Disusun Oleh :
ACARA III
DESWIK - OPTIMASI STOPE TAMBANG BAWAH TANAH
KAMIS / 22 FEBRUARI 2024
SHIFT III / 13.00 – 15.00 WIB
Disusun Oleh :
KRISNA DWI PUTRA
112210078
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat
-Nya, sehingga laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya. Laporan ini disusun
agar mahasiswa dapat mengetahui konsep dasar perencanaan dan perancangan
tambang beserta aplikasinya dalam dunia pertambangan.
Dengan telah tersusunnya laporan ini, maka saya selaku penyusun
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Edy Nursanto, S.T., M.T., IPM., selaku Kepala Laboratorium Simulasi
dan Komputasi Tambang TA. 2023/2024, Program Sarjana, Program Studi
Teknik Pertambangan, Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi
Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta.
2. Novandi Irfan Pamungkas, selaku Asisten Laboratorium Simulasi dan
Komputasi Tambang dan asisten laboratorium lainnya yang telah
memberikan bimbingan dan arahannya selama praktikum.
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iiii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ivi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ vii
BAB
III. DESWIK – OPTIMASI STOPE TAMBANG BAWAH TANAH
3.1. Latar Belakang .........................................................................................1
3.2. Tujuan Praktikum ....................................................................................2
3.3. Dasar Teori .............................................................................................2
3.3.1. Metode Tambang Bawah Tanah ..................................................2
3.3.2. Jenis-Jenis Tambang Bawah Tanah .............................................7
3.3.3. Metode Numerik Pemilihan Tambang Bawah Tanah................11
3.4. Stope Optimization ................................................................................17
3.4.1. Parameter Stope Optimization ...................................................18
3.4.2. Tahapan Stope Optimization ......................................................18
3.5. Underground Mining Design ................................................................18
3.5.1. Geometri Tambang Bawah Tanah .............................................18
3.5.2. Tahapan Tambang Bawah Tanah ..............................................19
3.5.3. Peralatan Mekanis Tambang Bawah Tanah ..............................20
3.5.4. Ventilasi Tambang Bawah Tanah ..............................................22
3.6. Langkah Kerja .......................................................................................29
3.7. Pembahasan ...........................................................................................61
3.8. Kesimpulan ............................................................................................62
3.9. Hasil Akhir.............................................................................................63
3.9.1. Stope Optimization.....................................................................63
IV. DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................65
V. LAMPIRAN
Gambar Halaman
3.1. Metode Longwall Mining ............................................................................ 3
3.2. Metode Sub-level Mining ............................................................................. 3
3.3. Metode Block Caving .................................................................................. 4
3.4. Metode Cut and Fill Stopping ..................................................................... 4
3.5. Metode Shrinkage Stoping........................................................................... 5
3.6. Metode VCR Stoping................................................................................... 5
3.7. Metode Room and Pillar ............................................................................. 6
3.8. Metode Sublevel & Long-Hole Open Stoping ............................................. 6
3.9. Bentuk Penampang Lubang Bukaan ............................................................ 19
3.10. Jaringan Ventilasi Tambang ........................................................................ 24
3.11. Forcing System Ventilation.......................................................................... 26
3.12. Exhausting System Ventilation .................................................................... 26
3.13. Overlap System Ventilation ......................................................................... 27
3.14. Stopes ........................................................................................................... 63
3.15. Stopes Berdasarkan Status ........................................................................... 63
3.16. Stopes Berdasarkan Level ............................................................................ 64
3.17. Report Data yang Diperoleh........................................................................ 64
Tabel Halaman
3.1. Geometri Endapan dan Distribusi Kadar Bijih ............................................14
3.2. Karakteristik Mekanika Batuan ...................................................................15
3.3. Nilai Numerik untuk Geometri/Distribusi Kada pada Berbagai
Metode Penambangan ..................................................................................15
3.4. Nilai Numerik untuk Karakteristik Mekanika Batuan dari Bijih .................15
3.5. Nilai Numerik untuk Karakteristik Mekanika Batuan Hangingwall ...........16
3.6. Nilai Numerik untuk Karakteristik Mekanika Batuan Footwall..................16
3.7. Komposisi Udara Segar ...............................................................................28
LAMPIRAN
A. CATATAN PRAKTIKUM
B. LEMBAR KONSULTASI
Secara umum tambang bawah tanah adalah suatu sistem penambangan mineral atau
batubara yang seluruh aktivitas penambangannya tidak berhubungan langsung
dengan udara terbuka. Dalam operasi penambangan bawah tanah, diperlukan
peralatan-peralatan mekanis guna menunjang kegiatan penambangan di tambang
bawah tanah. Peralatan yang digunakan di dalam tambang bawah tanah secara
fungsinya terdiri dari alat untuk membongkar material (melepaskan batuan yang
mengandung mineral dari batuan induknya), alat untuk memuat material ke alat
pengangkutan, dan alat untuk mengangkut material dari daerah penambangan
menuju tempat pengolahan.
