Anda di halaman 1dari 33

Laporan Khusus

Laboratorium Kimia Fisika

ELEKTROKIMIA

Disusun oleh :
Kelompok : C-4

Niko Febrian
1804103010028

LABORATORIUM DASAR KIMIA FISIKA


JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2019
LEMBARAN PENGESAHAN

Laporan Praktikum Kimia Fisika ini disusun oleh :


Nama : Niko Febrian
NIM : 1804103010028
Judul Praktikum : Elektrokimia

Disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat mengikuti ujian final


matakuliah “Praktikum Kimia Fisika” pada Laboratorium Kimia Fisika.

Darussalam, 13 Oktober 2019

Pembimbing, Praktikan,

Dr. Ir. Mariana, M.Si Niko Febrian


NIP. 196707151993032003 NIM. 1804103010028

Mengetahui,
Kepala Laboratorium Dasar Kimia Fisika

Sofyana, S.T. M.T


NIP. 1974040320001

i
IZIN MELAKUKAN PRAKTIKUM
LABORATORIUM KIMIA FISIKA

Kelompok : C-4
Nama / NIM : Niko Febrian / 1804103010028
Muhammad Daffa Kalbuaji / 1804103010073
Muhammad Rizki / 1804103010001

Melaksanakan Percobaan di Laboratorium Kimia Fisika


Percobaan : Elektrokimia
Hari / Tanggal : Sabtu/ 07 Oktober 2019
Pukul : 08.00 WIB - selesai
Pembimbing percobaan telah menyetujui atas penggunaan segala fasilitas di
Laboratorium Dasar Kimia Fisika untuk melakukan percobaan diatas.

Darussalam, 07 Oktober 2019


Menyetujui
Pembimbing,

i
Dr. Ir. Mariana, M.Si
NIP. 196707151993032003

i
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
JL. Tgk. Syech Abdul Rauf No. 7 Darussalam – Banda Aceh 23111
Telp 0651-51997 pos 4326

LEMBARAN PENUGASAN

Percobaan : Elektrokimia
Kelompok : C-4
Nama / NIM : 1. Niko Febrian / 1804103010028
2. Muhammad Daffa Kalbuaji / 1804103010073
3. Muhammad Rizki / 1804103010001

1. Konsentrasi CuSO4 = 0,15; 0,3; 0,45; 0,6 ; 0,75 N


2. Konsentrasi ZnSO4 = 0,3 N
3. Waktu = 1-15 menit
4. Elektroda dicelupkan dalam elektrolit berbeda

Darussalam, 10 Oktober 2019


Menyetujui
Pembimbing,

Dr. Ir. Mariana, M.Si


NIP. 196707151993032003

iii
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
JL. Tgk. Syech Abdul Rauf No. 7 Darussalam – Banda Aceh 23111
Telp 0651-51997 pos 4326

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan hidayah dan nikmat yang besar kepada penyusun sehingga dapat
menyelesaikan ”Laporan Praktikum Elektrokimia” pada laboratorium Kimia
Fisika.
Maksud dari penyusunan laporan khusus ”Elektrokimia” ini adalah untuk
memenuhi sebagian dari syarat-syarat mengikuti ujian final mata kuliah
”Praktikum Kimia Fisika” pada laboratorium Kimia Fisika
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kepada Orang Tua saya yang telah memfasilitasi saya hingga saat ini.
2. Bapak Ir. Darmadi selaku ketua jurusan Teknik Kimia.
3. Ibu Sofyana, S.T., M.T. selaku Koordinator lab.
4. Ibu Dr. Ir. Mariana, M.Si selaku pembimbing praktikum
”Elektrokimia”.
5. Munadiya Masrura selaku asisten praktikum “Elektrokimia”.
6. Teman kelompok C-4 dan seluruh teman-teman Teknik Kimia,
khususnya angkatan 2018 yang telah banyak membantu penyusun
dalam penyusunan laporan ini.
Akhirnya penyusun menyadari bahwa laporan ini masih banyak terdapat
kekurangan, karena itu kritik dan saran dari teman-teman dan dosen pembimbing
sangat diharapkan. Semoga laporan ini ada manfaatnya bagi kita semua. Amin.

Darussalam, 18 Oktober 2019

Penyusun

iv
DAFTAR ISI

LEMBARAN PENGESAHAN...............................................................................i
LEMBARAN SURAT IZIN PRAKTIKUM........................................................ii
LEMBARAN PENUGASAN...............................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Tujuan Percobaan...................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................2
2.1 Pengertian Sel Elektrokimia...................................................................2
2.2 Penggolongan Elektrokimia dan Peran Jembatan Garam......................3
2.3 Persmaan Nernst.....................................................................................5
2.4 Aplikasi Sel Volta..................................................................................6
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN............................................................7
3.1 Alat dan Bahan.......................................................................................7
3.2 Prosedur Kerja........................................................................................7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................9
4.1 Hasil Pengolahan Data...........................................................................9
4.2 Pembahasan............................................................................................9
BAB V KESIMPULAN .......................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN...........................................................17
LAMPIRAN B PERHITUNGAN.......................................................................18
LAMPIRAN C GAMBAR...................................................................................22

