Anda di halaman 1dari 15

POTENSI AIR TANAH DI KAMPUNG X KABUPATEN

MANOKWARI, PROVINSI PAPUA BARAT

PROPOSAL PENELITIAN

YULDY CHRISTIANI IMBO


201963028

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
UNIVERSITAS PAPUA
2022
I. Judul
Potensi Air Tanah di Kampung X Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua
Barat.

II. Latar Belakang


Air tanah adalah air di bawah permukaan bumi yang terdapat pada celah dan
ruang pori tanah atau batuan. Air tanah terbentuk dari proses hidrologi, tersimpan
dan bergerak pada lapisan yang disebut akuifer. Air tanah berasal dari air yang
meresap melalui permukaan (misalnya air hujan) dan bergerak melalui lapisan
bawah permukaan kemudian mengisi celah dan ruang pori yang terdapat pada
tanah atau batuan. Air tanah merupakan sumber daya alam yang melimpah karena
ketersediaannya di bawah permukaan sangat banyak dan dapat ditemukan hampir
di semua tempat.
Permasalahan utama ketersediaan air tanah umumnya disebabkan karena
sumur warga yang masih relatif dangkal, sehingga tidak dapat memanfaatkan air
tanah pada akuifer tertekan. Sumur warga yang masih dangkal mengalami
persoalan yaitu kekeruhan. Oleh sebab itu perlu adanya informasi terkait dengan
keberadaan air tanah yang terdapat pada akuifer tertekan. Air tanah pada akuifer
tertekan umumnya mempunyai kelebihan yaitu lebih jernih dan persediaannya
lebih banyak jika dibandingkan dengan air tanah pada akuifer bebas, sehingga
dapat digunakan untuk kepentingan yang lebih luas.

III. Masalah Penelitian


Permasalahan yang akan di teliti pada penelitian ini adalah :
1. Berapa nilai resistivitas lapisan tanah?
2. Bagaimana potensi air tanah di Kampung X?

IV. Batasan Masalah


Pada penelitian ini penulis membatasi masalah pada :
1. Menghitung nilai resistivitas lapisan tanah dengan menggunakan metode
geolistrik schlumberger.
2. Mengetahui potensi air tanah berdasarkan metode geolistrik schlumberger.
V. Tujuan Dan Manfaat
V.1 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menghitung nilai resistivitas lapisan tanah di Kampung X.
2. Menentukan letak potensi air tanah.

V.2 Manfaat
Manfaat
Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai letak potensi
air tanah di Kampung X.
VI. Tinjauan Geologi Regional
1. Peta Geologi Regional Manokwari

Gambar 6.1 Peta Regional Manokwari, Skala 1:492.000

VII. Tinjauan Pustaka


7.1 Geolistrik
Geolistrik merupakan salah satu metode geofisika yang mempelajari sifat
aliran listrik di dalam perut bumi dengan cara pendeteksian diatas permukaan
bumi. Pendeteksian di atas permukaan bumi meliputi pengukuran potensial, arus,
dan medan elektromagnetik yang terjadi secara alamiah maupun akibat injeksi
arus kedalam bumi. Metode geofisika yang sering digunakan dalam geolistrik
adalah metode tahanan jenis. Metode ini menginjeksikan arus kedalam bumi
melalui dua elektroda arus (terletak diluar konfigurasi) sehingga menimbulkan
beda potensial. Beda potensial yang diukur melalui dua elektroda potensial yang
berada didalam konfigurasi, hasil pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap
jarak elektroda yang berbeda dapat menentukan variasi harga tahanan jenis
lapisan dibawah titik ukur (sounding point). (Hendrajaya Lilik, dkk.1990)
Berdasarkan pada tujuan penyelidikan metode geolistrik tahanan jenis dapat
di bagi menjadi dua yaitu :
1. Metode resistivitas mapping, merupakan metode resistivitas yang bertujuan
untuk mempelajari variasi tahanan jenis lapisan bawah permukaan secara
horizontal. Oleh sebab itu metode ini di pergunakan pada konfigurasi
elektroda yang sama untuk semua titik pengamatan di permukaan bumi.
2. Metode resistivitas sounding, metode ini bertujuan untuk mempelajari
variasi resistivitas batuan dibawah permukaan bumi secara vertikal. Pada
metode ini pengukuran dilakukan dengan cara mengubah jarak elektroda
mulai dari jarak elektroda yang pendek hingga jarak elektroda yang panjang,
secara bertahap.
Resistivitas (tahanan jenis) adalah suatu parameter yang menunjukan tingkat
hambatannya terhadap arus listrik. Bahan yang mempunyai resistivitas besar,
berarti makin sukar dilalui arus listrik. Metode resistivitas merupakan sebuah
metode geolistrik untuk menyelidiki struktur bawah tanah berdasarkan perbedaan
resistivitas batuan. (Wahyudi, 2001)

