PRAKTIKUM HIDRAULIKA
Disusun Oleh:
KELOMPOK 1A
i
KATA PENGANTAR
Kelompok 1A
ii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
PRESSURE) .............................................................................. 3
HEIGHT) ................................................................................... 12
LAMPIRAN .................................................................................................. 55
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Adapun Praktikum Hidrolika ini bertujuan untuk lebih memahami apa yang
dipelajari dari teori, baik di ruang kuliah maupun dari literatur di perpustakaan,
dan membandingkannya dengan perhitungan yang diperoleh, sehingga setelah
melaksanakan praktikum ini sedikit banyak dapat memberi gambaran yang lebih
jelas tentang teori-teori yang dipelajari selama ini.
1.3. Jenis Praktikum
Dalam praktikum ini ada 6 (enam) macam percobaan yang dilakukan, yaitu :
a. Percobaan Tekanan Hidrostatis (Hydrostatic Pressure).
b. Percobaan Tinggi Metasentrum (Metacentric Height).
c. Percobaan Uji Momentum (Impact of Jet).
d. Percobaan Pancaran Melalui Lubang Kecil (Orifice and Jet).
e. Percobaan Osborne Reynolds.
f.Visualisasi Aliran
2.1. Definisi
Hydrostatic Pressure adalah tekanan yang terjadi di bawah air. Tekanan ini
terjadi karena adanya berat air yang membuat cairan tersebut mengeluarkan
tekanan.
Tekanan Hidrostatik (Hydrostatic Pressure) adalah tekanan yang
diakibatkan oleh gaya yang ada pada zat cair terhadap suatu luas bidang tekan
pada kedalaman tertentu. Besarnya tekanan ini bergantung kepada ketinggian zat
cair, massa jenis dan percepatan gravitasi. Tekanan hidrostatik hanya berlaku
pada zat cair yang tidak bergerak.
2.2. Tujuan
Percobaan tekanan hidrostatis atau Hydrostatic Pressure dilakukan untuk
menentukan titik pusat tekanan pada bidang permukaan yang terendam sebagian.
5 6
7
3
1 11
10
12
13
2
Keterangan :
1. Perspex tank;
2. Nivo kotak;
3. Penghubung lengan neraca dengan piringan anak timbangan;
4. Patok indikasi keseimbangan;
5. Quadrant;
6. Sekrup penjepit kuadrant;
7. Lengan neraca;
8. Poros sumbu;
9. Penyeimbang neraca;
10. Skala;
11. Permukaaan kuadrant;
12. Kran pembuang (Drain cock);
13. Sekrup kaki.
Gambar 2.2. Dimensi Hydrostatic Pressure Apparatus
Sumber : Pengamatan langsung
Keterangan :
L = Jarak tumpuan (pivot) ke titik beban
a = Jarak dari as lengan neraca ke permukaan quadrant
b = Lebar quadrant
d = Kedalaman permukaan bagian belakang quadrant
m = Beban
y = Tinggi muka air
m
2.6. Ringkasan Teori
1
(
m. L= ρ gby 2 a+d−
2
y
)
3 ………………………………………… (2.1)
m ρ gb
y
2
=
2L (
a+d−
y
3 ) ………………………………………… (2.2)
m ρ gb ρ gb
= ( a+d )− y
y 2L
2 6L ………………………………………… (2.3)
m ρ gb ρ gb
=− y+ ( a+d )
y 2 6L 2L ………………………………………… (2.4)
Keterangan :
ρ = Massa jenis zat (kg/m3)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
L = Jarak tumpuan (pivot) ke titik beban
a = Jarak dari as lengan neraca ke permukaan quadrant
b = Lebar quadrant
d = Kedalaman permukaan bagian belakang quadrant
m = Beban
y = Tinggi muka air
Pengosongan
Pengisian Tangki Rata-Rata
Tangki
Tinggi Tinggi
Tinggi
Beban Beban Muka Beban Muka
Muka Air y2 m/y2
Air Air
m y m y m y (cm2) (gr/cm2)
(gram (gram (gram
(cm) (cm) (cm)
) ) )
0 0 0 0 0,00 0 0 0,00
30 3,7 30 3,9 30 3,8 14,44 2,08
24,0
2,08
50 4,8 50 5 50 4,9 1
36,0
2,22
80 6 80 6 80 6 0
45,5
2,19
100 6,7 100 6,8 100 6,75 6
64,0
2,19
140 8 140 8 140 8 0
Hydrostatic Pressure
y = 0,0326x + 1,961
R² = 0,6091
2,5
2
M/y2 (gr/cm2)
1,5
0,5
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
y (Cm)
F Fy Fx
x
2.9. Definisi
Peralatan Metacentric Height ini dirancang untuk menentukan ketinggian
metasentrik dari tubuh mengambang dan variasi ketinggian dengan sudut
kemiringan. Alat ini terdiri dari sebuah ponton persegi panjang. Pusat gravitasi
dari ponton dapat dipindahkan dengan cara memindahkan berat sisi badan joki
horisontal. Sudut kemiringan ponton itu ditunjukkan dengan plumb-bob pada
skala terpasang. Pusat gravitasi dari ponton juga dapat dipindahkan secara vertical
dengan cara berat vertikal disesuaikan pada tiang.
