Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
PERANCANGAN DESAIN DAN SIMULASI UNDERWATER ROV UNTUK UNDERWATER
WELDING DI INDONESIA

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENERAPAN TEKNOLOGI

Diusulkan oleh :
Fadilla Rafiansyah A. (04111740000049) Angkatan 2017
Jacklin Nurul Islami (04111740000038) Angkatan 2017
Inggrita Putri K. W (02411740000005) Angkatan 2017
Rizaldy Rizki P. (02411740000044) Angkatan 2017

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


SURABAYA
2020

1
PENGESAHAN PKM-PENERAPAN TEKNOLOGI

1. Judul Kegiatan : PERANCANGAN DESAIN DAN SIMULASI


UNDERWATER ROV UNTUK UNDERWATER WELDING DI INDONESIA
2. Bidang Kegiatan : PKM-T
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Fadilla Rafiansyah A.
b. NIM : 04111740000049
c. Jurusan : Teknik Perkapalan
d. Universitas/Institut/Politeknik : Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
e. Alamat Rumah/Telp/HP : Jln. Kediri Raya No.320 Depok II Tengah, Jawa Barat
/ 0896 2595 2295
f. Alamat email : fadilla71@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 3 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. NIDN :
c. Alamat Rumah dan HP :
6. Biaya Kegiatan Total
Dikti :
Sumber lain :
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 6 bulan

Surabaya, .....................
Menyetujui,
Ketua Jurusan xxxxxxxxxxxxxx ITS Ketua Pelaksana Kegiatan

() (Fadilla Rafiansyah A.)


NIP. NRP. 04111740000049

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Dosen Pendamping


Kemahasiswaan

(Prof.Dr.Ing Herman Sasongko) ()


NIP. 196010041986011001 NIDN

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
PENGESAHAN PKM-PENERAPAN TEKNOLOGI ....................................................................... 2
DAFTAR ISI ............................................................................................................................... 3
DAFTAR TABEL ........................................................................................................................ 4
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................... 5
RINGKASAN .............................................................................................................................. 6
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................. 7
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 7
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................................................. 7
1.3 Tujuan................................................................................................................................ 8
1.4 Luaran yang Diharapkan....................................................................................................... 8
1.5 Manfaat Program ................................................................................................................. 8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 9
2.2 Underwater Welding (Pengelasan Bawah Air)......................................................................... 9
2.2.1 Wet Welding (Pengelasan Basah) ..................................................................................... 9
2.2.2 Dry Welding (Pengelasan Kering)...................................................................................10
2.3 Potensi Implementasi Ide pada Industri Maritim .....................................................................10
2.4 Sensor Proximity ................................................................................................................11
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................................................12
3.1 Waktu Penelitian ................................................................................................................12
3.2 Lokasi Penelitian ................................................................................................................12
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN.................................................................................13
4.1 Anggaran Biaya..................................................................................................................13
4.2 Jadwal Kegiatan .................................................................................................................13

3
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Anggaran Biaya ...............................................................................................................13
Tabel 2 Jadwal Kegiatan ..............................................................................................................14

4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Proses Pengelasan Bawah Laut........................................................................................ 9
Gambar 2 Hyperbaric Welding ......................................................................................................10

5
RINGKASAN

6
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengelasan (welding) merupakan sebuah proses untuk menyatukan benda pada dengan
mencairkan melalui proses pemanasan (Widharto, 1996). Dari berbagai jenis welding, salah
satunya adalah underwater welding dimana pengelasan dilakukan di dalam air. Underwater
welding pada umumnya dilakukan untuk perbaikan struktur kapal, konstruksi pipa gas, pipa
minyak, dan pipa air. Seorang underwater welder diberikan bayaran Rp2,7 juta/jam, dengan
asumsi apabila bekerja selama 8 jam/hari dan dalam 1 bulan terdapat 22 hari kerja, biaya pekerja
yang perlu dibayarkan sebesar Rp 462 juta/bulan. Gaji tersebut cukup fantastis mengingat risiko
dari pekerjaan yang sangat tinggi yang mana nyawa menjadi taruhannya. Risiko tersebut sering
kali datang secara tiba tiba seperti potensi terjadinya perbedaan tekanan saat dua massa air saling
memotong (delta p) yang menyebabkan perbedaan ketinggian level air seperti halnya yang terjadi
di suatu bendungan besar sehingga menyebabkan seseorang yang ada di dalam air tidak dapat
menyelamatkan diri ke atas hingga akhirnya kelelahan untuk berusaha mencapai permukaan air
dan sudah tidak bernyawa. Disamping itu yang air yang terionisasi menjadi gas hidrogen dan
oksigen serta kedua gas tersebut melebur ke area proses pengelasan dibawah air namun
sebagiannya akan mengalir ke udara. Apabila aliran kedua gas tersebut tertahan, maka mampu
berisiko tinggi terjadinya ledakan yang beresiko bagi pekerja.
Mengingat potensi dari aktivitas underwater welding sagat berisiko terhadap keselamatan
nyawa pekerjanya, peran dari perkembangan teknologi pada masa industry 4.0 mendorong
perusahaan untuk berlomba dalam menciptakan sistem kerja yang lebih aman bagi setiap
pekerjanya. Disamping itu dengan menggantikan peran manusia dengan robot yang didukung
oleh teknologi artificial intelligence diharapkan mampu mencapai tujuan perusahaan dengan
meningkatkan produktivitas dari perusahaan. Pada PKM-T ini teknologi yang akan diajukan
berupa robot underwater welding yang mampu melakukan pengelasan bawah air untuk
menggantikan peran manusia.

