Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN BAHAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 2B

BAB IV
PEMERIKSAAN BERAT JENIS FILLER
(Specific Gravity Of Filler)
SNI 15-7064-2004

4.1 Tujuan Umum


Praktikum ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk dapat
menentukan berat jenis filler.

4.2 Tujuan Khusus


a. Dapat memahami prosedur pelaksanaan pengujian berat jenis filler dengan
baik dan benar.
b. Dapat menggunakan peralatan pengujian berat jenis filler dengan baik dan
benar
c. Dapat mengamati dan mencatat data dari pengujian berat jenis filler dengan
cermat dan teliti.
d. Dapat menganalisa dan menyimpulkan hasil pengujian yang didapat dengan
mengacu kepada standar yang dipakai.

4.3 Dasar Teori


Filler adalah suatu bahan berbutir halus yang lolos saringan 0,075 mm. Bahan
filler dapat berupa debu batu, kapur, semen Portland, dan lain – lain. Pembuatan
lapisan permukaan dari aspal beton diperlukan agregat dengan gradasi tertentu.
Untuk itu biasanya dibutuhkan, agregat kasar, agregat halus dan juga filler tertentu
sesuai dengan yang diisyaratkan.
Fungsi pengisi adalah untuk meningkatkan kekentalan bahan bitumen dan
untuk mengurangi sifat rentan terhadap suhu. Keuntungan lain dengan adanya
bahan pengisi adalah karena banyak terserap dalam bahan bitumen maka akan
menaikkan volumenya.
Kuantitas bahan pengisi akan meningkatkan dan mengurangi rongga udara
dalam campuran, namun ada batasnya. Terlalu banyak bahan pengisi akan
menyebabkan campuran menjadi getas dan mudah merebut kembali bila terkena
beban lalu lintas, selain itu bila terlalu sedikit bahan pengisi akan menghasilkan
campuran yang lembek pada cuaca panas.

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU IV 44


LAPORAN BAHAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 2B

Sifat-sifat fisik agregat dan hubungannya dengan kinerja campuran beraspal


lapis danuntuk campuran filler pasir laut yang berbutir halus yang lolos saringan
No.200 (0,075 mm) minimum 75 persen terhadap berat. Disini kebersihan agregat
sangat berpengaruh terhadap kualitas jika dalam agregat banyak bahan organik,
partikel lunak, dan lumpur, akan mempengaruhi daya ikat antara aspal dengan
agregat.
Dalam campuran aspal beton filler memiliki peranan tersendiri untuk
mendapatkan beton aspal yang memenuhi ketentuannya. Penggunaan filler dalam
campuran beraspal sangat mempengaruhi karakteristik beton aspal tersebut. Efek
tersebut dapat dikelompokkan :
a. Efek penggunaan filler terhadap karakteristik campuran aspal filler
1) Efek penggunaan filler terhadap viskositas campuran.
2) Efek penggunaan berbagai jenis filler terhadap viskositas campuran tidak
sama.
3) Luas permukaan filler yang makin besar akan menahan viskositas
campuran dibandingkan dengan yang luas permukaannya kecil.
b. Efek penggunaan filler tehadap daktalitas kadar filler yang semakin tinggi
akan menurunkan daktalitas, hal ini juga akan terjadi pada berbagai
suhu.Jenis filler yang akan dinaikkan viskositas aspal, akan menurunkan
penetrasi aspal.
c. Efek suhu dan pemanasan jenis kadar filler memberikan pengaruh yang
saling berbeda pada berbagai temperatur.
d. Efek pengaruh filler terhadap karekteristik campuran aspal beton kadar filler
dalamcampuran akan mempengaruhi dalam proses campuran dan
pemadatan. Disamping itu kadar dan jenis filler akan berpengaruh terhadap
sifat elastic dan sensitifikasi terhadapair. Hasil penelitian pengaruh filler
terhadap campuran beton aspal adalah sebagai berikut :
1) Filler diperlukan untuk meningkatkan kepadatan, kekuatan karakteristik
lain beton aspal.
2) Filler dapat berfungsi ganda dalam campuran aspal beton yaitu :
a) Filler akan mengisi aspal dan menambah bidang kontak antara butir
agregat sehingga akan meningkatkan kekuatan campuran.

