Oleh :
MUHAMMAD LUTHFI AL-FARUQI
112.190.128
Oleh :
Nama : Muhammad Luthfi Al-Faruqi
NPM : 112.190.128
Hari/Tanggal Praktikum : Senin / 14 Februari 2022
Asisten : Adjar Landung Pambudi Musodiq
Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga Laporan Resmi Praktikum Ventilasi Tambang dapat selesai dengan baik
dan tepat waktu. Laporan ini sebagai syarat untuk mengadakan ujian reponsi
Praktikum Ventilasi Tambang Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan
Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
Pada kesempatan ini praktikan menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Sutarto, M.T., selaku Dekan Fakultas Teknologi Mineral, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
2. Dr. Ir. Eddy Winarno, S.Si, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik
Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Yogyakarta.
3. Ir. Wawong Dwi Ratminah, M.T., selaku Koordinator Program Sarjana
Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
4. Ir. Peter Eka Rosadi, M.T., selaku Kepala Laboratorium Ventilasi Tambang
Program Sarjana Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
5. Adjar L. P. M. selaku Asisten Praktikum Ventilasi Tambang 2022/2023,
Program Sarjana Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
6. Rekan-rekan yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu
penyusunan laporan ini.
Semoga laporan resmi ini dapat bermanfaat.
Yogyakarta, 14 Februari 2022
Praktikan
(Muhammad Luthfi Al-Faruqi)
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ viii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2. Tujuan Praktikum ................................................................................... 1
BAB II : DASAR TEORI
2.1. Prinsip Pengaliran Udara Serta Kebutuhan Udara Tambang ................. 2
2.2. Fungsi Pengukuran Paparan Debu ......................................................... 3
BAB VI : PENUTUP
6.1. Kesimpulan ............................................................................................ 13
6.2. Saran ...................................................................................................... 13
DAFTAR PUSAKA ..................................................................................... 14
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1. Vane Anemometer ................................................................................ 5
3.2. Stopwatch............................................................................................. 5
3.3. Meteran ................................................................................................ 5
3.4. Jaringan Ventilasi Tambang Bawah Tanah ......................................... 6
3.5. Kertas Filter Udara .............................................................................. 6
3.6. Neraca O’Hauss ................................................................................... 6
3.7. Stopwatch............................................................................................. 6
3.8. High Volume Air Sampler.................................................................... 7
4.1. Rangkaian Jaringan Ventilasi Seri ....................................................... 9
3.6. Rangkaian Jaringan Ventilasi Paralel .................................................. 9
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Hasil Pengamatan Data Persentase Kehilangan Udara Kebocoran 1 .. 9
4.2 Hasil Pengamatan Data Persentase Kehilangan Udara Kebocoran 2 .. 10
4.3 Hasil Pengamatan Data Persentase Kehilangan UdaraTertutup ......... 10
4.4 Tabel Hasil Pengambilan Debu ........................................................... 10
vi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
A. LAPORAN SEMENTARA
B. CATATAN PRAKTIKUM
C. TUGAS
D. LEMBAR KONSULTASI
vii
BAB I
PENDAHULUAN
a. Head Loss
Aliran udara terjadi karena adanya perbedaan tekanan yang ditimbulkan antar dua
titik dalam sistem. Energi yang diberikan untuk mendapatkan aliran yang tunak
(steady), digunakan untuk menimbulkan perbedaan tekanan dan mengatasi
kehilangan aliran (HL).
Head loss dalam aliran udara fluida dibagi atas dua komponen, yaitu : ‘friction loss
(Hf)’ dan ‘shock loss (Hx)’. Dengan demikian head loss adalah:
HL = Hf + Hx
Friction loss menggambarkan head loss pada aliran yang linear melalui saluran
dengan luas penampang yang tetap. Sedangkan shock loss adalah kehilangan head
yang dihasilkan dari perubahan aliran atau luas penampang dari saluran, juga dapat
terjadi pada inlet atau titik keluaran dari sistem, belokan atau percabangan, dan
halangan-halangan yang terdapat pada saluran.
