KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunianyalah penulis dapat menyelesaikan proposal TUGAS AKHIR
tepat pada waktunya. Praktik Kerja Lapangan 2 merupakan salah satu mata
perkuliahaan di dalam kurikulum Program Studi Arsitektur Bangunan Gedung,
Jurusan Teknik Arsitektur, Politeknik Negeri Pontianak.
Selama proses penyusunan proposal ini, penulis banyak mendapat saran dan
masukan dari pihak-pihak lain yang membantu. Maka, melalui kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
menyususn laporan ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
sebesar-besarnya kepada Yang Terhormat :
1. Bapak Yudhiarma, S.T., M.T selaku Ketua Program Studi Arsitektur
Bangunan Gedung Jurusan Teknik Arsitektur Politeknik Negeri Pontianak.
2. Bapak Hery Prabowo selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia
memberikan waktu luang, arahan, dan bimbimbingannya kepada Penulis
dalam penulisan proposal tugas akhir ini.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun dan mengkaji
laporan ini. Apabila terdapat kekurangan dalam laporan ini, penyusun
mengharapkan kritikkan dan saran yang bermanfaat guna menyempurnakan
proposal tugas akhir ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca dan kita
semua, khususnya bagi Mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur.
Jihan nabilah
4201927064
i
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
DAFTAR ISI
SAMPUL
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
DAFTAR BAGAN ............................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... x
ABSTRAK ..............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan penelitian ................................................................................................ 2
1.4 Lokasi penelitian................................................................................................. 2
1.5 Metode Penelitian ............................................................................................... 3
BAB II DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 6
2.1 kondisi iklim tropis ........................................................................................... 6
2.2 sistem penghawaan alami .................................................................................. 7
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengkondisian Udara Dalam Bangunan ............ 13
2.4 Pengukuran Kecepatan Angin dan Temperatur Udara .................................... 15
BAB III TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 16
3.1 Alur penelitian ................................................................................................. 16
3.2 jadwal pelaksanaan penelitian .......................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
ii
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
DAFTAR GAMBAR
3
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 variabel penelitian ...................................................................................4
Tabel 1.2 karakteristik ruangan ..............................................................................5
Tabel 2.1efek kecepatan angin ..............................................................................12
Tabel 2.2 standart kebutuhan udara .....................................................................13
Tabel 3.1 jadwal pelaksanaan penelitian ...............................................................17
4
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
DAFTAR BAGAN
5
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
ABSTRAK
PENGARUH LUAS BUKAAN VENTILASI TERHADAP PENGHAWAAN ALAMI DAN
KUALITAS UDARA PADA RUANG KELAS SMP SEKOLAH TERPADU PURNAMA 1,
Tugas akhir, Politeknik Negeri Pontianak, maret 2023.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kenyamanan
penghawaan alami, kualitas udara di masing-masing ruang kelas Gedung sekolah
terpadu, dan system ventilasi dari masing masing ruang kelas.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskritif. Penelitian dilaksankan
dengan mengukur kecepatan udara, kelembaban udara, dan temperature udara
dimasing- masing ruang kelas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas penghawaan alami di ruang kelas
bertingkat rendah dapat diselesaikan dengan desain bangunan yang tepat dan
adaptif dengan alam sekitarnya. Dampak positif yang signifikan terjadi setelah
modifikasi dilakukan pada unit yang ada. Diharapkan pemerintah melalui pejabat
tertentu dapat menghasilkan desain sekolah susun yang lebih optimal, terutama
terkait kualitas penghawaan alami.
Masyarakat juga dapat mengetahui penyebab permasalahan penghawaan alami
dalam ruang dan mampu menyelesaikannya dengan solusi yang sederhana, efisien
dan akurat melalui hasil penelitian ini. Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh
siswa adalah aliran udara yang baik dan merata dalam ruangan, intensitas
penggunaan pendingin udara berkurang, minim biaya operasional dan dapat
berlangsung sepanjang waktu.
