Anda di halaman 1dari 39

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS PAKUAN

LABORATORIUM
MEKANIKA TANAH-BETON
Jalan Pakuan P.O. Box. 452 BOGOR Hp. 08567170516, Telp./fax. (0251)314136, 311007

MODUL
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN BETON

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PAKUAN

BOGOR

2020
i

LEMBAR PENGESAHAN
MODUL PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH II

Nama : ...........................................................................................................

NPM : ...........................................................................................................

Kelompok : ...........................................................................................................

Rekan Kerja : 1.........................................................................................................

2..........................................................................................................

3..........................................................................................................

4..........................................................................................................

5..........................................................................................................

6..........................................................................................................

7..........................................................................................................

Kelas : ...........................................................................................................

Semester : ...........................................................................................................

Nilai : ...........................................................................................................

Bogor,.......................................

Menyetujui,

Dosen Mekanika Tanah Asisten Mekanika Tanah

1. Heny Purwanti, ST., MT.


2. Riadhi Abdul Rahman
3. Raka Setiawan
( Ir. Hikmad Lukman, MT ) 4. Aghnii Auliya Anjani
5. Fajar Ikhsan Ramadhani
6. Maret Wisnu Prayoga

Mengetahui,
Kepala Laboratorium Mekanika Tanah dan Beton

( Ir. Budiono, MT )

Laboratorium Mekanika Tanah dan Beton


Program studi teknik Sipil
Universitas Pakuan Bogor
i

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan Modul Praktikum Mekanika Tanah II.

Modul ini disusun dalam memenuhi kebutuhan akan buku pegangan bagi mahasiswa
dalam melaksanakan Praktikum Mekanika Tanah II di laboratorium Mekanika Tanah – Beton,
Program Studi Teknik Sipil Universitas Pakuan Bogor yang merupakan pengembangan dari
Modul terdahulu.

Dalam menyelesaikan Modul ini, penyusun mengambil materi dari bekal pengetahuan
dan Modul terdahulu dengan memberikan penjelasan-penjelasan dari beberapa buku yang
materi nya disesuaikan dengan jenis praktikum yang akan dilakukan serta peraturan yang
berlaku di Indonesia, dengan harapan semoga Modul ini dapat dijadikan pegangan untuk
pelaksanaan Praktikum Mekanika Tanah II sesuai dengan fungsinya.

Penyusun telah berusaha dengan segala kemampuan untuk menyempurnakan Modul


ini, namun keberhasilan dari Modul ini hanya pembaca yang dapat menilainya, oleh karena itu
kritik dan saran membangun dari pembaca yang lebih memahami dan berpengalaman dalam
bidang ini sangatlah penyusun harapkan guna penyempurnaan Modul selanjutnya.

Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih dan rasa hormat yang
setinggi-tinggi nya kepada semua pihak yang telah membantu didalam penyusunan Modul
Praktikum Mekanika Tanah II ini baik secara langsung maupun tidak langsung, diantaranya :

1. Budi Arief, Ir., MT. Sebagai Ketua Program Studi Teknik Sipil.
2. Heny Purwanti, ST., MT. Sebagai Sekretaris Program Studi Teknik Sipil.
3. Budiono, Ir., MT. Sebagai Kepala Laboratorium Mekanika Tanah – Beton.
4. Hikmad Lukman, Ir., MT. Sebagai Dosen Mekanika Tanah.
5. Staff Laboratorium Mekanika Tanah – Beton.
6. Rekan-rekan Asisten Mekanika Tanah terdahulu serta Mahasiswa Program Studi
Teknik Sipil Universitas Pakuan Bogor.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Bogor, 27 Februari 2020

Penyusun

Laboratorium Mekanika Tanah dan Beton


Program studi teknik Sipil
Universitas Pakuan Bogor
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I SONDIR.........................................................................................................I-1
BAB II CONSOLIDATION TEST..........................................................................II-1
BAB III SAND CONE..............................................................................................III-1
BAB IV DINAMIC CONE PENETRATION........................................................IV-1
BAB V CONE PENETRATION TEST..................................................................V-1
BAB VI CBR LAPANGAN .................................................................................. VI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
I.-9

BAB I
SONDIR

I.1 Maksud dan tujuan percobaan


• Memberikan gambaran mengenai keadaan tanah pada kedalaman tertentu.
• Mengetahui sifat ketebalan tanah.
• Tujuannya mendapatkan daya dukung tanah unuk perencanaan pondasi bangunan.
• Mengetahui kedalaman tanah keras.

I.2 Alat – alat yang digunakan

1.2.1 Alat Pengatur


Alat pengatur ini terdiri atas spie pengatur, yaitu alat yang digunakan untuk
mengatur penekanan terhadap konus dan pipa penyambung. Dua buah manometer
masing-masing :
0,00 – 60,00 kg/cm2, dengan ketelitian 0,60 kg/cm2
0,00 – 250,00kg/cm2, dengan ketelitian 5,00 kg/cm2

1.2.2 Alat Penekan


Alat penekan ini terdiri dari konstruksi ambang penahan, satu set control
yang dapat diputar untuk macam-macam kecepatan, jangkar dan skrup, tabung
penekan yaitu untuk pipa sondir beserta konusnya kedalam tanah.

1.2.3 Alat Sondir


Alat sondir ini terdiri dari pipa-pipa penyelubung, pipa-pia sondir, yaitu
pipa-pipa yang berdiameter 1” dan mempunyai panjang 1 m, mempunyai alur-alur
sekrup untuk menyambung terhadap pipa yang lainnya. Konusnya terbuat dari baja
tuang dengan kemiringan sudut puncak sebesar 60 derajat.
Luas dari bidang dasarnya adalah sebesar 10 cm2 atau dengan diameter pipa
sebesar 1,4”. Alat ini diperlukan hanya untuk mengukur tahanan ujung dari tanah
yang tertekan dari bawahnya. Maka dari itu pipa tidak terus menerus ditekan.
Penekanan dilakukan hanya pada permukaannya saja, kemudian batang sondir saja
yang ditekan pada mur kepala yaitu sebagai alat untuk meneruskan tekanan alat
sondir ke pipa sondir.
Ini dimaksudkan agar antara keduanya tidak ada yang rusak akibat
penekanan pada pipa sondir.
Roda gigi yaitu alat untuk mengatur turun naiknya tabung penekan. Alat
penahan yaitu suatu alat yang terdiri atas dua pasang besi ambang yang dipasang
pada tanah dengan jangkar yang disebut dengan angkur (anchor) untuk menahan
alat agar mengikat/mengunci terhadap tanah selama penyondiran berlangsung.
I.-9

