Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN

LONG TERM CONSTANT RATE TEST

Disusun Oleh:

MUHAMMAD BAGUS KHOIRUL AMRI

111.200.085

PLUG 11

LABORATORIUM HIDROGEOLOGI

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2022

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktikum Hidrogeologi

“Long Term Constant Rate Test”

Yogyakarta, 21 Oktober 2022

Disusun Oleh:

Nama : Muhammad Bagus Khoirul Amri

NIM : 111.200.085

Plug : 11

Mengetahui,
Asisten Hidrogeologi

( )

Nama : Muhammad Bagus Khoirul Amri


NIM : 111.200.085
Plug : 11 Page ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam yang
telah melimpahkan segala nikmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
laporan penelitian yang berjudul “Laporan Long Term Constant Rate Test” dengan
semaksimal mungkin. Laporan ini saya buat sebagai salah satu bentuk
pertanggungjawaban saya dalama mengikuti segala rangkaian kegiatan belajar mengajar
di Laboratorium Hidrogeologi, Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral,
UPN “Veteran” Yogyakarta Tahun Ajaran 2022/2023. Selain itu, laporan ini juga menjadi
syarat untuk mengikuti kegiatan praktikum di Laboratorium Hidrogeologi pada
pertemuan berikutnya.

Di dalam laporan ini, saya menjabarkan beberapa tujuan yang kiranya hendak
dicapai dari kegiatan praktikum di Laboratorium Hidrogeologi, khususnya pada materi
uji pemompaan bagian Long Term Constant Rate Test. Tak lupa, saya juga mengucapkan
banyak terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Hidrogeologi, staff asisten
Laboratorium Hidrogeologi 2022, dan seluruh teman–teman saya yang telah memberikan
doa, dorongan, serta bantuan kepada saya sehingga laporan ini dapat diselesaikan,
khususnya juga pada saat kegiatan lapangan dilaksanakan sebelumnya.

Terlepas dari ucapan terima kasih diatas, saya menyadari dengan sepenuhnya
bahwa di dalam kepenulisan laporan ini masih terdapat beberapa kekurangan, baik dalam
segi penyusunan kalimat, tata bahasa, penyajian data, penjelasan, maupun yang lainnya.
Oleh karena itu, saya mengharap kritik dan saran yang membangun bagi para pembaca
supaya kedepannya dapat diperbaiki kembali. Besar harapan saya, semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya pada
cabang ilmu Hidrogeologi kedepannya.

Yogyakarta, 21 Oktober 2022


Penyusun,

MUH. BAGUS KHOIRUL A


111.200.085

Nama : Muhammad Bagus Khoirul Amri


NIM : 111.200.085
Plug : 11 Page iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………..………...…...…...i
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………...………...……..ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..…..iii
DAFTAR ISI……………………………………………..………………………….....iv
DAFTAR GAMBAR……...…………………………………………..………..……..vi
DAFTAR TABEL………………………………………………………………..……vii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………….1
1.1 Latar Belakang………….…………………………………………………..1
1.2 Maksud dan Tujuan…………………………………………………………3
1.3 Batasan Masalah…………………………………………………………....3
1.4 Alat dan Bahan……………………………………………………………..3
BAB II DASAR TEORI
2.1 Long Term Constant Rate Test…………………………………………….5
2.1.1 Konsep Dasar………………………………………………………5
2.1.2 Akuifer……………………………………………………………..8
2.1.3 Aliran Tunak dan Aliran Tak Tunak……………………………….9
2.2 Sifat Fisik Akuifer…………………………………………………………10
2.2.1 Porositas……………………………………………………………10
2.3.1 Konduktivitas………………………………………………………11
2.2.3 Permeabilitas……………………………………………………….12
2.2.4 Transmisivitas……………………………………………………...12
2.2.1 Storativitas…………………………………………………………13
2.3 Metode Long Term Constant Rate Test……………………………………13
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Metode Jacob……………………………………………………………….20
3.1.1 Tabulasi Data……………………………………………………….20
3.1.2 Prosedur 1…………………………………………………………..21
3.1.3 Prosedur 2…………………………………………………………..23
3.1.4 Prosedur 3…………………………………………………………..24
3.2 Metode Kambuh Theis……………………………………………………..25

Nama : Muhammad Bagus Khoirul Amri


NIM : 111.200.085
Plug : 11 Page iv
3.2.1 Tabulasi Data…………………………………………………….25
3.2.2 Perhitungan………………………………………………………26
3.3 Metode Theis…………………………………………………………….26
3.3.1 Perhitungan………………………………………………………26

BAB IV PENUTUP……………………………………………………………..28
4.1 Kesimpulan………………………………………………………………28
4.2 Saran……………………………………………………………………..28

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Nama : Muhammad Bagus Khoirul Amri


NIM : 111.200.085
Plug : 11 Page v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Aliran air tanah pada sumur riverbank filtration……………………………6

Gambar 2. Penampang akuifer…………………………………………………………7

Gambar 3. Tipe akuifer…………………………………………………………………9

Gambar 4. Jenis pori dalam batuan…………………………………………………….10

Gambar 5. Nilai porositas dan parameter lain dalam batuan…………………………..11

Gambar 6. Kisaran konduktivitas untuk beberapa formasi geologi…………………...12

Gambar 7. Penampang akuifer tertekan selama dipompa……………………………..14

Nama : Muhammad Bagus Khoirul Amri


NIM : 111.200.085
Plug : 11 Page vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabulasi Data Metode Jacob…………………………………………………20


Tabel 2. Tabulasi Data Metode Kambuh Theis……………………………………….25

Nama : Muhammad Bagus Khoirul Amri


NIM : 111.200.085
Plug : 11 Page vii
Laboratorium Hidrogeologi 2022

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hidrogeologi merupakan salah satu cabang ilmu dari hidrologi yang didalamnya
mempelajari mengenai segala aspek tentang air tanah, baik secara keterdapatannya,
penyebarannya, dan pergerakan air tersebut di bawah permukaan bummi (Chow,
1978). Hidrogeologi didefinisikan sebagai studi mengenai hubungan antara
keberadaan, penyebaran, dan aliran air tanah dengan perspektif kegeologian (Todd,
1980 dalam Fetter, 1988). Air tanah dianggap sebagai salah satu komponen yang
terpenting dalam sebuah siklus hidrologi, dimana ia memiliki peranan cukup strategis
dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia, mulai dari keperluan minum, memasak,
mencuci, dan lain sebagainya.
Air merupakan materi atau unsur yang sangat penting bagi kehidupan di muka
bumi ini. Manusia dan semua makhluk hidup lainnya pastinya membutuhkan air
(Kodoatie dan Sjarief, 2010). Salah satu dampak yang pasti terjadi apabila tidak
terjaganya kawasan konservasi air adalah bahaya akan habisnya cadangan air tanah
dan jumlah debit limpasan permukaan pada saat musim hujan semakin besar dan
memberikan dampak yang cukup dominan di kota – kota besar, seperti Jakarta,
Surabaya, Yogyakarta, dan kota lainnya. Beberapa hal yang menjadi masalah adalah
proses pengambilan air tanah yang tidak terkontrol sehingga menyebabkan penipisan
ketersediaan air tanah, lahan terbuka hijau yang semakin berkurang, sehingga
memperburuk kondisi lingkungan dan resapan air ketika musim kemarau datang.
Air tanah dapat dianggap sebagai sejumlah air yang berada pada lapisan zona
jenuh air yang keterdapatannya sangat bergantung pada ketebalan lapisan
tanah/batuan, struktur batuan, stratigrafi, serta keadaan geomorfologi dari suatu
daerah. Selain itu, keberadaan air tanah juga sangat bergantung pada faktor lain,
seperti kondisi ruang/dimensi (permukaan dan bawah permukaan), waktu, jumlah,
dan mutu air, serta kegiatan hidrolikanya, seperti pengisian, pengambilan, dan
pengaliran air tanah (Hendaryana, 2000). Terlepas dari itu semua, pada dasarnya
dapat dikatakan jika air memanglah merupakan kebutuhan pokok bagi manusia
maupun maupun makhluk hidup lainnya. Selain air tanah, keberadaan air permukaan