Selain itu, pada sistem tambang bawah tanah juga terdapat aspek penting untuk
mendukung keberjalanan operasi penambangan bawah tanah yaitu ventilasi
tambang. Ventilasi tambang merupakan suatu usaha pengendalian terhadap
pergerakan udara/aliran udara tambang. Parameter yang harus dipenuhi pada
ventilasi adalah jumlah, mutu, dan alirannya. Adapun tujuan utama dari ventilasi
Proses pengambilan bijih pada tambang bawah tanah dilakukan di stope. Stope
adalah penggalian di bawah tanah yang bertujuan untuk mengambil bijih dari
batuan induknya. Optimasi stope merupakan proses memperoleh blok yang dilihat
dari segi ekonomis dinilai paling menguntungkan bila dilakukan penambangan
dengan mempertimbangkan parameter lainnya. Pada Praktikum ini kita akan
mempelajari terkait optimasi Stope menggunakan software Deswik.
Data yang paling dibutuhkan untuk pemilihan metode dan rancangan awal
penambangan adalah kadar cebakan, karakteristik mekanikan batuan bijih,
hangingwall dan footwall. Data ini dapat diperoleh dari pemboran inti, dan bila data
dari pemboran inti ini tidak dimanfaatkan secara optimal, maka banyak data penting
yang akan hilang secara sia-sia. Data-data yang dibutuhkan secara ringkas dibagi
menjadi tiga, yaitu : Geologi / geofisika, Geometri cebakan dan distribusi kadar,
dan karakteristik mekanika batuan.
Dalam pemilihan metode penambangan secara numerik bisa dibagi lima langkah,
yaitu:
3. Menentukan karakteristik geometri dan distribusi kadar berdasarkan dan
karakteristik mekanika batuan berdasarkan tabel.
4. Menetapkan nilai numerik untuk setiap karakteristik geometri dan distribusi
kadar dengan menggunakan tabel
5. Menetapkan nilai numerik untuk setiap karakteristik mekanika batuan untuk
daerah bijih, derah hangingwall dan daerah footwall
6. Menjumlahkan nilai numerik dari karakteristik geometri dan distribusi kadar,
karakteristik mekanika daerah bijih, derah hangingwall dan daerah footwall.
7. Menyusun rangking metode penambangan berdasarkan nilai numeriknya.
Tabel 3.2
Karakteristik Mekanika Batuan
Tabel 3.3
Nilai Numerik untuk Geometri/Distribusi Kadar pada Berbagai Metode
Penambangan
Tabel 3.5
Nilai Numerik untuk Karakteristik Mekanika Batuan Hangingwall
Setiap metode penambangan mempunyai nilai dalam ranking yang didasarkan pada
kesesuaian geometri dan distribusi kadar, karakteristik mekanika batuan, daerah
bijih, daerah hangingwal dan footwall. Arti numerik dalam setiap ranking adalah
sebagai berikut :
1. Preferred : bila karakteristik yang ada sangat cocok untuk aplikasi metode
penambangan tertentu.
2. Probable : bila karakteristik yang ada memungkinkan aplikasi metode
penambangan tertentu.
3. Unlikely : bila karakteristik yang ada sebenarnya tidak memungkinkan
aplikasi metode penambangan tertentu, tetapi juga tidak menyimpang apabila
metode penambangan tersebut akan diaplikasikan.
4. Eliminated : bila karakteristik yang ada tidak memungkinkan aplikasi metode
penambangan tertentu.
a. Jumbo Drill
Alat ini biasanya digunakan untuk membuat lubang tembak peledakan dan juga
membersihkan batu gantung, sisa peledakan di dalam tambang bawah tanah. Alat
ini juga digunakan untuk memasang sistem penyangga awal dalam tambang
bawah tanah.
