Anda di halaman 1dari 84

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

LAPORAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH : METERNA SILAEN
223320009

AGRIBISNIS – A
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
LAPORAN 2023
PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

LAPORAN
LAPORAN ADALAH SALAH SATU SYARAT UNTUK LULUS DAN
MENGIKUTI
PRAKTIKUM KIMIA DASAR PADA FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
MEDAN
DIKETAHUI OLEH:

Dr.Sri Pratiwi Aritonang.,S.Si

Asisten Dosen Asisten Dosen

Irma Angelina Togatorop.,SP Vinny Damanik


NPM: 22031006
Asisten Dosen

Otniel Panggabean
NPM: 221310043
AGRIBISNIS – A
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
MEDAN
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, perkakas, perabot, yang
dipakai untuk mencapai maksud ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005, hal : 30 ).
Hal yang harus diperhatikan adalah kebersihan dari alat yang digunakan. Kebersihan dari
alat dapat mengganggu hasil pratikum. Apabila alat yang digunakan tersebut tidak bersih, maka akan
terjadi hal- hal yang tidak diinginkan. Contohnya jika pada alat – alat tersebut masih tersisa zat – zat
kimia, maka zat tersebut dapat saja bereaksi dengan zat yang kita gunakan sesudahnya dan dapat
mengakibatkan kegagalan dalam pratikum ( Anonim, 2012 )
Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil yang didapat tidak
akurat dalam hal ilmu statistika kesalahan seperti ini digolongkan dalam galat pasti. Oleh karena
itu, pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan
sebelum melakukan praktikum di laboratorium kimia. Bukan hal yang mustahil bila terjadi
kecelakaan di dalam laboratorium karena kesalahan dalam pemakaian dan penggunaan alat – alat
dan bahan yang dilakukan dalam suatu pratikum yang berhubungan dengan bahan kimia berbahaya,
disamping itu, pemilihan jenis alat yang akan digunakan dalam penelitian disesuaikan dengan tujuan
penelitian. Agar penelitian berjalan lancar. (Anonim, 2012).

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM

Adapun tujuan pada praktikum ini ialah: Untuk kita dapat mengetahui alat-alat laboratorium
kimiabeserta spesifikasi dan fungsinya dalam laboratorium kimia, untuk kita dapat memahami
bahan- bahan kimia beserta spesifikasi dan fungsinya dalam laboratorium. Untuk kita mengetahui
nama alat-alat yang digunakan di dalam laboratorium beserta spesifikasinya dan fungsinya
dalamlaboratorium.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa profil adalah pandangan, lukisan,
sketsa biografis, penampang, grafik atau ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus.
Jadi profil laboratorium yang dimaksud adalah penggambaran mengenai ruangan laboratorium
yang ditinjau dari beberapa aspek. Karena fakta atau hal-hal penggambaran dari suatu
laboratorium sangat luas, maka akan diambil karakteristik dari aspek pengelolan lokasi dan ruang
laboratorium, kelengkapan peralatan dan bahan laboratorium, penyimpanan peralatan dan bahan
laboratorium, perlengkapan laboratorium, pemeliharaan peralatan laboratorium, organisasi dan
pengadministrasian laboratorium, pemanfaatan laboratorium, penyediaan dan penyiapan
peralatan dan bahan, keselamatan kerja laboratorium, serta kebersihan ruang dan perabot
laboratorium (Suhendra, 2012: 15).
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 tahun 2007 mengatur standar sarana
prasarana sekolah khususnya laboratorium. Adapun standar laboratorium IPA yang ditetapkan
meliputi: desain ruang laboratorium, administrasi laboratorium, pengelolaan laboratorium, dan
penyimpanan alat serta bahan praktikum IPA/ Biologi. Laboratorium IPA di SMP memiliki
peranan penting dalam memfasilitasi peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk
mencapai kompetensi belajar yang diharapkan maka diperlukan fasilitas yang memadai. Begitu
pula dengan kegiatan praktikum IPA di laboratorium, agar praktikum berjalan dengan lancar dan
memperoleh hasil pemahaman kepada peserta didik secara optimal, maka diperlukan fasilitas
yang memadai, yaitu laboratorium IPA yang terstandar sesuai dengan Permendiknas No. 24
Tahun 2007. Dalam peraturan tersebut, telah dijelaskan secara rinci standar minimal laboratorium
IPA di SMP yang terdiri dari laboratorium Biologi, fisika, dan kimia. Adapun standar
laboratorium IPA tersebut adalah sebagai berikut:

(1) Ruang laboratorium IPA berfungsi sebagai tempat berlangsungnya kegiatan


pembelajaran IPA secara praktik yang memerlukan peralatan khusus.
(2) Ruang laboratorium IPA dapat menampung minimum satu rombongan belajar.
(3) Rasio minimum ruang laboratorium IPA adalah 2,4 m2/siswa. Untuk rombongan belajar
dengan siswa kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2 termasuk
luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar minimum ruang laboratorium IPA
adalah 5m.
(4) Ruang laboratorium IPA memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan memadai
untuk membaca buku dan mengamati obyek percobaan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Tempat


Adapun waktu dan tempat dalam melakukan kimia dasar I yaitu “Pengenalan alat dan bahan
laboratorium”, dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : Sabtu, 07 oktober 2023
Pukul : 11.00 WIB Sampai dengan selesai
Tempat : Laboratorium Kimia Dasar dilantai 2 gedung baru, fakultas pertanian
Universitas Methodist Indonesia Medan.

3.2 Alat Dan Bahan


Adapun alat yang di gunakan pada judul “ Pengenalan alat – alat laboratorium” ialah gelas ukur,
gelas beaker, pengaduk kaca, pipet tetes, tabu takar.

3.3 Prosedur Kerja


Asisten dosen menunjukkan alat-alat laboratorium yang hendak dipelajari serta menjelaskan
fungsi alat-alat tersebut kepada peratikan Titik mendengar serta memperhatikan asisten dosen yang
sedang mengenalkan alat-alat laboratorium. Diharapkan praktikan untuk menuliskan fungsi dari
alat-alat laboratorium tersebut sesuai dijelaskan oleh asisten dosen. Diharapkan perhatikan
mengumpulkan buku catatan Untuk ditandatangani oleh asisten dosen.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Dan Pembahasan

1.Gelas Kimia

Gelas tinggi berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya, terbuat dari kaca
borosilikat yang tahan panas, berfungsi untuk mengukur volume larutan yang tidak
memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, menampung zat kimia, memanaskan cairan dan
media pemanasan cairan.

2.Labu Erlenmeyer

Berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil dengan skala sepanjang
dindingnya, berfungsi untuk menyimpan dan memanaskan larutan, menampung filtrate
hasil penyaringan, dan menampung titran ( larutan yang dititrasi) pada proses filtrasi.
3.Gelas Ukur

Berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya, terbuat dari kaca atau plastik yang
tidak tahan panas, berfungsi untuk mengukur volume larutan tidak
memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu.

4.Pipet

Alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran bebas, berfungsi untuk
mengambil cairan dalam jumlah tertentu secara tepat (pipet seukuran), mengukur dan
memindahkan larutan dengan volume tertentu secara tepat ( pipet berukuran ), dan untuk
mengambil cairan dalam skala kecil (pipet tetes ).

5.Buret

Berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran diujungnya, berfungsi untuk mengeluarkan
larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi.

6.Tabung Reaksi
Berupa tabung yang terkadang dilengkapi tutup, terbuat dari kaca borosilikat tahan panas,
berfungsi sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia dan untuk melakukan reaksi kimia
dalam skala kecil.

7.Kaca Arloji

Terbuat dari kaca bening dan memiliki berbagai ukuran berfungsi sebagai penutup gelas
kimia saat memanaskan sampel, tempat saat menimbang bahan kimia, dan tempat untuk
mengeringkan padatan dalam desikator.

8.Corong

Terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti gelas bertangkai,
terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek berfungsi untuk menyaring campuran
kimia.
9.Cawan

Terbuat dari porselen, berfungsi untuk menguapkan larutan.

10 Mortar dan Pastle

Terbuat dari kaca, porselen, atau batu granit berfungsi untuk menghancurkan dan
mencampurkan padatan.

11 Spatula

Berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari stainless steel atau
alumunium berfungsi untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan dan dipakai
untuk mengaduk larutan.

12 Batang Pengaduk
Terbuat dari kaca tahan panas berfungsi utnuk mengaduk cairan kimia dalam gelas kimia.

13 Kawat Kasa

Kawat yang dilapisi dengan asbes berfungsi sebagai alas dalam penyebaran panas yang
berasal dari suatu pembatas.

14 Kaki Tiga

Besi penyangga ring berfungsi untuk menahan kawat kasa dalam pemanasan.

15 Labu Ukur

Labu dengan leher yang panjang dan bertutup, terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena panas
karena dapat memuai berfungsi untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan
mengencerkan larutan.

16 Termometer
Terbuat dari kaca yang tahan panas. Thermometer adalah alat untuk mengukur suhu ataupun
perubahan suhu. Thermometer terdapat berbagai jenis dan satuan derajat yang berbeda,
misalnya thermometer celcius, Fahrenheit dan Kelvin. (Anonim, 2012)

17 Tabung Sentrifuse

Tabung sentrifuse terbuat dari kaca, sama seperti tabung reaksi. Namun pada ujung bawahnya
agak mengecil. Tabung sentrifuse berfungsi sebagai tabung/perantara untuk memisahkan
larutan dan endapan. ( Anonim,2012)

18 Penjepit Cawan Krus

Penjepit cawan krus terbuat dari besi. Berfungsi untuk menjepit cawan krus saat dikeluarkan
dari tanur pengabuan ataupun untuk memegang cawan pada saat pembakaran di atas Bunsen.

19 Pipa U
Pipa U terbuat dari kaca, bentuknya melengkung menyerupai huruf U. pipa U berfungsi
sebagai alat untuk menganalisis apakah suatu larutan terdapat gelembung – gelembung gas
atau tidak. ( Anonim, 2012 )

20 Pipa Kapiler

Pipa kapiler terbuat dari kaca, bentuknya seperti huruf L. pipa kapiler berfungsi sebagai alat
untuk menentukan titik lebur atau titik leleh suatu senyawa. (Anonim, 2012).

21. Plat Tetes

Plat tetes terbuat dari porselen berbentuk persegi dengan bulatan cembung berfungsi untuk
menampung objek sampel.
22.Rak Tabung reaksi

Rak tabung reaksi terbuat dari kayu dengan lubang – lubang seukuran tabung reaksi
berfungsi sebagai tempat meletakkan tabung reaksi.

Tanur

Digunakan sebagai pemanas pada suhu tinggi, sekitar 1000 °C

Inkubator

Digunakan untuk fermentasi dan menumbuhkan media pada pengujian secara mikrobiologi.

Lup

Kaca pembesar. Dapat digunakan untuk mengamati kenaikan atau penurunan suhu pada
termometer terutama termometer raksa yang tidak berwarna

Kertas Saring

Untuk menyaring larutan.

Evaporating Dish

Digunakan sebagai wadah. Misalnya penguapan larutan dari suatu bahan yang tidak mudah
menguap

Botol Semprot

menyimpan aquadest dan digunakan untuk mencuci atau membilas alat-alat dan bahan

Neraca Analitik

Untuk menimbang massa suatu zat. Tingkat ketelitian lebih tinggi dari neraca timbangan.

Mikropipet

Memindahkan cairan dengan volume yang sangat kecil


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, semua alat di laboratorium memiliki nama, fungsi, dan
cara kerja masing – masing. Sehingga dalam penggunaannya pun akan berbeda – beda sesuai
dengan cara kerjanya. Kesalahan penggunaan alat bisa mempengaruhi konsentrasi larutan, karena
alat memiliki tingkat ketelitian yang berbeda – beda.