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Hubungan variasi konsentrasi CuSO4 terhadap nilai Esel dan
konsentrasi ZnSO4 0,3 N pada suhu ruang .....................................9
Gambar 4.2 Hubungan pengaruh waktu terhadap nilai Esel pada variasi
konsentrasi CuSO4 dengan ZnSO4 0,3 N pada suhu ruang..............10
Gambar 4.3 Perbedaan antara nilai Esel aktual dan nilai Esel teoritis.................11
Gambar 4.4 Hubungan antara nilai lnQ terhadap nilai Esel pada variasi
konsentrasi CuSO4 terhadap ZnSO4 0,3 N pada suhu ruang...........12
Gambar 4.5 Hubungan pengaruh pencelupan elektrodapada elektrolit berbeda dan
pengaruh waktu terhadap Esel pada konsentrasi CuSO4 0,15 N dan
ZnSO4 0,3 N.....................................................................................13
Gambar B.1 Hubungan variasi konsentrasi CuSO4 terhadap nilai Esel dan
konsentrasi ZnSO4 0,3 N pada suhu ruang.......................................20
Gambar B.2 Hubungan pengaruh waktu terhadap nilai Esel pada variasi
konsentrasi CuSO4 dengan ZnSO4 0,3 N pada suhu ruang..............20
Gambar B.3 Perbedaan antara nilai Esel aktual dan nilai Esel teoritis.................21
Gambar B.4 Hubungan antara nilai lnQ terhadap nilai Esel pada variasi
konsentrasi CuSO4 terhadap ZnSO4 0,3 N pada suhu ruang...........21
Gambar B.5 5 Hubungan pengaruh pencelupan elektrodapada elektrolit berbeda
dan pengaruh waktu terhadap Esel pada konsentrasi CuSO4 0,15 N
dan ZnSO4 0,3 N..............................................................................22

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Elektrokimia menghubungkan reaksi kimia oksidasi-reduksi dengan fisika
aliran muatan. Pengunaan energi bebas yang tersedia dalam reaksi kimia spontan
untuk pemanfaatan energi menghasilkan reaksi yang tidak mungkin dengan jalan
lain. Elektrokimia bermanfaat untuk penyimpanan energi dalam aki dan konversi
energi yang efisien dari sumber yang telah tersedia (seperti energi matahari dan
energi kimia) menjadi bentuk-bentuk yang berguna untuk aplikasi teknologi.
Voltase yang diukur dalam sel volta dapat dibagi menjadi potensial elektroda
dari anoda (tempat oksidasi berlangsung) dan katoda (tempat reduksi
berlangsung). Voltase ini dapat dihubungkan dengan perubahan energi bebas
Gibbs dan konstanta kesetimbangan dari proses redoks. Persamaan nernst
menghubungkan voltase sel ini dengan voltase sel pada keadaan standar dan spesi-
spesi reaksi.
Persamaan nernst menghasilkan hubungan antara emf sel galvanik atau sel
volta dan konsentrasi reaktan dan produk pada kondisi-kondisi yang bukan
standar. Baterai yang terdiri atas satu atau beberapa sel galvanik, banyak
digunakan sebagai sumber daya mandiri. Beberapa baterai yang lazim yaitu sel
kering, baterai merkuri dan aki yang digunakan di mobil.
Berdasarkan teori di atas maka dilakukanlah percobaan ini untuk meguji
persamaan nernst dan megukur GGL sel elektrokimia.

1.2 Tujuan Percobaan


1. Menyusun dan mengukur GGL sel elektrik (sel elektrokimia).
2. Mencoba menguji persamaan Nerst.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sel Elektrokimia


Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang berhubungan dengan
interkonversi energi listrik dan energi kimia. Proses elektrokimia adalah reaksi
redoks (reduksi oksidasi) dimana energi yang dilepaskan oleh reaksi spontan
diubah menjadi energi listrik atau dimana energi listrik digunakan untuk
menyebabkan reaksi non-spontan. Reaksi kimia melibatkan perpindahan elektron-
elektron bebas dari suatu logam kepada komponen di dalam larutan.
Kesetimbangan reaksi elektrokimia penting dalam sel Galvani dan untuk sel
elektrolisis. Untuk pengukuran daya gerak kistrik (DEL) suatu sel elektrokimia
dalam rangkaian suhu tertentu dapat digunakan untuk menentukan nilai-nilai
termodinamika reaksi yang berlangsung serta koefisien aktivitas dari elektrolit
yang terlibat di dalamnya (Usman dkk, 2017).
Proses elektrokimia membutuhkan media penghantar sebagai tempat
terjadinya serah terima elektron dalam suatu sistem reaksi yang dinamakan
larutan. Larutan dapat di katagorikan menjadi tiga bagian yaitu larutan elektrolit
kuat, larutan elektrolit lemah dan larutan bukan elektrolit. Larutan elektrolit kuat
merupakan larutan yang mengandung ion-ion terlarut yang dapat menghantarkan
arus listrik sangat baik sehingga proses serah terima elektron berlangsung cepat
dan energi yang dihasilkan relatif besar. Sedangkan larutan elektrolit lemah
merupakan larutan yang mengandung ion-ion terlarut cenderung terionisasi
sebagian sehingga dalam proses serah terima elektron relatif lambat dan energi
yang dihasilkan kecil. Namun demikian proses elektrokimia tetap terjadi. Untuk
larutan bukan elektrolit, proses serah terima elektrontidak terjadi. Pada proses
elektrokimia tidak terlepas dari logam yang dicelupkan pada larutan disebut
elektroda. Terdiri dari katoda dan anoda (Harahap, 2016).

