Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala, atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Mekanika Fluida pada mata kuliah Praktikum Mekanika Fluida. Tanpa adanya
pertolongan dari-Nya untuk menyelesaikan laporan ini penyusun tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan laporan ini dengan baik.
Laporan ini dibuat bertujuan untuk memenuhi persyaratan kelulusan mata
kuliah Praktikum Mekanika Fluida di Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Kadiri dan memberikan gambaran mengenai penyusunan laporan
Praktikum Mekanika Fluida ini kepada pembaca.
Dengan Selesainya Laporan ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang telah memberikan masukan-masukan, semangat dan juga bimbingan kepada
penyusun, Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Zendy Bima Mahardana, ST. selaku Kepala Laboratorium Teknik Sipil.
2. Bapak Agata Iwan Candra, ST., MT selaku Dosen Pembimbing Praktikum.
3. Bapak Eko Siswanto SP., ST., MT. selaku Kaprodi Teknik Sipil Universitas
Kadiri.
Dan juga kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan Laporan ini yang
tidak bisa disebutkan satu – persatu.
Penyusun menyadari bahwa di dalam Laporan ini memiliki banyak
kekurangan baik dari materi atau dari penyajian data mengingat kurangnya
pengalaman dan pengetahuan penyusun,
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penulis
i
LEMBAR ASISTENSI
LAPORAN
PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA
KETUA KELOMPOK :
NIM :
PROGRAM STUDI :
No Hari / Tanggal Uraian Tanda Tangan
ii
LEMBAR PENGESAHAN PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA
Anggota Kelompok :
DI SETUJUI, ...........-............-.............
MENGETAHUI;
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
LEMBAR ASISTENSI
LEMBARPENGESAHAN
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PEMBAHASAN
iv
4.2.2 Menentukan Kemiringan Garis Hidrolik dan KemiringanGaris
Energi .............................................................................. 17
4.2.3 Menghitung Kehilangan Tinggi Tekan ............................ 18
4.2.4 Menentukan Jenis Aliran ................................................. 19
4.2.5 Kontrol Debit ................................................................... 19
4.2.6 Perhitungan Kesalahan Relative ...................................... 21
4.2.7 Menentukan Jenis Saluran ............................................... 21
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan................................................................................ 24
5.2 Saran .......................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mekanika fluida adalah suatu ilmu yang mempelajari perilaku fluida
baik dalam keadaan diam (statis) maupun bergerak (dinamis) serta akibat
interaksi dengan media batasnya (zat padat atau fluida dengan yang lain).
Seperti kebanyakan ilmu lainnya, mekanika fluida juga mempunyai sejarah
panjang dalam pencapaian hasil-hasil pokok hingga menuju ke era modern
seperti sekarang ini. Mekanika fluida berkembang sejalan dengan perjalanan
perkembangan peradaban manusia. Banyak aspek kehidupan manusia yang
terkait dengan mekanika fluida seperti transportasi, industri, aerodinamik
bangunan, mesin fluida dan kesehatan. Ilmu mekanika fluida sudah
terpikirkan sejak zaman pra sejarah. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya
beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan fluida seperti adanya kapal
layar yang dilengkapi dengan dayung dan sistem pengairan. Seiring
berjalannya waktu, maka tercipta teori-teori tentang mekanika fluida yang
terus berkembang hingga saat ini.
Dasar teori ini dapat dikembangkan dalam pengamatan dengan
menggunakan model. Dalam hal ini, diharapkan dapat mengambil manfaat
dalam melakukan praktikum, yaitu dengan memperhitungkan metode-metode
praktikum serta perilaku fluida yang terjadi. Penyelidikan mekanika fluida
dapat digunakan untuk mengadakan pendekatan antara hasil perhitungan
dengan kemungkinan yang terjadi.
Praktikum ini juga sangat berguna bagi para mahasiswa jurusan Teknik
Sipil untuk memberi gambaran lebih jelas tentang hidrolika dan dapat melihat
serta mengambil perilaku fluida dan membandingkannya dengan teori-teori
yang telah diajarkan dalam perkuliahan.
1.2 Maksud Dan Tujuan Praktikum
Dengan melalukan percobaan saluran tertutup ini mempunyai maksud
agar para mahasiswa dapat mengetahui secara praktis di lapangan tentang
saluran tertutup, seperti teori dimata kuliah Mekanika Fluida.
Adapun beberapa tujuan dari praktikum ini adalah :
1
1 Mengukur dan mengetahui cara mengukur debit air melewati alat ukur
Thomson.
2 Dapat menghitung kecepatan air dalam pipa, kehilangan tinggi tekan
sehingga dapat menggambarkan kemiringan garis energi dan
kemiringan garis hidrolik pada pipa datar atau pipa miring.
3 Dapat menentukan jenis aliran dengan melihat bilangan Reynold (Re).
4 Menghitung besarnya faktor gesekan (f) dengan memakai rumus Darcy
– Weisbach serta koefisien Cheezy ( C ). Sehingga dapat diketahui
besarnya penyimpangan debit aliran antara alat ukur Thomson dengan
perhitungan malalui rumus Cheezy.
5 Dapat membandingkan sifat hidrolik berdasarkan hasil percobaan pada
pipa 1 sampai dengan pipa 7 pada saluran tertutup datar pada keadaan
sebelum aliran, aliran setengah, dan aliran penuh.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Aliran Dalam Pipa
Gerakan air di dalam pipa sering sekali terjadi aliran tunak atau aliran
permanen (permanent flow), yaitu suatu aliran dimana suatu titik tertentu
besarnya tekanan dan kecepatan tidak berubah dengan waktu.
1. Aliran Laminer.
Aliran ini terjadi jika semua partikel zat cair bergerak menurut lintasan
yang sejajar dan tidak ada komponen kecepatan yang bersilangan.
2. Aliran Turbulen.
Aliran ini terjadi jika partikel zat cair bergerak secara tidak beraturan dan
seolah-olah lintasan airnya berpotongan satu sama lainnya. Pada aliran
dalam pipa kecepatannya hampir selalu tinggi sehingga terjadi turbulensi.
3
Jika Re sekitar 2000, aliran sukar diketahui atau dipastikan karena
dalam keadaan tersebut merupakan fase peralihan atau transisi. Jadi
kemungkinan adalah laminar atau turbulen, tetapi pada batas ini dapat
dianggap turbulen untuk maksud perhitungan.
Re = ( V x D ) / υ ….Rumus 2.1
Re = Bilangan Reynold
V = Kecepatan rata-rata (m/dt)
D = Diameter pipa (m)
υ = Kekentalan kinematic
Kehilangan tinggi tekan terdiri dari dua jenis yaitu kehilangan tinggi
tekan mayor dan minor, atau head losses mayor dan head losses minor.
4
pipa. Untuk jaringan pipa sederhana, kehilangan tinggi tekan minor yang
tidak boleh diabaikan karena nilainya cukup berpengaruh. Namun untuk pipa-
pipa yang panjang atau L/D > 1000, kehilangan tinggi tekan minor ini
diabaikan.
5
2.4 Rumus Pengolahan Data
Menghitung Debit Pada Alat ukur Thomson
Q = k.h5/2 ….Rumus 2.2
Dengan :
Q = Debit air pada alat ukur Thomson (m3/dt)
h = tinggi air (m)
k = koefisien debit (m1/2/dt)
= 1,3533 + (0,004/h) + 0,167 (8,4 + 12/√D) x (h/B – 0,09)2
D = tinggi dari dasar saluran ke titik terendah dari mercu (m)
B = lebar alat ukur Thomson
6
Re = Bilangan Reynold
Re < 2320, Jenis aliran laminer.
Re > 2320, Jenis aliran turbulen.
V = Kecepatan rata-rata ( m / dt )
D = Diameter pipa ( m )
υ = Kekentalan kinematic
Tabel 2.2 Hubungan kekentalan kinematik dan temperatur
Suhu °C 0 5 10 20 25 30 35 100
υ = ...x 10-6 1,794 1,519 1,310 1,010 0,897 0,657 0,657 0,00
Kontrol Debit
f = faktor gesekan
L = panjang pipa ( m )
hf = kehilangan tinggi tekan ( m )
D = diameter dalam pipa ( m )
V = kecepatan rata-rata ( m/dt )
g = percepatan gravitasi ( m/dt2 )
- Koefisien Cheezy
C= √ 8g
f
….Rumus 2.7
- Debit Cheezy
7
R = Jari – jari hidrolik (m)
Hf
S = Kemiringan garis energi = Σ
L
L = Panjang pipa (m)
Hf = Kehilangan tinggi tekan (m)
XCheezy -Xpipa
KR% = x 100% ….Rumus 2.9
XCheezy
Dengan:
δ = Tebal lapisan air Prandtl Von Karman ( m )
υ = kekentalan kinematis ( m2/dt )
g = percepatan gravitasi bumi ( m/dt2 )
Rumus Calebrock :
12 𝐶
𝐾 = 𝑅( − ) ….Rumus 2.11
10𝑐 /18 𝑅𝑒
Dengan:
K = koefisien Calebrock
C = koefisien Cheezy
Re = bilangan Reynold
8
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Praktikum ini dilaksanakan hari Senin tanggal 16 September 2019 jam 13.45
WIB di Laboratorium Teknik Sipil Universitas Kadiri
3.2 Alat
Manometer
Sebuah selongsong bundar yang digunakan untuk mengalirkan fluida.
Mistar
Digunakan untuk mengukur ketinggian air dan digunakan untuk
mengukur panjang.
9
Pengukur Debit Thomson
Digunakan untuk menentukan debit aliran.
10
Plunk Pool
Digunakan untuk meredam aliran dalam pipa dan melihat bentuk
aliran apakah sama dengan aliran yang ada didalam pipa ditinjau dari pola:
- Pola gerusan
- Bentuk aliran pada pasir
- Kecepatan air
11
9. Lanjut mengukur di plunk pool yang terdapat pasir dengan jarak per 10
cm.
10. Pengukuran semua dilakukan pada saat aliran penuh, setengah aliran, dan
sebelum aliran.
12
BAB IV
PEMBAHASAN
B. Aliran Setengah
Di hulu (h1) = 1 cm (diukur dari alat ukur Thomson)
C. Aliran Penuh
Di hulu (h1) = 5.4 cm (diukur dari alat ukur Thomson)
13
Di hilir (h2) = 8.5 cm (diukur dari inlet dengn acuan titik rendah
pipa)
4.1.3 Menentukan Diameter dan Jarak pipa Manometer
Tabel 4.2 Diameter dan Jarak Manometer
Diameter Luar Diameter Dalam Jarak
Manometer
(Cm) (Cm) (Cm)
1–2 6 5,7 56
2–3 6 5,7 50
3–4 6 5,7 49
4–5 6 5,7 53
5–6 6 5,7 51,5
6–7 6 5,7 52,5
7–8 6 5,7 41
Sumber :Data Pengukuran Praktikum Mekanika Fluida
4.1.4 Pembacaan muka air pada Manometer (H)
A. Sebelum Aliran
Tabel 4.3 Muka air pada Manometer (H) Sebelum Aliran
Nomor Tabung
Keadaan Air Debit
1 2 3 4 5 6 7 8
Mengalir I 1,9 1,8 1,6 1,5 1,2 1 0,5 0,2
*Satuan cm
Sumber :Data Pengukuran Praktikum Mekanika Fluida
B. Aliran Setengah
Tabel 4.4 Muka air pada Manometer (H) Setengah Aliran
Nomor Tabung
Keadaan Air Debit
1 2 3 4 5 6 7 8
Mengalir I 3 2,7 2,6 2,4 1,7 1,3 1,2 1
*Satuan cm
Sumber :Data Pengukuran Praktikum Mekanika Fluida
14
C. Aliran Penuh
Tabel 4.5 Muka air pada Manometer (H) Aliran Penuh
Nomor Tabung
Keadaan Air Debit
1 2 3 4 5 6 7 8
Mengalir I 6,7 6,4 6,3 6,1 5,9 5,8 5,3 5,2
*Satuan cm
Sumber :Data Pengukuran Praktikum Mekanika Fluida
4.1.5 Suhu
Suhu air pada saat percobaan adalah 30℃
4.1.6 Pembacaan
A. Keadaan aliran di limpasan per 20 cm
Tabel 4.5 Keadaan aliran di limpasan per 20 cm
Sebelum Setengah Aliran
No.
Aliran (cm) Aliran (cm) Penuh (cm)
1. 1,2 2,4 3
2. 16,2 17,1 17,9
3. 16,2 17,1 17,9
4. 11,6 12,8 13,6
5. 4,9 5,5 7,1
6. 0,6 1,2 2,3
Sumber :Data Pengukuran Praktikum Mekanika Fluida
B. Keadaan aliran di limpasan per 10 cm
Tabel 4.6 Keadaan aliran di limpasan per 10 cm
No. Sebelum Setengah Aliran
Aliran (cm) Aliran (cm) Penuh (cm)
1. 0.8 1,5 2,7
2. 2,2 2,6 3,8
3. 2 2,3 3,4
4. 1,6 1,7 2,6
5. 0.9 1,3 2
6. 0.6 1,1 1,8
15
Lanjutan Tabel4.6
7. 0.5 1 1,5
8. 0,3 0,9 1,3
9. 0,2 0,7 1,2
10. 0,1 0,5 1,1
11. 0 0,4 1,3
12. 0 0,7 1,5
13. 0 0,8 1,6
14. 0 0,6 1,2
15. 0 0,9 1
16. 0 8 12,7
Sumber :Data Pengukuran Praktikum Mekanika Fluida
Q = k . h5/2
k = 1,3533 + (0,004/0,079) + 0,167 (8,4 + (12/√0,2) x
(0,079/0,625 - 0,09)2
= 1,412
h5/2 = 0,0795/2
= 0,002
Q = k . h5/2
= 1,412 x 0,002
= 0,0024 m3/dt
16
4.2.2. Menentukan Kemiringan Garis Hidrolik dan Kemiringan Garis
Energi
Kemiringan Garis hidrolik dan kemiringan garis energy diperoleh dari
pengolahan. Selanjutnya Perhitungan Garis Hidrolik diperoleh dari
tinggi muka air pada manometer saat aliran penuh dikurangi aliran
setengah. Sedangkan Garis Energi diperoleh menggunakan rumus.
Perhitungannya sebagai berikut :
= 1,0705 m/dt
𝑉2
Garis Energi = GH rata – rata +
2𝑔
17
2
1,0705
= 0,0304 + 2𝑥 9,81
= 0.089
4.2.3. Menghitung Kehilangan Tinggi Tekan (Head Loss)
Kehilangan tinggi tekan diperoleh dari pengolahan data saat
praktikum sehingga untuk menentukan kehilangan tinggi tekan yang
diperoleh dari tinggi muka air pipa 1 sampai pipa 7. Perhitungan
kehilangan tinggi tekan sebagai berikut :
A. Sebelum Aliran
Tabel 4.8 Kehilangan Tinggi Tekan (Head Loss) Sebelum Aliran
Hf
HF1 = h1 - h2 = 0,019 - 0,018 = 0,001 m
HF2 = h2 - h3 = 0,018 - 0,016 = 0,002 m
HF3 = h3 - h4 = 0,016 - 0,015 = 0,001 m
HF4 = h4 - h5 = 0,015 - 0,012 = 0,003 m
HF5 = h5 - h6 = 0,012 - 0,010 = 0,002 m
HF6 = h6 - h7 = 0,010 - 0,005 = 0,005 m
HF7 = h7 - h8 = 0,005 - 0,002 = 0,003 m
HF8 = h8 - h0 = 0,002 - 0 = 0,002 m
= HF1 + HF2 + HF3 + HF4 + HF5 + HF6 + HF7 + HF8 = 0,019 m
= ∑HF/8 = 0,019 / 8 = 0,002375 m
= ∑HF/L = 0,019 / 3,51 = 0,005413 m
18
C. Aliran Penuh
Tabel 4.10 Kehilangan Tinggi Tekan (Head Loss) Setengah Aliran
Hf
HF1 = h1 - h2 = 0,067 - 0,064 = 0,003 m
HF2 = h2 - h3 = 0,064 - 0,063 = 0,001 m
HF3 = h3 - h4 = 0,063 - 0,061 = 0,002 m
HF4 = h4 - h5 = 0,061 - 0,059 = 0,002 m
HF5 = h5 - h6 = 0,059 - 0,058 = 0,001 m
HF6 = h6 - h7 = 0,058 - 0,053 = 0,005 m
HF7 = h7 - h8 = 0,053 - 0,052 = 0,001 m
HF8 = h8 - h0 = 0,052 - 0 = 0,052 M
= HF1 + HF2 + HF3 + HF4 + HF5 + HF6 + HF7 + HF8 = 0,067 M
= ∑HF/8 = 0,067 / 8 = 0,008375 m
= ∑HF/L = 0,067 / 3.51 = 0,019088 m
Sunber :Data diolah
4.2.4. Menentukan Jenis Aliran
Dengan mengetahui bilangan Reynold maka dapat menentukan jenis
aliran pada praktikum ini. Perhitungan bilangan Reynold sebagai berikut:
Re = (V rata rata x D)/ υ
V rata rata = V / 8
= 1,0705 / 8
= 0,1338 m/dt
Re = (0,1338 x 0,054) / 0,657 x 10-6
= 0,011 x 10-6
Jenis Aliran laminar karena Re < 2320
= 0,011 x 10-6 < 2320
4.2.5. Kontrol Debit
Dengan menghitung kontrol debit dapat mengetahui besarnya
penyimpangan debit aliran antara alat ukur thomson dengan perhitungan
melalui rumus Cheezy sebagai berikut :
A. Sebelum Aliran
hf.D.2g 8g
f = 2 C =√
𝑉 .𝐿 𝑓
0,019.0,054.2.9,81 8.9,81
= =√
0,13382 .3.51 0.32006
= √254,204
= 15.659
19
0,0201
=
0,0628
= 0.32006
Q = AC √R.S
= 0,00229 x 15.659 √0,0135 x 0,005413
= 0,0000026
B. Setengah Aliran
hf.D.2g 8g
f = C =√
𝑉2 .𝐿 𝑓
0,030.0,054.2.9,81 8.9,81
= 2 =√
0,1338 .3.51 0,5064
0,0318 = √154.976
=
0,0628 = 12,449
= 0,5064
Q = AC √R.S
= 0,00229 x 12.449 √0,0135 x 0,00855
= 0,000305
C. Aliran Penuh
hf.D.2g 8g
f = 2 C =√
𝑉 .𝐿 𝑓
0,06 x 0,067 x 2 x 9,81
= 8.9,81
0,13382 𝑥 3.51 =√
1,258
0,079
= = √62,385
0,0628
= 7,90
= 1,258
Q = AC √R.S
= 0,00229 x 7,90 √0,0135 x 0,019088
= 0,000288
20
4.2.7. Perhitungan Kesalahan Relative
Dengan perhitugan kesalahan relative dapat mengetahui besarnya
kesalahan pada praktikum ini. Besarnya kesalahan relative sebagai
berikut :
A. Sebelum Aliran
𝑋 𝐶ℎ𝑒𝑒𝑧𝑦 − 𝑋 𝑃𝑖𝑝𝑎
K𝑅 % = 𝑥 100%
𝑋 𝐶ℎ𝑒𝑒𝑧𝑦
0,0000026 − 0,0000026
K𝑅 % = 𝑥 100%
0,0000026
K𝑅 = 0%
B. Setengah Aliran
𝑋 𝐶ℎ𝑒𝑒𝑧𝑦 − 𝑋 𝑃𝑖𝑝𝑎
K𝑅 % = 𝑥 100%
𝑋 𝐶ℎ𝑒𝑒𝑧𝑦
0,000305 − 0,000305
K𝑅 % = 𝑥 100%
0,000305
K𝑅 = 0%
C. Aliran Penuh
𝑋 𝐶ℎ𝑒𝑒𝑧𝑦 − 𝑋 𝑃𝑖𝑝𝑎
K𝑅 % = 𝑥 100%
𝑋 𝐶ℎ𝑒𝑒𝑧𝑦
0,000288 − 0,000288
K𝑅 % = 𝑥 100%
0,000288
K𝑅 = 0%
21
12 x 0,657 x 10−6
δ =
√9,81 𝑥 0,005413𝑥 0,0135
δ = 294,179 𝑥 10−6
12 𝐶
𝐾 = 𝑅( 𝑐/18
− )
10 𝑅𝑒
12 15,659
𝐾 = 0,0135 ( 15,659/18 − )
10 0,011 𝑥10−6
𝐾 = −19,12 𝑥 106
Jenis Saluran Hidrolik Kasar = δ / K < 1/6
= 294,179 𝑥 10−6 / −19,12 𝑥 106
= −15,39 𝑥 10−12 < 1/6
B. Setengah Aliran
12 υ
δ =
√𝑔. 𝑆. 𝑅
12 x 0,657 x 10−6
δ =
√9,81 𝑥 0,00855 𝑥 0,0135
δ = 234,643𝑥10−6
12 𝐶
𝐾 = 𝑅( 𝑐/18
− )
10 𝑅𝑒
12 12,449
𝐾 = 0,0135 ( 12,449/18 − )
10 0,011 𝑥10−6
𝐾 = −15,28 𝑥 106
Jenis Saluran Hidrolik Kasar = δ / K < 1/6
= 234,643𝑥10−6 / −15,28 𝑥 106
= −15,356 𝑥 10−12 < 1/6
C. Aliran Penuh
12 υ
δ =
√𝑔. 𝑆. 𝑅
12 x 0,657 x 10−6
δ =
√9,81 𝑥 0,019088𝑥 0,0135
δ = 156,72 𝑥 10−6
12 𝐶
𝐾 = 𝑅( − )
10𝑐/18 𝑅𝑒
22
12 7,90
𝐾 = 0,0135 ( − )
107,90/18 0,011 𝑥10−6
𝐾 = −9.7 𝑥 106
Jenis Saluran Hidrolik Kasar = δ / K < 1/6
= 156,72 𝑥 10−6/ −9.7 𝑥 106
= −16.157𝑥 10−12 < 1/6
23
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Debit yang terjadi di dalam Aliran alat Ukur Thomson adalah 0,0024
m3/dt.
b. Kemiringan Garis Hidrolik 0,0304 dan Kemiringan Garis Energi 0.089
dengan kecepatan v = 1,0705 m/dt.
c. Kehilangan Tinggi Tekanan (Head Loss) Sebelum Aliran yaitu 0,019,
Setengah Aliran yaitu 0,030 dan Aliran Penuh yaitu 0,067.
d. Jenis Aliran dengan Bilangan Reynold didapat angka 0,011 x 10-6.
Bilangan tersebut menunjukkan bahwa aliran masuk kedalam jenis aliran
laminer karena Re < 2320.
e. Kontrol Debit meliputi rumus darcy-weisbach ada 3 perhitungan yaitu
Sebelum Aliran 0,32006 Setengah Aliran 0,5064 dan Aliran penuh 1,258.
Harga Koefisien Cheezy ada 3 perhitungan yaitu Sebelum aliran 15.659,
Setengah Aliran 12,449 dan Aliran Penuh 7,90. Debit Cheezy ada 3
perhitungan yaitu Sebelum aliran 0,0000026, Setengah aliran, 0,000305
dan Aliran Penuh 0,000288.
f. Kesalahan Relatif ada 3, Perhitungan Sebelum Aliran, Setengah Aliran dan
Aliran Penuh dengan hasil perhitungan 0% semuanya.
g. Jenis Saluran dengan rumus Prandtl Von Karman Sebelum Aliran
294,179 𝑥 10−6 Setengah Aliran 234,643𝑥10−6 dan Aliran Penuh
156,72 𝑥 10−6 . Rumus Calebrock Sebelum Aliran −19,12 𝑥 106 ,
Setengah Aliran −15,28 𝑥 106 dan Aliran Penuh −9.7 𝑥 106 . Sehingga
jenis saluran Sebelum Aliran, Setengah Aliran dan Aliran Penuh termasuh
kriteria saluran hidrolik kasar karena δ/K<1/6 menurut hasil perhitungan
sebelum aliran yaitu −15,39 𝑥 10−12 Setengah aliran yaitu
−15,356 𝑥 10−12 dan Aliran Penuh yaitu −16.157𝑥 10−12.
24
5.2 Saran
Dari data kegiatan yang telah kami lakukan ketika Praktikum di Labolatorium
Teknik Sipil Universitas Kadiri guna, mempelajari Ilmu Mekanika Fluida
hanya memiliki data dari hasil praktikum yang kurang maksimum, untuk itu
kedepannya perlu dilakukan penelitiaan lebih lanjut terhadap pengukuran
aliran terhadap alira di dalam pipa, dimana saat air mengalir didalam pipa akan
menentukaan kuat dan lemahnya tekanan aliran di dalaam pipa, maka pada
saat air mengalir pada pipa manometer perlu dilakukan pengamatan secara
maksimal saat air mengalir pada pipa.
25
DAFTAR PUSTAKA
Dasar-Dasar Aliran Fluida (Lanjutan, Bagian 2). Diakses pada 16 Desember 2019
melalui (https://www.academia.edu/11812901/dasar-
dasar_aliran_fluida_lanjutan_bagian_2_)
Kehilangan Tinggi Tekan (MEK.FLUIDA).doc. Diakses pada 16 Desember 2019
melalui (https://dokumen.tips/documents/kehilangan-tinggi-tekan-
mekfluidadoc.html)
Laporan Mekanika Fluida. Diakses pada 18 Desember 2019 melalui
(http://ekasulastiams.blogspot.com/2015/12/laporan-mekanika-fluida.html)
MODUL PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA, 2018. Diakses pada 15
Desember 2019 melalui (https://sipil.ft.uns.ac.id/web/wp-
content/uploads/2018/11/Modul_MekFlu.pdf)
26