Anda di halaman 1dari 125

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 1

SI-108

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Dalam Menempuh Mata Kuliah SI-108 MEKANIKA TANAH 1

Oleh:
Ahmad Nabil Haidar 22-2018-144
Darwis 22-2018-163
Dhaniel Widyanto 22-2017-128
M. Ilham Widiansyah 22-2018-147
Rahmat Adi 22-2018-155
Ratu Arba Salsabilla 22-2018-159

Asisten Pembimbing:
Fauziyah Fitriani I, S.T
Fikri , S.T

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2019
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH 1

Disusun Oleh:

Ahmad Nabil Haidar 22-2018-144


Darwis 22-2018-163
Dhaniel Widyanto 22-2017-128
M. Ilham Widiansyah 22-2018-147
Rahmat Adi 22-2018-155
Ratu Arba Salsabilla 22-2018-159

Bandung, Mei 2019

Disetujui Asisten Laboratorium Disetujui Dosen


Praktikum Mekanika Tanah 1 Praktikum Mektan Tanah 1

Fauziyah Fitriani I, S.T Dr. Yuki Achmad Yakin, S.T., M.T

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I ii


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebelum mendirikan suatu konstruksi bangunan, terlebih dahulu harus
meneliti dan mengetahui kondisi tanah di daerah tersebut. Kegiatan Praktikum
Mekanika Tanah I ini dilakukan untuk memenuhi mata kuliah Mekanika Tanah 1
dan pembelajaran di lapangan untuk mendapatkan informasi mengenai keadaan
tanah di lokasi dengan mengambil sampel.
Tanah berasal dari batuan yang melapuk dan mengalami proses pembentukan
lanjutan. Tanah terbentuk dari bahan organik dan mineral. Tanah non-organik
terbentuk dari batuan sehingga mengandung mineral. Ciri-ciri dari tanah non-
organik yaitu berwarna hitam, mengandung beberapa asam organik (substansi
humik), merupakan pembentukan utama lahan gambut, dan kelak dapat menjadi
batu bara. Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisis gembur (sarang)
sehingga mampu menyimpan cukup air tetapi mengandung keasaman yang tinggi
sehingga dapat menghasilkan hasil yang terbatas.
Ciri warna tanah merupakan ciri yang paling mudah dikenali oleh orang.
Warnanya mulai dari hitam sampai jingga hingga putih. Selain itu, tanah juga
mempunyai lapisan-lapisan dengan perbedaan warna yang kontras sebagai akibat
proses kimia. Tanah yang berwarna hitam atau gelap mengandung bahan organik
yang tinggi. Tanah yang berwarna kemerahan atau kekuningan mengandung besi
yang teroksidasi tinggi.
Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari
agregat (butir) dan ruang antar agregat. Tanah tersusun dari tiga fase yaitu fase
padatan, fase cair, dan fase gas. Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori
berukuran besar (makropori) karena terisi udara dan pori berukuran kecil
(mikropori) terisi oleh air.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 1


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

1.2 Rumusan Masalah


Sesuai dengan latar belakang, maka rumusan masalah yang akan kami bahas
yaitu:
a. Apa tujuan praktikum Mekanika Tanah I?
b. Apa yang dimaksud dengan tanah?
c. Bagaimana proses pembentukan tanah?

1.3 Maksud dan Tujuan


Ilmu Mekanika Tanah merupakan salah satu ilmu dasar penting yang akan
terus dipakai di bidang sipil yang bertujuan untuk menyelidiki sifat-sifat tanah
termasuk kekuatan tanah karena tanah merupakan dasar dari suatu bangunan.

1.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data


Metode dan teknik yang dilakukan untuk pengambilan data yaitu dengan cara
pengujian dilapangan dan pengujian di laboratorium.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 2


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

BAB II
PENGAMBILAN SAMPLE (SAMPLING)
BOR TANGAN (HAND BORING)

2.1 Maksud dan Tujuan


Pengambilan sample (sampling) ini digunakan untuk mengambil contoh
tanah sehingga dapat dilakukan pengujian di laboratorium. Dalam pengambilan
sample tanah dapat dilakukan secara mekanis (hand boring) dan hidraulik (machine
boring). Cara pengambilan sample tanah dapat dilakukan dengan kondisi terganggu
(disturbed sample) dan kondisi tanah tidak terganggu (undisturbed sample). Dalam
praktikum Mekanika Tanah I dilakukan pengambilan sample tanah secara hand
boring. Hand boring adalah pekerjaan pengeboran tanah yang dikerjakan
menggunakan tenaga tangan manusia, dengan tujuan :
A. Mendapatkan keterangan mengenai struktur (profile) secara visual;
B. Memperoleh indikasi variasi kadar air tanah asli menurut kedalaman;
C. Mendapatkan kedalaman permukaan air tanah;
D. Pengambilan contoh tanah terganggu (disturbed) dan contoh tanah tidak
terganggu (undisturbed).

2.2 Ruang Lingkup


Melakukan pengambilan sampel di lapangan untuk memperoleh profil tanah
secara visual, elevasi muka air tanah dan sampling tanah untuk pengujian di
laboratorium.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 3


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

2.3 Teori
Tanah adalah material yang terbentuk dari himpunan mineral, bahan
organik/anorganik, air , endapan yang relatif lepas. Deposit tanah dapat terdiri dari
butiran-butiran dengan bergabagai jenis bentuk dan ukuran. Ikatan antara butiran
tanah disebabkan oleh karbonat, zat organik, atau oksida-oksida yang mengendap
diantara butiran-butiran.
Partikel tanah dapat dibagi menjadi dua kelompok utama:
A. Butiran Kasar
1) Kerikil (gravel) 2 mm – 150 mm
2) Pasir (sand) 0,06mm – 2mm
B. Butiran Halus
1) Lanau (silt) 0,002 mm – 0,06 mm
2) Lempung (clay) <0,0002 mm – 0,002 mm
1) Batu Kerikil dan Pasir
Golongan ini terdiri dari pecahan batu dari berbagai ukuran dan bentuk butiran
batu kerikil. Butiran batu kerikil biasanya terdiri dari pecahan batu, atau terdiri dari
suatu macam zat mineral tertentu terutama kwartz.
2) Lempung
Lempung terdiri dari butiran-butiran yang sangat kecil menunjukkan sifat-
sifat kohesi dan plastis. Kohesi menunjukkan kenyataan bahwa bagian-bagian
bahan itu melekat satu sama lain, Plastisitas adalah sifat yang memungkinkan
bentuk bahan itu rubah-rubah tanpa perubahan isi atau kembali ke bentuk asalnya
tanpa terjadi retak-retakan atau terpecah-pecah.
3) Lanau
Lanau merupakan peralihan lempung dan pasir halus. Lanau
memperlihatkan sifat kurang plastis, lebih mudah ditembus air daripada lempung,
serta adanya sifat dilatasi yang tidak terdapat pada lempung. Dilatasi adalah gejala
perubahan isi apabila diubah bentuknya. Lanau sebagaimana juga pasir,
menunjukkan sifat “quick” (hidup) apabila diguncang atau digetarkan.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 4


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

Pengambilan contoh tanah dilapangan untuk pengujian laboratorium terdiri dari:


A. Contoh tanah permukaan, diperlukan untuk uji tanah laboratorium, yang
menggunakan tanah permukaan sebagai contoh tanah terganggu (misal
uji pemadatan).
B. Contoh tanah dari pekerjaan boring.
1) Contoh tanah tidak terganggu (undisturbed).Contoh tanah diambil
untuk melindungi struktur asli tanah tersebut. Contoh ini di bawa ke
laboratorium dalam tempat tertutup, sehingga kadar airnya tidak
berubah.
2) Hasil-hasil pengamatan melalui percobaan divisualisasi dalam
bentuk gambar profil tanah, yang menyajikan gambar struktur lapisan-
lapisan tanah terhadap kedalaman tanah dibawah titik bor. Profil tanah
menjelaskan mengenai jenis tanah, warna, tekstur, kelembapan, atau
sifat-sifat lain yang dapat diamati dilapangan.

2.4 Peralatan Yang Digunakan


A. Mata bor Auger Iwan;
B. Kepala pemutar dan batang pemutar T;
C. Batang bor/pipa @100 cm;
D. Kunci pipa dan kunci tabung;
E. Palu besar;
F. Tabung contoh(sample);
G. Linggis, Kunci inggris, pembersih bor, oli, kuas.

2.5 Bahan Yang Digunakan


A. Alumunium foil ;
B. Plastik;
C. Stiker kertas untuk keterangan tanah.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 5


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

2.6 Prosedur Pegujian


A. Persiapan Pengeboran.
1) Tentukan lokasi yang akan di bor;
2) Alat-alat yang diperlukan dipersiapkan dibawa ke tempat lokasi;
B. Pelaksanaan Pengeboran.
1) Auger Iwan dipasang pada sebuah batang bor dan pada ujung lainnya
dipasang stang pemutar;
2) Auger Iwan diletakkan pada titikU yang akan dibor dengan posisi
tegak lurus dan stang pemutar menggunakan batang pemutar diputar
searah jarum jam sambil diletakkan ke bawah;
3) Setalah Auger Iwan terisi penuh oleh tanah, batang bor ditarik ke atas,
tanah dikeluarkan dan tanah tersebut diidentifikasi secara visual
mengenai jenis, warna, tekstur, dan kira-kira presentase campuran
dengan jenis tanah lain. Hasil pengamatan dicatat dalam lembar data
percobaan;
4) Auger Iwan yang telah bersih dari tanah dimasukkan kembali ke
dalam lubang dan pekerjaan ini diulangi lagi hingga kedalaman yang
dikehendaki;
5) Bila batang bor sudah terlalu pendek, batang bor dapat diambung
dengan batang bor yang lain, dan seterusnya;
6) Bila telah mencapai kedalaman tertentu (interval kedalaman 2 m)
dilakukan pengambilan contoh tanah tak terganggu (undisturbed),
dengan mengganti Auger Iwan dengan batang contoh (sample tubes)
dan ujung lain yang diganti dengan kepala pemukul.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 6


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

7) Tabung contoh dan batang bor dimasukkan ke dalam lubang secara


perlahan-lahan dan usahakan masuk tegak lurus. Pada bor tangan
diberi tanda kedalamn tabung yang akan dicapai sehingga kedalaman
selama pemukulan tidak melebihi tinggi tabung (dapat menyebabkan
pemadatan). Tabung ditekan dengan cara memukul bagian dari kepala
pemukul hinggga mencapai batas tanda yang telah dibuat pada batang
bor. Tabung didiamkan beberapa saat agar terjadi lekatan tanah
setelah itu batang bor diputar 180ᵒ dan batang bor ditarik ke atas
dengan bantuan kunci pipa;
8) Tabung dilepas dari stang bor dengan kunci khusus;
9) Tempelkan label kedalaman dari contoh tanah;
10) Tabung contoh harus dijaga jangan sampai terguncang-guncang atau
terkena panas matahari;
11) Tabung contoh diganti dengan Auger Iwan kembali dan pengeboran
dilanjutkan. Contoh tanah diambil dan diidentifikasi. Demikian
seterusnya dilakukan pengambilan contoh tanah terganggu pada
kedalaman-kedalaman yang diinginkan;

2.7 Perhitungan
Dalam pengujian ini tidak menggunakan perhitungan secara matematis tetapi
menggunakan pengujian visual seperti yang tersebut sebelumnya.

2.8 Tata Cara Pembuatan Laporan


Materi yang harus dilaporkan sehubungan dengan praktikum ini adalah
sebagai berikut:
A. Menentukan kedalaman pengambilan sample;
B. Menentukan profil tanah secara visual (warna, bau, sifat plastis);
C. Menentukan elevasi muka air tanah;
D. Mengambil kesimpulan;
E. Faktor kesalahan.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 7


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

2.9 Gambar Peralatan Pengujian

Gambar 2.1 Stang Bor Gambar 2.2 Mata Bor Auger Iwan

Gambar 2.3 Palu Gambar 2.4 Tabung

Gambar 2.5 Extruder

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 8


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

Gambar 2.6 Batang Bor Gambar 2.7 Sample Tanah

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 9


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

2.10 Lampiran Laporan Pengujian


Pekerjaan : Praktikum Jenis tanah : Lempung
No. Log Bor : 1 Tanggal : 11 Februari 2019
Lokasi : Belakang Gedung 21 Dikerjakan : Kelompok 3
Kedalaman : 1,2 m s/d 1,7 m Diperiksa : Asisten

LOGBOR

TOP SOIL 0,0 M


DESKRIPSI

JENIS TANAH : BERANGKAL

-0,20 M
JENIS TANAH : LEMPUNG
WARNA : COKELAT KEHITAMAN
TEKSTUR : TANAH BERLEMPUNG
(BERTEKSTUR SEDANG)
-0,70 M PLASTISITAS : SEDANG

JENIS TANAH : LEMPUNG KERIKILAN


WARNA : ABU ABU
TEKSTUR : TANAH BERLEMPUNG
(BERTEKSTUR SEDANG)
PLASTISITAS : SEDANG
-1,20 M

AKHIR PEMBORAN

-1,70 M

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 10


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

2.11 Kesimpulan
Dari praktikum Hand Boring pada kedalaman 0,0 sampai dengan -1,70 meter
diperoleh hasil berupa pengamatan visual bahwa jenis tanah yang ada pada lokasi
pengeboran ialah tanah lempung dengan warna coklat kehitaman. Disebut tanah
lempung karena tanah tersebut memiliki daya lekat yang tinggi (kohesi) selain itu
tanah ini juga bersifat plastis dimana bentuk tanahnya dapat diubah-ubah dan
kembali ke bentuk asalnya tanpa mengalami kerusakan atau perubahan isi.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 11


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

BAB III
INDEKS PROPERTIES (SIFAT FISIK TANAH)
KADAR AIR (WATER CONTENT)
(ASTM D – 2216)

3.1 Maksud dan Tujuan


Teori ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air tanah. Kadar air tanah
adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat
tanah kering tersebut dinyatakan dalam persen (%).