Nama : Muhammad Bagus Khoirul Amri


NIM : 111.200.085
Plug : 11 Page 1
Laboratorium Hidrogeologi 2022

yang secara permanen menjadi sumber pemenuh kebutuhan hidup manusia, baik itu
air tawar, air payau, maupun air laut yang secara keseluruhan memiliki sifat fisika,
kimia, maupun biologi yang berbeda satu dengan yang lainnya,
Pemompaan air tanah yang berlebihan dapat mengakibatkan menurunnya
permukaan air tanah yang berdampak pada pengurangan gaya angkat tanah, atau
dengan kata lain akan meningkatkan nilai dari tegangan efektif dari tanah.
Peningkatan tegangan efektif tanah ini akan menyebabkan penyusutan butiran tanah
kembali dan penurunan tanah (Terzhagi dalam Danaryanto, 2010). Disamping itu,
akan terjadi proses erosi atau terangkutnya butiran di bawah muka air tanah akibat
pemompaan sumur dalam (deep well) dalam jumlah yang berlebihan.
Dari pemaparan diatas, dapat menunjukkan bahwa kegiatan eksploitasi air tanah
yang berlebihan akan mengakibatkan erosi pada bagian dalam tanah karena butiran
sedimen yang ikut terangkut pada saat pemompaan, sehingga menyebabkan
penurunan muka air tanah yang dapat terjadi secara permanen dan berkepanjangan,
serta penurunan tanah pada areal yang cukup luas (land subsidence). Oleh karena itu,
maka debit pemompaan air tanah sendiri tidak boleh melebihi potensi dari akuifernya.
Pada pengukuran debit air untuk aliran air yang bergerak (tampak alirannya),
biasanya akan menggunakan metode pengukuran dengan current meter, float, atau
metode pengukuran debit lainnya. Namun berbeda dengan sumber air yang diam,
pengukuran debit ini cocok dilakukan dengan menggunakan metode pumping test
atau uji pemompaan. Uji pemompaan merupakan metode pengukuran debit air yang
didasarkan pada pengamatan kontinuitas sumber air dan ketersediaan air dari sumber
itu sendiri. Hal yang menjadi pokok pembahasan dalam metode uji pemompaan ini
adalah besarnya perbandingan antara penurunan muka air pada saat pemompaan
terhadap kenaikan muka air pada saat recovery atau ketika pemompaan dihentikan
pada saat tenggat waktu yang sama.
Untuk mendapatkan nilai debit yang sesungguhnya dari sumber, dapat dilakukan
dengan mengalikan luas area sumber dengan tinggi kenaikan muka air rata – rata pada
saat recovery (Marechal et al, 2010 pada Wahyu Gendam Prakoso, dkk, 2014). Uji
pemompaan (pumping test) pada sumur ini diperlukan untuk mengetahui kapasitas
atau potensi dari akuifer yang ada. Hal ini penting dilakukan agar diketahui batasan
maksimum debit pemompaan yang masih aman dan tidak terjadi “over draft”.

Nama : Muhammad Bagus Khoirul Amri


NIM : 111.200.085
Plug : 11 Page 2
Laboratorium Hidrogeologi 2022

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud diadakannya penelitian ini adalah agar praktikan Laboratorium
Hidrogeologi dapat mengaplikasikan materi yang telah diberikan pada saat kegiatan
praktikum sebelumnya, khususnya pada materi uji pemompaan bagian long term
constant rate test. Tujuan dari kegiatan penelitian ini antara lain:
a. Dapat mengetahui kuantitas air yang ditentukan melalui uji pemompaan,
khususnya pada uji akuifer atau long term constant rate test
b. Dapat mengetahui langkah – langkah atau prosedur dalam long term constant rate
test menggunakan metode Jacob, Theis, dan Kambuh Theis.
c. Dapat mengetahui besarnya debit hasil dan penurunan muka air tanah (drawdown)
pada saat pemompaan, sehingga dapat digunakan untuk mencari nilai dari
transmisivitas dan storativitas
d. Dapat mengetahui parameter – parameter hidrolik dari akuifer yang dapat
menunjukkan besarnya kapasitas sumur, debit maksimum sumur, dan debit
optimum pemompaan sehingga penggunaan sumur dapat memiliki jangka waktu
yang panjang (life time).

1.3 Batasan Masalah


Dari rancangan maksud dan tujuan yang hendak dicapai sebelumnya, maka
penulis merancang beberapa rumusan masalah yang hendak diselesaikan dalam
penelitian ini, antara lain sebagai berikut:
a. Bagaimana cara mengetahui kuantitas air melalui uji pemompaan, khususnya
pada uji akuifer?
b. Bagaimana langkah atau prosedur dalam long term constant rate test
menggunakan metode Jacob, Theis, dan Kambuh Theis?
c. Bagaimana cara menentukan transmisivitas dan storativitas melalui metode –
metode yang digunakan?
d. Bagaimana cara mengetahui parameter – parameter hidrolik dari akuifer yang
menentukan life time dari sumur yang diuji?

1.4 Alat dan Bahan


Beberapa alat dan bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan desain konstruksi sumur
ini antara lain:

Nama : Muhammad Bagus Khoirul Amri


NIM : 111.200.085
Plug : 11 Page 3
Laboratorium Hidrogeologi 2022

a. Data pumping test


b. Buku lembar kerja
c. Penggaris 30 cm
d. Alat tulis lengkap
e. Drawing pen
f. Kalkulator
g. Kertas HVS
h. Kurva baku Theiss ukuran A3
i. Kalkir lembar Bilogaritma

Nama : Muhammad Bagus Khoirul Amri


NIM : 111.200.085
Plug : 11 Page 4
Laboratorium Hidrogeologi 2022

BAB II
DASAR TEORI

2.1 Long Term Constant Rate Test


2.1.1 Konsep Dasar
Uji pemompaan merupakan salah satu metode yang dapat digunakan
secara luas untuk mengetahui karakteristik teknis dan sifat hidrolik dari
akuifer yang mengandung air. Penyelidikan karakteristik akuifer ini penting
dilakukan untuk mengetahui perencanaan dan pengontrolan sumur
(Sosrodarsono dan Takeda, 2006 dalam Wahyu Gendam Santoso, 2014).
Pendugaan ketebalan dan konduktivitas hidrolik dari akuifer ini dapat
dilakukan dengan melalui kegiatan uji pemompaan sumur, baik dengan sumur
tunggal (single well) maupun dengan beberapa sumur (multiple well) atau
yang menggunakan sumur pengamat yang berada di sekitar sumur uji. Metode
pemompaan dengan beberapa sumur atau melibatkan sumur pengamat di
dekat sumur uji ini dapat memberikan hasil pendugaan nilai konduktivitas
hidrolik yang cukup akurat dengan durasi pemompaan yang relatif pendek
pada akuifer tertekan.
Pengujian akuifer (long term constant rate test) merupakan pengukuran
parameter yang arahnya horizontal terhadap sumur uji, sehingga diperlukan
beberapa sumur pengamat (observation well) disekitar sumur uji, dan pada uji
akuifer ini biasanya dapat disertai pula dengan recovery test yang merupakan
uji pemulihan dari kedudukan muka air tanah setelah proses pemompaan
dihentikan. Namun, apabila dijabarkan tujuan dari penguran akuifer ini
utamanya 2, yaitu:
a. Untuk mengetahui sifat hidrolik akuifer (koefisien keterusan /
transmisivitas akuifer T), dengan menganalisis data pengamatan. Harga
dari koefisien kelulusan air ini dapat dihitung melalui persamaan:
T = K.D
Keterangan:
K = Koefisien kelolosan air
D = Tebal dari akuifer