3. Overlap System
Sistem ini merupakan gabungan dari sistem exhausting dan forcing. Sistem ini
menggunakan 2 fan yang memiliki tugas berbeda satu sama lain,yaitu fan yang
bertugas menyuplai udara ke front (intake fan) dan fan yang bertugas untuk
menghisap udara dari front (exhausting fan). Tetapi exhaust fan dipasang lebih
mundur (lebih jauh) dari front penambangan, sedangkanduct dipasang di akhir dari
intake fan dan lebih dekat dengan front penambangan. Hal ini untuk mencegah agar
Pada sistem ventilasi tentunya terdapat fan atau mesin yang berputar sehingga udara
dapat mengalir secara terus menerus pada suatu tekanan dan menyalurkan pada
tekanan yang lebih tinggi. Energimekanik dihasilkan dari kipas diubah menjadi
energi potensial (tekanan) dan energi kinetik (kecepatan). Tekanan ini berguna
untuk mengatasi hambatan pada saluran udara. Beberapa jenis fan atau kipas
diantaranya adalah :
a. Kipas Aksial
Kipas aksial mengalirkan udara paralel dengan impeller kipas dan jarak aliran yang
konstan dari sumbu aksis. Tekanan naik dihasilkan oleh pergerakan bilah kipas.
Kipas aksial dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Kipas aksial bebas yaitu impeller tidak dalam keadaan terkukung
2. Kipas aksial dengan tabung aksial yaitu impeller terbungkus
3. Vane aksial yaitu vane dibuat rapat dengan bungkus untuk menghindari adanya
ketidakstabilan putaran angin.
b. Kipas Sentifugal
Udara tambang meliputi campuran antara udara atmosfer dengan emisi gas- gas
dalam tambang serta bahan-bahan pengotornya. Parameter kualitas udara meliputi
gas, debu, temperatur serta kelembaban udara. Standar udara yang bersih adalah
udara yang mempunyai komposisi sama atau mendekati dengan komposisi udara
atmosfer pada keadaan normal. Udara segar normal yang dialirkan pada ventilasi
tambang terdiri dari 78 Nitrogen, Oksigen, Karbondioksida, Argon dan gas- gas
lain. Komposisi udara segar dapat dilihat pada tabel berikut.
Dalam perhitungan ventilasi tambang selalu dianggap bahwa udara segar normal
terdiri dari Nitrogen = 79% dan Oksigen =21%. Selain itu itu dianggap bahwa udara
segar akan selalu mengandung karbondioksida (CO2) sebesar 0.03%. Udara dalam
ventilasi tambang selalu mengandung uap air, tidak pernah ada udara yang benar-
benar kering. Karena itu akan selalu ada istilah kelembaban udara.
5. Didapatkan kurva massa (biru) dan kadar (merah). Bisa dilihat misal mamakai
Cut of Grade 9 maka didapat jumlah tonase 18.162.211,6314776 dengan rata-
rata kadarnya 12,3 gram/ton. Dan jika ingin melihat analisis menyeluruh bisa
dilihat di bagian table.
2. Legend→edit legend → add a new legend → beri nama grade AU → ok. Pilih
create → range bins → field pilih Au → min value 0 → bin size 1 → ok
4. Lakukan sayatan untuk melihat tampak samping dengan cara pada ribbon view
→ plane → plane by 2 point. Sayat dari kiri bawah ke kanan atas mengikuti
arah ore body → centang change view mode to slice → ok.
9. Selanjutnya lakukan filter untuk mengurangi bagian yang dirasa terlalu kecil
grade nya. Display setting pada filter → edit filter→global filter→edit
filter→add filter→beri nama grade Au >= 3g/t
3. Selanjutnya kita perlu membuat layer baru sebagai hasil proses wireframe
dengan cara pada layer control klik kanan dan buat layer “Geology” kemudian
pada output shell layer, klik titik tiga dan ceklist pada layer geology, kemudian
tambahkan garis miring “grade shell”dan pada Field pilih Au →add new row
→value 3→ganti warna→ok.
5. Pada hasil gradeshell kita nantinya bisa mendapatkan data tonnase dan volume
yang bisa kita lihat pada bagian properties, bedanya dengan yang sebelumnya
adalah hasil dari gradeshell ini bisa kita pick dan lihat properties nya,
sedangkan block model yang tadi tidak bisa.
2. Buat sublayer pada layer geology dengan klik kanan pada layer geology, pilih
add new layer, namai dengan “Stope Blocks”, aktifkan layer tersebut dengan
melakukan double klik.
