PENDAHULUAN
Kerja praktek merupakan prasyarat mahasiswa sebelum melakukan tugas
akhir dalam mencapai gelar Strata 1 berdasarkan kurikulum Program Studi
Geofisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Padjadjaran. Kerja praktek dilakukan sesuai dengan keahlian dan ilmu bidang
studi; baik secara teoritis maupun aplikatif yang dapat diaplikasikan pada dunia
kerja pada suatu instansi atau perusahaan tertentu.
1.1. LATAR BELAKANG
.
dalam proses
Lokasi Pengukuran
Lokasi akuisisi data geolistrik dilakukan di lingkungan Pasir Ipis,
Lembang, Bandung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
dimanfaatkan untuk mempelajari sifat-sifat fisika dan struktur kerak bumi yang
bertujuajn untuk mencari sumber daya alam. Salah satu metode geofisika tersbut
diantaranya metode geolistrik. Umumnya, metoda ini baik untuk eksplorasi
dangkal, sekitar 150 m.
Metoda geolistrik merupakan salah satu metoda geofisika yang
mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksinya
di permukaan bumi. Parameter yang diukur dalam pengukuran geolistrik,
diantaranya: potensial, arus, dan medan elektromagnetik yang terjadi baik secara
alamiah ataupun akibat injeksi arus ke dalam bumi. Ada beberapa metoda
geolistrik, yaitu: resistivitas (tahanan jenis), Induced Polarization (IP), Self
Potensial (SP), magnetotelluric, dan lain-lain.
Dalam metoda geolistrik resistivitas, arus listrik diinjeksikan ke dalam
bumi melalui dua elektroda arus, beda potensial yang terjadi diukur melalui dua
elektroda potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap
jarak elektroda yang berbeda kemudian dapat diturunkan variasi harga hambatan
jenis masing-masing lapisan bawah titik ukur.
Pengukuran Geolistrik dengan menggunakan metode resistivitas bertujuan
untuk menetapkan distribusi potensial listrik pada permukaan tanah. Hal tersebut
secara tidak langsung juga merupakan penentuan resisitivitas lapisan tanah.
Dalam metode geolistrik resistivitas arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi
melalui dua elektroda arus , beda potensial yang terjadi diukur melalui dua
elektroda potensial. Dari hasil pengukuran arus dan beda potensial untuk setiap
jarak elektroda yang berbeda kemudian dapat diturunkan variasi harga hambatan
jenis masing masing lapisan dibawah titik ukur. Metoda geolistrik digunakan
1. Hukum Ohm
Hukum Ohm menyatakan hubungan antara nilai tahanan yang sebanding
Dengan nilai potensial dan berbanding terbalik dengan nilai arus, dimana nilai
tahanan memiliki satuan Ohm, nilai potensial memiliki satuan volt dan arus
memiliki satuan ampere.
R=
Dengan :
= tahanan (Ohm)
= arus (Ampere)
V
I
sebagai :
Dengan
A
V
L
I
atau
A
V
L
1
= =konstan
AV
L
(2.5)
Dengan :
: Panjang bahan
: Konduktivitas (siemens/meter)
I
V1
V2
Gambar 1.2
L : Arus listrik searah
Harga tahanan jenis batuan ditentukan oleh masing masing tahanan jenis
unsur pembentuk batuan. Hantaran listrik pada batuan yang ada didekat
permukaan tanah , sebagian besar ditentukan oleh distribusi elektrolit yang ada
dalam pori pori batuan tersebut. Selain dari jenis batuan dan jumlah masing
masing unsure pembentuk batuan , tahanan jenis ditentukan juga oleh factor
factor :
1. Kesarangan (Porositas)
2. Hantaran jenis / tahanan jenis cairan yang ada dalam pori pori batuan
3. Temperatur
4. Permeabilitas atau kesanggupan suatu bahan yang mempunyai pori pori
untuk mengalirkan cairan.