Nama : Muhammad Bagus Khoirul Amri


NIM : 111.200.085
Plug : 11 Page 5
Laboratorium Hidrogeologi 2022

b. Untuk menetapkan jenis akuifer, dan hasilnya bisa menambah kepastian


terhadap hasil menambah kepastian terhadap hasil analisis deskripsi
geologi, juga memberikan keterangan atas besarnya debit hasil (well yield)
dan penurunan muka air di sumur pada saat dilakukan pemompaan
(drawdown).
Hasil dari pengujian akuifer ini dapat didasarkan pada nilai koefisien
storage (S) yang menyatakan daya simpan air atau dalam kata lain apakah
akufier tersebut dapat dikatagorikan ke dalam confined aquifer, leaky aquifer
atau semi confined aquifer, atau uncocnfined aquifer.

Gambar 1. Aliran air tanah pada sumur riverbank filtration (Ray et al, 2003 dalam Wahyu Gendam
Santoso, dkk, 2014)

Dari pengukuran uji akuifer sendiri, beberapa kemungkinan dari keadaan


pengukuran debit yang dapat terjadi, antara lain sebagai berikut.
a. Apabila perbandingan dari laju penurunan muka air pada saat pemompaan
sama dengan laju kenaikan muka air ketika pemompaan dihentikan
(bernilai satu), maka besarnya debit sumber akan sama dengan besarnya
debit air yang dikeluarkan pompa.
b. Apabila perbandingan dari laju penurunan muka air pada saat pemompaan
lebih besar laju kenaikan muka air ketika pemompaan dihentikan
(bernilai satu), maka besarnya debit sumber akan lebih kecil dari besarnya
debit air yang dikeluarkan pompa.
c. Apabila perbandingan dari laju penurunan muka air pada saat pemompaan
sama dengan laju kenaikan muka air ketika pemompaan dihentikan
(bernilai satu), maka besarnya debit sumber akan lebih besar dari
besarnya debit air yang dikeluarkan pompa.

Nama : Muhammad Bagus Khoirul Amri


NIM : 111.200.085
Plug : 11 Page 6
Laboratorium Hidrogeologi 2022

Gambar 2. Penampang akuifer (Goldscheider, 2010 dalam Harjito, 2014)

Pada dasarnya, uji pemompaan melalui uji akuifer (long term constant rate
test) ini bertujuan untuk mengetahui ketetapan akuifer seperti transmisivitas
(transmissivity) dan koefisien penampungan (storativitas). Untuk menghitung
parameter – parameter ini, dilakukan beberapa tahapan pengujian akuifer atau
sering disebut dengan tahap pumping, yaitu:
a. Pemompaan Menerus
Uji pemompaan menerus dilakukan secara terus menerus dengan
debit tetap selama 45 menit. Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan
pengamatan mengenai penurunan muka air tanah dan apabila didapatkan
penurunan muka air tanah secara drastis serta mempengaruhi sumur –
sumur lain yang ada, maka akan dilakukan uji pemompaan dengan
penurunan debit (Susiloputri dan Farida, 2011).
b. Uji Kambuh (Recovery Test)
Uji kambuh ini dilakukan setelah uji menerus selesai dilakukan,
yaitu pada saat pemompaan dihentikan serta melalui pengamatan kenaikan
muka air tanah (recharger) setelah pemompaan. Pada tahapan ini, dapat
dilihat apakah terjadi pengisian air tanah kembali atau tidak (Susiloputri
dan Farida, 2011).
2.1.2 Akuifer
Lapisan pembawa air tanah atau akuifer (aquifer) berasal dari kata “aqua”
yang berarti air dan “free” yang berarti mengandung. Akuifer ini dapat
diartikan sebagai lapisan tanah atau batuan yang bersifat dapat meloloskan air
dan menyimpan, serta mengalirkannya dalam jumlah yang cukup. Pada
keadaan geologi tertentu yang berupa cekungan (basin), dengan beberapa

Nama : Muhammad Bagus Khoirul Amri


NIM : 111.200.085
Plug : 11 Page 7
Laboratorium Hidrogeologi 2022

lapisan pembawa air, dapat membentuk sebuah cekungan air tanah (Bisri,
2012). Beberapa macam akuifer yang dapat ditemui di alam dapat dibagi
berdasarkan ketebalan lapisan yang jenuh terhadap air (b), nilai transmisivitas
(T), nilai konduktivitas hidrolik (K), nilai debit pengambilan air tanah (Q), dan
kedudukan muka air tanah (h), antara lain sebagai berikut.
a. Akuifer Bebas (Unconfined aquifer), merupakan lapisan lolos air yang
hanya sebagian terisi oleh air dan berada di atas lapisan dengan sifat kedap
air / impermeable. Permukaan tanah pada akuifer ini disebut sebagai water
table (phreatic level), yaitu permukaan air yang mempunyai tekanan
hidrostatik yang nilainya sama dengan atmosfer.
b. Akuifer Tertekan (Confined aquifer), merupakan akuifer yang seluruh
jumlahnya air dibatasi oleh lapisan kedap air, baik yang diatas maupun di
bawah, serta memiliki tekanan jenuh yang lebih besar daripada tekanan
atmosfer, sehingga dapat disebut sebagai pressure aquifer (Suharyadi,
1984). Pada lapisan pembatasnya, dapat dipastikan tidak ditemukan
adanya sirkulasi atau pergerakan air yang mengalir (no flux).
c. Akuifer Semi Tertekan (Semi confined aquifer), merupakan akuifer yang
seluruhnya bersifat jenuh air, dimana bagian atasnya dibatasi oleh lapisan
semi permeable dan dibawahnya merupakan lapisan kedap air /
impermeable.
d. Akuifer Semi Bebar (Semi Unconfined Aquifer), merupakan akuifer yang
bagian bawahnya merupakan lapisan kedap air / impermeable, sedangkan
bagian atasnya merupakan material berbutir halur, sehingga pada lapisan
penutupnya masih memungkinkan adanya sirkulasi atau pergerakan air.
Sehingga, akuifer jenis ini dapat dikatakan sebagai akuifer peralihan
antara akuifer bebas dan akuifer semi tertekan.

