Laboratorium Dasar
Disusun oleh:
Kelompok: D-3
ASISTEN:
Andi Rike Fortuna 1804103010009
DOSEN PEMBIMBING:
T. Mukhriza, S.T., M.Sc. 198010032006041003
NIM : 1904103010009
Disusun untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat mengikuti ujian final mata
kuliah “Praktikum Analisa Bahan” pada Laboratorium Dasar Analisa Bahan.
Pembimbing, Praktikan,
Mengetahui,
Kelompok : D-3
Menyetujui
Pembimbing,
LEMBARAN PENUGASAN
Kelompok : D-3
Penyusun laporan khusus “Uji Spesifik Kation dan Anion” ini adalah
untuk memenuhi sebagian dari syarat mengikuti ujian final mata kuliah “
Praktikum Analisis Bahan ” pada laboratorium Dasar Analisa Bahan.
1. Bapak Dr. Ir. Darmadi, M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia.
2. Ibu Sofyana, S.T., M.T. selaku Kepala Laboratorium Dasar Analisa
Bahan.
3. Bapak T. Mukhriza, S.T., M.Sc. selaku pembimbing praktikum “Uji
Spesifik Kation dan Anion”.
4. Saudara Andi Rike Fortuna selaku asisten praktikum “Uji Spesifik Kation
dan Anion”.
5. Teman-teman anggota kelompok D-3 dan seluruh teman-teman Teknik
Kimia Angkatan 2019 yang telah banyak membantu penyusun dalam
penyusunan laporan ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Izin Melakukan Praktikum ii
Lembara Penugasan iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi v
Daftar Gambar vi
Daftar Tabel vii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Praktikum 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 7
3.1 Alat dan Bahan 7
3.2 Prosedur Kerja 8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 12
4.1 Hasil Data Pengamatan 12
4.2 Pembahasan 14
BAB V KESIMPULAN 21
DAFTAR PUSTAKA 23
LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN 24
LAMPIRAN B GAMBAR 26
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar B.1 Endapan Coklat CNS- 27
Gambar B.2 Larutan Bening CH3COO- 27
Gambar B.3 Endapan Coklat Mn2+ 27
Gambar B.4 Endapan Hitam S2O32- 27
Gambar B.5 Endapan Putih Ba2+ 28
Gambar B.6 Endapan Oranye Hg2+ 28
Gambar B.7 Endapan Coklat Kehitaman Ca2+ 28
Gambar B.8 Larutan Putih C2O42- 28
Gambar B.9 Larutan dan Asap Ag+ 29
Gambar B.10 Larutan Biru Fe2+ 29
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1.1 Alat yang Digunakan pada Percobaan 7
Tabel 3.1.2 Bahan yang Digunakan pada Percobaan 7
Tabel 4.1.1 Uji Spesifik Kation 12
Tabel 4.1.2 Uji Spesifik Anion 13
Tabel 4.2.1 Syarat Baku Mutu Air Umpan Boiler 19
Tabel A.1 Data Pengamatan Uji Spesifik Kation 24
Tabel A.2 Data Pengamatan Uji Spesifik Anion 25
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
unsur maupun dari senyawa. Anion dan kation terbentuk dari reaksi ionisasi.
Perbedaan kation dan anion adalah jika atom kehilangan satu atau lebih elektron,
maka atom tersebut bermuatan positif, ini disebut kation. Sedangkan jika atom
mempunyai satu atau lebih electron, maka atom tersebut bermuatan negatif dan
disebut anion (Kusumawati dkk, 2015).
Menurut Yuningrat dan Ayuni (2014), klasifikasi kation yang paling
umum didasarkan pada kelarutan dan klorida, sulfida, dan karbonat kation
tersebut. Kation diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation
tersebut terhadap beberapa reagensia. Golongan-golongan kation tersebut
memiliki ciri khas, yaitu :
1. Golongan I : Membentuk endapan dengan asam klorida encer, ion–ion
yang termasuk golongan ini adalah perak (Ag+), raksa (Hg2+) dan
timbal (Pb2+).
2. Golongan II: Membentuk endapan hidrogen sulfida dalam suasana
asam mineral. Ion-ion yang termasuk golongan ini adalah Pb2+, Hg2+,
Cu2+, Cd2+, Bi2+, AsO4-, Sb2+, Sb(O4)3-, Sn2+, dan Sn4+.