3.2 Ruang Lingkup


Menentukan kadar air (water content) tanah dengan simbol w dan satuannya
persen (%).

3.3 Teori
Kadar air tanah adalah kandungan air pada tanah yang ditentukan dari
perbandingan dari berat air yang dikandung tanah dengan berat bagian padat (solid)
dari tanah. Kadar air tanah yang ditentukan adalah berat air tanah asli dan kadar air
tanah untuk penentu sifat mekanis tanah seperti pemadatan tanah asli dan kadar iar
tanah untuk penentu sifat mekanis tanah seperti pemadatan tanah, CBR
laboratorium, batas cair, batas plastis, batas susut tanah.
Komposisi massa dan volume tanah terdiri dari:

Gambar 3.1 Komposisi Massa dan Volume Tanah

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 12


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

3.4 Peralatan Yang Digunakan


Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai 110o ±
5o C.
a. Cawan kedap udara dan tidak berkarat, dengan ukuran yang memadai.
Cawan dibuat dari glas atau logam anti karat;
b. Neraca (timbangan) dengan ketelitian 0,01gram, neraca dengan ketelitian
0,10 gram dan neraca dengan ketelitian 1,00 gram;
c. Desikator, Extruder/dongkrak, pisau.
d. Alat pemegang cawan

3.5 Bahan Yang Digunakan


Berat benda uji yang diggunakan untuk menentukan kadar air tanah adalah:

Tabel 3.1 Berat Benda Uji


Ukuran Ukuran Berat minimum benda uji Berat minimum benda
partikel saringan basah yang uji basah yang
maksimum standar direkomendasikan untuk direkomendasikan
(100% lolos ) kadar air yang dilaporkan untuk kadar air yang
pada – 0.1% dilaporkan pada – 1%

2.0 mm No 10 20 gram 20 gram

4,75 mm No 4 100 gram 20 gram

9,5 mm 3/8 in 500 gram 50 gram

19,0 mm ¾ in 2,5 kg 250 gram

37,5 mm 1 ½ in 10 kg 1 kg

75,0 mm 3 in 50 kg kg

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 13


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

3.6 Prosedur Pengujian


1) Timbang cawan dalam keadaan bersih;
2) Masukkan contoh tanah ke dalam cawan tersebut;
3) Cawan + tanah kemudian ditimbang beratnya (W1);
4) Masukkan cawan + tanah ke dalam oven selama ± 18 – 24 jam, sampai
beratnya konstan;
5) Keluarkan cawan + tanah dari oven dan dinginkan dalam desikator.
6) Setelah dingin, cawan + tanah ditimbang dan beratnya dicatat (W2);
7) Benda uji minimal 2 buah.

3.7 Perhitungan
1) Berat cawan + tanah basah = W1 gram
Berat cawan + tanah kering = W2 gram
Berat cawan kosong = W3 gram
Berat air = (W2 - W1) gram
Berat tanah kering = (W2 – W3) gram
𝑊𝑤
2) w = 𝑥 100 %
𝑊𝑠

dimana :w = Kadar air (%)


Ww = Berat air (gram)
Ws = Berat tanah kering (gram)
3) Minimal dilakukan 2 contoh tanah, kadar air tanah yang diuji merupakan
kadar air rata-rata tanah.

3.8 Tata Cara Pembuatan Laporan


Materi yang harus dilaporkan sehubungan dengan praktikum ini adalah
sebagai berikut:
a. Menentukan kadar air tanah;
b. Mengambil kesimpulan;
c. Faktor kesalahan.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 14


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

3.9 Gambar Peralatan Pengujian

Gambar 3.1 Cawan Gambar 3.2 Spatula

Gambar 3.3 Oven Gambar 3.4 Timbangan

Gambar 3.5 Sample Tanah Gambar 3.6 Desikator

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 15


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

3.10 Lampiran Formulir Pengujian

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 16


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

Pekerjaan : Praktikum
No. Log bor :1
Lokasi : Lab Geoteknik
Kedalaman : 1,2 m -1,7 m
Tanggal : 18 Februari 2019
Dikerjakan : Kelompok 3
Dihitung : Kelompok 3
Diperiksa : Asisten Laboratorium

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 17


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

Tabel 3.2 hasil pengujian kadar air tanah


No. Contoh dan Kedalaman Disturb
Nomor cawan 1 2 3 4
18,11 18,43 17,83 18,49
Berat tanah basah + cawan(gr) 1

14,89 14,79 14,26 14,61


Berat tanah kering + cawan(gr) 2

3,22 3,64 3,57 3,88


Berat air(gr)(3) 1-2

9,31 9,25 8,97 9,32


Berat cawan(gr) 4

5,58 5,54 5,29 5,29


Berat tanah kering(gr)(5) 2-4

57,706 65,704 67,486 73,346


Kadar air(w)(%) 3/5 % % % %

66,060%
Kadar air rata –rata(w)(%)

 PERHITUNGAN
1. Berat air = (berat tanah basah+cawan) – (berat tanah kering+cawan)
= 18,11 – 14,89
= 3,22 gr
2. Berat tanah Kering = (berat tanah kering+cawan) – (berat cawan)

= 14,89 – 9,31

= 5,58 gr

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟
3. Kadar air = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑔𝑟 × 100%
3,22
= 5,58 𝑔𝑟 × 100%

= 57,706%
57,706%+ 65,704%+ 67,486%+ 73,346%
4. Kadar air rata-rata =
4
= 66,060%

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 18


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

3.11 Kesimpulan
Dari pengujian terhadap sampel tanah 3 diperoleh hasil bahwa pada
kedalaman 1,2 m -1,7 m memiliki rata-rata kadar air yaitu 66,060% , Hal ini
dipengaruhi oleh proses pemanasan oven.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 19


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

BAB IV
SIFAT FISIK TANAH (INDEX PROPERTIES)
BERAT ISI (UNIT WEIGHT)
(ASTM D-2937)

4.1 Maksud dan Tujuan


Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menentukan berat volume tanah
basah. Berat isi/volume tanah adalah perbandingan antara berat tanah termasuk air
yang terkandung didalamnya dengan volume tanah total.

4.2 Ruang Lingkup


Menentukan berat isi/volume (unit weight) tanah dengan simbol ɣ dan
satuannya merupakan satuan berat/ satuan volume.

4.3 Teori
Berat volume tanah adalah perbandingan antara berat tanah total dengan
volume tanah total. Berat volume tanah merupakan berat volume tanah asli
merupakan sifat fisik (propertis) tanah, jika diketahui kadar air tanah akan dapat
menentukan nilai berat volume kering tanah tersebut.
Berat isi merupakan perbandingan antara berat tanah persatuan volume
dimana untuk mendapatkan besaran nilai dari berat isi tanah perlu di lakukan
pengujian berat isi dengan cara mencetak tanah kedalam suatu yang nantinya tanah
yang telah di cetak di timbang beratnya lalu di ukur volumenya. Berikut besar nilai
berat isi tanah berdasarkan jenis tanahnya ditunjukan pada table di bawah ini :

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 20


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

Table 4.1 klasifikasi tanah berdasarkan ukuran butiran


Jenis tanah Ɣsat (kN/m3) Ɣd (kN/m3)
Gravel 20 – 22 15 – 17
Sand 18 – 20 13 – 16
Silt 18 – 20 14 – 18
clay 16 – 22 14 – 21

4.4 Peralatan Yang Digunakan


a. Timbangan (neraca) dengan ketelitian 0,01 gram;
b. Ring baja bersih dari karat;
c. Pisau perata;
d. Extruder;
e. Jangka sorong;

4.5 Bahan Yang Digunakan


Tanah asli yang akan ditentukan nilai berat volume tanahnya.

4.6 Prosedur Pengujian


1) Ring dalam keadaan bersih ditimbang (W1).
2) Ambil sample dari tabung dengan cara menekan ring tersebut pada
tabung sampai ring terisi penuh dengan menggunakan ekstruder.
3) Ratakan tanah sehingga kedua permukaan tanah memiliki elevasi sama
dengan permukaan ring dan bersihkan bagian luar ring.
4) Berat ring + tanah (W2).
5) Hitung volume tanah dengan mengukur ukuran bagian dalam ring
6) Berat tanah (W) = W2 - W1

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 21


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

4.7 Perhitungan
W2 − W1
1) ɣ = 𝑉
ɣ
2) ɣd = 1+𝑤

dimana : ɣ = Berat isi tanah (gr/cm3)


ɣd = Berat isi kering tanah (gr/cm3)
W2 = Berat ring + tanah (gram)
W1 = Berat ring (gram)

4.8 Tata Cara Pembuatan Laporan


Materi yang harus dilaporkan sehubungan dengan praktikum ini adalah
sebagai berikut :
a. Menentukan berat isi tanah;
b. Menentukan berat isi tanah kering (jika diketahui kadar air tanah);
c. Mengambil kesimpulan;
d. Faktor kesalahan.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 22


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

4.9 Gambar Peralatan Pengujian

Gambar 4.1 Cawan Gambar 4.2 Sample Tanah

Gambar 4.3 Ring Baja Gambar 4.4 Timbangan

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 23


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

4.10 Lampiran Formulir Pengujian

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 24


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

Pekerjaan : Praktikum
No. Log bor :1
Lokasi : Lab Geoteknik
Kedalaman : 1,2 m -1,7 m
Tanggal : 18 Februari 2019
Dikerjakan : Kelompok 3
Dihitung : Kelompok 3
Diperiksa : Asisten Laboratorium

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 25


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

Tabel 4.2 hasil pengujian berat isi tanah


Nomor penguji Disturb
6,35
Diameter Ring (d) cm
1,95
Tinggi ring (t) cm

61,72
Volume ring (v) cm3

174,24
Berat ring (W1) gr

260,44
Berat ring + tanah (W2) gr

86,2
Berat tanah (W3 = W2 - W1) gr

1,397
Berat volume tanah (ɣ = W3/v) gr/cm3

% 66,060
Kadar air (w)

ɣ
Berat Isi Kering ɣd = gr/cm3
1−𝑤

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 26


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

 PERHITUNGAN
1
 Volume Ring =4 x π × d² x t
1
=4 x 3,14 x (6,35)2 x 1,95 = 61,72 cm3

 Berat Tanah = (Berat Ring + Tanah) – Berat Ring


= 260,44 – 174,24 = 86,2 gram

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ
 Berat Volume Tanah =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
86,2
=
61,72
=1,397 gram/cm3
ɣ
 Berat isi kering tanah =ɣd =1−𝑤
1,397
=1−0.66060
= gram/cm3

4.11 Kesimpulan
Dari hasil pengujian ini diperoleh berat volume tanah rata-rata dari hasil
perbandingan antara berat tanah termasuk kandungan air yang didalamnya dengan
volume tanah total yang bernilai 1,397 gr/cm3 dan berat isi kering bernilai sebesar
0,92 gr/cm3.

4.12 Faktor Kesalahan


Pada proses pengeringan jangka waktu yang dilalui terlalu lama.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 27


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

BAB V
INDEKS PROPERTIS (INDEX PROPERTIES)
BERAT JENIS (SPECIFIC GRAVITY)
(ASTM D-854)

5.1 Tujuan
Untuk mendapatkan harga specific gravity (Gs) dari butiran tanah, yaitu
perbandingan isi butir tanah dan berat isi air pada suhu 20o.

5.2 Ruang Lingkup


Menentukan berat jenis (specific gravity) tanah dengan notasi Gs.

