DISTILASI
Disusun oleh:
Ressa Fitra Adinda
1704103010029
LEMBARAN PENGESAHAN
Disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat mengikuti ujian final mata
kuliah “Praktikum Teknik Kimia” pada Laboratorium Satuan Operasi dan Proses.
Mengetahui :
Kepala Laboratorium Satuan Operasi dan Proses
II
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNI VERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA
LABORATORIUM SATUAN OPERASI DAN PROSES
Jln. Tgk. Syech Abdul Rauf No. 7 Darussalam, Banda Aceh 23111 Telp. 0651-51977 pes 4326
Kelompok : C-1
Nama/NIM : Ressa Fitra Adinda 1704103010029
Amelia Muti 1704103010012
Khairunnisa 1704103010060
III
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNI VERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA
LABORATORIUM SATUAN OPERASI DAN PROSES
Jln. Tgk. Syech Abdul Rauf No. 7 Darussalam, Banda Aceh 23111 Telp. 0651-51977 pes 4326
LEMBARAN PENUGASAN
Percobaan :Distilasi
Kelompok : C-1
Nama/NIM : Ressa Fitra Adinda 1704103010029
Amelia Muti 1704103010012
Khairunnisa 1704103010060
IV
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat, taufiq dan hidayah-Nya yang besar kepada penyusun
sehingga telah dapat menyelesaikan laporan khusus Distilasi pada laboratorium
Satuan Operasi dan Proses.
Adapun maksud dari penyusunan laporan khusus Distilasi ini ialah untuk
memenuhi sebagian dari syarat-syarat mengikuti ujian final mata kuliah ”Praktikum
Operasi Teknik Kimia II” pada laboratorium Satuan Operasi dan Proses. Penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1) Bapak Dr. Fauzi, S.T, M.T sebagai Kepala Laboratorium Satuan Operasi
Teknik Kimia Universitas Syiah Kuala,
2) Bapak Dr. Ir. Saifullah Ramli, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah
banyak membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan laporan ini,
3) Saudara Hurum Maqshurah sebagai asisten pada percobaan“Distilasi ”,
4) Teman-teman anggota kelompok C-1 yaitu Amelia Muti dan Khairunnisa, serta
seluruh teman-teman angkatan 2017 jurusan Teknik Kimia.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan,
oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Penulis
V
DAFTAR ISI
VI
LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN ............................................................. 20
A.1 Data pengamatan indeks bias pada kurva kalibrasi .................. 20
A.2 Data pengamatan indeks bias pada kurva percobaan ................ 20
LAMPIRAN B CONTOH PERHITUNGAN ....................................................... 21
B.1 Menentukan konsentrasi etanol ................................................. 21
B.2 Membuat larutan umpan ........................................................... 22
B.3 Penentuan kurva kalibrasi ......................................................... 22
B.4 Menentukan harga XD dan XB ................................................... 24
B.5 Menentukan harga q line ........................................................... 25
B.6 Menentukan persamaan garis enriching .................................... 26
B.7 Menghitung panas yang dibutuhkan ......................................... 27
VII
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jumlah Plate Teoritis dan aktual pada kolom distilasi untuk campuran
Etanol-Air dengan metode Mc. Cabe-Thiele dengan Xf =0.61 ............ 12
Tabel A.1 Data Pengamatan indeks bias etanol-air .............................................. 20
Tabel A.2 Data Pengamatan indeks bias etanol-air dari distilat dan produk bawah
dengan Xf = 0.61 .................................................................................. 20
Tabel B.1 Nilai XE, WE, M dan V pada variasi XE ............................................... 23
Tabel B.2 Nilai XD dan XB pada variasi rasio refluks .......................................... 25
Tabel B.3 Nilai q, kemiringan dan θ pada variasi refluks..................................... 26
VIII
DAFTAR GAMBAR
IX
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
didih, proses distilasi dapat dilangsungkan pada tekanan yang lebih rendah, yang
akan menurunkan titik didih senyawa dan memungkinkan distilasi berlangsung
pada suhu rendah (Fahmi dkk., 2014).