2
3

Sel elektrokimia terdiri dari dua sel yaitu, sel elektrolit dan sel volta. Dalam
percobaan ini digunakan sel elektrokimia sel volta. Sel volta adalah sel yang dapat
menghasilkan arus listrik atau merubah energi kimia menjadi energi listrik
(Usman dkk., 2016).
Sel elektrokimia terdiri dari anoda dan katoda. Pada katoda terjadi reduksi
sedangkan pada anoda terjadi reaksi oksidasi (Wiratini, 2016). Dalam percobaan
ini digunakan logam Cu sebagai katoda dan logam Zn sebagai anoda. Logam Cu
dicelupkan dalam larutan CuSO4 dan logam Zn dicelupkan dalam larutan ZnSO4.
Jembatan garam berfungsi untuk menyetarakan kation dan anion dalam larutan,
adapun syarat jembatan garam adalah bisa dilewati ion dan hanya sedikit
melewatkan pelarut (Arizal dkk., 2017).

2.2 Penggolongan Elektrokimia dan Peran Jembatan Garam

Sel elektrokimia terdiri dari sel volta dan sel elektrolisis. Walaupun masing
masing-masing sel sama-sama akan mengalami proses kimia tetapi terdapat
perbedaan yang sangat besar yang akan dipaparkan sebagai berikut :
1. Sel Volta
Sel Volta merupakan sel elektrokimia yang menghasilkan energi
listrik diperoleh dari reaksi kimia yang berlangsung spontan. Beberapa
literatur menyebutkan juga bahwa sel volta sama dengan sel galvani.
Diperoleh oleh gabungan ilmuan yang bernama Alexander Volta dan
Luigi Galvani pada tahun 1786. Bermula dari penemuan baterai yang
berasal dari cairan garam. Sel Volta adalah penataan bahan kimia dan
pengantar listrik yang memberikan aliran elektron lewat rangkaian luar
dari suatu zat kimia yang teroksidasi ke zat kimia yang tereduksi. Dalam
sel volta, oksidasi berarti dilepaskannya elektron oleh atom, molekul, dan
ion-ion, sedangkan reduksi berarti diperolehnya elektron oleh partikel –
partikel atom, molekul, dan ion-ion (Usman, 2017).
4

Pada sel volta anoda adalah kutub negatif dan katoda kutub positif.
Anoda dan katoda akan dicelupkan kedalam larutan elektrolit yang
terhubung oleh jembatan garam. Jembatan garam memiliki fungsi sebagai
pemberi suasana netral (grounding) dari kedua larutan yang menghasilkan
listrik (Arizal dkk., 2017).
Menurut Harahap, (2016) dikarenakan listrik yang dihasilkan harus
melalui reaksi kimia yang spontan maka pemilihan dari larutan elektrolit
harus mengikuti kaedah deret volta. Deret volta disusun berdasarkan daya
oksidasi dan reduksi dari masing-masing logam. Urutan deret tersebut
sebagai berikut :
Li, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Mn, (H 2O), Zn, Cr, Fe, Cd, Cu, Ni, Sn, Pb,
(H), Cu, Hg, Ag, Pt, Au.
Sel volta dibedakan menjadi tiga jenis yaitu sel volta primer
merupakan sel volta yang tidak dapat diperbarui (sekali pakai) dan
bersifat tidak dapat balik (irreversible) contohnya baterai kering. Sel volta
skunder merupakan sel volta yang dapat diperbarui (tidak sekali pakai)
dan bersifat (reversible) kekeadaan semula contohnya baterai aki. Sel
volta bahan bakar (full cell) adalah sel volta yang tidak dapat diperbarui
tetapi tidak habis contohnya sel campuran bahan bakar pesawat luar
angkasa (Harahap, 2016).
2. Sel Elektrolisis
Sel elektrolisis merupakan sel elektrokimia yang menggunakan
sumber energi listrik untuk mengubah reaksi kimia yang terjadi. Pada sel
elektrolisis katoda memiliki muatan negatif sedangkan anoda memiliki
muatan positif. Sesuai dengan prinsip kerja arus listrik. Terdiri dari zat
yang dapat mengalami proses ionisasi, elektrode dan sumber listrik
(baterai). Lisrik dialirkan dari kutub negatif dari baterai ke katoda yang
bermuatan negatif. Larutan akan mengalami ionisasi menjadi kation dan
anion. Kation di katoda akan mengalami reduksi sedangkan di anoda akan
mengalami oksidasi. Salah satu aplikasi dari sel elektrolisis yaitu
penyepuhan logam emas dengan menggunakan larutan elektrolit yang
5

mengandung unsur emas (Au). Hal ini dilakukan untuk melapisi kembali
perhiasan yang kadar emasnya sudah berkurang.