3. Golongan III: Membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam
suasana netral. Kation golongan ini adalah Nikel (Ni2+), Besi ( Fe2+,
Fe3+), Kromanium (Cr3+), Aluminium ( Al3+), Seng (Zn2+), Mangan
(Mn2+), dan kobalt (Cu2+).
4. Golongan IV: Membentuk endapan dengan ammonium karbonat
dengan adanya ammonium klorida dalam suasana netral atau sedikit
asam. Ion-ion yang termasuk golongan ini adalah Ca2+, Sr2+, Ba2+.
5. Golongan V: Disebut juga golongan sisa karena tidak bereaksi dengan
reagensia-reagensia golongan sebelumnya. Ion kation yang termasuk
dalam golongan ini Antara lain magnesium (Mg2+), Natrium ( Na+),
Kalium (K+), dan Amonium (NH4+).
Suatu pereaksi menyebabkan sebagian kation mengendap dan sebagian
larut, maka seolah dilakukan penyaringan terhadap endapan terbentuk dua
kelompok campuran yang massa masing-masing kurang dari campuran
sebelumnya, Reaksi yang terjadi saat mengidentifikasian menyebabkan
terbentuknya zat-zat baru yang berbeda dari zat semula dan berbeda sifat
fisiknya (Yuningrat dan Ayuni, 2014).
Menurut Achmad (2012), analisa anion dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu
secara Bunsen, Gilreath, dan Vogel. Analisa dengan cara Bunsen dilakukan
dengan menggolongkan anion berdasarkan sifat kelarutan garam perak dan
barium, warna, kelarutan garam alkali dan kemudahan menguap. Analisa metode
Vogel dilakukan dengan menggolongkan anion berdasarkan pada proses yang
digunakan untuk menidentifikasi anion yang menguap bila diolah dalam asam dan
identifikasi anion berdasarkan reaksi anion dalam larutan, dan metode Vogel
inilah yang umum digunakan dalam analisa anion. Pada umumnya anion dapat
digolongkan menjadi 3 golongan utama, yaitu :
1 Corong Kaca - 1
2 Pipet Tetes - 12
3 Rak Tabung Reaksi - 1
4 Tabung Reaksi - 23
7
8
2 Golongan II
- Hg2+
HgCl2 + 2KI → HgI2 ↓ + 2KCl Endapan oranye
- Cu2+
2CuSO4 + K4[Fe(CN)6] →Cu2[Fe(CN)6] Endapan coklat kehitaman
↓ + 2K2SO4
Cu2[Fe(CN)6] + 4NaOH → 2Cu(OH)2 ↓ Endapan coklat kebiruan
+ Na4[Fe(CN)6]
12
13
3 Golongan III
- Mn2+
AgNO3 + NH4OH → AgOH + NH4NO3 Larutan abu-abu bening
5 Golongan V
- NH4+
NH4OH + NaOH (padatan) → NH3 + Larutan bening
NaOH + H2O
4 Anion CH3COO-
CH3COO + C2H5OH → CH3COOC2H5 Aroma air kelapa
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan pengujian kation dan anion untuk
mengetahui sifat-sifat khas dari kation dan anion ketika direaksikan dengan
reagen spesifiknya. Praktikum ini bertujuan untuk menganalisa secara kualitatif
kation dan anion dari suatu sampel guna mengetahui sifat-sifatnya secara spesifik
berupa perubahan warna, bau, endapan serta daya larut. Kation-kation yang
digunakan pada percobaan ini adalah kation golongan I yaitu Ag+ dan Pb2+, kation
golongan II yaitu Hg2+ dan Cu2+, kation golongan III yaitu Mn2+ dan Fe2+, kation
golongan IV yaitu Ba2+ dan kation golongan V yaitu NH4+, sedangkan anion-anion
yang diidentifikasikan adalah C2O42-, CNS-, S2O32, dan CH3COO-.
Apabila air umpan boiler yang digunakan tidak memenuhi standar seperti diatas,
akan terjadi berbagai masalah seperti terbentuknya kerak yang disebabkan ion-ion
seperti Ca2+ dan Mg2+, terjadinya korosi, adanya deposityang disebabkan adanya
zat-zat yang tersuspensi, dan masalah-masalah lain yang mengurangi efisiensi
alat.
