Anda di halaman 1dari 44

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga Laporan Resmi Praktikum Ventilasi Tambang dapat selesai dengan baik
dan tepat waktu. Laporan ini sebagai syarat untuk mengikuti ujian responsi
Praktikum Ventilasi Tambang Program Studi Sarjana Teknik Pertambangan,
Jurusan Teknik Pertambangan,Fakultas Teknologi Mineral, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
Pada kesempatan ini praktikan menyampaikan ucapan terimakasihkepada:
1. Dr. Ir. Sutarto. M.T., selaku Dekan Fakultas Teknologi Mineral, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
2. Dr. Edy Nursanto, S.T, M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Pertambangan,
Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta.
3. Ir. Wawong Dwi Ratminah, M.T., selaku Koordinator Program Sarjana
Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
4. Ir. Suyono, MS. selaku Kepala Laboratorium Ventilasi Tambang, Program
Sarjana Teknik Pertambangan, Jurusan Teknik Pertambangan,Fakultas
Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta.
5. Seluruh asisten Praktikum Ventilasi Tambang 2021/2022, Program Sarjana
Teknik Pertambangan, Jurusan Teknik Pertambangan,Fakultas Teknologi
Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.
6. Rekan-rekan yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu
penyusunan laporan ini.
Semoga laporan resmi ini dapat bermanfaat
Yogyakarta, 17 Mei 2022 Praktikan
Abdurrasyid Hutama

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ v
DAFTAR TABEL............................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... viii
BAB
I. PENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang..................................................................................... 1
1.2. TujuanPraktikum................................................................................ 1

II. DASAR TEORI


2.1.Lingkup Bahasan Ventilasi Tambang.................................................. 2
2.2. Prinsip Dasar Ventilasi Tambang Bawah Tanah...................................3
2.3. Pengendalian Kualitas Udara Tambang................................................3
2.4. Pengendalian Kuantitas Udara Tambang..............................................3
2.5. Perencanaan Ventilasi Tambang Dalam................................................3
2.6. Perangkat Lunak VentsimeLite..............................................................3
2.7. Pengenalan dan Fungsi Tool..................................................................3
2.8. Karakteristik Sistem..............................................................................3

III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM


3.1. Lokasi Praktikum................................................................................ 14
3.2. Data Masukan dan Perangkat Lunak.................................................. 14
3.3. Dimensi Lubang Bukaan.................................................................... 14
3.4. Resistensi............................................................................................ 15
3.5. Kebutuhan Minimum Udara Segar..................................................... 16
IV. PENGOLAHAN DATA
4.1. Perencanaan Kemajuan Tambang dan Sistem Ventilasi.................... 18
4.2. Kebutuhan Minimum Udara Segar..................................................... 18
4.3. Perencanaan Sistem Ventilasi dan Simulasi pada VentsimLite.......... 19
4.4. Prosedur Pengolahan Data ................................................................. 20

V. PEMBAHASAN
5.1. Analisis Data....................................................................................... 21
5.2. Kontrol Udara.....................................................................................

vi
VI. PENUTUP
6.1. Kesimpulan......................................................................................... 27
6.2. Saran................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 29
LAMPIRAN

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Sistem Aliran Fluida.................................................................................. 6


2.2. Gradien Tekanan Untuk Sistem Aliran Udara Sederhana......................... 8
2.3. Gradien Tekanan Pada Sistem Ventilasi Tekan......................................... 8
2.4. Tampilan VentsimLite............................................................................... 10
3.1. Istilah Tambang Bawah Tanah.................................................................. 15
4.1. Permodelan Jaringan Ventilasi.................................................................. 31
4.2. Grafik Krakteristik Fan............................................................................. 31
4.3. Permodelan Jaringan Ventilasi 3 Dimensi................................................. 32
4.4. Simulasi Kebakaran Sebelum ditangani.................................................... 32
4.5. Simulasi Kebakaran Sesudah ditangani..................................................... 32

viii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1.Dimensi Terowongan .….………………………………………………… 14


3.2.Dimensi Lubang Bukaan .............................................................................. 16
3.3. Kebutuhan Alat dan Pekerja…...................................................................... 17
5.1. Debit Udara pada Regulator.......................................................................... 22