5.3 Teori
Dengan mengetahui Gs suatu tanah dapat diketahui suatu contoh tanah
apakah tanah tersebut organik atau anorganik. Jadi untuk tanah yang terdiri dari
campuran bahan organik maupun bahan anorganik mempunyai nilai Gs yang
tergantung dari komposisi bahan-bahan tersebut. Untuk perencanaan bangunan,
pengetahuan tentang adanya bahan organik sangat penting, karena tanah organik
berbahaya untuk tanah bangunan.
Tabel 5.1 Nilai Gs
Type of Soil Gs
Kerikil 2,65 – 2,67
Pasir 2,67 – 2,68
Lanau anorganik 2,62 – 2,68
Lempung organik 2,58 – 2,63
Lempung anorganik 2,68 – 2,75
Humus 1,37
Gambut 1,25 – 1,80

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 28


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

5.4 Peralatan Yang Digunakan


a. Piknometer dengan volume 500 ml;
b. Timbangan dengan ketinggian 0,01 gram;
c. Saringan No. 40 (ASTM);
d. Termometer;
e. Oven, kompor listrik, cawan, dan alat pembersih.

5.5 Bahan Yang Digunakan


a. Tanah asli yang lolos saringan No. 40 sebanyak 500 gram kering oven;
b. Aquades.

5.6 Prosedur Pengujian


a. Persiapan Pengujian
1) Disiapkan ± 5 buah Piknometer yang telah dibersihkan dan
dikeringkan;
2) Untuk bahan uji digunakan sample tanah sebanyak 500 gram yang
lolos saringan No. 40 dan sudah dikeringkan dalam oven selama ±
24 jam.
b. Pelaksanaan Pengujian
1) Piknometer kosong dan kering dibersihkan dengan kain bersih;
2) Piknometer diisi dengan aquades sampai tanda 500 ml kemudian
dibersihkan lalu ditimbang (W1) gram;
3) Temperatur aquades dalam Piknometer diukur dengan
menggunakan termometer misalkan T;
4) Masukkan contoh tanah dalam Piknometer
a. Untuk tanah kohesif
Tanah terlebih dahulu diaduk dengan aquades sampai
menyerupai pasta, kemudian rendam dengan tambahan aquades
selama ½ sampai 1 jam, dimasukkan ke dalam Piknometer;

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 29


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

b. Untuk tanah pasir/non kohesif;


c. Tanah langsung dimasukkan ke dalam Piknometer.
5) Piknometer berisi pasta tanah atau tanah kering tersebut diberi
aquades sampai dibawah leher Piknometer, udara terperangkap
dalam tanah pada Piknometer dihilangkan dengan cara dipanaskan
sambil digoyang-goyang selama ± 15 menit, sampai gelembung
udara tidak ada dan air diatas tanah bersih, kemudian diisi aquades
sampai tanda 500 ml dan ditimbang (W2) gram. Temperatur aquades
dalam Piknometer diukur dan digunakan nilai koresksi temperatur
(α);
6) Tuangkan campuran tanah dan aquades dari dalam Piknometer ke
dalam cawan, sampai semua butir-butir tanah benar-benar bersih
dari Piknometer dengan cara membilasnya;
7) Masukkan cawan berisi campuran tanah dan aquades tersebut ke
dalam oven selama ± 24 jam atau sampai beratnya konstan.
8) Timbang berat tanah kerin (W3) gram;
9) Tentukan besarnya Specific Gravity (Gs), dan pengujian dilakukan
paling sedikit 3 kali pengujian dan kemudian diambil rata-ratanya.

5.7 Perhitungan
1) Berat Piknometer = W1
Berat Piknometer + tanah = W2
Berat Piknometer + air + tanah
pada temperatur 26oC = W3
Berat Piknometer +
air pada 24oC = W4
Koreksi temperatur =K
Berat tanah (Wt) = (W2 – W1)
(W5) = (Wt +W4)

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 30


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

𝑊𝑡
2) Gs = 𝑊5−𝑊3

5.8 Tata Cara Pembuatan Laporan


Materi yang harus dilaporkan sehubungan dengan praktikum ini adalah
sebagai berikut :
a. Menentukan berat jenis tanah;
b. Mengambil kesimpulan;
c. Faktor Kesalahan.

Tabel 5.2Koreksi Temperatur (K/𝛼)


Temperatur, T (°C) K atau 𝛼
18 1,0040
19 1,0020
20 1,0000
21 0,9998
22 0,9996
23 0,9993
24 0,9991
25 0,9989
26 0,9986
27 0,9983
28 0,9980
29 O,9977
30 0,9974

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 31


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

5.9 Gambar Peralatan Pengujian

Gambar 5.1 Saringan 5.2 Gambar Timbangan

Gambar 5.3 kompor Gambar 5.4 Termometer

Gambar 5.5 Piknometer

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 32


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

5.10 Lampiran Formulir Pengujian

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 33


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

Pekerjaan : Praktikum
No. Log bor :1
Lokasi : Lab Geoteknik
Kedalaman :0,5 m s/d 1,0 m
Jenis tanah : Asumsi pasir
Tanggal : 26 Februari 2018
Dikerjakan : Kelompok 2
Diperiksa : Asisten

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 34


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

Tabel 5.3 hasil pengujian berat jenis


Keadaan tanah
Nomor Piknometer A5
Berat Piknometer + Tanah (W2) (gr) 74,20
Berat Piknometer (W1) (gr) 44,81
Berat Tanah (Wt = W2 – W1) (gr) 29,39
Temperatur (oC) 26
Berat Piknometer + Air+Tanah pada
Temperatur 20 oC (W3) (gr) 169,4386

Berat Pikometer+Air pada 24 oC (W4) (gr) 153,2


W5 = Wt + W4 (gr) 182,59
Isi Tanah ( W5 – W3 ) (cm3) 12,06
Koreksi Temperatur K 24 oC 0,9991
o
Koreksi Temperatur K 26 C 0,9936
Specific Gravity 2,43

 PERHITUNGAN
1. Berat tanah kering = (Berat piknometer+tanah)-(Berat piknometer)

Wt = 74,20 – 44,81

Wt = 29,39 gr

2. Berat piknometer+air+tanah pada temperatur 26°

= (Berat total) x (Faktor koreksi K)

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 35


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

W3 = 170,53 x 0,9936

W3 = 169,4386 gr

3. Berat piknometer+air pada temperatur 24°

𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑇𝑥


W4 = x (W4(pada Ti) – W1) + W1
𝑊5−𝑊3𝑘𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑇𝑖

0,9982343
W4 = x (153,102 – 44,81) + 44,81
0,9973286

W4 = 153,2 gr

4. W5 = Wt + W4

= 29,39 + 153,2

= 182,59 gr

5. Berat Isi Tanah = W5 – W3

= 182,59 – 170,53

= 12,06 cm3

𝑊𝑡
6. Spesific Grafic = 𝑊5−𝑊3

29,39
= 182,59−170,53 = 2,43

5.11 Kesimpulan

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 36


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

Dari hasil pengujian diperoleh harga Specific Gravity (Gs) rata rata
berdasarkan perbandingan berat isi tanah dan air pada suhu 260 sebesar 2,43, sedikit
lebih rendah dari pada Gs tanah pada umumnya (2.6 – 2.75).

5.12 Faktor kesalahan


Temperature saat pemanasan terlalu tinggi.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 37


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

BAB VI
BATAS-BATAS ATTERBERG (ATTERBERG LIMIT)
BATAS CAIR (LIQUID LIMIT)
(ASTM D-4318)

6.1 Tujuan
Untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan batas cari dalam
satuan persen (%), dapat mengetahui sifat fisis, plastis, serta kemampuan dari tanah
(perubahan volume yang dapat terjadi) dan untuk mengklasifikasikan tanah, serta
untuk mengetahui apakah tanah mengandung zat-zat organis atau tidak.

6.2 Ruang Lingkup


Mencari batas-batas/angka-angka atterberg seperti batas cair/liquid limit
(wL/LL) dari tanah berbutir halus dan mencari sifat fisis, plastis, serta sifat
kemampatan dari tanah dan klasifikasi tanah serta mengetahui apakah tanah itu
mengandung zat-zat organis atau tidak

6.3 Teori
Hasil-hasil yang diperoleh berupa jumlah pukulan dan kadar air masing-
masing sample, kemudian digambar dalam bentuk grafik. Jumlah ketukan
(pukulan) sebagai sumbu mendatar dengan skala logaritma sedangkan nilai kadar
air sebagai sumbu tegak dengan skala
Dengan membuat garis lurus melalui titik-titik tersebut atau jika diperoleh
titik-titik tersebut tidak pada satu garis lurus, maka garis lurus dibuat sebagai garis
regresi linear dari ketiga garis tersebut. Kadar air pada batas cair ditentukan pada
jumlah ketukan (pukulan) 25. Kadar air inilah yang disebut batas cair (Liquid
Limit). Penentuan LL dapat juga ditentukan berdasarkan persamaan berikut :
𝑁 0,121
LL = 𝑤𝐿 = 𝑊𝑁 [25]

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 38


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

Dimana : wN = kadar air pada ketukan N


N = jumlah ketukan
Adapun skema batasan kondisi tanah sebagai berikut

Semi Solid
Solid Plastis Cair
Semi Plastis
Ws Wp WL Kadar air (%)

Gambar 6.1 Kondisi Tanah

6.4 Peralatan Yang Digunakan


a. Alat pembuat alur (grooving tool);
b. Timbangan dengan ketelitian 0,01 graml;
c. Cawan kadar air ± 4 buah, desikator;
d. Spatula dengan panjang 12,5 cm, sendok berupa alat batas cair standard;
e. Oven yang dilengkapi dengan pengukuran suhu untuk memanasi sampai
(110±5)o C;
f. Plat kaca, mangkok porselin, pisau dempul, botol tempat air suling.

6.5 Bahan Yang Digunakan


a. Tanah asli yang lolos saringan No,40 (kering udara);
b. Air suling;

6.6 Prosedur Pengujian


1) Aduklahtanahdengan air selama 5 menitsampai 10 menit,
2) Simpantanahdalamruangpelembabudaraselama 30 menit;
3) Adukkembalitanahsebelumdimasukandalammengkokkuningan,
padapenambahan 1 ml air, lama pengadukan 1 menit;

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 39


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

4) Masukantanahdalammngkokkuningandanlakukanpengujianselama 30
menit;
5) Tambahakn air danadukkembaliselama 30 menit.

6.7 Perhitungan
Metode koreksi menggunakan nilai kadar air dikalikan dengan faktor koreksi
(k) dan banyaknya pukulan pada penutupan alur. Nilai batas cair dapat ditentukan
dengan menggunakan rumus berikut :
𝑁 0,121
LL = 𝑤𝐿 = 𝑊𝑁 [25]

Atau
LL = k x wn
N = Jumlah pukulan yang menyebabkan tertutupnya alur pada kadar
air tertentu.
LL = Batas cair terkoreksi untuk tertutupnya alur pada 25 pukulan ( %)
Wn = Kadar air (%)
K = Faktor koreksi jumlah pukulan dan batas cair.

6.8 Tata Cara Pembuatan Laporan


Materi yang harus dilaporkan sehubungan demgam praktikum ini dalah
sebagai berikut :
a. Menentukan Liquid Limit (LL);
b. Mengambil kesimpulan;
c. Faktor kesalahan.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 40


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

Tabel 6.2 Koreksi Jumlah Pukulan dan Batas Cair

Jumlah Pukulan Faktor Batas


Cair (k)
22 0,985
23 0.990
24 0.995
25 1
26 1.005
27 1.009
28 1.014

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 41


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

6.9 Gambar Peralatan Pengujian

Gambar 6.1 grooving tool Gambar 6.2 casagrande

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 42


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

6.10 Lampiran Formulir Pengujian

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 43


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

Pekerjaan : Praktikum
No. Log bor :1
Lokasi : Lab Geoteknik
Kedalaman :0,5 m s/d 1,0 m
Jenis tanah : Lempung
Tanggal : 5 Maret 2018
Dikerjakan : Kelompok 2
Diperiksa : Asisten

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 44


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

Table 6.3 Hasil Pengujian liquid limit


1. Jumlah Ketukan 18 30 37 46

2. No Cawan

3. Berat Cawan + Berat Tanah Basah (gr) 27,23 28,88 21,00 18,62

4. Berat Cawan + Berat Tanah Kering (gr) 20,35 21,68 16,94 15,71

5. Berat Air (gr) 6,88 7,2 3,96 2,91

6. Berat Cawan (gr) 10,42 10,21 10,19 10,81

7. Berat Contoh Tanah Kering (gr) 9,93 11,49 6,85 4,89

8. Kadar Air (%) 69,2 62,7 60,1 59,3

9.Kadar Air rata-rata (%) 62,25

10.LL(%) 64

 Perhitungan

Berat air = Berat cawan + berat tanah basah (gr) - Berat cawan + berat tanah kering (gr)
= 28,88 - 21,6
= 7,2 gr
Berat tanah kering = Berat cawan + berat tanah kering (gr) - Berat Cawan (gr)
= 21,6 - 10,21
= 11,49 gr
berat air
Kadar air = berat tanah x100%
kering
7,2
= 11,49 x100%

= 62,7 %
𝑁 0,121
Batas cair = 𝑊𝑁 [25]

30 0,121
= 62,7% [25]

= 64%

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 45


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

Grafik Liquid Limit

Gambar 6.3 Grafik Batas Cair

6.11 Kesimpulan
Dari data yang telah diperoleh menunjukan bahwa semakin banyak jumlah
ketukan, maka menunjukan semakin rendahnya kadar air yang terdapat pada tanah.
Batas cair yang diperoleh pada ketukan 25 adalah 64 %. Dengan menunjukan sifat
tanah lempung jika dilihat dari nilai – nilai Atterberg.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 46


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

BAB VII
BATAS – BATAS ATTERBERG (ATTERBERG LIMIT)
BATAS PLASTIS (PLASTIS LIMIT)
(ASTM D-4318)

7.1 Tujuan
Untuk menetukan kadar air suatu tanah pada keadaan batas plastis dalam
satuan persen (%), dapat mengetahui sifat fisis, plastis, serta kemampatan dari tanah
( perubahan volume yang dapat terjadi) dan untuk mengklarifikasikan tanah, serta
untuk mengetahui apakah tanah itu mengandung zat-zat organis atau tidak.