2.3 Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Sel Volta


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi sel volta, diantaranya adalah
konsentrasi, dan waktu. Waktu sangat mempengaruhi pada sel volta. Semakin
lama waktu yang digunakan pada proses sel volta, maka beda potensial yang
dihasilkan semakin kecil. Hal ini terjadi karena elektron-elektron terus bergerak
dari anoda menuju katoda dan menyebabkan elektron-elektron akan semakin
berkurang dengan bertambahnya waktu (Safitri dkk, 2016).
Dengan meningkatnya konsentrasi elektrolit, maka beda potensial yang
dihasilkan juga semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan hukum Faraday I yang
menyatakan bahwa jumlah dari tiap elemen atau grup elemen yang dibebaskan
pada keddua anoda dan katoda sebanding dengan jumlah listrik yang mengalir
(Budiyanto dkk, 2016).

2.4 Persamaan Nernst


Untuk mengukur pengaruh konsentrasi terhadap Esel yang terbentuk
digunakan hukum Nernst. Secara matematis hukum Nersnt dapat dituliskan
sebagai berikut :
RT
Esel=E ° sel− ln ⁡Q (2.1)
nF
Keterangan : Esel = Potensial elektroda standar
R = Tetapan gas ideal (J/K mol)
T = Suhu (Kelvin)
F = Bilangan Faraday
n = Jumlah elektron yang terlibat pada reaksi di anoda
Hubungan antara potensial arus dengan aktivitas zat yang ikut serta dalam
reaksi sel berkaitan dengan energi bebas Gibbs dengan persamaan sebagai berikut:
∆ G=∆ G °+ RT lnQ (2.2)
Bila semua suku dalam persamaan (1) dibagi dengan n F, maka
6

∆ G ∆ G° 1
= + RT lnQ (2.3)
nF nF nF

∆ G°
∆ G °=−n FE atau E= (2.4)
nF

Maka dikenal sebagai persamaan Nernst

RT
E=E− lnQ (2.5)
nF

E adalah potensial reduksi standar, R adalah tetapan gas ideal, n adalah


jumlah elektron yang terlibat, F adalah bilangan Faraday dan Q adalah koefisien
reaksi (Widjajanti, 2005).

2.4 Aplikasi Sel Volta


Aplikasi sel Volta banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sel
Volta dibedakan menjadi tiga jenis yaitu sel Volta primer merupakan sel Volta
yang tidak dapat diperbarui (sekali pakai) dan bersifat tidak dapat balik
(irreversible) contohnya baterai kering yang biasa digunakan pada jam tangan,
remote TV, dan alat elektronik lainnya sebagai sumber energi pada alat-alat
tersebut. Sel Volta sekunder merupakan sel Volta yang dapat diperbarui dan
bersifat dapat balik (reversible) ke keadaan semula contohnya baterai aki yang
biasa digunakan pada kendaraan seperti mobil dan sepeda motor. Sel Volta bahan
bakar (full cell) adalah sel Volta yang tidak dapat diperbarui tetapi tidak habis
contohnya sel campuran bahan bakar pesawat luar angkasa (Harahap, 2016).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
1. Gelas Ukur 100 mL 1 buah
2. Gelas kimia 100 mL 2 buah
3. Labu Ukur 250 mL 1 buqh
4. Kabel dan penjepit 1 buah
5. Kertas amplas secukupnya
6. Kertas Tissue secukupnya
7. Lempengan seng(Cu) 1 buah
8. Lempengan tembaga(Zn) 1 buah
9. Multitester 1 buah
10. Spatula 1 buah
11. Timbangan 1 set
3.1.2 Bahan
1. CuSO4.5H2O
2. ZnSO4.7H2O
3. KNO3
4. Aquadest

3.2 Prosedur Kerja


1. Disiapkan potongan logam tembaga dan seng kemudian dibersihkan logam
tersebut menggunakan kertas amplas
2. Disiapkan larutan jenuh KNO3 sebagai jembatan garam. Diambil selembar
kertas tissue, digulung dan direkatkan menggunakan selotip pada bagian
tengah untuk mencegah gulungan terbuka

7
8

3. Disiapkan 2 gelas beaker berukuran masing-masing 250 ml. Lalu gelas


beaker pertama diisi dengan larutan CuSO4.5H2O dan gelas kedua diisi
dengan larutan ZnSO4.7H2O. Kemudian dicelupkan elektroda Cu pada
larutan CuSO4.5H2O dan elektroda Zn pada larutan ZnSO4.7H2O.
Kemudian, kedua larutan dihubungkan dengan menggunakan kabel.
4. Dicelupkan kertas tissue yang telah igulung ke dalam larutan jenuh KNO 3,
hilangkan kelebihan KNO3 dengan menggunakan kertas tissue yang lain.
Kemudian ditempatkan gulungan itu sebagai penghubung kedua gelas.
Diamati nilai GGL pada multitester.
5. Dilakukan percobaan di atas dengan menggunakan konsentrasi
CuSO4.5H2O yang berbeda sedangkan larutan ZnSO4.7H2O tetap.
6. Dicuci dan dibersihkan kedua elektroda dengan kertas amplas. Diganti
jembatan garam dengan yang baru dan diukur lagi nilai GGL dengan
multitester.
7. Diulangi prosedur kerja di atas untuk konsentrasi yang berbeda.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengolahan Data