5.2 Saran

Saran untuk laboratorium, sebaiknya alat-alat yang ada di laboratorium lebih diperhatikan
dan dirawat lagi agar saat praktikum bisa dipergunakan dengan baik dan maksimal tanpa ada
kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012. Alat – Alat Kimia beseta Fungsinya. www.sholeh-alamak.blogspot.com.
Accessed : 20 Oktober 2012

Sutrisno, E,T. Nurminabari, I,S, 2012. Penuntun Pratikum Kimia Dasar. Universitas
Pasundan : Bandung

https://www.academia.edu/40418169/LAPORAN_PRAKTIKUM_KIMIA_DASAR_PE
NGENALAN_ALAT_

http://alfichry.blogspot.com/2016/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html?m=1
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR
LAPORAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH : METERNA SILAEN
223320009

AGRIBISNIS – A
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
LAPORAN 2023
MEMBUAT SABUN CUCI PIRING DARI GARAM DAN LEMON

LAPORAN
LAPORAN ADALAH SALAH SATU SYARAT UNTUK LULUS DAN
MENGIKUTI
PRAKTIKUM KIMIA DASAR PADA FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
MEDAN
DIKETAHUI OLEH:

Dr.Sri Pratiwi Aritonang.,S.Si

Asisten Dosen Asisten Dosen

Irma Angelina Togatorop.,SP Vinny Damanik


NPM: 22031006
Asisten Dosen

Otniel Panggabean
NPM: 221310043
AGRIBISNIS – A
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
MEDAN
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sabun adalah bahan yang digunakan untuk mencuci, baik pakaian, perabotan, badan, dan
lainlain yang terbuat dari campuran alkali, dan trigliserida dari lemak. Sabun dibuat secara kimia
melalui reaksi saponifikasi atau disebut juga reaksi penyabunan. Dalam proses ini asam lemak
akan terhidrolisa oleh basa membentuk gliserin dan sabun mentah. Sabun tersebut kemudian akan
di olah lagi untuk menyempurnakannya hingga kemudian sampai ke pemakai. (Dayah 2013)
Salah satu jenis sabun yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari adalah sabun cuci
piring.
Sabun cuci piring berfungsi untuk membersihkan peralatan makan seperti piring, sendok,
garpu, gelas dan peralatan dapur lainnya dari kotoran dan lemak-lemak sisa makanan. Dulu,
untuk mencuci piring masyarakat tradisioanal menggunakan sabut kelapa dan juga abu gosok.
Namun seiring perkembangan zaman, masyarakat masa kini sudah menggunakan spons dan
sabun cuci siap pakai dengan berbagai bentuk dan keunggulan masing-masing. Dalam satu paket
kecil bahan baku pembuatan sabun dapat menghasilkan berliter-liter sabun cair. Sehingga produk
sabun yang dihasilkan juga dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan penggunaan sabun
dalam kehidupan sehari-hari dan juga dapat dijadikan sebagai industri rumah tangga. Begitu
maraknya penggunaan cairan pencuci piring, maka penjualanya dipasaran pun sangat tinggi
dikarenakan harganya yang sangat terjangkau, juga karena hasilnya dalam membersihkan
kotoran terutama lemak yang menempel pada peralatan makan. Bahkan tersedia berbagai merk
dan varian aroma yang bisa dipilih sesuai kebutuhan.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari membuat sabun cuci piring dari lemon dan garam ialah membersihkan sisa
kotoran pada peralatan makanan dan mengetahui cara atau proses pembuatan sabun cuci piring
serta kandungan dari bahan yaitu lemon dan garam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Burhanudin 2001 dalam bahan 2014 sumber garam yang dapat di dalam berasal
dari air laut air danau asin atau tiga persen NaCl depositana tambang garam mengandung KlO2
sebesar 30 sampai80 PPM. Garam curai adalah garam yang kristalnya kasar-kasar. di pulau Jawa
disebut dengan garam krosok. Garam ini mempunyai kualitas yang paling rendah(depkes, 2001).
Ada anggapan bahwa garam surai biasanya tidak mengandung yodium cukup atau bahkan
tidak mengandung sama sekali, sedangkan garam halus atau meja mengandung yodium cukup titik
anggapan ini berdasarkan anggapan lainnya bahwa garam cure adalah garam yang dibuat petani
garam atau lebih dikenal dengan garam rakit, sedangkan garam halus atau meja adalah garam
buatan pabrik, yang pasti menggunakan yodium dalam proses pembuatannya (BPS,2003).
Rata-rata jumlah yodium yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah 100 sampai 150 ug/hari
untukmempertahankan fungsi normal kelenjar tiroid. Apabila ada zat gaitrogenik secara bersamaan
dalam makanan, maka jumlah asupan yodium harus ditingkatkan sampai 200 sampai 300 ug/ hari
(Arisman, 2010 : 167).
Kekurangan yodium dapat menyebabkan pembesaran kelenjar gondok stoma simpleks semakin
berat tingkat kekurangannya, maka semakin besar ukuran kelenjarnya serta semakin berat
komplikasi yang ditimbulkan titik pada umumnya wanita usia subur lebih rentan penyakit gondok
daripada pria atau anak laki-laki (Adriani, 2012 : 63).
Sumber yodium untuk dikonsumsi manusia adalah rata-rata berasal dari tanaman atau sayuran 80%,
air minum 19% hewani non laut 10%. Sumber yodium yang berasal dari laut lebih banyak
mengandung yodium dibandingkan dengan berasal dari darat atau tanah. Kandungan yodium yang
berasal dari laut berkisaran 0,7 sampai 5,4 g/kg bahan, sedangkan kandungan yodium yang berasal
dari tanah atau darat berkisaran 0,001 g/kg bahan (Adriani, 2012 : 83).
Lemon di budidayakan di spanyol, portugal, argentina, brazil, Amerika Serikat, dan negara-
negaralainnya di sekitar laut Tengah. Jeruk lemon dapat tumbuh baik di daerah yang beriklim kering
dengan musim dingin yang relatif hangat. Suhu ideal untuk pertumbuhan buah lemon dengan baik
adalah 15 - 30°C (60 - 85° F) kira kira dengan ketinggian 800 meter di atas permukaan laut (
Marwanto, 2014).
Buah jeruk lemon berbentuk lonjong atau bundar, berry, hesperidium dan berwarna kuning ketika
sudah matang. Buah ini termasuk dalam kelompok jeruk yang di sebut hespeneridium. Bentuk buah
bisa berubah saat sudah matang akan berubah warna dari hijau menjadi kuning, beratnya sekitar 50
sampai 60 gram dan diameternya 5 – 8 cm ( dev et.al.) menurut soraya (2014), lemon merupakan
jeruk jenis asam yang paling popular untuk kesehatan selain jeruk nipis. Kandungan gizi dan
fitonutrien buah lemon. Manfaat lemon yaitu sebagai antioksida, antikanker, dan antibakteri dapat
menurunkan berat badan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dapat mengurangi tekanan darah
tinggi, membantu menjaga kesehatan ginjal, dapat melarutkan racun, membantu mengatasi masalah
pencernaan , membantu proses pembentukan kolagen kuli ( siraya,2014).
Sabun dapat mencuci kotoran dan minyak dari permukaan serat karena struktur kimianya,
yaitu bagian dari rantainya yang bersifat hidrofil dan rantai karbonnya bersifat hidrofobik.
Mekanismenya yaitu, rantai hidrokarbon larut dalam partikel minyak yang tidak larut ke dalam air.
Kemudian ionnya akan terdispersi atau teremosi dalam air sehingga dapat dicuci (Sari, 2010).
Sabun cuci piring merupakan surfaktan yang berfungsi sebagai pembersih pada peralatan dapur,
bahan aktif dalam sabun pencuci piring cair adalah sodium lauril sulfat atau SLS. Penambahan jeruk
nipis berfungsi sebagai anti bakteri dan pewangi serta penambahan ekstra daun pandan berfungsi
pewarna yang diharapkan dapat mengatasi peralatan dapur dari kuman dan kotoran( Renhard dan
singgih, 2016).
Yodium dalam tanah berupa I sedangkan dari laut berupa I². Yodium yang terdapat di air laut
sebanyak 50 sampai 60. Di udara sebanyak 0,7 dan yang terdapat pada air hujan sebanyak 1,8
sampai 8,5 titik pada daerah endemis GAKY kandungan yodium dalam tanah rendah yaitu lebih
kecil dari 1 mg/L. ( Departemen gizi dan kesehatan masyarakat, 2019 : 227).
Rata-rata jumlah yodium yang dianjurkan untuk dikonsumsi adalah 100 sampai 150 ug/hari untuk
mempertahankan fungsi normal kelenjar tiroid. Apabila ada zat gaitrogenik secara bersamaan dalam
makanan, maka jumlah asupan yodium harus ditingkatkan sampai 200 sampai 300 ug/ hari
(Arisman, 2010 : 167).
Kekurangan yodium dapat menyebabkan pembesaran kelenjar gondok stoma simpleks semakin
berat tingkat kekurangannya, maka semakin besar ukuran kelenjarnya serta semakin berat
komplikasi yang ditimbulkan titik pada umumnya wanita usia subur lebih rentan penyakit gondok
daripada pria atau anak laki-laki (Adriani, 2012 : 63).
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Tempat


Adapun waktu dan tempat dalam melakukan kimia dasar II yaitu “membuat sabun cuci piring dari
garam dan lemon ”, dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : Sabtu, 20 Oktober 2023
Pukul : 11.00 WIB Sampai dengan selesai
Tempat : Laboratorium Kimia Dasar dilantai 2 gedung baru, fakultas pertanian
Universitas Methodist Indonesia Medan.

3.2 Alat Dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang akan digunakan pada pratikum ke- II ini dengan judul “ pembuatan
sabun cuci piring dari garam dan lemon” ialah :
Alat : baskom, sendok, pisau cutter
Bahan : lemon dan garam

3.3 Prosedur Kerja


- tuangkan garam secukupnya kedalam wadah mangkok atau baskom
- tambahkan perasan lemon untuk membuat aroma sabun cuci piring menjadi wangi segar
- campurkan garam dan perasan lemon hingga
rata
- sabun cuci piring alami dan sederhana siap di gunakan
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil

4.2 Pembahasan
Dengan mengamati perubahan warna dari sabun cuci piring sabun cuci piring jeruk nipis
dengan penambahan ekstrak daun pandan mengalami perubahan warna dari hijau tua menjadi
coklat kekuning-kuningan. Dari segi bau harum daun pandan dan jeruk nipis. Daun pandan
mengandung zat saponin, polifenol, alkaloida, dan zat warna hijau bisa berfungsi sebagai aroma
pada sabun. Penyebab utama daun pandan memiliki aroma yang khas adalah karena adanya
kandungan senyawa kimia 2AP (2 Acetyl 1 pyrroline/ACPY) yang merupakan turunan dari asam
amino fenilalanin (Balittas, 2015).
Dari pengamatan yang kami lakukan membanding tingkat efektivitas sabun cuci piring jeruk
nipis dengan penambahan ekstrak daun pandan yang kami buat terbukti efektif dalam
membersihkan minyak pada piring. Kami melakukan dengan cara perlakuan pada dua piring dengan
mengolesi minyak goreng. Setelah itu kami cuci piring tersebut dengan menggunakan sabun yang
kami buat dan sabun komersil yaitu sabun sunlight jeruk nipis. Sabun sunlight jeruk nipis
diproduksi oleh PT. Unilever indonessia. Sunlight adalah sebuah merek sabun rumah
tangga yang diperkenalkan oleh perusahaan Inggris Lever Brothers pada 1884. Merek tersebut
merupakan sabun cuci kemasan bermerek pertama di dunia. Sunlight merupakan salah satu merek
sabun cuci piring yang terkenal di Indonesia yang sudah terbukti dalam membersihkan peralatan
masak dan peralatan dapur dari semua jenis kotoran, bau, dan lemak.

Sabun sunlight disini menjadi parameter dalam membersihkan peralatan dapur dan alat
makan yang sudah dipercaya ibu rumah tangga sejak puluhan tahun. Piring yang dicuci
menggunakan sabun cuci piring sunlight tampak kesat, mengkilap dan bersih dari kotoran minyak.
Piring yang kami dicuci dengan sabun yang kami buat tempak bersih dan mengkilap dan berbunyi
kesat saat digosok dan sabun ini mengeluarkan haru yang khas dari dau pandan dan jeruk nipis
sehingga ini terbukti efektif dalam membersihkan kotoran pada peralatan makan.

Kandungan yang sabun yang kami buat terdapat bahan aktif SLS (sodium lauryl sulfate)
berbentuk jel transparan dan berfungsi sebagai bahan utama karena menghasilkan banyak busa serta
mempunyai daya bersih yang baik. SLS adalah jenis surfaktan yang sangat kuat yang yang
umumnya digunakan dalam mengangkat noda minyak dan kotoran. Surfaktan memiliki kepala yang
menyukai air dan ekor yang tidak menyukai air, jadi kepalanya ingin tetap di dalam air, sedangkan
ekornya ingin keluar secepat mungkin, memasukkan ke dalam dan kemudian mengangkat minyak.

Ekstrak jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) berfungsi sebagai pewangi penghilang bau
tidak sedap dan sebagai antibakteri karena berdasarkan penelitian jeruk nipis mempunyai
kandungan flavonoid yang dapat merusak membrane sel bakteri dan diikuti dengan keluarnya
senyawa intraseluler. Selain berperan dalam inhibisi pada sintesis DNA-RNA dengan interkalasi
atau ikatan hydrogen dengan penumpukan basa asam nukleat, flavonoid juga berperan dalam
menghambat metabolisme energi. Saponin dapat menurunkan tegangan permukaan sehingga
mengakibatkan naiknya permeabilitas atau kebocoran sel. Senyawa intraseluler tersebut berdifusi
melalui membran luar dan dinding sel yang mengakibatkan kematian sel (Ngajow, 2013).