7.2 Ruang Lingkungan


Mencaribatas-batas/angka-angka Atterberg seperti batas plastis / plastic limit
(wp / PL), indeks plastisitas, indeks likuid, dan indeks konsistensi dari tanah
berbutir halus dan mencari sifat fisis, plastis, serta sifat kemampuan dari tanah dan
klarifikasi tanah serta mengetahui apakah tanah itu mengandung zat-zat organis
atau tidak.

7.3 Teori
Batas plastis merupakan batas terendah dari tingkat keplastisan sutau tanah
yang merupakan kadar air pada keadaan plastis dan keadaan semi solid. Batas ini
didefinisikan sebagai kadar air yang dinyatakan dalam persen (%) dimana apabila
tanah digulung sampai mencapai diameter 1/8 inch (3.2 mm) menjadi retak-retak.
Ukuran keplastisan tanah disebut indeks plastis (PI), yaitu
PI = LL – P
𝑤−𝑃𝐿
IL= 𝐼𝑃
𝐿𝐿−𝑤
IC= 𝐼𝑃

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 47


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

Dimana : PI/IP = IndeksPlastisitas (Plasticity Index)


LL = Batas Cair (Liquid Limit)
PL = Batas Plastis (Plastic Limit)
IL = Indeks Liquidity
IC = Indeks Consistency

Gambar7.1 GrafikHubungan LL dengan PI

7.4 Peralatan Yang Digunakan


a. Batang pembanding dengan diameter 3 mm panjang 10 cm;
b. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram;
c. Cawan kadar air ± 2 buah, desikator;
d. Oven pemanas (110 ± 5 )º C;
e. Plat kaca, mangkok porselin, pisau/sedok dempul, botol tempat air suling.

7.5 Bahan Yang Digunakan


a. Tanah asli yang lolossaringan No. 40 (keringudara);
b. Air suling.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 48


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

7.6 Prosedur Pengujian


1) Ambil 1,5 gr masa tanah. Bentuk bagian yang diambil menjadi bulat
panjang.
2) Bentuk tanah dengan menggelenngnya menjadi bentuk bulat panjang
berdiameter 3mm dengan kecepatan 80 gelengan sampai 90 gelengan per
menit, dengan menghitung satu gelengan sebagai satu gerakan bolak balik
hingga ke posisi awal.
3) Apabila bentuk tanah menjadi retakan, maka tanah geelengan dibagi
menjadi enam atau delapan lalu staukan kembali dengan meremasnya.
4) Kumpulkan atau gabungkan bagian bagian tanah yang retak dan masukan
kedalam cawan, kemudian timbang.

7.7 Perhitungan
Hitung batas plastis , dinyatakan dalam persen, sebagai berikut:
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑖𝑟
PL = x 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔

7.8 Tata Cara Pembuatan Laporan


Materi yang harus dilaporkan sehubungan dengan praktikum ini adalah
sebagai berikut :
a. Menentukan Plastic Limit, Index Plasticity, Liquidity Index, Consistency
Index;
b. Mengambil kesimpulan;
c. Faktor kesalahan.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 49


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

7.9 Gambar Peralatan Pengujian

Gambar 7.2 Spatula Gambar 7.3 Oven

Gambar 7.4 Timbangan Gambar 7.5Cawan

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 50


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

7.10 Lampiran Formulir Pengujian

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 51


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

Pekerjaan : Praktikum
No. Log bor :1
Lokasi : Lab Geoteknik
Kedalaman : 0,5 m -1,0 m
Tanggal : 12 maret 2018
Dikerjakan : Kelompok 2
Dihitung : Kelompok 2
Diperiksa : Asisten

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 52


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

Tabel 7.1 hasil pengujian plastic limit


1.Jumlah Ketukan 25 25

2. No Cawan 1 2

3. Berat Cawan + Berat Tanah Basah (gr) 11,91 11,19

4..Berat Cawan + Berat Tanah Kering (gr) 11,41 10,73

5.Berat Air (gr) 0,5 0,46

6.Berat Cawan (gr) 10,16 9,41

7. Berat Contoh Tanah Kering (gr) 1,25 1,32

8.Kadar Air (%) 40 34,8

9.Batas Plastis (%) 39%

 PERHITUNGAN
1. Berat Air
Berat Cawan + Berat Tanah Basah - Berat Cawan + Berat Tanah Kering
= 11,91 - 11,41
= 0,5 gram

2. Berat Contoh Tanah Kering


= Berat Cawan + Berat Tanah Kering - Berat Cawan
= 11,41 - 10,16
= 1,25 gram

3. Kadar Air
Berat Cawan + Berat Tanah Basah − Berat Cawan + Berat Tanah Kering
= Berat Cawan + Berat Tanah Kering −𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛
11,91− 11,41
= 11,41−10,16

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 53


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

= 40 %

5. indeks Plastisitas = LL – PL
= 64 % - 39 %
= 25 %

7.11 Kesimpulan

Pada pengujian ini diperoleh hasil batas plastis yang berdasarkan dari kadar
batas plastis sebesar 39% pada batasan yang digulung hingga 3 mm sampai terjadi
retakan. Nilai keplastisan sampel tanah (Plasticity Index) tersebut adalah 25 %.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 54


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

BAB VIII
BATAS-BATAS ATTERBERG (ATTERBERG LIMIT)
BATAS SUSUT (SHRINKAGE LIMIT)
(ASTM D-4318)

8.1 Tujuan
Untuk menentukan kadar air suatu pada keadaan batas sudut dalam satuan
persen (%), dapat mengetahui sifat fisis, plastis, serta kemampatan dari tanah
(perubahan volume yang dapat terjadi) dan untuk mengklasifikasikan tanah, serta
untuk mengetahui apakah tanah itu mengandung zat-zat organis atau tidak.

8.2 Ruang Lingkup


Mencari batas-batas/angka-angka Atterberg seperti batas susut (Ws / SL) dari
tanah berbutir halus dan mencari sifat fisis, plastis, serta sifat fisis kemampatan dari
tanah dan klasifikasitanah serta mengetahui apakah tanah itu mengandung zat-zat
organis atau tidak.

8.3 Teori
Tanah akan menyusut apabila air yang dikandung secara perlahan-lahan
hilang dari dalam tanah. Dengan hilangnya air secara terus-menerus tanah akan
mencapai suatu tingkat keseimbangan dimana penambahan kehilangan air tidak
akan mengakibatkan perubahan volume. Kadar air dinyatakan dalam persen
diamana perubahan volume suatu massa tanah berhenti didefinisikan sebagai batas
susut. Batas susut dapat dihitung melalaui persamaan berikut :

𝑉𝑜 1
SL =(𝑊𝑜 − 𝐺𝑠)x 100%
𝑉 − 𝑉𝑜
SL = (𝑤 − ) 𝑥 100%
𝑊𝑜

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 55


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

Dimana : SL = Batas susut tanah (kadar air batas susut)


Wo = Berat benda uji setelah kering
Vo = Volume benda uji setelah kering
Gs = Berat jenis tanah
W = Kadar air tanah basah yang diisi pada container
V = Volume tanah basah

𝑊𝑜
SR= .
𝑉𝑜

Adapun beberapa hubungan nilai-nilai Atterberg dengan sifat-sifat tanah adalah


sebagai berikut :

Tabel 8.1 Nilai - Nilai Atterberg


Potensi Perubahan Indeks Plastisitas, IP (%) Batas susut,
Volume Daerah kering Daerah Basah SL (%)
Kecil 0 – 15 0 – 30 > 12
Sedang 15 – 30 30 – 50 10 – 12
Besar > 30 > 50 < 10

Tabel 8.2 Nilai – Nilai Atterberg


Kadar Air (%) Pasir (sand) Lanau (Slit) Lempung (Clay)
Batas Cair, LL 15 – 20 30 – 40 40 – 150
Batas Plastis, PL - 20 – 40 25 – 50
Indeks Plastisitas,IP 0 10 – 25 10 – 100
Batas Susut, SL 12 – 18 14 – 25 8 – 35

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 56


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

8.4 Peralatan Yang Digunakan


a. Evaporating dish, porselen diameter ± 4,5 inch;
b. Spatula (sudip/sendok), Panjang ± 3 inch, lebar ± 3/4 inch;
c. Cawan susut, dasar rata, diameter ± 13/4 inch, tinggi ±1/2 inch, terbuat
dari porselen/monel;
d. Mistar logam (straight edge), plat kaca (prong plate), timbangan
ketelitian 0.01 gram;
e. Cawan glas, cangkir, permukaan rata, diameter, ± 2 inch, tinggi ± 1 inch;
f. Cawan ukur, 25 ml, dengan ketelitian 0,2 ml.

8.5 Bahan Yang Digunakan


a. Tanah asli lolos saringan No. 40 (kering udara);
b. Air raksa (mercury).

8.6 Prosedur Pengujian


a. Persiapan Benda Uji
1) Siapkan tanah lolos saringan no. 40 (kering udara) 30 gram;
2) Alat-alat dibersihkan, mengkalibrasi timbanangan yang akan
digunakan;
3) Menyiapkan botol penyemprot dan air suling;
4) Cawan yang diperlukan diapkan dan ditimbang.
b. Pelaksanakan Pengujian
1) Tempatkan contoh tanah dalam cawan pencampur diameter 115 mm
dan campur dengan air suling sehingga contoh tanah jenuh dan tidak
terdapat gelembung udara, aduk hingga menjadi pasta dan cetak.
Kadar air yang dibutuhkan sama dengan atau lebih besar sedikit dari
kadar air batas cair.
2) Lapisi bagian dari dalam cawan oleh vasilin atau grease (stempel)
yang kental untuk mencegah melekatnya tanah padah cawan sesudah
itu cawan penyusut ditimbang, beratnya = w1;

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 57


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

3) Contoh pasta tanah dimaksukkan ke dalam cawan susut sampai


cawan susut yang sudah 1/3 nya terisi pasta tanah tersebut lalu
diketuk-ketuk, kira-kira 1/3 nya diatas permukaan yang kokoh diberi
bantalan beberapa jembar ketas atau bahan lain sampai tanah padat
dan semua udara didalamnya terbawa kepermukaan. Tambah pasta
tanah lagi dan terus diketuk-ketukan sampai cawan terisi penuh dan
kelebihan tanah sehingga meluber ke pinggiran cawan. Tanah
kelebihan tersebut kemudian dipotong dengan straight edge. Semua
tanah yang melekat diluar cawan dibersihkan;
4) Setelah diratakan dan dibersihkan, ditimbang dengan segera berat
cawan susut + berat tanah basah = W2 gram. Pastah tanah dibiarkan
mengering di udara sehingga warna pasta tanah berubah dari tua
menjadi muda lalu dimasukkan ke dalam oven (dikeringkan).
Setelah kering betul, ditimbang : berat cawan + tanah kering = W 3
gram. Timbangan berat cawan kosong bersih dan kering = W1 gram;
5) Volume cawan susut = volume tanah basah, diukur dengan diisi
penuh sampai meluap dengan air raksa, buang yang kelebihan
dengancara menekan plat kaca kuat-kuat diatas cawan, ukurdengan
gelas ukur banyaknya air raksa yang tinggal dalam cawat susut =
volume tanah basah = V;
6) Volume tanah kering diukur dengan mengluarkan tanah kering dari
cawan susut lalu dicelupkan ke dalam cawan gelas yang penuh
dengan air raksa. Caranya sebagai berikut :
 Cawan gelas diisi penuh dengan air raksa dan kelebihan air
raksa di buang dengan cara menekan plat kaca;
 Air raksa yang tertekan keluar dari cawan gelas dibersihkan.
 Letakkan tanah kering diatas air raksa pada cawan gelas;

