Anda di halaman 1dari 26

PENGARUH LUAS BUKAAN VENTILASI TERHADAP

PENGHAWAAN ALAMI DAN KUALITAS UDARA PADA


RUANG KELAS SMP SEKOLAH TERPADU PURNAMA 1

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk


Menyelesaikan Program Sarjana Terapan (Diploma IV) Politeknik Negeri
Pontianak

OLEH : Jihan Nabilah


NIM : 4201927064

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG


JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
2023
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunianyalah penulis dapat menyelesaikan proposal TUGAS AKHIR
tepat pada waktunya. Praktik Kerja Lapangan 2 merupakan salah satu mata
perkuliahaan di dalam kurikulum Program Studi Arsitektur Bangunan Gedung,
Jurusan Teknik Arsitektur, Politeknik Negeri Pontianak.
Selama proses penyusunan proposal ini, penulis banyak mendapat saran dan
masukan dari pihak-pihak lain yang membantu. Maka, melalui kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
menyususn laporan ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
sebesar-besarnya kepada Yang Terhormat :
1. Bapak Yudhiarma, S.T., M.T selaku Ketua Program Studi Arsitektur
Bangunan Gedung Jurusan Teknik Arsitektur Politeknik Negeri Pontianak.
2. Bapak Hery Prabowo selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia
memberikan waktu luang, arahan, dan bimbimbingannya kepada Penulis
dalam penulisan proposal tugas akhir ini.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun dan mengkaji
laporan ini. Apabila terdapat kekurangan dalam laporan ini, penyusun
mengharapkan kritikkan dan saran yang bermanfaat guna menyempurnakan
proposal tugas akhir ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca dan kita
semua, khususnya bagi Mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur.

Pontianak, 17 maret 2023


Mahasiswa

Jihan nabilah
4201927064

i
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
DAFTAR BAGAN ............................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... x
ABSTRAK ..............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan penelitian ................................................................................................ 2
1.4 Lokasi penelitian................................................................................................. 2
1.5 Metode Penelitian ............................................................................................... 3
BAB II DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 6
2.1 kondisi iklim tropis ........................................................................................... 6
2.2 sistem penghawaan alami .................................................................................. 7
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengkondisian Udara Dalam Bangunan ............ 13
2.4 Pengukuran Kecepatan Angin dan Temperatur Udara .................................... 15
BAB III TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 16
3.1 Alur penelitian ................................................................................................. 16
3.2 jadwal pelaksanaan penelitian .......................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA

ii
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 lokasi penelitian...................................................................................3


Gambar 1.2 gedung penelitian ................................................................................3
Gambar 2.1 desain bukaan ....................................................................................10
Gambar 2.2 perbedaandimensi ..............................................................................11
Gambar 2.3 tipe jendela ........................................................................................11

3
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 variabel penelitian ...................................................................................4
Tabel 1.2 karakteristik ruangan ..............................................................................5
Tabel 2.1efek kecepatan angin ..............................................................................12
Tabel 2.2 standart kebutuhan udara .....................................................................13
Tabel 3.1 jadwal pelaksanaan penelitian ...............................................................17

4
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 alur penelitian.........................................................................................9

5
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

ABSTRAK
PENGARUH LUAS BUKAAN VENTILASI TERHADAP PENGHAWAAN ALAMI DAN
KUALITAS UDARA PADA RUANG KELAS SMP SEKOLAH TERPADU PURNAMA 1,
Tugas akhir, Politeknik Negeri Pontianak, maret 2023.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kenyamanan
penghawaan alami, kualitas udara di masing-masing ruang kelas Gedung sekolah
terpadu, dan system ventilasi dari masing masing ruang kelas.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskritif. Penelitian dilaksankan
dengan mengukur kecepatan udara, kelembaban udara, dan temperature udara
dimasing- masing ruang kelas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas penghawaan alami di ruang kelas
bertingkat rendah dapat diselesaikan dengan desain bangunan yang tepat dan
adaptif dengan alam sekitarnya. Dampak positif yang signifikan terjadi setelah
modifikasi dilakukan pada unit yang ada. Diharapkan pemerintah melalui pejabat
tertentu dapat menghasilkan desain sekolah susun yang lebih optimal, terutama
terkait kualitas penghawaan alami.
Masyarakat juga dapat mengetahui penyebab permasalahan penghawaan alami
dalam ruang dan mampu menyelesaikannya dengan solusi yang sederhana, efisien
dan akurat melalui hasil penelitian ini. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh
siswa adalah aliran udara yang baik dan merata dalam ruangan, intensitas
penggunaan pendingin udara berkurang, minim biaya operasional dan dapat
berlangsung sepanjang waktu.