1.2 Perumusan Masalah


Program Kreativitas Mahasiswa Teknologi diusulkan dalam rangka memecahkan permasalahan
sebagai berikut:
1. Bagaimana kendala kegiatan underwater welding dan potensi penggunaan underwater
ROV?
2. Bagaimana desain dan simulasi underwater ROV yang optimal untuk mengatasi potensi
permasalahan pengelasan di bawah permukaan laut?
3. Bagaimana implementasi sensor yang cocok pada underwater ROV untuk underwater
welding?

7
1.3 Tujuan
1. Mengurangi kendala yang dihadapi underwater welder
2. Mengetahui cara pembuatan dan pengoperasian underwater ROV untuk underwater
welding melalui simulasi
3. Mengetahui penggunaan sensor yang paling mendukung dalam implementasi underwater
ROV untuk underwater welder

1.4 Luaran yang Diharapkan


1. Menghasilkan underwater ROV yang khusus diciptakan untuk membantu kegiatan
underwater welding
2. Menciptakan peluang riset dan teknologi, sekaligus komersialisasi alat canggih untuk
keperluan kemajuan industri maritim Indonesia

1.5 Manfaat Program


1. Bagi Mitra Perusahaan: Mempermudah pekerjaan, mengurangi kendala, mengurangi
resiko welder saat melakukan pekerjaannya
2. Bagi Maritim Indonesia: Membantu pengembangan dan kemajuan teknologi yang sudah
ada untuk mempermudah aktivitas penunjang kemaritiman

8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Remotely Operated Underwater Vehicle
Underwater ROV sudah biasa digunakan untuk kegiatan observasi, eksplorasi, eksploitasi,
pembangunan bawah air, pemasangan pipa dan kabel dalam laut, inspeksi atau pemeriksaan untuk
keperluan perawatan dan antisipasi. Dalam berbagai aktivitas tersebut memiliki berbagai prosedur
masing – masing untuk melaksanakannya. Underwater ROV hampir selalu berperan penting dalam
aktivitas – aktivitas bawah air.
Remotely Operated Vehicle (ROV) diklasifikasikan sebagai kendaraan submersible tak
berawak yang ditambatkan ke kapal di permukaan dengan kabel; itu memiliki video kamera,
lampu, pendorong yang umumnya menyediakan tiga kemampuan manuver dimensi, sensor
kedalaman, beragam perangkat manipulatif dan akustik serta khusus instrumentasi untuk
melakukan berbagai tugas dalam berbagai bidang aplikasi. (Sahu, Ghose and Sastry, 2017)
Robot bawah air atau kendaraan bawah air tak berawak (UUV) dapat membantu kita lebih
memahami kelautan dan masalah lingkungan lainnya, lindungi sumber daya laut bumi dari polusi,
dan memanfaatkannya secara efisien untuk kesejahteraan manusia.

2.2 Underwater Welding (Pengelasan Bawah Air)


Pengelasan di dalam air (Underwater Welding) adalah pengembangan dari proses
pengelasan umum yang dilakukan di bawah air, umumnya laut. Teknik pengelasan ini sangat
diperlukan untuk industri gas & minyak bumi, pemasangan atau perbaikan pipa, kabel, tiang
pancang jembatan di bawah air serta evakuasi kapal-kapal yang tenggelam di dasar laut.
Perusahaan pengeboran minyak lepas pantai dan industri perkapalan adalah konsumen
terbesar terhadap jasa pengelasan ini. Di Indonesia sendiri masih jarang digunakan. Pengelasan di
atas permukaan air tetap menjadi prioritas utama sedangkan pengelasan di bawah air adalah
alternatif lain yang dipilih jika tidak memungkinkan dilakukan di atas permukaan air.