I.3 Prinsip-prinsip percobaan

• Percobaan pada manometer (dam satuan kg/cm2), disebut tahanan konus daripada
penyondiran, dimana
Gaya yang bekerja
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑆𝑜𝑛𝑑𝑖𝑟 = Luas bidang dasar dari konus kg/cm2

• Harga tahanan konus diplot dalam suatu grafik terhadap kedalaman yang
bersangkutan
• Interval yang dipakai percobaan adalah pembacaan dilakukan tiap kali alat sondir
masuk sedalam 20 cm ke dalam tanah :
− Pembaca pertama dalam ujung konus.
− Pembaca kedua dalam ujung konus + sondir.
• Nilai hambatan pelekat didapat mengurangkan besarnya nilai konus dari jumlah
keseluruhan.

I.4 Persiapan Penyondiran

• Untuk mencegah alat sondir tidak tertarik ke atas dalam penyondiran, untuk
menanggulanginya maka dipasang jangkar/angkur yang ditanam dalam-dalam
(pemasangan jangkar ini perlu sekali dalam kedalaman yang besar untuk membuat
alat sondir dapat berdiri dengan kokoh).
• Alat sondir ini diletakan diantara jarak pemasangan dua jangkar yang erlebih dahulu
telah dipasang, dan ujungnya telah diberi berlubang-lubang untuk memasukan jangkar
tadi, dan kemudian dikeraskan dengan mur kepala agar keudukan alat sondir menjadi
mantap, stabil dan kokoh.
• Titik penyondiran terletak antara dua buah jangkar tadi dan tentu dibawah alat sondir.
• Alat pemutar diputar sedekian hingga penekan naik setinggi-tingginya agar dalam
memasang pipa sondir tidak terhalang.

I.5 Prosedur Percobaan

• Sesudah semua alat-alat Sondir, Gurdi, Pipa Sondir dan Sekrup-sekrup tersedia, maka
barulah handel diputar (untuk menurunkan diputar arah berlawanan jarum jam) pada
waktu tabung menyentuh Mur kepala, Spie ditekan kedepan sehingga mur kepala
yang tertahan oleh Spiede dan tertekan kebawah dan kemudian masuk kedalam tanah.
• Diusahakan agar pemutaran handel berlangsung dengan konstan (kira-kira 1 – 2
cm/detik).
• Tiap-tiap masuk ketanah sedalam 20 cm, poros gigi penekan dinaikan keatas sehingga
tekanan Konus beralih melalui batang Sondir ke Manometer, baru kemudian
pembacaan dilakukan.
I.-9

• Baru kemudian setelah tekanan telah menunjukan 60 kg/cm2, kita harus mengganti
manometer yang terdahulu dengan manometer baru yang memiliki kapasitas yang
lebih besar.
• Tabung diangkat naik dan spie pengatur tekanan kembali untuk menekan keseluruhan
pipa beserta konusnya.
• Setelah masuk kedalam yang sama spie pengatur ditarik kembali dan dimulai dengan
tekanan konus yang berikutnya.
• Begitu seterusnya pipa ini sampai masuk kedalam tanah, jadi perlu pipa-pipa baru
(biasanya sepanjang 1 m).
• Pekerjaan ini terus dilakukan sampai kedalaman tertentu, dimana kapasitas sondir
sudah mencapai kurang lebih pembacaan pada angka 150 kg/cm2.
• Setelah pembacaan selesai, pipa-pipa dan konusnya dikeluarkan kembali, dilepaskan
dari sambungan batang lain maka batang dibawahnya harus ditahan jangan sampai kut
diputar yang akan menyebabkan ujung konus terlepas dan juga batang-batang yang
lainnya ikut terperosok kedalam lubang.
• Pipa-pipa konus dan yang lainnya harus dibersihkan dan dikeringkan kemudian
diolesi dengan oli agar tidak berkarat.
I.-9

Penjelasan Perhitungan :

▪ Nilai qc dan qc + f diperoleh dari pembacaan manometer pada saat melakukan percobaan
sondir.
▪ Dari data tersebut dilakukan perhitungan antara lain :

− lr = local friction

(Tn − Sn)𝑥(𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑘𝑜𝑛𝑢𝑠 𝑥 𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖)


𝑀𝑛 = 𝑙𝑓 =
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑚𝑎𝑛𝑡𝑒𝑙 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚
qc = .........?...

Dimana,

Mn/lf = nilai mantel pada kedalaman n meter (kg/cm2)

Sn = nilai konus (kg/cm2)

Tn = nilai total pada kedalaman meter (kg/cm2)

Luas Konus = 10 cm2

Luas Mantel Dalam = 111,89 cm2

− Jumlah hambatan pelakat (JHP), menggunakan rumus :

HPn = (PGn – 20 + Mn x D)

dimana, HPn – 20 = jumlah hambatan pelekat dalam keadaan n meter.

D-20 cm (ketetapan kelipatan dari jarak setiap pembacaan) ke-empat grafik tersebut
dibuat dalam satu tempat dan untuk menginatkan bahwa absis kedalaman 20 cm atau
0,2 m.

− Kemudian dibuat grafik hubungan antara :


▪ Nilai qc dan kedalaman (D)
▪ Nilai 20 lf dan kedalaman (D)
▪ Nilai JHP dan kedalaman (D)
I.-9

1.8. Lembar Asistensi

LEMBAR ASISTENSI PRAKTIKUM


MEKANIKA TANAH II
Nama :
Nrp. :
Kelompok :
Rekan Kerja : 1. 4.
2. 5.
3. 6.