Tabel 2.1 Perbandingan antara nilai Esel aktual dan nilai Esel teoritis CuSO4
dan ZnSO4 pada suhu ruang
Konsentrasi (N)
Esel Aktual (V) Esel Teoritis (V)
ZnSO4 CuSO4
0,75 0,53 1,1117
0,6 0,60 1,108
0,3 0,45 0,55 1,105
0,3 0,38 1,100
0,15 0,34 1,108

Tabel 2.2 Hasil perhitungan Esel ketika elektroda dicelupkan dalam elektroda
berbeda
Konsentrasi (N)
Esel Rata-rata (V)
ZnSO4 CuSO4
0,3 0,15 0,003

4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini elektroda yang digunakan adalah Cu dan Zn. Cu
bertindak sebagai katoda dan Zn bertindak sebagai anoda. Untuk pemilihan posisi
ini berdasarkan sel volta. Larutan elektrolit yang digunakan adalah ZnSO4
konsentrasi 0,3 N dan CuSO4 dengan konsentrasi yang bervariasi yaitu 0,75; 0,6;
0,45; 0,3; dan 0,15 N. Jembatan garam yang digunakan terbuat dari tissue yang
telah direndam dalam larutan KNO3 jenuh.
Pada percobaan ini juga dilakukan pengujian dengan mencelupkan
elektroda pada elektrolit yang berbeda, yaitu katoda Cu dicelupkan dalam

9
10

elektrolit ZnSO4 dan anoda Zn dicelupkan dalam elektrolit CuSO4 dan dilihat Esel
yang dihasilkan menggunakan multitester.

4.2.1 Pengaruh Variasi Konsentrasi CuSO4 Terhadap Esel


Pada praktikum ini konsentrasi CuSO4 divariasikan menjadi 0,75; 0,6;
0,45; 0,3; dan 0,15 N, sedangkan konsentrasi ZnSO4 adalah 0,3 N. Nilai potensial
yang didapatkan ditunjukkan pada gambar berikut.

0.7 Konsentrasi CuSO4 (N)

0.6

0.5
Esel (V )

0.4

0.3

0.2

0.1

0
0.15 0.3 0.45 0.6 0.75

Gambar 4.1 Hubungan variasi konsentrasi CuSO4 terhadap nilai Esel dan
konsentrasi ZnSO4 0,3 N pada suhu ruang

Berdasarkan Gambar 4.1 didapatkan nilai potensial sel dari konsentrasi


larutan CuSO4 0,75; 0,6; 0,45; 0,3; dan 0,15 N secara berturut-turut yaitu 0,53;
0,6; 0,55; 0,38; dan 0,34 volt. Menurut Budiyanto dkk (2016) sesuai dengan
Hukum Faraday I yaitu “Jumlah dari tiap elemen atau grup elemen yang
ddibebaskan pada keddua anoda dan katoda sebanding dengan jumlah listrik yang
mengalir”. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi larutan
elektrolit, maka semakin besar juga potensialnya. Namun pada konsentrasi 0,75 N
terjadi penurunan nilai Esel. Hal ini disebabkan karena air (H 2O) tidak mampu
lagi mengurai garam CuSO4 menjadi Cu2+ dan SO42- (Arizal dkk, 2017).
Esel yang dihasilkan sistem dengan variasi konsentrasi larutan elektrolit
CuSO4 dapat dijelaskan dengan persamaan Nernst yaitu :
11

RT Zn2+¿
E=E− ln 2+¿ ¿.......................................(4.1)
nF Cu ¿
Dari persamaan Nernst tersebut dapat diketahui bahwa potensial dari
kompartemen katoda secara umum tergantung pada perbandingan konsentrasi
Zn2+ dan Cu2+. Dengan adanya variasi konsentrasi maka akan dihasilkan beda
potensial akhir yang bervariasi. Hasil perhitungan secara teoritis menunjukkan

Zn2 +¿
bahwa semakin besar konsentrasi yang digunakan maka nilai ¿ akan
Cu2 +¿ ¿
semakin kecil sehingga potensialnya besar, oleh karena itu hasil percobaan
menunjukkan bahwa beda potensial yang dihasilkan larutan elektrolit CuSO 4
dengan konsentrasi 0,6 N lebih tinggi dibanding dengan konsentrasi 0,45; 0,3; dan
0,15 N.