7.2 Konfigurasi Schlumberger


Berdasarkan letak (konfigurasi) elektroda-elektroda ada beberapa jenis
konfigurasi metode geolistrik tahanan jenis, antara lain konfigurasi Wenner,
konfigurasi Schlumberger, dan konfigurasi Dipole-dipole. Dalam penelitian ini
pembahasan dikhususkan pada metode geolistrik tahanan jenis konfigurasi
Schlumberger. (Hendrajaya Lilik, dkk. 1990)
Dalam konfigurasi Schlumberger, jarak titik tengah terhadap elektroda arus
A sama dengan jarak titik tengah ke elektroda B, sepanjang s. Sedangkan
elektroda potensial M dan N terletak didalam kedua elektroda arus dan masing-
masing elektroda tersebut berjarak a dari titik tengah dengan spasi elektroda arus
jauh lebih besar dari spasi elektroda potensial. Dimana I adalah arus (mA), V
adalah tegangan (volt), AB adalah spasi elektroda arus (m), dan MN adalah spasi
elektroda potensial (m).
Injeksi arus listrik ini menggunakan dua elektroda arus A dan B yang
ditancapkan ke dalam tanah dengan jarak tertentu. Semkin panjang jarak elektroda
AB akan menyebabkan aliran arus listrik dapat menembus lapisan batuan lebih
dalam. Dengan adanya aliran arus listrik tersebut maka akan menimbulkan
tegangan listrik di dalam tanah. Tegangan listrik yang terjadi dipermuakaan tanah
diukur dengan menggunakan resistivity meter yang terhubung melalui dua buah
elektroda tegangan M dan N yang jaraknya lebih pendek dari pada jarak elektroda
AB. Bila posisi jarak elektroda AB diubah menjadi lebih besar maka tegangan
listrik yang akan terjadi pada elektroda MN ikut berubah sesuai dengan informasi
jenis batuan yang ikut terinjeksi oleh arus listrik pada kedalaman yang leih besar.
Dengan asumsi bahwa kedalaman lapisan batuan yang bisa ditembus oleh arus
listrik ini sama dengan separuh jarak AB yang bisa disebut AB/2. Potensial pada
dua elektroda arus permukaan terjadi apabila terdapat dua elektroda arus yang
dibuat dengan jarak tertentu.
Gambar 7.1 Konfigurasi Elektroda Schlumberger
Faktor geometri Schlumberger dapat dihitung menggunakan persamaan :
2 2
( AB/2) −( MN /2)
K=π (7.1)
MN
Dimana K merupakan faktor geometri, AB adalah spasi elektroda arus, dan
MN adalah spasi elektroda potensial.
7.3 Sifat Kelistrikan Batuan
Aliran arus listrik di dalam batuan dan mineral dapat digolongkan menjadi
tiga macam, yaitu konduksi secara elektronik, konduksi secara elektrolitik, dan
konduksi secara dielektrik.
a. Konduksi secara elektronik
b. Konduksi secara elektrolitik
c. Konduksi secara dielektrik
Tabel 7.1 Nilai Resistivitas Batuan (Telford,1990)
Material Resistivitas (Ωm)
Udara (air) ~
Pirit (pyrite) 0.01-100
Kwarsa (quartz) 500-800000
Kalsit(calcite) 12
1 ×10 −1 ×10
13