2.1.2
,maka :
I
V
A
L
Mengingat
V
E
L
dan
I
J
A
(2.6)
J E
(2.7)
E V
(2.8)
J V
(2.9)
Jika muatan tersebut berada pada suhu ruangan dengan volume tertutup dengan
luas permukaan A, maka kondisi tersebut dapat ditulis :
J .dA 0
A
(2.10)
Menurut teorema Gauss yang menyatakan bahwa divergensi integral volume dari
suatu arus dalam suatu luasan akan sama dengan total muatan yang dilingkupi
oleh luasan tersebut, dan dinyatakan dengan :
.JdV 0
v
(2.11)
.V 2V 0
Jika
2V 0
2.1.3
(2.12)
( AL )
berbeda beda,
a=k
( IV )
2
1 1 1 1
r1 r2 r3 r4
Harga tahanan semu bergantung pada faktor geometri atau dengan kata
lain bergantung pada susunan elektroda yang digunakan.
1 1
r1 r2
2
1 1
r3 r4
AM BN r1 r4 b a / 2
AN BM r2 r1 b a / 2
sehingga :
b2 a
K
a 4
b 2 a V
a , s
a 4 I
Jadi,
2. Konfigurasi wenner
besar arus yang dikenakannya dan spasi dari elektrode-elektrode tersebut. Panjang
bentangan diatur sekitar 500 m untuk kedalaman duga sekitar 150 m. Dengan
menerapkan susunan elektrode Wenner ini (lihat gambar 1), bisa diperoleh hargaharga serta hubungan antara nilai tahanan jenis semu
(apparent specific
rumus:
AM . AN
MN
K 2 .MN
Nilai tahanan jenis semu dinyatakan berdasarkan hubungan berikut ini:
a K
V
V
2 .MN .
2 .a.R
I
I
Keterangan :
a
L = 3a
3. Konfigurasi dipole-dipole
I
k n( n 1)( n 2)a
Untuk konfigurasi ini:
4. Konfigurasi pole-dipole
V
a
V
5. Konfigurasi pole-pole
V
2.1.5
dihasilkan alat maka makin leluasa dalam memperbesar jarak spasi elektrode
tersebut, sehingga makin dalam lapisan yang terdeteksi atau teramati. Sedangkan,
Pada resistivitas mapping, jarak spasi elektrode tidak berubah-ubah untuk setiap
titik datum yang diamati (besarnya a tetap).
Langkah lanjut jika pada Metoda Sounding adalah memplot harga tahanan
jenis semu hasil pengukuran versus spasi elektroda pada grafik log-log. Survei ini
berguna untuk menentukan letak dan posisi kedalaman benda anomali di bawah
permukaan.
2.1.6
na
1. Power Source
Komponen yang dibutuhkan untuk melakukan pengukuran resistivitas
adalah sebuah power source, meters untuk mengukur arus dan tegangan,
elektroda, kabel dan kumparan. Kita dapat menggunakan power dc atau power ac
dengan frekuensi rendah, dianjurkan dibawah 60 Hz.
2. Elektroda dan Kabel
Dengan sumber power ac, semua elektroda yang terbuat dari baja,
alumunium atau kuningan; stainless steel merupakan kombinasi kekuatan terbaik
dan tahan terhadap korosi. Elektroda logam paling tidak harus mempunyai
panjang 0,5 m sehingga bisa ditancapkan dalam tanah beberapa cm untuk kontak
listrik yang baik. Pada permukaan yang sangat kering, kontak ini bisa diperbaiki
dengan memberi air pada elektroda.
Hubungan kabel, yang harus diisolasi seringan mungkin, tersobek pada
gulungan portable. Isolasi plastic lebih dapat menahan daripada isolasi karet,
melawan aberasi dan kelembapan; akan tetapi beberapa plastik dapat rusak dalam
cuaca dingin.
3. Resistivity Meter
Resisitivity meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur geolistrik
tahanan jenis. Sedangkan alat yang digunakan dalam pengukuran geolistrik
Induced polarization (IP) yaitu IP meter. Di jurusan Fisika Unpad terdapat tiga
lata untuk mengukur geolistrik, yaitu: Resisitivity Meter Naniura NRD22S dan
Naniura NRD22 serta Supersting Res dan IP Meter R8 Multichannel.
Resistivity Meter Naniura NRD22S dan Naniura NRD22 merupakan alat
ukur geolistrik konvensional yang masih menggunakan 1 channel (gambar 1.1).
data yang dipeoleh dari pengukuran dengan menggunakan Resistivity Naniura
NRD22S yaitu harga beda potensial (V) dan arus (I). Data V dan I ini kemudian
apparenth). Resistivity
: 12/24 V, minimal 6 AH
: 2000 mA
: 1 mA
Sistem Pembacaan
: digital
: 9 V baterai kering
Fasilitas
: 10 Mohm
: 0.1 mV 500 V
Ketelitian (accuracy)
: 0.1 mV
Kompensator kasar
: 10 x putar
Kompensator halus
: 1 x putar
Sistem pembacaan
: digital
Fasilitas pembacaan
Massa alat
: 10 kg
memori alat. Alat ini terdiri dari 1 switch box, 28 elektroda, bentangan kabel
maksimal 945 m (gambar 1.2). Di Asia Tenggara alat Supersting Res dan IP meter
R8 Multichannel ini hanya ada di Unpad dan Pusat Survey Geologi (PSG).
Beberapa kelebihan pengukuran resistivity 2D/3D dan IP 2D/3D dengan
menggunakan alat geolistrik Supersting Res dan IP Meter Multichannel, yaitu:
2.1.7
a 1 f
2 d1
a
Dimana :
AB / 2
d1
a
sedangkan untuk AB/2 kecil akan menuju resistivitas lapisan teratas. Jika
dilukiskan terhadap AB/2 d1 dengan membuat parameter lapisan tetap
akan
pencocokan kurva (curve matching / the auxiliary point method) yang bisa
dilakuakn secara manual ataupun komputerisasi. Secara manual bisa dilakukan
dengan menggunakan kurva matching dan kertas bilog, secara komputerisasi
dapat dilakukan dengan menggunakan program Resint, Resis, Resix, Resty, dan
lain-lain.
Dalam pengukuran dengan mengggunakan metoda geolistrik resistivity,
hasil pengukurannya masih merupakan tahanan jenis semu. Tahanan jenis terukur
diplot sebagai fungsi jarak elektroda memiliki bentuk yang sama dengan lengkung
teoritik jika diplot dalam skala yang sama. Lengkung ini dapat dibandingkan
langsung dengan lengkung teoritik dengan cara superposisi dengan sumbu tegak
dan datar, dengan menjaga agar kedua lengkung tersebut tetap sejajar. Kurva
lapangan ini menggmabarkan susunan batuan yang ada di bawah permukaan.
Dalam melakukan interpretasi kurva lapangan dilakukan dengan
mencocokannya terhadap kurva induk dua lapis (teoritik). Untuk interpretasi
kurva lapangan yang terdiri dari beberapa lapisan dapat digunakan kurva induk
dua lapis dan diperlukan kurva bantu. Kurva bantu diturunkan secara reduksi
dimana anggapan bahwa lapisan-lapisan bumi yang homogen dan isotropis diganti
a
dengan suatu lapisan fiktif dengan ketebalan d dan harga tahanan jenisnya
1 2 3
ini dapat dihubungkan dengan perubahan resistivitynya
1 2 3
lapisan yang resistivitasnya berubah menurut:
1 2 3
lapisan resistivitasnya berubah menurut:
4. Kurva bantu tipe Q : tipe kurva bantu ini kebalikan dari kurva tipe A,
bentuknya monoton turun dan dapat dihubungkan dngan perubahan
1 2 3
keadaan resistivitasnya dimana:
KURVA BANTU
Tipe - H
Tipe - K
AB/2
AB/2
Tipe - A
Tipe - Q
a
AB/2
AB/2
Res2Dinv
Res2dinv adalah program komputer yang secara automatis menentukan
model resistivity 2 dimensi (2-D) untuk bawah permukaan dari data hasil survey
geolistrik (Griffithsand Barker 1993). Model 2-D menggunakan program inversi
dengan teknik optimasi least-square non linier dan subroutine dari pemodelan
maju digunakan untuk menghitung nilai resistivitas semu dengan teknik finite
difference dan finite element.
Data hasil survei geolistrik disave dengan ekstensi *.dat dengan data
dalam file tersebut tersusun dalam order sebagai berikut :
Line 1 Nama dari garis survei
Line 2 Spasi elektroda terpendek
Line 3 Tipe pengukuran (Wenner = 1, Pole-Pole =2, Dipole-dipole=3, Poledipole = 4, Schlumberger = 7)
BAB III
AKUISISI DAN PENGOLAHAN DATA
3.1
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V
KESIMPULAN