Berdasarkan prosesnya, distilasi juga dapat dibedakan menjadi distilasi batch
(batch distillation) dan distilasi kontinyu (continuous distillation). Distilasi batch
hanya dilakukan satu kali proses, yakni bahan dimasukkan dalam peralatan,
diproses kemudian diambil hasilnya (distilat dan residu). Temperatur umpan
mempengaruhi jumlah komponen yang teruapkan, bila temperatur terlalu rendah,
maka akan banyak fraksi ringan yang jatuh ke produk bawah dan sebaliknya bila
terlalu tinggi fraksi berat akan terikut ke atas tekanan operasi, tekanan kolom akan
berpengaruh terhadap temperatur penguapan cairan, bila tekanan kolom rendah
maka temperatur yang dibutuhkan juga rendah.Semakin banyak fraksi berat pada
umpan, maka dibutuhkan energi yang lebih besar untuk memisahkannya (Arman
dkk., 2014).
2.1 Distilasi
Distilasi adalah proses pemisahan suatu campuran yang didasarkan pada
perbedaan titik didih dan tekanan uap yang cukup signifikan. Suatu campuran
komponen cair-cair yang saling larut dan keduanya merupakan komponen yang
volatil, tetapi memiliki perbedaan titik didih yang cukup signifikan, dapat
dipisahkan dengan cara distilasi. Umpan pada proses distilasi dapat berupa
campuran biner (campuran 2 komponen) atau campuran multikomponen yang
terdiri atas fase cair saja atau campuran uap dan cairan. Komponen yang paling
volatil dalam campuran tersebut akan membentuk fase uap dan diperoleh sebagai
produk atas pada menara distilasi, sering kali disebut dengan istilah light key
component. Sementara itu, komponen yang kurang volatil pada campuran akan
tetap berada di fase cair dan diperoleh sebagai produk bawah pada menara distilasi,
dikenal dengan istilah heavy key component. Menara distilasi berbentuk vertikal,
terdiri atas kondenser yang terpasang di bagian paling atas menara, reboiler di
bagian paling bawah, dan plate/tray/packing yang terdapat di sepanjang menara. Di
dalam menara distilasi terjadi proses penguapan dan pengembunan yang berulang-
ulang melalui pertukaran panas yang terjadi pada kondenser, reboiler, dan kontak
uap-cair sepanjang menara (Budiman,2017).
3
4
untuk mendistilasinya tidak perlu terlalu tinggi. Metode distilasi ini tidak dapat
digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya
menggunakan air dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi
oleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator.
Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem distilasi ini (Afriani dkk.,
2015).
Gambar jenis-jenis distilasi tersebut dapat diilustrasikan pada Gambar 2.1.
a b
c d
samping itu metode Mc. Cabe-Thiele ini tidak memerlukan data enthalpi yang
terperinci. Penentuan jumlah plate berdasarkan garis operasi dan kurva
kesetimbangan sistem. Metode ini menggunakan neraca massa di sekitar bagian
tertentu dari menara distilasi, dimana memberikan garis-garis operasi dan kurva
kesetimbangan xy untuk sistem. Asumsi utama dalam penggunaan metode ini harus
equimolar overflow melewati menara distilasi, antara umpan masuk dan bagian atas
tray dan umpan masuk dari bagian bawah tray. Laju uap dan cair masuk dan keluar
tray setelah itu penentuan bagian enriching.
Dengan menggunakan neraca massa total menurut Geankoplis (2003) maka:
Vn+1 +Ln-1 = Vn + Ln (11.4-1)
Dan neraca massa komponen A:
Vn+1 yn+1 +Ln-1Xn-1= Ln xn + VnYn (11.4-2)
Vn+1 = Ln + D, Ln/Vn+1=R/R+1, (11.4-5)
Ln Dx D
y n1 xn
Vn1 Vn1
dimana Vn+1 = Ln + D, Ln/Vn+1=R/R+1, sehingga
R x
y n1 xn D
R 1 R 1
dan R = Ln/D merupakan perbandingan refluks dan harga ini merupakan
konstanta.
