Anda di halaman 1dari 18

PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN Kelompok XXIV

PERCOBAAN V
PEMERIKSAAN BERAT JENIS FILLER

Program Studi Teknik Sipil


PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN Kelompok XXIV

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum pertumbuhan dan perkembangan industri konstruksi di


Indonesia cukup pesat. Ini menandakan bahwa permintaan material konstruksi
mengalami peningkatan khususnya konstruksi beton. Hal yang mendasari pemilihan
dan penggunaan beton sebagai konstruksi adalah faktor efektivitas dan tigkat
efisiensinya.

Campuran beraspal lapis beton atau umumnya dikenal sebagai aspal beton
adalah salah satu konstruksi pengerasan lentur di lapisan permukaan. Jenis
campuran beraspal ini merupakan campuran yang terdiri dari aspal dengan
aggregat dengan gradasi yang dicampur, dihamparkan lalu dipadatkan dalam
keadaan panas. Campuran aggregat tersebut terdiri atas aggregat kasar, aggregat
halus, filler.

Mineral yang umum digunakan pada filler pada penyusunan semen beraspal
adalah semen portland, kapur, abu batu dan abu terbang (fly ash) yang mana
persediaannya terbatas dan relatif mahal. Oleh sebab itu perlu ditemukan alternatif
pemanfaatan tersebut antara lain dengan menggunakan material dari limbah
industri yang persediaannya relatif banyak dan belum dikelola dengan baik.

Filler (bahan pengisi) dapat terdiri atas debu batu kapur, debu dolomite,semen
Portland, abu terbang, debu tanur tinggi pembuat semen atau bahan mineral tidak
plastis lainnya. Bahan pengisi yang merupakan mikroagregat ini harus lolos
saringan No. 200 (0,075 mm).
Fungsi bahan pengisi adalah untuk meningkatkan kekentalan bahan bitumen
dan untuk mengurangi sifat rentan terhadap temperatur. Keuntungan lain dengan
adanya bahan pengisi adalah karena banyak terserap dalam bahan bitumen maka
akan menaikkan volumenya.

B. Tujuan Percobaan

Menentukan berat jenis filler tertentu. Dalam hal ini berat jenis filler fly ash.

Program Studi Teknik Sipil


PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN Kelompok XXIV

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Filler adalah suatu bahan berbutir halus yang lolos saringan 0,075 mm, bahan
filler dapat berupa debu batu, kapur, portland cement, dan lain – lain. Filler yang
merupakan bahan pengisi campuran berfungsi untuk meningkatkan stabilitas dan
mengurangi rongga udara dalam campuran lapisan perkerasan.
Berat jenis adalah perbandingan berat benda tersebut terhadap volume benda
itu sendiri. Menurut SII 0013-81 standar berat jenis filler berkisar antara 2,25-2,7.
Dari hasil beberapa penelitian penggunaan filler terhadap campuran beton aspal
dapat meningkatkan kepadatan serta kekuatan karakteristik dari beton aspal.

B. Jenis-jenis Filler

1. Abu Batu

Abu batu adalah bahan bangunan yang merupakan hasil dari proses
penghancuran bongkahan batu yang digungsikan untuk kombinasi beton. Abu batu
dapat dikatan memiliki volume yang banyak dan masih dalam tahap
pengembangan untuk mengurangi penggunaan pasir dalam adukan beton.

2. Kapur

Batu kapur adalah batuan sendimen yang terdiri dari mineral kalsit dan
aragonite, yang merupakan dua varian yang berbeda dari CaCO3.

3. Portland Cement

Portland Cement adalah jenis semen yang paling umum yang digunakan secara
umum di seluruh dunia sebagai bahan dasar beton, mortar, plester, dan adukan non-
spesialisasi.

4. Dolomit

Dolomit adalah suatu mineral karbonatanhidrat yang terbentuk dari kalsium


magnesium karbonat, idealnya adalah CaMg(CO3)2.

Program Studi Teknik Sipil


PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN Kelompok XXIV

5. Tras

Tras adalah batuan gunung api yang telah mengalami perubahan komposisi kimia
yang disebabkan oleh pelapukan dan pengaruh kondisi air bawah tanah. Bahan
galian ini berwarna putih kekuningan hingga putih kecoklatan, kompak pada padu
dan agak sulit digali dengan alat sederhana.