b. Mine Head
Untuk menentukan jumlah aliran udara yang harus disediakan untuk mengatasi
kehilangan head (head loss) dan menghasilkan aliran yang diinginkan, diperlukan
penjumlahan dari semua kehilangan energi aliran. Pada suatu sistem ventilasi
tambang dengan satu mesin angin dan satu saluran keluar, komulatif pemakaian
w2 – w1
𝐶=
𝑄𝑥𝑡
Keterangan :
C = Konsentrasi debu (mg/m3)
W1 = Berat awal (mg)
W2 = Berat akhir (mg)
Q = Debit (m3/menit)
T = Waktu (menit)
Gambar 3.1
Vane Anemometer
2. Stopwatch
Gambar 3.2
Stopwatch
3. Meteran
Gambar 3.3
Meteran
Gambar 3.4
Jaringan Ventilasi Tambang Bawah Tanah
Gambar 3.5
Kertas Filter Udara
2. Neraca O’Hauss
Gambar 3.6
Neraca O’Hauss
3. Stopwatch
Gambar 3.7
Stopwatch
Gambar 3.8
High Volume Air Sampler
Gambar 4.1
Rangkaian Jaringan Ventilasi Seri
Gambar 4.2
Rangkaian Jaringan Ventilasi Paralel
Tabel 4.1
Hasil Pengamatan Data Persentase Kehilangan Udara Kebocoran 1
Luas V Debit Udara
No. Segment % Kehilangan
(m2) (m/menit) (Q=m3/menit)
1. A (round) 0,1008 705 71,064
2. E (rectangle) 0,0225 1403 31,5675
65,1581 %
3. H 0,0225 1111 24,9975
4. Outlet 0,04 619 24,76
Tabel 4.3
Hasil Pengamatan Data Persentase Kehilangan Udara Tertutup
Luas V Debit Udara
No. Segment % Kehilangan
(m2) (m/menit) (Q=m3/menit)
1. A (round) 0,1008 705 71,064
2. E (rectangle) 0,0225 1457 32,7825
63,4132 %
3. H 0,0225 1235 27,7875
4. Outlet 0,04 650 26
Tabel 4.4
Hasil Pengamatan Debu
W1 W2 t Debit Udara C
No.
(mg) (mg) (menit) (Q=m3/menit) (mg/m3)
1. 701 703 30 1,2 0,56
2. 701 709 30 1,2 0,22
3. 701 702 30 1,2 0,028
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
jaringan seri pada ventilasi apabila jaringan tersebut mempunyai jalur saling berkait
ujung satu dengan ujung lainnya sehingga kuantitas udara yang mengalir melalui
setiap jalur adalah sama. Jaringan dikatakan parallel apabila total udara yang
mengalir terbagi dalam masing-masing jalur udara.
Besarnya debit udara yang masuk sama dengan debit udara yang keluar pada
jaringan ventilasi tambang bawah tanah. Pengukuran kecepatan udara untuk
menghitung debit dapat dilakukan menggunakan alat vane anemometer. Beberapa
faktor yang mempengaruhinya, yaitu luas penampang dan kecepatan udara.
Semakin besar luas penampang dari jaringan ventilasi akan semakin kecil nilai
kecepatan udara dan sebaliknya. Semakin besar kecepatan udara maka semakin
besar pula debit udara yang dihasilkan, sehingga kecepatan akan semakin besar
pula. Jika kecepatan dan luas penampang besar tentunya debit yang dihasilkan pun
akan besar.
Fungsi pengukuran paparan debu adalah untuk mengetahui seberapa besar
tingkat paparan debu di suatu wilayah. Jumlah paparan debu dapat diketahui dengan
menghitung berat debu yang terserap pada alat High Volume Air Sampler. Semakin
besar nilai berat setelah dilakukan pengujian akan semakin besar pula nilai dari
konsentrasi banyaknya debu. Semakin lama waktu untuk melakukan pegujian dan
debit udara di lingkungan kecil maka nilai konsentrasi banyaknya debu akan
semakin besar.
6.2 Saran
Sebaiknya penyemprotan debu dilakukan setiap 1 jam untuk meminimalisir adanya
debu yang dapat menggangu pekerja tambang.
[1] Sudarsono, Wiyono, Bagus. 2018. Diktat Kuliah Ventilasi Tambang. Program
Studi Sarjana Teknik Pertambangan. Fakultas Teknologi Mineral. UPN
“Veteran”. Yogyakarta.
[2] Tim Dosen dan Asisten Ventilasi Tambang. 2022. Buku Panduan Praktikum
Ventilasi Tambang. Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan. Jurusan
Teknik Pertambangan. Fakultas Teknologi Mineral. UPN “Veteran”.
Yogyakarta.