Gambar 1 Proses Pengelasan Bawah Laut


2.2.1 Wet Welding (Pengelasan Basah)
Pada proses pengelasan ini berlangsung dalam keadaan elektrode maupun benda
berhubungan langsung dengan air. Aplikasi pengelasan ini di kedalaman maksimal 100 m dan agar
mendapat hasil yang lebih baik biasanya welder hanya melakukan pengelasan maksimal 30 m
dibawah permukaan laut. Kekurangannya metode pengelasan basah ini memberikan hasil yang
kurang memuaskan, di samping memerlukan welder yang memiliki keahlian menyelam yang
tangguh dan memerlukan pakaian khusus untuk selam, gelembung gas yang terjadi selama proses

9
pengelasan akan sangat mengganggu pengamatan welder tersebut. Adapun proses pengelasan yang
dipakai SMAW, FCAW dan MIG.
2.2.2 Dry Welding (Pengelasan Kering)
Metode pengelasan ini tidak berbeda dengan pengelasan pada udara terbuka. Hal ini dapat
dilakukan dengan bantuan suatu peralatan yang bertekanan tinggi yang biasa disebut dengan Dry
Hyperbaric Weld Chamber, dimana alat ini secara otomatis di design kedap air seperti layak desain
kapal selam. Aplikasi pengelasan sampai kedalaman 150 m ke bawah. Seorang welder atau diver
sebelum menjalankan tugas ini tidak boleh langsung terjun pada kedalaman yang dituju, tetapi
harus menyesuaikan terlebih dahulu tekanan yang terjadi pada kedalaman tertentu sampai dapat
menyesuaikan tekanan yang terjadi pada kedalaman yang dituju, otomatis untuk pengelasan bisa
memakan waktu yang cukup lama.
Di Indonesia untuk mendapatkan pekerjaan sebagai welder bawah air tidak mudah, mereka
harus memiliki izin atau sertifikat dari badan berwenang seperti API (Asosiasi Pengelasan
Indonesia). Dan sertifikat sebagai penyelam. Lokasi pendidikan keahlian pengelasan di bawah air
pertama di Indonesia yang masih langka itu berada di Solo Techno Park. Lembaga pendidikan
yang didirikan Pemerintah Kota Surakarta didukung Kementerian Perindustrian dan Perdagangan
itu bergerak khusus di bidang pengelasan dengan standar internasional. Peserta pelatihan
pengelasan bawah air di STP dipatok dalam waktu 2-3 bulan sudah mahir dan bersertifikasi
underwater wet welding.

Gambar 2 Hyperbaric Welding

2.3 Potensi Implementasi Ide pada Industri Maritim


Industri maritim adalah kegiatan usaha yang didalamnya mengandung value added activity
yang dilakukan dalam skala penguasaan laut suatu negara demi mencapai suatu keuntungan.
Berdasarkan perkembangan industri 4.0 yang mendorong segala aktivitas mampu dilakukan secara
otomatisasi, banyak dari pada engineer yang memikirkan bagaimana perubahan kegiatan manual
menjadi sistem otomasi (penggunaan robot) khususnya pada sektor pertambangan.
ROV yang dirancang untuk kegiatan di bawah permukaan air laut, memiliki potensi besar
untuk dijadikan alat khusus dalam aktivitas maintenance bawah laut khususnya underwater
welding. Hal ini didasarkan pada kebutuhan Industri Maritim Indonesia seperti halnya industri oil
and gas.

10
2.4 Sensor Proximity
Sensor Proximity atau "Sensor Jarak" mencakup semua sensor yang dapat melakukan
deteksi non-kontak secara fisik. Proximity Sensor mengubah informasi tentang pergerakan atau
keberadaan suatu benda menjadi sinyal listrik. Sensor proximity ini memiliki 3 jenis sensor sesuai
dengan kebutuhan sebagai berikut:
• Proximity Inductive
Jenis sensor ini digunakan untuk mendeteksi adanya sebuah logam. Sensor ini akan bekerja apabila
terdapat suatu tegangan sumber, dan isolator pada sensor akan membangkitkan sebuah medan
magnet dengan frekuensi tinggi. Dengan proses ini, apabila terdapat sebuah bahan logam yang
terdeteksi oleh permukaan sensor maka medan magnet yang di hasilkan akan berubah dan
perubahan ini yang akan membuat sensor memberikan sinyal.
• Proximity Capacitive
Sensor ini sedikit berbeda dengan sensor inductive, sensor ini tidak hanya dapat mendeteksi
benda logam saja tetapi juga bisa mendeteksi benda non logam dengan mengukur perbedaan
kapasitansi medan listrik pada kapasitor. Penggunaan sensor ini biasanya digunakan pada bagian
belakang mobil untuk memudahkan mengatur posisi parker sebuah kendaraan.