Untuk mengolah air dari sumber air utama pabrik menjadi air yang memenuhi
standar untuk umpan boiler, perlu dilakukan berbagai macam proses. Salah satu
tahapan proses yang dapat dilakukan adalah dengan menganalisa air yang akan
diolah menggunakan analisa kualitatif seperti uji anion dan kation. Uji tersebut
dilakukan guna mengetahui ion atau mineral yang terkandung didalam air
tersebut. Setelah ion-ion dan mineral tersebut diidentifikasi, lalu dilakukan analisa
secara kuantitatif untuk mengetahui kadar dari mineral tersebut didalam air yang
akan diolah, sehingga setelah diketahui kadarnya, kita dapat menentukan apakah
air sudah memenuhi standar atau belum memenuhi standar. Apabila air belum
memenuhi standar yang ditetapkan, maka perlu dilakukan pengolahan pada air,
seperti demineralisasi yaitu proses menghilangkan kandungan ion dan mineral
pada air untuk menghasilkan demineralized water, yaitu air yang bebas dari
20
mineral terlarut. Untuk mengolah air tersebut, dapat digunakan ion exchange
treatment, yaitu suatu proses pemisahan ion terlarut dalam air dengan
menggunakan resin penukar ion yang sesuai, sehingga didapat demineralized
water yang dapat digunakan sebagai air umpan untuk boiler ( Fatimura, 2015).
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan
yaitu:
1. Uji kation golongan I Ag+ akan membentuk endapan putih AgCl ketika
direaksikan dengan HCl. Endapan AgCl larut dalam NH 4OH dan kembali
membentuk endapan putih ketika direaksikan dengan HNO3.
2. Uji kation Pb2+ akan membentuk endapan PbCrO4 ketika direaksikan
dengan K2CrO4. Kemudian endapan tersebut larut ketika ditambahkan
HNO3 dan membentuk endapan kuning Pb(OH)2 saat ditambahkan NaOH.
3. Kation Hg2+ membentuk endapan oranye Hg2+ ketika direaksikan dengan
KI.
4. Kation Cu2+ membentuk endapan coklat kehitaman Cu[Fe(CN)6] ketika
direaksikan dengan K4[Fe(CN)6] yang kemudian membentuk endapan
coklat kebiruan Cu(OH)2 ketika direaksikan dengan NaOH.
5. Kation Mn2+ membentuk endapan coklat Mn(OH)2 ketika direaksikan.
6. Kation Fe2+ mmbentuk larutan biru tua Fe(CN)2 ketika direaksikan dengan
K4[Fe(CN)6]. Kemudian larutan tersebut membentuk endapan hitam
bening ketika direaksikan dengan KOH.
7. Kation NH4+ menghasilkan gelembung gas NH3 ketika direaksikan dengan
NaOH padatan.
8. Kation Ba2+ membentuk endapan putih BaSO4 ketika direaksikan dengan
H2SO4.
9. Anion CH3COO- menimbulkan aroma air kelapa (CH3COOC2H5) ketika
direaksikan dengan etanol (C2H5OH).
10. Anion CNS- akan membentuk ekstrak soda bila direaksikan dengan
Na2CO3 kemudian akan membentuk endapan coklat Fe(CN)3 ketika
direaksikan dengan FeCl3.
11. Anion C2O42- akan21membentuk larutan putih CaC2O4 ketika direaksikan
dengan CaCl2.
22
12. Anion S2O32- akan membentuk endapan hitam Ag2S2O3 ketika direaksikan
dengan AgNO3.
DAFTAR PUSTAKA
2 Golongan II
- Hg2+
HgCl2 + 2KI → HgI2 ↓ + 2KCl Endapan oranye
- Cu2+
2CuSO4 + K4[Fe(CN)6] →Cu2[Fe(CN)6] ↓ + Endapan coklat
2K2SO4 kehitaman
Cu2[Fe(CN)6] + 4NaOH → 2Cu(OH)2 ↓ + Endapan coklat
Na4[Fe(CN)6] kebiruan
24
25
3 Golongan III
- Mn2+
AgNO3 + NH4OH → AgOH + NH4NO3 Larutan abu-abu
bening
2AgOH + MnCl2 → 2AgCl ↓ + Mn(OH)2 ↓ Endapan coklat
- Fe2+
2FeCl2 + K4[Fe(CN)6] → Fe2[Fe(CN)6] + 4KCl Larutan biru tua
Fe2[Fe(CN)6 + 4KOH → 2Fe(OH)2 ↓ + Endapan hitam
K4[Fe(CN)6] bening
4 Golongan IV
- Ba2+
BaCl2 + H2SO4 → BaSO4 ↓ + 2HCl Endapan putih
5 Golongan V
- NH4+
NH4OH + NaOH (padatan) → NH3 + NaOH + Larutan bening
H2O
26
LAMPIRAN B
GAMBAR
27
28