Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Geolistrik adalah metode geofisika yang mempelajari sifat-sifat kelistrikan
dalam bumi dan bagaimana mendeteksinya dipermukaan bumi. Dalam hal ini
meliputi pengukuran potensial, arus dan medan elektromagnetik yang terjadi, baik
secara alamiah maupun akibat adanya injeksi arus kedalam bumi.
Geolistrik sendiri dibagi menjadi 3 yaitu potensial diri, resistivity dan induksi
polarisasi. Pada metode geolistrik tahanan jenis, arus listrik dialirkan kedalam bumi
melalui elektroda arus, kemudian beda potensial yang timbul diukur melalui dua
buah elektroda potensial. Dari pengukuran tersebut untuk jarak elektroda yang
berbeda kemudian dapat diturunkan variasi harga hambatan jenis masing-masing
lapisan dibawah titik ukur. Asumsi yang digunakan untuk menurunkan persamaan
matematis untuk resistivitas (tahanan jenis) adalah sebagai berikut :
1. Bumi berlapis secara horizontal.
2. Tiap lapisan bersifat homogen isotropis.
3. Tiap lapisan bisa dibedakan berdasarkan nilai tahanan jenis.
Metode geolistrik tahanan jenis dipakai untuk mencari formasi yang mengandung
air, korelasi stratigrafi dalam lapangan minyak dan pencarian bijih yang kondusif.
Pada prinsipnya metode geolistrik tahanan jenis 2D mempunyai dasar yang
sama dengan metode geolistrik tahanan jenis 1D yang membedakan hanyalah
penggunaan konfigrasi (susunan elektroda) yang digunakan. Pada metode geolistrik
tahanan jenis 2D menggunakan konfigurasi gabungan antara Wenner dan
Schlumberger. Selain itu geolistrik tahanan jenis 2D dianggap lebih tepat digunakan
untuk teknik pertambangan karena dapat menginterpretasikan lapisan secara
vertikal dan horizontal.

Zidan Pahlevi / 112.210.166 1


1.2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari diadakannya praktikum ini dianataranya agar praktikan
dapat :
1. Mengerti dan memahami prinsip dasar dan teori dari geolistrik tahanan jenis
2D.
2. Memahami prinsip kerja alat ukur resistivitas bumi.
3. Mengetahui cara pengukuran data dan perhitungan resistivitas bumi.
4. Dapat melakukan pengolahan data dan interprestasi data resistivitas baik
secara kumulatif maupun kuantitatif.

Zidan Pahlevi / 112.210.166 2


BAB II
DASAR TEORI

2.1. Potensial Listrik Pada Bumi


Potensial listrik didefinisikan sebagai beda potensial antara dua titik. Jadi,
potensial listrik pada suatu titik didefinisikan terhadap suatu titik acuan. Kita
mengambil potensial di permukaan bumi sebagai acuan dan didefinisikan sebagai
nol. Secara konveksi, potensial elektrostatis bumi dianggap nol. Bumi dianggap
sebagai gudang muatan negatif yang tak terhingga. Jadi, sebagian besar poin berada
pada potensi positif.
Untuk mendeteksi lapisan atau endapan suatu batuan dapat digunakan acuan
(referensi) dari tabel 2.1 harga tahanan jenis dari berbagai harga tahanan jenis untuk
berbagai lapisan bumi menurut Telford.

Tabel 2.1.
Harga Tahanan Jenis Untuk Berbagai Lapisan Bumi (Telford, 1990)
No. Jenis Lapisan Harga Tahanan Jenis (Ωm)
1. Udara (Air) ~
2. Pirit (Pyrite) 0.01 – 100
3. Kuarsa (Quartz) 500 – 800.000
4. Kalsit (Calcite) 1 x 1012 – 1 x 1013
5. Garam Batu (Rock Salt) 30 – 1 x 1013
6. Granit (Granite) 200 – 10.000
7. Andesit (Andesite) 500 – 10.000
8. Basal (Basalt) 1.7 x 102 – 45 x 104
9. Gamping (Limestone) 500 – 10.000
10. Batu pasir (Sandstone) 200 – 8.000
11. Batu serpih (Shales) 20 – 2.000

Zidan Pahlevi / 112.210.166 3


Lanjutan Tabel 2.1.
No Jenis Lapisan Harga Tahanan Jenis (Ωm)
12. Pasir (Sand) 1 – 1.000
13. Lempung (Clay) 1 – 100
14. Air tanah (Ground water) 0.5 – 300
15. Air asin (Sea water) 0.2
16. Magnetit (Magnetite) 0.01 – 1000
17. Kerikil kering (Dry gravel) 600 – 10.000
18. Aluvium (Alluvium) 10 – 800
19. Kerikil (Gravel) 100 – 600

2.2. Teori Geolistrik Tahanan Jenis


Dalam menurunkan persamaan matematis untuk resistivitas (tahanan jenis)
digunakan asumsi sebagai berikut :
a. Bumi berlapis secara horizontal .
b. Tiap lapisan bersifat homogen isotropis
c. Tiap lapisan bisa dibedakan berdasarkan nilai tahanan jenis. Dimana
pemisahan lapisan yang satu dengan yang lain merupakan bidang batas antara
dua resistivitas yang berbeda. Oleh karena itu, bila pada suatu titik di
permukaan bumi diberi arus listrik (I), maka pada titik-titik lain dipermukaan
bumi terdapat suatu potensial listrik (V), kecepatan lapisan bawah, dan i (sudut
kritis refraksi). Dengan hukum snellius, yang memenuhi persamaan Laplace :

....................................................................................................... (1)
Dengan memakai logika bahwa bumi homogeny isotropis, dan koordinat yang
digunakan adalah koordinat bola, maka potensial pada suatu listrik berjarak-r dari
sumber arus yang membentuk setengah bola dapat dinyatakan sebagai berikut :

......................................................................................................(2)
Dimana ρ : adalah resistivitas (tahanan jenis medium).