Perasan buah jeruk nipis Citrus aurantifolia Swingle) memiliki beberapa macam kandungan
senyawa asam organik, seperti asam sitrat, asam malat, asam laktat, dan asam tartarat. Sebagai
antibakteri, asam organik tersebut berperan dalam menurunkan pH di bawah kisaran pertumbuhan
mikroorganisme dan penghambatan metabolisme oleh molekul asam yang terkondisi (Berlian,
Fatiqin dan Agustina, 2016). Kandungan asam sitrat dalam jeruk nipis memiliki pH asam 2,48-2,5.
Menurut penelitian Price, Sedarous dan Hiltz 7 produk in office bleaching memiliki ph 3,67-6,53.
Sehingga sabun cuci piring ekstrak jeruk nipis efektif dalam menghilangkan bau, lemak atau
minyak dan kotoran yang menbandel.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk uji mutu organoleptik pada sabun
cuci piring menunjukkan tekstur yang kental dan berubah dan selama satu minggu warna sabun
tersebut menjadi coklat kekuningan, untuk uji efektifitas sabun cuci piring yang kami buat terbukti
efektif dalam membersihkan minyak pada piring dengan dibandingkan pada sabun komersil
(sunlight) sedangkan untuk uji aktivitas mikroba yang kami lakukan dengan menggunakan sampel
roti tawar belum terjadi perubahan karena membutuhkan waktu yang lama sekitar 3-4 minggu.
5.2 Saran
Praktikan kurang memperhatikan cara kerja. Lebih baik sebelum melakukan praktikum
harus mendalami apa yg akan di bagaimana prosedur pengujiannya, sehingga penelitian bisa
berjalan lancar
DAFTAR PUSTAKA

Berlian, Z., Fatiqin, A., dan Agustina, E. 2016. Penggunaan perasan jeruk nipis (Citrus
aurantifolia) dalam menghambat bakteri Escherichia coli pada bahan pangan. Jurnal bioilmi
2(1): 51-57
Bunta, S.M., dkk. 2013. Pengaruh Penambahan Variasi Konsentrasi AsamSitratterhadap
Kualitas Sintesis Sabun Transparan. Gorontalo: UniversitasNegeri Gorontalo.
Dayah.2013. Pembuatan Sabun Cuci Piring.
Http://Webblogkkn.Unsyiah.Ac.Id/Dayahblangcut10/2013/02/17/Pembuatan-Sabun- Cuci-
Piring Oleh-Asrul-Rahman
Faras, A.F., Wadkar, S.S., And Ghosh, J.S., 2014, Effect Of Leaf Extract Of Pandanus
Amaryllifolius Roxb On Growth Of Escherichia Coli And Micrococcus (Staphylococcus)
Aureus, International Food Research Journal 21(1):421-423
Krisnawati Puja., Isnawati., dan Darmiah. 2018. Pengaruh Waktu Kontak Air Jeruk Nipis
(Citrus Aurantifolia Swingle) Terhadap Peningkatan Kualitas Kebersihan Piring. Jurnal
kesehatan lingkungan.vol 15. No 2. 667-672
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR
LAPORAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH : METERNA SILAEN
223320009

AGRIBISNIS – A
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
LAPORAN 2023
MEMBUAT PASTA GIGI RAKSASA ( KINETIKA KIMIA)

LAPORAN
LAPORAN ADALAH SALAH SATU SYARAT UNTUK LULUS DAN
MENGIKUTI
PRAKTIKUM KIMIA DASAR PADA FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
MEDAN
DIKETAHUI OLEH:

Dr.Sri Pratiwi Aritonang.,S.Si

Asisten Dosen Asisten Dosen

Irma Angelina Togatorop.,SP Vinny Damanik


NPM: 22031006
Asisten Dosen

Otniel Panggabean
NPM: 221310043
AGRIBISNIS – A
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
MEDAN
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pasta gigi adalah produk oral yang digunakan untuk membersihkan gigi dari sisa makanan,
menghilangkan plak dan bau mulut serta memperindah penampilan estetik gigi. Pada masa lalu,
penggunaan pasta gigi terbatas hanya sebagai kosmetik. Tetapi dalam beberapa tahun terakhir
ini, banyak dibuat pasta gigi yang mempunyai efek untuk mengobati penyakit mulut dan
mencegah karies gigi.

Pasta gigi memiliki tujuh persyaratan utama, yaitu mampu membersihkan gigi (menghilangkan
sisa makanan, plak dan noda), meninggalkan sensasi bersih dan segar pada mulut setelah
berkumur, harga terjangkau sehingga mudah didapat oleh berbagai kalangan, tidak boleh
membahayakan pengguna (aman dalam penggunaan), stabil selama penyimpanan, bahan abrasif
yang digunakan sesuai dengan enamel dan dentin dan telah teruji secara klinis.

Formula pasta gigi secara umum terdiri atas bahan abrasif, bahan pengikat (binders), surfaktan,
humektan (xilitol atau sorbitol), pemanis, perasa, pewarna, pengawet, zat aktif dan zat tambahan
lain. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sari tahun 2011 menemukan bahwa perbedaan
jenis humektan dalam pasta gigi yaitu xilitol dan sorbitol dapat mempengaruhi perubahan bahkan
peningkatan pH saliva pada pasien Diabetes Melitus. Xilitol dan sorbitol mempunyai sifat
menstimulasi aliran saliva sehingga dapat meningkatkan laju saliva yang kemudian senyawa
bikarbonat dalam saliva akan mengalami peingkatan dan akhirnya terjadi peningkatan kapasitas
penyangga saliva. Basis gel toothpaste dipengaruhi oleh komposisi gelling agent dan humektan
karena sebagian besar komponen penyusun dari sediaan gel toothpaste adalah gelling agent dan
humektan.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

- Untuk mengetahui reaksi pembentukan pasta gigi raksasa


- Membuktikan reaksi penguraian/dekomposisi hidrogen peroksida dapat dipercepat dengan
katalis kalium iodida
- Untuk mengetahui komposisi H2O2, Kl, dan sabun sunlight yang tepat membuat pasta gigi
raksasa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Menurut FI edisi IV (1995), pasta adalah sediaan semi padat yang mengandung satu atau lebih
bahan obat yang ditunjukan untuk pemakaian topikal. Untuk membuat pasta pada umumnya
berbentuk setengah padat, oleh sebab itu bahan tersebut dicairkan terlebih dahulu kemudian
dicampur dengan bahan padat dalam keadaan panas agar lebih mudah bercampur dan homogen.
Pasta detificiae (pasta gigi) merupakan campuran kental yang terdiri dari serbuk dan gliserin,
yang digunakan untuk pembersih gigi. Pasta gigi adalah produk semi padat yang terdiri dari
campuran bahan penggosok, bahan pembersih, dan bahan tambahan yang digunakan untuk
membantu membersihkan gigi tanpa merusak gigi maupun membran mukosa mulut (Widodo,
2013). Fungsi utama dari pasta gigi adalah menghilangkan pengotor dari permukaan gigi
dengan efek buruk yang kecil terhadap gigi. Timbulnya busa saat menggosok gigi membuat
proses pembersihan gigi menjadi lebih menyenangkan. Fungsi lain dari pasta gigi adalah untuk
mencegah kerusakan gigi dan mengurangi bau mulut (Mitsui, 1997).
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Waktu Dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dalam melakukan kimia dasar III yaitu “ Pasta gigi raksasa ”,
dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : Sabtu, 28 Oktober 2023
Pukul : 11.00 WIB Sampai dengan selesai
Tempat : Laboratorium Kimia Dasar dilantai 2 gedung baru, fakultas pertanian
Universitas Methodist Indonesia Medan.

3.2 Alat Dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang akan digunakan pada pratikum ke- III ini dengan judul “ Pasta gigi
raksasa” ialah :
Alat : mangkok atau wadah, gelas platik, botol kaca dan sendok
Bahan : sunlight, vanish / H2O2 60 ml 5 %, ragi 11 gr, pewarna makanan

3.3 Prosedur Kerja


- campurkan semua bahan menjadi satu kecuali ragi
- setelah semua bahan tercampur dengan rata, tambahkan ragi dan aduk kembali
- bahan bahan yang akan di pakai akan membentuk busa pasta gigi raksasa
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

4.2

Pembahasan
Prinsip dari percobaan ini adalah pencampuran hidrogen peroksida dengan sabun cair.Kemudian
ditambahkan katalis untuk membuat hydrogen peroksida terurai dengan sangatcepat. Katalis yang
digunakan adalah kalium iodide.-
Hidrogen peroksida (H2O2) adalah cairan bening , agak lebih kental
daripada air, yang merupakan oksidator kuat.-
Kalium Iodida / Potasium Iodida adalah senyawa anorganik dengan rumus kimia KI.Hidrogen
peroksida akan terurai menjadi oksigen dan air. Hasilnya, akan ada banyakoksigen terjebak dalam
peroksida, yang kemudian dengan cepat oksigen itu akan segeraterdorong keluar dari wadah.
Sabun yang dicampurkan ke dalam hidrogen peroksida itu punakan bergabung dengan air dan
berubah menjadi busa. Oksigen yang terurai dari sistemmenyebabkan busa sabun/deterjen semakin
kuat dan banyak, sehingga busa akan meletuskeluar. Uap yang keluar dari busa menunjukkan bahwa
reaksi yang terjadi adalah reaksieksotermik (mengeluarkan panas). Busa yang menyembur keluar
berkat dorongan oksigenitu terkesan mirip dengan pasta gigi.Percobaan ini menunjukkan
dekomposisi hidrogen peroksida yang dikatalisis olehkalium iodida. Hidrogen peroksida (H2O2)
memang dapat terurai menjadi air dan gasoksigen, tetapi biasanya reaksi ini terlalu lambat untuk
dapat dengan mudah dirasakan ataudiukur.2H
2O2→ 2H2O(l)+ O2(g)
Oleh karena lambatnya reaksi penguraian itu, digunakanlah kalium iodida sebagaikatalis untuk
mempercepat reaksi. Reaksi yang terjadi adalah:H2O2+ I−→ H2O + IO−H2O2+ IO−→ H2O+O2+
I−2H2O2→ 2H2O(l) + O2(g)ΔrH° =−196 kJ/mol
Laju reaksi kimia terlihat dari perubahan konsentrasi molekul reaktan atau konsentrasimolekul
produk terhadap waktu. Laju reaksi tidak tetap melainkan berubah terus menerusseiring dengan
perubahan konsentrasi. (Chang, 2005)Laju (atau kecepatan) menunjukkan sesuatu yang terjadi
persatuan waktu. (Petrucci,1987) Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu konsentrasi,
suhu, luas permukaan,dan katalis. Suhu.
Peningkatan suhu meningkatkan fraksi molekul yang memiliki energi melebihienergi aktivasi.
Frekuensi tumbukan meningkat dengan meningkatnya suhu, dan diharapkanhal tersebut sebagai
faktor untuk mempercepat suatu reaksi kimia. (Petrucci, 1987)Luas permukaan memiliki peranan
yang penting dalam laju reaksi. Apabila semakinkecil luas permukaan, maka semakin kecil
tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga lajureaksi semakin lambat. Begitupun sebaliknya.
Karakteristik kepingan yang direaksikan jugaturut berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan itu,
maka semakin cepat waktu yangdibutuhkan untuk bereaksi.Katalis ialah zat yang mengambil bagian
dalam reaksi kimia dan mempercepatnya,tetapi ia sendiri tidak mengalami perubahan kimia yang
permanen. Jadi, katalis tidak munculdalam persamaan kimia secara keseluruhan, tetapi kehadirannya
sangat mempengaruhihukum laju, memodifikasi, dan mempercepat lintasan yang ada, atau lazimnya,
membuatlintasan yang sama sekali baru bagi kelangsungan reaksi. Katalis menimbulkan efek
yangnyata pada laju reaksi, meskipun dengan jumlah yang sangat sedkit. (Oxtoby, 2001).

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Prinsip dari percobaan ini adalah pencampuran hidrogen peroksida dengan sabun cair.Kemudian
ditambahkan katalis untuk membuat hydrogen peroksida terurai dengan sangatcepat. Katalis yang
digunakan adalah kalium iodide.Proses dari percobaan ini adalah sebagai berikut:Hidrogen peroksida
akan terurai menjadi oksigen dan air. Hasilnya, akan ada banyak oksigenterjebak dalam peroksida,
yang kemudian dengan cepat oksigen itu akan segera terdorongkeluar dari wadah. Sabun yang
dicampurkan ke dalam hidrogen peroksida itu pun akan bergabung dengan air dan berubah menjadi
busa. Oksigen yang terurai dari sistemmenyebabkan busa sabun/deterjen semakin kuat dan banyak,
sehingga busa akan meletuskeluar. Uap yang keluar dari busa menunjukkan bahwa reaksi yang
terjadi adalah reaksieksotermik (mengeluarkan panas). Busa yang menyembur keluar berkat
dorongan oksigenitu terkesan mirip dengan pasta gigi.
5.2 Saran
Adapun saran dalam pratikum ini adalah Berdasarkan apa yang telah penulis Jelaskan dalam
laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah wawasan pembaca mengenai
pasta gigi raksasa.

DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Pasta_gigi_gajah
https://www.academia.edu/18727987/LAPORAN_PERCOBAAN_PASTA_GIGI_GAJAH
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Pasta_gigi_gajah
https://www.wikiwand.com/id/Pasta_gigi_gajah
https://id.scribd.com/document/454716765/pasta-gigi-gajah
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR
LAPORAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH : METERNA SILAEN
223320009

AGRIBISNIS – A
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
LAPORAN 2023
REAKSI ANTARA CUKA, SODA KUE, DAN BIJI JAGUNG

LAPORAN
LAPORAN ADALAH SALAH SATU SYARAT UNTUK LULUS DAN
MENGIKUTI
PRAKTIKUM KIMIA DASAR PADA FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
MEDAN
DIKETAHUI OLEH:

Dr.Sri Pratiwi Aritonang.,S.Si

Asisten Dosen Asisten Dosen

Irma Angelina Togatorop.,SP Vinny Damanik


NPM: 22031006
Asisten Dosen

Otniel Panggabean
NPM: 221310043
AGRIBISNIS – A
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
MEDAN
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Latar belakang reaksi antara cuka, soda kue, dan biji jagung melibatkan sifat kimia dari masing-
masing bahan tersebut. Berikut ini adalah beberapa aspek yang dapat dijelaskan terkait reaksi
antara ketiga bahan tersebut:

1. Cuka (Asam Asetat)


- Cuka mengandung asam asetat, yang merupakan asam lemah.
- Asam asetat dapat bereaksi dengan basa atau bahan alkali untuk membentuk garam dan air.
- Dalam konteks ini, cuka dapat bereaksi dengan soda kue (natrium bikarbonat), yang bersifat
basa.

2. Soda Kue (Natrium Bikarbonat):


- Soda kue adalah senyawa alkali yang memiliki sifat basa.
- Natrium bikarbonat dapat melepaskan karbon dioksida (CO2) ketika bereaksi dengan asam.
- Dalam konteks ini, soda kue dapat bereaksi dengan asam asetat dalam cuka, menghasilkan
gas karbon dioksida.

3. Biji Jagung
- Biji jagung mengandung pati, yang merupakan polimer karbohidrat.
- Proses hidrolisis pati dapat menghasilkan glukosa, yang dapat digunakan sebagai sumber
energi untuk reaksi kimia lainnya.
- Dalam reaksi yang melibatkan biji jagung, pati dapat berperan dalam pembentukan senyawa
atau produk reaksi tertentu.

Jika Anda merujuk pada reaksi kimia yang melibatkan ketiga bahan tersebut, mungkin Anda
menyebut reaksi antara cuka dan soda kue yang sering digunakan dalam percobaan sains untuk
menghasilkan gas karbon dioksida. Pada umumnya, persamaan reaksi kimia tersebut dapat
dituliskan sebagai berikut:

[{C_2H_4O_2 (asam asetat)} + {NaHCO_3 (soda kue)} {CO_2 (gas)} +{H_2O (air)} +
{NaC_2H_3O_2 (natrium asetat)} ]

Reaksi ini menghasilkan gelembung gas karbon dioksida yang terlihat sebagai bukti bahwa reaksi
kimia telah terjadi. Jika biji jagung juga terlibat, reaksi yang melibatkan hidrolisis pati bisa lebih
kompleks dan melibatkan berbagai langkah reaksi untuk menghasilkan produk akhir tertentu.

Penting untuk dicatat bahwa kondisi eksperimental seperti konsentrasi bahan, suhu, dan
keberadaan katalis juga dapat memengaruhi jalannya reaksi kimia.

2.Tujuan
Tujuan dari reaksi antara cuka, soda kue, dan biji jagung dapat bervariasi tergantung pada konteks
eksperimen atau aktivitas tertentu. Berikut beberapa tujuan umum yang mungkin terkait dengan
reaksi ini:
1. Pendidikan Sains:
• Percobaan ini sering digunakan dalam pengajaran sains di sekolah sebagai contoh
reaksi kimia yang melibatkan asam (cuka) dan basa (soda kue).
• Tujuan utamanya adalah memberikan pemahaman kepada siswa tentang sifat-sifat
kimia dan reaksi antara berbagai senyawa.
2. Demonstrasi Reaksi Asam-Basa:
• Reaksi antara cuka (asam asetat) dan soda kue (natrium bikarbonat) adalah contoh
yang baik dari reaksi asam-basa.
• Tujuan dapat melibatkan menunjukkan bagaimana asam dan basa dapat bereaksi
membentuk gas karbon dioksida, yang terlihat sebagai gelembung.
3. Produksi Gas Karbon Dioksida:
• Tujuan dapat melibatkan pembuktian bahwa reaksi antara asam asetat dan natrium
bikarbonat menghasilkan gas karbon dioksida.
• Gelembung gas yang dihasilkan seringkali digunakan sebagai bukti visual dari
terjadinya reaksi kimia.
4. Eksplorasi Proses Hidrolisis:
• Jika biji jagung terlibat, tujuan eksperimen bisa melibatkan eksplorasi proses
hidrolisis pati menjadi glukosa.
• Memberikan pemahaman tentang bagaimana bahan makanan seperti biji jagung dapat
diurai menjadi komponen yang lebih sederhana.
5. Pengujian Reaksi Biologis:
• Biji jagung dapat dijadikan sebagai model untuk memahami bagaimana reaksi kimia
terjadi dalam konteks biologis, misalnya dalam proses pencernaan.
• Tujuan eksperimen mungkin terkait dengan pemahaman lebih lanjut tentang proses-
proses biokimia yang terlibat.
Perlu dicatat bahwa eksperimen atau aktivitas ini dapat disesuaikan dengan tujuan spesifik sesuai
dengan keperluan pembelajaran atau penelitian tertentu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Banyak percobaan atau eksperimen yang berkaitan dengan materi titik tumpukan yang efektif terjadi
pada gas artinya produk berupa gas yang yang dihasilkan berasal dari rektan berupa gas bulat. Namun, sangat
sulit untuk mereaksikan gas dengan gas. Sehingga kami mencari reaksi bahan-bahan di sekitar kami yang
menghasilkan produk gas. Sehingga kami mencari salah satunyapercobaan ini Reaksi antara asam cuka dan
soda kue akan menghasilkan gas CO2 yang akan kamiAmati dan membuktikan bahwa faktor konsentrasi dan
faktor lainnya mempengaruhi kecepatan laju reaksi pembentukan gas.

Gas ini merupakan gas yang banyak terdapat di udara Namun kita tidak dapat dilihat
berdasarkanpercobaan tersebut keberadaan gas ini dapat kita lihat dari biji jagung mentah yang
kita gunakan. Penggunaan dua gelas dengan konsentrasi asam cuka dan natrium bikarbonat yang
berbeda sebagai perbandingan untuk membuktikan bahwa konsentrasi akan mempengaruhi
banyaknya gas yang terbentuk. Hal ini dapat kita amati dari jumlah biji jagung yang naik di
permukaan air saat asam cuka atau asam asetat dilarutkan dalam air mineral dan ditambahkan soda
kue yang mengandung natrium bikarbonat akan terbentuk gelembung bersamaan dengan
munculnya busa yang menandakan bahwa reaksi tersebut menghasilkan suatu gas. Kedua gelas
diberi perlakuan yang sama namun konsentrasinya berbeda titik Setelah beberapa saat setelah biji
jagung dimasukkan ke dalam masing-masing gelas titik biji jagung akan terangkat naik ke
permukaan air dan dapat gelembung-gelembung gas yang menempel pada biji jagung titik
gelembung ini lebih ringan daripada larutan tersebut dan melekatkan diri pada biji jagung dan
terangkat ke permukaan titik Setelah sampai di permukaan gelembung gas ini akan bersentuhan
dengan udara dan gelembung ini keluar bersamaan dengan udara sehingga biji jagung akan jatuh
kembali ke dasar gelas. Pada gelas pertama yang memiliki konsentrasi larutan lebih rendah
dibandingkan pada gelas kedua hampir keseluruhan biji jagung naik ke permukaan sedangkan pada
gelas kedua setelah beberapasaat dengan kisaran waktu yang sama dengan gelas pertama Hanya
dua biji jagung saja yang naikke permukaan titik berdasarkan teori yang kita ketahui selama ini
sama salah satu faktor penentuankecepatan laju reaksi yaitu konsentrasi.
Sehingga seharusnya yang menghasilkan gas lebih banyakterdapat pada gelas kedua yang
memiliki konsentrasi tinggi titik campuran antara asam cuka dengan natrium bikarbonat akan
menyebabkan partikel-partikel yang dikandungnya bertumbukan dengan satu sama lain dan
mencapai energi aktivasinya sehingga terbentuklah produk berupa gas karbondioksida atau CO2.
Selain konsentrasi yang mempengaruhi laju reaksi, kecepatan laju juga dapat dipengaruhi oleh
faktor pengadukan yang diberikan. Saat pengadukan diberikan pada larutan maka natrium
bikarbonat yang berbentuk padatan akan lebih cepat larut dan kemudian akan lebihcepat untuk
tumbukan dengan asam cuka untuk menghasilkan produktitik berdasarkan persamaanreaksi pada
hasil pengamatan membuktikan bahwa reaksi tersebut merupakan reaksi bimolikuler. Reaksi
bimolikuler yaitu reaksi antara dua molekul reaktan yang bertumbukan dan langsung membentuk
produk tanpa melalui beberapa tahapan seperti reaksi elementer termolekuler. Adapunfakta-fakta
yang terkandung dalam video yaitu terbentuk gelembung gas saat asam cuka dan natrium
bikarbonat direaksikan dan biji jagung akan naik ke permukaan melepaskan gas karbondioksida
dan kembali ke dasar. Berdasarkan titik dapat dilihat bahwa pada gelas kedua yang memiliki
konsentrasi lebih tinggi, padatan natrium bikarbonatnya belum terlarut sempurna dan masih
terdapat pada dasar gelas yang ditandai dengan warna putih pada dasar gelas yang dapat kita lihat
dari luar botol. Sehingga hal ini dapat mempengaruhi pembentukan produk sehingga bijijagung
yang terdapat pada sisa-sisa padatan natrium bikarbonat pada dasar gelasnya yang berarti larutan
telah tercampur sempurna dan masih terdapat pada dasar gelasnya.

BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Waktu Dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dalam melakukan kimia dasar IV yaitu “ Reaksi Antara Cuka, Soda
Kue Dan Jagung”, dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : Sabtu, 04 November 2023
Pukul : 11.00 WIB Sampai dengan selesai
Tempat : Laboratorium Kimia Dasar dilantai 2 gedung baru, fakultas pertanian
Universitas Methodist Indonesia Medan.