Kata kunci : penghawaan alami, kualitas udara, kelembabab udara,


temperature udara

6
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

7
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan


Pemanasan global (global warming) menjadi salah satu isu lingkungan
utama yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global berhubungann dengan proses
meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi. Peningkatan suhu permukaan bumi
ini dihasilkan oleh adanya radiasi sinar matahari menuju ke atmosfer bumi,
kemudian sebagian sinar ini berubah menjadi energi panas dalam bentuk sinar infra
merah diserap oleh udara dan permukaan bumi.
Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk
ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu
rata-rata atmosfer, laut, dan daratan di bumi. Selama kurang lebih seratus tahun
terakhir, suhu rata-rata di permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C.
Meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi yang terjadi adalah akibat
meningkatnya emisi gas rumah kaca, seperti; karbondioksida, metana, dinitro
oksida, hidrofluorokarbon, perfluorokarbon, dan sulfur heksafluorida di atmosfer.
Emisi ini terutama dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar fosil (minyak
bumi dan batu bara) serta akibat penggundulan dan pembakaran hutan. Pemanasan
global diperkirakan telah menyebabkan perubahan-perubahan sistem terhadap
ekosistem di bumi, antara lain; perubahan iklim yang ekstrim, mencairnya es
sehingga permukaan air laut naik, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi.
Adanya perubahan sistem dalam ekosistem ini telah memberi dampak pada
kehidupan di bumi seperti terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser dan
punahnya berbagai jenis hewan.
Bangunan/gedung sekolah dan ruang kelas merupakan bagian penting
dalam sarana dan prasarana pendidikan. Ketersediaan gedung sekolah dan ruang
kelas yang nyaman sangat berpengaruh terhadap kelancaran jalannya proses
pendidikan itu sendiri. Pengertian bangunan gedung sekolah Indonesia,
berlandaskan pada pengertian bangunan gedung menurut Kepmen Kimpraswil
nomor 332/KPTS/M2002 tentang pedoman teknis Pembangunan Gedung Negara,

1
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan proses belajar
mengajar. Bangunan gedung sekolah yang sumber biayanya dari APBN, APBD dan
atau sumber lainnya, menjadi bangunan milik negara. Sedangkan ruang kelas
adalah fasilitas umum yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Oleh karena
itu, bangunan tersebut harus memenuhi persyaratan keselamatan, kenyamanan dan
keamanan yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24
Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs dan
SMA/MA.
Pengaruh kualitas udara dalam ruang yang buruk mampu mengganggu
kenyamanan, keamanan dan kesehatan para penggunanya. Kategori yang rentan
terserang dampak dari buruknya kualitas udara dalam ruang adalah anak - anak,
bayi, orang lanjut usia (lansia), orang dengan gangguan pernafasan (asma), orang
dengan sistem imun yang lemah, dan perokok . Jika pengguna ruang (siswa) berada
dalam ruangan lebih dari 8 jam setiap hari, kualitas udara yang buruk dapat
mempengaruhi kesehatan, kinerja, dan prestasi siswa . Peneliti memilih ruang kelas
sekolah bangunan cagar budaya sebagai objek penelitian karena tanpa disadari oleh
pengguna, durasi belajar mengajar berlangsung umumnya selama 8 - 10 jam/hari,
adanya adaptasi arsitektur/interior seiring kebutuhan dan perkembangan
lingkungan sekitar bangunan yang berpotensi menimbulkan polutan dalam ruang.
Polutan udara yang terdapat dalam ruang mampu mempengaruhi produktifitas
siswa dalam proses belajar mengajar.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana Optimalisasi luas bukaan ventilasi terhadap penghawaan alami
dan kualitas udara pada ruang kelas smp sekolah terpadu?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah dapat mengetahui pengaruh bukaan