4.2.2 Pengaruh Waktu Terhadap Nilai Esel pada Variasi Konsentrasi


Larutan CuSO4
Waktu yang digunakan dalam percobaan ini adalah adalah 1-15 menit.
Pengaruh waktu terhadap nilai Esel dapat dilihat pada gambar berikut.
0.8 Waktu (Menit)
0.7

0.6
CuSO4 0,15 N
0.5
Esel (V )

CuSO4 0,3 N
0.4
CuSO4 0,45N
0.3
CuSO4 0,6 N
0.2 CuSO4 0,75 N

0.1

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Gambar 4.2 Hubungan pengaruh waktu terhadap nilai Esel pada variasi
konsentrasi CuSO4 dengan ZnSO4 0,3 N pada suhu ruang
12

Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa waktu mempengaruhi nilai


Esel. Semakin lama waktu maka nilai Esel semakin rendah. Hal ini disebabkan
semakin lama waktu reaksi maka daya hantar listriknya juga akan semakin
menurun (Safitri dkk, 2016).
Esel yang dihasilkan sistem dengan variasi waktu larutan elektrolit CuSO4
dapat dijelaskan dengan persamaan Nernst yaitu :
RT Zn2+¿
E=E− ln 2+¿ ¿.......................................(4.2)
nF Cu ¿
Pada persamaan Nerst diatas nF merupakan muatan total (q). Nilai (q)
atau muatan total juga bisa didapatkan dengan persamaan
q=i x t.................................................................(4.3)
dimana i adalah arus (Ampere), dan t menyatakan wakru dalam (sekon), sehingga
dengan bertambahnya waktu maka nilai Esel yang didapatkan semakin kecil.

4.2.3 Perbandingan Antara Nilai Esel Aktual dan Nilai Esel Teoritis
Pada percobaan ini, perhitungan Esel menggunakan persamaan Nernst.
Setelah dilakukan perhitungan didapatkan nilai Esel secara teoritis. Perbedaan
antara nilai Esel aktual dan nilai Esel teoritis ditunjukkan pada gambar berikut.

Konsentrasi CuSO4 (N)


1.2

0.8 Esel CuSO4 Aktual


Esel (V )

Esel CuSO4 Teoritis


0.6

0.4

0.2

0
0.15 0.3 0.45 0.6 0.75

Gambar 4.3 Perbedaan antara nilai Esel aktual dan nilai Esel teoritis
13

Berdasarkan Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa nilai Esel aktual yang
diperoleh lebih kecil dibandingkan Esel teoritis, dimana pada larutan CuSO 4
dengan konsentrasi 0,15; 0,3; 0,45; 0,6; dan 0,75 N didapatkan persen kesalahan
berturut-turut yaitu 69,31%; 65,45%; 50,22%; 45,84%; dan 52,32%. Perbedaan
antara nilai Esel aktual dan teoritis ini terjadi karena kabel tembaga yang
digunakan hanya ditempelkan dengan selotip sehingga memungkinkan pergerakan
elektron tidak sempurna.

4.2.4 Pengujian Persamaan Nernst


Pada pengujian ini, nilai Esel teoritis didapatkan menggunakan persamaan
nernst. lnQ sebagai sumbu x dan data Esel sebagai sumbu y, dimana lnQ adalah
[Zn2+]/[Cu2+].

0.7

0.6
f(x) = − 0.16 x + 0.44
R² = 0.78 0.5

0.4
Esel (V)

0.3

0.2

0.1

0
-1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8

LnQ

Gambar 4.4 Hubungan antara nilai lnQ terhadap nilai Esel pada variasi
konsentrasi CuSO4 terhadap ZnSO4 0,3 N pada suhu ruang

Berdasarkan persamaan nernst di atas, maka hubungan Esel aktual dengan


Esel teoritis dapat dinyatakan dengan persamaan linear y = ax + b. Dimana a
menunjukkan RT/nF sebagai slope. Pada grafik, nilai b menyatakan Esel sebagai
intersept. Didapatkan y = -0,1575x + 0,4384. a bernilai -0,1575 dan b sebesar
0,4384. Dari persamaan tersebut dapat dihitung nilai n sebesar 0,163.
14

4.2.5 Pengaruh Pencelupan Elektroda dalam Elektrolit Berbeda


Pada percobaan ini dilakukan pencelupan elektroda dalam elektrolit
berbeda, yaitu elektroda Cu dicelupkan ke dalam larutan larutan elektrolit CuSO 4
0,15 N. Nilai potensial yang didapatkan ditunjukkan pada gambar berikut.

0.45 Waktu (Menit)


0.4
0.35
0.3
Esel (Volt)

0.25
0.2 Elektroda ≠ elektrolit
0.15 Elektroda = elektrolit

0.1
0.05
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Gambar 4.5 Hubungan pengaruh pencelupan elektrodapada elektrolit berbeda dan


pengaruh waktu terhadap Esel pada konsentrasi CuSO 4 0,15 N dan
ZnSO4 0,3 N

Berdasarkan Gambar 4.5 didapatkan nilai potensial pada waktu 1 menit


0,02 volt, dan waktu 2 menit sampai 4 menit 0,01 volt. Pada waktu 5 – 15 menit
nilai potensial rata-rata yang didapatkan adalah 0,003 volt. Tegangan listrik yang
didapatkan sangat kecil. Hal ini terjadi karena ion Cu 2+ akan bereaksi langsung
pada permukaan batang Zn sehingga tidak terjadi aliran elektron melalui
penghantar (Sumarlinah dan Tri, 2016).
15

BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan


bahwa:
1. Semakin besar konsentrasi larutan elektrolit, maka Esel yang dihasilkan
semakin besar.
2. Semakin lama waktu rangkaian terhubung, nilai Esel akan semakin
menurun.
3. Esel aktual lebih kecil dibandingkan Esel teoritis.
4. Berdasarkan y = -0,1575x + 0,4384 didapatkan nilai n sebesar 0,163,
sedangkan secara teori elektron yang terlibat sebesar 2.
5. Pada percobaan pengaruh pencelupan elektroda pada elektrolit yang
berbeda nilai potensial yang didapatkan sangat kecil dengan nilai potensial
rata-rata 0,003 volt.
16

DAFTAR PUSTAKA

Arizal, F., Muhammad, H., dan Abd, K. 2017. Pengaruh Kadar Garam terhadap
Daya Yang Dihasilkan Pembangkit Listrik Tenaga Air Garam Sebagai
Energi Alternatif Terbarukan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin.
2(2) : 1 - 5

Budiyanto, E., Diva, A. S., Harmowo, S., dan Kms, R. 2016. Pengaruh Jarak
Anoda Katoda pada Proses Elektroplating Tembaga Terhadap
Ketebalan Lapisan dan Efisiensi Katoda Baja AISI 1020. Jurnal Teknik
Mesin. 1(5) : 21 - 29

Harahap, M. R. 2016. Sel Elektrokimia : Karakterisrik dan Aplikasi. Circuit.


2(1) : 177 – 180

Safitri, P. B., Aprilia, R., Abdullah, E., Danang, J. 2016. Pemanfaatan Bittern
Sebagai Elektrolit Alternatif pada Sel Aki Bekas. Prosiding Seminar
Nasional Teknik Kimia “Kejuangan”

Sumarlinah, S. W., dan Tri, H. I. 2016. Guru Pembelajar Modul Pelatihan Guru.
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Usman, M, A., Muhammad, H., dan Budiamn, S. 2017. Studi Eksperimen


Penggunaan Air Garam Sebagai Sumber Energi Alternatif. Jurnal
Teknik Mesin. 2(2) : 1 – 6

Widjajanti, E. 2005. Materi Kimia untuk Pembinaan Olimpiade Sains. FMIPA


UNY : Yogyakarta
17

LAMPIRAN A
DATA PENGAMATAN

Tabel A.1 Data pengamatan Esel pada pengaruh waktu konsentrassi CuSO4
Konsentrasi Esel (V) Esel
(N) t (Menit) Rata-rata
ZnSO4 CuSO4 1 3 5 7 9 11 13 15 (V)
0,75 0,58 0,54 0,54 0,54 0,54 0,53 0,49 0,48 0,57
0,6 0,69 0,62 0,60 0,60 0,59 0,59 0,58 0,56 0,60
0,45 0,67 0,61 0,56 0,54 0,53 0,53 0,52 0,49 0,55
0,3
0,3 0,40 0,39 0,38 0,37 0,37 0,37 0,37 0,36 0,38
0,15 0,39 0,34 0,33 0,33 0,33 0,33 0,32 0,31 0,34

Tabel A.2 Data pengamatan Esel ketika elektroda dicelupkan dalam elektrolit
berbeda
Konsentrasi Esel (V) Esel
(N) t (Menit) Rata-rata
ZnSO4 CuSO4 1 3 5 7 9 11 13 15 (V)
0,3 0,15 0,5 0,54 0,5 0,5 0,54 0,5 0,49 0,4 0,57
8 4 4 3 8
18

LAMPIRAN B
PERHITUNGAN

A.1 Perhitungan untuk Membuat Larutan ZnSO 4.7H2O pada Konsentrasi


0,3 N
Mr ZnSO4 : 161 g/mol
Mr ZnSO4.7H2O : 287 g/mol

massa 1000
N= x xn
Mr v
massa 1000
0,3 N= x x2
161 250
Massa ZnSO4 = 6,0375 g

Massa ZnSO 4 Massa ZnS O4 .7 H 2 O


=
Mr ZnSO 4 Mr ZnS O4 .7 H 2 O

6,0375 Massa ZnS O 4 .7 H 2 O


=
161 287
Massa ZnSO4.7H2O = 10,76 g

A.2 Perhitungan untuk Membuat Larutan CuSO 4.5H2O pada Konsentrasi


0,75 N
Mr CuSO4 : 160 g/mol

Mr CuSO4.5H2O : 250 g/mol

massa 1000
N= x xn
Mr v
massa 1000
0,75 N= x x2
160 250
Massa CuSO4 = 15 g

MassaCuSO 4 MassaCuS O 4 .5 H 2 O
=
Mr CuSO 4 Mr ZnS O 4 .5 H 2 O
15 MassaCuS O 4 .5 H 2 O
=
160 250
Massa CuSO4.5H2O = 25 g
19

