1
Modul Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika (2021/2022)
MODUL PRAKTIKUM
MEKANIKA FLUIDA DAN
HIDRAULIKA
2021/2022
2
LEMBAR PENGESAHAN MODUL PRAKTIKUM
MEKANIKA FLUIDA dan HIDRAULIKA
2021/2022
Diperiksa Oleh,
i
Modul Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika (2021/2022)
DAFTAR SIMBOL
iv
TATA TERTIB PRAKTIKUM
1. Laporan dicetak pada kertas HVS berukuran A4 (210 mm x 297 mm) serta dicetak
dengan batas 4 cm dari tepi kiri kertas, dan 3 cm dari tepi kanan, tepi atas dan tepi
bawah kertas.
2. Laporan dicetak bolak-balik.
3. Laporan diketik dan dengan huruf Times New Roman, dengan ukuran font 12. Baris-
baris kalimat laporan berjarak satu setengah spasi (line spacing 1,5). Judul bab, sub
bab, dan cover disesuaikan agar proposional.
4. Penulisan daftar referensi mengikuti APA Styles (American Psychological
Association).
5. Susunan laporan praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika:
a. Sampul Depan (cover)
Berisi judul praktikum, judul modul praktikum, kelompok dan nama beserta
NIM, logo Universitas Pertamina, program studi, fakultas, universitas dan tahun.
b. Laporan Praktikum, untuk tiap bab terdiri dari:
• Abtrak: Terdiri dari pendahuluan yang menerangkan penelitian, tujuan
penelitian dan pemaparan singkat hasil yang didapatkan.
• Abtract: Ditulis dalam Bahasa Inggris terdiri dari pendahuluan yang
menerangkan penelitian, tujuan penelitian dan pemaparan singkat hasil yang
didapatkan.
• Pendahuluan: Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian
dan teori dasar yang mendukung dan relevan dengan penelitian.
• Metode Penelitian:
a) Alat dan Bahan
b) Cara kerja
• Hasil dan Pembahasan:
a) Hasil: berupa data yang didapatkan pada saat praktikum, foto, tabel dan
grafik hasil perhitungan.
b) Pembahasan: data hasil penelitian dibahas berdasarkan referensi buku,
jurnal ilmiah, modul praktikum, materi kuliah dan website resmi. Hasil
yang dibahas berupa pertanyaan penelitian, memaparkan logika yang
diperoleh, mengintrepretasikan temuan dan mengaitkan dengan teori
yang relevan.
• Simpulan
Berisi kesimpulan dari hasil percobaan yang anda lakukan pada bab
tersebut atau berisi jawaban dari tujuan praktikum.
• Referensi
Berisi rujukan buku-buku yang anda gunakan untuk membuat laporan.
Minimal harus terdiri dari 3 buah referensi selain modul praktikum.
• Lampiran
Berisi lembar asistensi dan data-data/ tabel-tabel dari hasil perhitungan.
6. Laporan akhir akan diterima hanya apabila sesuai dengan ketentuan-ketentuan diatas.
Catatan Tambahan:
1. Laporan akhir praktikum dikerjakan oleh setiap individu.
2. Laporan akhir praktikum dukumpulkan di Google class dalam format pdf dengan nama file:
Nama_KelX_Prodi dan Kelas_ShiftA/B_ModulX
Contoh: (Shellaelsiana_Kel2_EV_ShiftB_Modul2)
LAPORAN AKHIR
MODUL I
Kelompok I
NIM 104215001
Kelas : CV-1
FAKULTAS PERENCANAANINFRASTRUKTUR
UNIVERSITAS PERTAMINA
2021
Contoh format penulisan laporan akhir
KESIMPULAN
Kesimpulan menjawab tujuan penelitian. Simpulan dibuat dengan bentuk paragraf.
Pada simpulan dapat juga dituliskan saran yang ditujukan kepada objek
penelitian, pelaksanaan penelelitian atau penelitian selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Contoh penulisan daftar pustaka:
a. Rahman, Ari dan Ridhosari, Betanti. (2016). Menggapai Matahari. Jakarta : PT Super
Kritis.
b. Rahman, Ari., dkk. (2016). Menggapai Matahari. Jakarta : PT Super Kritis.
c. Ridhosari, Betanti. (2015). Lingkungan Semesta Alam. New York : PT Hydraulic Jump.
d. Zahra, Nurulbaiti Listyendah. “Sampah di Kota Bandung”. Jurnal
Sosioteknologi Volume 12 No. 3 Edisi 2013.
e. Nama belakang, nama depan. (tanggal bulan tahun diterbitkannya artikel). Judul artikel.
Diakses dari http://contoh.go.id pada tanggal xxx
PENGENALAN ALAT
1. Hydraulic Bench
Hydraulic bench adalah alat
yang digunakan sebagai suplai air dan
untuk menghitung debit air dalam suatu
percobaan Mekanika Fluida.
1
3. Fluid Properties Apparatus
Fluid Properties berfungsi untuk
mengetahui sifat fisik cairan secara statis
atau aplikasi dinamis.
Keterangan gambar:
1. Termometer
2. Tabung Hidrometer (dua unit)
3. Barometer Aneroid
4. Tabung Kapiler
5. Hidrometer Universal
6. Pelat Kapiler
7. Gelas Kimia/ Beaker Glass
8. Gelas Perpindahan untuk Latihan
Archimedes
9. Gelas Ukur/ Graduated Cylinder
10. Tabung reaksi viskositas
11. Circular Spirit Level
12. Tabung silinder Archimedes
𝜌 γ
SG = (1.2)
ρH2O =
γH2O
Hidrometer
Hidrometer berfungsi untuk mengukur kerapatan relatif atau berat jenis suatu cairan.
Cairan yang diukur berat jenisnya dengan menggunakan alat hidrometer nantinya akan
diketahui rasio kerapatan dengan densitas airnya. Biasanya terbuat dari kaca dan terdiri
dari batang silinder dan bola pembobotan dengan merkuri atau tembakan timah untuk
membuatnya mengapung tegak. Secara umum prinsip kerja hidrometer menggunakan
hukum Archimedes yang menyatakan bahwa benda yang tercelup ke dalam fluida (cair
atau gas) akan mengalami gaya dorong ke atas sama dengan berat fluida yang dipindahkan.
1.7 Diskusi
1. Bagaimana prinsip kerja dari hidrometer.
2. Mengapa merkuri atau tembakan timah yang digunakan pada perangkat hydrometer.
3. Faktor yang mempengaruhi densitas.
MODUL 2
PENGUKURAN TEKANAN ATMOSFER MENGGUNAKAN BAROMETER
2.7 Diskusi
1. Bandingkan nilai atmosfer dengan suhu ruangan secara teoritis dan eksperimental.
2. Bandingkan nilai tekanan di Lab dengan nilai tekanan lantai 9 GL, jelaskan apakah nilai
yang didapatkan sesuai dengan teori yang ada.
MODUL 3
PENGUKURAN TEKANAN MENGGUNAKAN MANOMETER
3. Plot grafik hubungan Δh dengan Data Δh, masing-masing manometer Menggunakan fungsi chart
tekanan hidrostatik satu shift dengan tekanan hidrostatik tipe scatter pada program
yang telah dihitung Microsoft Excel atau sejenis
dengan intercept = 0
3.7 Diskusi
Analisis grafik yang dihasilkan, bagaimana hubungan antara perbedaan ketinggian
dengan tekanan hirostatik.
Modul Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika (2021/2022)
MODUL 4
TEKANAN HIDROSTATIS
𝑦𝑝 = 𝑦 + 𝐼𝑝𝑔 𝐴𝑦
16
Modul Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika (2021/2022)
(4 .2)
Dimana:
Ipg = saat kedua area dengan permukaan terendam. Untuk bentuk persegi panjang
Ipg = 𝑏𝑑
3 (𝑚4)
12
A = luas permukaan bidang = b x d
y = jarak dari pusat gravitasi (CG) ke O
ℎ
𝑦= cos (4.3)
𝜃
Dimana h adalah jarak vertikal dari pusat gravitasi permukaan terendam (CG) ke
permukaan air. Dengan besar h adalah sebagai berikut
ℎ1−ℎ2
ℎ= ( ) (4.4)
2
F. y = mgs (4.5)
Dimana m adalah beban, maka:
mXgx
sy = (4.6)
F
dengan:
y = yp + R h1 (4.7)
1 − cos θ
17
Dimana R1, adalah jarak dari permukaan air. Dengan demikian persamaan
eksperimen yp adalah
yp = y. R1
h1
+ cos θ (4.8)
19
5. Mencari Error - Yp Teori Yp Teori
=1
- Yp Eksperimen Yp Eksperimen
21
Modul Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika (2021/2022)
4.8 Diskusi
1. Bagaimana pengaruh kedalaman benda terhadap tekanan hidrostatik?
2. Bagaimana hasil Yp teori dengan Yp eksperimen dari hasil perhitungan? (Analisis
Galat)
MODUL 5
PENENTUAN TIPE ALIRAN DALAM PIPA
vD ρ
Re = (5.1)
μ
Dimana:
v = Kecepatan (rata-rata) fluida yang mengalir
(m/s) D = Diameter dalam pipa (m)
ρ = Massa jenis fluida (kg/m3)
µ = Viskositas dinamik fluida (kg/ m.s)
Re = Bilangan Reynold
23
Tabel 5.1 Nilai Bilangan Reynolds
Jenis Aliran Nilai
Laminer Re < 2.000
Transisi 2000 < Re < 4.000
Turbulen Re > 4.000
5.7 Diskusi
1. Berdasarkan data yang didapatkan kelompok, analisis aliran apakah yang kalian
dapatkan.
2. Klasifikasikan jenis aliran dari keseluruhan perlakuan (tukar data dengan kelompok lain).
3. Bagaimana hubungan dari debit aliran (Q) dengan nilai bilangan Reynolds (Re). Jelaskan
mengapa hal itu bisa terjadi.
4. Bandingkan hasil pengamatan secara visual dengan nilai bilangan Re yang dihasilkan
dari perhitungan. Apakah sesuai?
MODUL 6
PENGUKURAN KEHILANGAN ENERGI PADA PIPA
v2
HL = KL.
2g (6.1)
Dimana:
HL = tinggi tenaga yang hilang (m)
KL = koefisien kecepatan
2
v /2g = tinggi kecepatan (m)
Besarnya kehilangan tenaga yang terjadi akibat gesekan antara zat cair dengan
dinding pipa berbanding lurus dengan faktor gesekan f dan panjang pipa L, serta
berbanding terbalik dengan diameter pipa D, sehingga dapat dituliskan :
L v2
HL = f. . (6.2)
D 2g
Beberapa perubahan penampang pipa dapat terjadi pada sambungan pipa dengan
variasi:
a. Sambungan membesar siku-siku (menyudut dan tanpa menyudut).
b. Sambungan mengecil siku-siku (menyudut dan tanpa menyudut).
𝐻𝐿 1−2
(𝑣1− 𝑣2)2 (6.4)
= 2𝑔
Sedangkan kehilangan tenaga yang terjadi pada perubahan penampang pipa yang
berdiameter besar (D1) ke pipa yang berdiameter kecil (D2) pada sambungan siku-siku
(tanpa menyudut) akan terjadi kontraksi, dengan koefisien konstraksi Cc tergantung
pada luas penampang pipa kedua (A2) dibagi dengan luas penampang pertama (A1) yang
disimbolkan dengan: A2/A1. Nilai A2/A1 dan koefisien kehilangan KL dapat dilihat pada
Tabel 6.1.
Keterangan:
L = 0,5 m
D = 0,003 m
ρair = 1.000 Kg/m3
g = 9,81 m/s2
29
6.6 Pengolahan Data
Pengolahan data gunakan formulir pengamatan yang diberikan oleh asisten. Lakukan
perhitungan sesuai dengan prosedur berikut:
Tabel 6.3 Langkah-langkah Perhitungan
No. Langkah Data yang dibutuhkan Keterangan
1. Mencari viskositas Data suhu yang diketahui Lihat tabel viskositas
kinematik pada praktikum kinematik
V
2. Menghitung debit Data volume dan waktu Q = (V= volume, t=
t
waktu)
Q
3. Menghitung Data debit dan luas v= (Q= debit, A= luas
A
kecepatan penampang
penampang)
𝑢D
4. Menghitung bilangan Data viskositas kinematik, Re = (𝑢= viskositas
v
Reynold diameter, kecepatan
kinematic, D= diameter, v=
kecepatan)
64
5. Menghitung faktor Data bilangan Reynolds f= (aliran laminar)
Re
friksi
1 k 2,51
= −2 log [ + ]
√𝑓 3,7 D Re √𝑓
(aliran turbulen)
Gambar 7.1 Kondisi Ideal Venturimeter. Sumber: Panduan Pratikum ITB, 2016
Penampang pada bagian upstream akan dinamakan a1, pada leher disebut a2, dan
pada bagian selanjutnya (bagian ke-n) disebut an. Ketinggian atau head pada aliran pipa
piezometer akan disebut h1, h2, hn. Dalam kasus ini diasumsikan tidak terjadi kehilangan
energi sepanjang pipa, dan kecepatan serta head piezometrik (h) konstan sepanjang bidang
tertentu.
Berdasarkan Hukum Bernoulli (persamaan 7.1) dan hukum kontinuitas (persamaan
7.2), akan didapat persamaan untuk menghitung debit Q (persamaan 7.3). Koefisien
pengaliran pada alat venturimeter adalah c. Nilai c berbeda-beda pada setiap alat
venturimeter.
Persamaan Bernoulli:
P 2 2
1
+Z1 + v12 = Z + P2 + v2 = Zn + Pn + v2 (7.1)
γ 2
γ 2g γ 2g
2g
Persamaan
Kontinuitas:
A1. v1 = A2. v2 (7.2)
Hasil dari gabungan persamaan Bernoulli dan kontinuitas akan menghasilkan persamaan
perhitungan debit pada venturimeter, sebagai berikut:
hn − h1 = v12 vn
− (7.4)
2g 2
2g
Tujuan perhitungan dan perbandingan hasil eksperimen adalah untuk menunjukkan hn-h1
sebagai fraksi head kecepatan di tabung piezometer, yaitu:
hn−h1 2 2
2 = ( v 1) − ( v n ) (7.5)
2
v
2g v2 v2
Kemudian dengan mensubstitusikan rasio sisi kanan ke tempat rasio kecepatan dari
persamaan kontinuitas (2), tekanan ideal menjadi:
hn−h1 = 2 ( ) −
2 A 2
A2 2 ) (7.6)
( v2 A1 An
2g
7.3 Alat dan Bahan
1. Venturimeter.
2. Bangku Hidraulik.
3. Stopwatch.
4. Gelas ukur
5. Label
6. Penggaris
LQ2 Hf = K ( D5 )
(8.1)
Hf = Kehilangan tenaga akibat gesekan mH2O
K = Koefisien kehilangan
L = Panjang pipa 0,7 m (konstan)
Q = Debit aliran (m3/s)
D = Diameter dalam pipa (m) (0,006; 0,009; 0,010 atau 0,014)
Kehilangan tenaga yang sebenarnya akibat gesekan H1-2 dapat dihitung dengan
menggunakan rumus, sehingga nilai K dapat diketahui dengan persamaan:
H1−2. D5
(8.2)
K= 2
LQ
8.7 Diskusi
1. Berdasarkan hasil yang didapatkan analisis jika diameter divariasikan bagaimana
dengan nilai koefisien kehilangan, sebaliknya jika debit divariasikan bagaimana nilai
koefisien kehilangan.
2. Bandingkan hasil eksperimen dengan teoritis. (perbandingan antara debit dengan
koefisien kehilangan)
MODUL 9
ENERGI SPESIFIK PADA OPEN CHANNEL FLOW
9.1 Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui secara visual berbagai fenomena yang terkait dengan air
yang mengalir pada saluran terbuka.
2. Mahasiswa mengetahui efek pengurangan energi tertentu dari arah hilir dengan
arus cepat dan permukaan yang datar.
3. Mahasiswa mengetahui efek pengurangan energi tertentu dari arah hilir dengan arus
cepat dan permukaan yang memiliki beda ketinggian.
4. Mahasiswa dapat mengetahui persamaan energi spesifik dan menunjukkan
kedalaman kritis adalah fungsi dari aliran per satuan lebar.
9.2 Pendahuluan
Saluran terbuka merupakan saluran hidrologi yang banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Namun karena sifatnya terbuka maka karakteristik hidrologinya
relatif lebih rumit. Beberapa persamaan praktis, misalnya persamaan Henderson dan
Chezy, dapat digunakan untuk memprediksi debit aliran pada saluran terbuka. Dalam
analisis saluran terbuka, rumus yang umum digunakan adalah rumus Manning. Hal ini
dikarenakan bentuknya yang sederhana dan menghasilkan hasil yang cukup baik untuk
aplikasi pada kondisi nyata dilapangan.
Energi spesifik adalah tinggi tenaga pada sembarang penampang, diukur dari
dasar saluran. Energi spesifik pada suatu penampang saluran dinyatakan sebagai
energi tiap satuan berat diukur dari dasar saluran. Jadi yang dimaksud dengan energi
spesifik secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
𝑉
𝐸 =𝑦+ 2 (9.1)
2𝑔
Mengingat variable debit terdiri dari kecepatan dan geometrik saluran, maka
persamaan energi spesifik juga dapat dituliskan sebagai:
𝑄
𝐸 = 𝑦 + 2𝑔𝐵22𝑦2
(9.2)
Suatu aliran pada saluran terbuka pasti mengalami penyempitan penampang
lintang saluran secara mendadak. Aliran yang melalui penyempitan dapat berupa
aliran superkritis atau subkritis. Dalam suatu aliran terdapat energi kritis yang terjadi
ketika adanya kedalaman kritis. Kedalaman kritis dapat didefinisikan sebagai
kedalaman air yang menyebabkan terjadi aliran kritis. Penentuan kedalaman kritis
suatu saluran terbuka disesuaikan mengikuti bentuk geometrik saluran. Dalam
praktikum Mekanika Fluida II/Hidraulika ini menggunkan flume dengan bentuk
geometrik segi empat (rectangular), sehingga penulisan persamaan kedalaman kritis
dan energi spesifik dapat ditulis sebagai berikut:
3
𝑦𝑐 = √ 𝑄2 3 𝑞2 (9.3)
𝑏 2
𝑔
= √𝑔
𝐸 = 𝐸 3
= 𝑦 (9.4)
𝑐 𝑚𝑖𝑛 𝑐
2
Dimana:
Q = Debit per satuan lebar
(m3/s/ma); y = Kedalaman aliran
(m);
yc = Kedalaman Aliran kritik (m);
E = Energi Spesifik (m);
Ec = energi minimum atau energi kritis (m);
G = Konstanta Gravitasi (m/s2);
Bentuk dasar dari persamaan energi spesifik dapat ditulis dalam bentuk yang lebih
umum dengan pengenalan kedalaman kritis. Hubungan antar kedua persamaan tersebut
adalah untuk melihat respons arus cepat dan lamban terhadap perubahan energi spesifik
dan kekuatan arus.
𝐸𝑠 = 𝑦 cos 𝜃 + 𝛼 𝑣2
2𝑔
Gambar 9.2 Grafik Energi Spesifik
Seperti yang didefinisikan persamaan energi spesifik (E) dari arus aliran adalah:
𝑉
𝐸 =𝑦+ 2=𝑦+
(9.5)
𝑄
2
2𝑔 2𝑔𝑏2𝑦2
Dengan membagi setiap istilah dengan yc, substitusi y3gb2 untuk Q2 dan sederhanakan
persamaannya menjadi:
𝐸 2
𝑦 + 0,5 (𝑦𝑐 ) (9.6)
𝑦𝑐 = 𝑦 𝑦
𝑐
Bentuk umum dari hubungan antara enrgi spesifik dan kedalaman adalah setiap istilah
tidak berdimensi. Hasil dari eksperimen yang berbeda dalam istilah akan terlihat seperti
pada Gambar 9.2. Jika menggunakan persamaan 𝐸 untuk nilai dari 𝑦 kisaran arus
𝑦𝑐 𝑦𝑐
“cepat” adalah 0,25 < 𝑦
< 1.0
𝑦𝑐
g. Perlahan buka katup control aliran dan alirkan air sampai y0 = 150 mm diukur
dengan skala dihulu. Dengan y0 pada ketinggian ini, ukur dan reka Q
menggunakan flowmeter baca langsung atau menggunakan tangki volumetrik
dengan stopwatch.
h. Ukur nilai E dan y pada titik 1,2 dan 3 dan hitung nilai Q. Perhitungan yc
menggunakan
3
Rumus yc = √ 𝑞2
𝑔
𝑦𝑐 𝑦𝑐 𝑦𝑐 𝑦𝑐
.
9.7 Diskusi
1. Analisis grafik dan bagaimana hubungannya dengan teori yang ada.
2. Pada harga Q berapakah diperoleh kedalaman kritis?
3. Apakah pengaruh dari meningkatnya kedalaman pengaliran terhadap spesifik
energi (E)
43
MODUL 10
LONCATAN HIDROLIS
10.1 Tujuan
a. Mahasiswa mengetahui karakteristik loncatan hidrolik yang dihasilkan saat arus
cepat dan perubahan hulu menjadi lamban, dengan penurunan kualitas energi.
b. Mahasiswa menunjukkan bagaimana variasi tipe lompatan dengan Froude Number.
10.2 Pendahuluan
Ketika air yang mengalir dengan cepat (superkritis) bertemu dengan aliran yang lebih
lambat (subkritis) akan menghasilkan sebuah fenomena loncatan hidrolik atau gelombang.
Fenomena ini bisa dilihat dimana air dibawah pintu air bertemu dengan aliran air dari sisi
lainnya. Hal ini terjadi bila kedalaman kurang dari kedalaman kritis terhadap kedalaman
yang lebih tinggi dari kedalaman kritis dan disertai dengan hilangnya energi. Lonjakan
yang tidak beraturan terjadi saat adanya perubahan bukaan pintu air dibagian hilir menjadi
berukuran kecil. Lonjakan tersebut berupa pertemuan dua aliran dengan energi yang
berbeda sehingga terjadi loncatan hidrolis. Pada saat loncatan hidrolis terjadi, sebagian
energi yang mengalami kehilangan energi di zona air yang sangat bergejolak (rapidly
varied flow) akan menuju ke aliran yang lebih tenang (gradually varied flow). Dengan
mempertimbangkan gaya yang bekerja didalam fluida di kedua sisi lompatan hidrolik dari
lebar per satuan, dapat ditunjukkan bahwa.
ΔH = 𝑦𝑎 𝑉2
𝑉
𝑎 − (𝑦 + 𝑏2 ) (10.1)
+ 2𝑔 𝑏 2𝑔
44
Modul Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika (2021/2022)
Karena bagian kerjanya pendek 𝑦𝑎 ≈ 𝑦1dan 𝑦𝑏 ≈ 𝑦3. Oleh karena itu, menyederhanakan
persamaan di atas
(𝑦3− 𝑦1)3
ΔH = 4𝑦1𝑦3 (10.2)
10.3 Alat dan Bahan
a. Hydraulic Flow Demonstrator
b. Hydraulic Bench
c. Stopwatch
45
10.6 Pengolahan Data
Pengolahan data gunakan formulir pengamatan yang diberikan oleh asisten. Lakukan
perhitungan sesuai dengan prosedur berikut:
Tabel 1.2 Langkah-langkah Pengolahan Data
1. Menghitung V1 dan V3 𝑄
𝐴𝑦(1,3)
2. Menghitung H1
V1 3
𝑦1 +
2𝑔
3. Menghitung ∆H (𝑦3 −
𝑦1)3 4𝑦3
− 𝑦1
4. Plot Grafik
10.7 Diskusi
1. Bagaimana nilai V1 dan V3, y1 dan y3. Analisis kenapa hal itu bisaterjadi?
Modul Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika (2021/2022)
MODUL 11
ALIRAN DI ATAS AMBANG LEBAR, AMBANG TAJAM DAN AMBANG OGEE
11.1 Tujuan
a. Mempelajari hubungan tinggi muka air di atas ambang lebar ataupun ambang tajam
terhadap debit air yang melimpah di atas ambang.
b. Mengetahui pengaruh bentuk ambang terhdap efektivitas penyaluran debit.
c. Mengetahui batas modular dan untuk mengamati pola aliran yang diperoleh.
d. Mengetahui karakteristik aliran yang melalui ambang.
11.2 Pendahuluan
Menghitung debit saluran air dapat menggunakan ambang lebar. Pada aplikasinya
dilapangan ambang lebar banyak digunakan pada saluran irigasi yang fungsinya
menentukan debit dari air yang mengalir pada saluran tersebut.
Debit aliran yang melalui ambang lebar dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
4 3 8 3 3
√
𝑄𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 = 𝑏 2𝑔 (3 𝐻0 − 𝐻0 ) = 1,705 𝑏 𝐻0 (11.1)
27
Dalam mencari koefisien discharge pada ambang lebar dapat menggunakan persamaan:
𝑄
𝐶𝑑 =
𝑄 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 (11.2)
Sedangkan untuk kontruksi ambang tajam relatif sederhana dan ambang ini
cenderung banyak digunakan untuk mengukur aliran terbuka yang dilakukan di
laboratorium. Penggunaannya pada outdoor terbatas karena berpotensi merusak runtuhan
tajam oleh puing- puing dinding.
47
Gambar 11.2 Ilustrasi Aliran di Atas Ambang Tajam
Dalam mencari nilai koefisien pengaliran dapat menggunakan persamaan:
2 2 2
𝑄= 𝐶𝑑 𝑏 √2𝑔𝑦𝑐3 (11.3)
3
menjadi (5.6)
Sedangkan untuk aliran Non Modular memiliki persamaan sebagai berikut:
(5.7)
(5.8)
11.3 Alat dan Bahan
a. Hydraulic Flow Demonstrator;
b. Hydraulic Bench;
c. Stopwatch.
y0 y1 hw Volume T Q Cd
11.6 Diskusi
DAFTAR PUSTAKA
Cengel, Yunus A. 2006. Fluid Mechanics Fundamentals and Aplications. New York: The
McGraw-Hill Companies, Inc.
Kalsim, Dedi K. 2001. Irigasi Pompa. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Parr, Andrew. 2003. Hidrolika dan Pneumatika Pedoman bagi Teknisi dan Insinyur, Edisi
Kedua. Jakarta: Erlangga.
Modul Pratikum Teknik Irigasi dan Drainase. 2016. Malang: Universitas Brawijaya.
Munson, Bruce. 2005. Fundamental of Fluid Mechanics Fourth Edition. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Panduan Pratikum Mekanika Fluida. 2014. Bandung: Institut Teknologi Bandung