedemikian rupa, sehingga kadar air
mencapai optimum kemudian diaduk sampai merata.
• Untuk meratakan resapan air, maka contoh tanah ini didiamkan selama 24 jam.
• Kemudian masing-masing contoh tanah dimasukkan kedalam mould dan dipadatkan
dengan masing-masing pukulan 10 kali, 25 kali, dan 55 kali. Tumbukan dilakukan
bertahap yaitu dibagi menjadi 5 lapisan yang sama tebalnya.
• Setelah itu permukaan tanah diratakan sesuai dengan permukaan mould.
• Berat mould beserta isinya ditimbang hingga dapat ditentukan berat volume dari
masing-masing mould.
• Contoh tanah ini siap ditest dalam pesawat penetrasi.
TRIAXIAL TEST
VIII. 1. Maksud Percobaan
1. Bagian yang bersifat kohesi dan tergantung pada macam tanah dan
kepadatannya.
2. Bagian yang besifat gesekan (frictional) yang sebanding dengan
tegangan efektif yang bekerja pada bidang gesernya.
Oleh karena itu, kekuatan geser tanah dapat dinyatakan dengan rumus berikut :
𝑆 = 𝑐 + (𝜎 − 𝑢) tan ∅
Dimana :
Gaya Vertikal = K x M
Dimana :
Dimana :
𝜎₃ = Tegangan sel
KxM
𝜎1 ( ) + 𝜎3
A
Maka
𝜎1
— KxM
𝜎3 = A
Dimana :
𝜎1 − 𝜎3 = tegangan deviator
Untuk mengukur harga c dan ∅ digunakan lingkaran mohr yaitu cara grafis
untuk menentukan tegangan-tegangan yang bekerja pada suatu badan.
Dengan menggunakan kedua sampel didapat dua lingkaran Mohr. Garis
1. Ambil 3 sampel dari tabung. Cetak dengan alat pencetak sampel sehingga
berbentuk silinder dengan diameter 1,5” dan tinggi 3”.
2. Timbang masing-masing sampel dan cari berat satuan volumenya (= berat
sampel/volume sampel (86,875 cm3))
3. Reservoir harus penuh, tutup dahulu semua kran dan periksa semua sambungan
ke pesawat ukur tegangan air pori, bila terdapat gelembung-gelembung harus
dihilangkan karena akan mempengaruhi pengukuran air pori.
4. Buka klep-klep saluran yang menghubungkan alat triaxial dengan alat ukur
tegangan air pori, kemudian pasang batu pori pada alat triaxial.
5. Buka klep buret agar air dari buret masuk ke saluran menuju alat triaxial.
6. Tutup klep buret jika batu pori sudah jenuh air.
7. Pasang kertas saring diatas batu pori tersebut.
8. Masukkan membran karet ke dalam stetcher, kemudian jalankan pompa vacum
sehingga membran karet menempel pada dinding dalam stetcher.
9. Masukkan sampel ke dalam stetcher dan memmbran di selubungkan.
10. Letakkan silinder kaca diatas sampel dan letakkan butir penekan yang akan
meneruskan tekanan sampel diatas silinder kaca tersebut.
11. Pasang chamber, kencangkan baut, buka klep pada bagian atas chamber.
12. Isi chamber dengan air hingga penuh, sampai tegangannya sama dengan nol,
kemudian tutup klep.
13. Biarkan tanah berkonsolidasi dulu, dial gauge dan null indicator dinolkan dulu
dengan menyetel screw control sehingga tinggi air raksa pada buret tetap.
14. Tutup kran pengukur tekanan air pori.
15. Jlankan pesawat triaxial dengan menjalankan motor mesin sehingga sampel
mendapatkan tegangan vertikal dengan kecepatan penurunan sampai 2%.
16. Lakuakan pembacaan dial gauge dan tegangan air pori tiap menit dan air raksa
diatur agar tetap pada posisinya sampai terjadi keruntuhan, yaitu dial gauge
menunjukkan angka yang tetap.
17. Matikan mesin, null indikator di nolkan.
18. Buka kran reservior air dengan membuka klep bagian atas chamber, air akan
keluar dari chamber.
19. Buka chamber, kemudian keluarkan sampel tanah.
20. Keluarkan batu pori.
21. Lakukan percobaan pada ketiga sampel dan masing masing diberi tegangan sel
yang sudah ditentukan.