JOB II
KADAR LUMPUR AGREGAT HALUS
ABSTRAK
Agregat halus merupakan bahan utama pembentukan beton, oleh karena itu, untuk
mendapatkan agregat halus yang bersih dari kadar lumpur terutama untuk material yang
didapat tidaklah mudah, sedangkan untuk campuran beton jika material dari agregat halus
banyak mengandung lumpur akan mengurangi kuat takan dari beton tersebut. Maksud dari
pemeriksaan kadar lumpur agregat halus yaitu sebagai pegangan dalam pengujian untuk
menentukan kadar lumpur dalam agregat halus. Metode pengukuran kadar lumpur agregat
halus perlu dilakukan agar diketahui presentase kadar lumpur dalam agregat halus yang
selanjutnya digunakan dalam perencanaan beton. Presentase kadar lumpur yang diperoleh
dari pemeriksaan ini yaitu 4, 392 %. Ketetapan SNI (SNI 03 – 4142 -1996) untuk kadar
lumpur agregat halus yaitu maksimal 5%.
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Agregat halus merupakan bahan utama pembentukan beton. Oleh karena
itu, untuk mendapatkan agregat halus yang bersih dari kadar lumpur terutama
untuk material yang didapat tidaklah mudah, sedangkan untuk campuran
beton jika material dari agregat halus banyak mengandung lumpur akan
mengurangi kuat tekan dari beton tersebut. Maksud dari pemeriksaan kadar
lumpur agregat halus yaitu sebagai pegangan dalam pengujian untuk
menentukan presentasi kadar lumpur yang terkandung dalam agregat yang
melewati proses pencucian . Dalam pembuatan beton agregat harus dicuci
sebelum digunakan agar presentase kadar lumpur lebih kecil dari 5%.
b. Tujuan
Tujuan dari pemeriksaan kadar lumpur agregat halus yaitu:
1. Untuk memperoleh nilai presentase kadar lumpur dalam agregat halus.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui prosedur pemeriksaan kadar
lumpur agregat halus.
3. Agar mahasiswa mampu menggunakan peralatan yang digunakan
dalam pemeriksaan kadar lumpur agregat halus.
3. PROSEDUR PERCOBAAN
3.1. Persiapan
a. Menimbang berat talang ( W1 ).
b. Memasukkan benda uji kedalam talang lalu ditimbang ( W2 ).
c. Menghitung berat benda uji ( W3 = W2 – W1 ).
d. Masukkan air bersih ke dalam talang yang berisi agregat halus.
3.2. Benda uji ditiriskan lalu dimasukkan kedalam oven selama 24 jam sampai
beratnya tetap.
3.3. Pelaksanaan
a. Menimbang berat talang dan benda uji setelah dioven ( W4 ).
b. Menghitung berat benda uji kering oven ( W5 = W4 – W1 )
4. PERHITUNGAN
Data terlampir.
5. PEMBAHASAN
a. Menghitung berat benda uji ( W3 )
1. Rumus:
W3 = W2 – W1
Keterangan:
W3 = Berat benda uji ( gram )
W2 = berat benda uji ditambah berat talang ( gram )
W1 = berat talang ( gram )
2. Penyelesaian
Pemeriksaan I
W3 = W2 – W1
= 500 - 152
= 348 gram
Pemeriksaan II
W3 = W2 – W1
= 500 - 162
= 336 gram
b. Menghitung berat benda uji kering ( W5 )
1. Rumus:
W5 = W4 – W1
Keterangan:
W5 = berat benda uji kering ( gram )
W4 = berat benda uji setelah dioven ( gram )
W1 = berat benda uji ( gram )
2. Penyelesaian
Pemeriksaan I
W5 = W4 – W1
= 486 - 152
= 334 gram
Pemeriksaan II
W5 = W4 – W1
= 484 - 164
= 320 gram
c. Menghitung kadar lumpur agregat
1. Rumus:
W 3 W 5
KadarLumpur x100%
W3
Keterangan:
W3 = berat benda uji ( gram )
W5 = berat benda uji kering ( gram )
100% = konstanta
2. Penyelesaian
Pemeriksaan I
KL = x 100%
348 – 334
= 4,023 %
348
Pemeriksaan II
KL = x 100%
336 – 320
= 4.762
336 %
Kadar Lumpur rata – rata =
KL I + KL II
= 2
4,023 % + 4.762 %
= 4,392 2
6. KESIMPULAN
Kesimpulan dari pemeriksaan yaitu :
a. Diperoleh nilai kadar lumpur agregat halus sebanyak 4,392 < 5% memenuhi
syarat.
b. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan atau pengujian kadar lumpur
agregat halus.
c. Mahasiswa telah mampu menggunakan alat yang digunakan dalam
pemeriksaan kadar lumpur agregat halus.
7. SARAN
Dari pemeriksaan ini, diharapkan :
a. Agregat halus yang akan diujii harusnya dicuci baik-baik.
b. Ketelitian dalam praktikum.
c. Kekompakan dalam satu kelompok.
d. Bertanggung jawab terhadap pemakaian alat.
e. Sebelum melakukan praktikum, terlebih dahulu menguasai langkah kerja
praktikum.
8. REFERENSI
Referensi yang digunakan dalam pemeriksaan ini, yaitu:
a. Job Sheet Bahan Bangunan dan Pengujian I, SI.
b. BASTM C-33 specification concrete aggregates.
c. ASTM C-142-97 standard test method for clay lumps and friable
particles in aggregates.
d. Kardiyono T., Ir.M.E. 1992. Buku Ajar I Teknologi Beton, Penerbit
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada :
Yogyakarta.
e. L.J. Murdock, Brook K.M., Stefanus Hendarto : Bahan dan Praktek
Beton, edisi 4.
f. SNI
9. LAMPIRAN
9.1. Pembacaan Data
9.2. Hasil Pengujian
9.3. Foto Alat
9.4. Foto Pelaksanaan
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
FAKULTAS TEKNK
LABORATORIUM UJI BAHAN DAN BETON
Alamat : Jl. Daeng Tata Raya, Parang Tambung, Makassar, Tlp.(0411)864935-861507
Lampiran 1
Lampiran 2
PEMERIKSAAN KADAR LUMPUR
AGREGAT HALUS
PEMERIKSA : KELOMPOK 1
ASAL MATERIAL : -
TIPE MATERIAL : Alami