3.2 Alat Dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang akan digunakan pada pratikum ke- IV ini dengan judul “ Reaksi
Antara Cuka, Soda Kue Dan Jagung” ialah :

Alat : Gelas Kaca


Bahan : Soda Kue, Cuka, Jagung

3.3 Prosedur Kerja


- siapkan gelas yang telah di isi oleh air, lalu masukkan biji jagung , cuka dan soda kue ke dalam
nya
- amati apa yang terjadi pada larutan tersebut kamu akan melihat biji jagung melayang – layang,
tenggelam lalu naikdan terapung lagi. Begitu seterusnya

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Pembahasan reaksi antara cuka, soda kue, dan biji jagung dapat melibatkan beberapa aspek,
tergantung pada konteks eksperimen atau aktivitas tertentu yang sedang dibahas. Berikut adalah
beberapa poin pembahasan yang mungkin relevan:
1. Reaksi Asam-Basa:
• Cuka (asam asetat) dan soda kue (natrium bikarbonat) adalah contoh asam dan basa,
masing-masing. Reaksi antara asam dan basa ini menghasilkan garam, air, dan gas
karbon dioksida.
• Persamaan reaksi kimia umumnya dapat dituliskan sebagai berikut:
\text{C_2H_4O_2 (asam asetat)} + \text{NaHCO_3 (soda kue)} \rightarrow
\text{CO_2 (gas)} + \text{H_2O (air)} + \text{NaC_2H_3O_2 (natrium asetat)}
2. Gas Karbon Dioksida:
• Gelembung gas karbon dioksida yang dihasilkan selama reaksi dapat diidentifikasi
sebagai bukti visual dari terjadinya reaksi kimia.
• Karbon dioksida adalah gas yang tidak berwarna dan tidak berbau, dan dapat
memberikan sensasi efervesensi pada larutan cuka.
3. Pembentukan Garam:
• Natrium asetat (NaC2H3O2) yang dihasilkan merupakan contoh garam yang
terbentuk dalam reaksi antara asam asetat dan natrium bikarbonat.
4. Proses Hidrolisis Pati:
• Jika biji jagung terlibat, eksperimen dapat membahas proses hidrolisis pati menjadi
glukosa.
• Pati, yang merupakan polimer karbohidrat, diuraikan menjadi glukosa melalui reaksi
hidrolisis. Glukosa kemudian dapat digunakan sebagai sumber energi.
5. Penerapan Pada Pendidikan:
• Eksperimen ini sering digunakan dalam pengajaran sains sebagai contoh reaksi kimia
yang sederhana dan dapat diamati.
• Penerapan praktis dari konsep-konsep ini dapat memberikan pemahaman yang lebih
baik tentang sifat-sifat kimia asam dan basa.
6. Relevansi Biologis:
• Jika biji jagung dipertimbangkan dalam konteks biologi, diskusi dapat melibatkan
konsep-konsep biologis seperti proses pencernaan dan penguraian pati dalam
tanaman.
Poin-poin ini memberikan kerangka kerja umum untuk pembahasan reaksi antara cuka, soda kue,
dan biji jagung. Untuk detail lebih lanjut atau penjelasan yang lebih mendalam, dapat merujuk pada
literatur kimia dan biologi yang relevan.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, persamaan reaksi dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan
bahwa reaksi antara cuka dengan natrium bikarbonatnya yang terkandung pada soda kue akan
menghasilkan produk utama yang kita amati yaitu gas karbon dioksida. Selain itu, reaksi tersebut
juga akan menghasilkan produk sampingan berapa air dan larutan garam natrium asetat. laju reaksi
hanya dipengaruhi oleh konsentrasi namun pengadukan juga mempengaruhi kecepatan laju reaksi.

5.2 Saran

Adapun saran mengenai pratikum ini ialah Berdasarkan apa yang telah penulis Jelaskan dalam
laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah wawasan pembaca mengenai
reaksi antara cuka, soda kue dan biji jagung.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/494143655/LAPORAN-PROYEK-I-
KIMIA- FISIKA-III
http://repository.lppm.unila.ac.id/13126/1/BUKU_SUNYONO%202017.
pdf
https://rajebgroups.blogspot.com/2018/02/tugas-laporan-percobaan-
antara- asam-cuka-dan-baking-soda.html?m=1
https://id.scribd.com/document/430290116/LAPORAN-PERCOBAAN-
REAKSI-AIR-CUKA-DENGAN-SODA-KUE
https://www.smpksantopetrusjember.sch.id/jurnal/baca/pelangi-penaku
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR
LAPORAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH : METERNA SILAEN
223320009

AGRIBISNIS – A
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
LAPORAN 2023

EKSPERIMEN MINYAK DAN AIR


LAPORAN
LAPORAN ADALAH SALAH SATU SYARAT UNTUK LULUS DAN
MENGIKUTI
PRAKTIKUM KIMIA DASAR PADA FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
MEDAN
DIKETAHUI OLEH:

Dr.Sri Pratiwi Aritonang.,S.Si

Asisten Dosen Asisten Dosen

Irma Angelina Togatorop.,SP Vinny Damanik


NPM: 22031006
Asisten Dosen

Otniel Panggabean
NPM: 221310043
AGRIBISNIS – A
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
MEDAN
2023

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lampu lava adalah perangkat pencahayaan yang unik dan menarik yang menggunakan
prinsip dasar cairan yang lebih padat dari air. Latar belakang lampu lava melibatkan
perkembangan dan popularitasnya sebagai elemen dekoratif dan hiburan sejak diperkenalkan
pada tahun 1960-an.

Berikut adalah beberapa poin latar belakang lampu lava:

1. **Penemuan Awal:** Lampu lava diciptakan oleh seorang penemu asal Britania Raya
bernama Edward Craven-Walker pada tahun 1963. Ide dasarnya muncul setelah dia melihat
cairan wax yang bergerak-gerak di lampu minyak saat diletakkan di dekat pemanas.

2. **Proses Kerja:** Lampu lava terdiri dari botol kaca yang berisi campuran minyak, lilin
parafin, dan zat pewarna. Di bagian bawah botol, ada lampu pijar atau pemanas yang
memanaskan cairan dalam botol. Ketika cairan dipanaskan, lilin parafin meleleh dan naik ke
atas karena kurang padat daripada cairan pada suhu tinggi. Ketika mencapai bagian atas botol,
cairan ini mendingin dan kembali turun, menciptakan efek menarik yang mirip lava mengalir.

3. **Popularitas di Era Hippie:** Lampu lava mendapatkan popularitasnya pada era hippie
di tahun 1960-an dan 1970-an. Desain dan efek visualnya yang unik sesuai dengan estetika
dan semangat eksperimental dari periode tersebut.

4. **Kembali Populer:** Meskipun penggunaan lampu lava mengalami penurunan


popularitas pada beberapa dekade berikutnya, mereka telah kembali populer sebagai elemen
dekoratif retro. Orang-orang sering menggunakannya untuk menciptakan atmosfer yang unik
dan kembali menghidupkan suasana era 1960-an.

5. **Variasi dan Inovasi:** Seiring berjalannya waktu, desain lampu lava telah mengalami
variasi dan inovasi. Ada berbagai ukuran, bentuk, dan warna yang tersedia di pasaran, dan
beberapa model bahkan dilengkapi dengan fitur-fitur tambahan seperti pemutar musik atau
pengaturan warna yang dapat diubah-ubah.

Lampu lava terus menjadi elemen ikonik dari desain retro dan tetap menarik bagi orang-orang
yang mencari cara unik untuk menambahkan sentuhan artistik pada ruangan mereka.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sejarah perkembangan lampu lava dimulai ketika kredit untuk


menciptakan lampu lava diberikan kepada insinyur Inggris Craven Walker yang,
pada akhir tahun 1940an, melihat prototipe lampu di sebuah pub di Hampshire,
Inggris. Efek lava ini disebabkan oleh interaksi antara cairan yang digunakan
dalam lampu. Cairan ini dipilih berdasarkan kepadatan mereka sehingga satu
cenderung nyaris melayang di tangan lainnya. Selain itu, mereka dipilih
berdasarkan koefisien ekspansi mereka, sehingga mereka dipanaskan satu
cenderung naik atau tenggelam lebih cepat dari yang lain. Ketika panas dari bola
lampu menghangatkan cairan lebih berat duduk di bagian bawah, itu akan lebih
panas dan, karena kepadatan lebih rendah, naik ke permukaan.
Pada saat “lava” mencapai bagian atas lampu, ia mulai menjadi dingin,
menjadi lebih padat, dan tenggelam ke bawah. Sebagai sink lava, hal itu akan
lebih dekat dengan bola lampu, memanas lagi, dan proses ini diulang berulang-
ulang. Oleh karena itu, kunci untuk desain lampu lava sukses adalah pemilihan
cairan bercampur yang tepat. Komposisi yang tepat digunakan dalam lampu
lava merupakan rahasia berpemilik, tapi secara umum, salah satu cairan berbasis
air dan yang lainnya adalah minyak berbasis. Fase air mungkin air yang
dicampur dengan alkohol atau yang larut dalam air pelarut.
Cairan kedua harus memenuhi sejumlah kriteria desain: itu harus larut
dalam air, lebih berat dan lebih kental, tidak reaktif dan tidak mudah terbakar,
dan cukup murah. Hal ini juga harus non beracun,unchlorinated, bukan emulsi
dalam air, dan harus memiliki koefisien lebih besar dari ekspansi dari air.
Sementara pemilihan fluida tidak berubah dari lampu ke lampu, ada perubahan
desain yang harus dipertimbangkan karena lampu yang tersedia dalam berbagai
warna, ukuran, dan gaya.

BAB III
METODELOGI PENELITIAN
1.1 Waktu Dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dalam melakukan kimia dasar V yaitu “ Lampu Lava ”, dilaksanakan
pada :
Hari/tanggal : Sabtu, 25 November 2023
Pukul : 11.00 WIB Sampai dengan selesai
Tempat : Laboratorium Kimia Dasar dilantai 2 gedung baru, fakultas pertanian
Universitas Methodist Indonesia Medan.

1.2 Alat Dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang akan digunakan pada pratikum ke-V ini dengan judul “ Lampu lava
“ ialah :
Alat : gelas bening 2
Bahan : minyak goreng, pewarna makanan 2 warna , air, cuka dan baking soda

1.3 Prosedur Kerja

- siapkan bahan
- isi botol atau gelas bening dengan soda kue dan minyak
- kemudian di botol kedua masukkan cuka dan pewarna makanan lalu aduk
- kemudian gelas pertama pindah kan ke gelas kedua
- lalu buat senter di bagian bawah gelas tersebut

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan

Karena tablet Alka-Seltzer / baking soda terkena air, maka akan bereaksi dan menghasilkan
gelembung karbon dioksida (sama halnya ketika kita mencampur cuka dengan soda kue). gelembung
karbon dioksida tersebut membuat air pada dasar botol terangkat ke atas. ketika sampai ke
permukaan, gas karbon dioksida terlepas dan menyebabkan air yang tadinya berada di atas, menjadi
turun kembali ke dasar botol. percobaan ini bisa diulang tergantung banyaknya tablet / baking soda
yang dimasukkan. meskipun percobaan ini cara kerjanya berbeda dengan lampu lava yang
memanfaatkan panas, tetapi percobaan ini memberikan efek yang hampir sama dengan lampu
lava. Dalam percobaan ini minyak sayur mengapung jika dimasukkan kedalam air, hal ini
dikarenakan massa jenis air lebih besar dari pada minyak sayur. Sebenarnya air dan minyak adalah
dua molekul yang tak pernah menyatu bila berada di satu tempat yang sama. Sebab, molekul air lebih
berat ketimbang minyak. Akibatnya, minyak akan tampak mengapung di atas permukaan air.
Namun kondisi itu dapat disiasati dengan menambahkan pewarna makanan. Yang akhirnya,
berat jenis air dan minyak sama berat dan dapat menyatu. Selain pewarna makanan, bubuk deterjen
juga dapat membuat air dan minyak menyatu. Mengapa bisa demikian? Karena pewarna makanan
dan deterjen memiliki emulsi (zat yang bersifat cair dan padat) yang dapat berubah sebagai
penyeimbang/penyerap molekul satu zat yang dominan.
Pada percobaan ini, minyak tetap berada di atas air karena minyak lebih ringan dari air atau
kurang padat dibandingkan dengan air. Minyak dan air tidak bercampur karena adanya polaritas
antarmolekul (gaya tarik antarmolekul).Polaritas molekul berarti molekul air tertarik ke molekul
minyak lainnya. Tetapi struktur dari dua molekul tersebut tidak memungkinkan mereka untuk
bersatu.Ketika potongan tablet tengelam ke bagian bawah dan mulai larut serta menimbulkan gas,
gas tersebut naik dan mengambil beberapa bagian air. Ketika gumpalan air tersebut mencapai ke
atas, gas dari tablet kemudian melarikan diri dan pergi kebagian bawah air.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Prinsip kerja dari pembuatan lampu lava sederhana ini adalah ketika tablet Alka-Seltzer /
baking soda terkena air, maka akan bereaksi dan menghasilkan gelembung karbon dioksida (sama
halnya ketika kita mencampur cuka dengan soda kue). gelembung karbon dioksida tersebut membuat
air pada dasar botol terangkat ke atas. ketika sampai ke permukaan, gas karbon dioksida terlepas dan
menyebabkan air yang tadinya berada di atas, menjadi turun kembali ke dasar botol. percobaan ini
bisa diulang tergantung banyaknya tablet / baking soda yang dimasukkan. meskipun percobaan ini
cara kerjanya berbeda dengan lampu lava yang memanfaatkan panas, tetapi percobaan ini
memberikan efek yang hampir sama dengan lampu lava.

5.2 Saran
Hendaknya mahasiswa maupun siswa-siswi lebih kreatif dan inovatif dalam melakukan
percobaan apapun. Karena tanpa kita sadari setiap kejadian atau fenomena dalam alam semesta erat
kaitannya dengan ilmu fisika dan fisika sendiri tanpa percobaan ataupun eksperimen sangatlah tidak
lengkap.

