Anda di halaman 1dari 38

Laporan Khusus

Laboratorium Dasar

UJI SPESIFIK KATION DAN ANION

Disusun oleh:

Kelompok: D-3

Emir Haffiz Akbar 1904103010009

ASISTEN:
Andi Rike Fortuna 1804103010009

DOSEN PEMBIMBING:
T. Mukhriza, S.T., M.Sc. 198010032006041003

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2020
LEMBARAN PENGESAHAN

Laporan Praktikum Analisa Bahan ini disusun oleh :

Nama : Emir Haffiz Akbar

NIM : 1904103010009

Judul Praktikum : Uji Spesifik Kation dan Anion

Disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat mengikuti ujian final mata
kuliah “Praktikum Analisa Bahan” pada Laboratorium Dasar Analisa Bahan.

Darussalam, 25 April 2020

Pembimbing, Praktikan,

T. Mukhriza, S.T., M.Sc. Emir Haffiz Akbar


NIP. 198010032006041003 NIM. 1904103010009

Mengetahui,

Kepala Laboratorium Dasar Analisa Bahan

i Sofyana, S.T., M.T


NIP.19740403200011002
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTASTEKNIK
JURUSAN TEKNIK KIMIA
LABORATORIUM DASAR
Darussalam, Banda Aceh 23111
Jalan Tengku Syech Abdur Rauf No. 7, Darussalam, Banda Aceh 23111
Telepon/Fax.: (0651) 7552222

IZIN MELAKUKAN PRAKTIKUM

LABORATORIUM ANALISA BAHAN

Kelompok : D-3

Nama / NIM : 1. Emir Haffiz Akbar 1904103010009


2. Tata Shelvynar Meilinda 1904103010059
3. Azzahra Iskandar Putri 1904103010067
4. Annisa Zerlinda 1904103010074

Melaksanakan Percobaan di Laboratorium Dasar Analisa Bahan:

Percobaan : Uji Spesifik Kation dan Uji Spesifik Anion

Hari / Tanggal : 28 Maret 2020

Pukul : 08.00 WIB s.d selesai

Pembimbing percobaan telah menyetujui atas penggunaan segala fasilitas di


Laboratorium Dasar Analisa Bahan untuk melakukan percobaan diatas.

Darussalam, 28 Maret 2020

Menyetujui

Pembimbing,

T. Mukhriza, S.T., M.Sc.


NIP. 198010032006041003
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTASTEKNIK
JURUSAN TEKNIK KIMIA
LABORATORIUM DASAR
Darussalam, Banda Aceh 23111
Jalan Tengku Syech Abdur Rauf No. 7, Darussalam, Banda Aceh 23111
Telepon/Fax.: (0651) 7552222

LEMBARAN PENUGASAN

Percobaan : Uji Spesifik Kation dan Anion

Kelompok : D-3

Nama / NIM : Emir Haffiz Akbar /1904103010009


Tata Shelvynar Meilinda /1904103010059
Azzahra Iskandar Putri /1904103010067
Annisa Zerlinda /1904103010074

 Uji Spesifik Kation


- Golongan I sampai dengan golongan V

 Uji Spesifik Anion


- C2O42-
- CNS-
- S2O32
- CH3COO-

Darussalam, 25 April 2020


Menyetujui,
Pembimbing,

T. Mukhriza, S.T., M.Sc.


NIP. 198010032006041003
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT. yang telah


memberikan hidayah dan nikmat yang besar kepada penyusun sehingga dapat
menyelesaikan laporan “Uji Spesifik Kation dan Anion” pada laboratorium
Dasar Analisa Bahan.

Penyusun laporan khusus “Uji Spesifik Kation dan Anion” ini adalah
untuk memenuhi sebagian dari syarat mengikuti ujian final mata kuliah “
Praktikum Analisis Bahan ” pada laboratorium Dasar Analisa Bahan.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ir. Darmadi, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia.
2. Ibu Sofyana, S.T., M.T. selaku Kepala Laboratorium Dasar Analisa
Bahan.
3. Bapak T. Mukhriza, S.T., M.Sc. selaku pembimbing praktikum “Uji
Spesifik Kation dan Anion”.
4. Saudara Andi Rike Fortuna selaku asisten praktikum “Uji Spesifik Kation
dan Anion”.
5. Teman-teman anggota kelompok D-3 dan seluruh teman-teman Teknik
Kimia Angkatan 2019 yang telah banyak membantu penyusun dalam
penyusunan laporan ini.

Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih banyak terdapat


kekurangan, karena itu kritik dan saran dari dosen pembimbing dan pembaca
sangat diharapkan. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Darussalam, 25 April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman
Lembar Pengesahan i
Izin Melakukan Praktikum ii
Lembara Penugasan iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi v
Daftar Gambar vi
Daftar Tabel vii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Praktikum 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 7
3.1 Alat dan Bahan 7
3.2 Prosedur Kerja 8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 12
4.1 Hasil Data Pengamatan 12
4.2 Pembahasan 14
BAB V KESIMPULAN 21
DAFTAR PUSTAKA 23
LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN 24
LAMPIRAN B GAMBAR 26
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar B.1 Endapan Coklat CNS- 27
Gambar B.2 Larutan Bening CH3COO- 27
Gambar B.3 Endapan Coklat Mn2+ 27
Gambar B.4 Endapan Hitam S2O32- 27
Gambar B.5 Endapan Putih Ba2+ 28
Gambar B.6 Endapan Oranye Hg2+ 28
Gambar B.7 Endapan Coklat Kehitaman Ca2+ 28
Gambar B.8 Larutan Putih C2O42- 28
Gambar B.9 Larutan dan Asap Ag+ 29
Gambar B.10 Larutan Biru Fe2+ 29
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1.1 Alat yang Digunakan pada Percobaan 7
Tabel 3.1.2 Bahan yang Digunakan pada Percobaan 7
Tabel 4.1.1 Uji Spesifik Kation 12
Tabel 4.1.2 Uji Spesifik Anion 13
Tabel 4.2.1 Syarat Baku Mutu Air Umpan Boiler 19
Tabel A.1 Data Pengamatan Uji Spesifik Kation 24
Tabel A.2 Data Pengamatan Uji Spesifik Anion 25
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banyak ion-ion terlarut yang kita temui di sekitar kita misalnya pada air laut,
sungai, pada limbah pabrik, tanah dan juga bahan organik lainnya yang
mengandung berbagai ion-ion. Unsur logam dalam larutannya akan membentuk
ion positif atau kation. Unsur non logam yang terindetifikasi membentuk ion
negatif atau yang dikenal dengan anion. Biasanya metode atau cara yang
digunakan untuk menentukan unsur kation dan anion dalam suatu ion biasanya
disebut dengan metode analisis kualitatif.
Banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk melaukan analisa kualitatif
ion-ion berdasarkan sifat fisika dan sifat kimianya. Beberapa jenis metode analisa
kualitatif yang bersifat modern yang menggunakan sifat fisika seperti warna,
spektrum absorpsi, spektrum emisi, atau medan magnet untuk mengidentifikasi
ion pada tingkat konsentrasi yang rendah. Sifat fisika yang bias diindetifikasi
untuk menentukan jenis kation dan anion suatu larutan dapat diamati langsung
seperti warna, bau, terbentuknya gelembung gas ataupun endapan yang
merupakan suatu penanda bahwa senyawa tersebut mengandung suatu kation
maupun anion.
Untuk analisa kualitatif kation diklasifikasikan lima (5) golongan berdasarkan
sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagen. Reagen yang dipakai untuk
klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida (HCl), hidrogen sulfida
(H2S), ammonium sulfida dan asam karbonat (H2CO3). Sedangkan anion
merupakan ion yang memiliki muatan negatif akibat adanya kenaikan jumlah
elektron pada suatu unsur. Berdasarkan dari pernyataan di atas, maka diperlukan
suatu penentuan atau pengidentifikasi suatu larutan untuk menguji kation dan
anionnya.

1
2

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dilakukan praktikum uji spesifik kation dan anion adalah
untuk menentukan atau mengidentifikasi suatu larutan apakah mengandung kation
maupun anion dengan menggunakan suatu metode analisis kualitatif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kimia analitik merupakan salah satu cabang ilmu yang didalamnya


terdapat suatu cara untuk menentukan kadar ion tertentu dengan menggunakan
pereaksi yang selektif dan spesifik. Pereaksi selektif merupakan pereaksi yang
memberikan sebuah reaksi tertentu untuk suatu jenis kation ataupun anion tertentu
pula. Pereaksi-perekasi ini diharapkan mampu memperlihatkan perubahan-
perubahan kimia seperti bau dan timbuknya gas (Erviana dkk., 2018).
Analisa kualitatif adalah analisa untuk mengidentifikasi suatu spesi kimia
dan elusidasi dari strukturnya. Pada umumnya, analisa secara konvensional relatif
memakan waktu yang lama, langkah yang rumit, dan sensitivitas yang rendah.
Selain itu, analisa kualitatif juga didasarkan pada reaksi kimia yang terjadi, dan
memiliki jangkauan analisa yang luas, serta menggunakan konsentrasi analit yang
relatif lebih besar. Analisa kualitatif mengharuskan ketepatan dan ketelitiandalam
prosesnya, namun tidak memerlukan standarisasi dan praktis (Padmaningrum,
2017).
Suatu senyawa netral umumnya terdiri atas kation dan anion, kation dalam
senyawa kimia sangat banyak jenisnya, sehungga cakupan pembahasan hanya
pada kation yang umum dijumpai pada senyawa-senyawa kimia. Untuk
mengindentifikasi kation dalam suatu larutan, perlu diketahui karakteristik setiap
kation yang menyebabkan kation tersebut unit. Atas dasar karateristik tersebut,
maka dapat disusun keputusan yang dapat membedakan kation suatu senyawa
yang lain (Diantuti, 2015).
Analisa kualitatif dan kuantitatif unsur-unsur minor kation –kation (Li +,
Na+, NH4+, K+, Ca2+ dan Mg2+) dalam berbagai jenis sampel air adalah salah satu
parameter untuk menentukan kualitas air. Ion organik bermuatan positif satu dan
dua tersebut adalah ion-ion yang paling umum ditemukan di hampir semua jenis
air alam (Amir, 2016). 3
Kation adalah senyawa ion yang bermuatan positif. Sedangkan anion
adalah senyawa ion yang bermuatan negatif. Anion dan kation bisa terbentuk dari
4

unsur maupun dari senyawa. Anion dan kation terbentuk dari reaksi ionisasi.
Perbedaan kation dan anion adalah jika atom kehilangan satu atau lebih elektron,
maka atom tersebut bermuatan positif, ini disebut kation. Sedangkan jika atom
mempunyai satu atau lebih electron, maka atom tersebut bermuatan negatif dan
disebut anion (Kusumawati dkk, 2015).
Menurut Yuningrat dan Ayuni (2014), klasifikasi kation yang paling
umum didasarkan pada kelarutan dan klorida, sulfida, dan karbonat kation
tersebut. Kation diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation
tersebut terhadap beberapa reagensia. Golongan-golongan kation tersebut
memiliki ciri khas, yaitu :
1. Golongan I : Membentuk endapan dengan asam klorida encer, ion–ion
yang termasuk golongan ini adalah perak (Ag+), raksa (Hg2+) dan
timbal (Pb2+).
2. Golongan II: Membentuk endapan hidrogen sulfida dalam suasana
asam mineral. Ion-ion yang termasuk golongan ini adalah Pb2+, Hg2+,
Cu2+, Cd2+, Bi2+, AsO4-, Sb2+, Sb(O4)3-, Sn2+, dan Sn4+.
3. Golongan III: Membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam
suasana netral. Kation golongan ini adalah Nikel (Ni2+), Besi ( Fe2+,
Fe3+), Kromanium (Cr3+), Aluminium ( Al3+), Seng (Zn2+), Mangan
(Mn2+), dan kobalt (Cu2+).
4. Golongan IV: Membentuk endapan dengan ammonium karbonat
dengan adanya ammonium klorida dalam suasana netral atau sedikit
asam. Ion-ion yang termasuk golongan ini adalah Ca2+, Sr2+, Ba2+.
5. Golongan V: Disebut juga golongan sisa karena tidak bereaksi dengan
reagensia-reagensia golongan sebelumnya. Ion kation yang termasuk
dalam golongan ini Antara lain magnesium (Mg2+), Natrium ( Na+),
Kalium (K+), dan Amonium (NH4+).
Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap dan sebagian
larut, maka seolah dilakukan penyaringan terhadap endapan terbentuk dua
kelompok campuran yang massa masing-masing kurang dari campuran
sebelumnya, Reaksi yang terjadi saat mengidentifikasian menyebabkan
terbentuknya zat-zat baru yang berbeda dari zat semula dan berbeda sifat
fisiknya (Yuningrat dan Ayuni, 2014).
Menurut Achmad (2012), analisa anion dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu
secara Bunsen, Gilreath, dan Vogel. Analisa dengan cara Bunsen dilakukan
dengan menggolongkan anion berdasarkan sifat kelarutan garam perak dan
barium, warna, kelarutan garam alkali dan kemudahan menguap. Analisa metode
Vogel dilakukan dengan menggolongkan anion berdasarkan pada proses yang
digunakan untuk menidentifikasi anion yang menguap bila diolah dalam asam dan
identifikasi anion berdasarkan reaksi anion dalam larutan, dan metode Vogel
inilah yang umum digunakan dalam analisa anion. Pada umumnya anion dapat
digolongkan menjadi 3 golongan utama, yaitu :

1. Golongan Sulfat: SO4-, SO3-, PO42-, Cr2O4-, BO33-, CO32-, Cr2O42-,


dan AsO43-.
2. Golongan Halida: Cl-, Br- , I-, dan S2
3. Golongan Nitrat: NO3-, NO2-, C2H3O2-.
Analisa anion bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam sampel.
Analisa ion dapat juga digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti dalam
pemeriksaan darah, urin, dan sebagainya. Beberapa anion menunjukkan
kenampakan yang sama dalam pemeriksaan, untuk itu analisa anion mutlak
digunakan untuk mengidentifikasi masing-masing anion yang ada. Zat yang
digunakan dalam proses pengendapan anorganik umumnya menyebabkan
terbentuknya garam atau senyawa hidroksida yang sukar larut (Yuningrat dan
Ayuni, 2014).
Pembentukan senyawa kompleks merupakan fenomena yang sangat
menarik didalam ilmu kimia, karena sifat-sifatnya yang spesifik karena itulah
senyawa kompleks sering kali dipergunakan untuk kepentingan analisa kuantitatif
maupun kualitatif atas unsur ataupun senyawa, baik sebagai kation maupun anion.
Senyawa kompleks terdiri dari atom pusat yang biasanya berupa kation, dapat
berperan sebagai asam lemah. Sedangkan logam yang biasanya berupa anion atau
molekul netral dapat berperan sebagai massa Lewis (Suhartono. 2007).
Pengaplikasian uji anion dan kation ini adalah seperti logam krom
diketahui banyak berperan dalam berbagai sektor industri misalnya industri
logam, penyepuhan, penyamakan kulit, zat warna serta lainnya. Namun,
penggunaan logam krom tersebut dapat mengakibatkan hasil samping berupa
buangan limbah yang berpotensi mencemari lingkungan. Krom diketahui
termasuk logam berat. Alternatif yang dapat digunakan dan paling tepat adalah
dengan menggunakan mekanisme pertukaran anion dengan menggunakan suatu
agen penukar anion untuk dapat mengolah ion krom (VI) (Roto, dkk, 2009).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Tabel 3.1.1 Alat yang digunakan pada percobaan
No Alat Ukuran Jumlah

1 Corong Kaca - 1
2 Pipet Tetes - 12
3 Rak Tabung Reaksi - 1
4 Tabung Reaksi - 23

Tabel 3.1.2 Bahan yang digunakan pada percobaan


No Bahan Jumlah
1 Kertas saring Secukupnya
2 Larutan AgNO3 Secukupnya
3 Larutan BaCl2 Secukupnya
4 Larutan CaCl2 Secukupnya
5 Larutan C2H5OH Secukupnya
6 Larutan CuSO4 Secukupnya
7 Larutan FeCl2 Secukupnya
8 Larutan FeCl3 Secukupnya
9 Larutan FeSO4 Secukupnya
10 Larutan HCl Secukupnya
11 Larutan HgCl Secukupnya
12 Larutan HNO3 Secukupnya
13 Larutan H2SO4 Secukupnya
14 Larutan KCN3 Secukupnya
15 Larutan KI Secukupnya
16 Larutan KOH Secukupnya
17 Larutan K2ClO4 Secukupnya
18 Larutan K2C2O4 Secukupnya

7
8

19 Larutan K4[Fe(CN)6] Secukupnya


20 Larutan MnCl2 Secukupnya
21 Larutan Na2CO3 Secukupnya
22 Larutan Na2(CH3COO) Secukupnya
23 Larutan NaOH Secukupnya
24 Larutan Na2Cl2O3 Secukupnya
25 Larutan NH3 Secukupnya
26 Larutan NH4OH Secukupnya
27 Larutan Pb(NO3)2 Secukupnya

3.2 Prosedur Kerja


Prosedur pengujian yang dilakukan pada praktikum ini adalah pengujian
kation golongan I, II, III, IV, dan V. Selain melakukan pengujian, kation
dilakukan pula pengujian anion. Anion-anion yang diuji pada praktikum ini
adalah C2O42-, CNS-, S2O32, dan CH3COO-. Adapun prosedur dari pengujian kation
dan anion yang dilakukan adalah sebagai berikut.
3.2.1 Uji Kation Golongan I
- Uji Spesifik Ag+
1. Larutan yang mengandung Ag+ dimasukkan kedalam tabung reaksi.
2. Ditambahkan HCl (asam klorida) encer dan diamati yang terjadi.
3. Dimasukkan NH4OH (ammonium hidroksida) dan diamati yang terjadi.
4. Ditambahkan HNO3 (asam nitrat) dan catat perubahan yang terjadi.

- Uji Spesifik Pb2+


1. Larutan yang mengandung Pb2+ dimasukkan dalam dua tabung reaksi.
2. Ditambahkan K2CrO4 (kalium kromat) pada masing-masing tabung
reaksi.
3. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi pada dua tabung reaksi
tersebut.
4. Setelah itu, pada tabung I ditambahkan HNO3 (asam nitrat) dan diamati
perubahannya.
5. Pada tabung II ditambahkan NaOH (natrium hidroksida), diamati
perubahannya.
9

3.2.2 Uji Kation Golongan II


- Uji Spesifik Hg2+
1. Larutan yang mengandung Hg2+ dimasukkan dalam tabung reaksi.
2. Ditambahkan larutan KI (kalium iodide) dan diamati perubahan yang
terjadi.

- Uji Spesifik Cu2+


1. Dimasukkan larutan yang mengandung Cu2+ dalam tabung reaksi.
2. Ditambahkan K4[Fe(CN)6] dan diamati yang terjadi.
3. Ditambahkan NaOH, diamati perubahan yang terjadi.

3.2.3 Uji Kation Golongan III


- Uji Spesifik Mn2+
1. Dimasukkan AgNO3 (perak nitrat) dalam tabung reaksi.
2. Ditetesi NH4OH sedikit demi sedikit sampai berlebih.
3. Ditambahkan MnCl2 (mangan klorida).
4. Diamati perubahan yang terjadi.

- Uji Spesifik Fe2+


1. Larutan yang mengandung Fe2+ dimasukkan dalam tabung reaksi.
2. Ditetesi sedikit demi sedikit K3[Fe(CN)6] hingga larutan berubah
menjadi biru tua.
3. Ditambahkan KOH
4. Diamati proses terbentuknya endapan dan catat perubahan warnanya.

3.2.4 Uji Kation Golongan IV


- Uji Spesifik Ba2+
1. Dimasukkan larutan yang mengandung Ba2+ dalam tabung reaksi.
10

2. Ditambahkan beberapa tetes H2SO4 encer


3. Diamati perubahan yang terjadi.

3.2.5 Uji Kation Golongan V


- Uji Spesifik NH4+
1. NH4OH dimasukkan dalam tabung reaksi.
2. Ditambahkan beberapa butir NaOH padatan.
3. Diamati perubahan yang terjadi.

3.2.6 Analisa Anion CH3COO-


1. Larutan yang mengandung CH3COO- ditambahkan dengan etanol
(C2H5OH) dan diamati perubahan.
2. Dibandingkan dengan sebelum ditambahkan etanol.

3.2.7 Analisa Anion CNS-


1. Larutan yang mengandung CNS- dimasukkan dalam tabung reaksi.
2. Ditambahkan Na2CO3 dan disaring filtratnya.
3. Filtratnya diitambahkan dengan FeCl3
4. Diamati perubahan yang terjadi.

3.2.8 Analisa Anion C2O42-


1. Larutan yang mengandung C2O42- dimasukkan dalam tabung reaksi.
2. Ditambahkan NaCO3 dan disaring filtratnya.
3. Filtrat ditambahkan dengan CaCl2.
4. Diamati perubahan yang terjadi.

3.2.9 Analisa Anion S2O32-


1. Larutan yang mengandung S2O32- dimasukkan dalam tabung reaksi.
2. Ditambahkan Na2CO3 dan disaring filtratnya.
11

3. Filtrat ditambahkan AgNO3 dan diamati perubahannya.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Data Pengamatan
Tabel 4.1.1 Uji spesifik Kation
No Uji Spesifik Hasil Pengamatan
1 Golongan I
- Ag+
AgNO3 + HCl → AgCl ↓ Endapan putih
AgCl + NH4OH → AgOH + NH4Cl Larutan putih
AgOH + HNO3 → AgNO3 ↓ + H2O Endapan putih
- Pb2+
Pb(NO3)2 + K2CrO4 → PbCrO4 +
K2(NO3)2 Larutan kuning
I : PbCrO4 + HNO3 → Pb(NO3)2 ↓ +
H2CrO4 Endapan kuning
II : PbCrO4 + NaOH → Pb(OH)2 ↓+
Na2CrO4 Endapan kuning

2 Golongan II
- Hg2+
HgCl2 + 2KI → HgI2 ↓ + 2KCl Endapan oranye
- Cu2+
2CuSO4 + K4[Fe(CN)6] →Cu2[Fe(CN)6] Endapan coklat kehitaman
↓ + 2K2SO4
Cu2[Fe(CN)6] + 4NaOH → 2Cu(OH)2 ↓ Endapan coklat kebiruan
+ Na4[Fe(CN)6]

12
13

3 Golongan III
- Mn2+
AgNO3 + NH4OH → AgOH + NH4NO3 Larutan abu-abu bening

2AgOH + MnCl2 → 2AgCl ↓ + Endapan coklat


Mn(OH)2 ↓
- Fe2+
2FeCl2 + K4[Fe(CN)6] → Fe2[Fe(CN)6] Larutan biru tua
+ 4KCl
Fe2[Fe(CN)6 + 4KOH → 2Fe(OH)2 ↓ + Endapan hitam bening
K4[Fe(CN)6]
4 Golongan IV
- Ba2+
BaCl2 + H2SO4 → BaSO4 ↓ + 2HCl Endapan putih

5 Golongan V
- NH4+
NH4OH + NaOH (padatan) → NH3 + Larutan bening
NaOH + H2O

Tabel 4.1.2 Uji Spesifik Anion


No Uji Spesifik Hasil Pengamatan
1 Anion C2O42-
K2C2O4 + Na2CO3 → K2CO3 + 2NaC2O4 Larutan bening
2Na2C2O4 +CaCl2 → CaC2O4 + NaCl Larutan putih
2 Anion CNS-
2KCNS + Na2CO3 → K2CO3 ↓ + 2 Endapan putih
NaCNS
2NaCNS + FeCl3 → NaCl + Fe(CNS)3 ↓ Endapan coklat
3 Anion S2O32-
Na2S2O3 + Na2CO3 → NaS2O3 + Na2CO3 Larutan bening
Na2CO3 + AgNO3 → NaNO3 ↓ +
Ag2S2O3 Endapan hitam
14

4 Anion CH3COO-
CH3COO + C2H5OH → CH3COOC2H5 Aroma air kelapa

4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan pengujian kation dan anion untuk
mengetahui sifat-sifat khas dari kation dan anion ketika direaksikan dengan
reagen spesifiknya. Praktikum ini bertujuan untuk menganalisa secara kualitatif
kation dan anion dari suatu sampel guna mengetahui sifat-sifatnya secara spesifik
berupa perubahan warna, bau, endapan serta daya larut. Kation-kation yang
digunakan pada percobaan ini adalah kation golongan I yaitu Ag+ dan Pb2+, kation
golongan II yaitu Hg2+ dan Cu2+, kation golongan III yaitu Mn2+ dan Fe2+, kation
golongan IV yaitu Ba2+ dan kation golongan V yaitu NH4+, sedangkan anion-anion
yang diidentifikasikan adalah C2O42-, CNS-, S2O32, dan CH3COO-.

4.2.1 Uji Spesifik Golongan I


4.2.1.1 Uji Spesifik Ag+
Larutan yang digunakan untuk menguji kation Ag+ adalah AgNO3. Larutan
AgNO3 ditambahkan dengan HCl encer dan menghasilkan endapan putih AgCl.
Kemudian ditambakan dengan NH4OH. NH4OH dapat melarutkan endapan AgCl
dan kemudian kedalam larutan tersebut ditambahkan HNO3 yang membuat
endapan putih perak klorida terbentuk kembali.
Menurut Logowski dan Scrum (1991) ion Ag + akan membentuk endapan
putih jika direaksikan dengan HCl encer. Meskipun AgCl tidak larut dalam semua
asam, tetapi AgCl dapat larut dalam ammonium hidroksida (NH4OH).
Berdasarkan teori, larutan AgNO3 mengandung ion Ag+ yang merupakan kation
golongan I karena AgNO3 membentuk endapan putih dengan HCl encer dan larut
dalam ammonium hidroksida (NH4OH).
Reaksi yang terjadi pada praktikum ini yaitu:
AgNO3 + HCl → AgCl ↓ Putih + HNO3
AgCl + NH4OH → AgOH + NH4Cl
AgOH + HNO3 → AgNO3 ↓ Putih+ H2O
15

4.2.1.2 Uji Spesifik Pb2+


Larutan yang digunakan untuk menguji kation Pb2+ adalah Pb(NO3)2.
Larutan Pb(NO3)2 dimasukkan kedalam dua tabung reaksi kemudian masing-
masing tabung reaksi ditambahkan K2CrO4 dan menghasilkan larutan kuning
Pb2CrO4. Masing-masing tabung reaksi ditambahkan dengan reagen yang berbeda.
Kedalam tabung I ditambahkan HNO3 dan endapan kuning menjadi larut.
Kemudian pada tabung II ditambahkan NaOH yang menghasilkan endapan
kuning.
Menurut Yuningrat dan Ayuni, (2014). Ion Pb2+ akan membentuk endapan
kuning jika direaksikan dengan K2CrO4. Berdasarkan teori, larutan Pb(NO3)2
mengandung ion Pb2+ yang merupakan kation golongan I karena Pb(NO 3)2
membentuk endapan kuning dengan K2CrO4.
Reaksi yang terjadi pada praktikum ini yaitu:
Pb(NO3)2 + K2CrO4 → PbCrO4 + 2KNO3
Tabung I: PbCrO4 + HNO3 → Pb(NO3)2 + H2CrO4
Tabung II: PbCrO4 + 2NaOH → Pb(OH)2 + Na2CrO4

4.2.2 Uji Spesifik Kation Golongan II


4.2.2.1 Uji Spesifik Hg2+
Larutan yang digunakan untuk menguji kation Hg2+ adalah HgCl2. Larutan
HgCl2 bila direaksikan dengan KI menghasilkan endapan oranye merkuri (II)
iodida (Jamil, 2007).
Reaksi yang terjadi yaitu:
HgCl2 + 2KI → HgI2 ↓ + 2 KCl

4.2.2.2 Uji Spesifik Cu2+


Larutan yang digunkana untuk menguji kation Cu2+ adalah CuSO4. Larutan
CuSO4 ditambahkan dengan K4[Fe(CN)6] membentuk endapan coklat kehitaman.
Hasil dari reaksi tersebut ditambahkan NaOH dan membentuk endapan coklat
kebiruan tembaga (II) hidroksida (Svehla, 1979).
16

Reaksi yang terjadi yaitu:


2CuSO4 + K4[Fe(CN)6] → Cu2[Fe(CN)6] ↓ + 2K2SO4
Cu2[Fe(CN)6] + 4NaOH → 2Cu(OH)2 ↓ + Na4[Fe(CN)6]

4.2.3 Uji Spesifik Kation Golongan III


4.2.3.1 Uji Spesifik Mn2+
Ion Mn2+ diuji dengan larutan AgNO3 yang ditambahkan dengan NH4OH
yang menghasilkan larutan abu-abu bening perak hidroksida yang ditambahkan
MnCl2 sehingga menghasilkan endapan coklat. Menurut Svehla (1979), reaksi
yang terjadi yaitu:
AgNO3 + NH4OH → AgOH + NH4NO3
2AgOH + MnCl2 → Mn(OH)2 ↓Coklat + 2AgCl

4.2.3.2 Uji Spesifik Fe2+


Larutan yang digunakan untuk menguji Fe2+ adalah FeCl2 ditambahkan
dengan K4[Fe(CN)6] dan mengasilkan larutan biru tua dari heksasianoferat (II)
[Fe(CN)6]4-. Kemudian ditambahkan KOH membentuk endapan hitam bening dari
besi (II) hidroksida (Jamil, 2007).
Reaksi yang terjadi yaitu:
2FeCl2 + K4[Fe(CN)6] → Fe2[Fe(CN)6] ↓ + 4KCl
Fe2[FE(CN)6] + 4KOH → 2Fe(OH)2 ↓ + K4[Fe(CN)6]

4.2.4 Uji Spesifik Kation Golongan IV


4.2.4.1 Uji Spesifik Ba2+
Larutan yang digunakan untuk menguji kation Ba2+ adalah BaCl2. BaCl2
direaksikan dengan H2SO4 encer dan mengasilkan endapan putih barium sulfat
(Svehla, 1979).
Reaksi yang terjadi yaitu:
BaCl2 + H2SO4 → BaSO4 ↓ + 2HCl

4.2.5 Uji Spesifik Kation Golongan V


17

4.2.5.1 Uji Spesifik NH4+


Larutan yang digunakan untuk menguji kation NH4+ adalah NH4OH.
Larutan NH4OH direaksikan dengam butiran NaOH berbentuk padatan dan
menghasilkan larutan bening dan juga gelembung gas yang panas (Svehla,1979).
Reaksi yang terjadi adalah:
NH4OH + NaOH (padatan) → NH3 ↑ + H2O (gas ammonia dilepaskan,
larutan berubah panas)

4.2.6 Uji Spesifik Anion CH3COO-


Larutan yang digunakan untuk menguji anion CH3COO- adalah
CH3COONa. Lartuan CH3COONa direaksikan dengan etanol (C2H5OH)
menghasilkan aroma seperti air kelapa.
Reaksi langsung antara asam karboksilat dengan alkohol akan membentuk
senyawa ester. Reaksi yang terjadi disebut dengan esterifikasi. Ester adalah salah
satu senyawa organik yang sangat berguna. Ester sering dijumpai di alam, ester
atsiri menyebabkan aroma yang sedap dalam banyak buah dan parfum. Cita rasa
buah alamiah merupakan ramuan rumit bermacam-macam ester bersama-sama
dengan senyawa organik lain (Fessenden dan Fessenden, 1986).
Reaksi yang terjadi yaitu:
CH3COONa + C2H5OH → CH3COOC2H5 ↑ + NaOH (aroma air kelapa)

4.2.7 Uji Spesifik Anion CNS-


Larutan yang digunakan untuk menguji anion CNS- adalah KCNS. Larutan
KCNS direaksikan dengan Na2CO3 kemudian menghasilkan ekstrak soda, setelah
itu, larutan ekstrak soda ditambahkan FeCl3 dan menghasilkan endapan coklat
(Yuningrat dan Ayuni, 2014) .
Reaksi yang terjadi yaitu:
K2C2O4 + Na2SO3 → 2NaCNS + K2CO3
2NaCNS + FeCl3 → Na2Cl + Fe(CNS)2

4.2.8 Uji Spesifik Anion C2O42-


Larutan yang digunakan untuk menguji anion C2O42- adalah K2C2O4.
18

Larutan K2C2O4 ditambahkan dengan Na2CO3 sehingga menghasilkan ekstrak


soda. Kemudian ekstrak soda ditambahkan dengan CaCl2 dan menghasilkan
larutan putih (Yuningrat dan Ayuni, 2014).
Reaksi yang terjadi yaitu:
K2C2O4 + NaCO3 → 2NaC2O4 ↓ + K2CO3
2NaC2O4 + CaCl2 → CaC2O4 + NaCl

4.2.9 Uji Spesifik Anion S2O32-


Larutan yang digunakan untuk mennguji anion S2O32- adalah larutan
Na2S2O3. Larutan Na2S2O3 ditambahkan dengan Na2CO3 sehingga menghasilkan
ekstrak soda. Ekstrak soda kemudian ditambahkan dengan AgNO3 dan
menghasilkan endapan hitam (Yuningrat dan Ayuni, 2014).
Reaksi yang terjadi yaitu:
NaS2O3 + Na2CO3 → Na2CO3 + Na2S2O3
Na2S2O3 + AgNO3 → Ag2S2O3 ↓Hitam + 2NaNO3

4.2.10 Aplikasi Analisa Kualitatif dalam Industri.


Dalam industri kimia, analisa kualitatif sering digunakan dalam menanalisa
kandungan suatu unsur dalam bahan baku yang kita gunakan. Selain menganalisa
bahan baku, analisa kualitatif juga dapat digunakan dalam menganalisa sarana-
sarana penunjang proses di pabrik atau disebut juga unit utilitas. Salah satu dari
unit utilitas tersebut ialah air, khususnya air untuk umpan boiler. Boiler adalah
suatu unit dalam pabrik yang berupa bejana tertutup yang digunakan untuk
pembuatan steam (uap) untuk keperluan proses dalam pabrik.

Menurut Fatimura (2015), sistem air umpan boiler haruslah memenuhi


spesifikasi atau standar yang telah digunakan. Hal ini dilakukan dengan tujuan
untuk mencegah kerusakan pada unit dan juga memelihara kondisi unit agar tetap
baik. Air yang diumpankan tidak boleh mengandung mineral atau zat pengotor
lainnya yang bersifat merusak dan menurunkan efisiensi kerja dari boiler. Standar
untuk air umpan boiler adalah sebagai berikut :
19

Tabel 5.1 Syarat Baku Mutu Air Umpan Boiler.

Apabila air umpan boiler yang digunakan tidak memenuhi standar seperti diatas,
akan terjadi berbagai masalah seperti terbentuknya kerak yang disebabkan ion-ion
seperti Ca2+ dan Mg2+, terjadinya korosi, adanya deposityang disebabkan adanya
zat-zat yang tersuspensi, dan masalah-masalah lain yang mengurangi efisiensi
alat.

Untuk mengolah air dari sumber air utama pabrik menjadi air yang memenuhi
standar untuk umpan boiler, perlu dilakukan berbagai macam proses. Salah satu
tahapan proses yang dapat dilakukan adalah dengan menganalisa air yang akan
diolah menggunakan analisa kualitatif seperti uji anion dan kation. Uji tersebut
dilakukan guna mengetahui ion atau mineral yang terkandung didalam air
tersebut. Setelah ion-ion dan mineral tersebut diidentifikasi, lalu dilakukan analisa
secara kuantitatif untuk mengetahui kadar dari mineral tersebut didalam air yang
akan diolah, sehingga setelah diketahui kadarnya, kita dapat menentukan apakah
air sudah memenuhi standar atau belum memenuhi standar. Apabila air belum
memenuhi standar yang ditetapkan, maka perlu dilakukan pengolahan pada air,
seperti demineralisasi yaitu proses menghilangkan kandungan ion dan mineral
pada air untuk menghasilkan demineralized water, yaitu air yang bebas dari
20

mineral terlarut. Untuk mengolah air tersebut, dapat digunakan ion exchange
treatment, yaitu suatu proses pemisahan ion terlarut dalam air dengan
menggunakan resin penukar ion yang sesuai, sehingga didapat demineralized
water yang dapat digunakan sebagai air umpan untuk boiler ( Fatimura, 2015).
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan
yaitu:
1. Uji kation golongan I Ag+ akan membentuk endapan putih AgCl ketika
direaksikan dengan HCl. Endapan AgCl larut dalam NH 4OH dan kembali
membentuk endapan putih ketika direaksikan dengan HNO3.
2. Uji kation Pb2+ akan membentuk endapan PbCrO4 ketika direaksikan
dengan K2CrO4. Kemudian endapan tersebut larut ketika ditambahkan
HNO3 dan membentuk endapan kuning Pb(OH)2 saat ditambahkan NaOH.
3. Kation Hg2+ membentuk endapan oranye Hg2+ ketika direaksikan dengan
KI.
4. Kation Cu2+ membentuk endapan coklat kehitaman Cu[Fe(CN)6] ketika
direaksikan dengan K4[Fe(CN)6] yang kemudian membentuk endapan
coklat kebiruan Cu(OH)2 ketika direaksikan dengan NaOH.
5. Kation Mn2+ membentuk endapan coklat Mn(OH)2 ketika direaksikan.
6. Kation Fe2+ mmbentuk larutan biru tua Fe(CN)2 ketika direaksikan dengan
K4[Fe(CN)6]. Kemudian larutan tersebut membentuk endapan hitam
bening ketika direaksikan dengan KOH.
7. Kation NH4+ menghasilkan gelembung gas NH3 ketika direaksikan dengan
NaOH padatan.
8. Kation Ba2+ membentuk endapan putih BaSO4 ketika direaksikan dengan
H2SO4.
9. Anion CH3COO- menimbulkan aroma air kelapa (CH3COOC2H5) ketika
direaksikan dengan etanol (C2H5OH).
10. Anion CNS- akan membentuk ekstrak soda bila direaksikan dengan
Na2CO3 kemudian akan membentuk endapan coklat Fe(CN)3 ketika
direaksikan dengan FeCl3.
11. Anion C2O42- akan21membentuk larutan putih CaC2O4 ketika direaksikan
dengan CaCl2.
22

12. Anion S2O32- akan membentuk endapan hitam Ag2S2O3 ketika direaksikan
dengan AgNO3.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad, H. 2012. Kimia Analitik Kualitatif. Bandung: PT Citra Aditya Bakti


Amir, M. 2016. Analisis Unsur Minor Kation dalam Sampel Air Alam Dengan
Menggunakan Teknik Kromatografi Ion. Jurnal Tekno. 5(1): 1-8.
Diantuti, U. 2015. Aplikasi Pohon Keputusan dalam Penentuan Kation dengan
Analisa Kualitatif Inorganik. Jurnal Penelitian Sains. 2(1): 1-5.
Erviana, D., Budaya, A.W., Hanani, S., Winda, A dan Sari, L.Y. 2018. Analisa
Kualitatif Kandungan Sulfat dalam Aliran Air Danau Dikawasan Jakabang
Sport City Palembang. Jurnal Ilmu Kimia dan Terapan. 2(2): 7-15.
Fatimura, M. 2015. Tinjauan Teoritis Permasalahan Boiler Feed Water pada
Pengoperasian Boiler yang Dipergunakan dalam Industri. Jurnal Media
Teknik. 12 (1): 24-32.
Fessenden, R.J dan Fessenden, J.S. 1986. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 2.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
Jamil, CA. 2007. Kimia Analisa untuk Teknik Kimia. Banda Aceh : Syiah Kuala
University Press
Kusumawati, A., Kusoro, S dan Edy, C. 2015. Reaksi Esterifikasi Butanol dengan
Asam Asetat Terkatalis 21t – Zeolit Beta. Indonesian Journal of Chemical
Science. 4(3): 42-53.
Logowski, J.J dan Sorum, C.H.1991. Semimicro Qualitative Analysis Seventh
Edition. New Jersey: A Paramont Communications Company.
Padmaningrum, R.T. 2017. Dasar-Dasar Analisis Kimia. Jurdik Kimia.
Roto, I.I., dan Umi, N.S. 2009. Aplikasi Pengolahan Polutan Anion Khrom (VI)
dengan Menggunakan Agen Penukar Ion Hydrotalicate Zn-Al-SO 4.
Manusia dan Lingkungan. 16(1): 42-53.
Svehla, G. 1979. Vogel’s Textbook of Maro and Semimicro Qualitative Inorganic
Analysis Fifth Edition. London: Longman Group Ltd.
Yuningrat, N.W., dan Ayuni,
23 N.P.S. 2014. Kimia Analitik Analisa Kualitatif dan
Pemisahan Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
LAMPIRAN A
DATA PENGAMATAN
Tabel A.1. Data Pengamatan Uji Spesifik Kation
No Uji Spesifik Hasil Pengamatan
1 Golongan I
- Ag+
AgNO3 + HCl → AgCl ↓ Endapan putih
AgCl + NH4OH → AgOH + NH4Cl Larutan putih
AgOH + HNO3 → AgNO3 ↓ + H2O Endapan putih
- Pb2+
Pb(NO3)2 + K2CrO4 → PbCrO4 + K2(NO3)2 Larutan kuning
I : PbCrO4 + HNO3 → Pb(NO3)2 ↓ + H2CrO4 Endapan kuning
II : PbCrO4 + NaOH → Pb(OH)2 ↓+ Na2CrO4 Endapan kuning

2 Golongan II
- Hg2+
HgCl2 + 2KI → HgI2 ↓ + 2KCl Endapan oranye
- Cu2+
2CuSO4 + K4[Fe(CN)6] →Cu2[Fe(CN)6] ↓ + Endapan coklat
2K2SO4 kehitaman
Cu2[Fe(CN)6] + 4NaOH → 2Cu(OH)2 ↓ + Endapan coklat
Na4[Fe(CN)6] kebiruan

24
25

3 Golongan III
- Mn2+
AgNO3 + NH4OH → AgOH + NH4NO3 Larutan abu-abu
bening
2AgOH + MnCl2 → 2AgCl ↓ + Mn(OH)2 ↓ Endapan coklat

- Fe2+
2FeCl2 + K4[Fe(CN)6] → Fe2[Fe(CN)6] + 4KCl Larutan biru tua
Fe2[Fe(CN)6 + 4KOH → 2Fe(OH)2 ↓ + Endapan hitam
K4[Fe(CN)6] bening
4 Golongan IV
- Ba2+
BaCl2 + H2SO4 → BaSO4 ↓ + 2HCl Endapan putih

5 Golongan V
- NH4+
NH4OH + NaOH (padatan) → NH3 + NaOH + Larutan bening
H2O

Tabel A.2. Data Pengamatan Uji Spesifik Anion


No Uji Spesifik Hasil Pengamatan
1 Anion C2O42-
K2C2O4 + Na2CO3 → K2CO3 + 2NaC2O4 Larutan bening
2Na2C2O4 +CaCl2 → CaC2O4 + NaCl Larutan putih
2 Anion CNS-
2KCNS + Na2CO3 → K2CO3 ↓ + 2 NaCNS Endapan putih
253 → NaCl + Fe(CNS)3 ↓
2NaCNS + FeCl Endapan coklat
2-
3 Anion S2O3
Na2S2O3 + Na2CO3 → NaS2O3 + Na2CO3 Larutan bening
26

Na2CO3 + AgNO3 → NaNO3 ↓ + Ag2S2O3 Endapan hitam


4 Anion CH3COO-
CH3COO + C2H5OH → CH3COOC2H5 Aroma air kelapa

26
LAMPIRAN B
GAMBAR

Gambar B.1 Endapan Gambar B.2 Larutan


coklat CNS- bening
CH3COO-

Gambar B.3 Endapan Gambar B.4 Endapan


coklat Mn2+ hitam S2O32-

27
28

Gambar B.5 Endapan putih Gambar B.6 Endapan


Ba2+ oranye Hg2+

Gambar B.7 Endapan Gambar B.8 Larutan putih


coklat C2O42-
kehitaman
Ca2+
29

Gambar B.9 Larutan dan Gambar B.10 Larutan


asap Ag+ biru Fe2+
30

Gambar B.9 Larutan dan Gambar B.10 Larutan


asap Ag+ biru Fe2+

Anda mungkin juga menyukai