6
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
7
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
BAB I
PENDAHULUAN
1
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan proses belajar
mengajar. Bangunan gedung sekolah yang sumber biayanya dari APBN, APBD dan
atau sumber lainnya, menjadi bangunan milik negara. Sedangkan ruang kelas
adalah fasilitas umum yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Oleh karena
itu, bangunan tersebut harus memenuhi persyaratan keselamatan, kenyamanan dan
keamanan yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24
Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs dan
SMA/MA.
Pengaruh kualitas udara dalam ruang yang buruk mampu mengganggu
kenyamanan, keamanan dan kesehatan para penggunanya. Kategori yang rentan
terserang dampak dari buruknya kualitas udara dalam ruang adalah anak - anak,
bayi, orang lanjut usia (lansia), orang dengan gangguan pernafasan (asma), orang
dengan sistem imun yang lemah, dan perokok . Jika pengguna ruang (siswa) berada
dalam ruangan lebih dari 8 jam setiap hari, kualitas udara yang buruk dapat
mempengaruhi kesehatan, kinerja, dan prestasi siswa . Peneliti memilih ruang kelas
sekolah bangunan cagar budaya sebagai objek penelitian karena tanpa disadari oleh
pengguna, durasi belajar mengajar berlangsung umumnya selama 8 - 10 jam/hari,
adanya adaptasi arsitektur/interior seiring kebutuhan dan perkembangan
lingkungan sekitar bangunan yang berpotensi menimbulkan polutan dalam ruang.
Polutan udara yang terdapat dalam ruang mampu mempengaruhi produktifitas
siswa dalam proses belajar mengajar.
2
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
3
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
Variable bebas
Jumlah pengguna ruang
Tersedianya bukan alami atau buatan
Luas ruangan
Variable terikat
Fisik Kimia Mikrobiologi
• Suhu • Formaldehid • Positif /negatif
• Kelembaban • Benzene Jamur
ruang • Timah hitam • Total koloni kuman
• Kecepatan angin • Partikulat (debu) dan bakteri
• Co
• No2
4
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
5
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
2.2.1 Ventilasi
Ventilasi adalah proses menggerakan udara dari luar ke arah dalam gedung.
Ventilasi juga didefinisikan sebagai suatu proses “pengolahan” atau mengganti
udara dalam ruang apapun untuk menjaga kualitas udara dalam ruangan, yaitu
untuk mengontrol suhu, mengisi oksigen, atau menghilangkan kelembaban,
bau, asap, panas, debu, bakteri di udara dan karbon dioksida. Selain itu ventilasi
digunakan untuk menghilangkan bau tak sedap dan kelembaban yang
berlebihan, memasukan udara luar, untuk menjaga sirkulasi udara didalam
bangunan. Tujuan Ventilasi :
a. Menghilangkan gas-gas yang tidak diharapkan yang ditimbulkan oleh keringat
dan sebagainya, serta gas-gas pembakaran (C02) yang ditimbulkan oleh
pernafasan dan proses-proses pembakaran.
b. Menghilangkan uap air yang timbul sewaktu memasak, mandi dan sebagainya.
c. Menghilangkan kalor (panas) yang berlebihan.
c. Membantu mendapatkan kenyamanan termal.
7
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
angin dan ventilasi apung. Ventilasi angin penggerak utamanya adalah angin,
sedangkan ventilasi apung terjadi sebagai akibat dari gaya apung yang
dihasilkan dari perbedaan suhu antara di dalam dan di luar ruangan.
Berdasarkan SNI 03-6572-2001 (lampiran hal 89) ventilasi alami
terjadi adanya perbedaan tekanan udara di luar suatu bangunan yang
disebabkan oleh angin dan karena adanya perbedaan temperatur, sehingga
terdapat gas-gas panas yang naik di dalam saluran ventilasi. Ventilasi alami
yang disediakan harus terdiri dari bukaan permanen, jendela, pintu atau sarana
lain yang dapat dibuka, dengan :
a. Jumlah bukaan ventilasi tidak kurang dari 5% terhadap luas ruangan yang
membutuhkan ventilasi.
b. Arah yang menghadap halaman berdinding dengan ukuran yang sesuai, atau
daerah yang terbuka keatas.
c. Teras terbuka, pelataran parkir, atau d. ruang yang bersebelahan.