Vm+1 = Lm – W
Dan neraca massa komponen A
Lm Wx
y m1 xm W
Vm1 Vm1
Distilat
D mol/jam,xD
Bagian
enriching
Xf Umpan
Bagian
stripping
XW, mol/jam
Gambar 2.3 Garis operasi dan garis kesetimbangan (a) pada enriching; (b)
pada stripping
q>1
q=1
0<q<1
Garis operasi
q=0 enriching
xW xF xD
Gambar 2.4 Lokasi garis q untuk berbagai kondisi umpan. Cairan di bawah titik
didih (q>1), cairan pada titrik didih (q=1), cairan uap (0<q<1),Uap
kelewat jenuh (saturated vapor) (q<1)
(Geankoplis,2003)
6. Untuk menghitung jumlah plate teoritis yang dibutuhkan pada menara,
garis stripping dan garis operasi dihubungkan dengan perpotongan q line
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.3.
9
Gambar 2.5 Langkah-langkah untuk mendapatkan plate teoritis dan lokasi umpan
(a) lokasi umpan yang tidak sesuai (b) lokasi umpan yang sesuai pada
tray 2 sehingga diperoleh jumlah step minimum.
(Geankoplis, 2003)
Pada Gambar 2.4 (b) umpan sebagian liquid dan sebagian lagi berupa uap
karena 0 < q < 1. Dalam hal ini, dengan meletakkan umpan pada tray 2, porsi uap
pada umpan dipisahkan dan ditambahkan di atas plate 2 dan liquid ditambahkan ke
bagian liquid dari bawah jalur masuk tray 2. Jika umpan seluruhnya adalah liquid,
harus ada penambahan liquid ke tray 2 dari tray di atasnya. Jika keseluruhan umpan
adalah uap, harus ditambahkan dibawah tray 2 dan bercampur dengan uap yang
naik dari plate di bawahnya.
10
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
1 Diisikan oli ke dalam bath pemanas listrik dan ditempatkan bath tersebut
pada bagian bawah alat sedemikian rupa sehingga labu pemanas tercelup
sebahagian di dalam oli.
2 Disiapkan umpan (campuran etanol air ) sesuai dengan lembar penugasan.
3 Diisikan umpan ke dalam labu pemanas.
4 Dipastikan selang air kondensor terhubung dengan kran air dan air mengalir
pada outlet selang karet.
5 Dihubungkan semua kabel listrik pada alat yang akan digunakan pada
percobaan.
6 Dihidupkan power pada alat TKRI, dan diatur pada keadaan operasi sesuai
penugasan
7 Dilihat suhu pada termometer yang tersedia
8 Suhu kondensat diamati dan diukur indeks bias pada sampel.
12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
Percobaan ini bertujuan untuk memisahkan campuran air dan etanol dan
mendapat produk etanol dengan kemurnian yang tinggi. Metode pemisahan yang
digunakan adalah distilasi. Destilasi adalah suatu metode pemisahan campuran
yang didasarkan pada perbedaan tingkat volatilitas (kemudahan suatu zat untuk
menguap) pada suhu dan tekanan tertentu. Destilasi merupakan proses fisika dan
tidak terjadi reaksi kimia selama proses berlangsung. Dalam penyulingan,
campuran zat dididikan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan
kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan
menguap terlebih dahulu. Metode ini termasuk unit operasi kimia jenis
perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu
larutan. Masing-masing komponen akan menguap pada titik didinya (Batutah,
2017).