ventilasi terhadap penghawaan alami dan kualitas udara, serta memberikan solusi
dan saran agar penghawaan udara yang ada di dalam kelas dapat memiliki kualitas
yng baik untuk pengguna ruang kelas.

2
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

1.4 Lokasi Penelitian


Adapun lokasi yang dijadikan objek yaitu Gedung SMP 3 lantai yang
beralamat pada Jl. Purnama, Gang Purnama Agung V Kota Pontianak, Kalimantan
Barat.

Gambar 1.1 lokasi penelitian

Gambar 1.2 gedung penelitian

3
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

1.5 metode penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dan observasional dengan
menggunakan metode kuantitatif yang diolah dengan mengkomparasikan data
literatur, kuisioner dan hasil test oleh Petrolab dan HIPERKES. Data hasil
komparasi kemudian dianalisis secara dekriptif. Penelitian dilakukan di SMP
TERPADU PURNAMA di Pontianak.

Variable bebas
Jumlah pengguna ruang
Tersedianya bukan alami atau buatan
Luas ruangan
Variable terikat
Fisik Kimia Mikrobiologi
• Suhu • Formaldehid • Positif /negatif
• Kelembaban • Benzene Jamur
ruang • Timah hitam • Total koloni kuman
• Kecepatan angin • Partikulat (debu) dan bakteri
• Co
• No2

Tabel 1.1 variable penelitian

4
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Elemen Pembentuk Ruang Elemen Pendukung Ruang


• Lantai • Jendela
• Dinding • Pintu
• Plafon
Perabot System interior
• Kursi siswa • Pencahayaan
• Kursi guru • Penghawaan
• Meja siswa • Aukustik
• Meja guru • System keamanan
• Proteksi kebakaran
Table 1.2 karakteristik ruang

5
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Iklim Tropis


Iklim merupakan rata rata konsdisi cuaca tahunan yang meliputi wilayah
relatif luas. Tropis dapat didefinisikan sebagai daerah yang terletak diantara garis
isotern disebalah bumi utara dan selatan atau daerah yang terdapat didaerah 23
setengah lintang utara dan lintang selatan. Pada dasarnya wilayah yang termasuk
iklim tropis dapat dibedakan menjadi daerah tropis kering yang meliputi hutan
tropis, daerah-daerah dengan angin musim dan savana lembab.
2.1.1 Karakteristik iklim tropis
Karakteristik iklim tropis adalah memiliki temperatur yang tinggi sepanjang
tahun yaitu sekitar 27ºC dan range rata-rata temperatur bulanan sekitar 1-3 °C
sedangkan kelembapan rata-rata harian relatif konstan sekitar 75%, namun
kisaran kelembabannya adalah 55% sampai hampir 100%. Curah hujan tinggi
hampir sepanjang tahun rata-rata 70 mm/tahun. Relative humidity berkisar
sekitar 90%. Kondisi angin tergantung pada jarak dari laut dan bervariasi
sepanjang tahun. Langit hampir setiap saat berawan.
2.1.2 wilayah iklim kota Pontianak
Besarnya curah hujan rata-rata di Kota Pontianak berkisar antara 2000
sampai 3000 mm per tahun. Curah hujan terbesar (bulan basah) jatuh pada
bulan April dan Oktober – Desember, sedangkan curah hujan terkecil (bulan
kering) jatuh pada bulan Juli – Agustus. Jumlah hari hujan rata-rata per tahun
antara 168 – 192 hari. Seperti pada umumnya daerah tropis, kota Pontianak
mempunyai suhu rata-rata 28,1-30,1 derajat celcius. Kelembaban udara antara
99,59% dan 48,38%.