C. Manfaat Filler

Filler dalam campuran digunakan ntuk memodifikasi agregat halus sehingga


berat jenis campuran meningkat dan jumlah aspal yang diperlukan untuk mengisi
rongga akan berkurang. Berdasarkan SNI 03-2531-1991 berat jenis filler yaitu 3,0-
3,2.
Hasil penelitian pengaruh filler terhadap campuran beton aspal adalah sebagai
berikut :
1) Filler diperlukan untuk meningkatkan kepadatan, kekuatan karakteristi
lain beton aspal.
2) Filler dapat berfungsi ganda dalam campuran beton aspal yaitu :
a) Filler akan mengisi aspal dan menambah bidang kontak antara butir
agregat sehingga akan meningkatkan kekuatan campuran.
b) Filler akan membentuk bahan pengikat yang berkonsistensi tinggi
sehingga mengikat butiran agregat secara bersama.
c) Sifat aspal diubah secara elastisitas oleh filler
d) Pada kadar filler yang umum digunakan dalam campuran aspal,
daktalitas campuran aspal akan mencapai nol sedangkan pada suhu
dan kadar filler yang sama nilai penetrasi campuran aspal akan turun
sampai 1/3 dari penetrasi semula.
e) Vikositas campuran aspal filler pada suhu tinggi sangat bervariasi pada
kisaran lebar tergantung pada jenis filler dan kadarnya.
f) Hasil test menunjukkan bahwa ada hubungan yang lebih antara
vikositas aspal dan usaha pemadatan campuran.
g) Hasil test menunjukkan bahwa adanya hubungan yang baik antara
stabilitas campuran dan kekentalan aspal pada pemadatan putaran
pada kadar yang sama.

Program Studi Teknik Sipil


PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN Kelompok XXIV

h) Stabilitas campuran terhadap air pada tipe dan kadar filler yang
berbeda menunjukkan variasi yang besar.
Penggunaan filler dalam campuran beraspal sangat mempengaruhi
karakteristik beton aspal tersebut. Efek tersebut dapat dikelompokkan :
a) Efek penggunaan filler terhadap karakteristik campuran aspal filler
1. Efek penggunaan filler terhadap viskositas campuran
2. Efek penggunaan berbagai jenis filler terhadap viskositas
campuran tidak sama.
3. Luas permukaan filler yang makin besar akan menahan
viskositas campuran dibandingkan dengan yang luas
permukaannya kecil.
b) Efek penggunaan filler tehadap daktalitas
Kadar filler yang semakin tinggi akan menurunkan daktalitas, hal
ini juga akan terjadi pada berbagai suhu.Jenis filler yang akan
dinaikkan viskositas aspal, akan menurunkan penetrasi aspal.
c) Efek suhu dan pemanasan
Jenis kadar filler memberikan pengaruh yang saling berbeda pada
berbagai temperatur.
d) Efek pengaruh filler terhadap karekteristik campuran aspal beton
Kadar filler dalam campuran akan mempengaruhi dalam proses
campuran dan pemadatan. Disamping itu kadar dan jenis filler akan
berpengaruh terhadap sifat elastisitas dan sensitifikasi terhadap air.

Program Studi Teknik Sipil


PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN Kelompok XXIV

BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Alat yang digunakan

1. Tabung le chatelier

Gambar 3.1 Tabung le chatelier


2. Corong Kaca

Gambar 3.2 Corong Kaca

Program Studi Teknik Sipil


PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN Kelompok XXIV

3. Timbangan Digital

Gambar 3.3 Timbangan Digital


4. Waterbath

Gambar 3.4 Waterbath

Program Studi Teknik Sipil


PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN Kelompok XXIV

5. Gelas Ukur

Gambar 3.5 Gelas Ukur


6. Thermometer

Gambar 3.6 Thermometer


7. Saringan No 200

Program Studi Teknik Sipil


PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN Kelompok XXIV

Gambar 3.7 Saringan No 200


B. Bahan

1. Filler sebanyak 64 gram.

3.8 Filler (Fly Ash)


2. Air bersih.

Gambar 3.9 Air Bersih

3. Kerosin (BJ semen).

Gambar 3.10 Kerosin

Program Studi Teknik Sipil


PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN Kelompok XXIV

C. Prosedur Percobaan

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Mengayak aggregat dengan menggunakan saringan nomor 200.

3. Isi le chatelier dengan kerosin dengan volume pada le chatelier antara skala 0-1

(V 1)

4. Isi air kedalam gelas ukur lalu memasukkan le chatelier yang berisi kerosin
kedalamnya dan merendamnya didalam waterbath selama 30 menit angkat.
Ketinggian air pada gelas ukur adalah 40 mm. Hal yang perlu diperhatikan suhu
pada air dan piknometer 23 ± 2°C.