Pengetahuan dasar masalah stabilitas benda terapung seperti sebuah kapal
yang mengambang di permukaan air merupakan hal yang sangat penting. Kondisi
kestabilan, netral, atau ketidakstabilannya dinyatakan berdasarkan tinggi titik
berat benda tersebut.
Metacentric height (GM) adalah sebagai ukuran stabilitas statis awal dari
benda terapung. Suatu benda terapung dalam keseimbangan stabil apabila pusat
beratnya berada di bawah pusat apung. Namun benda terapung dapat pula dalam
keseimbangan stabil meskipun pusat beratnya berada di atas pusat apung. Ini
dihitung sebagai jarak antara pusat gravitasi suatu benda terapung dan
metacenternya.
2.10. Tujuan
Tujuan dari percobaan Metacentric Height ini adalah untuk mengetahui
stabilitas dari benda terapung dengan meninjau titik metasentrum ke titik berat
benda tersebut.
Keterangan :
1. Ponton
2. Skala derajat
3. Adjustable mass
4. Tiang ponton
5. Massa sorong (sliding mass)
6. Benang pengukur
7. Skala linear
GM = BM – BG =
I
V (s
)
− y − =133,33− ( 85−12,5 ) =60,83 mm
2
Keterangan :
I = momen inersia (mm4)
V = volume ponton yang terendam air (mm3)
GM = tinggi metasentrum (mm)
GRAFIK METASENTRUM
14.00
12.00
f(x) = 0.142857142857143 x + 0.0714285714285721
Sudut rata-rata (Ѳ)
10.00 R² = 0.99812850904554
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Jarak (mm)
Sudut GM rata-
Sudut (Ѳ) rata-rata
(Ѳ) rata (mm)
1,5 1,25 9,865
3 3,00 7,886
4,5 4,50 7,877
6 6,00 7,864
7,5 7,25 8,131
8,5 8,50 8,296
10 10,00 8,203
11,5 11,50 8,125
Grafik 3.2 Hubungan sudut rata-rata dengan GM rata-rata
GRAFIK METASENTRUM
12
10
8
Sudut rata-rata (Ѳ)
0
95.20 95.30 95.40 95.50 95.60 95.70 95.80 95.90 96.00 96.10 96.20 96.30
GM rata-rata (mm)
2.17. Kesimpulan
Tinggi metasentrum (GM) dipengaruhi oleh posisi titik apung (B)
dan titik berat ponton (G), di mana nilai GM akan besar bila nilai B dan G
kecil. Tinggi metasentrum GM juga dipengaruhi oleh sudut kemiringan
yang dibentuk. GM berubah menjadi semakin besar bila sudut kemiringan
semakin kecil.
Dari hasil percobaan Metacentric Height dapat disimpulkan nilai
GM yang diperoleh adalah GM = 82,23 mm (bernilai positif). Sedangkan
pada perhitungan teori diperoleh GM = 60,83 mm (bernilai positif). Hal ini
dapat terjadi karena kurangnya kehati-hatian dan ketelitian dalam
pelaksanaan setiap langkah kerja, serta kurangnya ketelitian saat
pembacaan sudut dan titik netral yang tidak pada posisi atau titik O
sehingga mungkin ada kesilapan yang terjadi.
BAB IV
IMPACT OF JET
2.18. Definisi
Impact of jet merupakan suatu percobaan yang menyelidiki tentang
pengaruh momentum tumbukan suatu fluida terhadap suatu permukaan (vane).
2.19. Tujuan
Untuk menyelidiki kebenaran dari pernyataan teori tentang gaya pancaran
terhadap berbagai bentuk sasaran.