6
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2.2 sistem penghawaan alami


Penghawaan alami atau ventilasi alami adalah proses pertukaran udara di
dalam bangunan dengan udara dari luar bangunan melalui bantuan elemen-elemen
bangunan yang terbuka. Proses ini akan mengganti udara kotor (mengandung CO2)
hasil aktivitas di dalam bangunan dengan udara bersih yang lebih banyak
mengandung O2. Sebuah bangunan perlu menerapkan siasat desain sedimikian
rupa, agar udara mengalir dengan baik dari luar ke dalam ruang dan sebaliknya.
Untuk itu perlu peletakan lubang ventilasi secara cross ventilation adalah sistem
ventilasi alami yang paling efektif untuk mencapai tingkat ventilasi ini.

2.2.1 Ventilasi
Ventilasi adalah proses menggerakan udara dari luar ke arah dalam gedung.
Ventilasi juga didefinisikan sebagai suatu proses “pengolahan” atau mengganti
udara dalam ruang apapun untuk menjaga kualitas udara dalam ruangan, yaitu
untuk mengontrol suhu, mengisi oksigen, atau menghilangkan kelembaban,
bau, asap, panas, debu, bakteri di udara dan karbon dioksida. Selain itu ventilasi
digunakan untuk menghilangkan bau tak sedap dan kelembaban yang
berlebihan, memasukan udara luar, untuk menjaga sirkulasi udara didalam
bangunan. Tujuan Ventilasi :
a. Menghilangkan gas-gas yang tidak diharapkan yang ditimbulkan oleh keringat
dan sebagainya, serta gas-gas pembakaran (C02) yang ditimbulkan oleh
pernafasan dan proses-proses pembakaran.
b. Menghilangkan uap air yang timbul sewaktu memasak, mandi dan sebagainya.
c. Menghilangkan kalor (panas) yang berlebihan.
c. Membantu mendapatkan kenyamanan termal.

2.2.2 ventilasi alami


Ventilasi alami adalah proses memasukkan dan mengeluarkan udara di
dalam ruang bangunan tanpa menggunakan sistem mekanik. Hal ini terjadi
karena adanya perbedaan tekanan udara atau temperatur didalam dan diluar
ruangan. Ada dua jenis ventilasi alami yang ada pada bangunan yaitu ventilasi

7
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

angin dan ventilasi apung. Ventilasi angin penggerak utamanya adalah angin,
sedangkan ventilasi apung terjadi sebagai akibat dari gaya apung yang
dihasilkan dari perbedaan suhu antara di dalam dan di luar ruangan.
Berdasarkan SNI 03-6572-2001 (lampiran hal 89) ventilasi alami
terjadi adanya perbedaan tekanan udara di luar suatu bangunan yang
disebabkan oleh angin dan karena adanya perbedaan temperatur, sehingga
terdapat gas-gas panas yang naik di dalam saluran ventilasi. Ventilasi alami
yang disediakan harus terdiri dari bukaan permanen, jendela, pintu atau sarana
lain yang dapat dibuka, dengan :
a. Jumlah bukaan ventilasi tidak kurang dari 5% terhadap luas ruangan yang
membutuhkan ventilasi.
b. Arah yang menghadap halaman berdinding dengan ukuran yang sesuai, atau
daerah yang terbuka keatas.
c. Teras terbuka, pelataran parkir, atau d. ruang yang bersebelahan.