Materi Praktikum :
Assisten Praktikum :
No Tanggal Uraian Paraf
SOUNDING TEST S - 1
Depth, D qc qc + f If 20 If JHP FR=(If/qc)x100%
cm kg/cm2 kg/cm2 kg/cm
0 0 0 0,000 0,000 0,000 0,000
20 2 5 0,250 5,003 5,003 12,508
40 5 10 0,417 8,339 13,342 8,339
60 4 7 0,250 5,003 18,345 6,254
80 5 9 0,334 6,671 25,016 6,671
100 4 8 0,334 6,671 31,686 8,339
120 5 7 0,167 3,335 35,022 3,335
140 6 9 0,250 5,003 40,025 4,169
160 7 11 0,334 6,671 46,696 4,765
180 10 14 0,334 6,671 53,367 3,335
200 12 16 0,334 6,671 60,038 2,780
220 15 18 0,250 5,003 65,041 1,668
240 21 26 0,417 8,339 73,379 1,985
260 20 21 0,083 1,668 75,047 0,417
280 33 35 0,167 3,335 78,382 0,505
300 45 48 0,250 5,003 83,385 0,556
320 50 53 0,250 5,003 88,389 0,500
340 64 68 0,334 6,671 95,059 0,521
360 32 35 0,250 5,003 100,063 0,782
380 31 36 0,417 8,339 108,401 1,345
400 40 45 0,417 8,339 116,740 1,042
420 64 68 0,334 6,671 123,410 0,521
440 88 92 0,334 6,671 130,081 0,379
460 30 35 0,417 8,339 138,420 1,390
480 60 64 0,334 6,671 145,091 0,556
500 27 30 0,250 5,003 150,094 0,927
520 29 32 0,250 5,003 155,097 0,863
540 31 35 0,334 6,671 161,768 1,076
560 35 40 0,417 8,339 170,106 1,191
580 52 56 0,334 6,671 176,777 0,641
600 54 57 0,250 5,003 181,780 0,463
620 47 50 0,250 5,003 186,783 0,532
640 38 40 0,167 3,335 190,119 0,439
660 40 44 0,334 6,671 196,790 0,834
680 57 60 0,250 5,003 201,793 0,439
700 48 51 0,250 5,003 206,796 0,521
720 67 70 0,250 5,003 211,799 0,373
740 110 115 0,417 8,339 220,138 0,379
760 96 100 0,334 6,671 226,808 0,347
780 100 103 0,250 5,003 231,812 0,250
800 94 98 0,334 6,671 238,482 0,355
820 98 101 0,250 5,003 243,486 0,255
840 132 135 0,250 5,003 248,489 0,190
860 109 112 0,250 5,003 253,492 0,230
880 105 107 0,167 3,335 256,827 0,159
900 106 108 0,167 3,335 260,163 0,157
920 108 110 0,167 3,335 263,498 0,154
940 132 135 0,250 5,003 268,501 0,190
960 139 142 0,250 5,003 273,504 0,180
980 159 163 0,334 6,671 280,175 0,210
1000 170 175 0,417 8,339 288,514 0,245
1020 173 178 0,417 8,339 296,852 0,241
Team Work :Yadi, Tatang, Lemusen Date Started Dateb Finished
Tested by : M. Ramadhan, Ratu R
Check by : Hikmad Lukman, Ir., MT. 24-Apr-18 08-Mei-18
Approv : Budiono,Ir., MT
SOUNDING CHART

SOUNDING CHART S - 1 CHART FR


FR

JHP ( Kg/ cm ) 0 5 10 15
0 200 400 600 800 0
0

200
200

400
400
Kedalaman ( cm )

Kedalaman ( cm )
600 600

800 800

1000
1000

1200
0 50 100 150 200 1200

qc ( kg/ cm2 ) FR

JHP QC

Team Work :Yadi, Tatang, Lemusen Date Started Dateb Finished


Tested by : M. Ramadhan, Ratu R
Check by : Hikmad Lukman, Ir., MT. 24-Apr-18 08-Mei-18
Approv : Budiono,Ir., MT
VI.5

BAB II
CONSOLIDATION TEST
(UJI KONSOLIDASI)

II. 1. Maksud dan Tujuan Percobaan

• Untuk menentukan sifat pemampatan suatu jenis tanah, yaitu sifat-sifat perubahan isi
dan proses keluarnya air dalam pori tanah yang diakibatkan adanya perubahan
tekanan vertikal yang bekerja pada tanah tersebut.
• Menentukan besarnya cv. (Koefisien konsolidasi) dan besarnya cc (indek
copressi/compression index) tanah untuk menghitung kecepatan penurunan dan
besarnya penurunan.

II.2. Alat – alat yang digunakan


• Satu set alat konsolidasi, terdiri dari :
− Ring kuningan, diameter 6,5 cm untuk tempat sample.
− Dua buah silinder batu pori
− Peluru besi, dan bak tempat meletakan ring.
− Pesawat aedometer test.
• Beban – beban
• Alat pengeluar contoh (extruder)
• Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
• Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai 1105c.
• Stopwatch.
• Pisau perata & pemotong sample tanah (spatula)
• Ring atau pencetak tanah.

II.3. Prinsip Percobaan


Konsolidasi adalah proses pemindahan tekanan dari air pori pada struktur
tanah dimana air pori mengalir keluar dari pori sehingga terjadi perubahan
volume.
Sample tanah dimasukan ke dalam suatu bak, kemudian diapit oleh bahan
yang rembes air (batu pori) di atas dan di bawah sample tanah dan direndam
dalam air selama 24 jam, kemudian diberi beban supaya air pori dapat keluar
dari tanah.

II.4. Prosedur Percobaan


Tanah dari tabung dicetak dengan ring pencetak tanah.
Bersihkan ring kuningan untuk tempat contoh tanah dan penutup ring (dari besi) kemudian
ditimbang dan diberi kode, misal A dan berat (W1).
Contoh tanah yang telah dicetak diletakan didalam ring kuningan dan besi penutup
ditimbang, misal A dan berat (W1).