vii
DAFTAR LAMPIRAN

A. SPEC ALAT
B. LEMBAR KONSULTASI

viii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tambang bawah tanah (underground mining) adalah metode penambangan
yang segala kegiatan atau aktivitas penambangannya dilakukan dibawah permuka
an bumi dan tempat kerjanya tidak langsung berhubungan dengan udara terbuka.
Dengan demikian karena udara yang tersedia di lokasi penambangan sangat terbat
as, maka dari itu dibutuhkannya ventilasi tambang. Ventilasi tambang merupakan
suatu usaha pengendalian terhadap pergerakan atau aliran udara dalam bukaan ta
mbang, termasuk didalamnya yakni jumlah, mutu dan arah alirannya. Secara tekni
s, ventilasi tambang harus merupakan pengaturan total baik dari segi ketersediaan
udaranya maupun bukaan saluran udara dan peralatan pengaliran yang dibutuhkan.
Ventilasi tambang merupakan salah satu aspek penunjang bagi peningkatan
produktivitas para pekerja tambang bawah tanah. Pada tambang bawah tanah,
sistem ventilasi diperlukan selain untuk menyediakan oksigen guna memenuhi
kebutuhan pernapasan manusia atau pekerja juga dibutuhkan untuk mendilusi gas-
gas beracun, mengurangi konsentrasi debu yang berada di dalam udara tambang
dan untuk menurunkan temperatur udara tambang sehingga memungkinkan
tercipta kondisi kerja yang aman dan nyaman.
Pada dasarnya ventilasi merupakan upaya pengontrolan terhadap kualitas
dan kuantitas udara tambang. Pengendalian kualitas udara tambang bertujuan
untuk menjaga agar kondisi udara tambang sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan antara lain pengendalian terhadap gas-gas yang berbahaya maupun
debu-debu tambang serta pengaturan temperatur dan kelembaban udara tambang.
Sedangkan pengendalian kuantitas udara bertujuan untuk mengatur jumlah udara
bersih yang mengalir ke dalam tambang sehingga udara yang dialirkan tersebut
mencukupi sesuai jumlah yang dibutuhkan.

Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 1


Meskipun ventilasi tambang tidak memberikan kontribusi lebih untuk
produksi, namun sistem ventilasi yang tidak tepat dan tidak benar dapat
menyebabkan bertambahnya tingkat kecelakaan, menurunnya kinerja pekerja
tambang dan dapat pula menurunkan produksi bahan galian.
Berkembangnya teknologi zaman sekarang, banyak software yang
membantu para pekerja tambang dalam mendesign jaringan ventilasi dengan baik
dan benar supaya disetiap lokasi penambangan yang di situ terdapat kegiatan
penambangan dapat di supply udara bersih.
Dalam studi kasus ini, PT. Venti Jaya yang bergerak di bidang
pertambangan dengan komoditas bahan galian berupa emas, berencana memulai
development pada tambang bawah tanah dengan metode Room and Pillar. Dan
berbagai kegiatan yang akan dilakukan di site tambang bawah tanah akan
membutuhkan udara. Oleh karena itu, penulis ingin mencoba menghitung
kebutuhan udara yang diperlukan pada tambang bawah tanah. Pemodelan system
ventilasi ini menggunakan software VentsimLite.
1.2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini yaitu:
1. Memahami dasar teori ventilasi tambang bawah tanah.
2. Menganalisa kebutuhan udara dalam tambang bawah tanah sesuai Nilai
Ambang Batasnya.
3. Membuat simulasi rancangan distribusi aliran udara sesuai kebutuhan udara
yang dibutuhkan di dalam tambang.
4. Membuat simulasi dan kontrol terhadap kebakaran tambang.

Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 2


BAB II

DASAR TEORI

2.1. Lingkup Bahasan Ventilasi Tambang


Dalam membahas ventilasi tambang akan tercakup tiga hal yang saling
berhubungan, yaitu:
1. Pengaturan./pengendalian kualitas udara tambang. Dalam hal ini akan dibahas
permasalahan persyaratan udara segar yang diperlukan oleh para pekerja bagi
pernafasan yang sehat dilihat dari segi kualitas udara (quality control).
2. Pengaturan/pengendalian kuantitas udara tambang segar yang diperlukan oleh
pekerja tambang bawah tanah. Dalam hal ini akan dibahas perhitungan untuk
jumlah aliran udara yang diperlukan dalam ventilasi dan pengaturan jaringan
ventilasi tambang sampai perhitungan kapasitas dari kipas angin.
3. Pengaturan suhu dan kelembaban udara tambang agar dapat diperoleh
lingkungan kerja yang nyaman. Dalam hal ini akan dibahas mengenai
penggunaan ilmu yang mempelajari sifat-sifat udara atau psikrometri
(psychrometry).

2.2. Prinsip Dasar Ventilasi Tambang Bawah Tanah


Ventilasi tambang merupakan pengaturan aliran udara bersih dari permukaan/luar
tambang ke dalam tambang bawah tanah. Dalam pengaturannya udara akan
mengalir dari suhu rendah ke tinggi, dari tekanan tinggi ke rendah dan udara akan
lebih banyak mengalir pada jalur ventilasi dengan resistansi yang lebih kecil
dibandingkan dengan jalur dengan resistansi yang besar. Pada sistem ventilasi
tambang ini memiliki 3 fungsi secara umum yang sesuai dengan prinsip-prinsip
pada fluida dinamik, yaitu :
1. Sebagai pengontrol kualitas udara (Quality Control) pada tambang bawah.
Hal ini dilakukan dengan cara mengatur konsentrasi gas-gas beracun di
dalam tambang. Maka dari itu, ketika tambang bawah tanah melakukan

Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 3


produksi,konsentrasi dari gas-gas beracun dapat diatur konsentrasinya di
dalam tambang sehingga tidak membahayakan para penambang yang
sedang bekerja.
3. Sebagai pengontrol kuantitas udara (Quantity Control). Kontrol kuantitas
udara yang dimaksud disini adalah pengaturan jumlah volume (debit) dan
arah aliran udara dari debit tersebut. Pengontrolan ini tidak hanya
dilakukan pada suplai udara bersih di lubang bukaan dan saluran pipa
udara ventilasi, tetapi kontrol ini juga dilakukan pada tempat pembuangan
gas-gas beracun.
4.Sebagai pengatur temperatur dan kelembaban udara. Pengaturan yang
dilakukan adalah pengaturan pendinginan, pemanasan, kelembaban, dan
penghilangan kelembaban uadara. Pada tambang bawah tanah sering kali
kondisi temperatur udara tidak sesuai dengan temperatur optimal kerja,
seperti udara yang terlalu panas dan kelembaban udara yang tinggi. Maka
dari itu, dengan adanya pengaturan, kebutuhan udara pekerja dan alat yang
berproduksi akan mendapatkan kondisi udara yang optimal untuk bekerja.