2.2.3 Pemanfaatan ventilasi alami


Seperti diketahui ventilasi alami adalah sebuah sistem yang menggunakan
kekuatan alam untuk memasok udara segar ke dalam ruang suatu bangunan.
Pertukaran udara dicapai melalui inlet dan outlet yang dirancang pada gedung.
Terdapat dua bentuk ventilasi yaitu ventilasi alami dan ventilasi mekanik yang
keduanya beroperasi dalam prinsip yang berbeda. Ventilasi mekanik
menggunakan kipas angin untuk pertukaran udara, sedangkan ventilasi alami
ditentukan oleh apung termal dan angin yang keduanya tergantung pada cuaca
yang tak menentu.
Ventilasi alami adalah teknik manajemen yang menarik karena kipas dan
pemeliharaan fan beban dieliminasi. Desain atap, desain bukaan besar untuk
ventilasi, membangun orientasi, penghuni, dan akhirnya air di luar merupakan
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil dari proses ventilasi. Bukaan terletak
di sepanjang dinding samping yang disebut 'dinding samping bukaan', dan
pembukaan di puncak atap, atau ridge, disebut 'pembukaan punggungan.
Variasi ada dalam bentuk atap interior sendiri 8 karena kemiringan dan gaya

8
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

dan ini pada gilirannya dapat mempengaruhi “cerobong asap” efek yang
berkembang di dalam gedung. Para penghuni (unggas dalam hal ini) juga
mempengaruhi kinerja bangunan berventilasi alami. Kepadatan penduduk
mempengaruhi respon dari sebuah bangunan untuk perubahan ventilasi serta
distribusi udara segar di dalam gedung. Efek simultan dari semua komponen
tersebut menentukan keberhasilan bangunan berventilasi alami. Beberapa
keuntungan utama dan kerugian dari bangunan ventilasi alami dibandingkan
dengan bangunan ventilasi mekanik adalah :
a. Keuntungan ventilasi alami adalah biaya, pemeliharaan dan penggunaan listrik
lebih rendah.
b. Kekurangan harus melakukan pengontrolan yang lebih rutin, penggantian
secara periodik penutup terbuka karena masuknya hujan atau sinar matahari
dalam bangunan.
Selain itu apabila dibandingkan dengan penghawaan buatan (AC) maka
ventilasi alami dapat menghemat biaya untuk pengkondisian udara karena tidak
terlalu banyak memanfaatkan sistem penghawaan buatan atau Heating
Ventilation and Air Conditioning (HVAC) dan tetap mampu memberikan rasa
nyaman bagi pengguna. Suatu penelitian menunjukan dengan memanfaatkan
ventilasi alami dan digabungkan dengan sistem penghawaan buatan gedung
dapat mengurangi 20% - 30% penggunaan energi.
2.2.4 Desain bukaan dalam sistem ventilasi alami
Desain bukaan ventilasi udara sangatlah berpengaruh terhadap upaya
pemanfaatan angin dalam pengkondisan ruangan. Desain bukaan juga dapat
disesuaikan dengan kebutuhan akan aliran udara.
a. Bukaan Ventilasi
Pengarah bukaan ventilasi sangatlah berpengaruh terhadap upaya
pemanfaatan angin dalam pengkondisan ruangan. Pengarah pada inlet akan
menentukan arah gerak dan pola udara dalam ruang, sehingga perbedaan
bentuk pengarah akan memberikan pola aliran udara yang berbeda-beda.
Penggunaan kanopi pada bukaan inlet akan mengarahkan aliran udara ke atas
dibandingkan bukaan inlet tanpa kanopi.

9
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

b. tipe bukaan ventilasi

Gambar 2.1 Desain bukaan


ventilasi

Tipe bukaan ventilasi yang berbeda akan memberi sudut pengarah yang
berbeda dalam menentukan arah gerak udara dalam ruang serta efektifitas
berbeda dalam mengalirkan udara masuk/ keluar ruang.

c. Dimensi Bukaan Ventilasi


Semakin besar perbandingan luas outlet terhadap luas inlet, maka akan
menciptakan kecepatan angin yang lebih tinggi, yang juga menghasilkan
penyejukan lebih besar.