DAFTAR PUSTAKA
Kanginan, Marthen. 2002. Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta :
Penerbit Erlangga
Kanginan, Marthen. 1996. Fisika SMA. Jakarta : Penerbit Erlangga
http://budakfisika.blogspot.com/2008/11/eksperimen-fisika.html
http://www.budakfisika.blogspot.com/2009/04/percobaan-fisika-asyik-
lampu-lava.html
http://fisika79.wordpress.com/2011/04/21/massa-jenis/
http://pronak11.blogspot.com/2013/04/laporan-praktikum-fisika-
dasar.html
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR
LAPORAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH : METERNA SILAEN
223320009

AGRIBISNIS – A
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
LAPORAN 2023
EKSPERIMEN FIRE HAND
LAPORAN
LAPORAN ADALAH SALAH SATU SYARAT UNTUK LULUS DAN
MENGIKUTI
PRAKTIKUM KIMIA DASAR PADA FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
MEDAN
DIKETAHUI OLEH:

Dr.Sri Pratiwi Aritonang.,S.Si

Asisten Dosen Asisten Dosen

Irma Angelina Togatorop.,SP Vinny Damanik


NPM: 22031006
Asisten Dosen

Otniel Panggabean
NPM: 221310043
AGRIBISNIS – A
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
MEDAN
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Percobaan hand fire merupakan salah satu eksperimen sains sederhana. Percobaan hand fire
atau dikenal percobaan tangan Api merupakan percobaan membakar tangan dengan api namun
tidak terasa panas. Pada percobaan ini nampaknya memang berbahaya namun sebenarnya bila
mengetahui cara-cara yang tepat tidak berbahaya karena menerapkan ilmu kimia sehingga aman.
Busa yang berada di tangan akan menyala mengeluarkan api karena dalam percobaan ini bisa
memiliki ruang yang terisi oleh udara. Udara di dalam ini diganti dengan gas dari gas portable. Hal
ini menyebabkan api dapat menyala tanpa membuat tangan kita terasa panas titik gelembungbesar
berguna sebagai koloid di mana ada udara yang terperangkap dalam lapisan tipis oleh perpaduan
sabun dan air serta udara di dalamnya biasanya adalah gas metana etana atau butana atau gas yang
mudah terbakar sehingga saat diberikan sedikit api akan terlihat seperti tangannya terbakar yang
sebenarnya tidak terbakar hanya gas yang di dalam gelembung yang terbakar tangantidak terbakar
intinya guna api dari marcis membakar gas dalam gelembung, air untuk membentukbusa ketika
dicampur dengan sabun Titi pada percobaan hand fire yang berperan penting sebagai pengaman
tangan dari panas adalah gelembung busa dari sabun titik gelembung busa berperan sebagai koloid
yang berisi udara Biasanya berupa gas metana, etana atau butana. Gas-gas tersebutsaat diberikan
sedikit api akan terlihat menyala atau terbakar sehingga nampak tangan kita yang terbakar
sehingga nampak tangan kita yang terbakar.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan pada praktikum ini adalah untuk mengetahui konsep-konsep sains yang
menarik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kami melakukan percobaan dengan menggenggam korek api yang menyala selama beberapa detikdan
kemudian merasakan efek panas pada tangan kami titik kami juga mengukur suhu tangan sebelum dan setelah
percobaan menggunakan termometer titik berdasarkan hasil percobaan kamidapat disimpulkan bahwa tangan
yang terkena api akan mengalami peningkatan suhu yang signifikan Hal ini dapat berpotensi menyebabkan
luka bakar Jika tangan terkena api dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, sangat penting untuk selalu
berhati-hati saat berurusan dengan api yang digunakan alat pelindung seperti sarung tangan titik praktikum
eksperimen hand fair adalahcara yang efektif untuk mempelajari efek panas pada tangan saat terkena api titik
dalam praktikumini, kami menemukan bahasa semakin Muhammad tangan terkena api, semakin tinggi suhu
tanganakan naik.

Membangun sebuah alat pendeteksi gas elpiji menggunakan sensor MQ- 6 dengan Arduino
Uno. Alat tersebut dapat mendeteksi dengan percobaan gas pertama menggunakan gas korek api,
nilai persentase meninggi titik Hal ini menunjukkan bahwa gas telah terdeteksi titik pendeteksian
gas kedua menggunakan tabung gas elpiji 3 kilogram dan nilai presentasi pada sensor meningkat.
Namun alat tersebut dapat mendeteksi gas elpiji dengan menampilkan keadaan hasil dan kadar gas
elpiji di udara berdasarkan PPM menggunakan layar LCD 16 × 2. Pembakaran dengan bahan bakar
gas dan cair pada combustion menjadi salah satu penelitian yang banyak dilakukan. Namun,sangat
sulit untuk menjaga kestabilan api dalam mikrokombuster karena keterbatasan waktu yangtidak
memadai dan tingginya panas yang hilang terkait dengan peningkatan rasio Luwes permukaan
terhadap rasio volume, hanya mana menyebabkan termal quenchin ( mikami et. al., 2013 ).
Selain itu tidak mungkin menyalakan api pada skala mm tergantung pada geometri komposisi, laju
alir campuran bahan bakar metana atau udara akan padam dengan dimensi critical kurang dari 2
mm ( norton & vlachos, 2013 ).
Sejak meneliti tentang submilimeter skala combustion di mana terdapat tiga kunci untuk menjaga
mikrokombustion dalam keadaan stabil antara lain:
1. Dinding dari microburner harus terbuat dari material yang tidak memadamkan api.
2. Peralatan yang dibutuhkan harus terisolasi cukup baik.
3. Bentuk aliran pada burner perlu diperhatikan pada temperatur cukup rendah sehingga tidak
padam di daerah dinding sebelum api mengisi seluruh ruang pembakaran.
Selain itu, keberhasilan dalam menstabilkan api dari bahan bakar gas c3h8 secara premixed pada
pipa pembakaran quartz glass dengan penambahan wire Mash di dalamnya, tanpa katalis ataupun
panas dari luar telah dilakukan ( mikami, et.al, 2013 ).
Selanjutnya penelitian dari Munir tersebut dikembangkan oleh basranto dengan perubahan
dari Flame holder concentrik rings menjadi flame holder perforted plate. Dengan dua tipe
perforated plate atau circular hole dan horrow slit hole perforated plate yang digunakan,
menunjukkan bahwapenggunaan Flame holder perforated plate pada tipe kedua pada pembakaran
dalam mesoskale combuston pada kecepatan reaktan yang tinggi memiliki pembakaran dengan
nyala api yang stabilpada kecepatan reaksi yang tinggi titik Selain itu daerah flame stability limit
yang lebih luas temperatur ternyata api yang lebih tinggi serta visualisasi api yang seragam
ditunjukkan pada hasilpenelitian tersebut ( basranto et.al, 2013).
Selanjutnya penelitian tentang kecepatan penambatan api dari bahan bakar gas pada
mesoskale combuster dengan wire mesh meningkat. Hal itu disebabkan karena tingginya temperatur
di daerahwire mesh. Fenomena tersebut mengidentifikasi peranan yang lain dari wire mash untuk
memperbesar heat reciralation dari api pada reaktan yang belum terbakar oleh konduksi panas
melalui dinding combustor ( yuliati, 2014 ).
Hai kami adalah flame holder dari wire mesh di mana diganti menggunakan concentrik rings. Dari
hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh bahwa kecepatan inlet dan ekuivalen ratio mempunyai
dampak yang signifikan terhadap kestabilan api, di mana dapat berupa distribusi temperatur api,
temperatur dinding dalam dan luar permukaan dinding mempunyai peran yang sangat besar (
munir & mikami, 2015 ).
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Waktu Dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dalam melakukan kimia dasar IV yaitu “ Eksperimen Hand Fire ”,
dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : Sabtu, 02 Desember 2023
Pukul : 11.00 WIB Sampai dengan selesai
Tempat : Laboratorium Kimia Dasar dilantai 2 gedung baru, fakultas pertanian
Universitas Methodist Indonesia Medan.

3.2 Alat Dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang akan digunakan pada pratikum ke-IV ini dengan judul “ Eksperimen
Hand Fire “ ialah :
Alat : piring kaca, baskom dan pematik
Bahan : air, sabun cuci piring, gas portabel dan lilin

3.3 Prosedur Kerja

- isi air dalam baskom lalu beri sabun cuci piring dan di aduk
- posisikan tabung gas terbalik lalu tekan hingga keluar busa
- ambil gelembung letakkan pada piring atau tangan
- ambil lilin nyalakan menggunakan pematik
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.2

Pembahasan

Percobaan fire hand atau dikenal percobaan tangan Api merupakan percobaan membakar tangan
namun tidak merasa panas, kunci utama dalam percobaan ini adalah gelembung busa. Jadi
gelembung busa berperan sebagai koloid di mana udara akan terperangkap dalam lapisan tipis
perpaduan antara sabun dan air, serta udara di dalamnya itu terdapat gas butana, di mana Gas
butana ini bersifat mudah terbakar titik molekul gas butana ini merupakan antara 4 atom karbon
dan 10 atom hidrogen dengan rumus kimianya c4h10 tapi pembakaran yang baru saja terjadi
sebenarnya merupakan proses tindak balas pada gas butana dan oksigen yang akan menghasilkan
gas karbondioksida dan uap air.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Gelembung busa berguna sebagai koloid di mana ada udara yang terperangkap dalam lapisan tipis
oleh perpaduan sabun dan air serta udara di dalamnya biasanya adalah gas metana, etana atau
butana atau gas yang mudah terbakar sehingga saat diberikan sedikit api yang akan terlihat seperti
tangannya terbakar yang sebenarnya tidak terbakar hanya gas yang di dalam gelembung yang
terbakar tangan tidak terbakar intinya guna api dari pematik membakar dalam gelembung air untuk
membentuk busa ketika dicampur dalam sabun.

5.2 Saran

Adapun saran dalam praktikum ini dengan judul eksperimen fire hand adalah mempelajari materi
dan mempersiapkan diri dengan baik sebelum praktikum dimulai agar perhatikan dapat melakukan
percobaan dengan baik dan benar titik serta dapat memperoleh hasil yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
https://main.sman1kersana.sch.id/ekskul/eksperimen-hand-fire-kir-sman-1-
kersana/
https://id.scribd.com/document/629697161/LAPORAN-PROSES-
EKSPERIMEN-HANDFIRE
https://sditquantumschool.sch.id/blog/fire-on-hand-experiment/
https://jatim.kemenag.go.id/berita/512225/fire-hand-demontration-dan- pentas-
seni--dalam-english-and-science-camp--siswa--man-2-mojokerto
https://brainly.co.id/tugas/11981171
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR
LAPORAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH : METERNA SILAEN
223320009

AGRIBISNIS – A
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
LAPORAN 2023
REAKSI ENDOTERM

LAPORAN
LAPORAN ADALAH SALAH SATU SYARAT UNTUK LULUS DAN MENGIKUT
PRATIKUM KIMIA DASAR PADA FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
MEDAN
DIKETAHUI OLEH :

Dr. Sri Pratiwi Aritonang.,S.Si


Asisten Dosen Asisten Dosen

Irma Angelina Togatorop.,Sp Vinny Damanik


220310006
Asisten Dosen

Otniel Panggabean
221310043

AGRIBISNIS – A
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
MEDAN
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Reaksi endoterm adalah reaksi kimia yang memerlukan penyerapan energi panas dari
lingkungan sekitarnya untuk dapat berlangsung. Dalam reaksi endoterm, energi panas
diserap oleh sistem kimia dari sekitarnya, sehingga suhu sistem dapat menurun atau
lingkungan sekitarnya menjadi lebih dingin.

Contoh reaksi endoterm adalah pembentukan senyawa ion dihidrogen fosfat (HPO₄²⁻) dari
ion hidrogen fosfat (H₂PO₄⁻) dan ion hidrogen (H⁺):

\[ H₂PO₄⁻ + H⁺ \rightarrow HPO₄²⁻ + \text{Energi} \]

Pada reaksi ini, energi diambil dari lingkungan sekitarnya untuk membentuk senyawa baru.
Reaksi endoterm juga sering terjadi dalam proses penguraian air menjadi hidrogen dan
oksigen melalui elektrolisis:

\[ 2H₂O(l) \rightarrow 2H₂(g) + O₂(g) + \text{Energi} \]

Proses ini memerlukan energi untuk memecah ikatan molekul air, dan energi tersebut
diambil dari sumber daya listrik yang digunakan dalam proses elektrolisis.

Selain itu, reaksi endoterm dapat terjadi dalam berbagai konteks, seperti pada proses
pendinginan, penguapan cairan, dan beberapa reaksi kimia tertentu. Dalam penggunaan
sehari-hari, reaksi endoterm juga dapat ditemui dalam beberapa proses yang memerlukan
penyerapan panas untuk berlangsung.