Nama : Muhammad Bagus Khoirul Amri


NIM : 111.200.085
Plug : 11 Page 8
Laboratorium Hidrogeologi 2022

Gambar 3. Tipe akuifer (Arsyad, 2017)

2.1.3 Aliran Tunak dan Tak Tunak


Aliran tak tunak (non steady aquifer) merupakan kecepatan aliran fluida
yang dipengaruhi oleh perubahan waktu. Aliran dengan kondisi muka air
tanah yang belum stabil dan muka air tanah pada saat pemompaan
berlangsung masih dapat berubah terhadap parameter waktu. Kondisi aliran
ini terjadi pada saat pemompaan hingga kondisi alirannya steady. Pada aliran
tak tunak ini berlaku:
𝜕𝑦
≠ 0
𝜕𝑡

Aliran tunak (steady aquifer) merupakan kecepatan aliran fluida yang tak
dipengaruhi oleh perubahan waktu. Dalam kondisi ini, aliran akan mempunyai
muka air yang sudah stabil, dimana tidak ditemukan adanya perubahan muka
air tanah berdasarkan parameter waktu pada saat proses pemompaan
berlangsung. Pada aliran tunak ini berlaku:
𝜕𝑦
= 0
𝜕𝑡

Nama : Muhammad Bagus Khoirul Amri


NIM : 111.200.085
Plug : 11 Page 9
Laboratorium Hidrogeologi 2022

2.2 Sifat Fisik Akuifer


2.2.1 Porositas
Porositas merupakan rasio atau perbandingan dari volume pori dengan
volume total dari tubuh batuan. Porositas sendiri biasanya dinyatakan dalam
bentuk persentase per volume batuan total. Menurut Freeze & Cherry (1979),
pengukuran nilai porositas ini dapat dilakukan dengan membuat suatu sampel
batuan menjadi jenuh, mengukur volume total dan massanya, kemudian
mengeringkan sampel tersebut pada oven. Berat dari air yang hilang ini dapat
diubah menjadi volume dengan membaginya terhadap massa jenis air.

Gambar 4. Jenis pori dalam batuan (Arsyad, 2017)

Porositas dapat dinyatakan dalam persamaan :

Keterangan:
n = Porositas (%)
Vv = Volume pori dalam batuan
VT = Volume total dalam batuan

Nama : Muhammad Bagus Khoirul Amri


NIM : 111.200.085
Plug : 11 Page 10
Laboratorium Hidrogeologi 2022

Gambar 5. Nilai porositas dan parameter lain dalam batuan (Delleur, 1999 dalam Arsyad, 2017)

2.2.2 Konduktivitas
Konduktivitas atau koefisien permeabilitas merupakan ukuran dari
kemampuan media berpori untuk meloloskan fluida yang melewati atau
mengalir pada pori – porinya. Nilai dari konduktivitas hidrolik ini tergantung
dari jenis media berpoti serta fluida yang melewatinya dengan dimensi yang
sama dengan kecepatan, yaitu LT-1. Konduktivitas ini tergantung pada ukuran
rata – rata pori yang dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk
partikel, dan struktur tanah. Secara garis besar, makin kecil ukuran butir
penyusun batuan, maka makin kecil pula ukuran pori dan makin rendah pula
permeabilitasnya (Craig, 1991). Dari segi gradasi butiran, batuan dengan
sortasi butiran yang baik akan memiliki nilai konduktivitas hidrolik yang lebih
kecil daripada batuan dengan sortasi butiran yang buruk. Hal ini terjadi karena
pada batuan dengan sortasi atau derajat pemilahan yang baik, ruang pori yang
terbentuk diantara partikel kasar dapat tertutupi oleh partikel yang lebih halus.
Jika konduktivitas hidrolik pada dasarnya sama di daerah mana pun, akuifer
di daerah itu dikatakan homogen. Jika di sisi lain, konduktivitas hidrolik
berbeda dari satu bagian daerah ke daerah lainnya, akuifer dikatakan
heterogen. Konduktivitas hidrolik juga berbeda pada arah yang berbeda pada
suatu tempat di akuifer. Jika konduktivitas hidrolik pada dasarnya sama di

Nama : Muhammad Bagus Khoirul Amri


NIM : 111.200.085
Plug : 11 Page 11
Laboratorium Hidrogeologi 2022

semua arah, akuifer dikatakan isotropik Jika berbeda pada arah yang berbeda,
akuifer dikatakan anisotropik.

Gambar 6. Kisaran konduktivitas untuk beberapa formasi geologi (Muhammad Hamzah, dkk, 2008)

2.2.3 Permeabilitas
Permeabilitas merupakan kemampuan batuan untuk meloloskan fluida
yang mengalir melalui pori – porinya. Batuan yang bersifat permeable akan
memiliki rongga pori yang saling berhubungan satu sama lainnya, sehingga
dapat meloloskan fluida yang meresap. Sedangkan batuan yang bersifat
impermeable tidak dapat meloloskan fluida yang berusaha meresap pada pori
– porinya.
Secara kualitatif, permeabilitas dinyatakan sebagai kapasitas batuan
berpori atau tanah melewatkan cairan, bukaan pori interkoneksi yang besar
dikaitkan dengan permeabilitas tinggi, sementara bukaan pori kecil yang tidak
berhubungan dikaitkan dengan permeabilitas rendah. Batuan berukuran butir
pasir hingga kerikil dengan bukaan pori interkoneksi yang besar memiliki
porositas dan permeabilitas tinggi. Batulempung cenderung memiliki
porositas tinggi, tapi bukaan yang sangat kecil cenderung menghalangi
jalannya air. Oleh karena itu, batulempung akan memiliki tingkat
permeabilitas yang lebih rendah jika dibandingkan dengan batupasir atau
kerikil.
2.2.4 Transmisivitas
Transmisivitas atau dapat disebut sebagai koefisien keterusan air
(coefficient of transmissivity) merupakan banyaknya air yang dapat mengalir
melalui suatu bidang vertikal setebal akuifer, selebar satuan panjang (Bisri,

Nama : Muhammad Bagus Khoirul Amri


NIM : 111.200.085
Plug : 11 Page 12
Laboratorium Hidrogeologi 2022

2012). Koefisien keterusan air ini dapat diketahui melalui uji pemompaan
(pumping test) atau melalui perhitungan secara teoritis. Koefieisn keterusan
air ini dapat dinyatakan dalam persamaan :
T = K.D
Keterangan :
T = Koefisien keterusan atau transmisivitas akuifer (m3/hari)
K = Koefisien kelolosan air (m/hari)
D = Tebal dari akuifer (m)
2.2.5 Storativitas
Storativitas merupakan volume air yang dapat dilepaskan dari
penyimpanan butir akuifer per satuan luas permukaan akuifer per unit
penurunan komponen hydraulic head yang normal ke atas permukaan
tersebut. Pada kolom dengan posisi vertikal satuan area yang meluas melewati
akuifer tertekan, storativitas dapat dianggap sebagai volume air yang
dilepaskan dari akuifer saat permukaan piezometric turun di atas satu unit
jarak. Storativitas ini dapat dinyatakan dalam persamaan :

Storativitas melibatkan volume air per volume akuifer, kuantitas itu tidak
berdimensi. Nilai-nilainya di akuifer tertekan berkisar antara 5 x 10-5 sampai
5 x10-3

2.3 Metode Long Term Constant Rate Test

Pada saat melakukan pemompaan sumur yang benar – benar menembus akuifer
tertekan secara penuh, pengaruh dari pemompaan akan semakin meluas keluar secara
radial dari sumur seiring dengan bertambahnya waktu, dan air yang dipompa akan
ditarik sepenuhnya dari tempat penyimpanan pada lapisan akuifer. Secara teori,
karena air yang dipompa harus berasal dari pengurangan penyimpanan (sorage) di
dalam akuifer, maka aliran taktunak (unsteady) bisa saja terjadi. Namun dalam
prakeiknya, aliran air kedalam sumur dianggap menjadi sangat kecil terhadap waktu
selama perubahan drawdown sehingga aliran dianggap dalam kondisi tunak (steady).

