𝑊₂ −𝑊₃
Kadar air agregat halus = (1.1)
𝑊₃
Dimana:
W2 = berat awal sampel agregat (gr)
W3 = berat sampel kering oven (gr)
Prosedur:
1) Berat cawan ditimbang , kemudian dicatat beratnya (W1)
2) Contoh benda uji dimasukkan ke dalam cawan timbang, kemudian
ditimbang bersama tutupnya (W2)
3) Menghitung berat benda uji: (W3) = W2 – W1
4) Mengeringkan contoh benda uji bersama cawan dalam oven pada
suhu 110 ±5°C sampai mendapat bobot tetap
5) Cawan yang telah bersama benda uji yang telah kering ditimbang
(W4)
6) Menghitung berat benda uji kering: (W5) = W4 – W1
Kadar Lumpur
Pemeriksaan kadar lumpur bertujuan untuk menentukan persentase
kandungan lumpur pada agregat halus. Berdasarkan ASTM C-142,
standar kandungan lumpur pada agregat halus adalah <5%. Kadar
lumpur yang tinggi dapat menyebabkan retak dan susut yang
disebabkan sifat kembang susut dari lumpur. Kadar lumpur agregat
halus dapat dihitung dengan persamaan berikut.
𝑉1
Kadar lumpur agregat halus =
𝑉1+𝑉2
𝑥 100% (1.5)
Dimana:
V1 = Tinggi lumpur (mm)
V2 = Tinggi pasir (mm)
Prosedur:
1) Benda uji dimasukkan kedalam gelas ukur.
2) Tambahkan air kedalam gelas ukur guna melarutkan lumpur.
3) Gelas dikocok guna mencuci pasir dari lumpur, biarkan lumpur
tetap berada didalam gelas karena lumpur akan mengendap pada
bagian atas sehingga bisa diukur ketinggiannya kemudian dihitung
prosentasi kandungan lumpur pada agregat halus.
4) Simpan gelas ditempat yang datar dan biarkan lumpur mengendap
selama 24 jam.
5) Ukur tinggi lumpur (V1) dan tinggi pasir (V2).
3. Bahan tambahan. Bahan tambahan harus bersifat mudah larut dalam air,
berupa cairan atau bubuk. Bahan tambah harus ditambahkan ke dalam adukan
hingga tercampur dengan merata.
4. Peralatan dan perlengkapan pencampur. Terlebih dahulu harus dibersihkan
dengan seksama untuk menjamin bahan-bahan penyusun batako agar tidak
terkandung material-material lain yang dapat mempengaruhi produk hasil
batako.
1) Non PET
Semen + agregat = 100%
Semen : agregat = 1 : 4
= 20% : 80%
20
Semen = 100 𝑥 4,5 𝑘𝑔 = 0,9 𝑘𝑔 = 900 gr
80
Agregat pasir = 100 𝑥 4,5 𝑘𝑔 = 3,6 𝑘𝑔 = 3.600 gr
Karena dilakukan 5 kali pengujian untuk 1 sampel, maka proporsi untuk 10 benda
uji adalah:
10 benda uji = 4,5 kg x 10
= 45 kg
a) Aduk semen dan agregat pasir, tanpa menambahkan air hingga semuanya
tercampur merata.
b) Tambahkan air, dan/ tanpa bahan tambah jika digunakan secara sedikit
demi sedikit, dan aduk campuran hingga campuran batako tampak
seragam.
A.5 Perawatan
1) Penutupan
Untuk menghindari penguapan air dari batako yang belum mengeras,
tutup benda uji segera setelah pekerjaan akhir, lebih dipilih dengan pelat
yang tak menyerap, dan tidak reaktif atau lembaran plastik yang kuat,
dan awet. Goni basah dapat digunakan untuk menutup, tetapi harus
diperhatikan untuk menjaga goni tetap basah hingga benda uji dibuka
dari cetakan. Letakkan lembaran plastik di atas goni akan melindungi
goni untuk tetap basah. Lindungi permukaan luar cetakan papan dari
kontak dengan goni basah atau sumber air lainnya sedikitnya untuk 24
jam setelah batako dicetak. Air dapat menyebabkan cetakan
mengembang dan dapat merusak benda uji pada umur awal.
2) Lingkungan Perawatan
Semua benda uji harus dirawat pada suhu ruangan mulai dari waktu
pencetakan sampai saat pengujian. Penyimpanan benda uji harus pada
lingkungan yang bebas dari getaran. Benda uji tidak boleh diletakkan
pada air yang mengalir atau air yang menetes.
LAMPIRAN B
METODA UJI SIFAT BATAKO