8
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
dan ini pada gilirannya dapat mempengaruhi “cerobong asap” efek yang
berkembang di dalam gedung. Para penghuni (unggas dalam hal ini) juga
mempengaruhi kinerja bangunan berventilasi alami. Kepadatan penduduk
mempengaruhi respon dari sebuah bangunan untuk perubahan ventilasi serta
distribusi udara segar di dalam gedung. Efek simultan dari semua komponen
tersebut menentukan keberhasilan bangunan berventilasi alami. Beberapa
keuntungan utama dan kerugian dari bangunan ventilasi alami dibandingkan
dengan bangunan ventilasi mekanik adalah :
a. Keuntungan ventilasi alami adalah biaya, pemeliharaan dan penggunaan listrik
lebih rendah.
b. Kekurangan harus melakukan pengontrolan yang lebih rutin, penggantian
secara periodik penutup terbuka karena masuknya hujan atau sinar matahari
dalam bangunan.
Selain itu apabila dibandingkan dengan penghawaan buatan (AC) maka
ventilasi alami dapat menghemat biaya untuk pengkondisian udara karena tidak
terlalu banyak memanfaatkan sistem penghawaan buatan atau Heating
Ventilation and Air Conditioning (HVAC) dan tetap mampu memberikan rasa
nyaman bagi pengguna. Suatu penelitian menunjukan dengan memanfaatkan
ventilasi alami dan digabungkan dengan sistem penghawaan buatan gedung
dapat mengurangi 20% - 30% penggunaan energi.
2.2.4 Desain bukaan dalam sistem ventilasi alami
Desain bukaan ventilasi udara sangatlah berpengaruh terhadap upaya
pemanfaatan angin dalam pengkondisan ruangan. Desain bukaan juga dapat
disesuaikan dengan kebutuhan akan aliran udara.
a. Bukaan Ventilasi
Pengarah bukaan ventilasi sangatlah berpengaruh terhadap upaya
pemanfaatan angin dalam pengkondisan ruangan. Pengarah pada inlet akan
menentukan arah gerak dan pola udara dalam ruang, sehingga perbedaan
bentuk pengarah akan memberikan pola aliran udara yang berbeda-beda.
Penggunaan kanopi pada bukaan inlet akan mengarahkan aliran udara ke atas
dibandingkan bukaan inlet tanpa kanopi.
9
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
Tipe bukaan ventilasi yang berbeda akan memberi sudut pengarah yang
berbeda dalam menentukan arah gerak udara dalam ruang serta efektifitas
berbeda dalam mengalirkan udara masuk/ keluar ruang.
d. Desain Ventilasi/Jendela
Desain jendela dipengaruhi faktor-faktor meliputi penempatan, dimensi
dan tipe atau model jendela yang dipilih. Pada layout bangunan satu lapis
sangat dimungkinkan terjadinya ventilasi silang sempurna (sudut 180°) secara
horisontal. Ventilasi silang juga akan lebih maksimal apabila penempatan
secara vertikal ikut diperhitungkan. Jendela yang berfungsi sebagai inlet
(memasukkan udara) sebaiknya diletakkan pada ketinggian manusia yaitu 60
cm - 150 cm (aktivitas duduk maupun berdiri), agar udara dapat mengalir di
sekitar manusia tersebut untuk memperoleh rasa nyaman yang diharapkan.
Sedangkan jendela yang berfungsi sebagai outlet (mengeluarkan udara)
10
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
diletakkan lebih tinggi, agar udara panas dalam ruang dapat dengan mudah
dikeluarkan.
Ventilasi akan lebih lancar bila didukung dengan kecepatan udara yang
memadai. Pada kondisi udara hampir tidak bergerak (kecepatan sangat kecil
atau 0 m/det), desain jendela harus mampu mendorong terjadinya pergerakan
yang lebih cepat atau memperbesar kecepatan udara. Hal ini dapat ditempuh
dengan memilih dimensi jendela yang berbeda antara inlet dan outlet (Gambar
2.2) atau dengan memilih tipe jendela yang berbeda kemampuan mengalirkan
udara (Gambar 2.3).
