UNIVERSITAS PAKUAN
LABORATORIUM
MEKANIKA TANAH – BETON
Jalan Pakuan P.O. Box 452 BOGOR Telp./Fax. (0251)8311007
LAPORAN
HASIL PENGUJIAN MATERIAL
DAN
MIX DESIGN
K-225
PT. TELKOMSEL
Nomor : 01/LMB/IX/2021
Lampiran : 1 (satu) berkas
Perihal : Laporan Hasil Pengujian Material (Mix Design)
Dengan hormat,
Sesuai permohonan dari Perusahaan Bapak, tentang pengujian material (Mix Design)
mutu beton K-225 Kg/Cm² di Laboratorium Mekanika Tanah – Beton FT-UNPAK untuk
Proyek Pembangunan Menara Telekomunikasi R-3227ID.04, Babakan Sedeng,Kota Bogor.
Maka dengan ini kami sampaikan laporan hasil test material sebagaimana terlampir.
Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Daftar Isi
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PAKUAN
LABORATORIUM
MEKANIKA TANAH – BETON
Jalan Pakuan P.O. Box 452 BOGOR Telp./Fax. (0251)8311007
BAB I
PEMERIKSAAN KADAR AIR
I. TUJUAN PERCOBAAN
Pemeriksaan kadar air agregat adalah perbandingan antara berat air yang terkandung
dalam agregat dengan berat dalam keadaan kering. Nilai kadar air ini digunakan untuk
koreksi takaran air untuk adukan beton yang disesuaikan dengan kondisi agregat
dilapangan.
II. PERALATAN
a. Timbangan ketelitian 0,1 gram.
b. Oven.
c. Talam atau wadah.
III. BENDA UJI
Benda uji yang digunakan adalah agregat dalam kondisi alami.
IV. PROSEDUR PEMERIKSAAN (LAMPIRAN FOTO UJI MATERIAL)
a. Timbang talam atau wadah
Talam
d. Timbang kembali berat talam beserta benda uji yang telah dioven
VIII. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian material agregat kasar dan halus pada perencanaan Mix
Design diatas dapat diambil kesimpulan bahwa, nilai kadar air yang terkandung pada
agregat tidak memenuhi standar spesifikasi dalam pembuatan beton, yakni :
1. Agregat halus = %
2. Agregat kasar = %
IX. SARAN
Dengan demikian perhitungan campuran beton perlu menambah jumlah air dalam
campuran
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PAKUAN
LABORATORIUM
MEKANIKA TANAH – BETON
Jalan Pakuan P.O. Box 452 BOGOR Telp./Fax. (0251)8311007
BAB II
PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR AGREGAT HALUS
I. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk menentukan persentase kadar lumpur dalam agregat kadar lumpur yang
terkandung dalam agregat halus tidak boleh melebihi 5% yang telah ditetapkan
SNI No. 03-2417-1991 dan kadar lumpur yang terkandung dalam agregat kasar
tidak boleh melebihi 1% yang telah ditetapkan oleh SNI No. 03-1750-1990.
II. PERALATAN
a. Gelas Ukur
b. Alat Pengaduk
III. BENDA UJI
Contoh pasir secukupnya dalam kondisi lapangan dengan bahan pelarut air biasa
IV. PROSEDUR PEMERIKSAAN
a. Masukan beban equivalent kedalam tabung sand equivalent, catat letak tera
putih pada posisi strip, lalu keluarkan beban equivalent
d. Lalu tutup dengan sumbat gabus, Kemudian masukan ke alat sand equivalent
shaker
h. Masukan lagi beban equivalent sampe beban tersebut berhenti, lalu catat
kembali letak tera putih di tabung sand equivalent
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PAKUAN
LABORATORIUM
MEKANIKA TANAH – BETON
Jalan Pakuan P.O. Box 452 BOGOR Telp./Fax. (0251)8311007
V. PERHITUNGAN
V1
Kadar Lumpur x 100%
V 1+V 2
Dimana :
V1 = Tinggi Pasir
V2 = Tinggi Lumpur
VI. HASIL PEMERIKSAAN
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN BETON
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR
PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR AGREGAT HALUS
Obeservasi I II III Satuan
Tinggi pasir (V1) ml
Tinggi lumpur (V2) ml
Kadar Lumpur %
VIII. KESIMPULAN
Kadar lumpur pada agregat halus hasil percobaan diatas sudah seuai dengan SNI
No. 03-1750-1990 yaitu tidak lebih dari 1%
IX. SARAN
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PAKUAN
LABORATORIUM
MEKANIKA TANAH – BETON
Jalan Pakuan P.O. Box 452 BOGOR Telp./Fax. (0251)8311007
BAB III
PEMERIKSAAN KADAR ORGANIK AGREGAT HALUS
I. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk menentukan adanya kandungan bahan organic dalam agregat halis. Kandungan
bahan organik yang berlebihan dapat mempengaruhi kualitas beton.