2.3. Pengendalian Kualitas Udara Tambang


2.3.1. Perhitungan Keperluan Udara Segar
Jenis kegiatan manusia dapat dibeda-bedakan atas :
1. Dalam keadaan istirahat
2. Dalam melakukan kegiatan kerja yang moderat, misalnya kerja kantor
3. Dalam melakukan kegiatan kerja keras, misalnya olah raga atau kerja di
tambang
Atas dasar jenis kegiatan kerja yang dilakukan ini akan diperlukan juga udara
segar yang berlainan jumlahnya. Dalam suatu pernafasan terjadi kegiatan
menghirup udara segar dan menghembuskan udara hasil pernafasan. Laju
pernafasan per menit didefinisikan sebagai banyaknya udara dihirup dan
dihembuskan per satuan waktu satu menit. Laju pernafasan ini akan berlainan
bagi setiap kegiatan manusia yang berbeda, makin keras kerja yang dilakukan
makin besar angka laju pernafasannya.

Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 4


Ada dua cara perhitungan untuk menentukan jumlah udara yang diperlukan
perorang untuk pernafasan, yakni;
1) Atas dasar kebutuhan O2 minimum, yaitu 19,5 %.
Jumlah udara yang dibutuhkan = Q cfm
Pada pernafasan, jumlah oksigen akan berkurang sebanyak 0,1 cfm ; sehingga
akan
dihasilkan persamaan untuk jumlah oksigen sebagai berikut;
0,21 Q - 0,1 = 0,195 Q
(Kandungan Oksigen) – (Jumlah Oksigen pada pernafasan) = ( Kandungan
Oksigen
minimum untuk udara
Q = (0,1/ (0,21 – 0,195)) = 6,7 cfm (=3,2 x 10-3 m3/detik)
2) Atas dasar kandungan CO2 maksimum, yaitu 0,5 %
Dengan harga angka bagi pernafasan = 1,0 ; maka jumlah CO 2 pada pernafasan
akan bertambah sebanyak 1,0 x 0,1 = 0,1 cfm.
Dengan demikian akan didapat persamaan :
0,0003 Q + 0,1=0,005 Q
Q = (0,1/(0.005 – 0,0003)) = 21,3 cfm =(0,01 m3/ detik)
Dari kedua cara perhitungan tadi, yaitu atas kandungan oksigen minimum 19,5 %
dalam udara pernafasan dan kandungan maksimum karbon dioksida sebesar 0,5 %
dalam udara untuk pernafasan, diperoleh angka kebutuhan udara segar bagi
pernafasan seseorang sebesar 6,7 cfm dan 21,3 cfm. Dalam hal ini tentunya angka
21,3 cfm yang digunakan sebagai angka kebutuhan seseorang untuk pernafasan.

2.3.2.Gas-Gas Pengotor pada Udara Tambang Bijih


1. Karbondioksida (CO2)
Gas ini tidak berwarna dan tidak berbau dan tidak mendukung nyala api dan
merupakan gas racun. Gas ini lebih berat dari pada udara, karenanya
selaluterdapat pada bagian bawah dari suatu jalan udara. Dalam udara normal
kandungan CO2 adalah 0,03%.Sumber dari CO2 berasal dari hasil pembakaran,
hasil peledakan atau dari lapisan batuan dan dari hasil pernafasan manusia.
Pada kandungan CO2 = 0.5% laju pernafasan manusia mulai meningkat, pada
kandungan CO2 = 3 % laju pernafasan menjadi duakali lipat keadaan normal,

Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 5


dan pada kandunganCO2 = 5% laju pernafasan meningkat tiga kali lipat dan
pada CO2 = 10% manusia hanya dapat bertahan beberapa menit. Kombinasi
CO2 dan udara biasa disebut ‘blackdamp’.