Garam batu (rock salt) 30−1× 1013


Granit (granite) 200-10000
Andesit (andesite) 1 ×1012−1 ×1013
Basal (basalt) 200-10000
Gamping (limestone) 500-10000
Batu pasir (sandstone) 200-8000
Batu tulis (shales) 20-2000
Pasir (sand) 1-1000
Lempung (clay) 1-100
Air tanah (ground water) 0.5-300
Air asin (sea water) 0.2
Magnetit (magnetite) 0.01-1000
Kerikil kering (dry gravel) 600-10000
Aluvium (alluvium) 10-800
Kerikil (gravel) 100-600
7.4 Air Tanah
Air tanah berasal dari bermacam sumber. Air tanah yang berasal dari
peresapan air hujan di permukaan disebut air meteorik (meteoric water). Selain
berasal dari air permukaan, air tanah dapat juga berasal dari air yang terjebak pada
waktu pembentukan batuan sedimen. Air tanah jenis ini disebut air konat (connate
water). Aktivitas magma di dalam bumi dapat membentuk air tanah, karena
adanya unsur hidrogen dan oksigen yang menyusun magma. Air tanah yang
berasal dari aktivitas magma ini disebut dengan air juvenil (juvenile water). Dari
ketiga sumber air tanah tersebut air meteorik merupakan sumber air tanah
terbesar. Air tanah ditemukan pada formasi geologi permeabel (tembus air) yang
dikenal sebagai akuifer (juga disebut reservoir air tanah, formasi pengikat air)
yang merupakan formasi pengikat air yang memungkinkan jumlah air yang cukup
besar untuk bergerak melaluinya pada kondisi lapangan yang biasa. Air tanah juga
ditemukan pada akuiklud (atau dasar semi permeabel) yaitu suatu formasi yang
berisi air tetapi tidak dapat memindahkannya dengan cukup cepat untuk
melengkapi persediaan yang berarti pada sumur atau mata air.

7.4.1 Jenis Akuifer


Akuifer adalah suatu lapisan pembawa air tanah dengan permeabilitas yang
cukup untuk menghantarkan air tanah dan ditempati air dalam jumlah yang
ekonomis. Akuifer dibagi menjadi empat bagian, diantaranya (Herlambang, 1996)
1. Akuifer bebas (Unconfined Aquifer) yaitu lapisan lolos air yang hanya
sebagian terisi oleh air dan berada di atas lapisan kedap air. Permukaan
tanah pada akuifer ini disebut dengan water table, yaitu permukaan air yang
mempunyai tekanan hidrostatik sama dengan atmosfer.

Gambar 7.3 Akuifer Bebas


2. Akuifer tertekan (Confined Aquife) yaitu akuifer yang seluruh jumlah airnya
dibatasi oleh lapisan kedap air, baik yang di atas maupun di bawah, serta
mempunyai tekanan jenuh lebih besar dari pada tekanan atmosfer.

Gambar 7.4 Akuifer Tertekan

3. Akuifer Semi tertekan (Semi Confined Aquifer) yaitu akuifer yang


seluruhnya jenuh air, dimana bagian atasnya dibatasi oleh lapisan semi lolos
air dibagian bawahnya merupakan lapisan kedap air.

Gambar 7.5 Akuifer Semi Tertekan

4. Akuifer Semi Bebas (Semi Unconfined Aquifer) yaitu akuifer yang bagian
bawahnya yang merupakan lapisan kedap air, sedangkan bagian atasnya
merupakan material berbutir halus, sehingga pada lapisan penutupnya masih
memungkinkan adanya gerakan air. Dengan demikian akuifer ini merupakan
peralihan antara akuifer bebas dengan akuifer semi tertekan.

Gambar 7.6 Akuifer Semi Bebas


7.4.2 Koefisien Kelolosan Air
Koefisien kelolosan air adalah kemampuan untuk meloloskan air di dalam
rongga-rongga batuan tanpa mengubah sifat-sifat airnya. Kelolosan air
dipengaruhi oleh kesarangan dan sifat cairan yang melaluinya. Nilai koefisien
kelolosan air dapat dilihat pada Tabel 7.2
Tabel 7.2 Harga K (koefisien kelolosan air) dari berbagai macam batuan (Morris
& Johnson, 1967 menurut TODD, 1980)
No Macam batuan K (m/hari)
1 Kerikil kasar 150
2 Kerikil menengah 270
3 Kerikil 450
4 Pasir kasar 45
5 Pasir menengah 12
6 Pasir halus 2,5
7 Batupasir menegah 3,1
8 Batupasir halus 0,2
9 Silt 0,08
10 Lempung 0,002
11 Batu gamping 0,94
12 Dolomit 0,001
13 Sekis 0,2
14 Batu sabak 0,00009
15 Tuf 0,2
16 Basalt 0,01
17 Gabro lapuk 0,2
18 Granit lapuk 1,4