II. PERALATAN
a. Timbangan ketelitian 0,1 gram.
b. Botol gelas tembus pandang dengan penutup karet atau gabus atau bahan penutup
lainnya yang tidak bereaksi terhadap NaOH.
c. Gelas bervolume 350 ml.
d. Standar warna / organic plate ( Tester Helege )
e. Alat Pengaduk
f. Larutan NaOH 3%
III. BENDA UJI
Pasir dan split yang sudah dikeringkan dalam oven dengan suhu (110±5)ᵒC selama 24
jam.
IV. PROSEDUR PEMERIKSAAN
a. Benda uji dimasukan kedalam botol sebanyak 115 ml (1/3 volume botol)
b. Tambahkan senyawa NaOH 3%. Hingga total volume menjadi kira-kira ¾ botol lalu
kocok hingga homogen.
c. Botol ditutup erat dan dibiarkan mengendap selama 24 jam.
d. Setelah 24 jam, bandingkan warna cairan yang terlihat dengan warna standar No. 3
(apakah lebih tua atau lebih muda)
Catatan : Bila warna cairan lebih tua dari warna standar No. 3 berarti kandungna
bahan organic melebihi toleransi (pasir terlalu kotor)
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PAKUAN
LABORATORIUM
MEKANIKA TANAH – BETON
Jalan Pakuan P.O. Box 452 BOGOR Telp./Fax. (0251)8311007
V. HASIL PEMERIKSAAN
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH DAN BETON
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR
PEMERIKSAAN KADAR ORGANIK AGREGAT HALUS
Obeservasi Tabung A Tabung B Tabung C
No. Pemeriksaan
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PAKUAN
LABORATORIUM
MEKANIKA TANAH – BETON
Jalan Pakuan P.O. Box 452 BOGOR Telp./Fax. (0251)8311007
BAB IV
PEMERIKSAAN SPECIFIC GRAVITY AGREGAT HALUS
I. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk menentukan berat jenis curah (buik specific gravity) kondisi kering dan kondisi
kering permukaan (saturated surfaced dry), berat jenis semu (apparent specific gravity)
dan penyerapan air (absorption)
II. PERALATAN
a. Cetakan kerucut pasir (Metal sand cone mold)
b. Tongkat pemadat ari logam untuk cetakan kerucut (tamper)
c. Piknometer
d. Timbangan
III. BENDA UJI
Benda uji yang digunakan adalah pasir yang sudah di oven dengan suhu (110 ± 5)ׄ°C
selama 24 jam
IV. PROSEDUR PEMERIKSAAN
a. Lakukan pengujian kerucut untuk memeriksa kelembaban permukaan pasir
b. Letakkan cetakan kerucut diatas permukaan yang halus dan rata serta tidak
nyerap air dengan lubang kerucut yang lebih besar berada dibawah. Masukkan
benda uji kedalam cetakan kerucut pasir sampai penuh dan meluber, ratakan
bagian yang meluber tadi dengan tetap menjaga posisi kerucut. Padatkan benda uji
yang berada didalam kerucut secara perlahan dan merata sebanyak 25 kali dengan
tongkat pemadat. Setiap tumbukan dilakukan dengan cara menjatuh bebaskan
tongkat pemadet dergan ketinggian 5 mm dari permukaan benda uji yang
dipadatkan. Bersihkan sisa benda uji yang tumpah di sekitar kerucut, kemudian
angkat kerucut dengan hati-hati secara vertical
c. Masukkan benda uji kedalam piknometer, lalu isi dengan air hingga kira-kira 90%
kapasitas piknometer. Putar dan guncangkan piknometer untuk menghilangkan
gelembang udara yang terdapat dalam air. Umumnya dibutuhkan waktu sekitar 15
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PAKUAN
LABORATORIUM
MEKANIKA TANAH – BETON
Jalan Pakuan P.O. Box 452 BOGOR Telp./Fax. (0251)8311007
V. PERHITUNGAN
E
Apparent specific gravity =
( E+ D−C)
E
Bulk specific gravity kondisi kering =
( B+ D−C )
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PAKUAN
LABORATORIUM
MEKANIKA TANAH – BETON
Jalan Pakuan P.O. Box 452 BOGOR Telp./Fax. (0251)8311007
B
Bulk specific gravity kondisi SSD =
( B+ D−C )
( B−E)
Persentase absorpasi air = x 100 %
E
Keterangan :
A = Berat piknometer
B = Berat contoh kondisi SSD
C = Berat piknometer + contoh + air
D = Berat piknometer + air
E = Berat contoh kering
VIII. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian pemeriksaan specific gravity agregat halus, di dapat
beberapa nilai yaitu :
1. Apparent specific gravity = 3.121
2. Bulk specific gravity kondisi kering = 1.855
3. Bulk specific gravity kondisi SSD = 2.261
IX. SARAN
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PAKUAN
LABORATORIUM
MEKANIKA TANAH – BETON
Jalan Pakuan P.O. Box 452 BOGOR Telp./Fax. (0251)8311007
BAB V
PEMERIKSAAN SPECIFIC GRAVITY AGREGAT KASAR
I. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk menentukan berat jenis curah ( bulk specific gravity ) kondisi kering dan
kondisi kering permukaan ( saturated surfaced dry ), berat jenis semua ( apparent
specific gravity ) dan penyerapan air ( absorption )
II. PERALATAN
a. Timbangan
b. Keranjang besi
c. Alat penggantung keranjang
d. Handuk / lap
e. oven
III. BENDA UJI
Agregat yang tidak lolos saringan No.4
IV. PROSEDUR PRAKTIKUM
a. Rendam benda uji selama 24 jam di dalam air
b. Keringkan muka benda uji dengan handuk / lap hingga semua lapisan air pada
benda uji hilang. Keringkan air dari butiran yang besar secara tersendiri.
