Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Praktikum geofisika tambang dengan fokus pada metode geolistrik
resistivity 2D memiliki latar belakang yang kuat dalam industri pertambangan
yang berkembang pesat. Pertambangan adalah salah satu sektor ekonomi yang
paling penting di seluruh dunia, dan eksplorasi tambang adalah langkah kunci
dalam menemukan potensi sumber daya mineral yang berada di bawah permukaan
bumi. Namun, banyak informasi tentang struktur geologi dan komposisi lapisan
bawah permukaan tidak dapat diperoleh secara langsung. Oleh karena itu,
praktikum ini menggabungkan prinsip dasar geofisika dengan teknologi geolistrik
resistivity untuk membantu mengungkap rahasia lapisan tanah yang berpotensi
mengandung mineral berharga.

Teknik geolistrik resistivity berdasarkan pada perbedaan resistivitas bahan


yang ada di bawah permukaan. Semakin besar perbedaan resistivitasnya, semakin
mudah bagi praktisi geofisika untuk mengidentifikasi potensi lokasi tambang.
Dalam praktikum ini, peserta akan memahami prinsip-prinsip dasar yang
mengatur konsep resistivitas, sumber arus listrik, dan peralatan yang digunakan
dalam pengukuran. Mereka akan mengumpulkan data lapangan dengan
menggunakan electrode array dan kabel, dan kemudian menganalisis serta
menginterpretasi data ini untuk membuat model resistivitas 2D yang
merepresentasikan kondisi di bawah permukaan. Hasil interpretasi ini dapat
menjadi panduan berharga bagi perusahaan tambang dalam pengambilan
keputusan investasi dan pengelolaan sumber daya mineral secara efisien.

Selain memberikan landasan teoritis dan praktis dalam geofisika, praktikum


ini juga memperkenalkan aspek keberlanjutan dalam eksplorasi tambang. Peserta

Muamar Alfian Gorzi / 112.210.027 1


akan belajar bagaimana penggunaan teknik geofisika yang tepat dapat membantu
dalam manajemen sumber daya mineral yang berkelanjutan dan mengurangi
dampak lingkungan yang mungkin ditimbulkan oleh kegiatan pertambangan.
Dengan demikian, praktikum geofisika tambang dengan materi geolistrik
resistivity 2D adalah langkah penting dalam mendukung eksplorasi yang
berkelanjutan dan bertanggung jawab dalam industri pertambangan modern.

1.2. Tujuan Praktikum


Adapun tujuan pada praktikum acara III ini antara lain :
1. Mahasiswa mengerti dan memahami prinsip dasar dan teori dari geolistrik
tahanan jenis 2D.
2. Mahasiswa memahami prinsip kerja alat ukur resistivitas bumi.
3. Mahasiswa mengetahui cara pengukuran dan perhitungan resistivitas bumi.
4. Mahasiswa dapat melakukan pengolahan data dan interprestasi data
resistivitas baik secara kumulatif maupun kuantitatif.
5. Mahasiswa dapat melakukan pengolahan data dan interprestasi data
resistivitas baik secara kumulatif maupun kuantitatif.

Muamar Alfian Gorzi / 112.210.027 2


BAB II

DASAR TEORI

2.1. Potensial Listrik Pada Bumi

Untuk mendeteksi lapisan atau endapan suatu batuan dapat digunakan


acuan (referensi) dari gambar 2.1 harga tahanan jenis dari berbagai tipe batuan
secara umum.

Gambar 2.1.
Resistivitas Batuan Secara Umum

2.2. Teori Geolistrik Tahanan Jenis

Asumsi yang digunakan untuk menurunkan persamaan matematis untuk


resistivitas (tahanan jenis) adalah sebagai berikut :

Muamar Alfian Gorzi / 112.210.027 3


a. Bumi berlapis secara horizontal dan tiap lapisan bersifat homogen isotropis

Muamar Alfian Gorzi / 112.210.027 4


b. Pemisahan lapisan yang satu dengan yang lain merupakan bidang batas antara
dua resistivitas yang berbeda.

Oleh karena itu, bila pada suatu titik dipermukaan bumi diberi arus listrik (I),
maka pada titik-titik lain dipermukaan bumi terdapat suatu potensial listrik (V),
kecepatan lapisan bawah, dan i adalah sudut kritis refraksi. Dengan hukum
snellius, yang memenuhi persamaan Laplace :

....................................................................................................... (1)

Dengan memakai logika bahwa bumi homogen isotropis, dan koordinat yang
digunakan adalah koordinat bola, maka potensial pada suatu listrik berjarak-r dari
sumber arus yang membentuk setengah bola dapat dinyatakan sebagi berikut :

........................................................................................................(2)

Dimana ρ : adalah resistivitas (tahanan jenis medium).

2.3. Konfigurasi Elektroda Resistivity 2D

Karena di bumi tidak ada tanah yang homogeny isotropis, maka tahanan
jenis yang diperoleh dari pengukuran bukan merupakan tahanan jenis sebenarnya,
melainkan tahanan jenis semu (ρa) maka persamaan (2) menjadi :

........................................................................................................(3)

Dimana K = π.n.(n+1). a adalah faktor geometri dari susunan elektroda wenner


schlumberger.

Konfigurasi Wenner-Schlumberger adalah konfigurasi dengan sistem


aturan spasi yang konstan dengan catatan faktor “n” untuk konfigurasi ini adalah
perbandingan jarak antara elektroda C1-P1 (atau C2-P2) dengan spasi antara P1-
P2. Jika jarak antar elektroda potensial (P1 dan P2) adalah a maka jarak antar
elektroda arus (C1 dan C2) adalah 2na + a. Proses penentuan resistivitas
menggunakan 4 buah elektroda yang diletakkan dalam sebuah garis lurus.

Muamar Alfian Gorzi / 112.210.027 5


Di lapangan, harga spasi (r) diganti (a) seperti gambar 2.1, sudah ditentukan
sesuai target, dalam hal ini 10-20 m dengan n tidak lebih dari 8, sudah cukup
mewakili sehingga harga K dihitung, dari : Berapa arus (I) yang dikirimkan dalam
satuan miliampere (mA). Berapa beda potensial Δ𝑉 yang diterima dalam satuan
mili-volt (mV). Kemudian dihitung harga tahanan jenis semu (ρ) dari persamaan

(3).

Gambar 2.2.

Konfigurasi Elektroda Wenner-Schlumberger

Muamar Alfian Gorzi / 112.210.027 6

Anda mungkin juga menyukai