Feed pada percobaan ini adalah campuran etanol-air. Berdasarkan konsep
distilasi yaitu perbedaan titik didih, titik didih alkohol lebih rendah dibandingkan
dengan air yaitu 78 ͦC sedangkan air 100 ͦC sehingga komponen yang terlebih dahulu
menguap adalah etanol (Susilo dkk., 2017). Percobaan ini dilakukan dengan variasi
rasio refluks 1:2 dan 3:4. Metode pemisahan yang dilakukan adalah distilasi batch
dengan kolom distilasi packing. Penggunaan packing ditujukan agar memperbesar
luas kontak antara cairan dan uap. Semakin tinggi packing maka luas kontak
kesetimbangan antara cairan dan uap juga semakin besar sehingga akan
13
menghasilkan distilat yang lebih murni. Tujuan akhir dari percobaan ini adalah
untuk mengetahui pengaruh rasio refluks terhadap jumlah plate teoritis maupun
aktual serta mengetahui panas yang diberikan pada dinding reaktor sampai
didapatnya distilat.
1.64
1.63 y = 0.0913x + 1.5451
1.62 R² = 0.9761
Indeks Bias
1.61
1.6
1.59
1.58
1.57
1.56
1.55
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
Fraksi etanol
Gambar 4.1 Kurva kalibrasi antara fraksi mol etanol dan indeks bias
Berdasarkan Gambar 4.1 dapat dilihat fraksi mol etanol berbanding lurus
terhadap indeks bias, dimana semakin tinggi fraksi mol maka nilai indeks bias yang
diperoleh juga akan semakin tinggi. Hal ini dikarenakan semakin besar fraksi mol
maka konsentrasi semakin tinggi sehingga kandungan molekul etanol semakin
banyak oleh karena itu meningkatkan indeks bias. Dari kurva kalibrasi didapatkan
14
persamaan regresi linear sebesar y = 0,091x + 1,545. Dimana y adalah indeks bias
dan x adalah fraksi mol distilat dan bottom yang telah diketahui indeks biasnya.
Nilai R2 kurva kalibrasi adalah 0,9761 yang artinya data-data yang didapatkan
sudah mendekati garis lurus. Persamaan garis lurus yang diperoleh dari kurva
kalibrasi ini akan digunakan untuk menentukan fraksi mol dari produk yang
diketahui indeks biasnya
Gambar 4. 2 Perhitungan jumlah plate teoritis pada rasio refluks 1:2 dengan metode
Mc.Cabe-Thiele
15
Gambar 4. 3 Perhitungan jumlah plate teoritis pada rasio refluks 3:4 dengan Metode
Mc.Cabe-Thiel
Berdasarkan Gambar 4.2 dan 4.3 dapat dilihat perbedaan antara jumlah plate
teoritis dengan umpan masuk yaitu 0.61 pada rasio refluks 1:2 dan 3:4. Pada rasio
refluks 1:2 diperoleh jumlah plate teoritis sebanyak 9 tray, dan pada rasio refluks
3:4 diperoleh plate teoritis sebanyak 4 tray. Secara teori, semakin tinggi nilai
refluks maka jumlah plate teoritis yang dihasilkan akan semakin sedikit. Hal ini
disebabkan karena rasio refluks berfungsi untuk meningkatkan konsentrasi distilat
yang diperoleh, sehingga dapat meminimalkan jumlah tray yang digunakan. Untuk
refluks total akan menghasilkan jumlah plate minimum, sedangkan untuk refluks
minimum akan menghasilkan plate dengan jumlah yang banyak. Untuk
memperoleh distilat yang benar-benar murni, makakita membutuhkan jumlah tray
tak hingga, sehingga kondisi operasi yang diinginkan yaitu tercapainya pemisahan
yang baik dapat terjadi (Geankoplis,2003).
temperatur secara efektif. Secara umum oli mempunyai laju penguapan yang lebih
lambat dibandingkan dengan air sehingga nantinya oli tidak akan menguap pada
suhu operasi dipercobaan ini (Yunaidi dan Septyaji, 2015).
Agar terjadi pemisahan antara etanol dan air maka dibutuhkan sejumlah
seperating agent berupa panas. Oli sebagai media pemanas disini akan
memanaskan permukaan luar dinding reaktor hingga kedalam campuran etanol air.