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 58


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

 Tekan hati-hati tanah kering itu ke dalam air raksa dengan


menggunakan “prong plate”, sampai rata dengan bibir cawan.
Perhatikan betul-betul jangan sampai ada udara yang terbawa
masuk ke dalam air raksa;
 Air raksa yang tumpah, diukur volumenya denga gelas ukur =
volume tanah kering = Ws;

8.7 Perhitungan
1) Menghitung kadar air alami (w)
2) Menghitung beerat air raksa
Berat air raksa = (berat air raksa + dish kaca) – berat dish kaca
= (W5 – W1)
3) Menghitung Volume tanah basah
Volume berat kering = Volume cawan
4) Menghitung Volume tanah kering
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟 𝑟𝑎𝑘𝑠𝑎
Volume berat kering = 𝐵𝐽 𝑎𝑖𝑟 𝑟𝑎𝑘𝑠𝑎(13.6)

5) Menghitung Batas susut (SL)


( 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ − 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔)
SL = 𝑊 − x 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
(𝑉−𝑊 )
= W - 𝑊 −𝑊𝑠 x 100%
3 1

8.8 Tata Cara Pembuatan Laporan


Materi yang harus dilaporkan sehubungan dengan pratikum ini adalah sebagai
berikut:
a. Menentukan Shrinkage Limit;
b. Mengambil kesimpulan;

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 59


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

8.9 Gambar Peralatan Pengujian

Gambar 8.1 grooving tool Gambar 8.2 Casagrande

Gambar 8.3 Vaseline Gambar 8.4 Spatula

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 60


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

8.10 Lampiran Formulir Pengujian

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 61


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 – 7272215

Pekerjaan : Praktikum
No. Log bor :1
Lokasi : Lab Geoteknik
Kedalaman : 0,5 m -1,0 m
Tanggal : 12 maret 2018
Dikerjakan : Kelompok 2
Dihitung : Kelompok 2
Diperiksa : Asisten

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 62


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

Table 8.3 hasilpengujian shrinkage limit


Pengujian Shringkage limit (SL)
No Cawan
Diameter cawan 4,5 cm
Tinggi cawan 1,3
Berat Cawan (gr) 10,93
Berat cawan + berat tanah basah (gr) 34,56
Berat cawan + berat tanah kering (gr) 27,08
Berat air (gr) 7,48
Berat Contoh Tanah Kering (gr) 16,15
Kadar Air % 46,31
Vol. Tanah Basah = Vol.cawan (c) (cm3) 20,665
Volume Contoh tanah Kering (Vo) 15,48
SL = w –{(V-Vo)/wo)x100} (%) 14,20

 PERHITUNGAN
Berat air =Berat cawan + berat tanah basah (gr) - Berat cawan + berat tanah kering
= 34,56 - 27,08
= 7,48 gr
Berat tanah kering = Berat cawan + berat tanah kering (gr) - Berat Cawan (gr)
= 27,08 - 10,93
= 16,15 gr
berat air
Kadar air = x100%
berat tanah kering
7,48
= x100%
16,15
= 46,31 %

1
Volume tanah basah = 4 x 𝜋d2t
1
= 4 x 3,14 x (4,5)2 x 1,3

= 20,665125 cm3

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 63


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

𝑊
Volume contoh tanah kering =
ɣhg
209
=
13,5
= 15,48 cm3
( 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ − 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔)
Batas susut = SL = 𝑊 − x 100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔

(𝑉−𝑊𝑠 )
=W- x 100%
𝑊3 −𝑊1
(20,665−15,48)
= 46,31 - x 100%
16,15

= 14,20 %

8.11 Kesimpulan
Sample tanah yang didapatkan dari bab IV dengan menggunakan bor tangan
(hand boring) dikeluarkan dengan alat bernama extruder. Tanah yang lolos
saringan no.40 tersebut digunakan dalam percobaan Atterberg, yakni sebagai
berikut:

a.) Dalam hasil pengujian ini diperoleh nilai Liquid limit sebesar 64%
pada ketukan 25.
b.) Pada pengujian ini diperoleh hasil batas plastis sebesar 39% dari
ketukan ke-25 pada batasan yang digulung hingga 3 mm sampai terjadi
retakan. Nilai keplastisan sampel tanah (Plasticity Index) tersebut adalah
25%.
c.) Dari hasil pengujian ini diperoleh tingkat batas suatu benda kehilangan
kadar air/menyusut yang ditandai dengan berkurangnya suatu volume
massa tanah yakni nilai batas susut sebesar 14,20%.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 64


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

BAB IX
ANALISA UKURAN BUTIR (GRAINSIZE ANALYSIS)
ANALISA SARINGAN (SIEVE ANALYSIS)
(ASTM D-421)

9.1 Tujuan
Menentukan distribusi butiran suatu contoh tanah (pasir dan kerikil) sebagai
dasar untuk menklasifikasikan macam-macam tanah.

9.2 Ruang Lingkup


Menentukan distribusi butiran tanah serta menentukan klasifikasi jenis tanah
dan membandingkan persentase butiran kerikil dan pasir.

9.3 Teori
Secara umum tanah terdiri dari tiga bagian, yaitu butiran padat, air dan udara.
Sifat-sifat suatu macam tanah tertentu banyak tergantung pada ukuran butirannya.
Ukuran butiran menentukan klasifikasi tanah tersebut. Untuk butiran kasar dipakai
cara penyaringan dalam pentuan ukuran butiran tanah. Tanah dikeringkan dan
disaring pada serangkaian saringan dengan ukuran diameter kisi saringan tertentu
dari mulai yang kasar hingga yang halus. Dengan demikian butiran tanah terpisah
menjadi beberapa bagian dengan batas ukuran yang diketahui.

9.4 Peralatan Yang Digunakan


a. Nomor saringan standar yang digunakan adalah nomor saringan
4,10,20,40,60,100,200 dan pan;
b. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram;
c. Mesin pengguncang saringan (sieve shaker);
d. Oven;
e. Talam, kuas, sikat kuningan, sendok.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 65


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

9.5 Bahan Yang Digunakan


a. Contoh tanah yang diuji dengan kedalaman tertentu ± 350 gram.

9.6 Prosedur Pengujian


1. Siapkan contoh tanah kering seberat 350 gram, kemudian direndam
dengan menambahkan air selama 24 jam;
2. Saring contoh tanah kering dengan saringan nomor 200, tambahkan air
sedikit demi sedikit sehingga didapat yang lolos kurang lebih 50 gram.
Contoh tanah kering yang lolos saringan dikeringkan dalam oven selama
24 jam untuk pengujian hidrometer;
3. Contoh yang teretahan saringan nomor 200 dikeringkan dalam oven
selama 24 jam untuk pengujian analisa saringan;
4. Keluarkan dan dinginkan dalam desikator;
5. Saring contoh tanah dengan saringan nomor 4 yang diletakkan paling atas,
dilanjutkan dengan saringan-saringan nomor 10, 16, 20, 30, 40, 60, 80,
100, 200, dan pan;
6. Contoh tanah dalam saringan diguncang dengan tangan atau dengan
mesin pengguncang/pengayak (sieve shaker) kurang lebih 15 menit;
7. Contoh tanah yang tertahan pada masing-masing saringan ditimban.

9.7 Perhitungan
1. Menghitung berat total
Berat total = Σ berat tanah yang tertahan dalam saringan
2. Menghitung berat tertahan untuk masing-masing ukuran saringan secara
kumulatif.
3. Menghitung presentase tanah yang tertahan pada setiap saringan
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
Persentase tanah tertahan = 𝑥100 %
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

4. Menghitung presentase tanah yang lolos pada setiap saringan


Persentase tanah yang lolos = 100 – persentase tanah yang tertahan.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 66


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

9.8 Gambar Peralatan Pengujian

Gambar 9.1 Saringan Gambar 9.2 Sieve shaker

Gambar 9.3 Timbangan Gambar 9.4 Oven

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 67


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

9.9 Lampiran Formulir Pengujian

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 68


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

Pekerjaan : Praktikum
No. Log bor :1
Lokasi :Lab Geoteknik
Kedalaman : 0.5 m -1.00 m
Tanggal : 26 Maret 2018
Dikerjakan : Kelompok 2
Dihitung :Kelompok 2
Diperiksa :Asisten

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 69


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

Table 9.1hasilpengujian analisa saringan


Nomor saringan Berat tertahan Σ berat tertahan Jumlah persen (%)
(ukuran saringan) (gram) (gram) Tertahan Lolos
4,16 mm No.4 0 0 0 100
2,00 mm No.10 1 1 1.09 98.81
1,60 mm No.16 2 3 3.26 96.74
1,19 mm No.20 1 4 4.35 95.65
0,84 mm No.30 4 8 8.69 91.31
0,59 mm No.40 1 9 9.78 90.22
0,42 mm No.50 11 20 21.73 78.27
0,279 mm No.60 1 21 22.82 77.18
0,177 mm No.80 6 27 29.34 70.66
0,149 mm No.100 5 32 34.78 65.22
0,074 mm No.200 7 39 42.39 57.61
PAN 53 92 100 0

 PERHITUNGAN
Diketahui : Berat Tertahan = 1 gr
Jumlah Berat Tertahan = 41 gr
Ditanyakan : a. Jumlah Persen Tertahan
b. Jumlah Persen Lolos

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓


Penyelesaian : a. Jumlah Persen Tertahan = ∑ 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛
x 100%
1
=92 x 100%

= 1.09 %

b. Jumlah Persen Lolos = 100 – Jumlah Persen Tertahan


= 100 – 1.09 %
= 98.81 %

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 70


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

BAB X
ANALISA UKURAN BUTIR (GRAINSIZE ANALYSIS)
ANALISA LUMPUR (HYDROMETER ANALYSIS)
(ASTM D-422)

10.1 Tujuan
Menentukan persentase kadar lumpur dalam tanah (menentukan distribusi
butiran suatu contoh tanah lanau lempung).

10.2 Ruang Lingkup


Menentukan distribusi tanah serta kasifikasi jenis tanah dan
membandingkan persentase butiran lanau dan lempung.

10.3 Teori
Alat hidrometer yang digunakan makin lama makin turun ke bawah jika
lumpurmengendap, sehingga alat hidrometer pada waktu tertentu menunjukkan
angka nol dan hal ini berarti bahwa lumpur sudah mengendap. Percobaan ini
didasarkan pada hubungan antara kecepatan jatuh dari suatu butiran didalam suatu
laruta, diameter butiran, berat jenis butiran, berat jenis larutan dan kepekaan larutan.

10.4 Peralatan Yang Digunakan


a. Hidrometer tipe 151 H atau 152 H;
b. Gelas ukur kapasitas 1000 ml, 250 ml, dan 50 ml;
c. Mixer pengaduk;
d. Stopwatch;
e. Termometer dengan ketelitian 0,1oC;
f. Cawan, gelas kaca, pengaduk.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 71


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

10.5 Bahan Yang Digunakan


a. Contoh tanah kering oven lolos saringan No. 200 atau contoh tanah sisa
dari pencucian pada percobaan Sieve Analysis seberat ± 50 gram;
b. Air suling/ledeng;
c. Water glass/sodium silikat (Na2SiO3) untuk tanah yang bersifat asam;
d. Sodium metafosfat/Calgun (Na2PO3) untuk tanah yang bersifat
alkali/basa.

10.6 Prosedur Pengujian


a. Persiapan Pengujian
1) Ambil contoh tanah secukupnya, kemudian beratnya ditimbang ±
50 gram;
2) Contoh tanah yang sudah ditimbang, direndam selama ± 24 jam.
3) Contoh tanah yang sudah direndam, kemudian dicuci dengan
saringan nomor. 200;
4) Contoh tanah yang lolos nomor 200, kemudian dilakukan analisis
hidrometer;
b. Pelaksanaan Pengujian
1) Contoh tanah yang lolos saringan no. 200, kita biarkan hingga
mengendap;
2) Endapan yang tersebut diatas, dimasukkan kedalam gelas,
kemudian dikocok ke arah horizontal selama satu menit;
3) Sejalan dengan langkah kedua, siapkan alat hidrometer dan
stopwatch;
4) Segera setelah tabung diletakkan, hidrometer dimasukkan, tepat
setelah 1 menit pertama hidrometer dibaca, lalu menit kedua dibaca
kembali kemudian hidrometer diangkat dan pada menit ke 2,5
hidrometer dimasukkan kembali dan dibaca kembali hingga menit
ke 4;
5) Pembacaan dihentikan dan tabung dikocok kembali;

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 72


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

6) Dilakukan pembacaan berulang-ulang hingga dicapai harga yang


sama (umumnya dilakukan 3 kali berturut-turut), jika hal ini telah
dicapai maka larutan dapat dianggap homogen;
7) Usahakan air agak tenang agar pembacaan agak jelas kemudian
dilakukan pembacaan berturut-turut dengan interval waktu pada 0
menit, 2, 5, 8, 16, 30, 60 menit kemudian 2, 4, 8, 16, 32, 16 jam.

