A. JADWAL PELAKSANAAN
Hari / Tanggal : Selasa – Rabu, 26 – 27 Januari 2021
Waktu : 08.00 WIB - Selesai
Lokasi : Laboratorium Pengujian Beton Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Padang.
B. TUJUAN PELAKSANAAN
1. Tujuan Umum
Dapat menentukan kadar lumpur dan kadar air yang terkandung pada agregat halus.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat memahami dan menguasai prosedur pelaksanaan dari pengujian kadar Lumpur
pada aggregat halus.
b. Dapat mengenal dan mengetahui penggunaan peralatan pengujian kadar Lumpur
pada aggregate halus.
c. Dapat menghitung dan menentukan hasil pengujian kadar Lumpur pada aggregate
halus.
d. Dapat menganalisa dan membandingkan hasil pengujian kadar Lumpur pada
aggregate halus dengan standar yang dipakai.
C. REFERENSI
1. AASHTOT 11 – 91 (1996)
2. SNI 03 – 4142 - 1996
3. ASTM C 117-95
4. Modul Praktikum Material Beton
D. DASAR TEORI
Agregat halus yang terdapat dilapangan terkadang mengandung lumpur/debu. Lumpur
adalah bagian butiran yang lolos saringan no. 200. Kadar butir agregat halus adalah bahan
yang didapat pada lapisan permukaan yang berasal dari batu pecah atau dari sungai.
Agregat halus alami, kadar lumpurnya berasal dari danau atau dari pelapukan benda
disekitarnya, kadar lumpur yang melekat dapat mempengaruhi kekuatan konstruksi, karna
lumpur dapat menyebabkan beton menjadi retak.
Kadar lumpur yang diizinkan menurut SNI 03 – 4142 - 1996 adalah ¿ 5 %. Apabila
kadar lumpur pada agregat kasar > 5 %, maka dianjurkan untuk mengganti agregat yang
akan digunakan atau jika tetap ingin memakai material tersebut, agregat kasar harus dicuci
terlebih dahulu.
Untuk mencari kadar Lumpur yang dikandung oleh suatu agregat dapat dilakukan
dengan menentukan kadar butir lolos saringan no.200. Dimana agregat dalam kondisi
o
lapangan dioven dan ditimbang, kemudian dicuci dan dioven lagi dengan suhu 110 ± 5 C.
Agregat dicuci dengan menggunakan saringan no.2,36 dan no.200, agregat dinyatakan
bersih apabila warna air yang masuk sama dengan warna air yang keluar.
F. KESELAMATAN KERJA
1. Kuasai dan pahami prosedur pelaksanaan terlebih dahulu
2. Menggunakan perlengkapan labor
3. Periksa peralatan sebelum memulai praktikum
4. Konsentrasi dan berhati-hati dalam praktikum
5. Menjaga kebersihan tempat dan peralatan sebelum maupun setelah praktikum.
G. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Timbang pasir sebanyak 500 gram setiap sampel ( W1 ), dan masukan dalam wadah lalu
di oven selama 24 jam.
3. Setelah di oven 24 jam keluarkan benda uji dan biarkan sampai dingin kemudian
ditimbang kembali untuk mendapatkan berat ( W2 ).
4. Lalu cuci pasir tersebut hingga bersih dengan menggunakan saringan 2,36 mm pada
bagian atas dan saringan no. 200 mm pada bagian bawah.
5. Agregat dikatakan sudah bersih jika warna air yang masuk sama dengan warna air yang
keluar dari saringan.
6. Satukan agregat yang tertahan pada kedua sariangan tersebut.
7. Lalu oven kembali selama ± 24 jam.
8. Setelah dioven timbang untuk mendapatkan berat ( W3 ).
W 1−W 2
Kadar Air = ×100 %
W2
500 gr −4 4 5 gr
¿ ×100 %
4 4 5 gr
¿ 12 ,36 %
W 2−W 3
Kadar Lumpur= ×100 %
W3
4 45 gr −4 20 gr
¿ × 100 %
4 20 gr
¿ 5 , 95 %
Benda uji II
1. Berat benda uji awal (W1) = 600 gr
2. Berat benda uji setelah di oven (W2) = 545 gr
3. Berat benda uji tertahan ayakan (W3) = 520 gr
W 1−W 2
Kadar Air = ×100 %
W2
6 00 gr −54 5 gr
¿ ×100 %
54 5 gr
¿ 7 10 , 09 %
W 2−W 3
Kadar Lumpur= ×100 %
W3
54 5 gr −520 gr
¿ ×100 %
520 gr
¿ 4 , 81 %
W 1−W 2
Kadar Air = ×100 %
W2
7 00 gr −630 gr
¿ ×100 %
630 gr
¿ 11, 11%
W 2−W 3
Kadar Lumpur= ×100 %
W3
630 gr −590 gr
¿ ×100 %
590 gr
¿ 6 , 78 %
I. KESIMPULAN
Setelah dilakukan pengujian butir halus lolos saringan nomor 200 pada agregat halus /
pasir alami dari Batang Anai, Duku, diperoleh kadar air rata-rata 11,19 % dan kadar lumpur
rata-rata 5,85 %. Menurut SNI 03 – 4142 – 1996, standar yang disyaratkan untuk kadar
lumpur adalah kecil dari 5 %. Maka agregat halus yang diuji dapat digunakan dalam
campuran beton karena kadar lumpurnya kecil dari 5%.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa agregat alami yang berasal dari Batang Anai,
Duku, memiliki persentase kadar lumpur yang tidak memenuhi standar yang ditentukan.
Agregat ini harus di cuci sebelum digunakan.
J. LAMPIRAN
1. Data kelompok
2. Skema prosedur pengujian
3. Animasi prosedur pengujian
4. Gambar peralatan pengujian
5. SNI pengujian