Laboratorium Mekanika Tanah dan Beton


Program studi teknik Sipil
Universitas Pakuan Bogor
VI.5

Masukan batu pori untuk mengapit contoh tanah kemudian, diatas batu pori dipasang kembali
besi penutupnya.
Masukan kembali ring kuningan + tanah + batu pori + besi penutup kedalam bak konsolidasi,
atur supaya kedudukan ring kuningan kokoh pada bak konsolidasi.
Tambahkan air kedalam bak konsolidasi sampai penuh dan diamkan setelah 24 jam.
Setelah point f terlaksana kemudian diatur pada posisi pemberian pembebanan.
Siapkan pengatur waktu (stop watch), dan kemudian lakukan pembebanan pada kondisi
tertentu disertai dengan pembacaan penurunan tanah dengan interval waktu tertentu.
Pelaksanaan untuk poin h dilakukan sampai pada batas pembebanan tertentu dimana setiap
pembebanan memerlukan waktu 24 jam.
Pada hari terakhir pelaksanaan, angkat ring kuningan + tanah + batu pori + penutup besi,
kemudian untuk batu pori diambil dan dilakukan penimbangan, misal kode A dan berat (W3).
Ring + tanah + besi penutup dilakukan pengopenan selama 24 jam pada suhu (110  5c),
kemudian dilakukan penimbangan, misal kode A dan berat (W4).
Tanah yang telah di open dilakukan pemeriksaan berat jenis.

Laboratorium Mekanika Tanah dan Beton


Program studi teknik Sipil
Universitas Pakuan Bogor
VI.5

V.6. Lembar Asistensi

LEMBAR ASISTENSI PRAKTIKUM


MEKANIKA TANAH II
Nama :
NPM :
Kelompok :
Rekan Kerja : 1. 4.
2. 5.
3. 6.
Materi Praktikum :
Asisten Praktikum :
No Tanggal Uraian Paraf

Laboratorium Mekanika Tanah dan Beton


Program studi teknik Sipil
Universitas Pakuan Bogor
CONSOLIDATION TEST
ASTM D-2435-70
Bore Hole BH-1

Moisture Content and Volumetric


Before After Before After
Weight
Wt. Container + Wet Soil (gr) 107,00 136,00 Sample Height (Ho) 2,00 1,87
Wt. Container + Dry Soil (gr) 64,00 90,00 Void Ratio (e) 1,444 1,290
Wt. Water (gr) 43,00 46,00 Moisture Content (%) 67,19 51,11
Moisture Content (%) 67,19 51,11 Degree of Saturation (%) 108,86 92,65
Vol. Weight (gr/cm3) 1,61 2,05 Specific Gravity 2,34

Case (Kg), Pressure (Kg/cm2)


Square root of time
0.83 1.66 2.49 8.29 16.58 24,88 0.83
(menute) 0.025 0.05 0.075 0.25 0.50 0,75 0.025
0 0,0 12,0 19,5 26,0 82,3 132,5 170,1
0,25 5,2 14,0 21,0 42,0 89,3 138,6 166,3
1 5,8 14,9 21,3 46,0 94,0 142,0 160,2
2,25 6,9 15,2 21,5 53,0 96,5 144,5 156,0
4 7,2 15,5 22,0 59,5 104,0 145,8 154,3
6,25 7,8 16,2 22,2 65,0 110,2 146,2 153,2
9 8,3 16,3 22,6 68,0 114,4 147,8 150,7
12,25 8,8 16,5 23,0 71,0 119,2 150,3 146,6
16 9,1 17,0 23,5 72,8 120,2 153,0 142,1
20,25 10,0 17,2 23,6 73,5 122,5 156,5 140,2
36 10,1 17,6 24,0 74,2 125,6 160,2 138,2
64 10,2 18,0 24,8 76,0 128,0 162,4 133,6
100 11,2 19,0 25,0 79,2 129,4 165,2 130,4
1440 12,0 19,5 26,0 82,3 132,5 170,1 125,4

Team Work : Yadi, Tatang, Ablay Date Started Date Finished


Tested by :Ratu Rahmi R, M. Ramadhan
Check by : Hikmad Lukman, Ir., MT. 24-Apr-18 08-Mei-18
Approv : Budiono,Ir., MT
CONSOLIDATION TEST
ASTM D-2435-70
Bore Hole BH-1
1. Load Case 0.83 Kg

PLOT THE DIAL READING AND CORRESPONDING ROOT OF TIME

0,0

2,0

4,0
READING DIAL

6,0

8,0

10,0

12,0

14,0
0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00

t (t,min)

Team Work : Yadi, Tatang, Ablay Date Started Date Finished


Tested by :Ratu Rahmi R, M. Ramadhan
Check by : Hikmad Lukman, Ir., MT. 24-Apr-18 08-Mei-18
Approv : Budiono,Ir., MT
CONSOLIDATION TEST
ASTM D-2435-70
Bore Hole BH-1
2. Load Case 1.66 Kg

PLOT THE DIAL READING AND CORRESPONDING ROOT OF TIME

11,0

12,0

13,0

14,0
READING DIAL

15,0

16,0

17,0

18,0

19,0

20,0
0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00

t (t,min)

Team Work : Yadi, Tatang, Ablay Date Started Date Finished


Tested by :Ratu Rahmi R, M. Ramadhan
Check by : Hikmad Lukman, Ir., MT. 24-Apr-18 08-Mei-18
Approv : Budiono,Ir., MT
CONSOLIDATION TEST
ASTM D-2435-70
Bore Hole BH-1
3. Load Case 2.49 Kg
PLOT THE DIAL READING AND CORRESPONDING ROOT OF TIME
17,0

18,0

19,0

20,0
READING DIAL

21,0

22,0

23,0

24,0

25,0
0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00

t (t,min)

Team Work : Yadi, Tatang, Ablay Date Started Date Finished


Tested by :Ratu Rahmi R, M. Ramadhan
Check by : Hikmad Lukman, Ir., MT. 24-Apr-18 08-Mei-18
Approv : Budiono,Ir., MT
CONSOLIDATION TEST
ASTM D-2435-70
Bore Hole BH-1
4. Load Case 8.29 Kg
PLOT THE DIAL READING AND CORRESPONDING ROOT OF TIME
0,0

10,0

20,0

30,0

40,0
READING DIAL

50,0

60,0

70,0

80,0

90,0
0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00

t (t,min)