d. Desain Ventilasi/Jendela
Desain jendela dipengaruhi faktor-faktor meliputi penempatan, dimensi
dan tipe atau model jendela yang dipilih. Pada layout bangunan satu lapis
sangat dimungkinkan terjadinya ventilasi silang sempurna (sudut 180°) secara
horisontal. Ventilasi silang juga akan lebih maksimal apabila penempatan
secara vertikal ikut diperhitungkan. Jendela yang berfungsi sebagai inlet
(memasukkan udara) sebaiknya diletakkan pada ketinggian manusia yaitu 60
cm - 150 cm (aktivitas duduk maupun berdiri), agar udara dapat mengalir di
sekitar manusia tersebut untuk memperoleh rasa nyaman yang diharapkan.
Sedangkan jendela yang berfungsi sebagai outlet (mengeluarkan udara)

10
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

diletakkan lebih tinggi, agar udara panas dalam ruang dapat dengan mudah
dikeluarkan.
Ventilasi akan lebih lancar bila didukung dengan kecepatan udara yang
memadai. Pada kondisi udara hampir tidak bergerak (kecepatan sangat kecil
atau 0 m/det), desain jendela harus mampu mendorong terjadinya pergerakan
yang lebih cepat atau memperbesar kecepatan udara. Hal ini dapat ditempuh
dengan memilih dimensi jendela yang berbeda antara inlet dan outlet (Gambar
2.2) atau dengan memilih tipe jendela yang berbeda kemampuan mengalirkan
udara (Gambar 2.3).

Gambar 2.2 Perbedaan dimensi inlet dan outlet ventilasi

Gambari 2.3 Tipe jendela efektif yang mengalirkan udara

2.2.5 Kecepatan angin dalam bangunan


Kecepatan angin dalam batas tertentu di dalam bangunan dapat
dimanfaatkan untuk menciptakan kenyamanan termal penghuni. Dimana
keberadaan angin tersebut mampu membantu proses penguapan keringat kulit
akibat kelembaban udara yang berlebih. Proses penguapan kulit tersebut pada
akhirnya akan menimbulkan perasaan sejuk (nyaman secara termal) di seputar
kulit tubuh manusia.

11
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Deskripsi m/s Km/h


Diam 0.0 0.0
Tak terasa 0.1 0.4
Sedikit terasa 0.3 1.0
Sepoi sepoi tenang 0.5 1.8
Sepoi sepoi ringan 0.7 2.5
Rambut dan kertas begerak 1.0 4.0
Angin berhembus agak 1.0 5.0
kencang
Berhembus tak nyaman 1.7 6.0
Berhembus mengganggu 2.0+ 6.5+
Tabel 2.1 Efek kecepatan angin pada manusia

2.2.6 Pergantian udara per-jam (ACH )


Pergantian udara per-jam (ACH, Air Chang rate per Hour) adalah
jumlah pergantian seluruh udara dalam ruangan dengan udara segar dari luar
setiap jam- nya. Proses pergantian udara ini sangat tergantung pada rancangan
bangunan dan lingkungan di sekitarnya. Penempatan dan ketinggian jendela,
luas bukaan inlet dan outlet jendela, model bukaan jendela dan bentuk atap
bangunan akan mempengaruhi kecepatan udara di dalam ruang, sedangkan
arah, kecepatan angin, kerapatan dan ketinggian bangunan sekitar layak
diperhitungkan sebagai filter ataupun pengarah aliran angin masuk dalam
bangunan.
Adapun rate ACH ideal bagi suatu ruang tergantung pada tujuan yang
hendak dicapai. Menurut EnREI (Energy Related Environmental Issues), untuk
tujuan kesehatan dan kenyamanan penghuni diperlukan nilai pertukaran udara
berkisar sebesar 0,5 - 5 ACH. Hal ini sesuai dengan standart kebutuhan udara.