1.2 Tujuan
Tujuan utama dari reaksi endoterm seringkali terkait dengan pengelolaan energi,
pengontrolan suhu, atau penggunaan dalam proses kimia spesifik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Semua reaksi kimia dapat menyerap maupun melepaskan energi
dalam bentuk panas (kalor). Kalor adalah perpindahan energi termal antara dua materiyang
memiliki perbedaan temperatur. Kalor selalu mengalir dari benda panasmenuju benda dingin.
Termokimia adalah kajian tentang perpindahan kalor yangterjadi dalam reaksi kimia (kalor
yang menyertai suatu reaksi kimia). Aliran kaloryang terjadi dalam reaksi kimia dapat
dijelaskan melalui konsep sistem-lingkungan.Sistem adalah bagian spesifik (khusus) yang
sedang dipelajari olehkimiawan. Reaksi kimia yang sedang diujicobakan (reagen-reagen yang
sedangdicampurkan) dalam tabung reaksi merupakan sistem. Sementara lingkunganadalah
area di luar sistem, area yang mengelilingi sistem. Dalam hal ini, tabungreaksi, tempat
berlangsungnya reaksi kimia, merupakan lingkungan.Hampir dalam setiap reaksi kimia akan
selalu terjadi penyerapan dan pelepasan energi.
Apabila perubahan kimia terjadi pada wadah sekat, sehinggatidak ada kalor yang
masuk maupun keluar dari sistem. Dengan demikian energytotal yang dimiliki sistem adalah
tetap. Perubahan energi dalam reaksi kimia adadua yaitu : perubahan endoterm dan perubahan
eksoterm.

Reaksi EksotermEksoterm adalah reaksi yang membebaskan kalor, yaitu perubahanyang


mampu mengalirkan kalor dari sistem ke lingkungan ataumelepaskan kalor ke lingkungan. Bila
perubahan eksoterm terjaditemperatur sistem meningkat, energi potensial zat-zat yang
terlibatdalam reaksi menurun. Artinya entalpi produk lebih kecil dari padaentalpi reaksi. Oleh
karena itu, perubahan entalpi reaksinya bernilainegatif. artinya entalpi produk (Hp) lebih kecil
dari pada entalpi
pereaksi (Hr). Oleh karena itu perubahan entalpinya (ΔH) bertanda
negatif. Reaksi Eksoterm: ΔH = Hp – Hr < 0 (negatif)

Reaksi EndotermReaksi endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor


yaitu perubahan yang akan mengalirkan kalor ke dalam sistem. Bila suatu perubahan endoter
m terjadi, temperatur sistem menurun, energi potensial zat-zat yang terlibat dalam reaksi akan
meningkat.Pada reaksi endoterm,sistem menyerap energi. Oleh karena itu,entalpi sistem akan
bertambah, artinya entalpi produk (Hp) lebih besar
dari pada entalpi pereaksi (Hr). Akibatnya, perubahan entalpinya (ΔH)
bertanda positif.
Reaksi Endoterm: ΔH = Hp – Hr > 0 (positip)
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Waktu Dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dalam melakukan kimia dasar IV yaitu “ Eksperimen Hand Fire
”, dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : Sabtu, 09 Desember 2023
Pukul : 11.00 WIB Sampai dengan selesai
Tempat : Laboratorium Kimia Dasar dilantai 2 gedung baru, fakultas
pertanianUniversitas Methodist Indonesia Medan.

Alat dan BahanAlat :


1.Termometer
2.Tabung Reaksi
3.Rak Tabung Reaksi
4.Gelas Ukur 10 mL
Bahan :
1.Aquadest
2.Natrium Hidroksida (NaOH)
3.Amonium Klorida (NH4Cl)
4.Barium Hidroksida (Ba(OH)2)
Prosedur
1.Beri label setiap tabung reaksi dengan angka:1 (tabung reaksi pertama)2 (tabung reaksi
kedua)
2.Isi masing-masing tabung reaksi dengan 5 mL aquadest,
3.Ukur suhu aquadest tersebut (catat sebagai suhu sebelum reaksi).
4.Tambahkan 1 keping NaOH ke dalam tabung reaksi pertama, kocok larutan,catat suhu
larutan (suhu pada saat terjadinya reaksi).
5.Tambahkan 1 gram NH4 Cl dan 1 gram Ba(OH)2
ke dalam tabung reaksi kedua,kocok larutan, catat suhu larutan (suhu pada saat terjadinya
reaksi)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

4.2 Pembahasan
Larutan aquadest + NaOHBerdasarkan praktikum yang dilakukan, suhu aquadest
sebelum dicampurdengan satu keping NaOH memiliki suhu sebesar 30˚C, namun setelah
aquadestdicampur dengan satu keping NaOH suhu larutan aquadest + NaOH mengalami
peningkatan menjadi 33˚C
Larutan aquadest + NH 4 Cl + Ba(OH) 2 Berdasarkan praktikum yang dilakukan, suhu
aquadest sebelum dicampurdengan 1 gram padatan NH 4 Cl dan 1 gram padatan Ba(OH) 2
memiliki suhusebesar 30 ˚C, namun setelah aquadest dicampur dengan 1 gram padatan NH 4
Cldan 1 gram padatan Ba(OH) 2 suhunya mengalami penurunan yang sangat drastic menjadi
23˚C
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa reaksi eksoterm terjadi pada larutanaquadest +
NaOH, karena pada larutan tersebut didapati kenaikan suhu yang semula 30˚C menjadi33˚C
sehingga pada reaksi tersebut terjadi pelepasan kalor dari sistemke lingkungan, sebaliknya
reaksi endoterm terjadi pada Larutan aquadest + NH 4Cl +Ba(OH) 2 karena pada larutan
tersebut didapati penuruna suhu yang semula 30˚Cmenjadi 23˚C sehingga pada reaksi tersebut
terjadi penyerapan kalor oleh system darilingkungan.

5.2 Saran
Dari semua reaksi setelah didiamkan beberapa jam suhu dari campuran akan menjadi
normal kembali, dalam percobaan ini ada 2 reaksi yaitu eksoterm dan endoterm:
(1) Reaksi disertai pelepasan atau pembebasan kalor ( eksoterm ), ketika reaksi selesai maka
suhu yang menurun menjadi normal.
(2) Reaksi disertai pengikatan kalor ( endoterm ), ketika reaksi selesai maka suhu naik menjadi
normal.
DAFTAR PUSTAKA
www.setianalestari.files.wordpress.com/.../praktikum-eksoterm-
endoterm3..
http://www.scribd.com/doc/21743151/Reaksi-Eksoterm-Dan-Endoterm
http://www.scribd.com/doc/72372693/Laporan-Praktikum-Termokimia
http://war27.blogspot.com/2009/11/percobaan-reaksi-eksoterm-dan-
endoterm.html
http://www.chem-is-
try.org/materi_kimia/kimia_fisika1/termokimia/pengertian-reaksi-
eksoterm-dan-endoterm/
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR
LAPORAN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH : METERNA SILAEN
223320009

AGRIBISNIS – A
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
LAPORAN 2023
TEKANAN OSMOSIS
LAPORAN
LAPORAN ADALAH SALAH SATU SYARAT UNTUK LULUS DAN
MENGIKUTPRATIKUM KIMIA DASAR PADA FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS METHODIST
INDONESIA MEDAN
DIKETAHUI OLEH :

Dr. Sri Pratiwi Aritonang.,S.Si


Asisten Dosen Asisten Dosen

Irma Angelina Togatorop.,Sp Vinny Damanik

Asisten Dosen 220310006


Otniel Panggabean
221310043

AGRIBISNIS – A
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS METHODIST
INDONESIAMEDAN
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Tekanan osmosis merupakan sifat koligatif larutan. Sifat ini merupakan sifat yang
ditimbulkan oleh jumlah partikel terlarut. Namun, hingga saat ini belum terdapat kajian
mengenai sifat koligatif pada sistem larutan dengan zat terlarutnya yang beragam,
sebenarnya terdapat beberapa aplikasi produk pangan yang memiliki kaitan dengan sifat
koligatif. Pada tekanan osmosis maupun kenaikan titik didih dan titik beku memiliki
kesamaan sifat yang kenaikannya ditentukan oleh jumlah partikel dalam pelarut, yakni
tekanan osmosis dengan molaritasnya dan kenaikan titik didih dan penurunan titik beku
oleh molalitasnya. Salah satu penerapan sifat koligatif pada aplikasi pangan yaitu
penerapan pada madu. Madu memiliki manfaat untuk berbagai aspek seperti kecantikan,
pangan dan kesehatan.
Dalam Al-qur’an Surah An-Nahl ayat 67 pun Allah menjelaskan bahwasanya dari perut
lebah keluar madu yang warnanya berbeda-beda, ada yang bening seperti air, kuning, dan
warna lainnya. Madu itu mengandung kesembuhan bagi manusia, dengan madu, mereka
mengobati berbagai macam penyakit. Kemudian dalam kitab Musykatul Mastabih terdapat
riwayat yang menyebutkan “Barangsiapa meminum tiga sendok madu dalam tiga pagi saja
setiap bulan, niscaya ia tidak akan terkena penyakit berat.” Dahulu madu sering digunakan
karena madu mempunyai khasiat menyembuhkan berbagai penyakit, namun penggunaan
madu berkurang ketika muncul penemuan antibiotic.
Sifat antibakteri madu telah terbukti didokumentasikan dengan baik. Potensi untuk
membantu penyembuhan luka telah dibuktikan berulang kali [1] [2]. Larutan jenuh atau
lewat jenuh madu dari gula dengan kandungan air biasanya hanya sekitar 15-21% dari
beratnya. Interaksi yang kuat dari molekul-molekul gula dengan molekul air menghasilkan
sangat sedikit molekul air tersedia untuk mikroorganisme. Mikroorganisme akan
kehilangan air dari proses osmosis dan hasil perubahan enzimatis glukosa oleh enzim
glukosa oksidase, yang disekresikan lebah dari kelenjar hipofaring, menjadi sebuah
keseimbangan antara asam glukonik dan glukonolaktone.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Manisha Deb Mandal , Shyamapada
Mandal dan Ayu Diah K. P., Ali Sundoro, Gentur Sudjatmiko tahun 2011 dan 2012 pada
jurnal “Honey: its medicinal property and antibacterial activity” dan “Antibacterial Activity
of Indonesian Local Honey Against Strains of P. Aeruginosa, S. Aureus and MRSA”. Maka
didapatkan hasil pengujian aktivitas antibakteri pada madu dengan menggunakan metode
uji dilusi dengan kaldu. Pengujian aktivitas antibakateri madu disebabkan oleh osmolaritas
tinggi, keasaman (pH rendah) dan kandungan hidrogen peroksida oleh enzim glukosa
okside yang diturunkan dari lebah [5] [6]. Penentuan nilai osmolaritas pada madu penting
dilakukan untuk menjaga kualitas madu sebagai antibakteri, sifat anti bakteri pada madu.
Namun, pada penentuan osmolaritas perlu menggunakan osmometer yang sulit
dijangkau, pada penelitian yang akan dilakukan. berdasarkan persamaan sifat dari tekanan
osmosis, kenaikan titik didih, dan titik beku sifat antibakteri pada madu dapat ditentukan
menggunakan korelasi antara kenaikan titik didih dan massa jenis karena keduanya
memiliki hubungan yang sama dengan adanya jumlah partikel yang terlarut pada madu.
Maka, Penulis tertarik untuk mengkaji korelasi antar titik didih dengan berat jenis pada
berbagai variasi madu pada madu alami dan komersial.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Dalam tanah dan tubuh tumbuhan tingkah laku dan pergerakan air didasarkan atas suatu
hubungan energi potensial. Air mempunyai kapasitas untuk melakukan kerja, yaitu akan
bergerak dari daerah dengan energi potensial tinggi ke daerah dengan energi potensial rendah.
Energi potensial dalam sistem cairan dinyatakan dengan cara membandingkannya dengan
energi potensial air murni. Secara kimia, air dalam tumbuhan dan tanah biasanya tidak murni
itu disebabkan oleh adanya bahan terlarut dan secara fisik dibatasi oleh berbagai gaya, seperti
gaya tarik-menarik yang berlawanan, gravitasi, dan tekanan. Maka dari itu energi potensialnya
lebih kecil dari pada energi potensial air murni (Gardner, 1991).
Potensial air merupakan energi yang dimiliki air untuk bergerak atau untuk
mengadakan reaksi. Dengan kata lain, potensial air merupakan tingkat kemampuan molekul-
molekul air untuk melakukan difusi. Pada potensial air, air bergerak dari potensial tinggi ke
potensial rendah (dari larutan encer ke larutan pekat, larutan encer lebih banyak mengandung
air daripada larutan pekat).
Dalam fisiologi tumbuhan, potensial kimia air atau potensial air (PA) merupakan
konsep yang sangat penting. Ralph O. Slatyer (Australia) dan Sterling A Taylor (Utah State
University) pada tahun 1960, mengusulkan bahwa potensial air digunakan sebagai dasar untuk
sifat air dalam sistem tumbuhan-tanah-udara. Potensial air merupakan sesuatu yang sama
dengan potensial kimia air dalam suatu sistem, dibandingkan dengan potensial kimia air murni
pada tekanan atmosfir dan suhu yang sama. Mereka menganggap bahwa PA air murni
dinyatakan sebagai (0) nol (merupakan konvensi) dengan satuan dapat berupa tekanan (atm,
bar) atau satuan energi. Difusi air melintasi membran semipermeabel dinamakan osmosis.
Molekul air dapat berdifusi secara bebas melintasi membran, dari larutan dengan gradien
konsentrasi larutan rendah ke larutan dengan gradien konsentrasi larutan tinggi (Ismail, 2006).
Status energi bebas air adalah suatu pernyataan potensial air, suatu ukuran daya yang
menyebabkan air bergerak kedalam suatu sistem, seperti jaringan tumbuhan, jaringan
tumbuhan, tanah atau atmosfir, atau suatu bagian dari bagian lain dalam suatu sistem. (Ismail,
2009).
1. Difusi
Difusi adalah pergerakan molekul atau ion dari dengan daerah konsentrasi tinggi ke
daerah dengan konsentrasi rendah. Laju difusi antara lain tergantung pada suhu dan densitas
(kepadatan) medium. Gas berdifusi lebih cepat dibandingkan dengan zat cair, sedangkan zat
padat berdifusi lebih lambat dibandingkan dengan zat cair. Molekul berukuran besar lebih
lambat pergerakannya dibanding dengan molekul yang lebih kecil.
Pertukaran udara melalui stomata merupakan contoh dari proses difusi. Pada siang hari
terjadi proses fotosintesis yang menghasilkan O2 sehingga konsentrasi O2 meningkat.
Peningkatan konsentrasi O2 ini akan menyebabkan difusi O2 dari daun ke udara luar melalui
stomata. Sebaliknya konsentrasi CO2di dalam jaringan menurun (karena digunakan untuk
fotosintesis) sehingga CO2dari udara luar masuk melalui stomata. Penguapan air melalui
stomata (transpirasi) juga merupakan contoh proses difusi. Di alam, angin, dan aliran air
menyebarkan molekul lebih cepat di banding dengan proses difusi.

2. Osmosis
Osmosis merupakan difusi air yang melintasi membran semipermeabel dari daerah
dimana air lebih banyak ke daerah yang lebih sedikit . Osmosis sangat ditentukan oleh potensial
kimia air atau potensial air, yang menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat
melakukan difusi. Sejumlah besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada
volume yang sedikit, di bawah kondisi yang sama. Energi bebas zuatu zat per unit jumlah,
terutama per berat gram molekul (energi bebas mol-1) disebut potensial kimia. Potensial kimia
zat terlarut kurang lebih sebanding dengan konsentrasi zat terlarutnya. Zat terlarut yang
berdifusi cenderung untuk bergerak dari daerah yang berpotensi kimia lebih tinggi menuju
daerah yang berpotensial kimia lebih kecil (Ismail, 2006).
Osmosis adalah difusi melalui membran semipermeabel. Contoh proses osmosis adalah
masuknya larutan ke dalam sel-sel endodermis. Dalam tubuh organisme multiseluler, air
bergerak dari satu sel ke sel lainnya dengan bebas. Selain air, molekul-molekul yang berukuran
kecil seperti O2 dan CO2 juga mudah melewati membran sel. Molekul-molekul tersebut akan
berdifusi dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Jika telah mencapai
keseimbangan konsentrasi zat di kedua sisi membran maka proses osmosis akan berhenti.
(Anonim, 2009).
Struktur dinding sel dan membran sel berbeda. Membran memungkinkan molekul air
melintas lebih cepat daripada unsur terlarut, dinding sel primer biasanya sangat permeable
terhadap keduanya. Memang membran sel tumbuhan memungkinkan berlangsungnya osmosis,
tapi dinding sel yang tegar itulah yang menimbulkan tekanan. Sel hewan tidak mempunyai
dinding, sehingga bila timbul tekanan didalamnya, sel tersebut sering pecah, seperti yang
terjadi saat sel darah merah dimasukkan dalam air. Sel yang turgid banyak berperan dalam
menegakkan tumbuhan yang tidak berkayu (Salisbury, 1995).
Osmosis dapat dicegah dengan menggunakan tekanan. Oleh karena itu, ahli fisiologi
tanaman lebih suka menggunakan istilah potensial osmotik yakni tekanan yang diperlukan
untuk mencegah osmosis. Jika anda merendam bengkoang ke dalam larutan garam 10% maka
sel-selnya akan kehilangan rigiditas (kekakuannya). Hal ini disebabkan potensial air dalam sel
bengkoang tersebut lebih tinggi dibanding dengan potensial air pada larutan garam sehingga
air dari dalam sel akan keluar ke dalam larutan tersebut. Jika diamati dengan mikroskop maka
vakuola sel-sel bengkoang tersebut tidak tampak dan sitoplasma akan mengkerut dan membran
sel akan terlepas dari dindingnya. Peristiwa lepasnya plasma sel dari dinding sel ini disebut
plasmolisis.
Dalam proses osmosis terdapat beberapa komponen penting yaitu Potensial Air (PA)
dan Potensial Tekanan (PT), selain itu terdapat pula komponen lain yang juga penting yaitu
Potensial Osmotik (PO). Hubungan antara nilai Potensial Air (PA), Potensial Tekanan (PT)
dan Potensial Osmotik (PO) adalah :
PA = PO + PT
Jika konsentrasi antara lingkungan di dalam sel dan di luar sel telah mencapai
keseimbangan maka sudah tidak ada lagi potensial tekanan yang terjadi. Oleh karena itu
persaman diatas menjadi :
PA = PO
Keterangan :
PA = Potensial Air
PO = Potensial Osmotik
3. Plasmolisis
Plasmolisis adalah suatu proses lepasnya protoplasma dari dinding sel yang diakibatkan
keluarnya sebagian air dari vakuola (Salisbury and Ross, 1992). Menurut Tjitrosomo
(1987), jika sel dimasukan ke dalam larutan gula, maka arah gerak air neto ditentukan oleh
perbedaan nilai potensial air larutan dengan nilainya didalam sel. Jika potensial larutan lebih
tinggi, air akan bergerak dari luar ke dalam sel, bila potensial larutan lebih rendah maka yang
terjadi sebaliknya, artinya sel akan kehilangan air. Apabila kehilangan air itu cukup besar,
maka ada kemungkinan bahwa volume sel akan menurun demikian besarnya sehingga tidak
dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding sel. Membran dan sitoplasma akan
terlepas dari dinding sel, keadaan ini dinamakan plasmolisis. Sel daun Rhoeo discolor yang
dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami plasmolisis. Semakin tinggi konsentrasi
larutan maka semakin banyak sel yang mengalami plasmolisis.
Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui dari proses
plasmolisis. Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan oleh sel-sel yang
terplasmolisis. Apabila ruang bening diantara dinding dengan protoplas diisi udara, maka
dibawah mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang berwarna kebiru-biruan. Jika isinya
air murni maka sel tidak akan mengalami plasmolisis. Molekul gula dapat berdifusi melalui
benang-benang protoplasma yang menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel. Benang-
benang tersebut dikenal dengan sebutan plasmolema, dimana diameternya lebih besar daripada
molekul tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah (Salisbury, 1995).
Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplsma agar tetap menempel pada
dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat lepasnya protoplasma dari
dinding sel. Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut plasmolisis insipien. Plasmolisis insipien
terjadi pada jaringan yang separuh jumlahnya selnya mengalami plasmolisis. Hal ini terjadi
karena tekanan di dalam sel = 0. potensial osmotik larutan penyebab plasmolisis insipien setara
dengan potensial osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai (Salisbury
and Ross, 1992).
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Tempat


Adapun waktu dan tempat dalam melakukan kimia dasar IV yaitu “ Eksperimen Hand Fire
”, dilaksanakan pada :
Hari/tanggal : Sabtu, 11 Desember 2023
Pukul : 11.00 WIB Sampai dengan selesai
Tempat : Laboratorium Kimia Dasar dilantai 2 gedung baru, fakultas
pertanianUniversitas Methodist Indonesia Medan.

3.2 Alat Dan Bahan


a. Botol aqua 3 buah
b. Air secukupnya
c. Buah (apel, belimbing wuluh, dan langsat)
d. Garam secukupnya

3.3 Prosedur Kerja


a. Siapkan alat dan bahan
b. Potong gelas aqua menjadi dua bagian
c. Buatlah larutan jenuh garam dapur,lalu memasukkannya kedalam botol aqua
d. Menandai botol aqua sehingga mudah dibedakan
e. Kemudian masukkan buah-buahan berair (apel,belimbing wuluh,dan langsat) kedalam
botol aqua
f. maka lakukanlah pengamatan terhadap buah tersebut selama 3 hari.
g. Lalu buatlah laporan tentang penelitian tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Hasil penelitian yang kami peroleh yaitu

Jenis buah Kondisi buah pada Hari ke-


1 2 3
Apel Belum ada Mulai mengecil Mengerut dan
perubahan rusak
Langsat Mulai Lembek mengerut mengerut
Belimbing wuluh Mulai lembek dan Lembek sekali dan Rusak
menguning mengerut

4.2 Pembahasan

Osmosis merupakan difusi air yang melintasi membran semipermeabel dari daerah
dimana air lebih banyak ke daerah yang lebih sedikit. Dua buah larutan yang memiliki
tekanan osmosis disebut isotonik. Jika salah satu larutan memiliki tekanan osmotik lebih
rendah dibandingkan tekanan osmotik larutan lainnya di sebut hipotonik. Adpaun larutan
yang memiliki tekanan osmotik lebih tinggi disebut hipertonik.
· Pada hari ke-1 buah apel yang direndam dalam larutan garam belum ada perubahan
wujud,pada buah langsat sudah mengalami perubahan yaitu bentuknya semakin kecil dan
mulai lembek,dan pada belimbing wuluh terjadi perubahan warna dan bentuk,yaitu
kondisinya mulai lembek dan menguning.
· Pada hari ke-2 buah apel yang direndam dalam larutan garam mulai mengecil ,pada
buah langsat mengalami perubahan yaitu buah mulai rusak dan mengerut dan pada
belimbing wuluh terjadi perubahan warna dan bentuk,yaitu kondisinya semakin lembe
sekali,menguning dan mengerut.
· Pada hari ke-3 buah apel yang direndam dalam larutan garam sudah rusak ,begitupun
yang terjadi pada buah langsat dan belimbing wuluh.karena tekanan yang berada pada
larutan garam lebih besar daripada tekanan yang ada pada ke 3 buah tersebut
Dari percobaan diatas dapat kami simpulkan bahwa larutan garam jenuh merupakn
larutan yang sangat pekat,hal ini menyebabkan buah-buahan yang dimasukkan kedalam
larutan garam lama kelamaan akan mengerut dan rusak,hal ini membuktikan bahwa
percobaan yang kami lakukan merupakan peristiwa Tekanan Osmosis yang lebih tepatnya
adalah peristiwa Hipotonik.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Osmosis merupakan difusi air yang melintasi membran semipermeabel dari daerah
dimana air lebih banyak ke daerah yang lebih sedikit. Dua buah larutan yang memiliki tekanan
osmosis disebut isotonik. Jika salah satu larutan memiliki tekanan osmotik lebih rendah
dibandingkan tekanan osmotik larutan lainnya di sebut hipotonik. Adpaun larutan yang
memiliki tekanan osmotik lebih tinggi disebut hipertonik.
Dapat kami simpulkan bahwa larutan garam jenuh merupakn larutan yang sangat
pekat,hal ini menyebabkan buah-buahan yang dimasukkan kedalam larutan garam lama
kelamaan akan mengerut dan rusak,hal ini membuktikan bahwa percobaan yang kami lakukan
merupakan peristiwa Tekanan Osmosis yang lebih tepatnya adalah peristiwa Hipotonik.

5.2 Saran
Laporan ini didasarkan atas teori dan praktikum yang telah dilakukan. Diharapkan
laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama bagi penulis dalam penyempurnaan teori
dan pengusaan materi. Semoga apa yang diharapkan penulis dan semua pihak pendukung
penulisan laporan ini dapat sesuai dengan penguasan teori yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Moeluzie.Thursday June 21 2012.LaporanPraktikum
Osmosis.Bloger.com
Eksakta, Rizal Suhardi.November(2).Difusi Osmosis danPlasmolisis.
Bloger.com
Gadget, CutekiWidget.Rabu, 11 April 2012. Praktikum Osmosis.
Bloger.com
Falinda, Putri. Senin, 17 September
2012.LaporanPraktikumDifusidan Osmosis.Bloger.com

Anda mungkin juga menyukai