450 mm
8
10
11 7
200 mm 12
Keterangan :
Fy = tekanan curat (mpa)
Q = debit aliran (cc/dt)
v = kecepatan (mm/dt)
= massa jenis air (kg/cm3)
A = luas penampang (cm2)
IMPACT OF JET
Plat Datar (Sasaran 90o)
140
120
f(x) = 0.677767742363869 x + 5.5122241347247
MASSA (gram)
100
80
60
40
20
0
40 60 80 100 120 140 160 180
MOMENTUM
3. Sasaran 120o
Tabel 4.2. Plat Sasaran 120°
Massa diatas Volume Air Debit Aliran
Waktu Debit Aliran 2
piringan pemberat (cc) Rata-rata ρ/ag x Q
(cc/dt)
(gram) (dt) (cc/dt)
2000 14,45 138,408
40 2000 14,22 140,647 141,188 40,409
2000 13,84 144,509
2000 12,41 161,160
60 2000 12,79 156,372 155,670 49,124
2000 13,38 149,477
2000 11,95 167,364
85 2000 11,94 167,504 167,551 56,909
2000 11,92 167,785
2000 9,90 202,020
120 2000 9,08 220,264 210,937 90,197
2000 9,50 210,526
2000 9,26 215,983
140 2000 8,37 238,949 232,648 109,720
2000 8,23 243,013
IMPACT OF JET
(Sasaran 120o)
120
f(x) = 0.997706455177257 x + 8.04561162489316
100
MASSA (gram)
80
60
40
20
0
30 40 50 60 70 80 90 100 110 120
MOMENTUM
4. Sasaran 180o
Tabel 4.3. Plat Sasaran 180°
Massa diatas Volume Air Waktu Debit Aliran
Debit Aliran 2
piringan pemberat (cc) Rata-rata ρ/ag x Q
(cc/dt)
(gram) (dt) (cc/dt)
2000 16,35 122,324
40 2000 17,86 111,982 116,817 27,663
2000 17,22 116,144
2000 13,59 147,167
60 2000 14,01 142,755 146,355 43,421
2000 13,41 149,142
2000 11,97 167,084
85 2000 11,33 176,523 167,488 56,866
2000 12,59 158,856
2000 10,36 193,050
120 2000 10,29 194,363 191,211 74,116
2000 10,74 186,220
2000 9,83 203,459
140 2000 10,79 185,357 191,334 74,211
2000 10,80 185,185
IMPACT OF JET
(Sasaran 180o)
120
80
60
40
20
0
20 30 40 50 60 70 80
MOMENTUM
Slope grafik diperoleh dari hasil percobaan Impact Of Jet yang kami
lakukan didapatkan dari hasil grafik sebagai berikut:
IMPACT OF JET
120 Sasaran 180°
100 f(x)
f(x)
= 0.997706455177257
= 0.677767742363869
x +x 8.04561162489316
+ 5.5122241347247
f(x) = 1.50107495240451 x − 5.81878360475702 Linear (Sasaran 180°)
MASSA (gram)
Perbedaan nilai slope pada teori dengan nilai slope pada grafik terjadi
karena kurangnya ketelitian dalam pelaksanaan praktikum, seperti pencatatan
waktu/pemakaian stopwatch pada saat pengukuran debit dan kesalahan mata
dalam memposisikan pengukur horizontal. Hubungan antara momentum dan
sudut yaitu apabila semakin besar sudut, maka semakin kecil momentum yang
akan terjadi seperti yang dapat dilihat pada grafik perbandingan impact of jet
sasaran plat datar, 120o, dan 180o. Dari grafik tersebut dapat dilihat juga bahwa
nilai slope akan besar jika grafik yang ada cenderung curam dan sebaliknya nilai
slope akan kecil apabila grafik cenderung landai.
BAB V
ORIFICE AND JET
2.27. Definisi
Orifice and Jet Apparatus (pancaran melalui lubang kecil) merupakan suatu
percobaan praktikum yang menggukan plat Orifice dengan diameter tertentu
untuk mendapatkan nilai laju aliran fluida. Pengujian ini menggunakan prinsip
bernauli yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara tekanan fluida dan
kecepatan fluida. Praktikum ini dilakukan dengan menggunakan 2 lubang orifice
yang berdiameter 3 mm dan 6 mm.
2.28. Tujuan
Percobaan pancaran melalui lubang kecil atau orifice and jet dilakukan
untuk mengetahui koefisien kecepatan untuk orifice kecil.
3 7
560 mm 8
9
2
11
13 12
1
10
700 mm
Gambar 5.1. Orifice and Jet Apparatus
Sumber : Pengamatan langsung
Keterangan :
1. Pipa inlet;
2. Pipa fleksibel;
3. Pipa limpasan;
4. Skala;
5. Tangki utama;
6. Penjepit kertas;
7. Backboard;
8. Jarum vertikal;
9. Sekrup;
10. Kaki/penyangga;
11. Mur;
12. Plat orifice;
13. Sekat.
2.31. Jumlah Praktikum
Jumlah praktikum pada percobaan ini terdiri dari 5 (lima) orang mahasiswa,
yang masing-masing bertugas sebagai berikut :
a. 1 (satu) orang menghidupkan kran pengontrol air dan menghitung debit.
b. 1 (satu) orang menjaga agar ketinggian h tetap pada posisinya.
c. 1 (satu) orang mengatur kedudukan dari jarum-jarum.
d. 1 (satu) orang mencatat hasil pengamatan.
e. 1 (satu) orang mengsketsa di form.