10.7 Perhitungan
𝑁
1. P =( ) x presentase lolos saringan no. 200
100

2. D = K x √𝐿/𝑡

30 𝜂
3. K = √
𝐺𝑠−1

Dimana :

P = presentase tanah lolos (%)

R = Bacaan Hidrometer pada dispersi

Ra = Bacaan hydrometer pada air

α = Faktor koreksi terhadap Gs

D = Diameter partikel (mm)

K = Fungsi dari temperature dan Gs

L = Kedalaman efektif hydrometer (cm)

T = Interval pembacaan hydrometer (menit)

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 73


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

TABEL 10.2 PENENTUAN NILAI K


HYDROMETER ANALYSIS

VALUES OF K
TEMPERAT
URE SPESIFIC GRAVITY OF SOIL PARTICLES
°C 2.45 2.50 2.55 2.60 2.65 2.70 2.75 2.80 2.85
0.015 0.015 0.014 0.014 0.014 0.014 0.013 0.013 0.013
16 10 05 81 57 35 14 94 74 56
0.015 0.014 0.014 0.014 0.014 0.013 0.013 0.013 0.013
17 11 86 62 39 17 96 76 56 38
0.014 0.014 0.014 0.014 0.013 0.013 0.013 0.013 0.013
18 92 67 43 21 99 78 59 39 21
0.014 0.014 0.014 0.014 0.013 0.013 0.013 0.013 0.013
19 74 49 25 03 82 61 42 23 05
0.014 0.014 0.014 0.013 0.013 0.013 0.013 0.013 0.012
20 56 31 08 86 65 44 25 07 89
0.014 0.014 0.013 0.013 0.013 0.013 0.013 0.012 0.012
21 38 14 91 69 48 28 09 91 73
0.014 0.013 0.013 0.013 0.013 0.013 0.012 0.012 0.012
22 21 97 74 53 32 12 94 76 58
0.014 0.013 0.013 0.013 0.013 0.012 0.012 0.012 0.012
23 04 81 58 37 17 97 79 61 43
0.013 0.013 0.013 0.013 0.013 0.012 0.012 0.012 0.012
24 86 65 42 21 01 82 64 46 29
0.013 0.013 0.013 0.013 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012
25 72 49 27 06 86 67 49 32 15
0.013 0.013 0.013 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012
26 57 34 12 91 72 53 35 18 01
0.013 0.013 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.011
27 43 19 97 77 58 39 21 04 88
0.013 0.013 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.011 0.011
28 27 04 83 64 44 25 08 91 78
0.013 0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.011 0.011 0.011
29 12 90 69 49 30 12 95 78 62
0.012 0.012 0.012 0.012 0.012 0.011 0.011 0.011 0.011
30 98 76 56 36 17 99 82 55 49
Catatan:
Bila dalam pengujian didapat Gs yang tidak persis sama, maka digunakan rumus
sebagai berikut :
𝑆𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝐺𝑠
Kkoreksi = K [ dari Gs terkecil ] . { 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 x ( K [ dari Gs terkecil ] – K [ dari

Gs besar]}

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 74


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

TABEL KOREKSI
HTDROMETER ANALYSIS

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 75


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

Tabel 10.3 Faktor Koresksi 18 -0,50


19 -0.30
berdasarkan Gs
20 0.00
21 +0.20
CORRECTION FACTOR a FOR 22 +0.40
UNIT WEIGHT OF SOLIDS
23 +0.70
Spesific Gravity Correction Factor
24 +1.00
( Gs) (a)
25 +1.30
2.85 0.96
26 +1.65
2.80 0.97
27 +2.00
2.75 0.98
28 +2.50
2.70 0.99
29 +3.05
2.65 1.00
30 +3.90
2.60 1.01
2.55 1.02
2.50 1.03
2.45 1.05
2.40 1.07

Catatan :
Bila dalam pengujian didapat Gs yang
tidak persis sama, maka digunakan
rumus sebagai berikut:
Konstanta =5

𝑆𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝐺𝑠
akoreksi = a [ 10.4
Tabel dari Gs terkecil
Faktor ] – { 𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 x ( a [ dari Gs kecil ] – a [ dari Gs besar ]}
Koreksi
berdasarkan Temperatur

TEMPERATURE CORRECTION
FACTORS CT
TEMPERATUR CORRECTION
ºC FACTOR
CT
15 -1.10
16 -0.90
17 -0.70

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 76


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

TABEL 10.5 KEDALAMAN EFEKTIF ( L )


HYDROMETER ANALYSIS

HYDROMETER EFEECTIVE HYDROMETER EFEECTIVE


CORRECTION DEPTH CORRECTION DEPTH
R L ( cm ) 31 11.2
0 16.3 32 11.1
1 16.1 33 10.9
2 16.0 34 10.7
3 15.8 35 10.6
4 15.6 36 10.4
5 15.5 37 10.2
6 15.3 38 10.1
7 15.2 39 9.9
8 15.0 40 9.7
9 14.8 41 9.6
10 14.7 42 9.4
11 14.5 43 9.2
12 14.3 44 9.1
13 14.2 45 8.9
14 14.0 46 8.8
15 13.8 47 8.6
16 13.7 48 8.4
17 13.5 49 8.3
18 13.3 50 8.1
19 13.2 51 7.9
20 13.0 52 7.8
21 12.9 53 7.6
22 12.7 54 7.4
23 12.5 55 7.3
24 12.4 56 7.1
25 12.2 57 7.0
26 12.0 58 6.8
27 11.9 59 6.6
28 11.7 60 6.5
29 11.5
30 11.5

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 77


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

10.8 Gambar Peralatan Pengujian

Gambar 10.1 Termometer Gambar 10.2 gelas ukur 1000ml

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 78


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

10.9 Lampiran Formulir Pengujian

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 79


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

Pekerjaan : Praktikum
No. Log bor :1
Lokasi : Lab geoteknik
Tanggal :
Dikerjakan : Kelompok 2
Dihitung :Kelompok 2
Diperiksa :Asisten
Berat Tanah Kering : 50 gram

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 80


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

Zero correction : 5 Ws:50 gram


a : 1.05 Gs : 2.439

Tabel 10.6 hasil pengujian analisa hidrometer


T (s) T Ra Rc N (%) R L L/t K D %
15 27 15 12 23.77 15.5 13.75 0.91 0.01343 0.012 13.69
30 27 14.5 11.5 22.78 15 13.8 0.46 0.01343 0.0091 13.12
60 27 14 11 21.79 14.5 13.9 0.23 0.01343 0.0064 12.55
120 27 13.5 10.5 20.8 14 14 0.12 0.01343 0.0045 11.98
300 27 13.5 10.5 20.8 14 14 0.047 0.01343 0.0029 11.98
900 27 13 10 19.81 13.5 14.1 0.016 0.01343 0.0017 11.41
1800 27 12.5 9.5 18.82 13 14.2 0.0078 0.01343 0.0012 10.84
3600 27 11.5 8.5 16.83 12 14.3 0.0039 0.01343 0.00085 9.69
15000 27 10 7 13.86 10.5 14.6 0.00097 0.01343 0.00041 7.98
86400 27 7 4 7.92 7.5 15.1 0.00017 0.01343 0.00017 4.56

 PERHITUNGAN
Diketahui :t = 0,25
T = 27
Ra = 25
Ditanyakan :
a. Rc c. R
b. N d. D
e. %
Penyelesaian :
a. Rc = Ra -3
= 25 -3
= 22
𝑅𝑐 𝑥 𝑎
b. N =( 𝑊𝑠
) x 100% ; ws = berat tertahan di pan
12 𝑥 1.05
=( 53
) x 100%

= 23.77 %
c. R = Ra + 0,5
= 15 + 0,5
= 15.5

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 81


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

d. D = K x √𝐿/𝑡
13.75
= 0,01343 x √ 15

= 0.012
𝑁
e. P = (100) x presentase lolos saringan no. 200
23.77
= ( 100 ) x 57.61 %

= 13.69 %

Grafik analisa saringan dan analisa hidrometer

120

100

80
% Lolos

60

40

20

0
0.0001 0.001 0.01 0.1 1 10
Φ Lubang saringan (mm)

Gambar 10.3 Grafikanalisa saringan dan hidrometer

10.10 Kesimpulan
Pada analisa butiran tanah melalui analisa tapis (Sieve Analysis) yang lolos
saringan No.200 adalah 57.61%, Kemudian hasil perhitungan analisis saringan dan

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 82


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

analisis hydrometer disatukan dalam sebuah grafik diameter dan % lolos saringan.
Dengan nilai diameter dan % lolos saringan hidrometer lebih kecil dari analisis
saringan.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 83


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

BAB XI
PENYELIDIKAN TANAH DI LAPANGAN
SONDIR (CONE PENETRATION TEST / CPT )
(ASTM D – 3441 / SNI 2827-2008 )

11.1 Tujuan
Uji sondir dilakukan untuk mendapatkan nilai perlawanan penetrasi konus
(Qc), hambatan lekat (LF), jumlah hambatan lekat (JHL) dan friction ratio (FR)
pada setiap dalaman tanah, dan juga untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah
keras.

11.2 Ruang Lingkup


Melakukan pengujian dan menggambarkan grafik : Qc, LF, JHL,FR terhadap
kedalaman dari hasil uji di lapangan.

11.3 Teori
Yang dimaksud dengan Qc adalah perlawanan penetrasi konus atau
perlawanan tanah terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam gaya per satuan
luas (kg/c𝑚2 ).
JHL adalah jumlah hambatan lekat perlawanan geser tanah terhadap selubung
biconus yang dinyatakan dalam per satuan panjang (Kg/cm).

11.4 Peralatan Yang Digunakan


a. Mesin sondir
b. Mesin pembeban
c. Selimut (bidang geser)
d. Conus dan biconus;
e. Pipa dorong
f. Alat pembersih.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 84


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

11.5 Bahan Yang Digunakan


Bahan yang digunakan adalah minyak hidrolik dan oli.

11.6 Prosedur Pengujian


1) Bersihkan lokasi yang akan dilakukan uji sondir dari kerikil, aspal
maupun rumput;
2) Pasang 4 buah angker diatas lahan yang telah dibersihkan, angker ini
berfungsi sebagai penahan mesin sondir;
3) Tempatkan mesin sondir diantara 4 buah angker yang telah terpasang
pada posisi tegak lurus vertikal, kemudian letakkan besi pengunci dan
pastikan mesin sondir tidak bergerak;
4) Periksa tabung pengisian minyak hidrolik, isi penuh tabung tersebut
sampai bebas dari gelembung-gelembung udara;
5) Pasang 2 buah manometer pada posisinya;
6) Sambungkan pipa sondir pertama dengan biconus, kemudian pasang
rangkaian pipa sondir dan biconus tersebut pada mesin sondir;
7) Tekanlah pipa sondir kedalam tanah sampai kedalaman tertentu,
umumnya setiap 20 cm;
8) Tahan pipa sondir dengan kunci inggris, lakukan penekanan batang
sondir sedalam 4 cm kemudian baca manometer yang merupakan
pembacaan perlawanan penetrasi konus (Qc);
9) Lanjutkan penekanan sampai kedalaman 8 cm, kemudian baca
manometer yang merupakan pembacaan jumlah perlawanan (qt), yaitu
jumlah perlawanan penetrasi konus dan perlawanan gesek (friction);
10) Tekanlah pipa bersama batang sampai kedalaman berikutnya yang
diukur. Pembacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa sedalam 20
cm;
11) Pekerjaan uji sondir dihentikan apabila pada pembacaan manometer
terjadi 3 kali berturut-turut menunjukan nilaiqe > 150 kg/c𝑚2 .

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 85


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

11.7 Perhitungan
Perlawanan konus (qc)
Pkonus = Ppiston
qc x Ac = Cw x Api
Api = π (Dpi)2 / 4
Ac = π (Dc)2 / 4

Perlawanan geser (fs)


Pkonus + Pgeser = Ppiston
(qc x Ac) + (fs x As) = Tw x Api

Qc = pk x C0
Fs = pk x C1
Hambatan lekat = ( jp-pk) x C2
Fr = fs/qc

11.8 Tata Cara Pembuatan Laporan


Materi yang harus dilaporkan sehubung dengan praktikum ini adalah
sebagian berikut :
a. Menentukan qc, Rf, Tf dan fs
b. Mengambil kesimpulan
c. Factor kesalahan.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 86


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

11.9 Gambar Peralatan Pengujian

Gambar 11.1 Sondir Gambar 11.2 Angker

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 87


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

11.10

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 88


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 89


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 90


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 91


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

Perhitungan

Qc = Pk x C0

=6

Fs = (Jp-Pk) x C1

= 0.36

HL = (Jp-Pk) x C2

= 7.2

JHL = Hambatan Lekat 1 + Hambatan Lekat 2

= 0 + 7,2

= 7.2

Fr = (fs / qc) x 100 %

= (0,36 / 6) x 100 %

=6%

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 92


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 93


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 94


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

11.11 Kesimpulan
Pada data uji sondir yang kami terima dan kami olah, kami dapat
menyimpulkan bahwa elevasi mempengaruhi jumlah hambatan lekat, makin ke
dalam makin besar.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 95


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

BAB XII
DINAMIC CONE PENETROMETER TEST (DCP)

12.1 Tujuan
Pengujian ini dilakukan untuk dapat mengetahui kekuatan suatu pada
kedalaman ± 1,0 meter, yang dapat dikorelasikan dengan nilai CBR lapangan.