2. Karbon Monoksida (CO)


Gas karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna , tidak berbau dan
tidak ada rasa, dapat terbakar dan sangat beracun. Gas ini banyak dihasilkan
pada saat terjadinya kebakaran pada tambang bawah tanah dan menyebabkan
tingkat kematian yang tinggi.
3. Hidrogen Sulfida (H2S)
Gas inis sering disebut juga gas busuk (stinkdamp) karena baunya seperti bau
telur busuk. Gas ini tidak berwarna, beracun dan dapat meledak, merupakan
hasil dekomposisi dari senyawa belerang.Gas ini mempunyai berat jenis yang
sedikit lebih berat dari udara. Nilai ambang batas (TLV-TWA/Threshold Limit
Value-Time Weigted Averag) yang diperkenankan untuk pemaparan sebesar
10 ppm pada waktu selama 8 jam sehari.
4. Sulfur Oksida (SO2)
Sulfur dioksida merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak bias terbakar.
Lebih berat dari pada udara, dan akan sangat terasa pada mata, hidung dan
tenggorokan. Nilai ambang batas ditetapkan pada keadaan gas = 2 ppm (TLV-
TWA) atau pada waktu terdedah yang singkat (TLV-STEL) = 5 ppm.
5. Nitrogen Oksida (NOx)
Gas nitogen oksida sebenarnya merupakan gas yang ‘inert’ , namun pada
keadaan tekanan tertentu dapat teroksidasi dan dapat menghasilkan gas yang
sangat beracun. Terbentuknya dalam tambang bawah tanah sebagai hasil
peledakan dan gas buang dari motor bakar.Nilai ambang batas adalah 5 ppm
6. Debu
Sangat penting untuk mengetahui daerah-daerah vital yang menghasilkan debu
pada tambang bawah tanah.Hampir semua kegiatan penambangan
menghasilkan polusi debu.Jika suatu kegiatan operasi penambangan
menghasilkan debu, kegiatan ini ditentukan sebagai sumber utama.Jika
kegiatan ini hanya mendispersi debu maka disebut sebagai sumber sekunder.

Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 6


2.4. Pengendalian Kuantitas Udara Tambang
2.4.1.Perubahan Energi Di Dalam Aliran Fluida
Ventilasi tambang biasanya merupakan suatu contoh aliran tunak (steady),
artinya tidak ada satupun variabelnya yang merupakan fungsi waktu. Salah
satutujuandari perhitungan ventilasi tambang adalah penentuan kuantitas udara
dan
rugi-rugi, yang keduanya dihitung berdasarkan perbedaan energi.
Hukum konservasi energi menyatakan bahwa energi total di dalam suatu
sistem adalah tetap, walaupun energi tersebut dapat diubah dari satu bentuk ke
bentuk lainnya.

Gambar 1.
Sistem Aliran Fluida

2.4.2. Prinsip Pengaliran Udara Serta Kebutuhan Udara Tambang


A. Head Loss
Aliran udara terjadi karena adanya perbedaan tekanan yang ditimbulkan antar dua
titik dalam sistem. Energi yang diberikan untuk mendapatkan aliran yang tunak
(steady), digunakan untuk menimbulkan perbedaan tekanan dan mengatasi
kehilangan aliran (HL).
Head loss dalam aliran udara fluida dibagi atas dua komponen, yaitu : ‘friction
loss (Hf)’ dan ‘shock loss (Hx)’. Dengan demikian head loss adalah:
HL = Hf + Hx........................................................................(6)

Friction loss menggambarkan head loss pada aliran yang linear melalui saluran
dengan luas penampang yang tetap.Sedangkan shock loss adalah kehilangan head

Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 7


yang dihasilkan dari perubahan aliran atau luas penampang dari saluran, juga
dapat terjadi pada inlet atau titik keluaran dari sistem, belokan atau percabangan,
dan halangan-halangan yang terdapat pada saluran.
B. Mine Head
Untuk menentukan jumlah aliran udara yang harus disediakan untuk mengatasi
kehilangan head (headloss) dan menghasilkan aliran yang diinginkan, diperlukan
penjumlahan dari semua kehilangan energi aliran.Pada suatu sistem ventilasi
tambang dengan satu mesin angin dan satu saluran keluar, komulatifpemakaian
energi disebut ‘mine head’, yaitu perbedaan tekanan yang harus ditimbulkan
untuk menyediakan sejumlah tertentu udara ke dalam tambang.

1. Mine static head (mine Hs)


Merupakan energi yang dipakai dalam sistem ventilasi untuk mengatasi seluruh
kehilangan head aliran. Hal ini sudah termasuk semua kehilangan dalam head
loss yang terjadi antara titik masuk dan keluaran sistem dan diberikan dalam
bentuk persamaan:
Mine Hs =  HL =  (Hf + Hx)
2. Mine velocity head (mine Hv)
Dinyatakansebagaivelocity head pada titikkeluaransistem. Velocity
headakanberubahdenganadanyaluaspenampang dan jumlahsaluran dan
hanyamerupakanfungsidaribobotisiudara dan kecepatanaliranudara.
Jadibukanmerupakansuatuhead losskomulatif,
namununtuksuatusystemmerupakankehilangan, karenaenergi kinetik
dariudaradilepaskankeatmosfer.
3.Mine total head (mine HT)
Merupakanjumlahkeseluruhankehilanganenergidalamsystemventilasi.
Secaramatematis, merupakanjumlahdarimine statik (Hs) dan velocity head (Hv),
yaitu :
MineHT =mine Hs + mineHv.
3. Gradien Tekanan (Gradien Hidrolik)
Penampilan berbagai komponen head dari persamaan umum energi secara
grafis dapat menjelaskan gradien tekanan. Gambar 2 menunjukkan gradien
tekanan untuk suatu sistem aliran udara sederhana. Tampak dari gambar tersebut

Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 8


bahwa ada 3 gradien yang jelas, yaitu : elevasi, statik + elevasi (termasuk tekanan
atmosfer) dan head total. Dalam ventilasi tambang, hanya gradien tekanan statik
dan total yang di plot. Efek elevasi dapat diabaikan dan datum yang digunakan
paralel dengan garis tekanan barometrik.
Pengaliran udara melalui sistem tekan (boeling) dilakukan dengan meletakkan
sumber penekan udara di lubang masuk dan menaikkan tekanan udara tambang
hingga diatas tekanan atmosfer (lihat gambar 3). Pada gambar 3 tampak bahwa
perubahan tekanan ditunjukkan oleh head kecepatan (Hv), head gesek (Hf),
subskrip a, b, c, menggambarkan posisi saluran, sedangkan subskrip d, e, dan f
masing-masing mewakili kondisi shock losses akibat pengembangan,
penyempitan,
dan pengeluaran. Perlu diperhatikan bahwa pada sistem ini semua head
positif kecuali pada bagian masuk.