√
2
sehingga diperoleh : V = g x
2y
V
C v=
V th
√
2
x
C v=
4 hy
2
x 2
=4 C v y
h
√
2
gx
2y
C v=
√2 gh
2 2
4 hy C v =x …………………………………………………………… (5.3)
x2
diplotkan terhadap y
h
x
=
Keterangan: *)
Cv 2 √ hy
**)
v = Cv ¿ √ 2gh
2
x
Grafik 5.1 Hubungan antara h dan y (lubang diameter 3 mm)
KOEFISIEN DEBIT
(ORIFICE d = 3 mm)
600
500
f(x) = 3.59366172410485 x − 10.862738429808
400
X2 /h (mm)
300
200
100
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Y (mm)
Cv=
√ slope
4
=
3,6127
4 √
=0,950
b. Orifice diameter 6 mm
Tabel 5.2 Orifice diameter 6 mm
500
f(x) = 3.74686171571886 x − 20.3674696609139
400
X2 /h (mm)
300
200
100
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Y (mm)
Cv=
√ slope
4
=
3,7469
4 √
=0,936
2.35. Kesimpulan
Nilai Cv sangat dipengaruhi oleh nilai y yang dibaca, sehingga pembacaan
nilai y harus dilakukan secara teliti agar diperoleh nilai Cv yang benar.
Perbandingan nilai Cv teori dengan Cv percobaan dapat dilihat di dalam tabel 5.3.
Tabel 5.3 Perbandingan Cv teori dengan Cv Percobaan.
Parameter 3 mm 6 mm
Cv teori 3,6127 3,7469
Cv percobaan 0,950 0,936
Dapat dilihat dari tabel di atas, dari perbandingan nilai Cv teori dengan Cv
Percobaan terdapat penyimpangan nilai. Hal ini terjadi karena pembacaan nilai y
yang tidak teliti dan juga karena penempatan titik yang tidak tepat pada kertas
milimeter.
BAB VI
OSBORNE REYNOLDS
2.36. Definisi
V .D
Bilangan Reynold’s merupakan petunjuk kondisi aliran fluida Re = .
v
Osborne Reynold’s menetapkan bahwa nilai Re dapat digunakan untuk
menetapkan transisi dari laminer ke turbulen.
Osborne Reynolds adalah aliran dengan pengamatan secara visual dan
perhitungan bilangan Reynolds pada fluida.
2.37. Tujuan
1. Digunakan untuk menyelidiki karakteristik aliran fluida dalam pipa yang
juga digunakan untuk menentukan angka reynolds pada suatu aliran.
2. Mengamati aliran laminer, transisi, turbulen dan profil kecepatan dengan
menghitung nilai re dari masing-masing percobaan.
1
2
Keterangan 3 :
1. 9 4 Reservoir
11 10 zat warna;
5
2. Zat warna
12 6 dalam
reservoir;
3. Keran
7 pengatur
aliran tinta;
4. Tangki
utama;
5. Kelereng;
6. Pipa karet
inlet;
8
7. Pipa aliran
visualisasi;
8. Keran
Gambar 6.1. Osborne Reynolds Apparatus pengatur
Sumber : Pengamatan langsung air;
9. Pipa
pelimpah;
10. Jarum suntik;
11. Corong;
12. Pipa karet outlet.
Keterangan :
Re = Bilangan Reynold’s
V = Kecepatan aliran (m/dt)
D = Diameter pipa (m)
= Kekentalan kinematik (m2/dt)
= Kekentalan dinamik zat cair (Ndt/m2)
= Rapat massa zat cair (Kg/m3)
Keterangan :
Volume Air
*)
Q=
t
Q
**)
V=
A
2.44. Kesimpulan
Hasil pengamatan secara visual terhadap kondisi aliran zat warna (tinta),
telah sesuai dengan teori bilangan Reynold’s mengenai keadaan/sifat-sifat aliran,
di mana:
Kondisi aliran zat warna secara visual melalui percobaan ternyata sesuai
dengan teori. Menurut Reynolds, apabila nilai Re < 2000 maka aliran tersebut
adalah laminer. Angka Re yang diperoleh dari kondisi aliran zat warna secara
visual pada percobaan sebesar 1423,820. Begitu juga halnya dengan nilai Re
sebesar 2608,052 yang berada pada range 2000 < Re < 4000, sehingga alirannya
dinyatakan transisi. Sedangkan Re yang didapat sebesar 9459,651 dinyatakan
turbulen karena memenuhi hubungan Re > 4000.
LAMPIRAN
Gambar 6.2. Foto sedang menggunakan alat Hydrarostatic Pressure
FOTO DOKUMENTASI
Gambar 6.4. Saat menggunakan alat Hydrostatic Pressure