6. Buat polyline lagi yang berpotongan dengan tadi di kedua belah sisi.
9. Sudah ada attribute stope number. Untuk mengetahui apakah semua atribut
sudah memiliki stope number, caranya interactive filter. Layer stope
blocks→klik kanan→interactive filter. Attribute pilih stope number
7. Potong grid shell berdasarkan ketinggian dan poligon yang sudah dibuat.
Ribbon solid →cut→benches and blocks. Add new row→centang use→blocks
grid→layer pilih stope blocks→close solids layer→ pilih stopes. Cut solids
layer pilih stopes tapi lakukan penambahan nama CUT agar terbentuk layer
stopes cut →attribute name ganti jadi LEVEL→height 30→minimum RL -600
mdpl→ok
8. Jika sudah, reset view dan isolate stopes cut. Terlihat sudah menjadi beberapa
potongan.
Terdapat data yang diperlukan pada praktikum kali ini, yakni sebaran kadar ore
body. Hal pertama yaitu melihat sebarannya dengan membuat kurva kadar dan
tonasenya. Kemudian menampilkan model geologi dari sebaran emas serta
melakukan notasi untuk menuliskan seberapa besar kadar masing-masing blok.
Setelah kadar masing-masing blok sudah ternotasikan, langkah selanjutnya kita
akan membuat grade shell terhadap ore body, untuk mendapatkan potensial mining
shape dari ore body yang nantinya kita dapat mengetahui berapa besar tonnase dan
kadarnya di tiap tiap variasi level, nantinya akan dibuat wireframe disekitar blok
model berdasarkan cut of grade nya. Selanjutnya adalah melakukan pengukuran
dimensi pada area tambang, hal ini sangat penting untuk mendesain dimensi stope
dalam perencanaan. Kemudian membuat polygon dasar yang nantinya akan
memotong grade shell sehingga menjadi stope di tiap level pertambangan.
Setelah itu lakukan pemisahan wireframe berdasarkan poligon yang sudah dibuat
sehingga nantinya akan menghasilkan bentuk stope di tiap tiap level. Proses ini
nantinya akan memotong wireframe utama menjadi bagian bagian yang lebih kecil
dan membentuk bentuk solid yang tertutup sehingga memotong wireframe menjadi
bentuk stope.
Kemudian beri attribute pada tiap-tiap stope dan menambahkan attribute baru pada
ore body berupa perhitungan seberapa tinggi dan seberapa lebar bentuk stope pada
tiap solid yang sudah dibentuk dan menambahkan attribute baru pada ore body yang
akan mengkategorikan terhadap bentuk stope apakah bentuknya cukup baik, terlalu
pendek, atau terlalu sempit. Tambahkan legenda berdasarkan status yang sudah
dibuat.
Bagian akhir setelah desain utama stope dibuat, dilakukan input data mengenai
lubang bukaan dengan geometrinya. Untuk cross cut, dirancang development
3.8. Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum perencanaan tambang acara 3, didapat kesimpulan
sebagai berikut:
1. Tambang bawah tanah adalah metode penambangan yang seluruh aktivitasnya
dilakukan di bawah permukaan bumi dan tidak berhubungan langsung dengan
udara luar.
2. Metode tambang bawah tanah digunakan untuk penambangan bawah tanah dan
tidak berhubungan langsung dengan udara luar. Terbagi menjadi beberapa
golongan, yaitu:
a. Metode tanpa penyangga
b. Metode penyangga alami
c. Metode dengan penyangga buatan
3. Proses optimasi dalam penambangan bawah tanah dapat diartikan dengan
memaksimalkan nilai keuntungan atau meminimumkan biaya yang berperan
dalam penambangan. Optimasi dalam penambangan bawah tanah dapat
dilakukan diantaranya dengan pemilihan metode, desain, dan tahapan
penambangan yang tepat
4. Tahapan tahapan dalam proses stope optimization adalah sebagai berikut:
1. Tentukan parameter input teknis
2. Tentukan parameter input finansial.
3. Proses running optimisasi.
4. Proses akan menghasilkan beberapa pilihan blok.
5. Menganalisis blok
6. Pilih blok yang optimal.
7. Blok optimal sebagai pertimbangan dalam menentukan proses
penambangan.
Gambar 3.14.
Stopes
Gambar 3.15.
Stopes Cut Berdasarkan Status
Gambar 3.16.
Stopes Cut Berdasarkan Level