12.2 Ruang Lingkup


Menentukan nilai CBR lapangan pada kedalaman tanah tertentu ± 1,0 meter.

12.3 Teori
Pengujian ini biasanya digunakan untuk keperluan perkerasan jalan, untuk
mendapatkan nilai CBR lapangan suatu subgrade untuk dasar perkerasan jalan.

12.4 Peralatan Yang Digunakan


Alat DCP yang terdiri dari
a. Hammer/penumbuk beban;
b. Konus dan stang/stick untuk penetrasi ke dalam tanah;
c. Mistar ukur yang dilekatkan pada stang/stick.

12.5 Bahan Yang Digunakan


a. Kertas formulir pengujian, pulpen dan pencatatan data.

12.6 Prosedur Pengujian


1) Letakkan penetroneter yang telah dirakit diatas tanah yang akan
diperiksa. Letakkan alat ini sedemikian rupa seingga berada dalam posisi
vertikal, penyimpangan sedikit saja akan menyebabkan kesalahan
pengukuran yang relatif besar.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 96


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

2) Baca posisi awal penunjuk mistar ukur (X0) dalam satuan mm yang
terdekat. Penunjukan X0 ini tidak perlu tepat pada angka nol (0) karena
nilai Xo akan diperhitungkan pada nilai penetrasi. Masukkan nilai Xo
pada formulir perhitungan data kolom ke-2 untuk tumbukan n=0 (baris
ke-1).
3) Angkat palu penumbuk sampai menyentuh pegangan lalu lepaskan
sehingga menumbuk landasan penumbuk, ini menyebabkan konus
menembus tanah di bawahnya.
4) Baca posisi penunjukan mistar ukur (X1) setelah terjadi penetrasi.
Masukkan nilai X1 pada formulir pada kolom ke-2 pada baris ke-2 (n =
1), isilah kolom ke-3 pada formulir data yaitu selisih antara X1 dan X0
(X1 - X0 ).
5) Ulangi lagi prosedur 5 berulang kali sampai batas kedalaman yang akan
diperiksa. Masukkan data X2 ,X3 , .............Xn pada kolom ke-2 sesuai
dengan baris n = 2, n = 3, ............n=n
6) Isilah kolom ke-3 pada formulir data yaitu selisih antara nilai X1 dengan
X0 (1,2,3,4......n). Isilah kolom ke-4 mempergunakan tabel CBR
lapangan.

12.7 Perhitungan
3
∑(𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑥 3√𝐶𝐵𝑅 )
1. CBR rata-rata = ( ∑ 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ
)

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 97


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

12.8TabelHubungan
NILAI DCP DENGAN NILAI CBR LAPANGAN

Tabel12.1Nilai DCP danNilai CBR Lapangan

TABEL NILAI CBR LAPANGAN


Mm/blow Nilai CBR Mm/blow Nilai CBR
≤4 70 18 12
5 65 19 10
6 43 20 9
7 30 23 8
8 29 25 7
9 26 28 6
10 23 33 5
11 21 38 4
12 20 43 3
13 19 60-70 2
14 16 80-100 <1
15 15
≥ 100
16 13

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 98


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 99


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

12.9 Lampiran Formulir Pengujian


(KAPASITAS DAYA DUKUNG TANAH (CBR)

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 100


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

Pekerjaan : DCP
No Log Bor :1
Lokasi : Depan lab
Kedalaman :
Jenis Tanah : Lempung
Tanggal : april 2018
Dikerjakan : Kelompok 2
Diperiksa :Asistenn

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 101


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

Tabel 12.2Pengujian DCP

𝟑
NO Angka DCP Selisih CBR lapangan Selisih x √𝑪𝑩𝑹
(mm) (mm)
1 5.7 5.7 3.22 8.417055
2 11.3 5.6 3.25 8.294989
3 16.2 4.9 3.45 7.404046
4 21.5 5.3 3.47 8.023903
5 27.6 6.1 3.35 9.127351
6 32.3 4.7 3.47 7.115537
7 36.1 3.8 3.67 5.861457
8 40.1 4 3.81 6.247434
9 44.4 4.3 3.89 6.762672
10 49.2 4.8 3.9 7.555492
11 50.9 1.7 4.23 2.749344
12 52.6 1.7 4.54 2.81493
13 54.7 2.1 4.79 3.539955
14 57.4 2.7 4.96 4.60459
15 60.4 3 5.08 5.157143
16 62.4 2 5.30 3.487027
17 63.4 1 5.62 1.77792
18 64 0.6 5.98 1.08906
19 64.5 0.5 6.36 0.92638
20 65 0.5 6.73 0.944007
21 65.5 0.5 7.10 0.960999
22 66.1 0.6 7.46 1.172369
23 66.6 0.5 7.83 0.992866
24 67.2 0.6 8.19 1.209426
25 67.9 0.7 8.52 1.429699
26 68.5 0.6 8.87 1.242012
27 69.1 0.6 9.21 1.257683
28 69.6 0.5 9.57 1.06155
29 70 0.4 9.95 0.860335
30 70.4 0.4 10.32 0.87087
31 70.9 0.5 10.68 1.101101
𝟑
NO Angka DCP Selisih CBR lapangan Selisih x √𝑪𝑩𝑹
(mm) (mm)
32 71.3 0.4 11.05 0.890938
33 71.8 0.5 11.40 1.125309
34 72.3 0.5 11.75 1.136709
45 72.9 0.6 12.08 1.376703

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 102


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

36 73.6 0.7 12.37 1.618905


37 74.1 0.5 12.71 1.166859
38 74.9 0.8 12.98 1.880103
39 75.6 0.7 13.27 1.657251
40 76.3 0.7 13.56 1.669237
41 76.9 0.6 13.86 1.441249
42 77.5 0.6 14.16 1.451573
43 78 0.5 14.48 1.218689
44 78.6 0.6 14.78 1.472457
45 79.3 0.7 15.05 1.728264
46 80.1 0.8 15.28 1.98517
47 81.1 1 15.47 2.491706
48 82.3 1.2 15.60 2.998399
49 83.5 1.2 15.72 3.006068
50 84.6 1.1 15.87 2.764299
51 85.8 1.2 15.99 3.02318
52 87.1 1.3 16.08 3.281245
53 88 0.9 16.7 2.30046
54 88.6 0.6 16.52 1.52811
55 89.3 0.7 16.75 1.79103
56 90.1 0.8 16.95 2.055007
57 90.8 0.7 17.17 1.805877
58 91.6 0.8 17.37 2.071842
59 92.6 1 17.51 2.596741
60 93.8 1.2 17.60 3.121419
61 95.3 1.5 17.62 3.903252
62 96.9 1.6 17.01 4.114857
∑ 96.9 651.48 178.7321

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 103


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 104


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

Grafik CBR lapangan

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 105


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

Grafik Hubungan CBR Lapangan dengan


Kedalaman (mm)
11.3
27.6
40.1
50.9
57.4
63.4
65
66.6
68.5
Angka DCP

70
71.3
72.9
74.9
76.9
78.6
81.1
84.6
88
90.1
92.6
96.9
0 5 10 15 20
CBR Lapangan

Gambar 12.1 grafik hubungan jumlah tumbukan DCP terhadap nilai CBR lapangan

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 106


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

Perhitungan

Data ke 50
Diketahui : Data ke 50 DCP = 84.6 mm
Data ke 51 DCP = 85.8 mm
Ditanya : a. Selisih
b. CBR Lapangan
c. CBR
Penyelesaian :
a. Selisih = Data ke 51 DCP - Data ke 50 DCP
= 85.8 – 84.6
= 1.2 mm
b. CBR Lapangan = log2,8135-1,313 log(84.6 : 50)
= 15.87 mm

3
∑(𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑥 3√𝐶𝐵𝑅 )
c. CBR Rata-rata =( )
∑ 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ

(178.7321 3
=( )
96.9

= 6.2753
12.10 Kesimpulan
Dari hasil percobaan DCP yang telah dilakukan pada kedalaman 1000 mm
didapatkan CBR lapangan terkecil adalah 5.7 mm sedangkan yang terbesar 96.9
mm dan menghasilkan CBR rata-rata sebesar 6.2753.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 107


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

BAB XIII
STANDARD PENETRATION TEST (SPT)
(ASTM – 1452)
13.1 Tujuan
Untuk mengetahui nilai SPT pada setiap kedalaman 2m dimana untuk menguji
SPT dilakukan sedalam 45cm per interval kedalamannya dan untuk mendapatkan
parameter yang dikorelasikan berdasarkan nilai SPT. Parameter yang didapatkan
adalah Modulus Elastisitas (E), Berat Isi (𝛾), Poison Ration (v), Kohesi (c), Sudut
Geser (𝜑), Relative Density (Dr).

13.2 Ruang Lingkup


Membuat bor Log dari data yang telah diberikan dan mencari parameter Index
Properties dari korelasi N-SPT.

13.3 Landasan Teori


Pada pasir (coarse, cohesionles soil) harga N yang didapat harus dikoreksi
terhadap overburden pressure dengan menggunakan rumus berikut :
4 𝑥 𝑁′
N = 1+(2 𝑥 𝑃𝑜) jika Po < 1,5 ksf
4 𝑥 𝑁′
N = 3,25+(0,5 𝑥 𝑃𝑜) jika Po > 1,5 ksf

dimana :
N = harga yang dikoreksi.
N’ = harga yang didapat di lapangan.
Po = overburder pressure = h

Keterangan pemakaian rumus :


1) Harga N akan lebih besar dari harga tumbukan sebenarnya (N’) bila Po <
1,5 ksf.
2) Harga N akan menurun apabila Po > 1,5 ksf.
3) Rumus – rumus diatas tidak berlaku bila harga relative density Dr < 0,5.
4) N harus < 2N’.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 108


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

Seringkali bila harga yang didapat tidak memenuhi, maka harga yang dipakai
adalah N’ sesuai dengan hasil pengujian.
Pada tanah berbutir amat halus, silty dan saturated sand, Terzaghi dan peck
menyarankan bahwa harga N harus dikoreksi bila harga tumbukan di lapangan > 15
dengan rumus :
1
N = 15 + 2 (N’ – 15)

Untuk N < 15, maka N = 0,6 x N’


Untuk tanah cohesive
Umumnya untuk mengkolersi harga penetrasi dengan shear strength dari tanah
cohesive digunakan suatu rumus :
qu = K x N
dimana :
K = suatu konstanta (0,25)
N = harga penetrasi (jumlah tumbukan)

Catatan :
Penetration number = jumlah tumbukan yang dibutuhkan untuk memasukan
split spoon pada 5 inch (15 cm) yang kedua pada 6 inchi (15 cm) ketiga pada 12
inchi (30 cm).
Biasanya harga N ditentukan tiap kedalaman 1 atau 2 meter. Penetration test
yang dilakukan pada gravel atau gravely soils dan silty sand cenderung memberikan
hasil yang memerlukan interpretasi yang teliti. Pada gravel yang lepas, rongga akan
terbentuk disebabkan karena gravel berpindah tempat karena tertekan oleh driving
shoe split spoon dimana hal ini akan memberikan harga penetrasi yang kecil,
sebaliknya bila penekanan pada sepotong batu yang besar, kemungkinan harganya
akan lebih besar.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 109


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

13.4 Peralatan SPT


A. Tripod
B. Driving Hammer
C. Split Barrel Sampler Dan Rod
D. Kunci Pipa
E. Kayu Balok
F. Tali Tambang

13.5 Prosedur Pengujian


Prosedur pengujian SPT(standard penetration test) adalah sebagai berikut :
a. Lakukan pengujian pada setiap perubahan lapisan tanah atau pada
interval sekitar 1,50 m s.d 2,00 m atau sesuaikan dengan keperluan;
b. Tarik tali pengikat palu (driving hammer) sampai pada tanda yang
telah dibuat per 15 cm;
c. Lepaskan tali sehingga palu jatuh bebas menimpa panahan;
d. Ulangi langkah 2 dan 3 berkali – kali hingga mencapai penetrasi 15
cm;
e. Hitung jumlah pukulan atau tumbukan N pada penetrasi 15 cm yang
pertama;
f. Ulangi langkah 2, 3, 4 dan 5 sampai penetrasi 15 cm yang pertama;
g. Catat jumlah pukulan N pada setiap penetrasi 15 cm;
15 cm pertama dicatat N1;
15 cm pertama dicatat N2;
15 cm pertama dicatat N3;
h. Bila nilai N lebih besar daripada 50 pukulan, hentikan pengujian dan
tambah pengujian sampai minimum 6 m;
i. Catat jumlah pukulan pada setiap penetrasi 5 cm untuk jenis tanah
batuan.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 110


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

13.6Perhitungan
Menghitung Nspt :
Nspt = N2 + N3
Dimana :
N2 = Jumlah tumbukan kedua yang dibutuhkan untuk mencapai 30 cm.
N1 = Jumlah tumbukan ketiga yang dibutuhkan untuk mencapai 30 cm.