Zidan Pahlevi / 112.210.166 4


2.3. Konfigurasi Elektroda resistivity 2D
Karena di bumi tidak ada tanah yang homogeny isotropis, maka tahanan jenis
yang diperoleh dari pengukuran bukan merupakan tahanan jenis sebenarnya,
melainkan tahanan jenis semu (ρa) maka persamaan (2) menjadi :

........................................................................................................(3)

Dimana K = π.n.(n+1). a adalah faktor geometri dari susunan elektroda Wenner-


Schlumberger.
Pengukuran resistivity 2D dengan konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah
konfigurasi dengan sistem aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor “n”
untuk konfigurasi ini adalah perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-
P2) dengan spasi antara P1-P2. Jika jarak antar elektroda potensial (P1 dan P2)
adalah a maka jarak antar elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a. Proses
penentuan resistivitas menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan dalam
sebuah garis lurus.
Di lapangan, harga spasi (r) diganti (a) seperti gambar 2.1, sudah ditentukan
sesuai target, dalam hal ini 10-20 m dengan n tidak lebih dari 8, sudah cukup
mewakili sehingga harga K dihitung, dari : Berapa arus (I) yang dikirimkan dalam
satuan miliampere (mA). Berapa beda potensial Δ𝑉 yang diterima dalam satuan
mili-volt (mV). Kemudian dihitung harga tahanan jenis semu (ρ) dari persamaan
(3).

Gambar 2.1.
Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger

Zidan Pahlevi / 112.210.166 5


BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Peralatan dan Perlengkapan Yang Digunakan


Adapun peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk pengukuran
resistivity 2D adalah :
1. Power Supply berupa accumulator (aki) kering, 1 buah.
2. Resistivity-meter Rhotrex TRX-2, 1 buah
3. Elektroda arus (Besi)
4. Gulungan kabel untuk arus dan beda potensial, 4 buah
5. Lembar pengisian data
6. Alat tulis dan clipboard.
7. Palu
Dalam pengukuran Geolistrik Tahanan Jenis semu dikenal beberapa susunan
elektroda (konfigurasi) yang digunakan sesuai dengan kebutuhan ataupun maksud
dari pengukuran. Susunan elektroda yang digunakan dalam kegiatan praktikum
adalah susunan Wenner - Schlumberger.

Gambar 3.1. Gambar 3.2.


Aki Kering Resistivity - meter

Zidan Pahlevi / 112.210.166 6


Gambar 3.3. Gambar 3.4.
Elektroda Tembaga Elektroda Besi

Gambar 3.5. Gambar 3.6.


Gulungan Kabel Palu

Gambar 3.7.
Meteran Gulung

3.2. Kegiatan Pengukuran


Dalam kegiatan pengukuran yang dilakukan pada acara 3 diantaranya sebagai
berikut:

Zidan Pahlevi / 112.210.166 7


3.2.1. Lokasi Pengukuran
Pengukuran untuk pengambilan data dengan metode geolistrik ini dilakukan
di lapangan sepakbola selatan gedung rektorat UPN “Veteran” Yogyakarta pada
hari Kamis, 14 September 2023.

3.2.2. Prosedur Praktikum


1. Hubungkan alat resistivity-meter Rhotrex TRX-2 dengan aki kering, lalu
sambungkan semua kabel yang menghubungkan alat dengan elektroda.
Sambungkan kabel pertama sesuai dengan jarak elektroda yang ada di lembar
laporan sementara.
2. Hidupkan alat resistivity-meter Rhotrex TRX-2 (saklar power pada posisi ON).
3. Arus dimulai diinjeksikan dengan volume kecil yang berada pada posisi 1.
Tekan tombol start, besarnya arus akan muncul di display (usahakan besar arus
lebih besar dari 10 mA agar pembacaan arus dapat stabil). Pada saat pembacaan
nilai arus ini, tombol hold ditekan, lalu arus dimatikan. Jadi pada saat
pengiriman arus, cukup membaca besarnya arus sedangkan besarnya nilai
potensial dapat dibaca setelah arus dimatikan. Biasanya berada pada posisi
AB/2 masih kecil misalkan 1,5 meter atau 2 meter, pembacaan potensial dalam
skala V, sehingga arus dikalikan 1000 untuk besaran milivolt.
4. Setelah nilai potensial dibaca, tombol hold ditekan, nilai potensial akan segera
hilang.
5. Untuk pembacaan berikutnya sama dengan poin 3 hingga 5. Sebelum
pengiriman arus, angka dibagian penerima harus selalu 0 besarnya arus dapat
diperbesar dengan menaikkan tegangan (Volt) ke posisi yang lebih tinggi
(posisi 2 atau 3), tapi selama pembacaan potensial masih cukup baik, tidak perlu
menaikkan arus, hal ini bertujuan untuk menghemat daya (baterai).
6. Pengukuran dilakukan dengan posisi elektroda potensial tetap dengan jarak a=4
m, sedangkan elektroda arus bergerak menjauhi elektroda potensial dengan
a=1,2,3,..dst, hingga mencapai titik ujung line.
7. Setelah pengukuran dilakukan beberapa kali dengan posisi elektroda potensial
tetap, maka selanjutnya elektroda potensial dipindahkan ke posisi tiik
selanjutnya dengan jarak yang sama sebelumnya, sedangkan elektroda arus
berpindah seperti pada poin 5.

Zidan Pahlevi / 112.210.166 8

Anda mungkin juga menyukai