12
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Tujuan Standar kebutuhan Standar kebuthan (Liter/detik


(ACH) m2)
kehatan 0.5 – 1 0.4 - 0.8
Kenyamanan 1-5 0.8 - 4
Tabel 2.2 Standart kebutuhan udara

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengkondisian Udara Dalam Bangunan


Sistem tata udara pada bangunan tinggi umumnya menggunakan mesin
pengkondisian udara Air Conditioning (AC) yang dipusatkan dengan menggunakan
unit penghantar udara Air Handling Unit. Penggunaan sistem tata udara ini sejalan
dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan manusia untuk mendapatkan
kenyamanan di dalam ruang bangunan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengkondisian udara dalam bangunan
terdapat dua indikator penting yaitu temperatur dan kelembaban udara. Sedangkan
faktor lain yang mempengaruhi pengkondisian udara dalam bangunan adalah
sebagai berikut:
2.3.1 Fungsi ruang dalam bangunan
Fungsi ruang dalam bangunan berdasarkan SNI 03-6572-2001, meliputi:
a. Kegiatan utama yang berlangsung dalam ruang (aktivitas).
b. Waktu kegiatan puncak.
c. Pola pakaian penghuni

Kegiatan utama yang berlangsung di dalam ruang memberikan pengaruh


yang cukup besar dalam perancangan sistem pengkondisian udara. Semakin tinggi
aktifitas di dalam ruangan, maka beban pendinginan semakin besar. Misalnya
ruangan yang didalamnya terdapat aktifitas menulis, membaca atau menggambar
akan berbeda dengan ruangan yang digunakan untuk berlatih menari/berdansa.
Beban pendinginan juga dipengaruhi oleh waktu kegiatan puncak gedung.
Beban paling besar terjadi pada saat pagi hingga siang hari, dimana fungsi ruang-

13
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

ruang yang ada di dalam gedung mencapai kondisi yang maksimal, pada saat proses
belajar mengajar terjadi. Pola pakaian penghuni pada saat melakukan aktifitas di
dalam gedung dapat membantu mengurangi beban pendinginan gedung. Karena
bangunan terdapat di kawasan yang beriklim tropis, maka dapat digunakan pakaian
yang nyaman, yang dapat mudah menyerap keringat. Juga bahan pakaian yang
digunakan adalah bahan tidak tebal. Misalnya pakaian yang berbahan dasar katun.
2.3.2 Ukuran ruangan
Ukuran ruangan menetukan berapa banyak BTU ( british thermal unit) atau
kecepatan pendinginan. BTU adalah kecepatan pendinginan untuk ruangan satu
mater persegi dengan tinggi standart (umumnya tiga meter). Semakin besar satu
ruangan tentunya akan semakin besar pula BTU yang dibutuhkan.
2.3.3 Beban pendinginan
Beban pendinginan berasal dari dalam ruangan (internal heat again).
Misalnya dari jumlah penghuni dan penggunaan penerangan seperti lampu.
Beberapa jenis lampu mengeluarkan panas yang tinggi, berarti juga harus memilih
AC dengan daya yang lebih tinggi. Selain dari dalam, beban pendinginan juga
berasal dari luar. Seperti cahaya matahari yang mengeluarkan energi panas melalui
dinding, atap atau jendela.
2.3.4 Penggunaan jendela kaca
Saat ini banyak bangunan yang mempunyai jendela jaca atau menggunakan
blok kaca (glass block). Untuk ruangan yang menggunakan kaca sebanyak 70%
atau lebih, sebaiknya gunakan kaca film yang dapat menahan sinar ultraviolet untuk
mengurangi beban pendinginan.
2.3.5 Kondisi fisik bangunan
Kondisi fisik bangunan berdasarkan SNI 03-6572-2001, meliputi data
bangunan yang terdiri dari :
a. Data fisik bangunan.
b. Karakteristik termal selubung bangunan.
c. Data pemakaian bangunan, seperti misalnya profil beban pendinginan.