Nama : Muhammad Bagus Khoirul Amri


NIM : 111.200.085
Plug : 11 Page 13
Laboratorium Hidrogeologi 2022

Gambar 7. Penampang akuifer tertekan selama dipompa

a. Metode Jacob
Penggunaan metode analisa Jacob untuk uji akuifer tertekan ini didasarkan
pada kesesuaian antara kondisi dari geohidrologi di lapangan dengan persyaratan
dan pengambilan anggapan yang sudah ditetapkan di dalam penerapan metode
analisa Theis serta sifat hidrolik yang akana dicari nantinya. Informasi mengenai
karakteristik geohidrologi harus dapat memberikan gambaran mengenai
ketebalan, litologi, stratifikasi, kedalaman, ketinggian, kemenerusan, dan luasan
dari akuifer dan lapisan – lapisan yang mengekangnya. Untuk menganalisis dan
mengevaluasi karakteristik hidrolik dari akuifer tertekan dengan metode Jacob,
diperlukan tahapan kegiatan sebagai berikut.
1) Prosedur I
Penerapan Prosedur I pada pengujian di lapangan memerlukan satu sumur
uji dan paling sedikit satu sumur observasi atau pisometer dengan jarak r
terhadap sumur uji, sehingga sumur observasi atau pisometer ini masih berada
di dalam radius pengaruh uji pemompaan. Langkah pengerjaannya adalah
sebagai berikut.
a) Siapkan kertas grafik semi-log
b) Buat tabel surutan s untuk berbagai waktu t secara berurutan dari data uji
pemompaan di lapangan

Nama : Muhammad Bagus Khoirul Amri


NIM : 111.200.085
Plug : 11 Page 14
Laboratorium Hidrogeologi 2022

c) Plot titik pasang s dan t pada kertas grafik semi log (dengan sumbuh s
tegak berskala linier dan sumbu t mendatar berskala log)
d) Buat grafik garis lurus pada kertas semilog tersebut melalui titik-titik
pasang nilai s terhadap t
e) Tarik garis lurus hingga memotong sumbu t
f) Dapatkan koordinat titik potong yaitu (s,t) = (0, t0)
g) Tentukan ∆s sebagai penurunan setiap 1 daur log t dari garis lurus yang
terlukis
h) Masukkan nilai Q dan ∆s untuk memperoleh nilai T atau kD dari
persamaan :

i) Tentukan nilai S1 dengan memasukkan nilai T yang baru diperoleh dari


nilai (t0) ke dalam persamaan berikut.

j) Periksa hasil nilai T dan S dengan persamaan sebelumnya, apakah sudah


memenuhi ketentuan u < 0.01 dengan data lebih dari 5. Jika tidak
memenuhi maka metode Jacob I tidak boleh digunakan, maka gunakan
metode Theis.
2) Prosedur II
Penerapan prosedur II pada pengujian di lapangan memerlukan satu sumur
uji dan paling sedikit tiga sumur observasi atau pisometer dengan jarak r
terhadap sumur uji, sehingga sumur observasi atau pisometer ini masih berada
di dalam radius pengaruh uji pemompaan. Langkah pengerjaannya adalah
sebagai berikut.
a) Siapkan kertas grafik semi log
b) Buat tabel surutan s untuk berbagai waktu t secara berurutan dari data uji
pemompaan di lapangan dan data dari sumur observasi atau piezometer
c) Ambil untuk t tertentu yang cukup lama
d) Tentukan nilai s untuk masing maisng sumur observasi atau piezometer
tersebut

Nama : Muhammad Bagus Khoirul Amri


NIM : 111.200.085
Plug : 11 Page 15
Laboratorium Hidrogeologi 2022

e) Plot titik pasang s dan r pada kertas grafik semi log


f) Buat grafik garis lurus pada kertas grafik semi log tersebut yang melalui
titik – titik pasang nilai s terhadap r untuk semua sumur observasi atau
piezometer
g) Perpanjang garis lurus hingga memotong sumbu logaritmik (s=0)
h) Dapatkan koordinat titik potong, yaitu (s, r) = (0, r0)
i) Tentukan nilai ∆s untuk satu siklus log r
j) Masukkan ∆s dan Q untuk memperoleh nilai T ke dalam persamaan
berikut.

k) Tentukan nilai S dengan memasukkan nilai T yang baru diperoleh dan


nilai r02 ke dalam persamaan berikut.

k) Periksa hasil nilai T dan S tersebut dengan persamaan tersebut, apakah


sudah memenuhi ketentuan u < 0,01, jika tidak memenuhi maka metode
Jacob III tidak boleh digunakan. Gunakan metode Theis.
3) Prosedur III
Penerapan Prosedur III pada pengujian di lapangan memerlukan satu
sumur uji dan paling sedikit satu sumur observasi atau pisometer dengan jarak
r terhadap sumur uji, sehingga sumur observasi atau pisometer ini masih
berada di dalam radius pengaruh uji pemompaan. Langkah pengerjaannya
adalah sebagai berikut.
a) Siapkan kertas grafik semi-log
b) Buat tabel surutan s untuk berbagai waktu t secara berurutan dari data uji
pemompaan di lapangan dan data dari masing – masing sumur observasi
atau piezometer
c) Plot titik pasang s dan t/r2 pada kertas semu log (dengan sumbu s tegak
berskala linier dan sumbu t/r2 berskala log)
d) Tarik garis lurus hingga memotong sumbu t/r2
e) Dapatkan koordinat titik potong, yaitu (s, t/r2) = (0, (t/r2)0)

Nama : Muhammad Bagus Khoirul Amri


NIM : 111.200.085
Plug : 11 Page 16
Laboratorium Hidrogeologi 2022

f) Tentukan nilai ∆s sebagai penurunan untuk tiap 1 daur log t/r2 terhadap
garis lurus yang dibuat
g) Masukkan nilai Q dan ∆s untuk memperoleh nilai T atau kD ke dalam
persamaan berikut.

h) Tentukan nilai S dengan memasukkan nilai T yang baru diperoleh dari


nilai (t/r2)0 ke dalam persamaan berikut.

i) Periksa hasil nilai T dan S tersebut dengan persamaan tersebut, apakah


sudah memenuhi ketentuan u < 0,01, jika tidak memenuhi maka metode
Jacob III tidak boleh digunakan. Gunakan metode Theis
b. Metode Kambuh Theis
Metode Kambuh Theis dapat digunakan untuk melakukan proses evaluasi uji coba
pemulihan atau recovery test setelah pemompaan dihentikan. Setelah uji coba
pemompaan ini dihentikan, maka tingkat drawdown atau penurunan muka air dalam
sumur akan berhenti dan permukaan air tanah akan naik kembali. Proses naiknya
muka air tanah tersebut dapat diukur dan dinyatakan sebagai penurunan sisa (residual
drawdown), Sd’ yaitu perbedaan antara muka air tanah semula sebelum uji coba
pemompaan dimulai dengan muka air tanah yang diukur pada waktu t’ setelah
pemompaan dihentikan.
Metode Kambuh Cooper Jacob (1946) dapat digunakan untuk menghitung nilai
dari transmisivitas. Metode ini sendiri memiki keuntungan, dimana debit pengisian
kembali (recharger) setelah pemompaan akan selalu sama dengan rata – rata debit
pada waktu uji pemompaan. Hal ini akan menandakan variasi drawdown yang terjadi
pada saat uji coba pemompaan (akibat perbedaan debit yang diakibatkan oleh
karakteristik pompa) tidak akan terjadi pads saat uji coba pemulihan. Selama
pemulihan beriangsung, penurunan sisa Sd dinyatakan dalam persamaan sebagai
berikut:

Nama : Muhammad Bagus Khoirul Amri


NIM : 111.200.085
Plug : 11 Page 17
Laboratorium Hidrogeologi 2022

Prosedur yang perlu dilakukan untuk menerapkan metode ini adalah sebagai berikut:
1) Siapkan kertas grafik semi-log
2) Plotkan data penurunan sisa Sd terhadap t/t'.Sd pada sumbu Y dengan skala linear
dan t/t' pada sumbu X dengan skala logaritmik.
3) Tarik garis lurus yang paling mewakili melalui titik-titik data yang didapat. Baca
selisih Sd’ dalam satu siklus logaritma t/t', sebut (Sd’)o.
4) Hitung T melalui persamaan rumus diatas
5) Ulangi prosedur diatas untuk semua piezometer
c. Metode Theiss
Metode Theiss ini berlaku untuk akuifer tertekan yang memiliki aliran tak tunak
atau dalam keadaan yang tidak setimbang (unsteady state flow). Di dalam aliran ini,
terdapat perubahan drawdown yang Bersama berlalunya waktu pemompaan sendiri
tidak dapat diabaikan. Terdapat beberapa asumsi yaitu air yang dikeluarkan dan
penyimpangan langsung diikuti dengan penurunan ambang pizeometrik dan diamater
sumur pompa sangat kecil sehingga faktor penyimpanan didalam sumur dapat
diabaikan. Dalam metode ini, terdapat prosedur dalam pengerjaannya, antara lain
sebagai berikut.

a. Persiapkan grafik fungsi theiss, yaitu nilai 1/u vs W(u) dalam skala double
logaritmik. Sumbu x memuat 1/u dan sumbu Y memuat W(u)
b. Plotkan nilai t/r² Vs sd yang diperoleh dari semua pizeometer, juga dalam skala
double logaritmik. t/r² dalam sumbu X dan sd dalam sumbu Y. Persiapkan gambar
ini dengan skala yang sama dengan grafik fungsi theiss yang dipersiapkan.
c. Tempatkan template yang dipersiapkan diatas ploting data t/r² Vs sd dengan
menjaga sumbu sumbu koordinat kedua grafik selalu sejajar, geser tenplate
hingga titik titik data jumlah sedekat mungkin dengan kurva fungsi
d. Kemudian pilih sembarang titik A yang overlap pada kedua grafik tersebut. Baca
nilai W(u), t/u, sd, dan t/r² dari titik A. Untuk memudahkan perhitungan, pilih titik
1 saja yang terletak padaW(u) = 1 dan 1/u = 10
e. Substitusikan nilai W(u), sd dan Q kedalam persamaan :

Nama : Muhammad Bagus Khoirul Amri


NIM : 111.200.085
Plug : 11 Page 18
Laboratorium Hidrogeologi 2022

Q
T= 𝑊(𝑢)
4 x π x Δs
f. Hitung S juga melalui persamaan yang telah ditemukan dengan
mensumbstitusikan nilai T yang sudah ditemukan sebelumnya.
t
4 x π x T x ( 2)o
r
S=
1/u

Nama : Muhammad Bagus Khoirul Amri


NIM : 111.200.085
Plug : 11 Page 19
Laboratorium Hidrogeologi 2022

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Metode Jacob


3.1.1 Tabulasi Data
Tabel 1. Tabulasi Data Metode Jacob
Kode Sumur : W-022 Jenis Aquifer : Confined
Meter Sumur : 12 inch Aliran Air : Unsteady State
Jarak Sumur Pengamat (r) : 90 m r2 : 8100m
UJI PEMOMPAAN
Waktu Debit (Q) Pengukuran
t/r2 (menit/m2) Un
(t) menit Liter/detik Muka air (m) Penurunan (m)
0 3,68 0,72 0 0 0
1 0,76 0,04 0,000123457 2,25
4 0,87 0,15 0,000493827 0,5625
8 1,16 0,44 0,000987654 0,28125
12 1,36 0,64 0,001481481 0,1875
16 1,56 0,84 0,001975309 0,140625
19 1,63 0,91 0,002345679 0,11842105
21 1,78 1,06 0,002592593 0,10714286
23 1,82 1,1 0,002839506 0,09782609
24 1,94 1,22 0,002962963 0,09375
26 2,07 1,35 0,003209877 0,08653846
29 2,13 1,41 0,003580247 0,07758621
35 2,21 1,49 0,004320988 0,06428571
39 2,34 1,62 0,004814815 0,05769231
43 2,46 1,74 0,005308642 0,05232558
48 2,53 1,81 0,005925926 0,046875
58 2,62 1,9 0,007160494 0,0387931
69 2,73 2,01 0,008518519 0,0326087
317,952
75 2,81 2,09 0,009259259 0,03
83 2,92 2,2 0,010246914 0,02710843
94 3,04 2,32 0,011604938 0,02393617
103 3,15 2,43 0,012716049 0,02184466
115 3,25 2,53 0,014197531 0,01956522
134 3,32 2,6 0,01654321 0,01679104
153 3,37 2,65 0,018888889 0,01470588
163 3,45 2,73 0,020123457 0,01380368
183 3,58 2,86 0,022592593 0,01229508
230 3,64 2,92 0,028395062 0,00978261
243 3,71 2,99 0,03 0,00925926
253 3,88 3,16 0,031234568 0,00889328
279 3,91 3,19 0,034444444 0,00806452
288 4,15 3,43 0,035555556 0,0078125
312 4,23 3,51 0,038518519 0,00721154
357 4,65 3,93 0,044074074 0,00630252
361 4,83 4,11 0,044567901 0,00623269

Nama : Muhammad Bagus Khoirul Amri


NIM : 111.200.085
Plug : 11 Page 20
Laboratorium Hidrogeologi 2022

3.1.2 Prosedur 1
Dalam prosedur 1 ini, persamaan yang digunakan setelah melakukan plot
data waktu (t) dan penurunan (s) pada grafik semi log, antara lain :

2.3 x Q 2.25 x T x to 2.25 x to


T = 4 x π x Δs S= Un=
r2 x1440 4 x tn

Sebagai syarat untuk mencari nilai transmisivitas (T) dan storativitas (S)
menggunakan metode Jacob, khususnya pada prosedur I ini terdapat syarat
yang harus dipenuhi, yaitu nilai Un < 0,01 harus berjumlah minimal 5 data.
Apabila syarat ini terpenuhi, maka nilai transmisivitas (T) dan storativitas (S)
dapat dicari menggunakan persamaan metode Jacob.
Dari prosedur 1, diketahui beberapa nilai parameter sebagai berikut.

to = 4 s Δs = 1,7 Q = 317,952 m³/hari


t1 = 9 s S1 = 0,7 π = 3,14
t2 = 90 s S2 = 2,5 r² = 8100
Maka, untuk memenuhi syarat Un<0,01 minimal 5 data dilakukanlah beberapa
perhitungan terhadap nilai Un.
2,25 𝑥 𝑡0 2,25 𝑥 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
• 𝑈1 = = = 2.25
4 𝑥 𝑡1 4 𝑥 1 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2,25 𝑥 𝑡0 2,25 𝑥 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
• 𝑈4 = = = 0.5625
4 𝑥 𝑡4 4 𝑥 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2,25 𝑥 𝑡0 2,25 𝑥 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
• 𝑈8 = = = 0.28125
4 𝑥 𝑡8 4 𝑥 8 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2,25 𝑥 𝑡0 2,25 𝑥 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
• 𝑈12 = = = 0.1875
4 𝑥 𝑡12 4 𝑥 12 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2,25 𝑥 𝑡0 2,25 𝑥 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
• 𝑈16 = = = 0.140625
4 𝑥 𝑡16 4 𝑥 16 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2,25 𝑥 𝑡0 2,25 𝑥 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
• 𝑈19 = = = 0.118421
4 𝑥 𝑡19 4 𝑥 19 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2,25 𝑥 𝑡0 2,25 𝑥 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
• 𝑈21 = = = 0.107142
4 𝑥 𝑡21 4 𝑥 21 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2,25 𝑥 𝑡0 2,25 𝑥 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
• 𝑈23 = = = 0.097826
4 𝑥 𝑡23 4 𝑥 23 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2,25 𝑥 𝑡0 2,25 𝑥 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
• 𝑈24 = = = 0.09375
4 𝑥 𝑡24 4 𝑥 24 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2,25 𝑥 𝑡0 2,25 𝑥 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
• 𝑈26 = = = 0.086538
4 𝑥 𝑡26 4 𝑥 26 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2,25 𝑥 𝑡0 2,25 𝑥 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
• 𝑈29 = = = 0.077586
4 𝑥 𝑡29 4 𝑥 29 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Nama : Muhammad Bagus Khoirul Amri


NIM : 111.200.085
Plug : 11 Page 21
Laboratorium Hidrogeologi 2022

2,25 𝑥 𝑡0 2,25 𝑥 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡


• 𝑈35 = = = 0.064285
4 𝑥 𝑡35 4 𝑥 35 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2,25 𝑥 𝑡0 2,25 𝑥 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
• 𝑈39 = = = 0.05769231
4 𝑥 𝑡39 4 𝑥 39 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2,25 𝑥 𝑡0 2,25 𝑥 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
• 𝑈43 = = = 0.052325
4 𝑥 𝑡43 4 𝑥 43 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2,25 𝑥 𝑡0 2,25 𝑥 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
• 𝑈48 = = = 0.046875
4 𝑥 𝑡48 4 𝑥 48 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2,25 𝑥 𝑡0 2,25 𝑥 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
• 𝑈58 = = = 0.0387931
4 𝑥 𝑡58 4 𝑥 58 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2,25 𝑥 𝑡0 2,25 𝑥 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
• 𝑈69 = = = 0.0326087
4 𝑥 𝑡69 4 𝑥 69 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2,25 𝑥 𝑡0 2,25 𝑥 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
• 𝑈75 = = = 0.03
4 𝑥 𝑡75 4 𝑥 75 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2,25 𝑥 𝑡0 2,25 𝑥 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
• 𝑈83 = = = 0.02710843
4 𝑥 𝑡83 4 𝑥 83 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2,25 𝑥 𝑡0 2,25 𝑥 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
• 𝑈94 = = = 0.0239361
4 𝑥 𝑡94 4 𝑥 94 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2,25 𝑥 𝑡0 2,25 𝑥 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
• 𝑈103 = = = 0.0218446
4 𝑥 𝑡22 4 𝑥 103 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2,25 𝑥 𝑡0 2,25 𝑥 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
• 𝑈115 = 4 𝑥 𝑡115 = = 0.019565
4 𝑥 115 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2,25 𝑥 𝑡0 2,25 𝑥 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
• 𝑈134 = = = 0.016791
4 𝑥 𝑡134 4 𝑥 134 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2,25 𝑥 𝑡0 2,25 𝑥 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
• 𝑈153 = = = 0.014705
4 𝑥 𝑡153 4 𝑥 153 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2,25 𝑥 𝑡0 2,25 𝑥 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
• 𝑈163 = = = 0.0138036
4 𝑥 𝑡163 4 𝑥 163 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2,25 𝑥 𝑡0 2,25 𝑥 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
• 𝑈183 = = = 0.012295
4 𝑥 𝑡183 4 𝑥 183 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2,25 𝑥 𝑡0 2,25 𝑥 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
• 𝑈230 = = = 0.00978261
4 𝑥 𝑡230 4 𝑥 230 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2,25 𝑥 𝑡0 2,25 𝑥 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
• 𝑈243 = = = 0.00925926
4 𝑥 𝑡243 4 𝑥 243 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2,25 𝑥 𝑡0 2,25 𝑥 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
• 𝑈253 = = = 0.00889328
4 𝑥 𝑡253 4 𝑥 253 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2,25 𝑥 𝑡0 2,25 𝑥 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
• 𝑈 279 = 4 𝑥 𝑡 279 = = 0.00806452
4 𝑥 279 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2,25 𝑥 𝑡0 2,25 𝑥 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
• 𝑈288 = = = 0.0078125
4 𝑥 𝑡288 4 𝑥 288 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2,25 𝑥 𝑡0 2,25 𝑥 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
• 𝑈312 = 4 𝑥 𝑡312 = = 0.00721154
4 𝑥 312 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2,25 𝑥 𝑡0 2,25 𝑥 4 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
• 𝑈357 = = = 0.00630252
4 𝑥 𝑡357 4 𝑥 357 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
2,25 𝑥 𝑡0 2,25 𝑥 4𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
• 𝑈361 = = = 0.00623269
4 𝑥 𝑡361 4 𝑥 361 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Nama : Muhammad Bagus Khoirul Amri


NIM : 111.200.085
Plug : 11 Page 22
Laboratorium Hidrogeologi 2022

Karena memenuhi syarat Un<0,01 minimal 5 data, maka perhitungan nilai


transmisivitas (T) dan storativitas (S) dapat dicari menggunakan persamaan
metode Jacob.
a. Transmisivitas
2.3 x Q
T = 4 x π x Δs
2.3 x 317,952
T =
4 x 3,14 x 1,7

= 34,249 m2/hari
b. Storativitas
2.25 x T x to
S = r²
2.25 x 34,249 x 4
S =
8100 x 1440

= 2,643 x 10− 5
3.1.3 Prosedur 2
Dalam prosedur 2 ini, persamaan yang digunakan setelah melakukan plot
data jarak antar sumur (r) dan penurunan (s) pada grafik semi log, antara lain:
2.3 x Q 2.25 x T x tn
T= Sn =
2 x π x Δs ro²
Dari prosedur 2, diketahui beberapa nilai parameter sebagai berikut.

ro = 90 s Δs = 1,9 Q = 317,952 m³/hari


r1 = 200 s S1 = 0,6 π = 3,14
r2 = 2000 s S2 = 2,5
a. Transmisivitas
2.3 x Q
T = 4 x π x Δs
2.3 x 317,952
T = 4 x 3,14 x 1,9

= 30,644 m2/hari
b. Storativitas
2.25 x T x tn(hari)
Sn = ro²
2.25 x 61,288 x 1
1) S1 = = 1,197 x 10− 5
8100 x 1440
2.25 x 61,288 x 8
2) S8 = = 9,363 x 10− 5
8100 x 1440

Nama : Muhammad Bagus Khoirul Amri


NIM : 111.200.085
Plug : 11 Page 23
Laboratorium Hidrogeologi 2022

2.25 x 61,288 x 12
3) S12 = = 1,413 x 10− 4
8100 x 1440
2.25 x 61,288 x 23
4) S23 = = 2,706 x 10− 4
8100 x 1440
2.25 x 61,288 x 48
5) S48 = = 5,669 x 10− 4
8100 x 1440
2.25 x 61,288 x 75
6) S75 = = 8,852 x 10− 4
8100 x 1440
2.25 x 61,288 x 115
7) S115 = = 1,358 x 10− 3
8100 x 1440

3.1.4 Prosedur 3
Dalam prosedur 3 ini, persamaan yang digunakan setelah melakukan plot
data t/r2 dan penurunan (s) pada grafik semi log, antara lain:
2.3 x Q
T= S = 2.25 x T x (t/r²)0
4 x π x Δs
Dari prosedur 2, diketahui beberapa nilai parameter sebagai berikut.

(t/r²) o = 8 x 10− 4 Δs = 1,9 Q = 317,952 m³/hari

(t/r²)1 = 2 x 10− 3 S1 = 0,8 π = 3,14

(t/r²) 2 = 2 x 10− 2 S2 = 2,7


a. Transmisivitas
2.3 x Q
T =
4 x π x Δs
2.3 x 317,952
T =
4 x 3,14 x 1,9

= 30,644 m2/hari

b. Storativitas
S = 2.25 x T x (t/r²)0
S = 2,25 x 30,644 x 8 x 10− 4
= 5,51 x 10− 2

Nama : Muhammad Bagus Khoirul Amri


NIM : 111.200.085
Plug : 11 Page 24
Laboratorium Hidrogeologi 2022

3.2 Metode Kambuh Theis


3.2.1 Tabulasi Data
Tabel 2. Tabulasi Data Metode Kambuh Theis
UJI KAMBUH
Waktu (t) menit Waktu (t') t/t' Muka air (m) Penurunan Sisa (m)
361 0 - 4,83 4,11
362 1 362 4,52 3,8
365 4 91,25 4,37 3,65
369 8 46,125 4,1 3,38
375 14 26,786 3,88 3,16
384 23 16,696 3,7 2,98
388 27 14,370 3,42 2,7
395 34 11,618 3,23 2,51
399 38 10,5 3,05 2,33
405 44 9,205 2,89 2,17
409 48 8,521 2,67 1,95
417 56 7,446 2,33 1,61
421 60 7,017 1,95 1,23
425 64 6,641 1,84 1,12
431 70 6,157 1,66 0,94
437 76 5,75 1,55 0,83
445 84 5,298 1,48 0,76
447 86 5,198 1,36 0,64
449 88 5,102 1,31 0,59
452 91 4,967 1,27 0,55
460 99 4,646 1,14 0,42
468 107 4,374 0,81 0,09
479 118 4,059 0,72 0

DATA JARAK ANTAR SUMUR (r) meter


1. r1 = 80 meter t=1
2. r2 = 200 meter t=8
3. r3 = 360 meter t = 12
4. r4 = 550 meter t = 23
5. r5 = 700 meter t = 48
6. r6 = 960 meter t = 75
7. r7 = 1100 meter t = 115

Nama : Muhammad Bagus Khoirul Amri


NIM : 111.200.085
Plug : 11 Page 25
Laboratorium Hidrogeologi 2022

3.2.2 Perhitungan
Dalam metode Kambuh Theis ini, persamaan yang digunakan setelah
melakukan plot data t/t’ dan penurunan (s) pada grafik semi log, antara lain:

2.3 x Q
T=
4 x π x Δs

Dari metode Kambuh Theis ini, diketahui beberapa nilai parameter sebagai
berikut.

(t/t’)o =3 Δs = 3,7 Q = 317,952 m³/hari


(t/t’)1 =7 S1 = 1,3 π = 3,14
(t/t’)2 = 70 S2 =5
Transmisivitas

2.3 x Q
T =
4 x π x Δs

2.3 x 317,952
T =
4 x 3,14 x 3,7

= 15,736 m2/hari
3.3 Metode Theis
4.3.1 Perhitungan
Dalam metode Theis ini, persamaan yang digunakan setelah melakukan
plot data t/r2 dan penurunan (s) pada grafik bilog dan kurva A3, antara lain:

t
Q 4 x π x T x ( 2 )o
r
T= W(u) S= 1
4 x π x Δs
u

Dari metode Theis ini, diketahui beberapa nilai parameter sebagai berikut.

Δs = 2,4 W(u) = 3,5 Q = 317,952 m³/hari


(t/r²) o = 0,01272 1/u = 78 π = 3,14
a. Transmisivitas
Q
T = x W(u)
4 x π x Δs
317,952
T = 4 x 3,14 x 2,4 x 3,5

Nama : Muhammad Bagus Khoirul Amri


NIM : 111.200.085
Plug : 11 Page 26
Laboratorium Hidrogeologi 2022

= 36,917 m2/hari
b. Storativitas
t
4 x π x T x ( 2 )o
r
S = 1
u

4 x 3.14 x 36,917 x 0,01272


S =
78 x 1440

= 5,249 x 10− 5

Nama : Muhammad Bagus Khoirul Amri


NIM : 111.200.085
Plug : 11 Page 27
Laboratorium Hidrogeologi 2022

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijabarkan pada BAB III, penulis menarik beberapa
kesimpulan yang dapat diambil, antara lain sebagai berikut.

1. Berdasarkan uji pemompaan menggunakan metode Jacob Prosedur 1, 2 dan 3


diperoleh nilai transmisivitas dan nilai storativitas:
a. Prosedur 1
T= 34,249 m2/hari
S= 2,643 x 10− 5
b. Prosedur 2
T= 30,644 m2/hari
c. Prosedur 3
T= 30,644 m2/hari
S= 5,51 x 10− 2
2. Berdasarkan uji pemompaan menggunakan metode Kambuh Theis diperoleh nilai
transmisivitas 15,736 m2/hari.
3. Berdasarkan uji pemompaan menggunakan metode Theis diperoleh nilai
transmisivitas 36,917 m2/hari dan nilai storativitas 5,249 x 10− 5.

4.2 . Saran
Dari pembahasan dan penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan
beberapa saran terhadap pelaksanaannya, antara lain sebagai berikut.

1. Sebaiknya asisten dapat menjelaskan materi dan prosedur secara runtut supaya dalam
mengerjakan laporan dan grafik, praktikan tidak mengalami kebingungan yang
berarti.

Nama : Muhammad Bagus Khoirul Amri


NIM : 111.200.085
Plug : 11 Page 28
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, K.M. 2017. Modul 8 Pumping Test. Jakarta : Balai Pendidikan dan Pelatihan
Sumber Daya Air dan Konstruksi.

Charly, Vito, dkk. 2017. Analisa Karakteristik Hidraulis IAir Tanah Gambut
Berdasarkan Uji Pemompaan. Jurnal FTEKNIK Vol.4, No.1, Februari 2017.

Hamzah, Muhammad S, dkk. 2008. Permodelan Perembesan Air dalam Tanah. Semnas
Matematika dan Pendidikan Matematika 2008.

Harjito, 2014. Metode Pumping Test sebagai Kontrol Untuk Pengambilan Airtanah
Secara Berlebihan. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan, Vol.6, No.2, Juni
2014.

Khalimah, Dwi Aryani. 2016. Analisa aliran tak tunak konveksi paksa fluida Kendal
magnetohidrodinamik (MHD) melewati silinder eliptik.. Surabaya : ITS.

Prakoso, Wahyu Gendam, dkk 2014. Pendugaan Nilai Kelolosan Hidraulik Akuifer
dengan uji Pemompaan Sumur Filtrasi di Bantaran Sungai Cuhideung Bogor.
Jurnal Teknik Hidraulik, Vol. 5, No.2, Desember 2014 : 181 – 192.

Pranowo, Harri, dkk. Analisa Kuantitas dan Kualitas Air Tanah di Kabupaten Mojokerto.
Jurusan Teknik Pengairan Universitas Brawijaya.

SNI. 2012. Cara uji sifat hidraulik akuifer terkekang dan bebas dengan metode Jacob.
Jakarta : BSN

Sudarsono, Untung. 1998. Prosedur Pompa Uji Buletin Geologi Tata Lingkungan No.
23, Juni 1998.

Suwarno.2017. Bahaya Pemompaan Air Tahap Terhadap Land Subsidence Pada Lapisan
Tanah Lunak. Prosiding Simposium II-UNIID 2017.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai