ELEKTROKIMIA
Disusun oleh :
Kelompok : C-4
Niko Febrian
1804103010028
Pembimbing, Praktikan,
Mengetahui,
Kepala Laboratorium Dasar Kimia Fisika
i
IZIN MELAKUKAN PRAKTIKUM
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
Kelompok : C-4
Nama / NIM : Niko Febrian / 1804103010028
Muhammad Daffa Kalbuaji / 1804103010073
Muhammad Rizki / 1804103010001
i
Dr. Ir. Mariana, M.Si
NIP. 196707151993032003
i
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
JL. Tgk. Syech Abdul Rauf No. 7 Darussalam – Banda Aceh 23111
Telp 0651-51997 pos 4326
LEMBARAN PENUGASAN
Percobaan : Elektrokimia
Kelompok : C-4
Nama / NIM : 1. Niko Febrian / 1804103010028
2. Muhammad Daffa Kalbuaji / 1804103010073
3. Muhammad Rizki / 1804103010001
iii
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK KIMIA
LABORATORIUM KIMIA FISIKA
JL. Tgk. Syech Abdul Rauf No. 7 Darussalam – Banda Aceh 23111
Telp 0651-51997 pos 4326
iii
KATA PENGANTAR
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAN...............................................................................i
LEMBARAN SURAT IZIN PRAKTIKUM........................................................ii
LEMBARAN PENUGASAN...............................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Tujuan Percobaan...................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................2
2.1 Pengertian Sel Elektrokimia...................................................................2
2.2 Penggolongan Elektrokimia dan Peran Jembatan Garam......................3
2.3 Persmaan Nernst.....................................................................................5
2.4 Aplikasi Sel Volta..................................................................................6
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN............................................................7
3.1 Alat dan Bahan.......................................................................................7
3.2 Prosedur Kerja........................................................................................7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................9
4.1 Hasil Pengolahan Data...........................................................................9
4.2 Pembahasan............................................................................................9
BAB V KESIMPULAN .......................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN...........................................................17
LAMPIRAN B PERHITUNGAN.......................................................................18
LAMPIRAN C GAMBAR...................................................................................22
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Hubungan variasi konsentrasi CuSO4 terhadap nilai Esel dan
konsentrasi ZnSO4 0,3 N pada suhu ruang .....................................9
Gambar 4.2 Hubungan pengaruh waktu terhadap nilai Esel pada variasi
konsentrasi CuSO4 dengan ZnSO4 0,3 N pada suhu ruang..............10
Gambar 4.3 Perbedaan antara nilai Esel aktual dan nilai Esel teoritis.................11
Gambar 4.4 Hubungan antara nilai lnQ terhadap nilai Esel pada variasi
konsentrasi CuSO4 terhadap ZnSO4 0,3 N pada suhu ruang...........12
Gambar 4.5 Hubungan pengaruh pencelupan elektrodapada elektrolit berbeda dan
pengaruh waktu terhadap Esel pada konsentrasi CuSO4 0,15 N dan
ZnSO4 0,3 N.....................................................................................13
Gambar B.1 Hubungan variasi konsentrasi CuSO4 terhadap nilai Esel dan
konsentrasi ZnSO4 0,3 N pada suhu ruang.......................................20
Gambar B.2 Hubungan pengaruh waktu terhadap nilai Esel pada variasi
konsentrasi CuSO4 dengan ZnSO4 0,3 N pada suhu ruang..............20
Gambar B.3 Perbedaan antara nilai Esel aktual dan nilai Esel teoritis.................21
Gambar B.4 Hubungan antara nilai lnQ terhadap nilai Esel pada variasi
konsentrasi CuSO4 terhadap ZnSO4 0,3 N pada suhu ruang...........21
Gambar B.5 5 Hubungan pengaruh pencelupan elektrodapada elektrolit berbeda
dan pengaruh waktu terhadap Esel pada konsentrasi CuSO4 0,15 N
dan ZnSO4 0,3 N..............................................................................22
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Elektrokimia menghubungkan reaksi kimia oksidasi-reduksi dengan fisika
aliran muatan. Pengunaan energi bebas yang tersedia dalam reaksi kimia spontan
untuk pemanfaatan energi menghasilkan reaksi yang tidak mungkin dengan jalan
lain. Elektrokimia bermanfaat untuk penyimpanan energi dalam aki dan konversi
energi yang efisien dari sumber yang telah tersedia (seperti energi matahari dan
energi kimia) menjadi bentuk-bentuk yang berguna untuk aplikasi teknologi.
Voltase yang diukur dalam sel volta dapat dibagi menjadi potensial elektroda
dari anoda (tempat oksidasi berlangsung) dan katoda (tempat reduksi
berlangsung). Voltase ini dapat dihubungkan dengan perubahan energi bebas
Gibbs dan konstanta kesetimbangan dari proses redoks. Persamaan nernst
menghubungkan voltase sel ini dengan voltase sel pada keadaan standar dan spesi-
spesi reaksi.
Persamaan nernst menghasilkan hubungan antara emf sel galvanik atau sel
volta dan konsentrasi reaktan dan produk pada kondisi-kondisi yang bukan
standar. Baterai yang terdiri atas satu atau beberapa sel galvanik, banyak
digunakan sebagai sumber daya mandiri. Beberapa baterai yang lazim yaitu sel
kering, baterai merkuri dan aki yang digunakan di mobil.
Berdasarkan teori di atas maka dilakukanlah percobaan ini untuk meguji
persamaan nernst dan megukur GGL sel elektrokimia.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
3
Sel elektrokimia terdiri dari dua sel yaitu, sel elektrolit dan sel volta. Dalam
percobaan ini digunakan sel elektrokimia sel volta. Sel volta adalah sel yang dapat
menghasilkan arus listrik atau merubah energi kimia menjadi energi listrik
(Usman dkk., 2016).
Sel elektrokimia terdiri dari anoda dan katoda. Pada katoda terjadi reduksi
sedangkan pada anoda terjadi reaksi oksidasi (Wiratini, 2016). Dalam percobaan
ini digunakan logam Cu sebagai katoda dan logam Zn sebagai anoda. Logam Cu
dicelupkan dalam larutan CuSO4 dan logam Zn dicelupkan dalam larutan ZnSO4.
Jembatan garam berfungsi untuk menyetarakan kation dan anion dalam larutan,
adapun syarat jembatan garam adalah bisa dilewati ion dan hanya sedikit
melewatkan pelarut (Arizal dkk., 2017).
Sel elektrokimia terdiri dari sel volta dan sel elektrolisis. Walaupun masing
masing-masing sel sama-sama akan mengalami proses kimia tetapi terdapat
perbedaan yang sangat besar yang akan dipaparkan sebagai berikut :
1. Sel Volta
Sel Volta merupakan sel elektrokimia yang menghasilkan energi
listrik diperoleh dari reaksi kimia yang berlangsung spontan. Beberapa
literatur menyebutkan juga bahwa sel volta sama dengan sel galvani.
Diperoleh oleh gabungan ilmuan yang bernama Alexander Volta dan
Luigi Galvani pada tahun 1786. Bermula dari penemuan baterai yang
berasal dari cairan garam. Sel Volta adalah penataan bahan kimia dan
pengantar listrik yang memberikan aliran elektron lewat rangkaian luar
dari suatu zat kimia yang teroksidasi ke zat kimia yang tereduksi. Dalam
sel volta, oksidasi berarti dilepaskannya elektron oleh atom, molekul, dan
ion-ion, sedangkan reduksi berarti diperolehnya elektron oleh partikel –
partikel atom, molekul, dan ion-ion (Usman, 2017).
4
Pada sel volta anoda adalah kutub negatif dan katoda kutub positif.
Anoda dan katoda akan dicelupkan kedalam larutan elektrolit yang
terhubung oleh jembatan garam. Jembatan garam memiliki fungsi sebagai
pemberi suasana netral (grounding) dari kedua larutan yang menghasilkan
listrik (Arizal dkk., 2017).
Menurut Harahap, (2016) dikarenakan listrik yang dihasilkan harus
melalui reaksi kimia yang spontan maka pemilihan dari larutan elektrolit
harus mengikuti kaedah deret volta. Deret volta disusun berdasarkan daya
oksidasi dan reduksi dari masing-masing logam. Urutan deret tersebut
sebagai berikut :
Li, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Mn, (H 2O), Zn, Cr, Fe, Cd, Cu, Ni, Sn, Pb,
(H), Cu, Hg, Ag, Pt, Au.
Sel volta dibedakan menjadi tiga jenis yaitu sel volta primer
merupakan sel volta yang tidak dapat diperbarui (sekali pakai) dan
bersifat tidak dapat balik (irreversible) contohnya baterai kering. Sel volta
skunder merupakan sel volta yang dapat diperbarui (tidak sekali pakai)
dan bersifat (reversible) kekeadaan semula contohnya baterai aki. Sel
volta bahan bakar (full cell) adalah sel volta yang tidak dapat diperbarui
tetapi tidak habis contohnya sel campuran bahan bakar pesawat luar
angkasa (Harahap, 2016).
2. Sel Elektrolisis
Sel elektrolisis merupakan sel elektrokimia yang menggunakan
sumber energi listrik untuk mengubah reaksi kimia yang terjadi. Pada sel
elektrolisis katoda memiliki muatan negatif sedangkan anoda memiliki
muatan positif. Sesuai dengan prinsip kerja arus listrik. Terdiri dari zat
yang dapat mengalami proses ionisasi, elektrode dan sumber listrik
(baterai). Lisrik dialirkan dari kutub negatif dari baterai ke katoda yang
bermuatan negatif. Larutan akan mengalami ionisasi menjadi kation dan
anion. Kation di katoda akan mengalami reduksi sedangkan di anoda akan
mengalami oksidasi. Salah satu aplikasi dari sel elektrolisis yaitu
penyepuhan logam emas dengan menggunakan larutan elektrolit yang
5
mengandung unsur emas (Au). Hal ini dilakukan untuk melapisi kembali
perhiasan yang kadar emasnya sudah berkurang.
∆ G ∆ G° 1
= + RT lnQ (2.3)
nF nF nF
∆ G°
∆ G °=−n FE atau E= (2.4)
nF
RT
E=E− lnQ (2.5)
nF
7
8
Tabel 2.2 Hasil perhitungan Esel ketika elektroda dicelupkan dalam elektroda
berbeda
Konsentrasi (N)
Esel Rata-rata (V)
ZnSO4 CuSO4
0,3 0,15 0,003
4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini elektroda yang digunakan adalah Cu dan Zn. Cu
bertindak sebagai katoda dan Zn bertindak sebagai anoda. Untuk pemilihan posisi
ini berdasarkan sel volta. Larutan elektrolit yang digunakan adalah ZnSO4
konsentrasi 0,3 N dan CuSO4 dengan konsentrasi yang bervariasi yaitu 0,75; 0,6;
0,45; 0,3; dan 0,15 N. Jembatan garam yang digunakan terbuat dari tissue yang
telah direndam dalam larutan KNO3 jenuh.
Pada percobaan ini juga dilakukan pengujian dengan mencelupkan
elektroda pada elektrolit yang berbeda, yaitu katoda Cu dicelupkan dalam
9
10
elektrolit ZnSO4 dan anoda Zn dicelupkan dalam elektrolit CuSO4 dan dilihat Esel
yang dihasilkan menggunakan multitester.
0.6
0.5
Esel (V )
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0.15 0.3 0.45 0.6 0.75
Gambar 4.1 Hubungan variasi konsentrasi CuSO4 terhadap nilai Esel dan
konsentrasi ZnSO4 0,3 N pada suhu ruang
RT Zn2+¿
E=E− ln 2+¿ ¿.......................................(4.1)
nF Cu ¿
Dari persamaan Nernst tersebut dapat diketahui bahwa potensial dari
kompartemen katoda secara umum tergantung pada perbandingan konsentrasi
Zn2+ dan Cu2+. Dengan adanya variasi konsentrasi maka akan dihasilkan beda
potensial akhir yang bervariasi. Hasil perhitungan secara teoritis menunjukkan
Zn2 +¿
bahwa semakin besar konsentrasi yang digunakan maka nilai ¿ akan
Cu2 +¿ ¿
semakin kecil sehingga potensialnya besar, oleh karena itu hasil percobaan
menunjukkan bahwa beda potensial yang dihasilkan larutan elektrolit CuSO 4
dengan konsentrasi 0,6 N lebih tinggi dibanding dengan konsentrasi 0,45; 0,3; dan
0,15 N.
0.6
CuSO4 0,15 N
0.5
Esel (V )
CuSO4 0,3 N
0.4
CuSO4 0,45N
0.3
CuSO4 0,6 N
0.2 CuSO4 0,75 N
0.1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Gambar 4.2 Hubungan pengaruh waktu terhadap nilai Esel pada variasi
konsentrasi CuSO4 dengan ZnSO4 0,3 N pada suhu ruang
12
4.2.3 Perbandingan Antara Nilai Esel Aktual dan Nilai Esel Teoritis
Pada percobaan ini, perhitungan Esel menggunakan persamaan Nernst.
Setelah dilakukan perhitungan didapatkan nilai Esel secara teoritis. Perbedaan
antara nilai Esel aktual dan nilai Esel teoritis ditunjukkan pada gambar berikut.
0.4
0.2
0
0.15 0.3 0.45 0.6 0.75
Gambar 4.3 Perbedaan antara nilai Esel aktual dan nilai Esel teoritis
13
Berdasarkan Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa nilai Esel aktual yang
diperoleh lebih kecil dibandingkan Esel teoritis, dimana pada larutan CuSO 4
dengan konsentrasi 0,15; 0,3; 0,45; 0,6; dan 0,75 N didapatkan persen kesalahan
berturut-turut yaitu 69,31%; 65,45%; 50,22%; 45,84%; dan 52,32%. Perbedaan
antara nilai Esel aktual dan teoritis ini terjadi karena kabel tembaga yang
digunakan hanya ditempelkan dengan selotip sehingga memungkinkan pergerakan
elektron tidak sempurna.
0.7
0.6
f(x) = − 0.16 x + 0.44
R² = 0.78 0.5
0.4
Esel (V)
0.3
0.2
0.1
0
-1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8
LnQ
Gambar 4.4 Hubungan antara nilai lnQ terhadap nilai Esel pada variasi
konsentrasi CuSO4 terhadap ZnSO4 0,3 N pada suhu ruang
0.25
0.2 Elektroda ≠ elektrolit
0.15 Elektroda = elektrolit
0.1
0.05
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Arizal, F., Muhammad, H., dan Abd, K. 2017. Pengaruh Kadar Garam terhadap
Daya Yang Dihasilkan Pembangkit Listrik Tenaga Air Garam Sebagai
Energi Alternatif Terbarukan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin.
2(2) : 1 - 5
Budiyanto, E., Diva, A. S., Harmowo, S., dan Kms, R. 2016. Pengaruh Jarak
Anoda Katoda pada Proses Elektroplating Tembaga Terhadap
Ketebalan Lapisan dan Efisiensi Katoda Baja AISI 1020. Jurnal Teknik
Mesin. 1(5) : 21 - 29
Safitri, P. B., Aprilia, R., Abdullah, E., Danang, J. 2016. Pemanfaatan Bittern
Sebagai Elektrolit Alternatif pada Sel Aki Bekas. Prosiding Seminar
Nasional Teknik Kimia “Kejuangan”
Sumarlinah, S. W., dan Tri, H. I. 2016. Guru Pembelajar Modul Pelatihan Guru.
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
LAMPIRAN A
DATA PENGAMATAN
Tabel A.1 Data pengamatan Esel pada pengaruh waktu konsentrassi CuSO4
Konsentrasi Esel (V) Esel
(N) t (Menit) Rata-rata
ZnSO4 CuSO4 1 3 5 7 9 11 13 15 (V)
0,75 0,58 0,54 0,54 0,54 0,54 0,53 0,49 0,48 0,57
0,6 0,69 0,62 0,60 0,60 0,59 0,59 0,58 0,56 0,60
0,45 0,67 0,61 0,56 0,54 0,53 0,53 0,52 0,49 0,55
0,3
0,3 0,40 0,39 0,38 0,37 0,37 0,37 0,37 0,36 0,38
0,15 0,39 0,34 0,33 0,33 0,33 0,33 0,32 0,31 0,34
Tabel A.2 Data pengamatan Esel ketika elektroda dicelupkan dalam elektrolit
berbeda
Konsentrasi Esel (V) Esel
(N) t (Menit) Rata-rata
ZnSO4 CuSO4 1 3 5 7 9 11 13 15 (V)
0,3 0,15 0,5 0,54 0,5 0,5 0,54 0,5 0,49 0,4 0,57
8 4 4 3 8
18
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN
massa 1000
N= x xn
Mr v
massa 1000
0,3 N= x x2
161 250
Massa ZnSO4 = 6,0375 g
massa 1000
N= x xn
Mr v
massa 1000
0,75 N= x x2
160 250
Massa CuSO4 = 15 g
MassaCuSO 4 MassaCuS O 4 .5 H 2 O
=
Mr CuSO 4 Mr ZnS O 4 .5 H 2 O
15 MassaCuS O 4 .5 H 2 O
=
160 250
Massa CuSO4.5H2O = 25 g
19
LAMPIRAN C
GAMBAR
0.3
0.2
0.1
0
0.15 0.3 0.45 0.6 0.75
Gambar B.1 Hubungan variasi konsentrasi CuSO4 terhadap nilai Esel dan
konsentrasi ZnSO4 0,3 N pada suhu ruang
0.8
Waktu (Menit)
0.7
0.6 CuSO4 0,15
0.5 N
Esel (V)
CuSO4 0,3 N
0.4 CuSO4
0,45N
0.3
CuSO4 0,6 N
0.2 CuSO4 0,75
N
0.1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Gambar B.2 Hubungan pengaruh waktu terhadap nilai Esel pada variasi
konsentrasi CuSO4 dengan ZnSO4 0,3 N pada suhu ruang
23
0.6 Teoritis
0.4
0.2
0
0.15 0.3 0.45 0.6 0.75
Gambar 4.3 Perbedaan antara nilai Esel aktual dan nilai Esel teoritis
0.7
0.6
f(x) = − 0.16 x + 0.44 0.5
R² = 0.78
0.4
Esel (V)
0.3
0.2
0.1
0
-1 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8
LnQ
Gambar 4.4 Hubungan antara nilai lnQ terhadap nilai Esel pada variasi
konsentrasi CuSO4 terhadap ZnSO4 0,3 N pada suhu ruang
24
0.02
0.01
0.01
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15