11
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
12
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
13
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
ruang yang ada di dalam gedung mencapai kondisi yang maksimal, pada saat proses
belajar mengajar terjadi. Pola pakaian penghuni pada saat melakukan aktifitas di
dalam gedung dapat membantu mengurangi beban pendinginan gedung. Karena
bangunan terdapat di kawasan yang beriklim tropis, maka dapat digunakan pakaian
yang nyaman, yang dapat mudah menyerap keringat. Juga bahan pakaian yang
digunakan adalah bahan tidak tebal. Misalnya pakaian yang berbahan dasar katun.
2.3.2 Ukuran ruangan
Ukuran ruangan menetukan berapa banyak BTU ( british thermal unit) atau
kecepatan pendinginan. BTU adalah kecepatan pendinginan untuk ruangan satu
mater persegi dengan tinggi standart (umumnya tiga meter). Semakin besar satu
ruangan tentunya akan semakin besar pula BTU yang dibutuhkan.
2.3.3 Beban pendinginan
Beban pendinginan berasal dari dalam ruangan (internal heat again).
Misalnya dari jumlah penghuni dan penggunaan penerangan seperti lampu.
Beberapa jenis lampu mengeluarkan panas yang tinggi, berarti juga harus memilih
AC dengan daya yang lebih tinggi. Selain dari dalam, beban pendinginan juga
berasal dari luar. Seperti cahaya matahari yang mengeluarkan energi panas melalui
dinding, atap atau jendela.
2.3.4 Penggunaan jendela kaca
Saat ini banyak bangunan yang mempunyai jendela jaca atau menggunakan
blok kaca (glass block). Untuk ruangan yang menggunakan kaca sebanyak 70%
atau lebih, sebaiknya gunakan kaca film yang dapat menahan sinar ultraviolet untuk
mengurangi beban pendinginan.
2.3.5 Kondisi fisik bangunan
Kondisi fisik bangunan berdasarkan SNI 03-6572-2001, meliputi data
bangunan yang terdiri dari :
a. Data fisik bangunan.
b. Karakteristik termal selubung bangunan.
c. Data pemakaian bangunan, seperti misalnya profil beban pendinginan.
14
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
15
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Alur Penelitian
Hipotesis
System penghawaan alami tidak standar
Test simulasi :
Softwre Vasari dan ecotect
Penghawaan alami
Standar pada Gedung sudah
kenyamanan termal optimal
Tidak
Teori pengoprimalan
Analisa dan rekomendasi
penghawaan alami
Tes simulasi :
Software Vasari dan ectect
16
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
17
TUGAS AKHIR
PRODI ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG (SARJANA TERAPAN/D-IV)
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
DAFTAR PUSTAKA
Beckett, HE, 1974, Godfrey, JA.
Jurnal desain jendela bangunan domestic untuk mencapai”cooling ventilation
Fathony, DwiantosaAhmad (2015) Optimalisasi Penghawaan Alami Pada
Bangunan Pendidikan Berlantai Banyak. Studi Kasus: Gedung F Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Brawijaya. Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Rizal Fuad (2022) Optimalisasi Penghawaan Alami melalui Tata Ruang di Rumah
Susun Tingkat Rendah: Pemecahan Permasalahan Ventilasi Alami pada Rumah
Susun Bertingkat Rendah Blok Apron di Kemayoran Jakarta melalui pendekatan
Arsitektural
Beckett, HE, 1974, Godfrey, JA.
Dep. Pekerjaan Umum 2001. Tata Cara Perangcangan Sistem Ventilasi dan
Pengkondisisan Udara pada Bangunan Gedung. SNI 03-6572-2001
Autodesk, Inc. (2008). Ecotect: An Overview. 28 Desember 2014
http://ecotect.com/product/ecotect Sustainability Victoria, Resource Smart
Business : Natural Ventilation System. (n.d.) http://www.scribd.com/doc/21612
235/Natural-Ventilatioon System (diakses 10 Desemeber 2014)
Wikipedia Indonesia. Pemanasan Global.
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global (diakses tanggal 20 Januari 2015)
18