14
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

Identifikasi bahan bangunan yang akan digunakan sangat menentukan nilai


transmitansi termal yang menjadi salah satu variabel dalam proses perhitungan
beban pendinginan. Karena setiap bahan yang digunakan pada fisik bangunan,
memiliki nilai transmitansi termal yang berbeda-beda.
Bangunan yang direncanakan dapat memenuhi persyaratan hemat energi,
apabila pada awal perencanaan diperhitungkan besarnya nilai perpindahan termal
menyeluruh (Overall Thermal Transfer Value = OTTV) dan dibandingkan dengan
batasan yang berlaku. Apabila nilai yang diperoleh melebihi batasan yang
ditentukan untuk gedung hemat energi, maka perlu dilakukan perubahan
perencanaan arsitektur untuk selubung bangunan agar diperoleh nilai yang
memenuhi ketentuan untuk gedung hemat energi.

2.4 Pengukuran Kecepatan Angin dan Temperatur Udara


Untuk mengetahui kondisi kenyamanan termal pada keadaan eksisting
dalam ruang-ruang bangunan maka perlu dilakukan pengukuran yang meliputi
kecepatan angin, temperatur udara dan kelembaban udara.
2.4.1 Pengukuran kecepatan angin
Kecepatan angin pada tiap ruang dan lantai berbeda. Semakin tinggi
lantai dari permukaan tanah, maka kecepatan angin yang bergerak juga akan
semakin tinggi. Pengukuran kecepatan angin pada tiap ruang dan lantai
diperoleh dari pengukuran langsung dengan menggunakan alat pengukur
kecepatan angin yaitu Anemometer.
2.4.2 Pengukuran temperatur udara
Temperatur udara pada tiap ruang dan lantai juga berbeda. Dalam
pengukuran temperatur udara pada tiap ruang dan lantai dilakukan secara
langsung dengan menggunakan alat pengukur temperatur udara yaitu
Thermometer

15
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1.Alur Penelitian

Optimalisasi penghawaan alami pada


bangunan berlantai banyak

Hipotesis
System penghawaan alami tidak standar

Evaluasi system penghawaan alami dalam


Gedung

Pengukuran suhu Pengukuran


dalam dan luar Pengukuran kecepata angin dalam dan luas kelembaban dalam
ruangan gedung dan luar gedung

Test simulasi :
Softwre Vasari dan ecotect

Penghawaan alami
Standar pada Gedung sudah
kenyamanan termal optimal

Tidak

Teori pengoprimalan
Analisa dan rekomendasi
penghawaan alami

Tes simulasi :
Software Vasari dan ectect

Kesimpulan dan saran

Bagan 3.1 alur penelitian

16
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

3.2.Jadwal Pelaksanaan Penelitian


Penelitian di laksanakan dari tanggal 6 maret – 27 juli 2023.

Tabel 3.1 jadwal pelaksanaan penelitian

17
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

DAFTAR PUSTAKA
Beckett, HE, 1974, Godfrey, JA.
Jurnal desain jendela bangunan domestic untuk mencapai”cooling ventilation
Fathony, DwiantosaAhmad (2015) Optimalisasi Penghawaan Alami Pada
Bangunan Pendidikan Berlantai Banyak. Studi Kasus: Gedung F Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Rizal Fuad (2022) Optimalisasi Penghawaan Alami melalui Tata Ruang di Rumah
Susun Tingkat Rendah: Pemecahan Permasalahan Ventilasi Alami pada Rumah
Susun Bertingkat Rendah Blok Apron di Kemayoran Jakarta melalui pendekatan
Arsitektural
Beckett, HE, 1974, Godfrey, JA.
Dep. Pekerjaan Umum 2001. Tata Cara Perangcangan Sistem Ventilasi dan
Pengkondisisan Udara pada Bangunan Gedung. SNI 03-6572-2001
Autodesk, Inc. (2008). Ecotect: An Overview. 28 Desember 2014
http://ecotect.com/product/ecotect Sustainability Victoria, Resource Smart
Business : Natural Ventilation System. (n.d.) http://www.scribd.com/doc/21612
235/Natural-Ventilatioon System (diakses 10 Desemeber 2014)
Wikipedia Indonesia. Pemanasan Global.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global (diakses tanggal 20 Januari 2015)

18

Anda mungkin juga menyukai