A.3 Pengenceran untuk Mendapatkan Larutan CuSO 4 dengan Variasi


Konsentrasi 0,6; 0,45; 0,3; dan 0,15 N

A.3.1 0,75 N ke 0,6 N


N1 V1 = N2 V2
0,75N . V1 = 0,6 N . 250 mL
V1 = 200 mL

A.3.2 0,6 N ke 0,45 N


N1 V1 = N2 V2
0,6N . V1 = 0,45 N . 250mL
V1 = 187,5 mL

A.3.3 0,45 N ke 0,3 N


N1 V1 = N2 V2
0,45N . V1 = 0,3 N . 250 mL
V1 = 166,66 mL

A.3.4 0,3 N ke 0,15 N


N1 V1 = N2 V2
0,3N . V1 = 0,15 N . 250 mL
V1 = 125mL

A.4 Perhitungan Esel Secara Teoritis


Zn2+ + 2e  Zn Esel = -0,76 V
Cu2+  Cu2+ + 2e Esel = +0,34 V

Esel = E katoda - E anoda


= 0,34 – (-0,76)
= 1,1 V

A.5 Perhitungan Esel Secara Teoritis Secara Teoritis


RT Zn2+¿
E=E− ln ¿
nF Cu 2+¿ ¿
A.5.1 Untuk konsentrasi CuSO4 0,75 N dan ZnSO4 0,3 N
( 8,314 .298) 0,3
Esel=1,1 V − ln
2. 96500 0,75
= 1,117 V
20

A.5.2 Untuk konsentrasi CuSO4 0,6 N dan ZnSO4 0,3 N


(8,314 .298) 0,3
Esel=1,1 V − ln
2. 96500 0,6
= 1,108 V

A.5.3 Untuk konsentrasi CuSO4 0,45 N dan ZnSO4 0,3 N


( 8,314 .298) 0,3
Esel=1,1 V − ln
2. 96500 0,45
= 1,105 V

A.5.4 Untuk konsentrasi CuSO4 0,15 N dan ZnSO4 0,3 N


( 8,314 .298) 0,3
Esel=1,1 V − ln
2. 96500 0,15
= 1,1V

A.6 Menghitung Persentase Kesalahan

Esel Teoritis−Esel Aktual


% Kesalahan= x 100 %
Esel Teoritis

A.6.1 Persentase Kesalahan CuSO4 0,75 N dan ZnSO4 0,3 N


1,117−0,53
% Kesalahan= x 100 %
1,117
= 52,32 %
A.6.2 Persentase Kesalahan CuSO4 0,6 N dan ZnSO4 0,3 N
1,108−0,6
% Kesalahan= x 100 %
1,108
= 45,84 %
A.6.3 Persentase Kesalahan CuSO4 0,45 N dan ZnSO4 0,3 N
1,105−0,55
% Kesalahan= x 100 %
1,105
= 50,22 %
A.6.4 Persentase Kesalahan CuSO4 0,3 N dan ZnSO4 0,3 N
1,100−0,38
% Kesalahan= x 100 %
1,100
= 65,45 %
A.6.5 Persentase Kesalahan CuSO4 0,3 N dan ZnSO4 0,3 N
1,108−0,34
% Kesalahan= x 100 %
1,108
= 69,31 %
21

A.7 Nilai n Aktual


y = ax + b y = -0,1575x + 0,4384
a = -RT/nF lnQ a = -0,1575
b = Esel b = 0,4384

Esel = -RT/nF lnQ + Esel


a = -RT/nF
-0,1575 = - 8,314 . 298/ n 96500
n = 0,163
22

LAMPIRAN C
GAMBAR

0.7 Konsentrasi CuSO4 (N)


0.6
0.5
0.4
Esel (V)

0.3
0.2
0.1
0
0.15 0.3 0.45 0.6 0.75

Gambar B.1 Hubungan variasi konsentrasi CuSO4 terhadap nilai Esel dan
konsentrasi ZnSO4 0,3 N pada suhu ruang

0.8
Waktu (Menit)
0.7
0.6 CuSO4 0,15
0.5 N
Esel (V)

CuSO4 0,3 N
0.4 CuSO4
0,45N
0.3
CuSO4 0,6 N
0.2 CuSO4 0,75
N
0.1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Gambar B.2 Hubungan pengaruh waktu terhadap nilai Esel pada variasi
konsentrasi CuSO4 dengan ZnSO4 0,3 N pada suhu ruang
23

1.2 Konsentrasi CuSO4 (N)


1
Esel CuSO4 Aktual
0.8
Esel CuSO4
Esel (V)

0.6 Teoritis

0.4

0.2

0
0.15 0.3 0.45 0.6 0.75

Gambar 4.3 Perbedaan antara nilai Esel aktual dan nilai Esel teoritis

0.7

0.6
f(x) = − 0.16 x + 0.44 0.5
R² = 0.78
0.4
Esel (V)

0.3

0.2

0.1

0
-1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8

LnQ

Gambar 4.4 Hubungan antara nilai lnQ terhadap nilai Esel pada variasi
konsentrasi CuSO4 terhadap ZnSO4 0,3 N pada suhu ruang
24

0.03 Waktu (Menit)


0.02
Esel (Volt)

0.02

0.01

0.01

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Gambar 4.5 Hubungan pengaruh pencelupan elektrodapada elektrolit berbeda dan


pengaruh waktu terhadap Esel pada konsentrasi CuSO 4 0,15 N dan
ZnSO4 0,3 N

Anda mungkin juga menyukai