VIII. Metode penelitian


Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif
merupakan prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan cara
menginterpretasi keadaan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta dan
sebagaimana keadaan sebenarnya. (Nawai,1994)
8.1 Alat Dan Bahan (Peralatan)
Alat dan bahan dalam penelitian ini dapat di lihat pada tabel 8.1 alat dan
bahan.
Tabel 8.1 Alat Dan Bahan
Jumlah
No Alat Dan Bahan
(Buah)
1 Resistivity meter MGG-1250 series 1
2 Baterai kering 1
3 Elektroda arus (stainless steel) 2
4 Eletroda potensial (terbuat dari tembaga) 2
5 Kabel penghubung elektroda arus sepanjang ±300m 2
6 Kabel penghubung elektroda potensial sepanjang ±30m 2
7 Pita ukur 100meter 2
8 Kompas geologi 1
9 Palu 3
10 GPS (global positioning system) 1
11 Payung 1
12 Kamera handphone 1
13 Tabel data pengukuran 10
14 Laptop 1
15 Papan ujian 1
8.2 Prosedur Penelitian
Adapun prosedur dalam penelitian ini sebagai berikut :

Kajian Pustaka

Survey Lokasi
penelitian

Perumusan
masalah

Desain Geolistrik Tahanan


Jenis Sounding Konfigurasi
Schlumberger
Persiapan Peralatan

Pengambilan Data

Data Primer Data Sekunder


Beda Potensial (ΔV) Data Geologi
Arus (I) Data Curah Hujan
Tahanan Jenis Semu Peta Geologi Regional
Titik Koordinat Lintasan

Pengolahan Data

Interpretasi Dan Analisis Data

Pelaporan

Gambar 8.1 Prosedur Penelitian


8.3 Variabel Pengamatan
Variabel pengamatan dalam penelitian ini berupa data I (kuat arus), data V
(beda potensial), data AB (spasi elektroda arus), data MN (spasi elektron
potensial), data datum poin dan koordinat untuk menentukan lapisan pembawa air,
serta letak kedalaman akuifer di Kampung Soribo.

8.4 Pengolahan Dan Analisis Data


1 Pengolahan Data
Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan software res2dinv untuk
mendapatkan model resistiviti 2 dimensi secara vertikal. Adapun tahapan dalam
pengolahannya yaitu sebagai berikut :

Mulai

Input Data :
Data Lapangan
(Datum Poin, MN Dan
Tahanan Jenis Semu)

Menyimpan Data
(Notepad)

Melakukan Pemodelan Menggunakan Software


Res2dinv

Penampang 2d
(Tahanan Jenis, Panjang Lintasan, Dan Kedalaman)

Selesai

Gambar 8.2 Diagram Alir Pengolahan Data


Menggunakan Software Res2dinv
2 Analisis Data
Pengolahan dan analisis data dilakukan dari hasil pengolahan komputer
dengan menggunakan software res2dinv. Software ini merupakan software yang
menggunakan algoritma least square saat proses inversi dengan model resistiviti 2
dimensi secara vertikal dengan memasukan data MN (spasi elektroda potensial),
data datum poin dan data hasil resistivitas hasil perhitungan. Interpretasi data
dilakukan dari perbedaan nilai resistivitasnya berdasarkan warna dan tabel
tahanan jenis. Kemudian dianalisis untuk menentukan litologi bawah permukaan
bumi guna mengetahui letak, kedalaman dan jenis lapisan akuifer.
DAFTAR PUSTAKA

Bakri, 2003. Identifikasi Air Tanah Melalui Teknik Geolisktrik.


Bronwer, H., 1978. Groundwater Hydrology, Mc Graw Hill Book Company, New
York, 480.
Hendrajaya Lilik, Dkk, 1990. Geolistrik Tahanan Jenis. Laboratorium Fisika
Bumi. Jurusan Fisika-Fmipa Institut Teknologi Bandung.
Margaworo Ayu, 2009. Identifikasi Batuan Dasar Di Desa Kroyo Karangmalang
Kabupaten Sragen Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Dipole-
Dipole. Jurusan Sains Fisika. Fakultas Matematika Dan Pengetahuan Alam
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai