TRACER EXPERIMENT
Disusun Oleh:
Kelompok B-6
LEMBARAN PENGESAHAN
Disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat mengikuti ujian final mata
kuliah “Praktikum Operasi Teknik Kimia II” pada Laboratorium Satuan Operasi
dan Proses.
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Satuan Operasi Dan Proses
i
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNI VERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA LABORATORIUM
SATUAN OPERASI DAN PROSES
Jln. Tgk. Syech Abdul Rauf No. 7 Darussalam, Banda Aceh 23111 Telp. 0651-51977 pes 4326
Kelompok : B-6
Nama/NIM : Geubrina Rizqa Maulida 2004103010016
Meilan Sovianti 2004103010049
Ammar Munira 2004103010050
Syifa Annisa Sabrina 2004103010073
ii
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNI VERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA LABORATORIUM
SATUAN OPERASI DAN PROSES
Jln. Tgk. Syech Abdul Rauf No. 7 Darussalam, Banda Aceh 23111 Telp. 0651-51977 pes 4326
LEMBARAN PENUGASAN
Percobaan : Tracer Experiment
Kelompok : B-6
Nama/NIM : Geubrina Rizqa Maulida 2004103010016
Meilan Sovianti 2004103010049
Ammar Munira 2004103010050
Syifa Annisa Sabrina 2004103010073
ii
3
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, kesehatan dan kesempatan kepada penyusun sehingga dapat
menyelesaikan “Laporan Khusus Tracer Experiment” pada praktikum Operasi
Teknik Kimia. Tak lupa pula shalawat beserta salam penyusun ucapkan kepada
Baginda Besar Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya
sekalian.
Penyusunan laporan khusus ini merupakan prasyarat untuk mengikuti ujian
final dari Praktikum Operasi Teknik Kimia. Dalam penyusunan laporan ini
penyusun banyak mendapatkan bantuan dan saran dari berbagai pihak, untuk itu
penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Kedua orang tua penulis seluruh saudara yang senantiasa memberikan
dukungan moril dan materil dalam menempuh jenjang pendidikan.
2. Bapak Dr. Ir. Adisalamun, M.T selaku Kepala Laboratorium Operasi
Teknik Kimia.
3. Bapak Prof. Dr. Mahidin, S.T., M.T selaku dosen pembimbing.
4. Saudara Masykur Rahmatullah selaku asisten modul “Tracer Experiment’’
5. Teman – teman kelompok B-6, beserta teman - teman Teknik Kimia
angkatan 2020 yang telah memberikan masukan dan nasehat dalam
penyusunan laporan ini.
Penyusun menyadari dalam penyusunan laporan ini mungkin masih
terdapat kekurangan, jauh dari kata sempurna oleh karena itu kritik dan saran
yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan di
masa yang akan datang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin.
Penyusun
ii
4
DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAN..............................................................................i
IZIN MELAKUKAN PRAKTIKUM…………………………………………...ii
LEMBARAN PENUGASAN...............................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan Percobaan...........................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................3
2.1 Pengertian Reaktor.........................................................................................3
2.2 Plug Flow Reactor (PFR)...............................................................................4
2.3 Countinous Stirred Tank Reactor (CSTR).....................................................5
2.4 Down –Flow Hanging Sponge (DHS)............................................................5
2.5 Tracer Experiment..........................................................................................5
2.6 Distribusi Waktu Tinggal (Residence Time Distribution)..............................6
2.7 Konduktivitas.................................................................................................6
2.8 Bilangan Dispersi...........................................................................................7
BAB III..................................................................................................................10
METODOLOGI PERCOBAAN.........................................................................10
3.1 Alat dan Bahan.............................................................................................10
3.2 Prosedur Kerja..............................................................................................10
3.3 Rangkaian Peralatan.....................................................................................11
BAB IV..................................................................................................................13
HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................13
4.1. Hasil Pengolahan Data................................................................................13
4.2 Pembahasan..................................................................................................34
ii
5
ii
6
DAFTAR GAMBAR
ii
7
DAFTAR TABEL
ii
8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air memiliki peran yang sangat penting bagi manusia. Air digunakan untuk
berbagai aktivitas sehari-hari manusia dan keperluan industri. Kualitas air menjadi
salah satu persoalan yang harus diperhatikan, salah satu penyebab kualitas air
menurun adalah dengan terjadinya pencemaran pada air tersebut. Pencemaran air
memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan mayarakat. Pada umumnya setiap
negara memiliki cara tersendiri dalam mengolah limbah domestik. Negara maju
umumnya menggunakan sistem activated sludge atau tertiary nutrients removal.
Untuk sistem ini cenderung membutuhkan teknisi yang handal dan modal yang
mahal. Sebagian besar pengolahan limbah domestic cair di Indonesia yang
dilakukan di TPA adalah dengan cara mengalirkan limbah cair domestic pada
suatu kolam anaerobic dan akultatif. Pada pengolahan tersebut, diharapkan limbah
domestic cair mengalami penurunan kadar bahan-bahan organic dan beracun
lainnya, sehingga akan aman apabila dibuang ke lingkungan (Shih dkk., 2017).
Beberapa metode telah dilakukan untuk mengatasi masalah pencemaran air
akibat limbah domestik, tetapi metode-metode yang telah dilakukan tersebut
membutuhkan biaya operasi dan perawatan yang relatif mahal. Downflow
Hanging Sponge (DHS) adalah salah satu metode yang digunakan sebagai
pemecahan persoalan penanganan limbah domestik untuk negara-negara
berkembang. DHS merupakan bioreactor yang digunakan untuk pengolahan
limbah secara biologis yang memiliki pengoperasian yang sederhana dan tidak
menggunakan aerator sehingga mudah untuk diaplikasikan (Faradiba dkk, 2021).
Retention Time Distribution (RTD) adalah parameter penting untuk
menemukan waktu tinggal rata-rata efektif suatu bahan baku berada dalam suatu
reactor. Secara sederhana waktu tinggal pada keadaan steady state adalah volume
dari tangki yang berisi cairan dibagi dengan laju aliran umpan yang masuk.
Partikel atau elemen fluida dalam perjalanannya di dalam reaktor mengambil rute
yang berbeda satu dengan yang lainnya sehingga lamanya waktu yang dibutuhkan
untuk melaui reaktor tersebut juga berbeda. Distribusi waktu agar aliran fluida
ii
9
meninggalkan reaktor disebut exit age distribution atau dapat disebut dengan
Residence Time Distribution (RTD) (Bindar dkk., 2017).
ii
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Reaktor
Reaktor merupakan tempat berlangsungnya suatu reaksi kimia, sering
dinyatakan sebagai pusat suatu proses kimia. Beberapa jenis reaktor dapat
dibedakan atas dasar bentuk reaktor yang digunakan, proses yang berlangsung,
atau kondisi operasinya. Reaktor alir tangki berpengaduk (RATB) atau dikenal
sebagai continuous stirred tank reactor (CSTR) adalah salah satu jenis reaktor,
CSTR berbentuk bejana dan bekerja secara kontinyu, dan banyak digunakan
untuk reaksi-reaksi homogen fase cair tanpa katalís maupun dengan katalis
(Nasrul dkk., 2018).
Reaktor bukanlah reaksi fisik, tetapi alat teknologi dimana terjadinya reaksi
berlangsung secara kimia atau nuklir dan juga merupakan tempat dimana bahan
diubah menjadi produk. Desain reaktor untuk industri kimia harus memenuhi
persyaratan seperti faktor kimia, koefisien perpindahan panas, koefisien
perpindahan massa, dan faktor keamanan. Perubahan energi dalam reaktor kimia
dapat disebabkan oleh pemanasan atau pendinginan, penambahan atau
pengurangan tekanan dan gaya gesek (agitator atau cairan) (Wahyuningsi dan
Sulton, 2020).
Pemilihan reaktor harus perlu dilakukan agar produk yang dihasilkan sesuai
dengan yang diinginkan. Adapun tujuan dari pemilihan reaktor tersebut adalah
untuk mendapat keuntungan yang besar, biaya produksi rendah, volume reaktor
minimum, operasinya sederhana, murah, keselamatan kerja terjamin dan tidak
menyebabkan polusi yang merugikan lingkungan (Ula, dkk., 2019).
ii
11
membran untuk meningkatkan hasil produk dalam reaktor. Reaksi yang umum
digunakan dalam reaktor PFR adalah reaksi fasa gas. (Nahara dkk., 2021).
Plug flow reactor atau PFR merupakan sejenis reaktor di mana seluruh
molekul yang diumpankan ke dalam reaktor memiliki waktu tinggal atau waktu
kontak yang sama. Waktu tinggal rata-rata pada reaktor ini dapat ditentukan
dengan membagi volume reaktor dengan laju alir volumetrik umpan yang masuk.
Hal ini berkait erat dengan temperatur serta tekanan pada saat reaktor
dioperasikan (Carberry, 2020). Gambar reaktor PFR dapat dilihat pada Gambar
2.1.
ii
12
ii
13
diperlukan reaktor dengan volume yang sangat besar sehingga nilai konversi dapat
mencapai nilai yang diharapkan (Nahara dkk., 2021).
ii
14
ii
15
ii
16
meninggalkan reaktor disebut exit age distribution atau dapat disebut dengan
Residence Time Distribution (RTD) (Bindar dkk., 2017).
2.7 Konduktivitas
Konduktivitas merupakan kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan
listrik. konduktivitas adalah salah satu parameter kualitas air, yang dipengaruhi
oleh keberadaan ion pada air. Keberadaan ion-ion pada air berpengaruh pada
karakteristik fisik air seperti perubahan titik beku maupun titik didih (Putra dkk.,
2022).
ii
17
ii
18
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan tracer experiment adalah:
a. Reaktor DHS
b. Conductivity meter
c. Bucket
d. Magnetic stirrer
e. Spons
f. Modulspons
g. Stopwatch
h. Gelasbeker
i. Spatula
j. Wayer
3.1.2 Bahan
a. Air
b. Garam
ii
19
ii
20
ii
21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengolahan Data
Tabel 4.1 Data Hasil Perhitungan Konduktivitas Tracer Untuk Pengulangan 1
Pada Laju Alir 90 mL/menit
t
t2 ci ci' ci'dt Tci t2ci tci'dt
(menit)
0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 2 27.3293 27.3293 2 2 27.329333
2 4 4 22.997 22.997 8 16 45.994
3 9 5 42.994 42.994 15 45 128.982
4 16 10 136.647 136.647 40 160 546.58667
5 25 25 183.308 183.308 125 625 916.54167
6 36 35 383.278 383.278 210 1260 2299.67
7 49 80 409.281 409.281 560 3920 2864.9693
8 64 87 188.317 188.317 696 5568 1506.5387
9 81 96 374.623 374.623 864 7776 3371.604
10 100 131 485.611 485.611 1310 13100 4856.1067
11 121 152 398.961 398.961 1672 18392 4388.571
12 144 170 980.539 980.539 2040 24480 11766.464
13 169 280 1103.2 1103.2 3640 47320 14341.643
14 196 300 515.299 515.299 4200 58800 7214.1907
15 225 314 820.587 820.587 4710 70650 12308.8
16 256 380 924.581 924.581 6080 97280 14793.291
17 289 400 589.97 589.97 6800 115600 10029.49
18 324 410 612.635 612.635 7380 132840 11027.424
19 361 432 767.614 767.614 8208 155952 14584.66
20 400 463 703.629 703.629 9260 185200 14072.573
21 441 470 735.958 735.958 9870 207270 15455.118
ii
22
ii
23
ii
24
ii
25
T
t2 Ci ci' ci'dt Tci t2ci tci'dt
(menit)
ii
26
ii
27
ii
28
ii
29
T
t2 Ci ci' ci'dt Tci t2ci tci'dt
(menit)
0 0 0 0 0 0 0 0
1 1 0 31.086 31.086 0 0 31.086
2 4 6 73.353 73.353 12 24 146.706
3 9 13 85.534 85.534 39 117 256.602
4 16 20 216.878 216.878 80 320 867.512
5 25 51 501.747 501.747 255 1275 2508.735
6 36 107 640.643 640.643 642 3852 3843.858
7 49 154 506.308 506.308 1078 7546 3544.156
8 64 175 325.249 325.249 1400 11200 2601.992
9 81 183 364.335 364.335 1647 14823 3279.015
10 100 210 515.679 515.679 2100 21000 5156.79
11 121 242 646.118 646.118 2662 29282 7107.298
12 144 288 977.073 977.073 3456 41472 11724.876
13 169 375 887.919 887.919 4875 63375 11542.947
14 196 387 661.593 661.593 5418 75852 9262.302
15 225 428 837.299 837.299 6420 96300 12559.485
16 256 466 1191.34 1191.34 7456 119296 19061.44
17 289 568 1453.951 1453.951 9656 164152 24717.167
18 324 637 1730.191 1730.191 11466 206388 31143.438
19 361 779 1664.951 1664.951 14801 281219 31634.069
20 400 808 1875.286 1875.286 16160 323200 37505.72
21 441 985 2492.671 2492.671 20685 434385 52346.091
22 484 1099 1860.607 1860.607 24178 531916 40933.354
23 529 1132 1665.643 1665.643 26036 598828 38309.789
ii
30
ii
31
4.2 Pembahasan
Praktikum tracer experimen merupakan percoban yang dilakukan untuk
memperkirakan tingkat penetrasi cairan ke dalam spons dari suatu reaktor dengan
cara menginjeksikan sebanyak 10 mL cairan yang mengandung bahan inert yaitu
larutan NaCl ke dalam reaktor PFR. Pada aliran keluar, konsentrasi cairan tracer
dideteksi dengan menggunakan conductivity meter. Berdasarkan data yang
diperoleh pada praktikum yaitu waktu tinggal teoritis maka tingkat penetrasi
cairan ke dalam module spons dapat diprediksi dan persentase banyaknya air yang
terakumulasi di dalam modul (water hold-up volume) dapat diketahui.
Dalam praktikum ini digunakan dua variasi laju alir yaitu 90 mL/menit dan
105 mL/menit yang diukur konduktivitasnya dengan dua kali pengulangan.
Konduktivitas tracer NaCl akan diukur pada setiap rentang waktu 1 menit
menggunakan conductivity meter.
ii
32
Konduktivitas (µS/cm)
1900
1700
1500 Konduktivitas (uS/
cm) pada laju alir 90
1300 mL/ menit
1100 Konduktivitas
(uS/cm) pada laju
900 alir 105 mL/ menit
700
500
0 10 20 30 40 50 60
Waktu (menit)
Gambar 4.1 Hubungan konduktivitas tracer terhadap waktu untuk laju alir 90
mL/menit dan 105 mL/menit
Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat hubungan konduktivitas tracer
terhadap waktu pada laju alir 90 mL/menit dan 105 mL/menit mula-mula
konduktivitas tracer mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya waktu.
Selanjutnya nilai konduktivitas tracer akan menurun akibat penurunan konsentrasi
di dalam reactor hingga mencapai konduktivitas air. Menurut Levenspiel (1999),
hal tersebut menggambarkan residence time distribution (RTD) yaitu distribusi
waktu tinggal suatu material didalam reaktor hingga mengalir keluar reaktor.
Konduktivitas tracer tertinggi disebut dengan short circuiting yaitu fenomena
dimana titik puncak tertinggi dari konduktivitas tracer. Lalu nilai konduktivitas
tracer akan menurun di sepanjang aliran reaktor hingga dead zone yang terindikasi
diakhir grafik. Hal ini disebabkan oleh laju aliran yang membuat pola aliran dalam
sistem menjadi turbulen sehingga banyak zat yang dapat dikeluarkan dari
sistemnya (Fathinia dan Khatae, 2019).
Berdasarkan Gambar 4.1 juga terlihat bahwa semakin tinggi laju alir maka
semakin besar pula konduktivitas tracer yang dihasilkan. Pada laju alir 105
mL/menit dalam mencapai short circuiting hingga dead zone berlangsung lebih
cepat dibandingkan pada laju alir 90 mL/menit. Hal ini dikarenakan oleh adanya
perbedaan pergerakan partikel atau fluida di dalam modul spons akibat perbedaan
laju alir dalam jumlah waktu yang berdekatan dengan HRT. HRT merupakan
ii
33
waktu yang dibutuhkan oleh air untuk mengalir melalui reaktor DHS. Selain itu
perbedaan ini juga disebabkan oleh kondisi yang terjadi di dalam reaktor. Pada
reaktor ideal, waktu tinggal suatu zat di dalam reaktor adalah sama, tetapi yang
terjadi sebenarnya tidak demikian. Dimana material yang diinjeksikan ke dalam
reaktor dapat mengisi pori-pori modul spons sehingga membutuhkan waktu yang
lebih lama untuk keluar (Levenspiel, 1999).
ii
34
D/µL = berarti terjadi penyebaran secara sempurna. Penyebaran ini juda dapat
diartikan pencampuran. Bilangan dispersi dapat ditentukan dengan persamaan:
σ =∑ ¿ ¿ ¿……………………………………(2.1)
2
ii
35
(Machdar, 2020) nilai laju alir tidak mempengaruhi nilai N secara signifikan.
Semakin besar harga N maka semakin jauh dari ideal mixed flow. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa harga N yang diperoleh pada percobaan ini
menunjukkan bahwa reaktor tidak berada dalam pola alir ideal (mixed flow).
Tabel 5.6 Ringkasan Hasil Percobaan Tracer Experimen pada laju alir 90ml/menit
dan 105 ml/menit.
Hold up
Laju alir Waktu tinggal Waktu tinggal N D/ul
volume
(ml/menit) teoritis (menit) actual (menit)
(%)
90
Tabel 5.6 Ringkasan Hasil Percobaan Tracer Experimen pada laju alir 90ml/menit
dan 105 ml/menit.
Hold up
Laju alir Waktu tinggal Waktu tinggal N D/ul
volume
(ml/menit) teoritis (menit) actual (menit)
(%)
115
ii
36
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Nilai konduktivitas pada titik puncak pengulangan I dan II pada laju alir
90 mL/menit adalah 1840 dan 1842 µ/cm.
2. Nilai konduktivitas pada titik puncak pengulangan I dan II pada laju alir
105 mL/menit adalah 1911 dan 1903µ/cm.
3. Hold up volume pada laju alir 90 mL/menit untuk pengulangan I dan II
adalah 37,43% dan 51,62 %.
4. Hold up volume pada laju alir 105 mL/menit untuk pengulangan I dan II
adalah 51,74% dan 50,31%.
5. Bilangan dispersi pada laju alir 90 mL/menit untuk pengulangan I dan II
adalah 0.048 dan 0.046.
6. Bilangan dispersi pada laju alir 105 mL/menit untuk pengulangan I dan II
adalah 0,037 dan 0.038
7. Nilai tangki berseri pada laju alir 90 ml/menit untuk pengulanagan I dan II
adalah 10,84 dan 11,21.
8. Nilai tangki berseri pada laju alir 105 ml/menit untuk pengulangan I dan II
adalah 7,96 dan 7,81.
ii
37
DAFTAR PUSTAKA
Apriyanto, A., Ismudiati, P.H., dan Memoria, R. 2017. Rancang Bangun Sistem
Pengukuran Koefisien Difusi NaCl pada Material Karbon Nanopori. E-
Proceeding of Engineering. 4(1): 597-604.
Bindar, Y., Susanto, H., & Hadianto, A. 2017. Distribusi Waktu Tinggal Dalam
Unggun Pancar. Departemen Teknik Kimia. Institut Teknologi Bandung.
Chang, N.B., Zhemin, X., Martin, P. dan Wanielista. 2011. A Tracer Study For
Assessing The Interactions Between Hydraulic Retention Time And
Transport Processes In A Wetland System For Nutrient Removal.
Bioprocess and Biosystem Engineering. 35(3): 399-406.
Faradiba, A. U., Putri, K. F. C., dan Ali, M. 2021. Pengolahan Air Limbah
Laundry Menggunakan Proses Bioreaktor Down-Flow Hanging
Sponge. Prosiding ESEC. 2(1): 110-116.
Fathinia, M., dan Khatae, A.R. 2019. Residence Time Distribution Analysis and
Optimization Of Photocatalysis Of Phenazopyridine Using Immobilized
TiO2 Nanoparticles In a Rectangular Photoreactor. Eslevier. 19(5). 1525-
1534.
Guntur, M., Dan Ayu, C. K. F. 2020. Perancangan alat reaktor Alir Pipa Vertikal
(Plug Flow Reaktor) dengan Baffle untuk pembuatan biodiesel secara
kontinyu dengan perubhan laju alir reaktor. Prosiding. Seminar Nasional
Teknologi Industri, Lingkungan dan Ifrastruktur.3:C 7.1-C7.8.
ii
38
Huang, Y. dan John, H.S. 2019. A note on flow behavior in axially-dispersed plug
flow reactors with step input of tracer. Atmospheric Environment:X.
1(100006):1-6.
Kusnarjo, Kuswandi, Susianto dan Ali Altway. 2009. Pengaruh Model Aliran
Terhadap Recovery CO2 pada Absorbsi Gas CO2. Oleh Larutan K2CO3 di
dalam Packed Column dengan Kondisi Non-Isotermal Jurnal Reaktor. 12
(3): 154-160 .
Murtadho, F.A. dan Ade, S.S. 2021. Perancangan Reaktor Kontinyu Untuk Reaksi
Saponifikasi Menggunakan Minyak Kelapa Sawit. Jurnal Teknologi
Separasi. 7(2):237-24.
Nahara, A. R., Mustafa, A. A., dan Zuchrillah, D. R. 2021. Pemilihan Jenis Reakt
or pada Proses Mixed Acid Route di Pabrik Pupuk NPK. Jurnal Teknik IT
S. 10(2): 250-257.
Nasrul, Z.A., Yonita, P.R., Novi, S. 2018. Aplikasi Kontrol PID Pabrik Asam
Formiat dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun. Jurnal Teknologi Kimia
Unimal. 7(2): 135-152.
Putra, W.S., Muhammad,K., Wahid, M.A. dan Jeki, K. 2022. Deteksi Anomali
Konduktivitas Air Menggunakan Kalman Filter. Buletin Ilmiah Sarjana
Teknik Elektro. 4(1):22-29.
ii
39
Putri, K.F.C., Aulia, U.F. dan Munawar, A. 2021. Pengolahan Air Limbah
Laundry menggunakan Proses Bioreaktor Down-Flow Hanging Sponge.
Teknik Lingkungan. 2(1):110-116.
Smith, J.M. 1981. Chemical Engineering Kinetic. 3rd edition. Mc.Graw Hill Boo
Company Inc. New York
Ulfa, R., Machdar, I., Yunardi, Y., Rinaldi, W., dan Jauharlina, J. 2020. Studi
Distribusi Waktu Tinggal Pada Reaktor Kristalisasi Struvit Skala
Laboratorium Dengan Pengukuran Konduktivitas Online. Ilmu Material
dan Teknik. 845(1): 12003.
ii
40
LAMPIRAN A
DATA PENGAMATAN
Tabel 4.1 Data Pengamatan Konduktivitas Tracer pada Laju Alir 90 mL/menit
Konduktivitas (µS/cm)
No Waktu (menit)
Pengulangan I Pengulangan II
1 0 590 598
2 1 592 600
3 2 594 601
4 3 595 602
5 4 600 603
6 5 615 613
7 6 625 629
8 7 670 660
9 8 677 681
10 9 686 689
11 10 721 722
12 11 742 737
13 12 760 788
14 13 870 861
15 14 890 879
16 15 904 902
17 16 970 956
18 17 990 978
19 18 1000 990
20 19 1022 1012
21 20 1053 1066
22 21 1060 1073
23 22 1095 1090
24 23 1130 1145
25 24 1170 1183
26 25 1214 1208
27 26 1246 1234
28 27 1287 1276
29 28 1300 1295
30 29 1360 1391
31 30 1495 1489
32 31 1570 1600
33 32 1653 1652
34 33 1798 1796
ii
41
Tabel 4.1 Data Pengamatan Konduktivitas Tracer pada Laju Alir 90 ml/menit
(lanjutan)
Konduktivitas (µS/cm)
No Waktu (menit)
Pengulangan I Pengulangan II
35 34 1870 1842
36 35 1728 1725
37 36 1700 1725
38 37 1682 1683
39 38 1543 1555
40 39 1480 1490
41 40 1396 1471
42 41 1320 1299
43 42 1246 1251
44 43 1194 1199
45 44 1145 1086
46 45 1054 1057
47 46 1000 990
48 47 875 858
49 48 780 770
50 49 779 767
51 50 770 764
52 51 743 729
53 52 677 678
54 53 613 615
55 54 590 600
56 55 590 600
Tabel 4.2 Data Pengamatan Konduktivitas Tracer pada Laju Alir 105 mL/menit
Konduktivitas (µS/cm)
No Waktu (menit)
Pengulangan I Pengulangan II
1 0 601 603
2 1 602 603
3 2 603 609
4 3 607 616
5 4 619 623
6 5 621 654
7 6 736 710
8 7 760 757
ii
42
Tabel 4.2 Data Pengamatan Konduktivitas Tracer pada Laju Alir 105 mL/menit
(lanjutan)
Konduktivitas (µS/cm)
No Waktu (menit)
Pengulangan I Pengulangan II
9 8 772 778
10 9 789 786
11 10 827 813
12 11 861 845
13 12 895 891
14 13 934 978
15 14 963 990
16 15 1030 1031
17 16 1087 1069
18 17 1174 1171
19 18 1245 1240
20 19 1360 1382
21 20 1401 1411
22 21 1567 1588
23 22 1689 1702
24 23 1755 1735
25 24 1803 1805
26 25 1911 1903
27 26 1832 1843
28 27 1764 1751
29 28 1639 1648
30 29 1621 1590
31 30 1505 1513
32 31 1476 1488
33 32 1390 1367
34 33 1288 1250
35 34 1216 1209
36 35 1102 1130
37 36 1091 1077
38 37 998 995
39 38 921 936
40 39 880 879
41 40 762 740
42 41 654 701
43 42 632 643
ii
43
Tabel 4.2 Data Pengamatan Konduktivitas Tracer pada Laju Alir 105 ml/menit
(lanjutan)
Konduktivitas (µS/cm)
No Waktu (menit)
Pengulangan I Pengulangan II
44 43 610 622
45 44 609 611
46 45 606 607
47 46 606 607
48 47 605 604
49 48 605 604
50 49 605 604
ii
44
LAMPIRAN B
CONTOH PERHITUNGAN
B.1 Perhitungan Volume Reaktor
B.1.1 Densitas Air
Wo = Berat Piknometer kosong (gram)
Ws = Berat Piknometer + Air (gram)
V = Volume Piknometer (ml)
Ws – Wo
ρ Air =
V
(48,1) – (22,8) gram
=
25 ml
= 1,012 gram/ml
B.1.2 Densitas Spons
Diukur dimensi spons yang digunakan :
Panjang = 3,1 cm
Lebar = 3,1 cm
Tinggi = 2,3 cm
Massa Spons = 1,5 gram
ii
45
ii
46
1139 ,82 ml
=
90 ml/menit
= 12,6647 menit
Dari data pengamatan pada percobaan dengan laju alir 90 ml/menit pada
pengulangan pertama
Pada t9 = 9 menit ; harga C = 660 μS/cm
Pada t10 = 10 menit ; harga C = 681 μS/cm
Pada t11 = 11 menit ; harga C = 689 μS/cm
Sehingga :
Konduktivitas tracer (C9) = 689 μS/cm – 598 μS/cm = 91 μS/cm
Konduktivitas tracer (C10) = 722 μS/cm – 598 μS/cm = 124 μS/cm
Konduktivitas tracer (C11) = 737 μS/cm – 598 μS/cm = 139 μS/cm
[ ( C - C9 )
Konduktivitas actual (C10’) = C10 + t bucket x 11
dt 2 ]
= 83 μS/cm + [ 12,6647 ml ( 139-91 ) μS/cm
1 menit
x
2 ]
= 377,29 μS/cm
∑ Ci ’x dt = 42888,97 μS menit/cm
Waktu tinggal actual reactor (tav) =
∑ t i x C i’ x dt
∑ C i’ x dt
1088949,56 μS menit 2 /cm
=
42888,97 μS menit /cm
= 25,39 menit
ii
47
t av
% Hold Up Volume = x 100%
t teoritis
25,39
= x 100%
49,1796
= 51,267 %
τ=
∑ ti.ci
∑ ci
737885 μSmenit/cm
τ=
23740μS /cm
τ =31,08 menit
B.5.2 Perhitungan σ 2
σ
2
=
∑ 2
ti ci 2
−τ
∑ ci
24980553 μS menit 2 /cm
σ 2= −31,082 menit
23740 μS menit/cm
2
σ =86,1 6 95
ii
48
2 86,195
σθ =
31,082
σθ 2=¿ 0,08919
1
N=
σθ2
1
N=
0,0819
N = 11,2115
2 σ2
σθ =
τ2
( ) ( )
2
D D
x ( 1−e )
2 −UL/ D
σθ =2 −2
UL UL
D
Misal = =x
UL
Ul 1
=
D x
= 0,0198
Trial II :
Misalkan x = 0,046784
2
σ Ѳ = 2(0,046784) – 2(0,046784) (1 – e
2 -1/0,046784)
= 0,08919
ii
49
ii