• Proximity Optic Sensor


Sensor proximity optik ini mendeteksi keberadaan suatu obyek dengan cahaya biasnya atau
pantulan cayaha(refleksi) yaitu infrared. Bila terdapat benda dengan jarak yang cukup dekat
dengan sensor, maka cahaya yang terdapat pada sensor akan memantul kembali pada
penerima(receptor) sehingga penerima akan menangkap sinyal tersebut sebagai tanda bahwa ada
obyek yang melewati sensor. Salah satu implementasi sensor proximity optik ini yang paling dekat
dengan keseharian kita adalah pada penggunaan touch screen pada ponsel.
Sensor yang digunakan pada wahana adalah sensor Proximity Inductive dengan cara kerja
berdasarkan jarak obyek terhadap sensor. Ketika ada suatu obyek logam maupun non logam
mendekat pada sensor dengan jarak yang cukup dekat maka sensor akan mendeteksi obyek dan
menangkap sinyal sebagai tanda bahwa ada obyek yang melewati sensor.

11
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu Penelitian
Waktu yang diperlukan penulis dalam melakukan penelitian sekitar 5 bulan. Waktu
tersebut ditentukan berdasarkan 3 pertimbangan, yaitu durasi kegiatan penelitian, melakukan
desain produk serta simulasi prototype produk serta melakukan penilaian terkait dengan hasil uji
simulasi.
Kegiatan yang dilakukan berupa:
1. Studi Literasi
Proses pengumpulan dan analisa data data yang diperoleh serta tinjauan pustaka yang mendukung
dalam proses penyusunan PKM-T
2. Design Body
Melakukan proses pembuatan desain wahana Underwater ROV yang sesuai dengan kegiatan
Underwater Welding menggunakan aplikasi desain (CAD), dengan pertimbangan bahan material
yang digunakan, Stabilitas wahana, serta anggaran yang digunakan dalam pembuatan desain
3. Simulasi Design Body
Proses selanjutnya dari desain yang telah dibuat, dilakukan simulasi menggunakan aplikasi, untuk
menganalisa faktor faktro yang berpengaruh dengan wahana tersebut, meliputi Simulasi Gerakan,
Simulasi Tekanan, dll
4. Input Programming
Selain melakukan desain body, juga dilakukan proses input pemrogramman terhadap sensor sensor
pendukung kegiatan Underwater Welding, seperti sensor Proximity, InfraRed, ataupun SONAR.
Pada wahana ini di khususkan menggunakan Proximity Sensor sebagai sensor utama.
5. Simulasi Programming
Proses selanjutnya dari input programming yang telah dibuat, dilakukan simulasi menggunakan
aplikasi, untuk menganalisa kesalahan (error) yang terjadi terhadap sensor yang digunakan

3.2 Lokasi Penelitian


Terdapat 2 lokasi untuk pelaksanaan kegiatan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Yang
pertama di Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember sebagai tempat untuk lokasi riset. Yang
kedua di Laboratorium Hidrodinamika dimana sebagai tempat untuk melakukan simulasi produk.

12
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Berikut merupakan biaya yang dikeluarkan untuk perancangan desain dan simulasi
underwater ROV.
Tabel 1 Anggaran Biaya

NAMA BARANG HARGA JUMLAH Total


SATUAN UNIT

Akrilik (Mounting Motor, Gripper) Rp100.000 1 Rp100.000

Servo Waterproof Rp580.000 1 Rp580.000

Lock&lock (Rov Hull) Rp76.000 2 Rp152.000

Lampu Lumen Waterproof Rp15.800 2 Rp31.600

3D Print Mounting dll Rp120.000 1 Rp120.000

Arduino Nano V3 3.0 ATMEGA328P Rp40.000 2 Rp80.000

Desain PCB Rp75.000 2 Rp150.000

Komponen Elektronika (Resistor, Rp50.000 1 Rp50.000


Kapasitor, Potensio etc)

Kabel Jumper Rp1.000 20 Rp20.000

Switch DPDT Rp10.000 2 Rp20.000

Proximity Sensor Rp60.000 2 Rp120.000

Baterai LiPo 3S 1100mAH 25C Rp130.000 1 Rp130.000

Total Rp1.553.600

4.2 Jadwal Kegiatan


Berikut merupakan jadwal kegiatan dalam penyusunan perancangan dan simulasi
teknologi yang diusulkan.

13
Tabel 2 Jadwal Kegiatan

Bulan Ke-
Nama Kegiatan
1 2 3 4 5

Studi Literasi

Design Body

Simulasi Design Body

Input Programming

Programming Simulation

Penulisan Laporan

14

Anda mungkin juga menyukai