Lakukan secara hati-hati untuk menghindari penguapan air dari pori-pori
agregat dalam mencapai kondisi jenuh kering permukaan. Aliran udara yang
bergerak dapat digunakan untuk membantu pekerjaan pengeringan
c. Timbang benda uji untuk mengetahui berat benda uji kondisi jenuh kering
permukaan ( SSD ) = A
d. Benda uji dimasukan kedalam keranjang dan direndam kembali dalam air.
Keranjang harus terendam dengan kedalaman yang cukup untuk menutup
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PAKUAN
LABORATORIUM
MEKANIKA TANAH – BETON
Jalan Pakuan P.O. Box 452 BOGOR Telp./Fax. (0251)8311007
V. PERHITUNGAN
C
Apparent specific gravity =
(C−B)
C
Bulk specific gravity kondisi kering =
( A−B)
A
Bulk specific gravity kondisi SSD =
( A−B )
( A−C)
Persentase absorpasi air = x 100 %
C
Keterangan :
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PAKUAN
LABORATORIUM
MEKANIKA TANAH – BETON
Jalan Pakuan P.O. Box 452 BOGOR Telp./Fax. (0251)8311007
A = Berat piknometer
B = Berat contoh kondisi SSD
C = Berat piknometer + contoh + air
VIII. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian pemeriksaan specific gravity agregat halus , di dapat
beberapa nilai yaitu :
Apparent specific gravity = 4,735
Bulk specific gravity kondisi kering = 1,855
Bulk specific gravity kondisi SSD = 2,261
IX. SARAN
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PAKUAN
LABORATORIUM
MEKANIKA TANAH – BETON
Jalan Pakuan P.O. Box 452 BOGOR Telp./Fax. (0251)8311007
BAB VI
PEMERIKSAAN BERAT VOLUME AGREGAT
I. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk menentukan berat isi agregat halus, kasar atau campuran sebagai
perbandingan antara berat material kering dengan volumenya
II. PERALATAN
a. Timbangan
b. Tingkat pemadat diameter 15 mm, Panjang 60 cm, yang ujungnya bulat dan
terbuat dari baja tahan karat
c. Mistar perata
d. Skop
e. Wadah baja berbentuk silinder kaku dengan alat pemegang berkapasitas :
Berat volume ( C – A ) / B
Kg/liter
Berat volume rata-rata
VIII. KESIMPULAN
IX. SARAN
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PAKUAN
LABORATORIUM
MEKANIKA TANAH – BETON
Jalan Pakuan P.O. Box 452 BOGOR Telp./Fax. (0251)8311007
BAB VII
PEMERIKSAAN ANALISIS SARINGAN
I. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk menentukan pembagian butiran (gradasi) agregat halus dan agregat kasar.
Alat yang digunakan dalam pemeriksaan agregat halus dan kasar sama, hanya
ukuran saringan yang berbeda
II. PERALATAN
a. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram
b. Seperangkat saringan dengan ukuran :
c. Masukkan benda uji kedalam saringan saringan yang sudah disusun pada alat
penggetar. Kemudian hidupkan mesin penggetar selama ± 5 menit (bila tidak
ada mesin penggetar, bisa dengan cara mengoyang-goyangkan saringan secara
manual).
d. Timbang masing-masing saringan beserta benda uji
V. PERHITUNGAN
a. Berat Tertahan = (Berat Saringan + Benda Uji) – (Berat Saringan)
Berat BendaUji
b. Persentase Tertahan = × 100 %
∑Berat Benda Uji
FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS PAKUAN
LABORATORIUM
MEKANIKA TANAH – BETON
Jalan Pakuan P.O. Box 452 BOGOR Telp./Fax. (0251)8311007
∑ Persen Tertahan
c. Modulus Kehalusan =
100
VI. HASIL PERHITUNGAN
VIII. KESIMPULAN
IX. SARAN