Panas yang dibutuhkan pada operasi distilasi ialah total penjumlahan antara panas
laten dengan panas sensibel. Panas laten yaitu besar panas dari titik didih sampai
berubah fase menjadi uap. Panas sensible yaitu besar temperatrur awal dari 28°C
hingga mencapai titik didih operasi. Pada percobaan ini panas yang dibutuhkan
untuk memurnikan 79,9% etanol yang terdapat di dalam campuran membutuhkan
panas sebesar 74,533 kJ.
BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Diperoleh persamaan regresi linier yang didapat dari kurva kalibrasi adalah
y = 0,0913x + 1,545 sehingga diperoleh fraksi mol distilat pada rasio refluks
1:2 dan 3:4 sebesar 0,951 dan 0,820.
2. Jumlah plate teoritis yang diperoleh dengan rasio refluks 1:2 dan 3:4 untuk
fraksi mol umpan 0,61 adalah 9 dan 4 tray.
3. Semakin besar jumlah rasio refluks maka jumlah plate akan semakin kecil,
sehingga jumlah plate berbanding terbalik terhadap rasio refluks.
4. Panas yang dibuthkan untuk menguapkan 79,9% etanol adalah sebesar
74,533 kJ.
17
DAFTAR PUSTAKA
Afriani, M., Gusnedi., dan Ratnawulan. 2015. Pengaruh Tinggi Kolom Pada
Distilasi Terhadap Kadarbioetanol Dari Tebu(Saccharum Officinarum).
Journal Pillar Of Physics. 5(1): 25-32.
Amrullah, R., Sarifah, N., Asri, W., dan Mimin, M. (2017). Kajian Pengaruh Rasio
Refluks Terhadap Karekteristik Minyak Nilam Hasil Distilasi Fraksinasi.
Jurnal Teknotan. 11(2):77-88.
Batutah, M,H. 2017. Distilasi Bertingkat Bioetanol dari Buah Maja. Jurnal Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi. 21(2): 9-17.
Budiman, A. 2017. Distilasi "Teori dan Pengendalian Operasi. UGM Press.
Yogyakarta.
Elisa dan Juliana. 2015. Perbedaan Indeks Bias Minyak Goreng Curah Dengan
Minyak Gorengkemasan Bermerek Sunco. Jurnal Fisika Edukasi (JFE).
2(2): 76-80.
Fahmi,D., Bambang,S., dan Wahyunanto, A,N. 2014. Pemurnian Etanol Hasil
Fermentasi Kulit Nanas (Ananas comosus L. Merr) dengan Menggunakan
Distilasi Vakum. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem. 2(2):
131-137.
Fatimura, M.2014. Tinjauan Teoritis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Operasi
pada Kolom Distilasi. Jurnal Media Teknik. 11(1): 1-5.
Furniss, B.S. 1984. Vogel’s Practical Organic Chemistry, 5th Edition. Pearson
Education. London: 135-137.
Geankoplis, C. J. 2003. Tranport Process and Unit Operation. London: Prentice
Hall International.
Hadi,A. 2007. Pemahaman dan Penerapan ISO/IEC 17025:2005. Gramedia
Pustaka Utama.Jakarta
Hartanto,Y., Herry, S., Sandy., dan Andrew M. 2017. Distilasi Ekstraktif Pada
Pemisahan Aseton Dan Metanol. Jurnal Integrasi Proses. 6(4): 168-175.
18
19
Lianda,J., Dadang, E., Ariadi., Suhaimi., Wira, M. 2015. Pengolahan Air Laut
Menggunakan Generator Uap Untuk Menghasilkan Air tawar. Seminar
:2085-9902. Pekanbaru.
Mc.Cabe, W., Smith, J., & Harriot, P. 1993. Unit Operation Of Chemical
Engineering. United State of America: Mc.Graw Hill.
Perry, R., & Green, D. 2008. Perry's Chemical Engineering Handbook 7th Edition.
Tokyo: Mc.Graw Hill Co. International Student Edition.