Team Work : Yadi, Tatang, Ablay Date Started Date Finished


Tested by :Ratu Rahmi R, M. Ramadhan
Check by : Hikmad Lukman, Ir., MT. 24-Apr-18 08-Mei-18
Approv : Budiono,Ir., MT
CONSOLIDATION TEST
ASTM D-2435-70
Bore Hole BH-1
5. Load Case 16.58 Kg
PLOT THE DIAL READING AND CORRESPONDING ROOT OF TIME

70,0

80,0

90,0
READING DIAL

100,0

110,0

120,0

130,0

140,0
0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00

t (t,min)

Team Work : Yadi, Tatang, Ablay Date Started Date Finished


Tested by :Ratu Rahmi R, M. Ramadhan
Check by : Hikmad Lukman, Ir., MT. 24-Apr-18 08-Mei-18
Approv : Budiono,Ir., MT
CONSOLIDATION TEST
ASTM D-2435-70
Bore Hole BH-1
6. Load Case 24,88 Kg

PLOT THE DIAL READING AND CORRESPONDING ROOT OF TIME


129,0

134,0

139,0

144,0
READING DIAL

149,0

154,0

159,0

164,0

169,0
0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00

t (t,min)

Team Work : Yadi, Tatang, Ablay Date Started Date Finished


Tested by :Ratu Rahmi R, M. Ramadhan
Check by : Hikmad Lukman, Ir., MT. 24-Apr-18 08-Mei-18
Approv : Budiono,Ir., MT
CONSOLIDATION TEST
ASTM D-2435-70
Bore Hole BH-1
7. Load Case 0.83 Kg

PLOT THE DIAL READING AND CORRESPONDING ROOT OF TIME

125,0

130,0

135,0

140,0
READING DIAL

145,0

150,0

155,0

160,0

165,0

170,0

175,0
0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00 10,00

t (t,min)

Team Work : Yadi, Tatang, Ablay Date Started Date Finished


Tested by :Ratu Rahmi R, M. Ramadhan
Check by : Hikmad Lukman, Ir., MT. 24-Apr-18 08-Mei-18
Approv : Budiono,Ir., MT
CONSOLIDATION TEST
ASTM D-2435-70
Bore Hole BH-1

LABORATORY CONSOLIDATION CURVE


1,6

1,55

1,5

1,45
Void ratio, e

1,4

1,35

1,3

1,25

1,2
0,01 0,1 Pc 1 10
PRESSURE (KG/CM2)

Cc = 0,112 Po = 0,323 Kg/cm2


Pc = 0,240 Kg/cm2 Cv = 0,01497 Cm2/ sec.
Information : Pc < Po Under Consolidation
Pc > Po Over Consolidation
Pc = Po Normal Consolidation

Team Work : Yadi, Tatang, Ablay Date Started Date Finished


Tested by :Ratu Rahmi R, M. Ramadhan
Check by : Hikmad Lukman, Ir., MT. 24-Apr-18 08-Mei-18
Approv : Budiono,Ir., MT
III.1

BAB III
SAND CONE
(CORONG PASIR)

III. 1. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah malaksanakan praktikum pengujian sand cone diharapkan mahasiswa dapat
menentukan kepadatan tanah dan menentukan derajat kepadatan tanah.
b. Tujuan Khusus
1. Menggunakan peralatan pengujian dengan baik dan benar
2. Menentukan berat isi tanah kering maxsimim (γdmax) dilapangan
3. Mendapatkan nilai kepadatan tanah dilapangan
4. Memahami prosedur pengujian kepadatan tanah dengan “Sand Cone (metode kerucut
pasir)”.

III.2. DASAR TEORI

Percobaan kerucut pasir merupakan salah satu jenis pengujian yang dilakukan
dilapangan untuk menentukan berat isi kering ( kepadatan ) tanah asli ataupun hasil suatu
pekerjaan pemadatan yang dilakukan baik pada tanah kohesif maupun tanah non kohesif.
Nilai berat isi tanah kering yang diperoleh dari percobaan ini biasanya digunakan
untuk mengevaluasi hasil pekerjaan pemadatan di lapangan (degreed of compaction) yaitu
perbandingan antara γd (kerucut pasir) dengan γdmax hasil percobaan pemadatan
dilaboraturium.
Tujuan dari pemadatan adalah untuk memperoleh stabilitas tanah dan memperbaiki
sifat- sifat teknisnya, Oleh karena itu, sifat teknis timbunan sangat penting untuk diperhatikan,
tidak anya kadar air dan berat keringnya. Pengujian untuk control pemadatan dalapangan
disfesifikasikan dan hasilnya menjadi standar untuk mengontrol suatu royek. Ada 2
spesifikasi untk pekerjaan tanah yaitu:
1. Sfesifikasi dari hasil akhir, dan
2. Sfesifikasi untuk cara pemadatan.

Tanah sebagai dasar untuk suatu kontruksi haru mempunyai kepadatan yang
mencukupi agar sanggu untuk menerima bebean-bebean yang bekerja diatasnya. Untuk itu
perlu diketahui kepadatan dari tanah tersebut sehingga akan didapat suatu kesimpulan apakah
tanah tersebut memenuhi kepadatan yang diinginkan. Pengujian dilapangan untuk menetukan
kerapatan tanah setempat dapat bersifat destruksif ata tidak destruktif. Kerapatan tanah dapat
III.2

ditentukan dengan memukul sebuah silinder kedalam tanah untuk mendapatkan contoh tanah
yang volumenya diketahui. Yang biasa dilakukan adalah dengan menggali sebuah lubang,
cara ini disebut dengan “ pemindahan tanah “. Cara dengan pemindahan tanah adalah sebagai
berikut :

1. Menggalai lubang pada permukaan tanah


2. Meneukan kadar airnya
3. Mengukur volume tanah yang digali
4. Menghitung berat volume basah
5. Membandingkan berat volume kering (labor) dengan berat volume kering maximum yang
diperoleh dilapangan.
6. kerucut Menghitung kepadatan tanah relative. Kepadatan relatif. Kepadatan tanah
dilapangan dapat dilaksanakan dengan tepat.