Gambar 2
Gradien Tekanan Untuk Sistem Aliran Udara Sederhana

Gambar 3
Gradien Tekanan Pada Sistem Ventilasi Tekan

Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 9


Untuk menggambarkan sistem gradien tekanan perlu memperhatikan beberapa hal
berikut :
 Head tekanan total selalu nol pada bagian masuk sistem, tetapi positif dan
sama dengan head kecepatan di bagian keluar.
 Head keamanan statik selalu negatif dan sama dengan head kecepatan
pada bagian masuk tetapi nol pada bagian keluar.
 Head total pada setiap titik digambarkan dahulu, dan head statik
berikutnya yang sama dengan pengurangan head total terhadap head
kecepatan.
4. Keadaan Aliran Udara di Dalam Lubang Bukaan
Dalam sistem aliranfluidaakanselaluditemui keadaan aliran: laminer,
intermediate dan turbulent. Kriteria yang
dipakaiuntukmenentukankeadaanaliranadalahbilangan Reynold (NRe). Bilangan
Reynold untukaliranlaminaradalah 2000 dan untukturbulent di atas 4000.
ρDV DV
NRe = = ..............................................................................(7)
μ μ

Dimana:
= rapatmassafluida (lb.det2/ft4atau kg/m3)
= viskositaskinematik (ft2/detikatau m3/detik)

 = viskositasabsolut (= ; lbdetik/ft2ataua.detik)


D= diameter saluranfluida (ft atau m)
V= kecepatanaliranfluida (ft/detik)

Untukudara pada temperatur normal  = 1.6 x 10-4 ft2/detikatau 14.8 x 10-6


m2/detik.
Maka:
NRe = 6.250 DVatauNRe = 67.280 DV untuk SI
Denganmenganggapbahwabatasbawahaliran turbulen dinyatakandenganNRe =
4.000, makakecepatankritisdarisuatudimensisaluranfluidadapatditentukandengan :

60 N ℜ
Vc = D
6250

Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 10


60 x 4000
= D
6250

38,4 40
= (fpm) atau kira-kiraVc=
D D

Aliranturbulenthamperselaluterjadi pada lubangbukaantambangbawahtanah. Pipa


saluranudaradengan diameter lebihkecil 1 ft jarangdipakai di tambang, oleh
karenaitukecepatan di atas 40 fpm selalumenghasilkanaliranturbulent.

2.5. Perencanaan Ventilasi Tambang Dalam


Dalam rangka penentuan rencanapembuatan ventilasitambang, sebaiknya
dipertimbangkan persyaratan-persyaratan seperti di bawah ini:
1. Konstruksinya harus dibuat sedemikian rupa, agar ventilasi yang diperlukan
pengembangan pit kedepan, dapat dilakukan secara ekonomis, dan
konstruksinya dibuat dengan memiliki kelonggaran (kelebihan) udara
ventilasi secukupnya, untuk mengantisipasi pertambahan atau perkembangan
pit di kemudian hari, serta peningkatan gas yang mungkin timbul akibat dari
penambangan batubara.
2. Struktur yang diinginkan untuk metode ventilasi pada jenis ventilasi utama
adalah sistem diagonal . Sedangkan pembuatan vertical shaft, khusus
dilakukan terhadap kondisi penambangan bagian dalam. Selain itu, pada
tempat yang sulit dilakukan penggalian vertical shaft (misalnya tambang batu
bara dasar laut), diharapkan memiliki inclined shaft khusus dengan
penampang berbentuk lingkaran.
3. Dalam melaksanakan pengembangan pit dan penambangan serta dilihat dari
segi konstruksi pit, penting kiranya dibuat ventilasi pada permukaan kerja.
Sehingga penambangan batu bara dan penggalian maju menjadi ‘independen’
secara sempurna. Selain itu untuk daerahpenambangan yang luas, diharapkan
mempunyai sistem ventilasi, baik intake air maupun exhaust air, yang
terpisah dari daerah lain.
2.6. Software Ventsim

Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 11


Perangkat lunak ini mampu memodelkan secara 3 dimensi dari tambang
saluran. Udara tambang bawah tanah dengan geometri yang bisa dipilih
diantaranya tapal kuda, lingkaran, persegi, tidak beraturan dan shanty.

Gambar 4
Tampilan VentsimLite

2.7. Pengenalan dan Fungsi Tool

: New, digunakan untuk memulai lembar kerja baru.

: Open, digunakan untuk membuka lembar kerja baru.

: Save, digunakan untuk menyimpan data yang sudah dikerjakan.

:Undo,digunakan untuk mengembalikan pekerjaan yang dilakukan.