Smith, D.2005. Strategic Planning For Public Relations. Second Edition. Lawrence
Erlbaum Associates Publisher. London
Susilo, B., Sumardi,H, S., Dela,F,N. 2017. Pemurnian Bioetanol Menggunakan
Proses Distilasi Dan Adsorpsi Dengan Penambahan Asam Sulfat (H2so4)
Pada Aktivasi Zeolit Alam Sebagai Adsorben. Jurnal Keteknikan Pertanian
Tropis dan Biosistem.5(1): 19-26.
Tuning, S., & Supriyanto, L. 2010. Estimasi Ketidakpastian Hasil Pengujian Cu,
Cr, dan Fe dalam Contoh Sedimen dengan Metode FAAS. Prosiding PPI
Yogyakarta.
Walangare, K,B,A., Lumenta A. S. M., Wuwung, J. O., Sugiarso. B. A. 2013.
Rancang Bangun Alat Konversi Air Laut Menjadi Air Minum Dengan
Proses Destilasi Sederhana Menggunakan Pemanas Elektrik. Jurnal Teknik
Elektro dan Komputer. 1(1): 1-11.
Yunaidi dan Saptyaji, H. 2015. Pengaruh Viskositas Oli Sebagai Cairan Pendingin
Terhadap Sifat Mekanis Pada Proses Quenching Baja ST.60. Jurnal Teknik.
5(1). 57-63.
LAMPIRAN A
DATA PENGAMATAN
20
sLAMPIRAN B
CONTOH PERHITUNGAN
21
22
X E x 46
0,96
( X E 46) 18 (1 X E ))
XE = 0,9035
Untuk menbuat kurva kalibrasi diperlukan 5 titik, sehingga:
XE1 = 0,9035 / 5 = 0,1807
dan diperoleh titik-titik; 0,1807; 0,3614; 0,5421; 0,7228; 0,9035.
23
Volume umpan = 5 mL
Untuk etanol 36,05% didapat:
= 0,93591 mol/cm3 (Tabel 2-110 Perry’s Handbook)
Konsentrasi etanol 36,05 % adalah:
.10. % 0,93591 gr/cm 3 10 0,3605
M 7,33 mol cm 3
BM E 46 gr/mol
Membuat larutan etanol 36,05 %
V2 . M 2 5 . 7,33
V1 2,2 cm 3
M1 16,543
Dibutuhkan larutan etanol 96% sebanyak 2,2 ml untuk membuat larutan
etanol 36,05% sebanyak 5 ml. Dengan cara yang sama dapat diperoleh
nilai We, M, dan V untuk masing-masing nilai XE pada Tabel B.1.
Tabel B.1 Nilai WE, M, dan V pada variasi nilai XE
XE WE M V(mL)
0,1807 36,04 % 7,36 2,22
0,3614 59,13 % 11,54 3,45
0,5421 75,15 % 13,88 4,19
0,7228 86,95 % 15,67 5,0
0,9035 96% 16,79 5,07
X D = 0,951
Sedangkan fraksi mol bottom adalah:
y 1,545
Xw
0,0913
1,563 1,545
Xw
0,0913
X w = 0,196
Dengan cara yang sama XD dan XB pada rasio 3:4 dapat diselesaikan seperti pada
Tabel B.2 berikut ini
Rasio YD YB XD XB
1:2 1,632 1,563 0,951 0,196
3:4 1,620 1,566 0,820 0,228
Hv X i Hv
i
HV H F 2223,24 kJ/Kg
q 1,0512 (Pers.11.4-13 Geankoplis)
HV H L 2114,94 kJ/kg
26
Yn 1 0,33X n 0,634
27
untuk R = 3:4
Yn 1 0,428X n 0,46
Cp mix = (Cp air. Xair)+(Cp etanol. Xetanol) (Pers.4.6 Smith dkk 2005)
= (4,18248×0,243)+(2,5095×0,757)kJ/kg.K
= 2,916 kJ/kg.K