Pasir yang digunakan dalam metoda kerucut pasir (Sand Cone) adalah pasir otawa / kuarsa,
alasan adalah:
• Pasir tersebut mudah dialirkan
• Gradasinya seragam
• Dapat mengisi semua ruang yang kosong
• Pasir tersebut benar – benar kering

A. PERALATAN DAN BAHAN


a. Peralatan :
• Kerucut yang dilengkapi dengan kran pengunci
• Botol transparan dengan kapasitas 9 kg
• Alat perata (Scraper)
• Timbangan
• Wadah
• Oven
• Palu
• Sekop kecil
• Paku
• Kuas
III.3

Bahan – bahan :
• Pasir otawa / Kuarsa
• Tanah dilapangan

III.3. PROSEDUR PELAKSANAAN

a. Menentukan volume (isi botol)


1. Persiapan semua peralatan serta bahan – bahan yang diperlukan dalam pengujian
2. Timbangan berat botol + corong dalam keadaan kosong (W1)
3. Buka kran pada corong kemudian isi air kedalam corong sampai penuh
4. Tutup kembali kran tersebut lalu balikkan botol agar air yang tersisa pada corong
keluar.
5. Timbang berat botol beserta corong yang berisi air (W2)
6. Tentukan volume botol tersebut dengan rumus:
W2−W1
𝑉𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 = γair

b. Menentukan berat isi pasir :


1. Keluarkan air dari dalam botol, lalu keringkan botol tersebut
2. Masukkan pasir ke dalam botol sampai penuh kemudian timbang (W3)
3. Berat isi pasir diperoleh dengan rumus

W3− W1
𝛾 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑟 =
Vo. botol

c. Menentukan berat pasir dalam corong :


1. Masukkan pasir secukupnya, minimal ½ botol kemudian timbang (W4)
2. Balikkan botol pada tempat yang rata, buka kran pada corong sehingga pasir mengalir
melalui corong
3. Corong atau kerucut yang telah berisi penuh dengan pasir, bila pasir dalam corong
tidak bergerak lagi kunci kembali kran pada corong / kerucut lalu botol ditegakkan
kembali
4. Tentukan berat botol beserta kerucut yang berisi sisa pasir (W5)
5. Tentukan berat pasir dalam corong = W4 – W5

d. Menentukan berat isi tanah di lapangan :


III.4

1. Tentukan lokasi tempat pengujian tanah, bersihkan permukaan dari material –


material lain yang dapat menghambat selama pengujian
2. Ratakan permukaan tanah tersebut, kemudian letakkan plat dasar di atasnya
3. Buat lubang sesuai dengan diameter pada pelat dasaar dengan kedalaman yang
hamper sama dengan diameter lubang
4. Tanah hasil galian dimasukkan kedalam plastik lalu timbang dan tentukan kadar
airnya.
5. Siapkan botol yang telah berisi pasir ± 2/3 dari tinggi botl lalu timbang (W6).
6. Letakkan botol diatas lubang dengan posisi kerucut menghadap ke dalam lubang, lalu
buka kran kerucut sehingga pasir mengalir mengisi lubang hingga penuh
7. Timbang sisa pasir dalam lubang dan kerucut (W7)
8. Hitung berat pasir dalam lubang dan kerucut (W8) :
W 8 = W6 – W7
9. Hitung berat pasir dalam lubang (W9) :
W 9 = W8 – W6
10 Hitung volume galian :
Berat pasir
𝑉𝑜𝑙 =
γpasir
SAND CONE TEST
PROYEK Pelebaran Fly Over Universitas Indonesia
LOKASI Fly Over Universitas Indonesia
HARI Sabtu
TANGGAL 14-Nov-20
TITIK 1, 2, 3, 4, dan 5

PENENTUAN DERAJAT KEPADATAN TANAH DI LAPANGAN

KETERANGAN LAMBANG SATUAN HASIL


1 2 3 4 5
Kadar Air Rata - Rata ωɑ % 40%
DATA ALAT
Volume Botol Vb Cm3 4768,875 4768,875 4768,875 4768,875 4768,875
Berat (Pasir+Botol+Corong) W1 gr 7100 7200 7100 7400 7200
Berat Isi Pasir ys gr/Cm3 1,342 1,363 1,342 1,405 1,363
Sisa (Botol + Corong + Pasir) W2 gr 5500 5400 5500 5800 5700
Berat Pasir Dalam Corong W3 gr 1600 1800 1600 1600 1500
PADA SAAT PERCOBAAN
Berat (Pasir+Botol+Corong) W4 gr 8600 8500 8400 8800 8600
Sisa (Botol + Corong + Pasir) W5 gr 5500 5500 5200 5600 5400
Berat Pasir Dalam Lubang W6 gr 1500 1200 1600 1600 1700
Volume Lubang Vh Cm3 1117,7051 880,40769 1192,2188 1138,8358 1247,2442
Berat Tanah Basah W7 gr 2500 2600 2500 2500 2600
Berat Isi Tanah Basah yw gr/Cm3 2,237 2,953 2,097 2,195 2,085
Berat Isi Tanah Kering Lap ydry Lap gr/Cm3 2,228 2,953 2,097 2,195 2,085
Berat Isi Tanah kering Lab ydry Lab gr/Cm3 0,022 0,030 0,021 0,022 0,021
Derajat Kepadatan Tanah % 101,27 98,43 99,85 99,77 99,28
Nilai kepadatan tanah dilapangan umumnya diharuskan memiliki kepadatan 98%,
Apabila hasil uji tidak mencapai nilai minimum tersenut, maka tanah perlu dilakuka
CATATAN
penambahan pemadatan dengan alat pemadatan hingga mencapai nilai kepadatan
minimum tersebut.
IV-3

BAB IV
DINAMIC CONE PENETRATION
(DCP)

IV.1. Maksud dan Tujuan

Maksud percobaan ini adalah untuk menentukan nilai CBR langsung di


lapangan kondisi tanah asli.

IV.2. Alat – alat yang digunakan

o Handle
o Hammer Cap. 8 kg
o Anvil
o Penetrasi Skala
o Conus 60 (angle)
o Currying Bag

IV.3 Persiapan percobaan

o Siapkan alat yang akan dipakai dan bersihkan.

IV.4 Prosedur percobaan


o Bersihkan lokasi tanah yang akan dilakukan pengujian.
o Pasarng alat DCP dalam keadaan tegak lurus.
o Selanjutnya dilakukan penumbukan dengan menggunakan hammer Cap. 8 kg
(minimal 5 kali penetrasi) pada setiap titik.
o Lakukan pembacaan pada mistar pada setiap penetrasi.
IV-3

Penjelasan Perhitungan :

Penetrasi = (25 / Nilai Tertinggi ) x 5

Water Weight, W4 (gr) = W2 – W3

Dry Soil Weight, W5 (gr) = W3 – W1

Water Content (%) = (W4/W5)X 100%


DINAMIC CONE PENETRATION (DCP) TEST

FIELD DATA CALCULATION

PEMBACAAN
TUMBUKAN PENETRASI TUMBUKAN NILAI CBR %
MISTAR
(N) PER 25 mm
( mm ) ( mm ) GRAFIK CBR %
0 20
1 100 80,00 0,00
2 125 105,00 0,24 1,10 Minimum
3 190 170,00 0,29 1,30
4 240 220,00 0,34 1,50
5 290 270,00 0,37 2,00
6 340 320,00 0,39 2,20
7 380 360,00 0,42 2,40
8 420 400,00 0,44 2,90 Maxiimum
9 560 540,00 0,37 2,00
10 590 570,00 0,39 2,20
1,96

CBR Value (%)

0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50


0

100

200
Depth ( mm )

300

400

500

600

700
V.3

BAB V
CONE PENETRATION TEST
(CPT)

V.1. Maksud dan Tujuan Percobaan


Untuk memeriksa CBR langsung dilapangan yaitu, perbandingan antara beban
penetrasi suatu lapisan tanah terhadap beban standar dengan kedalaman dan kekuatan
penetrasi yang sama.

V.2. Alat-alat yang digunakan


o Satu set alat Cone Penetrasi Test
o Dial Gauge
o Meteran
o Patok

V.3. Prosedur Percobaan


o Tentukan titik yang akan diuji dengan jarak 50 meter pada tiap titiknya
o Siapkan satu set alat cone penetration test
o Masukan ujung alat cone penetrasi test sampai kedalam 5 cm, 10 cm dan 15 cm.
o Pada setiap kedalaman tersebut dilakukan pembacaan pada Dial Gauge yang terdapat
pada alat cone penetrasi test.
V.3

Penjelasan Perhitungan :

Nilai CBR = Jumlah Nilai Penetrasi

Water Weight, W4 (gr) = W2 – W3

Dry Soil Weight, W5 (gr) = W3 – W1

Water Content (%) = (W4/W5) X 100%


Cone Penetration Test
No titik Kedalaman (cm) Penetrasi Nilai CBR
5 55
1 10 60 59,67
15 64
5 48
2 10 52 53,33
15 60
5 47
3 10 54 53,67
15 60
5 52
4 10 58 56,67
15 60
5 52
5 10 54 52,67
15 52
5 48
6 10 54 52,67
15 56
5 60
7 10 65 62,33
15 62
5 45
8 10 51 50,67
15 56
5 43
9 10 48 48,33
15 54
5 52
10 10 56 54,00
15 54
BAB VI
CBR LAPANGAN
1. Tujuan dan Definisi
Tujuan menentukan harga CBR (California Bearing Ratio) tanah setempat di lapangan.
CBR adalah perbandingan antara beban penetrasi material yang di uji terhadap material
standard berupa batu pecah di California pada penetrasi dan kecepatan yang sama.
2. Cara Uji CBR Lapangan (SNI 1738-2011)
• Peralatan Pengujian CBR Lapangan

Gbr. Proving Ring

Gbr. Dial Gauge

➢ Dongkrak CBR mekanis dengan kapasitas 10 ton, dilengkapi dengan “swivel


head”.
➢ Cincin penguji (proving ring) dengan kapasitas : 1,5 ton (3000 lbs), 3 ton (6000
lbs), 5 ton (10.000 lbs), atau sesuai dengan kebutuhan.
➢ Piston/torak penetrasi dan pipa-pipa penyambung.
➢ Arloji penunjuk (dial) penetrasi untuk mengukur penetrasi dengan ketelitian 0,01
mm (0,001”) dilengkapi dengan balok penyokong dari besi propil sepanjang
lebih kurang 2,5 meter.
➢ Keping beban (plat besi) yang bergaris tengah 25 cm (10”) berlubang di tengah
dengan berat +/- 5 Kg (10 Pound) dan beban-beban tambahan seberat 2,5 Kg (5
Pound) yang dapat ditambahkan bilamana perlu.
➢ Sebuah truck yang dibebani sesuai dengan kebutuhan atau alat-alat berat lainnya
(vibro, excavator, buldozer, dll) yang dibawahnya dapat dipasang sebuah
dongkrak CBR mekanis.
➢ Dua dongkrak truck, alat-alat penggali, alat-alat penumbuk, alat-alat perata,
waterpas.

• Persiapan lokasi

➢ Tanah diratakan permukaannya atau digali sampai lapisan yang dikehendaki dan
diratakan (luas galian kira-kira 60 cm x 60 cm)
➢ Permukaan tanah yang akan diuji harus rata levelnya dan tidak ada kemiringan :
cek dengan waterpass
➢ Dipastikan bahwa di permukaan yang akan diuji (sub grade, sub base, base
course, dsb) tidak ada butiran lepas : bersihkan semua debu, pasir, kerikil yang
lepas/berserakan
➢ Untuk tanah dasar yang belum ada perkerasan dan pemadatan, cukup dibersihkan
akar rumput dan bahan organik lain (biasanya sampai kedalaman 30-50 cm)
➢ Selama pemasangan alat-alat, permukaan tanah atau permukaan yang sudah
dibersihkan harus dijaga supaya tidak kelembabannya tidak berubah dari kondisi
awal, jika perlu ditutup dengan plastik apabila cuaca sangat panas
➢ Pemeriksaan dilakukan secepat mungkin sesudah persiapan selesai
➢ Apabila dibutuhkan, dapat dilakukan pemeriksaan kadar air dan berat isi bahan
setempat.