13.7 Pelaporan
a. Menentukan nilai Nspt
b. Membuat Borlog

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 111


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

13.8 Lampiran Formulir Pengujian


LEMBAR DATA PRAKTIKUM
STANDARTNPENETRATION TEST (SPT)

1 1
1 1

1
1
1
1

1
1
1
1
1
1

1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1

1 1 1
1 1 1

1
1

Gambar 13.1 Lembar Data Praktikum Standart Penetration Test (SPT)

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 112


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

13.9 Kesimpulan
Dari data tersebut dapat menunjukan NSPT pada kedalaman tertentu dan dapat
menentukan jenis tanah seperti pada table di bawah ini :

E
Kedalaman NSPT Jenis Tanah Cu
𝛾 𝜙
(kN/m 2)
kN/m2
2.00 – 2.45 23 Pasir halus (hitam) 8700 15 36.61 0
4.00 – 4.45 32 SDA 11400 18 39.59 0
6.00 – 6.45 36 Pasir Halus (hitam) 16320 19 40.78 0
8.00 – 8.45 32 11400 16 39.59 0
10.00 – 10.45 35 12300 18 40.49 0
12.00 – 12.45 32 SDA 11400 18 39.59 0
14.00 – 14.45 21 8100 16 35.87 0
16.00 – 16.45 21 8100 16 35.87 0
18.00 – 18.45 22 Lempung lanau tupa 8400 16 0 132
20.00 – 20.45 35 SDA 12300 18 0 210
22.00 – 22.45 53 Lempung hitam 21760 21 0 318
24.00 – 24.45 65 21300 21 0 390
26.00 – 26.45 70 SDA 22800 23 0 420
28.00 – 28.45 >60 19800 23 0 360

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 113


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

BAB XIV
UJI PERMEABILITAS TANAH (PERMEABILITY TEST)
(ASTM – 2432)
TINGGI ENERGI JATUH (FALLING HEAD)

14.1 Tujuan
Untuk mengetahui nilai koefisien permeability (k) dari suatu contoh tanah
berbutir halus kemudian menentukan jenis tanah yang diuji.

14.2 Ruang Lingkup


Menentukan koefisien permeability.

14.3 Landasan Teori


Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai koefisien permeability (k) adalah
sebagai berikut :
a. Viskositas dari cairan, bila temperatur naik harga viskositas dari air akan
turun dan koefisien permeability akan naik.
b. Void ratio dari butiran tanah, bila harga e makin besar maka harga k juga
membesar.
c. Bentuk dan ukuran dari butir, besarnya tergantung dari D10, makin besar
D10 makin besar k, partikel yang mempunyai dan pipih cenderung untuk
memperkecil k daripada partikel yang bulat atau mendekati bulat
(lonjong).
d. Derajat kejenuhan, bila derajat kejenuhan naik maka koefisien
permeability juga ikut naik.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 114


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

Kegunaan dari permebility test adalah :


a. Untuk menentukan jumlah seepage (rembesan) di bawah atau melalui
bendungan dari tanggul sungai, dan kedalaman sumur penampungan air.
b. Untuk menentukan gaya keatas dari seepage (up lift) yang terjadi di bawah
bangunan ait untuk analisa kestabilan.
c. Untuk melengkapi pengawasan kecepatan seepage sehingga partikel-
partikel tanah yang berbutir halus tidak terkikis dari kesatuan tanah.
d. Untuk mempelajari kecepatan/tingkat penuruan akibat konsolidasi dimana
volume tanah yang berubah terjadi karena air dikeluarkan dari butiran-
butiran tanah sebagai suatu proses kecepatan pada suatu gradien energi.
Harga koefisien k untuk tiap-tiap jenis tanah berbeda- beda. Beberapa harga
koefisien rembesan tanah diberikan pada table di bawah ini.

Tabel 14.1 Nilai Koefisien Permeabilitas Tanah Saturated


Jenis Tanah Koefisien permeabilitas (k)
(cm/detik)
Kerikil 100 – 1.0
Pasir Kasar 1.0 – 0.01
Pasir Halus 0.01 – 0.001
Lempung Kelanauan 0.001 – 0.00001
Lempung < 0.000001

14.4 Alat dan Bahan


a. Alat permeabilitas
b. Batu Pori
c. Kertas Saring
d. Buret
e. stopwatch
f. Pisau Kawat
g. Termometer

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 115


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

14.5 Prosedur
a. Mengambil sample tanah undisturbed dari extruder.
b. Mencetak sample tanah undisturbed dengan cetakan permeabilitas.
Catatan :
Untuk mencetak tanah dilakukan dengan sample tanah diletakan dibawah
kemudian cetakan diletakan di atasnya kemudian ditekan hingga cetakan
seluruhnya terisi tanah.
c. Mengukur suhu air dengan thermometer.
Catatan :
Pengukuran suhu air dapat diasumsikan sama dengan suhu ruangan saat
praktikum sedang berlangsung.
d. Mengukur dan mencatat diameter dalam dari buret dan permeameter.
Catatan :
Pengukuran diameter pipa dapat dilakukan dengan pendekatan volume.
e. Mengukur panjang (L) dari sample tanah.
Catatan :
Untuk pengukuran diameter dalam dan L dari buret dan permeameter
sebaiknya tanyakan terlebih dahulu pada teknisi. Jika tidak ada maka ukur
sendiri diameter dalam dan L dengan penggaris yang presisi.
f. Masukkan sample tanah undisturbed kedalan permeameter, ratakan
permukaan sample tanah dengan pisau kawat. Bagian bawah sample
dikerik ± 2mm.
Catatan :
Pengerikan 2 mm dikarenakan dalam alat permeabilitas terdapat tonjolan
setinggi 2mm apabila tanah tidak dikerik dapat menyebabkan kebocoran
pada alat.
g. Menempatkan batu pori dibagian atas dan bawah dari permeameter,
sehingga benda uji yang sudah dilapis kertas saring terpit oleh kedua batu
pori.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 116


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

h. Meletakan permeameter yang sudah berisi benda uji pda posisinya


kemudian titutup dan dihubungkan dengan buret.
Catatan :
Permeameter harus ditutup dengan sangat kencang agar tidak terjadi
kebocoran. Pemutaran mur dapat menggunakan tang agar lebih kencang.
i. Menyuplai air kedalam buret.
j. Memastikan bahwa tidak terdapat bocoran dan tidak terdapat gelembung
udara pada buret.
Catatan :
Untuk mengeluarkan gelembung udara pada selang penghubung buret
dengan permeameter dapat dilakukan dengan menggetarkan(meyentil)
selang hingga gelembung menuju ke buret. Saat gelembung telah sampai
ke buret diamkan saja karena gelembung akan ke atas dengan sendirinya.
k. Jika sudah tidak ada gelembung isi kembali buret dengan air kemudian
biarkan tanah jenuh. Ciri tanah jenuh adalah air akan keluar dari outlet
permeameter.
Catatan :
Tahap ini tidak perlu dilakukan bila waktu tidak memungkinkan.
l. Jika tanah sudah jenuh, tutp keran permeameter isi air di dalam buret
sehingga suatu ketinggian dan ukur tinggi muka air tersebut dari ujung
bawah contoh tanah untuk mendapatkan hl.
m. Jika sudah dicatat airkan air dan tekanlah stopwatch. Pengaliran air
dilakukan selama kurang lebih 24 jam.
n. Catat penurunan muka air dalam buret dalam selang waktu 2 jam dan 24
jam. Berikut adalah skema pengujian tanah dengan Falling Head.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 117


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

14.6 Perhitungan
𝑎𝑙 ℎ1
𝑘 = 2,303 𝐿𝑜𝑔10
𝐴𝑡 ℎ2
Dimana :
A = Luas penampang melintang sampel tanah (cm2)
a = Luas penampang melintang buret
L = Panjang sample tanah yang dilalui air (cm)
h1 = Posisi ketinggian air pada saat t = 0 (cm)
h2 = Posisi ketinggian air pada saat t = t2 (cm)
t = Waktu berlangsungnya pembacaan antara h1 dan h2 (s)

14.7 Pelaporan
a. Koefisien Permeabilitas (k) dalam cm/s
b. Jenis tanah berdasarkan nilai k

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 118


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

14.8 Lampiran Formulir Pengujian

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 119


LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

No log bor :1
Pekerjaan : Praktikum
Lokasi : Lab Geoteknik
Dikerjakan : Kelompok 2
Dihitung : Kelompok 2
Diperiksa : Asisten

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 120


FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM GEOTEKNIK
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

Tabel 14.2 Analisa Permeabilitas

No t h1 h2 h1/h2 Log Aparatus Spec (k)


(sec) (cm) (cm) (h1/h2) (cm/sec)
1 180 100 64 1.56 0.19 L = 55 cm 0.011
2 180 100 69 1.45 0.16 a = 2 cm2 9.541 × 10-3
3 180 100 71.5 1.4 0.15 d = 5.5 cm 8.626 × 10-3
4 180 100 72.5 1.38 0.14 A = 23.77 cm2 8.269 × 10-3
5 180 100 74.5 1.34 0.13 7.569 × 10-3
6 180 100 75.5 1.32 0.12 7.226 × 10-3
7 180 100 76 1.31 0.11 7.057 × 10-3
8 180 100 77 1.3 0.11 6.720 × 10-3
9 180 100 77.5 1.29 0.11 6.554 × 10-3
10 180 100 78.2 1.28 0.11 6.323 × 10-3

Perhitungan

Diketahui :
L = 55 cm t = 180
a = 2 cm2 h1 = 100
d = 5.5 cm h2 = 74.5
Ditanya :
A? Log h1/h2 ?
h1/h2 ? K?

Jawab
 A = π r2
22
= x 2.752
7

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 121


FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM GEOTEKNIK
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

= 23,77
100
 h1/h2 = 74.5

= 1.34
 Log h1/h2 = Log 1.34
= 0.13
𝑎𝑙 ℎ1
 K = 2,303 𝐿𝑜𝑔10
𝐴𝑡 ℎ2
2 . 55 100
= 2,303 23,77 . 𝐿𝑜𝑔10 74.5
180

= 7.569 × 10-3

14.9 Kesimpulan
Dari data falling head yang di dapat menghasilkan h1 100 cm dan h2 64 cm
dan menghasilkan koefisien falling head (permabilitas) pada suhu ruang sebesar
7.569 × 10-3 maka termasuk jenis tanah pasir halus jika di lihat dari nilai koefisien
permeabilitas tanah saturated.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 122


FTSP – JURUSAN TEKNIK SIPIL
LABORATORIUM GEOTEKNIK
INTSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jl. PHH. Mustofa No. 23 Bandung – 40124 Telp. 022 - 7272215

BAB XV
PENUTUP
A. kesimpulan

Ilmu Mekanika Tanah merupakan salah satu ilmu dasar penting yang akan
terus dipakai di bidang sipil yang bertujuan untuk menyelidiki sifat-sifat tanah
termasuk kekuatan tanah karena tanah merupakan dasar dari suatu bangunan.
Tujuan praktikum mekanika tanah 1 yaitu untuk mengetahui segi teknis dan
karakteristrik dari suatu tanah, mengetahui bentuk dan jenis tanah yang di pakai
dalam praktikum dan juga untuk mengetahui proses kerja suatu praktikum
mekanika tanah 1.

B. Saran
Demikianlah laporan hasil praktikum kami paparkan, besar harapan kami
untuk dapat memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah “MEKANIKA
TANAH 1”.
Kami benar-benar mendapat banyak manfaat setelah melakukan praktikum
ini, tidak hanya mengerti teori tetapi juga bias membuktikannya dengan melakukan
praktikum. Seperti kata pepatah “tak ada gading yang tak retak” begitu pula dengan
hasil laporan ini yang tentunya ada kekurangan. Oleh karena itu kami meminta maaf
dan menerima kritikan serta saran yang membangun agar kami dapat membuat
laporan yang lebih baik.

LAPORAN PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I 123

Anda mungkin juga menyukai