: Redo, digunakan untuk memajukan pekerjaan yang sedang dilakukan.

: Show All digunakan untuk melihat semua lembar kerja.

: Snap Shoot, digunakan untuk Screen Shoot lembar kerja.

Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 12


:Find Airway, digunakan untuk mencari Airway.

: Lock On, digunakan untuk mengunci lembar kerja yang disedang dikerjakan.
: Animate Airflow, digunakan untuk mensimulasikan Airway.

:Display Mode, digunakan untuk memperbesar hasil lembar kerja.

: Draw Airway, digunakan untuk menggambarkan Airways


(Jaringan Udara)

: SelectAirways, digunakan untuk memilih banyak Airways

: Edit Airways, digunakan untuk menyunting ulang pengaturan.

: Fan, digunakan untuk membuat fan baru.

: Delete, digunakan untuk menghapus Airways.

: Move Airways, digunakan untuk memindahkan Airways.

: Duplicate Airwayas, digunakan Copy Airways yang sudah


ada

:Block, digunakan untuk blockAirways yang ada.


:Reverse Airways, digunakan untuk memutar arah aliran udara.

Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 13


: Insert Airway Node, digunakan untuk menempatkan
keterangan pada Airways.

: Simulate, digunakan untuk memulai simulasi


jaringan udara.

: Airflow, digunakan untuk mengatur satuan udara


(Warna).

:Quantity, digunakan untuk mengatur satuan udara (Warna).

: Airflow, digunakan untuk mengatur satuan udara (Text).

: Quantity, digunakan untuk memulai lembar kerja baru (Text).

: Display, digunakan untuk mengatur nilai pada display warna.

2.8. Karakteristik Sistem


1. Pembuatan jaringan ventilasi yang dapat disimulasikan secara langsung
cepat, dan 3D
2. Dapat membuat 500 Jaringan udara (Student Version), dan 5000 Jaringan
udara untuk yang komersial

Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 14


3. Selain dari tahanan udara, sistem ini dapat mempertimbangkan tekanan
ventilasi udara alami grafik karekteristik fan, lorong dengan volume udara
tetap, dan seperti halnya pintu angin, dapat juga dipertimbangkan tahanan
udara yang berbeda berdasarkan arah dari ventilasi udara
4. Dapat menampilkan gambar distribusi volume udara, tekanan udara melalui
monitor

Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 15


BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Lokasi Praktikum


Kegiatan praktikum dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : Minggu, 24 April 2022
Waktu : 10.00 WIB – 11.00 WIB
Tempat Pelaksanaan : Laboratorium Ventilasi Tambang, Program Studi
Sarjana Teknik Pertambangan, Jurusan Teknik
Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta.

3.2. Peralatan dan Perlengkapan


Alat yang dipergunakan dalam menganalisis dan menyelesaikan studi kasus ini
adalah Komputer atau Laptop yang telah terinstal software VentsimLite.

3.3. Data Masukan Perangkat Lunak


PT. Venti Jaya berencana akan menambang baturbara dengan sistem tambang
bawah tanah dengan metode room and pillar selama 5 tahun kedepan dimulai
pada tahun 2023 untuk tahap development. Pada kegiatan penambangan ini
perusahaan memiliki target produksi 500.000 DMT/bulan. Pembagian udara
didalam tambang harus memenuhi udara minimum disetiap jalur tempat kerja
sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Jendral Mineral dan Batubara
Kementrian ESDM Nomor 185.K/37.04/DJB/2019.

3.4. Kebutuhan Minimum Udara Segar


Kebutuhan udara yang dibutuhkan pada tambang bawah tanah akan menciptakan
kondisi kerja yang nyaman dan aman, sehingga dapat meningkatkan produktivitas
kerja alat maupun pekerja serta menurunkan tingkat kecelakaan tambang.
Kebutuhan minimum udara yang dibutuhkan pada tambang bawah tanah sesuai

Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 16


dengan Kepdirjen Minerba Kementerian ESDM No. 185.K/37.04/DJB/2019 yaitu
untuk masing-masing pekerja sebesar 2 m3/menit sedangkan untuk masing-masing
alat sebesar 3 m3/menit. Adapun kebutuhan alat dan pekerja pada kegiatan
development dan produksi tambang bawah tanah PT. Venti Jaya dibagi menjadi
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kebutuhan Alat dan Pekerja
Jumlah
Alat Merek Type
Unit
Rock Header Sandvik MR 341 6
Shuttle Car Phillips Model HC08B 16
LHD Komatsu Joy 270 4
Roof Bolt Drilling Sandvik DS311 2
Roll Crusher McLahan Double RC 5

Total Jumlah
Jabatan Pekerja Pekerja/shift Area Kerja
Kepala Teknik Tambang 1 1 Production
Kepala Perencanaan Tambang 1 1 Production
Staff Perencanaan Tambang 12 6 Production
Kepala Operasi Penambangan 1 1 Production
Operator alat      
LHD 8 4 Production
Rock breaker 12 6 Production
shuttle car 32 16 Production
roof bolt 12 6 Production
wire mesh 24 12 Production
Supervisor 2 1 Production
Kepala Divisi Pengolahan 1 1 Production
staff pengolahan 10 5 Production
Kepala K3 1 1 Production
Staff K3 22 11 Production
Staff K3 12 6 Production
Kepala divisi ventilasi 1 1 Production
Staff Divisi Ventilasi 12 6 Production

Data ini akan digunakan sebagai dasar perencanaan sistem ventilasi dan
perencanaan biaya yang diperlukan selama kegiatan development dan
penambangan berlangsung.

Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 17


BAB IV
PENGOLAHAN DATA

4.1. Perencanaan Kemajuan Tambang dan Sistem Ventilasi PT Maju Jaya


Diketahui bahwa target produksi PT Venti Jaya sebesar 500.000 DMT/bulan serta
kapasitas alat yang digunakan oleh PT. Venti Jaya yaitu Shuttle Car Phillips
model HC08B dengan kapasitas sebesar 20 ton, sehingga diperoleh jumlah
Shuttle Car sebanyak 16 buah.

4.2. Kebutuhan Minimum Udara Segar


Kebutuhan udara yang dibutuhkan pada tambang bawah tanah PT Venti Jaya
dibagi menjadi area penambangan yaitu:
development area total (11 stope)
pekerja
jumlah pekerja 65 orang
panas 53300 BTU/jam
total udara 0.14539 m3/s

Alat
Jumla Jumlah
Panas Alat Jumlah Panas
h Alat Energi
Rockheade 63
r 4 kw 6 3804 kw 12979248 BTU/kWH 35.40358 m3/s
24
Shuttle Car 0 kw 16 3840 kw 13102080 BTU/kWH 35.73863 m3/s
Roof Bolt 16
Drilling 5 kw 6 990 kw 3377880 BTU/kWH 9.213866 m3/s
Lampu 0.1   21 4.1 kw 13989.2 BTU/kWH 0.03815 m3/s
total panas 29,526,497 BTU/kWH 81 m3/s

prodution area
pekerja
jumlah pekerja 20 orang
panas 16400 BTU/jam
total udara 0.0447344 m3/s

Alat

Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 18


Jumla Jumlah
Panas Alat jumlah panas
h Alat Energi
LHD 74 kw 4 296 kw 1009952 BTU/kWH 2.754853 m3/s
Roll
Rrushe
r 90 kw 5 450 kw 1535400 BTU/kWH 4.188121 m3/s
28750.91
Lampu 0.1 kw 113 11.3 kw 1 BTU/kWH 0.078424 m3/s
Total Panas 2,579,843 BTU/kWH 7.037054 m3/s

1. Total Kebutuhan Udara


  m3/s m3/min
Total Kebutuhan Udara 87.605749 5256.34
     

4.3. Perencanaan Sistem Ventilasi dan Simulasi pada Perangkat Lunak


VentsimLite
Sistem ventilasi pada tambang bawah tanah PT Venti Jaya menggunakan sistem
hisap (exhausting) dan forcing. Aliran udara utama bersumber dari portal intake
(permukaan) yang mengalir alami masuk ke terowongan kemudian udara
bersirkulasi sepanjang jalur udara dan dikeluarkan melalui kipas utama (mainfan),
selain exhaust fan ada juga main fan yang menggunakan system forcing. Sistem
forcing dengan meletakkan duct intake pada front untuk mengalirkan udara
kedalam lokasi kerja. Udara yang diambil dari fan ventilasi local ini diambil
dari udara shaft yang bersumber dari main fan. Hasil pemodelan sistem ventilasi pada
tambang bawah tanah PT Venti Jaya yaitu:

Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 19


Udara yang dialirkan dari intake (permukaan) sebesar 5256,34 m3/s dan aliran udara
pada exhaust 5256,34 m3/s. Pada bagian development area menggunakan vent
duct dengan total power sebesar 27.962,4 kW dan pada bagian Shaft sebesar 98,8
kW serta Drive 224,3 kW. Sedangkan total air power sebesar 28.285,5 kW dan
mendapatkan total input powerelectrical / fix flow sebesar 37.236,6 kW dengan
biaya $ 32.619.219 dan Network Efficiency sebesar 75,7%.

4.4. Prosedur Pengolahan Data


1. Buka software Ventsim Lite, membuat lembar kerja baru dengan cara klik
File > New.

Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 20


2. Save worksheet dengan format nama KELOMPOK 9, caranya File lalu Save
As

3. Membuat model jaringan ventilasi tambang bawah tanah dengan cara


mengimport data jaringan yang sudah dibuat, caranya klik File lalu Import
dan pilih file yang akan dipakai.

Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 21


4. Rubah arah angin sesuai ketentuan dengan mengklik Reverse Airways lalu
pilih jaringan yang akan diubah arah anginnya

Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 22


5. Mengedit bagian Intake dengan mengklik Select or Groups of airways > Edit
Airways > klik pada segmen Intake yang akan diedit > Input data sesuai deng
an data yang sudah disiapkan > Ok.

Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 23


Lakukan dengan cara yang sama untuk Exhaust. Hasilnya :

Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 24


6. Mengedit Production Area, meng-input datanya menggunakan cara yang
sama seperti langkah sebelumnya.

7. Mengedit Stope dan meng-input datanya. Jangan lupa centang pada close end
di bagian options karena Stope buntu tidak terhubung dengan airway/buntu.

Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 25


8. Membuat Fan untuk memasukkan udara di bagian Shaft in dengan cara klik
Fan or Fixed Flow > klik pada Shaft in > klik Flow > input kebutuhan udara
sesuai data > Ok.

Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 26


9. Untuk mengalirkan udara ke dalam Stope perlu membuat Vent Duct dan Fan.

Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 27


a. Membuat vent duct dengan cara select Stope > klik Draw Airways >
Construct Duct > input data > Build Duct.

Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 28


Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 29
b. Membuat Fan dengan cara select Duct > klik Fan or Fixed Flow >
centang Flow dan masukkan debit udara sesuai kebutuhan > Ok.

Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 30


Lakukan pembuatan vent duct dan fan pada stope lain yang membutuhkan suplai
udara dengan cara yang sama.

Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 31


10. Simulasikan ulang aliran udara pada tambang. Terlihat pada stope kini
terdapat aliran udara, namun dapat dilihat bahwa jumlah debit udara yang
menuju stope lebih kecil dibandingkan kebutuhan debit udara pada stope.

14. Untuk memenuhi kebutuhan udara pada stope diperlukan pemfokusan aliran
udara menuju stope dengan cara membuat Good Door atau dengan
meningkatkan resistensi saluran ventilasi sehingga udara dapat mengalir ke
bagian yang ingin difokuskan. Select segmen yang ingin dibuat good door >
Edit Airways > pada Resistence di Attributes pilih Good Door > Ok.

Hasilnya :

Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 32


15. Setelah dibuat good door, kemudian lakukan simulasi. Terlihat aliran udara
dapat difokuskan untuk memenuhi kebutuhan stope.

BAB V
PEMBAHASAN

5.1. Analisis Data

Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 33


Gambar 5.1
Hasil Analisis Simulasi Jaringan Ventilasi

Gambar 5.2
Jaringan Ventilasi Tampak Atas

Gambar 5.3
Jaringan Ventilasi Tampak Samping
Pada studi kasus ini, tambang bawah tanah memerlukan udara bersih yang masuk
sebesar 5256,34 m3/menit yang diharapkan mampu menyuplai udara bersih ke
dalam semua stope sebesar 4999 m3/menit, agar dapat memenuhi kebutuhan udara
bersih pada stope. Pada tahap ini hanya dilakukan kegiatan development sehingga
kebutuhan udara tidak begitu besar. Untuk mengalirkan udara ke stope yang tidak
terhubung dengan jaringan ventilasi/airway dibantu dengan vent duct, fan, dan
good door agar aliran udara dari area yang sedang tidak beroprasi dapat

Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 34


difokuskan ke arah kemajuan tambang/stope. Adapun nilai efisiensi yang dicapai
dari analisis simulasi ventilasi ini adalah sebesar 75,7 %.

BAB VI
PENUTUP

6.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada studi kasus ventilasi di tambang bawah tanah PT Maju
Jaya yaitu:
1. Pemasangan dan pemodelan ventilasi tambang bawah tanah pada dasarnya
yaitu mengalirkan udara segar ke dalam tambang untuk menciptakan kondisi
kerja yang nyaman dan mengurangi kecelakaan tambang serta mengeluarkan
debu atau gas-gas beracun keluar tambang yang disimulasikan dengan
menggunakan perangkat lunak VentsimLite sehingga udara dapat teralirkan
ke beberapa tempat sesuai dengan kebutuhannya.
2. Berdasarkan Studi Kasus pada tambang bawah tanah PT Venti Jaya
kebutuhan udara yang masuk melalui intake (permukaan) sebesar 87.6057494

Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 35


m3/s. Pada bagian development area menggunakan vent duct dengan total
power sebesar 8638,1 kW
3. Cara pendistribusian kebutuhan udara yang masuk yaitu dengan memasang
fan atau vent door maupun regulator serta mengubah resistance masing-
masing jaringan agar mendapatkan kebutuhan udara pada masing-masing
area. Untuk development area sebesar 4832,38 m3/min dialirkan melalui vent
duct pada masing-masing jaringan; pada production area sebesar 423,9679
m3/min dialirkan melalui raise intake yang telah dipasang regulator untuk
mengatur jumlah udara yang masuk dan dikeluarkan melalui raise intake
dengan bantuan auxilary fan.

6.2. Saran
1. Sebaiknya kebutuhan udara yang dialirkan ke masing-masing area sesuai
dengan kebutuhannya agar menciptakan konsisi yang nyaman dan
mengurangi kecelakaan kerja serta dapat meningkatkan produktivitasnya
yang disesuaikan dengan target produksi dan kebutuhan udara berdasarkan
Kepdirjen Minerba Kementerian ESDM No. 185.K/37.04/DJB/2019.
2. Sebaiknya praktikan lebih aktif lagi dalam menanyakan permasalahan kepada
asisten agar lebih mengerti dan paham mengenai solusi studi kasus tersebut.

Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 36


Abdurrasyid Hutama / 112.190.158 37
DAFTAR PUSTAKA

[1] Sudarsono, dkk. (2018). Buku Panduan Praktikum Ventilasi Tambang.


Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, UPN
“Veteran”, Yogyakarta.
[2] Yanuar Chandra. 2011, Laporan Ventilasi Tambang. Universitas Lambung
Mangkurat Banjarbaru.
[3] Howard L. Hartman. 1997. Mine Ventilation and Air Conditioning

Anda mungkin juga menyukai