• Pemasangan Alat

➢ Truk/alat berat lainnya ditempatkan sedemikan rupa sehingga dapat


dipasang dongkrak CBR mekanis tepat diatas lubang pemeriksaan.
➢ As roda belakang diatur sejajar dengan muka jalan yang diperiksa.
➢ Truk/alat berat didongkrak supaya berat sendirinya tidak ditahan lagi oleh per
kendaraan (jika tertahan per maka pembacaan akan tidak tepat karena terpengaruh
pengenduran gaya oleh per kendaraan)
➢ Dongkrak CBR mekanis dan peralatan lain dirangkai, supaya piston penetrasi
berada 1 atau 2 cm dari permukaan yang akan diperiksa.
➢ Cincin penguji (proving ring) diatur sehingga piston dalam keadaan vertikal.
➢ Pastikan semua peralatan uji dalan kondisi stabil, vertikal, sentris (segaris dan
tidak melenting/melendut) dan kokoh serta tepat pada posisi yang disyaratkan
➢ Keping beban/plat baja setebal 25 cm (10”) diletakkan sentris dibawah torak
penetrasi sehingga piston penetrasi tepat masuk kedalam lubang keping beban
tersebut.
➢ Arloji/dial pengukur penetrasi dipasang pada piston penetrasi, sedemikian rupa
sehingga jarum pada dial penetrasi menempel pada keping beban/plat baja
• Pembacaan Waktu dan Penetrasi :

➢ Piston penetrasi diturunkan sehingga memberikan beban permulaan sebesar 5 Kg


(10 Lbs) – jika diperlukan, dapat gunakan beban-beban tambahan
➢ Arloji cincin penguji (proving ring) dan arloji penunjuk penetrasi (dial penetrasi)
diatur sehingga menunjuk pada angka nol.
➢ Pembebanan ditambah dengan teratur, agar kecepatan penetrasinya mendekati
kecepatan tetap 1,25 mm (0,05”) per menit – penambahan pembebanan ini yang
sering terlupa atau tidak terlaksana dengan baik konsistensi kecepatan penetrasi per menitnya
➢ Pembacaan beban dicatat pada penetrasi (angka di belakang = angka tabel SNI
yang direvisi):

• 0,3128 mm (0,0125”) 0,32 mm [15 detik]


• 0,6200 mm (0,0250”) 0,64 mm [30 detik]
• 1,2500 mm (0,0500”) 1,27 mm [60 detik / 1 menit]
• 1,8700 mm (0,0750”) 1,91 mm [1 menit 30 detik]
• 2,5400 mm (0,1000”) 2,54 mm [2 menit]
• 3,7500 mm (0,1500”) 3,81 mm [3 menit]
• 5,0800 mm (0,2000”) 5,08 mm [4 menit]
• 7,5000 mm (0,3000”) 7,62 mm [6 menit]
• 10,1600 mm (0,4000”) 10,16 mm [8 menit]
• 12,5000 mm (0,5000”) 12,70 mm [10 menit]

Perhitungan Nilai CBR Lapangan :


1.
1. Tentukan beban yang bekerja pada torak
2. Hitung tegangan di tiap kenaikan penetrasi
3. Plotkan hasilnya pada grafik dan buat kurvanya
4. Cek kurva apakah perlu koreksi atau tidak (lihat contoh di samping) – pada
keadaan tertentu, kurva penetrasi dapat berbentuk lengkung ke atas sehingga perlu
dikoreksi dan titik inisial bergeser dari titik nol
5. Gunakan hasil tegangan yang terkoreksi untuk analisa hitungan berikutnya
6. Ambil nilai tegangan pada penetrasi : 0,1 inchi/2,54 mm dan 0,2 inchi/5,08 mm
7. Hitung CBR dengan pembagian terhadap tegangan standar :

• 0,71 kg/mm2 (1000 Psi) (untuk penetrasi 0,1 inch atau 2,54 mm )

• 1,06 kg/mm2 (1500 Psi) (untuk penetrasi 0,2 inch atau 5,08 mm)

Jika tegangan maksimum yang terjadi menghasilkan penetrasi di bawah 0,2 inchi, maka tegangan
dasar dapat diinterpolasi

Umumnya CBR dinyatakan pada penetrasi 0,1 inchi

Jika CBR pada penetrasi 0,2 inchi lebih besar pada CBR pada penetrasi 0,1 inchi maka pengujian
harus dilakukan minimal 3 kali pada lokasi yang berdekatan
Jika dari 3 hasil pengujian menunjukkan CBR pada penetrasi 0,2 inchi lebih besar dari CBR pada
penetrasi 0,1 inchi maka ditetapkan nilai CBR adalah CBR pada penetrasi 0,2 inchi
CALIFORNIA BEARING RATIO TEST
Soaking Data
POINT CBR - 1 LOADING - PENETRATION
Time
CURVE
600
Reading 0 5 9 16

LOADING (lbs)
Swelling (%)
3
Volume ( cm )

500

y = -1367,1x2 + 1391x + 88,395


R² = 0,884

PENETRATION DATA
400
Time Penetration Loading (dial) Standard 0,0125 85,0
(minuts) (inch) (mm) (lbs) (psi) lbs 0,025 127,5
0 0 0,050 208,3
0,25 0,0125 2,00 85,0 0,075 246,5
0,50 0,025 3,00 127,5 0,100 255,0
"CBR 0.2
1,00 0,050 4,90 208,3 300 0,150 267,8
1,50 0,075 5,80 246,5 0,200 306,0
2,00 0,100 6,00 255,0 3000 0,300 331,5
3,00 0,150 6,30 267,8 0,400 391,0
4,00 0,200 7,20 306,0 4500 0,500 480,3
6,00 0,300 7,80 331,5 5700 "CBR 0.1
200
8,00 0,400 9,20 391,0 6900 0 213,8
10,00 0,500 11,30 480,3 7800 0,100 213,8

0,100 213,8
0,1000 0
100
0,000 311,9
0,200 311,9

0,200 311,9
0
0,200 0
0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5

PENETRATION (inch)

213,8 / ( 3 x 1000 ) x 100%


0.1 " =
7,1 %
CBR VALUE
311,9 / ( 3 x 1500 ) x 100%
0.2 " =
6,9 %

Anda mungkin juga menyukai