A. JADWAL PELAKSANAAN
Hari / Tanggal :
Waktu : 08.00 Wib – Selesai
Tempat : Laboratorium Material dan Perkerasan Jalan Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Padang
B. TUJUAN PELAKSANAAN
1. Tujuan Umum
Dapat menentukan nilai berat jenis filler
2. Tujuan Khusus
a. Dapat memahami prosedur pelaksanaan pengujian berat jenis filler dengan
baik dan benar.
b. Dapat mengenal dan menggunakan peralatan pengujian berat jenis filler
dengan baik dan benar.
c. Dapat melakukan pencatatan dan analisa data pengujian berat jenis filler
yang diperoleh dengan teliti.
d. Dapat menganalisa dan menyimpulkan hasil pengujian berat jenis filler
berdasarkan standar yang dipakai.
C. REFERENSI
1. ASTM C 117-2012
2. Labor Rekayasa Jalan, 1999, “Modul Praktikum Perkerasan Jalan”, Departemen
Teknik Sipil ITB, Bandung.
3. SNI 03 – 4145 – 1996 tentang pengujian berat jenis filler
D. DASAR TEORI
Filler adalah suatu bahan berbutir halus yang lolos saringan 0,075 mm. bahan filler
dapat berupa debu batu, kapur, Portland semen, dan lain – lain. Pembuatan lapisan
permukaan dari beton aspal diperlukan agregat dengan gradasi tertentu. Untuk itu
biasanya dinutuhkan, disamping agregat kasar, agregat halus dan juga filler.
Campuran agregat itu membentuk gradasi tertentu sesuai yang diisyaratkan. Dalm
campuran beton aspal filler memiliki peranan tersendiri untuk mendapatkan beton
aspal yang memenuhi ketentuannya.
Menurut SNI 03 – 4145 – 1996 standar pengujian berat jenis filler berkisar anatar 2,25
– 2,7 gr/ml. Penggunaan filler dalam campuran beraspal sangat mempengaruhi
karakteristik beton aspal tersebut.
Kadar filler dalam campuran akan mempengaruhi dalam proses campuran dan
pemadatan. Disamping itu kadar dan jenis filler akan berpengaruh terhadap sifat
elastic dan sensitifikasi terhadap air.
Hasil penelitian pengaruh filler terhadap campuran aspal adalah sebagai berikut:
Rumus yang digunakan untuk menentukan nilai Berat Jenis Filler adalah :
(C − A )
BJ Filler =
( B − A ) −(D −C )
Dimana :
A = Berat Piknometer
B = Berat Piknometer + Air
C = Berat Piknometer + Filler
D = Berat Piknometer + Filler + Air
1. Peralatan
a. Tabung lie-chatelier
b. Corong kaca
c. Timbangan digital dengan ketelitian 0,01 gr
d. Waterbath
e. Sendok semen
f. Wadah
g. Hot plate
h. Saringan nomor 200 (0,075 mm)
2. Bahan
a. Filler sebanyak 25 gram untuk satu sampel
b. Air bersih
Catatan :
- Agregat yang diuji adalah batu pecah produksi dari PT ATR Bypass
Padang.
- Air yang digunakan merupakan air bersih dilingkungan Laboratorium
Material dan Perkerasan Jalan Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri
Padang.
F. KESELAMATAN KERJA
1. Keselamatan Umum
a. Memakai pakaian praktek selama berada di laboratorium
b. Membaca referensi sebelum pratikum
c. Kosentrasi saat pratikum
d. Mematuhi prosedur pelaksanaan dan penggunaan alat
e. Menjaga kebersihan lingkungan lokasi pratikum
2. Keselamatan Khusus
a. Menggunakan masker pada saat pengayakan aggregate agar debunya tidak
terhirup
b. Menggunakan sarung tangan saat pengambilan sampel dan pengolahan
sampel
G. PROSEDUR PELAKSANAAN
Sampel I
Berat piknometer ( A ) = 58,97 gram
Berat piknometer + Berat air ( B ) = 151,27 gram
Berat piknometer + filler ( C ) = 127,4 gram
Berat piknometer + Berat air + filler ( D ) = 158,9 gram
(C − A )
Berat Jenis Filler =
( B − A ) – ( D −C )
( 127 , 4 − 58 , 97 )
¿
( 151, 27 −152.02 ) – (158 ,9 −127 , 4 )
=1,024 gr/cm3
Sampel II
(C − A )
Berat Jenis Filler =
( B − A ) – ( D −C )
( 122− 53 ,34 )
¿
( 152, 02 −53 , 34 ) – (153 ,2 −122 )
= 1,017 gr/cm3
sampel 1+ sampel 2
Rata – rata nilai BJ Filler =
2
1,024 gr /cm3+ 1,017 gr /cm3
=
2
=1,020gr/cm3
I. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian berat jenis filler terhadap aggregat kasar berupa batu
pecah produksi PT ATR Bypass Padang dapat disimpulkan Nilai berat jenis filler
diperoleh sebesar 1,020 gr/cm3.
Berdasarkan SNI 03 – 4145 – 1996 Berat jenis filler yang diizinkan berkisar antara
2,25 – 2,7. Dengan demikian filler tersebut memenuhi standar yang ditetapkan dan
baik digunakan dalam campuran beraspal.
J. LAMPIRAN
1. Data kelompok
2. Skema prosedur pengujian
3. Animasi prosedur pengujian
4. Gambar peralatan pengujian
5. SNI pengujian