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU IV 45


LAPORAN BAHAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 2B

b) Filler akan membentuk bahan pengikat yang berkonsistensi tinggi


sehingga mengikat butiran agregat secara bersama.
c) Sifat aspal diubah secara elastisitas oleh filler.
d) Pada kadar filler yang umum digunakan dalam campuran aspal,
daktalitas campuran aspal akan mencapai nol sedangkan pada suhu
dan kadar filler yang sama nilai penetrasi campuran aspal akan turun
sampai 1/3 dari penetrasi semula.
e) Viskositas campuran aspal filler pada suhu tinggi sangat bervariasi
pada kasaran lebar tergantung pada jenis filler dan kadarnya.
f) Hasil test menunjukkan bahwa ada hubungan yang lebih antara
vikositas aspal dan usaha pemadatan campuran.
g) Hasil test menunjukkan bahwa adanya hubungan yang baik antara
stabilitas campuran dan kekentalan aspal pada pemadatan putaran
pada kadar yang sama.
h) Stabilitas campuran terhadap air pada tipe dan kadar filler yang
berbeda menunjukkan variasi yang besar.
4.4 Prosedur Praktikum
4.4.1 Peralatan yang Digunakan
a. Air suling

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU IV 46


LAPORAN BAHAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 2B

b. Piknometer kapasitas 60 ml

c. Timbangan dengan ketelitian 0,5 gram.


d. Cawan.

4.4.2 Penyiapan Sampel


a. Siapkan sampel filler secukupnya. Yang dimana filler yang digunakan
beupa semen Portland yang telah lulus saringan no. 200. Ambil sebanyak
25 gram filler yang berupa semen Portland kemudian letakkan dicawan
yang telah disediakan.

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU IV 47


LAPORAN BAHAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 2B

4.4.3 Prosedur Pelaksanaan


a. Timbang piknometer (W1)

b. Masukkan sampel filler kedalam piknometer

c. Timbang berat piknometer + filler (W2)

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU IV 48


LAPORAN BAHAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 2B

d. Tambahkan air suling kedalam piknometer + filler sampai leher


piknometer

e. Timbang piknometer + filler yang sudah ditambahkan air suling

f. Guncang piknometer sampai tidak ada gelembung lagi

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU IV 49


LAPORAN BAHAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 2B

g. Setelah gelembung hilang, tambahkan kembali air suling sampai leher


piknometer

h. Timbang piknometer + filler + air suling yang sudah diguncang (W3)

i. Timbang piknometer + air (W4).

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU IV 50


LAPORAN BAHAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 2B

4.5 Perhitungan
Berat piknometer (W1) = 54 gr
Berat piknometer + filler (W2) = 79 gr
Berat piknometer + air + filler (W3) = 130 gr
Berat piknometer + air (W4) = 113 gr
Berat filler = 25 gr
W2 -W1
Berat Jenis (Gs) =
(W2 -W1 +W )-W3
4

79 -54
=
(79 - 54+113)-130
= 3,13 gr/cm3

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU IV 51


LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL - FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
Jalan W. R. Supratman Kandang Limun Bengkulu Telpon: (0823-5081-0720
https://engineering.unib.ac.id/bce_ E-mail laboratoriumtekniksipilunib@gmail.com

PEMERIKSAAN BERAT JENIS FILEER


(Specific Gravity Of Filler)
(SNI 1970 – 2008)
Kelompok : 2B Tanggal : 04 Maret 2023
Jurusan : Teknik Sipil Asisten : Fahira Tusakdiah
Fakultas : Teknik

Tabel Hasil Pemeriksaan Berat Jenis filler


Uraian Berat (gr)
Berat piknometer (W1) 54
Berat piknometer + filler (W2) 79
Berat piknometer + air + filler (W3) 130
Berat piknometer + air (W4) 113
Berat filler (Wf) (W1 – W2) 25
W2 -W1
Berat jenis (Gs)= ((W ) 3,13 gr/cm3
2 -W1 +W )-W3
4

Bengkulu Maret 2023

Mengetahui,
Penyelia Laboratorium Asisten Dosen

Agung Prayoga Fahira Tusakdiah


G1B020036

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU IV 52


LAPORAN BAHAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK 2B

4.6 Kesimpulan
Dari percobaan berat jenis filler Semen portland yang telah dilakukan, nilai
berat jenis (Gs) sebesar = 3,13 gr/cm3. Nilai tersebut termasuk baik dalam nilai
standard berat jenis filler semen portland. Pada umumnya berat jenis filler semen
portland berkisar antara 3,00 gr sampai 3,20 gr.
Artinya nilai berat jenis filler yang baik harus berkisar antara 3,00 gr sampai
3,20 gr. Sehingga dapat disimpulkan bahwa filler Semen portland yang digunakan
murni atau tidak tercampur dengan bahan lain dan filler semen portland digunakan
dalam pembuatan aspal tidak akan mudah rusak.

TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS BENGKULU IV 53

Anda mungkin juga menyukai