5. Memasukkan semen 64 gram ke dalam tabung le chatelier berisi kerosin.


Hindari penempelan semen pada dinding dalam tabung le chatelier.

6. Setelah benda uji dimasukkan, putar tabung le chatelier dengan posisi miring
secara perlahan-lahan sampai gelembung udara tidak timbul lagi pada
permukaan cairan. Rendam kembali le chatelier ke dalam waterbath selama 20
menit.

7. Baca skala perubahan volume pada piknometer setelah didiamkan (V₂).

Program Studi Teknik Sipil


PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN Kelompok XXIV

BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

A. Perhitungan
Observasi I
1. Berat dolomite ( A ) = 194 gr
2. Berat piknometer ( B ) = 130 gr
3. Berat dolomite ( C ) = 64 gr
4. Berat isi kerosin ( d) = 0,73 gr/ml
5. Volume kerosin pada piknometer ( V1) = 1 ml
6. Volume kerosin + filler pada piknometer (V2) = 23.5 ml

C
7. Berat jenis filler (I) = ( V 2−V 1 ) ×d = 2,844
Observasi II
1. Berat dolomite ( A ) = 194 gr
2. Berat piknometer ( B ) = 130 gr
3. Berat dolomite ( C ) = 64 gr
4. Berat isi kerosin ( d) =0,73 gr/ml
5. Volume kerosin pada piknometer ( V1) = 0,6 ml
6. Volume kerosin + filler pada piknometer (V2) = 20,9 ml

C
7. Berat jenis filler (II) = ( V 2−V 1 ) ×d = 3,153

2,844+3,153
Berat jenis filler rata- rata =
2
2,963+3,137 2439
2 2439−1537
= 2,999

Program Studi Teknik Sipil


PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN Kelompok XXIV

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Berat Jenis Filler


Berat Jenis Filler
Observasi I II

Berat jenis 2,844 3,153


B.
Berat jenis rata−rata 2,999

Pembahasan

Dari hasil pemeriksaan berat jenis filler pada observasi pertama diperoleh berat
jenis 2,844 dan pemeriksaan berat jenis filler pada observasi kedua diperoleh berat
jenis 3,153. Jadi berat jenis filler rata-rata pada observasi di peroleh 2,999.

Program Studi Teknik Sipil


PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN Kelompok XXIV

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari dua observasi yang di lakukan di dapatkan nilai rata-rata berat jenis filler
adalah sebesar 2,999, dengan demikian sampel filler tersebut memenuhi syarat dan
dapat digunakan dalam campuran beraspal.

B. Saran

1. Sebaiknya praktikan berperan aktif saat praktikum berlangsung agar dapat


memperoleh hasil pengamatan yang lebih akurat.

2. Sebelum melakukan percobaan praktikum sebaiknya periksa dan perhatikan


alat-alat yang digunakan dalam keadaan baik.

3. Sebaiknya alat-alat laboratorium dilengkapi agar praktikum tidak terhambat


karena kekurangan alat.

4. Sebelum memulai percobaan praktikum, praktikan harus terlebih dahulu


memahami maksud dan tujuan percobaan.

Program Studi Teknik Sipil


PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN Kelompok XXIV

DAFTAR PUSTAKA

Standar Nasional Indonesia (SNI) 15-2531-1991, “Pemeriksaan Berat Jenis Filler”,

Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.

Tonapa, Suryanti Rapang. 2017. Pedoman Praktikum Teknologi Bahan. Universitas

Kristen Indonesia Paulus. Makassar.

Program Studi Teknik Sipil


PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN Kelompok XXIV

LAMPIRAN

Program Studi Teknik Sipil


PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN Kelompok XXIV

FOTO KEGIATAN

Gambar 1 Proses memasukkan kerosin ke dalam tabung le chatelier

Gambar 2 Memasukkan semen 64 gr ke dalam le chatelier berisi kerosin

Program Studi Teknik Sipil


PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN Kelompok XXIV

Gambar 3 Perendaman tabung le chatelier yang berisi kerosin di dalam waterbath


selama 20 menit.

Gambar 4 Tabung le chatelier berisi filler semen yang telah direndam selama 20
menit.

Program Studi Teknik Sipil


PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN Kelompok XXIV

Program Studi Teknik Sipil

Anda mungkin juga menyukai